Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda tergantung kondisi


lingkungan, ada yang berlangsung setiap musim dan ada juga yang tergantung
pada kondisi tertentu setiap tahunnya. Dalam keadaan normal, ikan
melangsungkan pemijahan minimum satu kali dalam satu daur hidupnya. Hampir
semua jenis ikan pemijahannya berdasarkan reproduksi seksual yaitu terjadinya
penyatuan sel reproduksi organ berupa telur dari ikan betina dan spermatozoa dari
ikan jantan (Effendie, 2002).

Ikan tambakan (H. temminckii) merupakan suatu jenis ikan yang hidup di
sungai atau rawa-rawa. Ikan tambakan mempunyai potensi masa depan yang
bagus untuk dibudidaya sebab karakteristiknya yang sesuai apabila dibudidaya
dalam kolam dengan air tidak mengalir serta sedikit kadar oksigen. Berdasarkan
yang diketahui ikan ini adalah ikan yang termasuk jenis yang memiliki labyrinth.
Sistem pernapasan pada ikan ini memiliki pelengkap yang membuatnya secara
langsung bisa mendapatkan oksigen di udara (Susanto, 2004).

Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki
ukurantelur sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan
menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki uku
ran telur besar contohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur yang 
lebihsedikit disbanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan
Cupang danMas. Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk
menampungtelur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning
telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluang embrio untuk
bertahan hidup.

Pada organ kelamin jantan (testis) merupakan sepasang organ memanjang


yang terletak pada dinding dorsal, struktur testis bervariasi antar spesies namun
demikian dapat di golongkan menjadi dua tipe lobular (lobul-lobul) dan tubular
(tabung). Testis tipe lobular merupakan tipe pada kebanyakan ikan teleostei terdiri
dari sejumlah lobul yang terpisahkan satu sama lain oleh selaput tipis dari jaringan
pengikat berserat.(Nisya.2014).

Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dai suatu telur yang
diukur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera. Semakin meningkat tingkat
kematangan gonad garis tengah telur yang ada dalamovarium semakin besar.
Masa pemijahan setiap spesies ikan bebeda-beda, ada pemijahan yang
berlangsung singkat, tetapi banyak pula pemijahan dalam waktu yang panjang ada
pada ikan yang berlangsung beberapa hari. Semakin meningkat tingkat
kematangan, garis tengah telur yang ada dalam ovarium semakin besar pula
(Susanto, 2012)

Indek kematangan gonad (IKG) merupakan nilai perbandingan antara berat


gonad dengan berat tubuh ikan yang dinyatakan dengan angka persentase. IKG
juga dapat menggambarkan ukuran ikan pada saat memijah. IKG memiliki nilai
maksimum pada waktu akan terjadi pemijahan, dan kisaran IKG ikan betina
cenderung lebih besar dibandingkan dengan kisaran IKG pada ikan jantan
(Effendi, 2002).

Ada berbagai aspek yang dapat berpengaruh ketika gonad ikan pertama kali
matang, aspek tersebut berasal dari internal (dalam tubuh ikan) ataupun eksternal
(luar tubuh ikan). Aspek internal diantaranya yaitu jenis spesies, usia, besarnya
ikan, dan karakteristik fisiologis dalam ikan itu misalnya daya adaptasi pada
tempat dan kondisi. Aspek eksternal yang berpengaruh melipti suhu, aliran arus
air, dan pakan (Lagler et al., 1972).

Untuk menentukan TKG bisa dilaksanakan melalui dua metode antara lain
adalah histologi maupun morfologi (Effendie, 2002). Morfologi ikan dilihat dari
bentuk, panjang dan warna, serta perkembangan isi gonad. Penentuan TKG secara
histologi dapat dilihat dari anatomi perkembangan gonadnya. Tingkat kematangan
gonad (TKG) ditentukan secara morfologis yang mencakup warna, bentuk dan
ukuran gonad. Perkembangan gonad secara kualitatif ditentukan dengan
mengamati tingkat kematangan gonad berdasarkan morfologi (Sukendi, 2001).
Dalam proses histologi dilakukan pada ikan yang masih segar, pembuatan
preparat histologi gonad berpedoman pada metode mikroteknik (Gunarso, 1989).

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan penelitian untuk mengetahui aspek reproduksi ikan tambakan,


meliputi tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonat (IKG),
fekunditas dan diameter telur.

1.3. Manfaat Praktikum

manfaat yang diperoleh dari setiap praktikum ini adalah bagaimana mahasisia
dapat menerapkan apa yang dipraktikumkan tersebut dapat berguna untuk
membantu kelancaran mahasisia dalam menunjang pembelajaranselanjutnya.
II. METODELOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Reproduksi Ikan yang dilakukan pada tanggal 16 Mei


2023 pada pukul 16.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Pembenihan dan
pemuliaan ikan Universitas Riau Pekanbaru.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum berlangsung dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan Yang Digunakan
No Alat dan Bahan Kegunaan
1 Penggaris Alat untuk mengukur ukuran tubuh ikan sampel
2 Timbangan Alat untuk mengukur bobot ikan dan gonad ikan
3 Gunting Bedah Alat untuk membedah tubuh ikan sampel
4 Nampan Sebagai wadah pengamatan ikan sampel
5 Ikan Tambakan Sebagai sampel pengamatan
2.3 Metode Praktikum

Metode praktikum adalah metode pengamatan secara langsung dengan


mengamati dan mengenali langsung objek praktikum dengan mengikuti petunjuk
yang diberikan oleh asisten dosen. Kemudian dilakukan pengukuran,penimbangan
dan pembedahan ikan guna mengambil sampel gonad pada ikan tambakan.

2.4 Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum seksualitas ikan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengukur panjang total (TL), panjang baku (SL), dan BdH

2. Melakukan penimbangan ikan tambakan menggunakan timbangan.

3. Setelah ikan ditimbang,selanjutnya ikan dibedah menggunakan gunting


bedah sebanyak 3 ekor ikan.

4. Ambil sepasang gonad ikan dan lakukan secara hati hati dan perlahan.
5. Timbang gonad ikan menggunakan timbangan dan amati.

6. Ambil sedikit gonad dan hitung butiran telur ikan.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Ikan Tembakang (Helostoma temminckii) memiliki potensi untuk


dikembangkan, Ikan ini merupakan spesies yang mampu beradaptasi terhadap
kondisi perairan yang marginal, seperti derajat keasaman perairan yang relatif
rendah. Disamping itu ikan tembakang umumnya jarang terserang penyakit atau
parasit, kalau ada penyakit yang menyerang tidaklah berbahaya. Ikan tembakang
juga memiliki alat pernafasan tambahan yang biasanya disebut labirin (Mashudi,
2001)

Menurut Cuvier (1829) ikan tembakang (Helostoma temminckii) memiliki


taksonomi sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Helostomatidae
Genus : Helostoma
Spesies : Helostoma temminckii

Gambar 1. Ikan Tembakang (Helostoma temminckii)


Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah :

Tabel 2. Ikan tambakan (Helostoma temminkii) jantan pertama

No. Keterangan Jumlah


1. TL 18 cm
2. SL 13,5 cm
3. BDH 6 cm
4. BT 125 gr
5. BG 1,31 gr
Tabel 3. Ikan tambakan (Helostoma temminkii) jantan kedua
No. Keterangan Jumlah
1. TL 15 cm
2. SL 12,5 cm
3. BDH 5 cm
4. BT 96 gr
5. BG 0,54 gr
Tabel 4. Ikan tambakan (Helostoma temminkii) jantan ketiga
No. Keterangan Jumlah
1. TL 15 cm
2. SL 11,5 cm
3. BDH 5 cm
4. BT 78 gr
5. BG 1,04 gr

3.2 Pembahasan

Pengetahuan gonad somatik indeks (GSI) merupakan salah satu aspek yang
memiliki peran penting dalam biologi perikanan, dimana nilai IGS digunakan
untuk memprediksi kapan ikan tersebut akan siap dilakukannya pemijahan Nilai
GSI tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya
pemijahan. Pemijahan sebagai salah satu bagian dari reproduksi merupakan mata
rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies. Penambahan
populasi ikan bergantung pada keberhasilan pemijahan (Afrianto, 2010)

Anda mungkin juga menyukai