Anda di halaman 1dari 10

6.

2 RENCANA SISTIM JARINGAN TRANSPORTASI DARAT


Pengembangan sistem jaringan transportasi darat dimaksudkan untuk
meningkatkan aksesibilitas antar Kecamatan dan antar Kabupaten Kolaka Utara dan
kabupaten lain, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara dan Provinsi lainnya.
Sistem jaringan jalan di Kabupaten Kolaka Utara terdiri dari jaringan jalan arteri,
kolektor dan lokal yang mana sistem jaringan jalan tersebut harus saling terkoneksi
dengan kawasan primer dan sekunder. Kawasan – kawasan yang harus terkoneksi
dengan sistem jaringan jalan yang ada tersebut antara lain Terminal, Pelabuhan, dan
pusat – pusat kegiatan lainnya. Penerapan sistem jaringan jalan dan pusat kegiatan akan
memberikan kemudahan moblitas orang dan barang serta memudahkan dalam
pergantian moda dan dapat menunjang kegiatan perekonomian di Kabupaten Kolaka
Utara.
Sistem jaringan jalan di Kabupaten Kolaka Utara menghubungkan antara
kawasan primer dan kawasan sekunder untuk kondisi sekarang dan masa mendatang.
Dari pola perjalanan antar wilayah dan rencana jaringan jalan serta rencana
pengembangan kota, maka sistem jaringan jalan arteri menghubungkan antara kawasan
primer dengan kawasan primer yang lainnya sesuai arah Utara – Selatan dan Barat –
Timur. Sistem jaringan jalan di Kabupaten Kolaka Utara terdiri dari:
 Sistem Jaringan Jalan Arteri
Sistem jaringan jalan arteri adalah jaringan jalan yang menghubungkan antara kawsan
primer dengan kawsan primer. Kawasan primer meliputi:
- Terminal angkutan umum.
- Pelabuhan penumpang, barang, ferry, perikanan.
 Sistem Jaringan Jalan Kolektor dan Lokal
Sistem jaringan jalan kolektor adalah jaringan jalan yang menghubungkan antara
kawsan sekunder dengan kawasan sekunder yang lainnya. Kawasan sekunder meliputi:
- Perkantoran seperti kantor Bupati.
- Pertokoan disekitar kawasan (CBD).
- Pasar.
- Perumahan dan sekolah.
Sistem transportasi darat ini utamanya mendukung kegiatan pemasaran hasil
perkebunan dan kegiatan pemerintahan yang ada. Juga dimaksudkan untuk mendukung
kawasan – kawasan yang potensial untuk dikembangkan, tetapi mempunyai
keterbatasan dalam penyediaan prasarana transportasi darat. Sistem jaringan
transportasi darat terdiri atas:
1) Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi: jaringan jalan, jaringan
prasarana lalu lintas dan jaringan pelayanan lalu lintas; dan
2) Jaringan sungai, danau dan penyeberangan.
6.2.1 Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Lingkup perencanaan dari sistem jaringan lalu lintas dan angkutan jalan adalah:
jaringan jalan, jaringan prasarana lalu lintas, dan jaringan pelayanan lalu lintas.
(1) Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan sebagai satu kesatuan ruas jalan yang saling
menghubungkan dan mengikat pusat – pusat pertumbuhan dengan wilayah yang
berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu hubungan hierarkis di Kabupaten
Kolaka Utara, antara lain:
(a) Sistem jaringan jalan primer, merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat – pusat kegiatan. Sistem jaringan jalan primer di Kabupaten
Kolaka Utara merupakan bagian dari sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan Kota Kendari (ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara) dengan Kota
Palu (ibukota Provinsi Sulawesi Tengah) dan Kota Makassar (ibukota Provinsi
Sulawesi Selatan), serta dengan kota – kota lainny di Pulau Sulawesi. Jalur ini
merupakan jalur ekonomi bagi Kabupaten Kolaka Utara, karena merupakan jalur
pemasaran hasil perkebunan dan kegiatan perdagangan.
(b) Sistem jaringan jalan sekunder yang merupakan sistem jaringan jalan dengan
perananan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan. Mengingat ibukota Kabupaten Kolaka Utara dan seluruh
ibukota Kecamatan yang ada dilalui oleh sistem jaringan jalan primer, maka
sistem jaringan jalan sekunder merupakan jaringan jaringan jalan lain yang
berada di luar sistem jaringan jalan primer, tetapi dapat menghubungkan pusat –
pusat kegiatan (simpul jasa distribusi) di wilayah perkotaan Lasusua.
(c) Sistem jaringan jalan tersier, yaitu jaringan jalan yang menghubungkan antara
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang ada, dan antara PPK dengan Pusat
Pelayanan Lingkungan (PPL) yang ada di masing – masing Kecamatan.
Dilihat dari statusnya maka jaringan jalan di Kolaka Utara terdiri atas Jalan
nasional yaitu merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer,
yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan
tol. Jalan nasional di Kabupaten Kolaka Utara, yaitu jaringan Jalan Arteri Primer
sepanjang 186,76 Km yang meliputi ruas jalan Bts Sulawesi Selatan – Tolala –
Lelewawo; Lelewawo – Batu Putih – Lapai; dan Lapai – Lasusua – Bts Kabupaten Kolaka
Utara/ Kabupaten Kolaka.
Tabel 42. Ruas Jalan Arteri Primer / Jalan Nasional Di Kabupaten Kolut

No. Nama Ruas Jalan Arteri Primer Panjang (Km)


1. Bts Sulsel – Tolala – Lelewawo 40,071
2. Lelewawo – Batu Putih – Lapai 50,969
3. Lapai – Lasusua 41,180
4. Lasusua – Bts Kabupaten Kolaka Utara / Kabupaten 54,524
Kolaka
Total 186.76
Sumber: RTRW Kabupaten Kolaka Utara dan Hasil Analisis
Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. Jalan provinsi di Kabupaten Kolaka Utara,
yang meliputi Jaringan Jalan Kolektor Primer K3 sepanjang 50,80 Km meliputi ruas
jalan Batu Putih – Porehu – Tolala; dan Jaringan Jalan Strategis Provinsi K4 sepanjang
23,21 Km meliputi ruas jalan Bts. Kabupaten Konawe/Kabupaten Kolaka Utara –
Porehu.
Tabel 43. Ruas Jalan Kolektor Primer K3 (Jalan Provinsi) dan K4 (Penghubung Ibukota
Provinsi dan Ibukota Kabupaten/Kota) Di Kabupaten Kolaka Utara

Nama Ruas Jalan Kolektor Primer (K3) Panjang (Km)


Batu Putih – Porehu – Tolala 50,80
Bts Kabupaten Konawe/Kolaka Utara – Porehu 23,21
Sumber: RTRW Kabupaten Kolaka Utara dan Hasil Analisis
Untuk jalan provinsi yang merupakan jalan kolektor tersebut, arahan
pengembangannya adalah Peningkatan jalan yang sudah ada, berupa jalan lingkar
(status jalan provinsi) yang berada di wilayah Kecamatan Batu Putih yaitu ruas: Mosiku
– Porehu – Larui – Tolala.
6.2.2 Jaringan Prasarana Lalu Lintas
Rencana jaringan prasarana lalu lintas Kabupaten Kolaka Utara meliputi:
(a) Terminal penumpang tipe B direncanakan di Kecamatan Lasusua.
(b) Terminal penumpang tipe C direncanakan di Kecamatan – kecamatan Wawo,
Ranteangin, Lambai, Katoi, Tiwu, Kodeoha, Ngapa, Watunohu, pakue, Pakue
Tengah, Pakue Utara, Batu Putih, Porehu dan Tolala.
(c) Terminal barang, berupa terminal truk angkutan barang yang lokasinya
dekat pergudangan, direncanakan di Kecamatan Ranteangin, Katoi dab
Pakue.
(d) Jembatan timbang direncanakan di Kecamatan Wawo, Katoi dan Tolala.
(e) Unit pengujian kendaraan bermotor, direncanakan di Desa Rantelimbong –
Kecamatan Lasusua.
6.2.3 Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Rencana jaringan pelayanan lalu lintas Kabupaten Kolaka Utara terdiri atas:
(a) Trayek Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan asal tujuan
dalam provinsi meliputi:
(1) Tator – Malili – Kendari
(2) Rantepao – Palopo – Malili – Kolaka – Kendari
(3) Makassar – Parepare – Toraja – Palopo – Malili – Kolaka – Kendari
(b) Trayek Angkutan Antar Kota Daam Provinsi (AKDP) meliputi:
(1) Terminal Latambaga – Lambai
(2) Terminal Latambaga – Lasusua
(3) Terminal Latambaga – Pakue
(4) Terminal Latambaga – Batu Putih
(c) Jaringan lintas angkutan barang, terdiri atas:
(1) Kolaka Utara – Kolaka
(2) Kolaka Utara – Kendari
(3) Kolaka Utara – Makassar

6.3 RENCANA SISTIM TRANSPORTASI LAUT


6.3.1 Sistem Jaringan Transportasi Laut
Kabupaten Kolaka Utara merupakan kabupaten yang memiliki wilayah perairan
laut (perairan Teluk Bone), oleh karena itu disamping transportasi darat yang ada,
transportasi laut memegang peranan penting. Transportasi laut berfungsi menjadi
penghubung antar wilayah, baik untuk angkutan penumpang maupun angkutan barang,
sebagai penunjang jalur pemasaran di kabupaten tersebut.
Kemampuan transportasi laut di Kabupaten Kolaka Utara dicirikan oleh
ketersediaan fasilitas pelabuhan dan kapal. Pada masa kini terdapat 11 pelabuhan yang
tersebar pada 5 (lima) kecamatan dari 15 kecamatan yang ada. Dari 11 pelabuhan
tersebut, 6 (enam) buah pelabuhan merupakan pelabuhan rakyat, sedang dua buah
merupakan pelabuhan yang dikelola oleh instansi perhubungan.
Menghadapi perkembangan arus bongkar muat barang yang terjadi di
Kabupaten Kolaka Utara utamanya pada pelabuhan Sapoiha/Kamisi (Kecamatan
Watunohu) dan Katoi/Tobaku, maka kedua pelabuhan tersebut perlu dikembangkan.
Terutama pelabuhan Sapoiha/Kamisi, yang sampai kini merupakan pelabuhan rakyat,
padahal pelabuhan tersebut melakukan bongkar-muat barang terbesar di Kabupaten
Kolaka Utara serta pergerakan penumpang dari wilayah bagian utara Kolaka Utara ke
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Pelabuhan Siwa. Oleh karena itu, pelabuhan
ini perlu ditingkatkan, selain sebagai pelabuhan penumpang dapat diusulkan menjadi
pelabuhan yang melayani kegiatan hasil perkebunan dan industri pertanian.
Untuk kegiatan pertambangan yang diproyeksikan sebagai salah satu sektor
unggulan Kabupaten Kolaka Utara dimasa mendatang, maka diusulkan agar disediakan
atau dibangun pelabuhan khusus yang melayani kegiatan pertambangan itu sendiri,
antara lain seperti di Desa Mosiku – Kecamatan Batu Putih serta di Desa Walasiho –
Kecamatan Wawo, dengan memanfaatkan pelabuhan yang telah ada.
6.3.2 Tatanan Kepelabuhanan
Dilihat dari tatanan kepelabuhan, maka pengembangan/rencana jaringan
transportasi laut meliputi:
1. Pelabuhan pengumpul di Kabupaten Kolaka Utara yaitu Pelabuhan Lasusus di
Kecamatan Katoi
2. Pelabuhan pengumpan lokal di Kabupaten Kolaka Utara yaitu Pelabuhan
Wowo di Kecamatan Wawo
3. Pelabuhan pengumpan Regional di Kabupaten Kolaka Utara yaitu Pelabuhan
Watunohu/Sapoiha di Kecamatan Watunohu
4. Pelabuhan Pendaratan Ikan di Kabupaten Kolaka Utara yaitu Pelabuhan Olo –
Oloho di Kecamatan Pakue
5. Pelabuhan pengumpan Lokal di Kabupaten Kolaka Utara yaitu Pelabuhan
Patikala di Kecamatan Tolala
6. Terminal khusus terdiri atar:
 Terminal khusus pertambangan Watutoru di Desa Walasiho Kecamatan
Wawo dan Olo – Oloho di Desa Sipakainge Kecamatan Pakue;
 Terminal khusus kontainer di Kecamatan Katoi;
 Rencana terminal khusus pertambangan Labuandala di Desa Pituala
Kecamatan Lasusua, Laburino di Desa Mosiku Kecamatan Batu Putih,
Tolala di Desa Tolala Kecamatan Tolala; dan
 Rencana terminal khusus peri kemas Patoa Desa Sulaho Kecamatan
Lasusua.
6.3.3 Jaringan Trayek
Dilihat dari jaringan trayek, maka pengembangan/rencana jaringan transportasi
laut melputi Jaringan Trayek Nasional yang terdiri dari Pelabuhan Tobaku – Pelabuhan
Siwa (Sengkang, Provinsi Sulawesi Selatan) dan Pelabuhan Sapoiha/Kamisi – Pelabuhan
Siwa (Sengkang, Provinsi Sulawesi Selatan) sedangkan untuk jaringan Trayek Regional
terdiri dari Pelabuhan Sapoiha/Kamisi – Pelabuhan Tobaku, Pelabuhan Tolala –
Pelabuhan Tobaku, Pelabuhan Sapoha/Kamisi – Pelabuhan Lasusua dan trayek yang
menghubungkan antar pelabuhan pelayaran rakyat di Kabupaten Kolaka Utara.
6.3.4 Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan
Pengembangan jaringan sungai, danau dan penyeberangan Kabupaten Kolaka
Utara terdiri atas Lintas penyeberangan yaitu lintas penyeberangan dalam provinsi
pada perairan Teluk Bone antara Pelabuhan penyeberangan Lasusua/Tobaku –
Pelabuhan Penyeberangan Siwa (Sengkang, Provinsi Sulawesi Selatan) dan Pelabuhan
penyeberangan yaitu Pelabuhan penyeberangan Lasusua/Tobaku di Kecamatan Katoi.
6.4 RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI UDARA
Tingkat aksesibilitas yang didukung oleh jaringan jalan darat di Kabupaten
Kolaka Utara masih terbatas, oleh karena itu memerlukan alternatif lain dengan
mengembangakan sistem trasnportasi udara. Sistem transportasi udara yang
menghubungkan Kabupaten Kolaka Utara dengan wilayah lain seperti ibukota Provinsi
Sulawesi Tenggara maupun Sulawesi Selatan (Makassar, Palopo) serta Sulawesi Barat
pada gilirannya dapat disediakan, bila jumlah penumpang cukup memungkinkan. Oleh
karena itu lokasi lapangan udara dapat mulai dipersiapkan, dengan mempertimbangkan
loaksinya dekat dengan pusat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi, serta
kondisi tanah yang mendukung. Sistem jaringan transportasi udara, terdiri atas:
1. Tatanan kebandaraudaraan;
2. Ruang udara untuk penerbangan
Terkait dengan tatanan kebandaraudaraan Kabupaten Kolaka Utara, maka
direncanakan 3 alternatif bandar udara yang terletak yaitu:
1. Kecamatan Katoi sebagai alternatif I.
2. Kecamatan Tiwu sebagai alternatif II.
3. Kecamatan Kodeoha sebagai alternatif III.
Mengenai ruang udara untuk penerbangan perlu diatur lebih lanjut dengan
peraturan perundang – undangan.
6.5 PEMANFAATAN RUANG TRANSPORTASI
Ketentuan pemanfaatan ruang transportasi wilayah Kabupaten Kolaka Utara
adalah ketentuan yang diperuntukkan sebagai alat penertiban penataan ruang di
wilayah Kabupaten Kolaka Utara. Ketentuan pemanfaatan ruang transportasi untuk
stuktur ruang yang terdiri dari sistem perkotaan dan sistem jaringan prasarana wilayah
Kabupaten Kolaka Utara disusun dengan memperhatikan:
a. Pemanfaatan ruang di sekitar jaringan prasarana untuk mendukung
berfungsinya sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana wilayah.
b. Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan
terhadap berfungsinya sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana
wilayah.
c. Pembatasan intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi
sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana wilayah.
Ketentuan umum peraturan zonasi sistem perkotaan ditetapkan sebagai
berikut:
a. Sesuai dengan fungsi dan peranan perkotaan yang bersangkutan.
b. Sesuai dengan karakteristik fisik perkotaan dan sosial budaya
masyarakatnya.
c. Mengacu pada standar teknik perencanaan yang berlaku.
d. Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara tidak diperkenankan merubah sistem
perkotaan yang telah ditetapkan pada sistem nasional dan provinsi (Provinsi
Sulawesi Tenggara), kecuali atas usulan pemerintah Kabupaten Kolaka Utara
dan disepakati bersama.
e. Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara wajib memelihara dan mengamankan
sistem perkotaan nasional dan provinsi (Provinsi Sulawesi Tenggara) yang
ada di wilayah Kabupaten Kolaka Utara.
6.5.1 Sistem Perkotaan
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem perkotaan wilayah Kabupaten
Kolaka Utara adalah sebagai berikut:
a. Peraturan zonasi untuk PKW disusun dengan memperhatikan:
1) Pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan berskala provinsi
yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai
dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya, dan
2) Penegembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat permukiman
dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang yang kecenderungan
pengembangan ruanganya ke arah horizontal dikendalikan.
b. Peraturan zonasi untuk PKL disusun dengan memperhatikan pemanfaatan
ruang untuk kegiatan ekonomi berskala kabupaten/kota yang didukung dengan
fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang
dilayaninya.
c. Peraturan zonasi PPK disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang
untuk kegiatan ekonomi berskala kecamatan yang didukung dengan fasiitas dan
infrastruktur perkotaan yang sesuai denga kegiatan ekonomi yang dilayaninya.
d. Peraturan zonasi untuk PPL disusun dengan memperhatikan pemanfaatan
ruang untuk kegiatan ekonomi berskala desa/perdesaan yang didukung dengan
fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang
dilayaninya.
6.5.2 Kawasan Transportasi
Pelabuhan Tobaku di Kecamatan Katoi merupakan pelabuhan penumpang untuk
melakukan penyeberangan menuju Provinsi Sulawesi Selatan (Pelabuhan Siwa)
selanjutnya ke Makassar. Mengingat aksesibilitas menuju Pelabuhan Siwa ini lebih
mudah dibandingkan bila melalui jalan darat, maka kondisi pelabuhan perlu
ditingkatkan agar dapat menampung penumpang dan kapal lebih banyak, dan fasilitas –
fasilitas pendukung lainnya. Kawasan ini merupakan kawasan strategis dari sudut
kepentingan ekonomi di Kabupaten Kolaka Utara. Rencana pembangunan bandar udara
juga direncanakan terletak di Kecamatan Katoi.
6.5.3 Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Wilayah
Ketentuan umum peraturan zonasi unutk sistem jaringan transportasi wilayah
Kabupaten Kolaka Utara terdiri atas:
1) Peraturan zonasi sistem jaringan transportasi darat.
2) Peraturan zonasi sistem jaringan transportasi laut, dan
3) Peraturan zonasi sistem jaringan transportasi udara.
Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan transportasi darat adalah:
1) Di sepanjang sistem jaringan jalan nasional dan provinsi tidak diperkenankan
adanya kegiatan yang dapat menimbulkan hambatan lalu lintas regional.
2) Di sepanjang sistem jaringan jala nasional dan provinsi tidak diperkenankan
adanya akses langsung dari bangunan ke jalan;
3) Bangunan di sepanjang sistem jaringan jalan nasional dan provinsi harus
memiliki sempadan bangunan yang sesuai dengan ketentuan setengah ruas
milik jalan (rumija) ditambah 1.
4) Ruang milik jalan paling sedikit memiliki lebar sebagai berikut:
 Jalan bebas hambatan 30 (tiga puluh) meter;
 Jalan raya 25 (dua puluh lima) meter;
 Jalan sedang 15 (lima belas) meter; dan
 Jalan kecil 11 (sebelas) meter.
5) Lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling sedikit
dengan ukuran sebagai berikut:
 Jalan arteri primer 15 (lima belas) meter;
 Jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter;
 Jalan lokal primer 7 (tujuh) meter;
 Jalan lingkungan primer 5 (lima) meter;
 Jalan arteri sekunder 15 (lime belas) meter;
 Jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter;
 Jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter;
 Jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter; dan
 Jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu.
6) Lokasi terminal tipe B dan C diarahkan ke lokasi yang strategis dan memiliki
akses ke jalan kolektor primer sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Peraturan zonasi sistem jaringan transportasi laut untuk pelayaran disusun
dengan memperhatikan pembatasan pemanfaatan ruang laut yang digunakan untuk
pelayaran agar tidak mengganggu sistem operasional pelayaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – perundangan.
Ketentuan peraturan zonasi sistem jaringan transportasi laut adalah:
1) Pelabuhan laut harus memiliki kelengkapan fasilitas pendukung sesuai dengan
fungsi dari pelabuhan tersebut.
2) Pelabuhan laut harus memiliki akses ke jala kolektor primer.
3) Primer ruang di Dalam Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan dan Daerah
Lingkungan Kepentingan Pelabuhan harus mendapatkan izin sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Ketentuan umum peraturan zonasi sistem jaringan transportasi udara disusun
dengan memperhatikan pembatasan pemanfaatan ruang udara yang digunakan untuk
penerbangan agara tidak mengganggu sistem operasional penerbangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – perundangan. Pelabuhan udara harus memiliki akses
ke jalan Kolektor primer. Ketentuan untuk kawasan keselamatan operasional
penerbangan adalah:
1) Pada kawasan kebisingan tingkat 1, dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis
kegiatan dan/atau bangunan, kecuali untuk jenis bangunan sekolah dan rumah
sakit. Bangunan sekolah dan rumah yang sudah ada dilengkapi pemasangan
insulasi suara sesuai dengan prosedur standar.
2) Pada kawasan kebisingan tingkat 2, dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis
kegiatan dan/atau bangunan, kecuali untuk jenis bangunan sekolah, rumah sakit
dan rumah tinggal. Bangunan sekolah dan rumah yang ada dilengkapi
pemasangan insulasi suara sesuai denga prosedur standar
3) Pada kawasan kebisingan tingkat 3, dapat dimanfaatkan untuk membangun
bangunan atau fasilitas bandar udara yan dilengkapi pemasangan insulasi suara
dengan prosedur standar.
4) Pada kawasan kebisingan tingkat 4, dapat dimanfaatkan sebagai jalur hijau atau
sarana pengendalian lingkungan dan pertanian yang tidak mengundang burung.

Anda mungkin juga menyukai