Oleh:
RINI ARIANI AMIR
A14104090
Oleh:
RINI ARIANI AMIR
A14104090
SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak M.
tahun 1997 hingga 2000 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke
SMUN 3 Takalar.
melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Beasiswa ini didapat dari
2006, Rohis Kelas Manajemen Agribisnis divisi PSDM tahun 2004-2006, dan
Forum Komunikasi Rohis Departemen (FKRD) biro Event Organizer tahun 2006.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya dan atas
kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta
salam selalu tercurah kepada teladan umat Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini
dapat diselesaikan dengan bantuan banyak pihak. Melalui lembaran ini penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih pada berbagai pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
1. Keluargaku tercinta: mama, papi, kakakku (Rina), adik-adikku (Rita dan
Kiki), terima kasih untuk segala doa, semangat, kasih sayang, dan
kepercayaan yang diberikan
2. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM sebagai pembimbing skripsi atas kesabaran,
waktu, ilmu, dan semangat yang diberikan selama penulisan skripsi ini.
3. Ir. Popong Nurhayati, MM yang telah bersedia menjadi dosen penguji utama.
Terima kasih atas masukan dan kritik yang membangun sehingga skripsi ini
dapat lebih disempurnakan.
4. Anita Primaswari, SP, MSi atas kesediaannya menjadi dosen penguji wakil
departemen. Terima kasih atas saran-sarannya kepada penulis.
5. Ibu Dr. Ir. Ratna Winandi, MS sebagai pembimbing akademik. Terima kasih
atas bimbingan dan arahan kepada penulis selama perkuliahan.
6. Saudari Fitri Mega Mulianti.atas kesediaanya menjadi pembahas pada seminar
penulis.
7. Keluarga besar di Takalar, Om Rani dan keluarga di Jakarta, Mama Iyus dan
keluarga di Sengkang. Terima kasih atas bantuannya kepada penulis selama
ini.
8. Ibu Yati dan seluruh anggota KUB Hurip Mandiri serta pihak Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Sukabumi atas bantuannya selama penelitian.
9. Keluarga Ibu Zaki, Teh Euis, dan semua warga Desa Cisolok yang telah
memberikan bantuan dan dukungan selama KKP dan penelitian.
10. Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar atas kesempatan dan bantuan beasiswa
yang diberikan sehingga penulis dapat berkuliah di IPB.
11. Sahabat-sahabatku tercinta di Sabrina:Teh Bibib, Popi, Inez, Yuli, Welly, Mba
Anggi, terima kasih atas kenangan indah dan keceriaan yang telah diberikan.
Juga untuk Mba Okta dan Mba Fahma, terima kasih untuk semangatnya
12. Rekan-rekan di AGB 41 khususnya Endang, Ipung, Dika, Icang, Jessica,
Wahid, Dini, Arisman, Jane, Rangga, Wahyu, Tejo, terima kasih atas
persahabatan dan kebersamaan yang terjalin. Menjadi bagian dari AGB 41
merupakan salah satu hal teindah dalam hidupku.
13. Teman-teman seperjuanganku: Mega, Ranzur, Icha, Yoga, terima kasih untuk
semangatnya.
14. Teman-teman KKP di Kecamatan Cisolok khususnya Desa Cisolok: Feti,
Wulan, Friska, Ulfa dan Ramli.
15. Teman-temanku: Rahmanto, Ryan, Mae, Itha, Hasna, Rahmi, Puput, dan Putri
atas dukungan yang kalian berikan selama penulisan skripsi.
16. Teh Runie atas nasehat dan perhatiannya selama ini dan Mba Mayzar terima
kasih untuk slidenya.
17. Tim BUD IPB: Pak Hardin, Mba Anni, Mba Onya atas bantuan yang
berkaitan dengan beasiswa BUD.
18. Seluruh dosen atas ilmu dan pengetahuan yang diberikan selama di IPB.
19. Staf pegawai Departeman Agribisnis: Mba Dewi dan Mba Dian terima kasih
atas bantuannya selama perkuliahan, seminar, dan sidang.
20. Seluruh pihak yang sudah membantu dan terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Permasalahan......................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................11
1.4 Kegunaan Penelitian...........................................................................11
1.5 Ruang Lingkup Penelitian..................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................114
LAMPIRAN.....................................................................................................117
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Produksi Perikanan Indonesia Tahun 2000-2006........................................1
2. Produk Domestik Bruto Perikanan (Berdasarkan Harga Berlaku)..............2
3. Produksi Perikanan Menurut Jenisnya.........................................................3
4. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja UKM dan Besar Tahun 2005-2006.......5
5. Nilai PDB UKM dan Besar Menurut Sektor Ekonomi
Tahun 2005 – 2006 Atas Dasar Harga Konstan 2000.................................5
6. Total Penjualan Abon Ikan Per Tahun di KUB Hurip Mandiri...................9
7. Penelitian Terdahulu..................................................................................22
8. Alternatif-Alternatif Strategi......................................................................25
9. Matriks EFE...............................................................................................45
10. Matriks IFE................................................................................................47
11. Matriks SWOT...........................................................................................50
12. Nilai Skala Berpasangan............................................................................54
13. Matriks Pendapat Individu (MPI)..............................................................55
14. Matriks Pendapat Gabungan (MPG)..........................................................55
15. Rincian Bantuan yang Diperoleh KUB Hurip Mandiri.............................59
16. Tingkat Pendapatan Per Kapita dan Inflasi Berdasarkan
Harga Konstan ’93....................................................................................65
17. Tingkat Pendapatan Per Kapita dan Inflasi Berdasarkan Harga Berlaku . 66
18. Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2000-2004.......................................................................................67
19. Perbandingan Usaha Abon Ikan Tanpa dan dengan
Penggorengan Mekanik.............................................................................69
20. Komposisi Bahan Pembuatan Abon Ikan Kub Hurip Mandiri..................75
21. Peluang dan Ancaman yang Dimiliki oleh KUB Hurip Mandiri...............82
22. Kekuatan dan Kelemahan yang Dimiliki oleh KUB Hurip Mandiri.........84
23. Nilai Bobot dan Rating Tanpa Adanya Perbedaan Bobot untuk
Tiap Responden.........................................................................................89
24. Matriks EFE Usaha Abon Ikan KUB Hurip Mandiri................................90
25. Nilai Bobot dan Rating Tanpa Adanya Perbedaan Bobot untuk
Tiap Responden.........................................................................................92
26. Matriks IFE Usaha Abon Ikan KUB Hurip Mandiri.................................93
27. Matriks SWOT Usaha Abon Ikan KUB Hurip Mandiri............................97
28. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Kriteria Strategi...........................103
29. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Alternatif Strategi........................104
30. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Kriteria Strategi...............................108
31. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi............................109
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka Analisis Perumusan Strategi dan Agenda Pengembangan
Usaha Kecil................................................................................................29
2. Model Komprehensif Manajemen Strategis..............................................31
3. Model Lima Kekuatan Porter....................................................................35
4. Kerangka Pemikiran Operasional..............................................................41
5. Matriks Internal-Eksternal.........................................................................48
6. Model Struktur Hirarki..............................................................................53
7. Struktur Organisasi KUB Hurip Mandiri...................................................60
8. Skema Proses Pembuatan Abon Ikan KUB Hurip Mandiri.......................78
9. Matriks IE Usaha Abon Ikan KUB Hurip Mandiri....................................96
10. Model Struktur Hirarki Strategi Pengembangan Usaha..........................102
11. Model Struktur Hirarki Strategi Pengembangan Usaha Yang Telah
Dilengkapi Bobot Hasil PHA..................................................................110
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner untuk Matriks IFE dan EFE....................................................117
2. Kuesioner untuk PHA..............................................................................123
3. Hasil PHA................................................................................................128
BAB I
PENDAHULUAN
laut seluas 5,8 juta km2 (perairan nusantara dan teritorial 3,1 juta km2, perairan
ZEE 2,7 km2) dan garis pantai sekitar 90 ribu km , yang merupakan basis kegiatan
ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri
dari laut yang kaya dengan sumberdaya hayati dan lingkungan yang sangat
potensial.
2006 mengalami peningkatan rata-rata per tahun sebesar 6,36 persen, yakni dari
5,1 juta ton pada tahun 2000 menjadi 7,4 juta ton pada tahun 2006, yang terdiri
dari perikanan budidaya 2,6 juta ton dan perikanan tangkap 4,8 juta ton. Produksi
1
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2006. Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Departemen
Kelautan dan Perikanan. http://www.dkp.go.id/ [6 Desember 2007]
Selain itu, selama periode 2001-2005 PDB sektor perikanan mengalami
kenaikan sebesar 12,77 persen, lebih tinggi dari kenaikan PDB sektor pertanian,
peternakan, dan kehutanan yang besarnya 8,62 persen. Sementara itu kontribusi
sektor perikanan terhadap PDB nasional pada tahun 2005 sebesar 2,18 persen.
PDB sektor perikanan tahun 2006 secara keseluruhan mengalami penurunan. Hal
ini disebabkan adanya kenaikan harga BBM pada Oktober 2005. Namun,
sebenarnya PDB sektor perikanan meningkat sebesar 18 persen dari tahun 2005
pada periode yang sama yakni triwulan III. PDB perikanan dibandingkan dengan
ikan. Hal ini terlihat dari Tabel 3 (hal 3) yang menunjukkan produksi perikanan
menurut jenisnya. Ikan cukup potensial untuk dikembangkan pada saat ini.
periode tahun 2005-2006 mengalami peningkatan sebesar 4,51 persen, yakni dari
kg/kapita/tahun pada tahun 2006. Sementara itu pada tahun 2007 sasaran
2007).
Komposisi ikan segar per 100 gram terdiri atas 76 persen air, 17 persen protein,
4,5 persen lemak, serta 2,52-4,50 persen mineral dan vitamin (Departemen Riset
kelemahan yaitu tidak dapat bertahan lama. Komoditas ini cepat mengalami
3
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2005. Statistika Perikanan 2005. http://dkp.go.id/ [25
November 2007]
4
Anonim. 2006. Abon ikan (Tentang Pengolahan Pangan). http://www.ristek.go.id/ [25 November
2007]
kerusakan sehingga memerlukan pengolahan lebih lanjut. Afrianto dan Liviawaty
berbagai cara. Cara yang biasa dilakukan antara lain dengan cara penggaraman
dan pengeringan (ikan asin), pengasapan (ikan asap), fermentasi ikan (silase ikan,
terasi ikan, kecap ikan, ikan peda, ikan bekasem), dan pengolahan ikan menjadi
produk olahan (petis, kerupuk, tepung ikan, ikan pindang, abon ikan, ikan kaleng).
masih tergolong pengolahan ikan tradisional dan dilakukan pada skala industri
rumah tangga .
Abon ikan merupakan salah satu hasil olahan dari ikan. Usaha pengolahan
abon ikan ini dikategorikan ke dalam agroindustri dan kebanyakan usaha ini
dilakukan oleh usaha kecil atau menengah yang tergolong dalam industri rumah
usaha kecil mikro terbukti lebih tahan banting dalam menghadapi krisis. Menurut
The Asia Foundation 2003, ketika krisis melanda Indonesia di pertengahan 1998
yang lalu, meskipun banyak usaha kecil mati, jumlah mereka yang dapat bertahan
dan berkembang lebih banyak lagi. Faktor penentu usaha kecil dapat bertahan
adalah karena umumnya usaha kecil bersifat local resources based industries dan
kesejahteraan rakyat. Dengan jumlahnya yang cukup besar serta sifatnya yang
umumnya padat karya, usaha kecil dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Tabel
4 menunjukkan jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh UKM dan usaha
besar.
Tabel 4 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil Menengah dan Besar
Tahun 2005 – 2006
Tahun 2005 Tahun 2006
Golongan Unit Usaha Tenaga Kerja Unit Usaha Tenaga kerja
(unit) (orang) (unit) (orang)
Usaha Kecil 47.006.889 78.994.872 48.822.925 80.933.384
Usaha 95.855 4.238.921 1 06.711 4.483.109
Menengah
Usaha Besar 6.811 3.212.033 7.204 3.388.462
Jumlah 47.109.555 86.445.826 48.936.840 88.804.955
Sumber: Departemen Koperasi dan UKM (2007)5
Ketiga, di dalam kondisi krisis saat ini usaha dan investasi yang masih
berjalan dengan baik adalah investasi pada usaha skala kecil. Hal ini
Indonesia. Terbukti bahwa usaha kecil menyumbang PDB yang cukup besar bagi
perekonomian Indonesia. PDB dari usaha kecil dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Usaha Kecil, Menengah dan
Besar Tahun 2005 – 2006 Atas Dasar Harga Konstan (dalam Rp.
Miliar)
2005 Tahun 2006
Skala Usaha
Usaha Kecil 688.909,1 725.959,4
Usaha Menengah 290.803,3 306.614,5
Usaha Besar 7 70.943,6 814.081,0
Sumber: Departemen Koperasi dan UKM (2007)5
5
Departemen Koperasi dan UKM. 2006. Statistik Usaha Kecil dan Menengah 2005-2006.
http://www.depkop.go.id/ [18 November 2007]
Menurut Hubeis (1997), industri kecil di Indonesia merupakan bagian
penting dari sistem perekonomian nasional. Industri kecil ini berperan dalam
Usaha pengolahan ikan yang berbentuk industri kecil atau rumah tangga
telah banyak dijumpai. Walaupun usaha pengolahan ikan ini dilakukan secara
volume dan nilai ekspor produk-produk tersebut. Data yang dirilis oleh Dinas
tradisional mencapai 22.624,7 ton dengan nilai US$ 63.375,085. Nilai tersebut
jauh meningkat jika dibandingkan dengan volume ekspor produk sejenis di 2004
Salah satu contoh wilayah yang memiliki potensi perikanan adalah wilayah
Jawa Barat. Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan Jawa Barat sangat besar
yang terdiri dari potensi perikanan tangkap, perikanan budidaya dan bioteknologi
per tahun berasal dari potensi perikanan tangkap sebesar 260.000 ton per tahun
terdiri dari perikanan laut 240.000 ton yang tersebar diperairan utara dan selatan
Jawa Barat, dan penangkapan di perairan umum sebesar 20.000 ton serta ZEEI
sebesar 60.000 ton selebihnya dari kegiatan budidaya7. Berdasarkan data dari
6
Anonim. 1 Mei 2007. Bisnis Olahan Terganjal Bahan Kaku. http//www.trobos.com/ [1 Januari
2008]
7
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2005. Potensi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan Jawa
Barat. http://www.dkp.go.id/content.php?c=2370 [13 Mei 2008]
Sistem Informasi Statistik Perikanan dan Kelautan Indonesia (2007), produksi
ikan Jawa Barat pada perairan selatan Jawa mencapai 8.312 ton ikan pada tahun
2005. Hal ini diikuti dengan produksi ikan olahan yang mencapai 3.864 ton.
abon ikan. Produksi abon ikan wilayah ini cukup potensial karena produk abon
lalu. Usaha ini dimulai dengan terbentuknya Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Hurip Mandiri pada tahun 1994. Pembentukan usaha ini dilatarbelakangi oleh
KUB Hurip Mandiri saat ini menghadapi persaingan yang semakin ketat.
cukup tinggi mengingat pasar yang dituju relatif sama. Usaha abon ikan telah
Ciamis, Purwakarta, dan Sukabumi), DKI Jakarta, Jawa Tengah (Semarang dan
8
Marsis Santoso. 27 Februari 2006. Abon Cisolok Diminati. http//www.pikiranrakyat.com/. [25
November 2007]
(Tanjung Jabung Timur)9. Umumnya pasar yang dituju adalah pasar lokal dan
pasar di luar daerah produksi seperti Bandung dan Jakarta (Wijaya, 2007).
Usaha abon ikan tersebut umumnya masih dilakukan secara tradisional dan
dalam skala usaha kecil dan menengah. Kesamaan karakteristik usaha abon ikan
(2002), usaha kecil pada umumnya tumbuh pada pasar kompetitif. Selain itu,
pendatang baru dengan mudah masuk ke industri ini. Terlebih saat ini
pembentukan usaha baru yang serupa sangat didukung oleh pemerintah setempat
Pesaing yang dihadapi oleh KUB Hurip Mandiri ternyata bukan hanya
pengusaha abon ikan dari daerah lain tetapi juga pengusaha abon ikan dari daerah
Sukabumi, saat ini terdapat tiga KUB yang memayungi para pembuat abon ikan di
Kabupaten Sukabumi yaitu KUB Hurip Mandiri , KUB Tenggiri, dan KUB Loji.
Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata usaha abon ikan KUB Hurip
pendahuluan, usaha abon KUB Hurip Mandiri ternyata masih dikelola secara
Kendala lain yang dihadapi oleh KUB Hurip Mandiri adalah bahan baku
yang tidak selalu tersedia. Ketersedian bahan baku seperti marlin, ikan tenggiri,
dan tuna umumnya tergantung musim. Apabila di laut sedang berlangsung musim
9
http//www.brkp.dkp.go.id
barat nelayan akan mengalami paceklik dan minim hasil tangkapan. Kenaikan
harga BBM juga menyisakan dampak banyaknya nelayan yang tidak bisa melaut
abon ikan berusaha memesan bahan baku ke tempat lain seperti ke Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Ratu, TPI Binuangen (Banten), TPI Muara
Angke (Jakarta) dan TPI Muara Baru (Jakarta) Hal tersebut dilakukan untuk
Permasalahan lain yang dihadapi olah KUB Hurip mandiri adalah penjualan
yang mengalami penurunan tiap tahunnya. Total penjualan KUB hurip Mandiri
Tabel 6. Total Penjualan Abon Ikan Per Tahun di KUB Hurip Mandiri
Tahun Total Penjualan (kg) Persentase Perubahan
2004 6.329 -
2005 2.558 Turun 59, 58 %
2006 3.199 Naik 25, 06 %
2007 2.286 Turun 28, 54 %
Sumber: KUB Hurip Mandiri (2008)
Ditinjau dari karakteristiknya, usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri dapat
digolongkan sebagai usaha kecil. Usaha kecil tentu memiliki kelebihan atau
berkembang. Tiga ciri usaha kecil yang sangat penting bagi pembinaan dan
menggunakan pasokan secara efisien, dan rentan terhadap perubahan iklim usaha
abon ikan KUB Hurip Mandiri tidak boleh mati. Tekad untuk bertahan dan
tumbuh tersebut menuntut kemampuan usaha ini dan para pendukungnya untuk
perubahan pada lingkungan yang seringkali tidak dapat diprediksi. Untuk itu
harus selalu dilakukan penelaahan agar usaha kecil dengan segala kekuatan yang
yang ada.
adalah:
3. Strategi apa yang menjadi prioritas terbaik bagi pengembangan usaha abon
antaranya:
1. Memberikan masukan bagi usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri dalam
3. Informasi bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian yang terkait dengan
4. Sarana pembelajaran bagi penulis dalam penerapan ilmu yang dimiliki dan
usaha abon ikan di KUB Hurip Mandiri berdasarkan analisis lingkungan eksternal
TINJAUAN PUSTAKA
karena mudah didapat dan harganya murah. Namun, ikan ternyata memiliki
beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan ikan adalah tubuh ikan yang
mempunyai kadar air tinggi dan pH mendekati netral merupakan media yang baik
menjadi komoditi yang cepat membusuk. Selain itu, daging ikan banyak
mengandung asam lemak tak jenuh yang sifatnya sangat mudah mengalami proses
oksidasi. Oleh sebab itu, sering muncul bau tengik pada ikan (Afrianto dan
Liviawaty, 1991).
menghambat usaha pemasaran hasil perikanan. Sebab itu, perlu dilakukan usaha
untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet produk perikanan pada
dalam tubuh ikan sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk
kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar,
serta garam yang bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain
dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan, pengasapan, peragian,
Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah dikenal oleh orang
banyak dan umumnya abon diolah dari daging sapi. Sebab itu, abon sapi lebih
dikenal oleh masyarakat luas. Pembuatan abon merupakan salah satu alternatif
adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut yang diberi bumbu,
mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya awet yang
relatif lama.
Jenis ikan yang dibuat sebagai bahan baku abon belum selektif, bahkan
hampir semua jenis ikan dapat dijadikan abon. Namun demikian, akan lebih baik
apabila dipilih jenis ikan yang mempunyai serat yang kasar dan tidak mengandung
banyak duri (Leksono dan Syahrul, 2001). Ikan yang biasa dibuat abon adalah
ikan air laut antara lain tuna, marlin, tongkol, cakalang, tenggiri, dan bawal10
Ikan marlin merupakan ikan yang baik untuk diolah menjadi abon ikan. Ikan
ini terkenal dengan rasanya yang enak. Rasanya perpaduan antara ikan tuna dan
tenggiri11. Ikan tuna juga memiliki keunggulan. Tidak seperti kebanyakan ikan
yang memiliki daging berwarna putih, daging ikan ini berwarna merah muda
sampai merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin
dari pada ikan lainnya 12. Ikan tuna adalah jenis ikan dengan kandungan protein
10
Anonim. 2006. Abon ikan (Tentang Pengolahan Pangan). http://www.ristek.go.id/ [25 November
2007]
11
Anonim. 2002. Kenali Marin dari Siripnya. http://www.sinarharapan.com [13 mei 2008]
12
Anonim.2008.http://id.wikipedia.org/wiki/Tuna [13 Mei 2008]
yang tinggi dan lemak yang rendah. Ikan tuna mengandung protein antara 22,6 -
26,2 g/100 g daging. Lemak antara 0,2 - 2,7 g/100 g daging. Di samping itu, ikan
tuna mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A (retinol),
dan vitamin B (thiamin, riboflavin dan niasin). Secara umum bagian ikan yang
dapat dimakan (edible portion) berkisar antara 45 – 50 % dari tubuh ikan. Untuk
kelompok ikan tuna, bagian ikan yang dapat dimakan berkisar antara 50 – 60 %13.
keuntungan yang dapat diperoleh dari pembuatan abon ikan antara lain proses
tambahan. Selain itu, abon ikan yang baik memiliki rasa yang khas dan tidak
berbau amis. Abon ikan mudah diterima konsumen karena memiliki rasa yang
khas. Apalagi bila dibandingkan dengan ikan segar, abon ikan mempunyai
kandungan protein lebih tinggi dan dapat disimpan lebih lama tanpa mengalami
perubahan kualitas.
daging ikan tersebut dapat pula diperoleh dari abon ikan. Beberapa fungsi yang
diberikan oleh abon ikan diantaranya menjadi sumber energi yang sangat
13
http://www.damandiri.or.id/file/epirospiatiipbbab2.pdf [13 Mei 2008]
Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses
kelangsungan hidup manusia. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat gizi
sebagai pengolahan bahan baku yang bersumber dari tanaman atau binatang.
agroindustri berperan sangat besar dalam perindustrian suatu negara atas empat
hal yaitu: 1) agroindustri merupakan cara penting dalam mengubah bahan baku
(bahan mentah) pertanian menjadi produk barang yang siap pakai untuk dapat
dari suatu negara berkembang dan merupakan sektor andalan karena sebagian
dan bahkan lebih luas lagi mencakup industri sekunder dan tersier yang mengolah
lebih lanjut dari hasil pertanian primer seperti tekstil dari benang dan benang dari
kapas atau ulat sutra. Usaha di bidang pertanian di Indonesia bervariasi dalam
corak dan ragam. Dari segi skala usaha ada yang berskala besar, menengah, dan
Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil yang memiliki
kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau
usaha besar; e) berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
menengah dan besar didasarkan pada kriteria jumlah tenaga kerja. Industri dan
dagang kecil-mikro memiliki tenaga kerja 1-19 orang, menengah memiliki 20-99
orang tenaga kerja, sedangkan industri dan dagang besar memiliki 100 orang atau
Usaha kecil memiliki peran yang cukup besar. Peran usaha kecil diantaranya
mampu menyerap tenaga kerja, menghasilkan barang dan jasa pada tingkat harga
Selain itu, usaha kecil merupakan penghasil devisa negara yang potensial, karena
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah hadir di Indonesia telah cukup
perekonomian nasional. Serapan tenaga kerja terbilang kecil dalam satuan, tetapi
secara kumulatif UKM mampu menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Selain
itu, UKM telah menyumbang PDB yang cukup tinggi bagi perekonomian.
Sementara untuk masalah ketahanan, UKM telah terbukti ketangguhannya. Hal ini
dapat dilihat pada krisis ekonomi terjadi di Indonesia. Di saat itu, UKM mampu
mempertahankan keberadaannya.14
tingginya persaingan. Selain itu, sumber daya manusia yang dimiliki UKM belum
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam kegiatan usaha yang lebih modern.
usaha mikro dan usaha kecil (UMK) yang dilakukan oleh Kementerian Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Program ini dilakukan pada tahun 2004
hingga 2006 dengan dana senilai Rp 2,35 triliun. Pada tahun 2007 dianggarkan
dana tambahan Rp 1,6 triliun. Program dilaksanakan dengan pola bergulir dalam
berbagai model.
14
Departemen Koperasi dan UKM. 2007. Berdayakan UMKM Atasi Pengangguran. Jurnal
KUKM Edisi April 2007
15
Deputi Pembiayaan Kemenegkop dan UKM. 2007. Pembiayaan Bagi Perempuan Wirausaha.
Jurnal KUKM Edisi April 2007
Pemerintah juga merencanakan akan mengembangkan program intensifikasi
dan ekstensifikasi koperasi dan UKM. Skema yang dilakukan dalam program ini
dan UKM.
yang telah dilakukan dengan mengangkat topik, produk, komoditas, maupun alat
analisis yang sama sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan penelitian
yang telah dilakukan agar dapat dijadikan bahan pembelajaran. Selain itu,
diharapkan penulis dapat mencari sesuatu yang membedakan penelitian yang akan
dengan menggunakan berbagai alat analisis dan metode. Begitu pula penelitian
mengenai produk abon ikan. Tabel 6 (hal 22) menunjukkan beberapa penelitian
Kabupaten Sukabumi. Selama ini, belum banyak penelitian yang mengkaji strategi
Alat analisis yang digunakan tidak jauh berbeda dengan alat analisis yang
digunakan pada penelitian terdahulu yaitu Matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan
diantaranya pengusaha abon ikan, instansi terkait (Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sukabumi) dan konsumen abon ikan. Selain itu, peneliti berusaha
terdahulu memberikan bobot yang sama pada tiap responden dan akan merata-
ratakan hasil yang didapat. Melalui informasi dari berbagai pihak tersebut
diharapkan strategi yang direkomendasikan akan lebih tepat bagi usaha tersebut.
Tabel 7. Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti dan Tahun Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian
Peneliti
Yusriana (2004) Preferensi Konsumen dan Strategi Analisis deskriptif, Hasil yang didapat dari analisis SWOT adalah
Pengembangan Produk Abon Ikan di analisis indeks, analisis industri abon ikan di Banda Aceh berada pada
Kotamadya Banda Aceh SWOT kuadran I sehingga perlu menerapkan strategi
growth strategy
Rebecca Melinda Tambunan Strategi Pengembangan Usaha Matriks EFI, EFE, IE Pada matriks IE posisi PT Timur Jaya CU IV
(2005) Ekspor Udang Beku PT Timur Jaya TOWS, dan QSPM berada pada sel V yaitu pertahankan dan
CU IV, Muara Baru, Jakarta pelihara melalui penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Prioritas strategi
utama yang didapat dari QSPM adalah
strategi peningkatan penjualan udang beku ke
negara-negara ekspor perusahaan.
Yulia Tresnaprihandini (2006) Formulasi Strategi Pengembangan Matriks IFE, EFE, IE, Hasil dari matriks IFE didapat total skor
Usaha Kerupuk Udang dan Ikan pada SWOT, dan QSPM 3,107 dan total skor matriks EFE adalah
Perusahaan ”Candramawa” di 2,051. Pada matriks IE didapat bahwa
Kabupaten Indramayu perusahaan berada di kuadran IV dengan
strategi yang dapat dilakukan adalah strategi
tumbuh dan bina dengan alternatif strategi
penetrasi pasar, pengembangan produk, dan
pengembangan pasar. Matriks SWOT
menghasilkan 13 strategi dengan prioritas
strategi yang didapat dari QSPM adalah
menjalinkan kerjasama dengan perusahaan
besar pengekspor kerupuk.
Fahrurozhi Mashuri (2006) Strategi Pengembangan Usaha Tape Matriks EFE, IFE, IE, Usaha kecil tape bondowoso berada pada
Bondowoso di Kecamatan SWOT, dan Metode PHA kuadran V setelah dilakukan analisis matriks
Bondowoso IE sehingga perlu melakukan strategi hold
and maintain dengan spesialisasi strategi
22
penetrasi pasar dan pengembangan pasar.
Nama Peneliti dan Tahun Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian
Peneliti
Yulia (2006) Analisis Strategi pengembangan Matriks IFE, EFE, Total skor IFE yang didapat adalah 2,334 dan
Usaha Rajungan di PT Muara Bahari SWOT, dan QSPM. total skor EFE adalah 3,041 sehingga posisi
Internasional Kabupaten Cirebon, perusahaan adalah di kuadran II dengan
Jawa Barat strategi yang sesuai adalah tumbuh dan
kembangkan. Matriks SWOT menghasilkan
tujuh alternatif strategi. Prioritas strategi
utama yang diapat dari QSPM adalah strategi
mempertahankan kualitas produk untuk
mempertahankan pelanggan yang telah ada
dan menarik pelanggan potensial.
Apip Wijaya (2007). Preferensi Konsumen Terhadap Analisis deskriptif, Atribut yang paling dipertimbangkan dalam
Pengembangan Produk Abon Ikan analisis konjoin, analisis melakukan keputusan pembelian abon ikan
KUB Hurip Mandiri regresi logistik. adalah atribut rasa. Sedangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian
adalah status perkawinan dan alasan
pembelian.
23
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
Strategi menurut Glueck dan Jauch (1991) adalah sarana yang digunakan
tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi.
diambil untuk mencapai tujuan jangka panjang. Dalam perusahan besar, pada
dasarnya ada empat tingkatan strategi yaitu korporasi, divisional, fungsional, dan
operasional. Tetapi dalam perusahaan kecil ada tiga tingkatan strategi yaitu
Sejalan dengan teori di atas, usaha kecil juga memerlukan suatu rencana
merupakan konsekuensi logis upaya transformasi sosial, ekonomi, dan politik dari
tersebut menurut David (2006) antara lain strategi integrasi, strategi intensif,
organisasi.
strategis adalah sarana untuk mencapai tujuan akhir. Keputusan ini mencakup
definisi tentang bisnis, produk dan pasar yang harus dilayani, fungsi yang harus
melaksanakan keputusan ini demi mencapai sasaran (Glueck dan Jauch, 1991).
perubahan berkurang.
tiga tahap yaitu tahap formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi
(David, 2006).
kinerja organisasi.
28
tahap ini dianggap tahap paling rumit dalam manajemen strategis. Strategi yang
telah diformulasikan tetapi tidak diimplementasikan tidak memiliki arti apa pun.
manajemen strategis. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau
ulang faktor ekstenal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2)
bekerja. Melalui model manajemen strategis, dapat diketahui alur aktivitas yang
secara komprehensif.
29
Faktor Eksternal
Mandat
Isu-isu Strategis
Strategi Agenda
Misi
Faktor Internal
visi dan misi yang jelas dibutuhkan sebelum alternatif strategi dapat diformulasi
antara visi dan misi. Visi adalah keadaan di masa depan yang mungkin dan
diasosiasikan dengan perilaku dan kondisi saat ini. Keane dalam David (2006)
tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut, sedangkan misi perusahaan adalah tujuan dan alasan
mengapa perusahaan ada. Misi akan memberikan arah sekaligus batasan proses
pencapaian tujuan.
30
kondisi atau iklim organisasi yang umum; 4) untuk menjadi titik utama bagi
31
3.1.6 Analisis Lingkungan
untuk kesuksesan organisasi. Pada dasarnya, struktur lingkungan dapat dibagi atau
dibedakan menjadi dua elemen utama yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan
identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian yang berada diluar kendali perusahaan.
terbatas tentang peluang yang dapat memberikan manfaat dan ancaman yang
dibagi menjadi dua kategori besar yaitu lingkungan makro dan lingkungan
industri:
Lingkungan Makro
1. Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat
hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan (David, 2006). Faktor sosial
adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan
4. Teknologi
kompetitif dalam suatu industri adalah pendekatan Model Lima Kekuatan Porter
persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan yaitu
yang ada. Gambar 2 (hal 35) memperlihatkan model lima kekuatan Porter.
untuk merebut pasar, serta seringkali juga sumberdaya yang besar, akibatnya
tergantung pada rintangan masuk. Ada beberapa sumber utama rintangan masuk
biaya beralih pemasok (switching costs), akses ke saluran distribusi, biaya tidak
Persaingan antara pesaing yang ada terjadi karena satu atau lebih pesaing
marasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Ada
yang ada yaitu: 1) jumlah pesaing yang banyak atau seimbang; 2) pertumbuhan
industri yang lamban; 3) biaya tetap atau biaya penyimpanan yang tinggi; 4)
91
jumlah besar; 6) taruhan strategis yang besar; 7) hambatan pengunduran diri yang
tinggi.
Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing, dalam arti luas, dengan
substitusi adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi
yang sama seperti produk dalam industri. Produk pengganti yang perlu mendapat
memiliki harga atau prestasi yang lebih baik daripada produk industri atau 2)
keseluruhan bisnis pembeli tersebut. Kelompok pembeli disebut kuat jika terjadi
situasi: 1) kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relatif
terhadap penjualan pihak penjual; 2) produk yang dibeli dari industri merupakan
bagian dari biaya atau pembelian yang cukup besar dari pembeli; 3) produk yang
dibeli dari industri adalah produk standar atau tidak terdeferensiasi; 4) pembeli
industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli; 8) pembeli mempunyai
informasi lengkap.
peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu
produk atau jasa yang dibeli. Kondisi-kondisi yang membuat pemasok kuat
pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri; 3)
lingkungan yang berasal atau berada di dalam organisasi atau perusahaan itu
keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani oleh
1. Manajemen
Fungsi manajemen menurut David (2006) terdiri dari lima aktivitas dasar.
2. Keuangan
sebagai satu ukuran terbaik untuk kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu
3. Pemasaran
atas barang dan jasa. Ada tujuh fungsi dasar pemasaran yaitu analisis pelanggan,
4. Produksi/operasi
Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang
dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antarindustri dan pasar
(David, 2006).
Litbang dalam organisasi dapat memiliki dua bentuk dasar yaitu 1) litbang
spesifik.
95
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada usaha abon ikan di KUB Hurip
Mandiri. Suatu usaha tidak pernah terlepas dari adanya perubahan pada
lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang dihadapi oleh usaha abon ikan
di KUB Hurip Mandiri. Informasi lingkungan eksternal dan internal didapat dari
pengusaha abon ikan, instansi terkait, dan konsumen. Peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh usaha abon ikan di KUB Hurip Mandiri didapat dari analisis
tahap yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Pada tahap
dengan mengunakan matriks IFE dan EFE. Lingkungan internal yang dikaji
sosial, politik, teknologi, dan industri. Hasil dari identifikasi inilah yang menjadi
kemampuan internal dengan peluang dan ancaman yang diciptakan oleh faktor-
96
faktor eksternal. Tahap ini menggunakan matrik IE dan SWOT. Tahap keputusan
adalah menentukan strategi paling baik diantara alternatif strategi yang didapat
Identifikasi Permasalahan
Lingkungan internal dan eksternal senantiasa berubah
Persaingan yang semakin ketat di antara pengusaha abon ikan
Seringkali perubahan musim mempengaruhi ketersediaan bahan
baku
Usaha abon belum berkembang dengan optimal
Analisis Lingkungan
BAB IV
METODE PENELITIAN
dengan pertimbangan KUB Hurip Mandiri merupakan salah satu industri rumah
tangga yang memproduksi abon ikan. Usaha ini cukup potensial namun belum
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder baik yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer didapat dari wawancara dan
kuesioner dengan pihak KUB Hurip Mandiri yang terdiri dari 1 orang ketua dan
responden yaitu Kepala Seksi bina Mutu dan Pemasaran), dan konsumen (20
hanya akan dilakukan oleh Ketua KUB Hurip Mandiri dan Dinas Kelautan dan
sekunder diperoleh dari studi literatur, berbagai instansi terkait seperti BPS,
kuesioner oleh pihak yang telah disebutkan di atas. Data yang didapat akan
usaha. Pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama peneliti
dianalisis lebih lanjut untuk menyusun sasaran yang merupakan prioritas bagi
Metode pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
Analisis yang digunakan terdiri atas tiga tahap yaitu tahap input,
dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesionar oleh responden yaitu ketua
KUB Hurip Mandiri (1 responden), anggota KUB Hurip Mandiri (20 responden),
50%:15%:25%:10%.
berbeda berdasarkan asumsi peneliti bahwa pengusaha abon ikan adalah pihak
yang paling memahami lingkungan eksternal dan internal yang mereka hadapi
memahami lingkungan eksternal dan internal yang mereka hadapi dan tidak
mulai berdiri hingga saat ini. Konsumen adalah pihak yang hanya mengetahui
dihadapi oleh perusahaan tidak menjadi perhatian mereka. Beberapa alat yang
deskriptif juga digunakan untuk mengidentifikasi visi, misi dan tujuan kelompok
faktor-faktor eksternal suatu usaha. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima
tahapan, yaitu:
2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
(paling penting).
tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor
tersebut, dimana
nilai tertimbang.
nilai tertimbang bagi perusahaan Jumlah nilai yang dibobot dapat berkisar 1,0
Total nilai yang dibobot dalam matriks EFE jauh di bawah 2,5 menunjukkan
ancaman eksternal. Sedangkan jumlah yang jauh di atas 2,5 menunjukkan bahwa
suatu organisasi memberi respon yang sangat bagus terhadap peluang-peluang dan
kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu
setiap faktor untuk menunjukan seberapa efektif strategi perusahaan saat itu
merespon faktor tersebut. Untuk matriks IFE, skala nilai peringkat yang
digunakan yaitu :
103
5. Kemudian jumlahkan nilai yang dibobot dari banyaknya faktor kunci yang
dimasukkan dalam matriks IFE. Jumlah nilai yang dibobot dapat berkisar 1,0
Total nilai matriks IFE yang dibobot jauh di bawah 2,5 menunjukkan ciri
perusahaan yang lemah secara internal. Sedangkan jumlah yang jauh di atas 2,5
organisasi dalam sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci
yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai EFE yang
diberi bobot pada sumbu y. Berdasarkan total nilai yang dibobotkan maka dapat
disusun matriks IE. Pada sumbu-x Matriks IE, total nilai IFE yang dibobot dari
1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2,0 sampai 2,99
104
dianggap sedang; sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian pula
pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 dianggap
lemah; nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0
dianggap kuat.
dampak strategis yang berbeda. Pertama, divisi yang masuk pada sel I, II, atau IV
disebut tumbuh atau berkembang. Strategi yang tepat dalam kondisi ini adalah
horisontal). Kedua, divisi yang masuk sel III, V atau VII paling baik dikelola
dengan strategi pertahankan dan pelihara. Strategi yang tepat untuk kondisi
tersebut adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Ketiga, divisi
yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX paling baik dikelola dengan strategi panen
atau investasi.
VII VIII IX
Rendah
1,0-1,99
eksternal dan internal. Hasil dari analisis SWOT diharapkan dapat memberikan
dan ancaman yang datang dari lingkungan eksternal perusahaan. Tahapan analisis
SWOT adalah :
Hierarchy Process (AHP). Teknik ini menyediakan prosedur yang sudah teruji
keputusan. PHA mencerminkan cara alami manusia dalam bertingkah laku dan
berpikir.
suatu masalah dan bergantung pada intuisi serta pengalaman secara logika.
data yang relevan dengan permasalahan. Setelah itu menyusunnya ke dalam suatu
tingkatan terendah terdiri dari berbagai tindakan akhir atau rencana alternatif yang
Metode PHA ini dapat digunakan tanpa database, asalkan para analis
Data penerapan metode PHA yang diutamakan adalah kualitas dari responden,
tidak tergantung pada kuantitas tertentu. Sebuah hirarki yang telah disusun dengan
elemen di tiap tingkatnya menjadi tidak berarti apabila tanpa nilai dan bobot bagi
subbagian yang terkecil (tersusun secara hirarkis) yang berkaitan dengan realitas
pentingnya.
108
harus dirinci secara jelas agar tidak terjadi bias dalam penentuan pemilihan
tujuan, kriteria, aktivitas, dan berbagai faktor yang membentuk hirarki dapat
keputusan yang akan diambil, karena tidak ada aturan khusus yang
mengaturnya. Setiap set atau perangkat variabel atau faktor dalam hirarki
menduduki satu hirarki. Tingkat puncaknya hanya terdiri dari satu variabel
atau faktor saja yang disebut fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang akan
pasangan variabel atau faktor dibandingkan satu sama lain dalam hal kriteria
109
tingkat dua yaitu: F1, F2, F3 dan seterusnya hingga Fn. Menurut perjanjian
suatu variabel yang di sebelah kiri dinilai dominasinya terhadap suatu variabel
di pincak matriks.
Tingkat 1 : Fokus G
berpasangan antara setiap variabel pada baris ke-i yang berhubungan dengan
dengan pertanyaan: ”Seberapa kuat variabel baris ke-i didominasi oleh fokus
banding berpasangan dari kiri atas ke kanan bawah. Bagian di bawah diagonal
tingkat keputusan yang ada dalam hirarki. Ada dua macam matriks
variabel matriks baris ke-i dan kolom ke-j (Tabel 13, hal 55).
111
inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 0,1 atau 10 persen. Variabel
prioritas terbobot yang bersangkutan dangan nilai prioritas dari tingkat bawah
berikutnya, demikian seterusnya. Ada dua tahap yang harus dilakukan dalam
suatu prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat tertentu dalam suatu
sasarannya.
bernilai 10 persen atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus ditinjau
BAB V
Produk utama yang dihasilkan oleh kelompok usaha ini adalah abon ikan. KUB
Hurip Mandiri berada di daerah pesisir pantai Laut Selatan. Lokasi usaha ini dapat
dikatakan cukup strategis mengingat jenis kegiatan yang dilakukan lebih tepat jika
KUB Hurip Mandiri berdiri pada tahun 1994. Kelompok usaha ini
terbentuk atas kerjasama antara Dinas Perikanan dan Kelautan serta Dinas
salah satu Program Peningkatan Peranan Wanita Tani Nelayan (P2WTN) yang
bertujuan untuk meningkatkan peranan wanita tani nelayan. Selain itu, KUB
Hurip Mandiri merupakan salah satu kader Keluarga Berencana (KB) yang harus
Sejahtera (UPPKS).
114
KUB Hurip Mandiri yang menghidupi banyak keluarga nelayan laut pantai
selatan wilayah Kecamatan Cisolok dirintis oleh Ibu Oom. Saat itu, setelah
mendapatkan pelatihan pembuatan abon dan dendeng ikan, Ibu Oom langsung
yang memang melimpah. Seiring dengan perjalanan waktu, usaha yang semula
tetangganya mulai dilibatkan. Para ibu yang kesemuanya istri nelayan itu
lebih dari 20 anggota. Setelah Ibu Oom meninggal dunia, usaha ini dilanjutkan
oleh anaknya yaitu Ibu Yati. Saat ini Ibu Yati menjabat sebagai ketua KUB Hurip
Mandiri.
KUB Hurip Mandiri mengalami perkembangan yang cukup baik. Saat ini
KUB Hurip Mandiri telah berhasil memiliki sertifikat penyuluhan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi, sertifikat halal dari MUI, Surat Izin Usaha
penghargaan dari Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pemenang pertama
dana dari beberapa instansi pemerintah dan pihak lain. Pihak-pihak yang pernah
memberi bantuan pada KUB Hurip Mandiri antara lain Dinas Kesehatan,
Bantuan dan pinjaman yang diterima oleh KUB Hurip Mandiri terdiri dari
uang dan peralatan. Bantuan yang diperoleh tersebut digunakan sebagai investasi
fasilitas dan digunakan sebagai modal kerja dalam proses produksi. Bantuan yang
diperoleh KUB Hurip Mandiri sebagian besar berupa hibah. Rincian bantuan yang
KUB Hurip Mandiri belum memiliki visi dan misi yang jelas secara
tertulis. Meskipun demikian, bukan berarti kelompok usaha ini tidak memiliki
tujuan yang jelas. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh pihak KUB Hurip
anggota dan masyarakat sekitar KUB Hurip Mandiri. Misi KUB Hurip Mandiri
dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat memperluas pasar.
Kelompok usaha ini terdiri dari jabatan ketua, bendahara, sekretaris, dan anggota.
Bentuk struktur organisasinya adalah sistem lini (garis) dimana ketua adalah
pimpinan tertinggi dari organisasi. Struktur organisasi KUB Hurip Mandiri dapat
KETUA
Sekrtaris Bendahara
Anggota
melaksanakan kegiatan proses produksi mulai dari pecucian bahan baku hingga
pengemasan. Pembagian tugas yang diterapkan pada KUB Hurip Mandiri bersifat
KUB Hurip Mandiri memiliki anggota yang berfungsi sebagai tenaga kerja
yamg saat ini berjumlah 20 orang. Keanggotaan KUB Hurip Mandiri terbuka bagi
masyarakat umum dan tidak memiliki persyaratan khusus untuk masuk menjadi
atas 17 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Pendidikan anggotanya pun relatif
masih rendah. Pendidikan rata-rata anggotanya adalah SD (85 persen), SLTP (10
persen), dan sisanya tidak sekolah (5 persen). Seluruh anggota KUB Hurip
pelatihan yang pernah diikuti anggota KUB Hurip Mandiri adalah pelatihan
Tinggi pada tahun 2000 dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan
BAB VI
6.1.1.1 Politik
merumuskan strategi perusahaan. Begitu pula dalam usaha abon ikan KUB Hurip
Mandiri. Perkembangan usaha ini tidak dapat terlepas dari pengaruh faktor politik.
Keadaan politik saat ini cukup memberikan peluang bagi perkembangan usaha
Peluang yang dimiliki oleh KUB Hurip Mandiri tidak terlepas dari kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi. Hal ini sesuai
dengan visi dan misi Kabupaten Sukabumi. Visi Kabupaten Sukabumi yaitu
kelembagaan termasuk kebijakan dan regulasi yang bersifat lintas sektor dan
skema pembiayaan. Di samping itu, perhatian yang besar juga ditujukan untuk
berpartisipasi dalam arus ekonomi utama, dan berwirausaha secara formal untuk
Bidang kelautan dan perikanan tidak lepas dari perhatian Pemerintah Daerah
sebagai bagian dari upaya untuk peningkatan kecerdasan bangsa; memelihara dan
meningkatkan daya dukung serta kualitas lingkungan perairan laut, pesisir dan
perairan tawar meningkatkan pemupukan jiwa (etos kerja) bahari terutama pada
121
Kondisi politik seperti di atas merupakan peluang yang sangat besar bagi
perkembangan usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri. Selain itu, saat ini abon
ikan cisolok telah dijadikan salah satu produk unggulan Kabupaten Sukabumi.
6.1.1.2 Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan sifat dan
Kabupaten Sukabumi sampai tahun 2004 mengalami perbaikan yang cukup baik.
perekonomian selama tiga tahun terakhir dapat dilihat dari Laju Pertumbuhan
Per kapita dan Tingkat Inflasi berdasarkan harga konstan '93 dapat dilihat pada
Tabel 16.
Tabel 16. Tingkat Pendapatan Per Kapita dan Inflasi Berdasarkan Harga
Konstan ‘93
Indikator Perbaikan
2002 2003 2004
Ekonomi
LPE (%) 5,69 5,17 6,57
PDRB (Rp. Juta) 2.530.845,46 2.661.799,03 2.836.594,69
Pendapatan/kapita (Rp) 1.179.641 1.221.653 1.281.238
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Sukabumi (2008)16
Tabel 17 (hal 66) menunjukkan LPE, PDRB, dan pendapatan per kapita
Kabupaten Sukabumi berdasarkan harga berlaku. Indikator perekonomian tersebut
menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibanding saat menggunakan harga dasar
tahun 1993.
Tabel 17. Tingkat Pendapatan Per Kapita dan Inflasi Berdasarkan Harga
Berlaku
Indikator Perbaikan
2002 2003 2004
Ekonomi
LPE (%) 12,60 10,40 11,23
PDRB (Rp. Juta) 7.501.576,18 8.281.948,43 9.211.845,10
Pendapatan/kapita (Rp) 3.496.526 3.801.064 4.160.729
Tingkat Inflasi (%) 6,59 5,08 4,44
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Sukabumi (2008)17
Usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri juga sangat terpengaruh dengan
kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM hampir tiap tahun dirasakan oleh
usaha ini. Kenaikan harga BBM mengakibatkan naiknya harga-harga di pasar. Hal
ini berpengaruh pada daya beli masyarakat dan berimbas pula pada daya beli
Faktor sosial dan lingkungan memberikan pengaruh yang cukup besar bagi
tingkat pendidikan, atau gaya hidup masyarakat. Faktor lingkungan yang sangat
peningkatan pada tahun 2004 tercatat sebanyak 2.188.722 jiwa, dengan komposisi
sampai tahun 2004 rata rata mencapai 1,52 persen lebih tinggi dari rata rata Laju
Pertumbuhan Nasional yang mencapai 1,49 persen (Tabel 18, hal 67).
Jumlah penduduk yang terus meningkat menjadi peluang bagi KUB Hurip
Mandiri karena pasar yang dituju akan semakin besar pula. Kebutuhan akan
sumber pangan tentu akan meningkat. Abon ikan sebagai salah satu pangan
sumber protein dapat menjadi pilihan bagi masyarakat. Terlebih saat ini terjadi
produk abon ikan KUB Hurip Mandiri. Hal ini didukung oleh produk abon ikan
Usaha abon ikan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu alam dan
ekologi. Bahan baku utama yang berasal dari alam menjadi alasannya. Usaha ini
tidak akan berjalan baik apabila bahan baku utamanya, yaitu ikan marlin atau
tuna, tidak tersedia. Ketersediaan bahan baku ini disebabkan oleh perubahan
musim. Pada musim barat ikan menjadi langka dan harganya pun akan melonjak
BAPPEDA. 2006.
18
RPJM 2006-2010. http://bappeda.kabupatensukabumi.go.id/index.php.
[1Februari 2008]
124
tinggi. Akibatnya bahan baku harus dipasok dari pemasok yang jaraknya agak
jauh sehingga biaya transportasi akan meningkatkan total biaya produksi yang
6.1.1.4 Teknologi
faktor teknologi. Teknologi yang digunakan oleh KUB Hurip Mandiri masih
Teknologi pada proses produksi abon ikan saat ini telah mengalami banyak
kemajuan. Diantaranya penggunaan kompor gas dalam proses produksi. Selain itu
saat ini juga telah ditemukan teknologi baru yaitu sistem penggorengan secara
mekanik yang berfungsi ganda sebagai penghancur dan pencampuran bumbu yang
berguna untuk meningkatkan efisiensi kerja, kualitas abon dan pendapatan usaha
abon ikan, rata-rata dibutuhkan 70 - 80 kg bahan baku ikan. Satu siklus proses
diarahkan pada kapasitas penggorengan yang lebih besar serta dalam waktu yang
relatif lebih pendek. Selain itu, dari segi sanitasi dan higienis diharapkan lebih
baik, karena dengan penggorengan dan pengadukan sistem mekanik maka risiko
kemasukan bahan yang dapat mengotori abon ikan selama proses penggorengan
Cara kerja teknologi ini adalah bahan abon ikan dan bumbu yang telah
transmisi bell yang terpasang pada pulley yang selanjutnya memutar sepasang
roda gigi tunis. Reduksi putaran direncanakan berkisar 50 rpm s/d 75 rpm
(revolution per minute) agar kehomogenan proses penggorengan ini dapat berjalan
pengaduk penggoreng abon berputar arah ke kanan (cw), dan berputar arah kiri
(ccw), sehingga penggaduk tersebut berputar pada satu titik yang mengenai bahan
abon tersebut. Proses ini berlangsung terus mencrus hingga proses penggorengan
betul betul kcring. Bila proses ini selesai maka motor Iistnk dimatikan ke posisi
126
Off Untuk mengeluarkan hasil penggorengan abon maka bejana diputar secara
Selain itu internet telah banyak digunakan dalam kegiatan promosi suatu produk
1. Pendatang Baru
Ancaman pendatang baru relatif besar pada industri abon ikan di Kecamatan
Cisolok. Hal ini terjadi karena besarnya dukungan pemerintah daerah dalam
sumberdaya, maupun lokasi dapat dimiliki oleh siapa pun yang ingin memulai
usaha ini. Keunggulan yang dimiliki oleh KUB Hurip Mandiri adalah terletak
2. Pesaing
Persaingan industri abon ikan termasuk ketat. Saat ini terdapat tiga
3. Produk Pengganti
Produk pengganti dari abon ikan banyak dijumpai. Salah satunya adalah
abon sapi. Abon sapi cenderung lebih dikenal oleh masyarakat dan lebih mudah
didapatkan. Selain itu harga abon sapi relatif lebih murah. Hal ini merupakan
suatu ancaman yang cukup besar karena apabila produk abon ikan tidak tersedia
4. Pembeli
Produk abon ikan merupakan produk massal artinya pembeli dari abon ikan
dapat berasal dari semua segmen. Tidak ada segmen-segmen tertentu yang dituju.
Pembeli yang dapat dijadikan terget oleh KUB Hurip Mandiri tidak hanya di
Pulau Jawa. Pembeli dari produk abon ikan usaha ini terdiri dari konsumen akhir
memilih. Suatu usaha abon ikan perlu memiliki keunggulan dan kekhasan untuk
5. Pemasok
Pemasok bahan baku utama merupakan hal yang sangat penting. Pemasok
utama KUB Hurip Mandiri adalah pedagang ikan yang berada di Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Pajagan. Namun, apabila pedagang di TPI Pajagan tidak
dapat memenuhi pasokan bahan baku yang diinginkan, KUB Hurip Mandiri
(Banten), TPI Muara Angke dan TPI Muara Baru (Jakarta). Seringkali pemasok-
128
pemasok tersebut tidak dapat memenuhi permintaan terutama saat musim barat.
Kalau pun dapat memenuhi, pemasok akan memasang harga yang sangat tinggi.
6.2.1 Pemasaran
dilakukan. Bauran pemasaran terdiri atas produk, harga, distribusi, dan promosi.
1. Produk
Produk utama yang dihasilkan oleh KUB Hurip Mandiri adalah abon ikan.
Selain memproduksi abon ikan, KUB Hurip Mandiri juga mampu membuat
produk lain seperti kerupuk kulit ikan, bakso ikan, dendeng ikan, otak-otak ikan,
atau kecap ikan. Produk tersebut diproduksi apabila ada yang memesan dan
Produk abon ikan KUB Hurip Mandiri terkenal memiliki rasa yang enak dan
tekstur yang halus. Hal ini disebabkan oleh bahan baku utama yang digunakan
dalam proses produksi adalah ikan marlin/jangilus dengan kualitas yang baik.
Selain itu, abon ikan diproses secara tradisional dan tanpa bahan pengawet.
Tekstur yang dihasilkan sangat halus dan berbeda dengan abon ikan yang lain.
Rasa dan tekstur abon ikan yang baik juga dipengaruhi oleh pengalaman yang
telah cukup lama. Sejak berdiri pada tahun 1998 hingga saat ini, KUB Hurip
cukup lama ini menjadi salah satu kekuatan KUB Hurip Mandiri dari pesaing-
pesaingnya. Keunggulan rasa dan tekstur juga diperkuat dengan adanya labelisasi
pelanggan tidak akan membeli produk serupa di tempat lain apabila disaat akan
Kualitas abon ikan telah diakui oleh banyak pihak. Hasil wawancara dengan
pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi diketahui bahwa abon
ikan marlin KUB Hurip Mandiri mampu bersaing dengan produk sejenis dari
daerah lain. Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi telah
melakukan studi banding dengan produk abon ikan dari beberapa wilayah di
Indonesia dan kualitas abon ikan KUB Hurip Mandiri dinilai masih lebih unggul.
Abon ikan KUB Hurip Mandiri saat ini hanya memproduksi abon ikan
dengan rasa manis. Namun, bila ada permintaan rasa lain seperti asin atau pedas
2. Harga
Harga abon ikan KUB Hurip Mandiri berfluktuasi. Harga ini dipengaruhi
oleh harga bahan baku utama dan harga bahan baku penolong. Saat ini harga abon
ikan KUB Hurip Mandiri cenderung mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan
meningkatnya harga ikan marlin/jangilus dan harga bahan baku penolong lainnya.
Abon ikan KUB Hurip Mandiri dikemas menjadi kemasan ukuran 100 gram,
250 gram, dan 500 gram. Harga setiap kemasan adalah Rp 10.000 untuk kemasan
100 gram, Rp 25.000 untuk kemasan 250 gram, dan Rp. 50.000 untuk kemasan
500 gram.
3. Distribusi
Distribusi abon ikan KUB Hurip Mandiri belum terlalu luas. Pasar yang dituju
masih relatif kecil, hanya sebatas pasar lokal (Kecamatan Cisolok), Sukabumi,
Jabotabek, dan Bandung. Selain pasar yang relatif kecil, penjualan abon ikan yang
130
dilakukan oleh KUB Hurip Mandiri adalah penjualan pasif. Pihak KUB Hurip
Mandiri hanya menunggu pesanan dari konsumen dan pedagang perantara. Saat
4. Promosi
Promosi dilakukan hanya sebatas informasi dari mulut ke mulut oleh konsumen.
keikutsertaan dalam pameran. Pada pameran tersebut KUB Hurip Mandiri dapat
dilakukan hanya pada saat pameran berlangsung. Namun, kegiatan tersebut hanya
diikuti jika didanai oleh instansi lain seperti Dinas Kelautan dan Perikanan.
Kelompok usaha ini tidak pernah mengikuti pameran dengan inisiatif sendiri.
keseluruhan adalah 72 meter persegi. Bangunan tersebut terdiri dari rumah seluas
42 meter persegi, termasuk gudang penyimpanan seluas 9 meter persegi dan luas
tempat produksi 25 meter persegi. Tempat produksi terdiri dari ruang produksi,
Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan abon ikan adalah ikan
Jangilus atau Marlin (Istiophorus sp). Selain itu dapat pula digunakan ikan tuna
131
(Ethynus aletrates). Bahan baku yang dipilih adalah ikan yang masih segar, warna
dagingnya cerah, daging terasa kenyal dan tidak berbau busuk. Harga ikan marlin
saat ini adalah Rp 27.000 per kg dan ikan tuna mencapai Rp 18.000 per kg.
Proses produksi abon ikan juga memerlukan bahan baku penolong. Bahan
baku tersebut adalah rempah-rempah, gula, garam, dan penyedap rasa. Rempah-
rempah yang digunakan dalam pembuatan abon ikan adalah bawang putih,
saat perebusan. Gula yang digunakan adalah gula pasir. Pemberian gula
menarik air keluar dari jaringan. Semakin berkurang kadar air pada bahan baku
utama akan berpengaruh terhadap peningkatan daya awet abon ikan. Penyedap
rasa digunakan untuk menambah cita rasa abon ikan. Komposisi bahan dalam
Tabel 20. Komposisi Bahan Pembuatan Abon Ikan KUB Hurip Mandiri Per
Sepuluh Kilogram Ikan
No Jenis Bumbu Jumlah Satuan
1 Ikan 10 Kilogram
2 Gula Pasir 2 Kilogram
3 Minyak Goreng 2 Kilogram
4 Kelapa 2 Butir
5 Bawang Putih 150 Gram
6 Lengkuas 1 Kilogram
7 Ketumbar 250 Gram
8 Garam 2 Kotak
9 Penyedap Rasa 1000 Gram
10 Daun Salam 5 Helai
11 Serai 2 Batang
Sumber: KUB Hurip Mandiri (2008)
132
Tahapan dari proses produksi pembuatan abon ikan adalah sebagai berikut dan
skema proses pembuatan abon ikan dapat dilihat pada Gambar 8 (hal 78).
1. Tahap pertama dalam pembuatan abon ikan adalah pengadaan bahan baku dan
2. Setelah dicuci ikan disusun dalam badeng dan direbus selama 30-60 menit
sampai ikan menjadi lunak. Selama proses perebusan ditambahkan pula daun
menjadi serat-serat.
secara terus-menerus agar abon matang secara merata dan bumbu dapat
kecoklatan.
133
8. Abon yang telah dipres kemudian dicabik-cabik agar tidak menggumpal dan
bawang goreng.
dilakukan pada sore hari sampai malam hari dan dilanjutkan pada pagi hari. Hal
ini berimplikasi pada pembagian kerja pada setiap kegiatan produksi. Jumlah
tenaga kerja dalam setiap proses produksi berkisar antara 5-10 orang. Pada setiap
proses produksi, tenaga kerja yang terlibat diberikan tugas yang berbeda-beda.
Kelebihan dari pembagian tugas di KUB Hurip Mandiri adalah pembagian tugas
akan digilir pada setiap proses produksi sehingga setiap anggota mampu
Kapasitas maksimum untuk satu kali proses produksi pada usaha ini adalah
500 kilogram ikan yang dilakukan dalam 2 hari. Namun, KUB Hurip Mandiri
sering berproduksi tidak pada kapasitas maksimalnya. Hal yang disebabkan oleh
Perebusan
Pengepresan I
Penggilingan
Pemberian Bumbu
Penggorengan
Pengepresan II
Pencabikan
Pengemasan
Gambar 8. Skema Proses Pembuatan Abon Ikan KUB Hurip Mandiri (2008)
6.2.3 Manajemen
usaha ini berlangsung sederhana. Hal ini dapat dilihat dari proses produksi
Pada KUB Hurip Mandiri tidak ditemui proses produksi dengan estimasi jumlah
baku. Abon ikan yang diproduksi tanpa ada yang memesan akan dijadikan stok
tertentu.
dilakukan tidak pernah dicatat. Akibatnya penjualan per periode tidak dapat
diketahui dengan pasti. Begitu pula dengan pencatatan keuangan. Usaha ini hanya
Pada KUB Hurip Mandiri tidak ditemui adanya divisi atau bagian yang
Pada manajemen kelompok ini hanya terdapat pembagian tugas antara ketua,
yang dilakukan dua hingga tiga kali setahun (tidak rutin). Perhitungan bagi hasil
dilakukan dengan cara membagi keuntungan bersih dengan jumlah tenaga kerja
dari bagi hasil, kecuali ketua. Ketua mendapat dua bagian dari bagi hasil. Setiap
anggota mendapat uang makan tiap proses produksi yaitu sebesar Rp 3.000.
sebesar 10 persen, cadangan modal 40 persen, dan untuk bagi hasil 50 persen.
136
anggota berlangsung dengan mudah. Selain itu, rasa kekeluargaan yang sangat
termotivasi untuk memajukan usaha ini. Hal inilah yang menjadikan usaha ini
tidak pernah sekali pun berhenti berproduksi sejak pertama didirikan. Bahkan saat
terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998 usaha ini tetap berjalan walaupun dengan
proses produksi apakah telah berlangsung baik dan produk yang dihasilkan telah
sesuai dengn standar perusahaan. Ketua juga memastikan pesanan yang dipesan
oleh konsumen sesuai dengan pesanan dan sampai pada tempat dan waktu yang
tepat.
6.2.4 Keuangan
Sukabumi sebesar satu juta rupiah. Ketebatasan dana merupakan salah satu
Padahal untuk menjalankan usaha ini diperlukan dana cukup besar mengingat
bahan baku utama yang dipakai adalah ikan segar yang memiliki harga cukup
Sejak tahun 2001 KUB Hurip Mandiri tidak lagi mendapatkan bantuan dan
pinjaman dari lembaga manapun. Pihak KUB Hurip Mandiri merasa enggan
137
Alasannya karena pinjaman yang diberikan relatif kecil sehingga tidak sebanding
anggotanya.
Perusahan yang memiliki divisi penelitian dan pengembangan yang baik akan
produk pesaing.
KUB Hurip Mandiri tidak memiliki bagian atau divisi khusus yang
melakukan penelitian dan pengembangan. Hal ini meyebabkan pilihan rasa abon
ikan yang dihasilkan oleh KUB Hurip Mandiri hanya terdiri dari satu rasa yaitu
rasa manis. KUB Hurip Mandiri pernah memproduksi abon ikan dengan rasa
gurih (agak asin). Hal ini terjadi mungkin karena tidak melalui penelitian dan riset
pasar sehingga produk tersebut tidak terlalu diminati oleh konsumen. Inilah
ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. peluang dan ancaman ini sangat
138
Tabel 21. Peluang dan Ancaman yang Dimiliki oleh KUB Hurip Mandiri
Aspek Peluang Ancaman
Politik Dukungan Pemda Sukabumi dalam
pengembangan UKM di Sukabumi
Ekonomi 1.Adanya kenaikan
harga BBM
2.Daya beli pelanggan
menurun
Sosial dan Adanya peluang ekspansi Ketidaktersediaan
Lingkungan pemasaran bahan baku karena
perubahan musim
Teknologi Perkembangan teknologi yang
semakin maju
Peluang
UKM di Sukabumi. Terlebih abon ikan cisolok telah dijadikan produk unggulan
daerah.
teknologi yang dapat dimanfaatkan antara lain teknologi informasi dan teknologi
Peluang akspansi pemasaran bagi KUB Hurip Mandiri masih terbuka lebar.
Hingga saat ini masih banyak wilayah yang belum dimasuki oleh usaha ini. Selain
itu, jumlah penduduk yang semakin bertambah yang diikuti peningkatan konsumsi
Ancaman
tinggi. Usaha-usaha abon ikan yang telah ada cenderung memperebutkan pasar
yang sama.
produksi yang digunakan dalam proses produksi abon ikan. Akibatnya harga
Ancaman pendatang baru relatif besar pada industri abon ikan di Kecamatan
lebar kesempatan bagi masyarakat yang ingin memulai berbagai usaha produktif
termasuk usaha abon ikan. Rintangan masuk pada industri ini hampir tidak ada.
Bahan baku utama dalam usaha ini adalah ikan marlin. Ketersediaan bahan
baku ini tergantung musim. Pasokan bahan baku ini menjadi langka saat musim
barat. Akibatnya proses produksi menjadi terhambat dan produk tidak kontinyu.
140
Produk substitusi dari abon ikan sangat mudah didapatkan. Salah satunya
adalah abon sapi. Abon sapi lebih dikenal oleh masyarakat dan lebih mudah
didapatkan.
(BBM). Hal ini juga berdampak pada daya beli pelanggan abon ikan KUB Hurip
Tabel 22 menunjukkan kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh KUB Hurip
Mandiri.
Tabel 22. Kekuatan dan Kelemahan yang Dimiliki oleh KUB Hurip Mandiri
Aspek Kekuatan Kelemahan
Pemasaran 1. Lokasi perusahaan strategis 1. Kurangnya promosi produk
2. Rasa yang enak dan tekstur 2. Distribusi Produk belum
produk yang mempunyai halus luas
3. Adanya labelisasi kemasan
4. Pengalaman perusahaan selama
14 tahun
5. Adanya loyalitas pelanggan
Produksi 1. Teknologi yang masih
dan operasi sederhana
2. Kapasitas produksi belum
optimal
Kekuatan:
KUB Hurip Mandiri berlokasi di pinggir pantai selatan Jawa. Lokasi usaha
ini cukup strategis karena usaha ini lebih tepat jika dekat dengan bahan baku
Rasa dan tekstur poduk abon ikan yang dihasilkan oleh KUB Hurip Mandiri
terkenal baik . Hal ini dikarenakan bahan baku yang digunakan adalah ikan marlin
yang masih segar serta bumbu alami yang bebas bahan pengawet.
Salah satu kekuatan yang dimiliki oleh usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri
lebih percaya terhadap produk yang dipasarkan perusahaan. Saat ini masih banyak
yang penting. Melalui pengalaman itu, suatu usaha dapat belajar untuk
memecahkan masalah yang duhadapinya. KUB Hurip Mandiri telah berdiri sejak
Kualitas dan rasa abon ikan yang memiliki ciri khas menjadikan pelanggan
memiliki loyalitas yang cukup tinggi. Pelanggan ini tidak pernah berusaha
142
membeli abon ikan di tempat lain walaupun saat itu abon ikan di KUB Hurip
ikan ini mampu bertahan hingga saat ini. Krisis ekonomi yang pernah melanda
Indonesia juga sangat mempengaruhi usaha ini. Namun berkat adanya hubungan
yang baik sesama anggota, usaha ini tetap dipertahan meskipun dengan
Kelemahan
Sumber dana yang terbatas menjadi kelemahan usaha ini. Usaha abon ikan
memerlukan modal yang cukup besar untuk memulai setiap proses produksi. Hal
ini disebabkan oleh bahan baku utama yang digunakan berharga cukup tinggi.
Akibatnya, untuk memproduksi dalam jumlah banyak diperlukan dana yang besar.
Teknologi yang digunakan pada usaha ini masih tergolong sederhana baik
cenderung dikerjakan dalam waktu yang cukup lama untuk satu kali proses
produksi.
143
perusahaan. Usaha ini belum memiliki toko ataupun distributor tetap untuk
Kualitas daya manusia yang masih rendah menjadi salah satu kelemahan
usaha abon ikan ini. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan mereka tidak
terjadi.
penyebabnya.
produk mereka yang memiliki ciri khas akhirnya tidak dapat diperkenalkan secara
BAB VII
ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh responden untuk mendapatkan nilai pada matriks EFE dan IFE.
bobot untuk setiap faktor kunci eksternal dan internal. Rating menunjukkan
apakah faktor tersebut merupakan kekuatan yang besar atau kecil serta kelemahan
yang lemah atau kecil. Bobot ditentukan melalui metode Paired Comparison.
Hasil perkalian rating dengan bobot akan didapat nilai skor untuk setiap faktor
Skor untuk setiap faktor kunci eksternal dan internal pada masing-masing
responden akan dikalikan menurut bobot responden yaitu 50 persen untuk ketua
KUB Hurip Mandiri, 15 persen untuk anggota KUB Hurip Mandiri, 25 persen
ancaman sebagai faktor kunci eksternal kemudian memberikan bobot serta rating.
145
Tabel 23. Nilai Bobot dan Rating Tanpa Adanya Perbedaan Bobot untuk
Tiap Responden
FAKTOR Bobot Bobot Bobot Bobot
R1 R2 R3 R4
Peluang
A. Dukungan Pemda Sukabumi
dalam pengembangan UKM di 0,111 0,119 0,160 0,119
Sukabumi
B. Perkembangan teknologi yang
0,104 0,094 0,083 0,100
semakin maju
C. Adanya peluang ekspansi
0,111 0,115 0,118 0,114
pemasaran
Ancaman
D. Tingkat persaingan industri
0,083 0,083 0,097 0,091
yang semakin tinggi
E. Adanya Kenaikan harga BBM 0,132 0,118 0,111 0,126
F. Ancaman masuknya pendatang
0,090 0,103 0,083 0,093
baru cukup besar
G. Ketidaktersediaan bahan baku
0,146 0,152 0,132 0,147
karena perubahan musim
H. Adanya produk substitusi 0,083 0,086 0,063 0,088
I. Daya beli pelanggan menurun 0,139 0,131 0,153 0,124
TOTAL 1,000 1,000 1,000 1,000
yaitu 50 persen untuk ketua KUB Hurip Mandiri (R1), 15 persen untuk anggota
KUB Hurip Mandiri (R2), 25 persen untuk Dinas Kelautan dan Perikanan (R3),
dan 10 persen untuk konsumen (R4). Akhirnya akan didapat bobot baru. Bobot
faktor kunci eksternal. Tabel 24 (hal 90) Matris EFE untuk usaha abon ikan KUB
Hurip Mandiri.
146
Tabel 24. Matriks EFE Usaha Abon Ikan KUB Hurip Mandiri
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Total
FAKTOR B R S B R S B R S B R S Skor
Peluang
A. Dukungan Pemda Sukabumi dalam
0,056 4 0,222 0,018 4 0,071 0,040 4 0,160 0,012 2,85 0,034 0,487
pengembangan UKM di Sukabumi
B. Perkembangan teknologi yang
0,052 3 0,156 0,014 2,75 0,039 0,021 3 0,063 0,010 3,05 0,030 0,288
semakin maju
C. Adanya peluang ekspansi pemasaran 0,056 2 0,111 0,017 2,95 0,051 0,030 3 0,089 0,011 3,20 0,036 0,287
Ancaman
D. Tingkat persaingan industri yang
0,042 4 0,167 0,012 3,25 0,041 0,024 4 0,097 0,009 2,80 0,025 0,330
semakin tinggi
E. Adanya Kenaikan harga BBM 0,066 4 0,264 0,018 3,65 0,065 0,028 4 0,111 0,013 2,60 0,033 0,472
F. Ancaman masuknya pendatang baru
0,045 3 0,135 0,015 2,65 0,041 0,021 4 0,083 0,009 2,75 0,026 0,285
cukup besar
G. Ketidaktersediaan bahan baku karena
0,073 4 0,292 0,023 3,25 0,074 0,033 4 0,132 0,015 2,85 0,042 0,539
perubahan musim
H. Adanya produk substitusi 0,042 2 0,083 0,013 2,65 0,034 0,016 3 0,047 0,009 2,05 0,018 0,182
I. Daya beli pelanggan menurun 0,069 2 0,139 0,020 3,40 0,067 0,038 2 0,076 0,012 2,40 0,030 0,312
Total 3,183
Keterangan: B=bobot, R=rating, S=skor
148
149
Nilai EFE mengidentifikasikan bahwa usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri
berada di atas nilai rata-rata. Hal ini ditunjukkan dengan total nilai EFE sebesar
3,183. Nilai tersebut menggambarkan bahwa respon yang diberikan oleh KUB
bahwa peluang utama pada KUB Hurip mandiri adalah adanya dukungan Pemda
Ancaman utama yang dihadapi oleh usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri
adalah faktor ketidaktersediaan bahan baku karena perubahan musim. Faktor ini
konsumen tidak dapat dipenuhi. Selain itu, faktor adanya kenaikan harga BBM
juga menjadi ancaman utama yang dihadapi oleh KUB Hurip Mandiri. Faktor
sisi perusahaan, baik dri total biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi juga
kelemahan sebagai faktor kunci internal kemudian memberikan bobot serta rating.
Tabel 25 (hal 92) menunjukkan skor untuk tiap responden sebelum adanya
Tabel 25. Nilai Bobot dan Rating Tanpa Adanya Perbedaan Bobot untuk
Tiap Responden
FAKTOR Bobot Bobot Bobot Bobot
R1 R2 R3 R4
Kekuatan
A. Lokasi perusahaan strategis 0,064 0,076 0,039 0,060
B. Rasa dan tekstur produk yang
0,093 0,092 0,097 0,090
baik
C. Adanya labelisasi kemasan 0,077 0,065 0,068 0,071
D. Pengalaman perusahaan selama
0,096 0,069 0,087 0,071
14 tahun
E. Adanya loyalitas pelanggan 0,090 0,090 0,081 0,084
F. Adanya hubungan kekeluargaan
0,087 0,065 0,090 0,071
dan kerjasama yang kuat
G. Telah ada pembagian tugas (job
0,061 0,058 0,055 0,065
description)
Kelemahan
H. Sumber dana yang terbatas 0,067 0,081 0,095 0,095
I. Teknologi yang masih sederhana 0,077 0,075 0,067 0,067
J. Distribusi produk belum luas 0,077 0,084 0,083 0,083
K. Kualitas sumber daya manusia
0,054 0,079 0,073 0,073
masih rendah
L. Kapasitas produksi belum
0,074 0,080 0,082 0,082
optimal
M. Kurangnya promosi produk 0,083 0,085 0,088 0,088
TOTAL 1,000 1,000 1,000 1,000
yaitu 50 persen untuk ketua KUB Hurip Mandiri (R1), 15 persen untuk anggota
KUB Hurip Mandiri (R2), 25 persen untuk Dinas Kelautan dan Perikanan (R3),
dan 10 persen untuk konsumen (R4). Akhirnya akan didapat bobot baru. Bobot
faktor kunci internal. Tabel 26 (hal 93) Matris IFE untuk usaha abon ikan KUB
Hurip Mandiri
151
Tabel 26. Matriks IFE Usaha Abon Ikan KUB Hurip Mandiri
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Total
FAKTOR B R S B R S B R S B R S Skor
Kekuatan
A. Lokasi perusahaan strategis 0,032 4 0,128 0,011 3,75 0,043 0,010 3 0,029 0,006 3,25 0,020 0,220
B. Rasa dan tekstur produk yang baik 0,046 4 0,186 0,014 4 0,055 0,024 4 0,097 0,009 3,5 0,031 0,369
C. Adanya labelisasi kemasan 0,038 4 0,154 0,010 4 0,039 0,017 3 0,051 0,007 3,5 0,025 0,269
D. Pengalaman perusahaan selama
0,048 4 0,192 0,010 4 0,041 0,022 4 0,087 0,007 3,75 0,027 0,347
14 tahun
E. Adanya loyalitas pelanggan 0,045 4 0,179 0,013 3,9 0,052 0,020 3 0,060 0,008 3,3 0,028 0,320
F. Adanya hubungan kekeluargaan
0,043 3 0,130 0,010 4 0,039 0,023 4 0,090 0,007 3,3 0,023 0,283
dan kerjasama yang kuat
G. Telah ada pembagian tugas (job
0,030 3 0,091 0,009 3,5 0,031 0,014 3 0,041 0,007 3,05 0,020 0,183
description)
Kelemahan
H. Sumber dana yang terbatas 0,034 1 0,034 0,012 1,75 0,021 0,017 2 0,034 0,009 1,75 0,017 0,105
I. Teknologi yang masih sederhana 0,038 2 0,077 0,011 2 0,022 0,017 2 0,034 0,007 2 0,013 0,147
J. Distribusi produk belum luas 0,038 2 0,077 0,013 1,85 0,023 0,023 2 0,045 0,008 2 0,017 0,162
K. Kualitas sumber daya manusia
0,027 2 0,054 0,012 1,9 0,023 0,020 1 0,020 0,007 1,5 0,011 0,108
masih rendah dalam manajemen
L. Kapasitas produksi belum optimal 0,037 2 0,074 0,012 2 0,024 0,020 2 0,040 0,008 1,9 0,016 0,154
M. Kurangnya promosi produk 0,042 1 0,042 0,013 1,9 0,024 0,024 1 0,024 0,009 1,75 0,015 0,105
Total 2,772
Keterangan: B=bobot, R=rating, S=skor
152
Perhitungan pada matriks IFE memperlihatkan faktor-faktor kekuatan utama
KUB Hurip Mandiri. Kekuatan utama tersebut adalah faktor rasa dan tekstur
produk yang baik. Faktor tersebut mendapatkan total skor 0,369. Faktor rasa dan
tekstur produk memang sangat penting dalam suatu usaha. Produk yang memiliki
rasa dan tekstur yang baik biasanya lebih disukai oleh konsumen. Kualitas
produk, dalam hal ini adalah rasa dan tekstur, yang baik juga akan dapat
meningkatkan loyalitas konsumen. Kekuatan lain yang dimiliki oleh KUB Hurip
skor 0,347. Pengalaman tentu menjadi hal penting dalam pengembangan usaha.
Faktor ini dapat mempengaruhi kualitas produk dan berbagai keputusan yang
Di lain pihak, kelemahan utama dari usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri
adalah faktor kurangnya promosi produk yang mendapatkan total skor 0,105.
Promosi menjadi sesuatu yang sangat penting karena melalui promosi suatu
produk dapat diketahui oleh konsumen. Sebaik apapun produk yang dihasilkan
Kelemahan lain yang dihadapi adalah sumber dana yang terbatas. Faktor ini
mendapatkan total skor sebesar 0,105. Dana yang terbatas dapat menghambat
upaya pengembangan suatu usaha. Nilai IFE yang didapat adalah 2,772. Nilai
diturunkan dari tahap input untuk mencocokkan kekuatan dan kelemahan internal
dengan peluang dan ancaman eksternal. Mencocokkan faktor kunci internal dan
eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara
7.2.1 Matriks IE
Matriks IE menghubungkan nilai IFE dan EFE yang telah didapat. Nilai IFE
yang didapat adalah 2,772 sedangkan nilai EFE didapat 3,183. Kombinasi kedua
nilai tersebut menempatkan posisi usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri di
ke depan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai untuk usaha abon
ikan KUB Hurip Mandiri. Matriks IE dari usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri
VII VIII IX
Rendah
1,0-1,99
menghasilkan empat tipe strategi yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT. Tabel 25
menunjukkan matriks SWOT dengan empat tipe alternatif strategi yang dihasilkan
dari kekuatan dan kelemahan internal dan peluang dan ancaman eksternal.
119
Tabel 27. Matriks SWOT Usaha Abon Ikan KUB Hurip Mandiri
Kekuatan Kelemahan
(Strengths-S) (Weaknesses-W)
1.Lokasi perusahaan 1. Sumber dana yang
strategis terbatas
2.Rasa dan tekstur produk 2. Teknologi yang masih
yang baik sederhana
3.Adanya labelisasi 3. Distribusi produk belum
kemasan luas
4.Pengalaman perusahaan 4. Kualitas sumber daya
selama 14 tahun manusia masih rendah
5.Adanya loyalitas 5. Kapasitas produksi
pelanggan belum optimal
6.Adanya hubungan 6. Kurangnya promosi
kekeluargaan dan kerja produk
sama yangkuat.
7.Telah ada pembagian
tugas (job description)
Strategi SO (Strenghts-Opportunities)
dan pemasaran. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah produk yang
dapat dilakukan dengan mencari distributor tetap karena selama ini KUB Hurip
kemasan
Mandiri. Salah satu hasil dari penelitian itu adalah konsumen menginginkan
penganekaragaman rasa dan kemasan. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
Strategi WO {Weaknesses-Opportunites)
Kegiatan promosi saat ini menjadi sesuatu yang sangat penting dalam upaya
mengembangkan usaha. Hal ini juga berlaku bagi usaha abon ikan KUB Hurip
Mandiri. KUB Hurip Mandiri perlu melakukan kegiatan promosi lebih aktif lagi
121
karena selama ini promosi tidak dilakukan secara aktif. Strategi ini dapat
Mandiri dekat dengan kawasan Pantai Karang Hawu dan Pemandian Cipanas.
Kedua tempat wisata tersebut banyak didatangi oleh wisatawan dari luar kota.
KUB Hurip Mandiri ke konsumen yang lebih luas. Apabila usaha telah
berkembang, promosi lebih besar dapat mulai dilakukan. Promosi tersebut dapat
dilakukan dengan menjalin kerja sama dengn surat kabar lokal atau radio lokal.
guna. Seperti telah disebutkan pada aspek teknologi, saat ini telah ada teknologi
yang dapat diadaptasi untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih optimal.
dilakukan dengan memproduksi abon ikan dari jenis ikan yang lain misalnya abon
ikan tuna, tongkol, cakalang, tenggiri, tongkol, dan bawal19. Bahkan tak hanya
ikan laut yang dapat diolah menjadi abon ikan, ikan gurami, nila, dan patin pun
Anonim. 2006. Abon ikan (Tentang Pengolahan Pangan). http://www.ristek.go.id/ [25 November
19
2007]
122
baik untuk diolah menjadi abon ikan20. Hal ini dilakukan untuk mencegah
Strategi ST (Strenghts-Threats)
pelayanan kepada konsumen dan pemasok. Strategi ini perlu dilakukan karena
meskipun rasa dan tekstur produk abon ikan KUB Hurip Mandiri pada umumnya
kualitas produk tersebut. Keluhan utama terdapat pada tekstur yang terkadang
masih kasar (Wijaya, 2007). Hal tersebut mengharuskan pihak KUB Hurip
Kualitas produk yang terjamin dan mutu pelayanan yang baik dapat memberikan
kepuasan pada konsumen dan pemasok. Pihak KUB Hurip Mandiri perlu
yang terjadi, ada beberapa konsumen yang pernah menunggu cukup lama untuk
mendapatkan produk abon ikan karena abon ikan belum dikemas. Pelayanan pada
Strategi WT (Weaknesses-Threats)
20
Anonim. 2008. Harga Minyak Tanah Memberatkan Usaha Abon Ikan.
http://64.203.71.11/kompas-cetak/0602/17/daerah/2321077.htm [1 Februari 2008]
123
dapat mencegah penumpukan stok yang berlebih sehingga saat usaha sedang
oleh pekerja sebaiknya ditunjang oleh kualitas sumberdaya yang baik dalam
Selain itu, ketua KUB Hurip Mandiri sebaiknya perlu melakukan perencanaan
produksi. Hal ini juga terkait dengan strategi WT yang lain yaitu strategi
tahap pemaduan akan dipilih yang terbaik dengan menggunakan metode Proses
Hirarki Analitik (PHA) yang memakai software Expert Choice 2000. metode
akan membentuk tingkat dasar hirarki. Tingkat berikutnya harus terdiri atas
haruslah satu elemen saja, yaitu fokus atau tujuan menyeluruh. Di sana kriteria-
Melalui proses ini diharapkan akan terpilih strategi terbaik yang dapat
Model hirarki pada usaha abon ikan KUB hurip Mandiri terbagi menjadi tiga level
yaitu level fokus, level kriteria strategi, dan level alternatif strategi (Gambar 10).
Tingkat 2:
Memenangkan Persaingan
Memperluas pangsa pasar
Meningkatkan penjualan
Kriteria Strategi
Tingkat 3:
Alternatif
SO1 SO2 WO1 WO2 ST1 WT1 WT2
Strategis
Elemen kriteria pada hirarki ini terdiri dari tiga kriteria yaitu memenangkan
usaha adalah kriteria memperluas pangsa pasar. Kriteria ini menjadi prioritas
pertama karena dengan pangsa pasar yang semakin luas menandakan usaha yang
ikan produksi mereka ke pasar yang semakin luas. Apabila pangsa pasar telah
bertambah umumnya penjualan juga meningkat dan persaingan yang ketat dapat
Kabupaten Sukabumi pada khususnya semakin besar. Hal ini tidak terlepas dari
menjadi prioritas ketiga karena KUB Hurip Mandiri saat ini masih lebih unggul
126
Tingkat ketiga dari hirarki yang digunakan pada tahap pemilihan strategi
tersebut didapat dari faktor kunci lingkungan internal berupa kekuatan dan
kelemahan serta faktor kunci lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman
dua.
pelayanan kepada konsumen serta pemasok (ST1). Strategi ini mendapatkan bobot
0,189. Kualitas produk dan mutu pelayanan yang baik dapat menjadikan suatu
127
perusahaan lebih unggul dari pesaingnya. Strategi ini menjadi strategi unggulan
sebesar 0,162. Inovasi produk umumnya dapat menarik minat konsumen. Oleh
sebab sebab itu, pengembangan produk diperlukan agar mampu bersaing dengan
produk sejenis.
dengan bobot 0,158. Penghematan biaya dapat menurunkan total biaya produksi.
harga produknya. Harga yang lebih rendah dari pesaing menjadikan KUB Hurip
dalam upaya menerapkan strategi pengembangan usaha abon ikan KUB Hurip
pemasaran (SO1).
pasar menunjukkan bahwa prioritas pertama strategi yang dapat diterapkan adalah
aktif melakukan kegiatan promosi (WO1) dengan bobot 0,276. Promosi mutlak
memperkenalkan produk pada konsumen yang lebih luas. Saat ini KUB Hurip
Mandiri belum melakukan kegiatan promosi secara aktif. Padahal promosi sangat
produk yang dijual. Kegiatan promosi sekarang ini dapat lebih mudah dilakukan
kerena telah adanya kemajuan teknologi. Media yang dapat dipakai oleh KUB
Hurip Mandiri adalah brosur, surat kabar, radio, televisi, dan internet.
distribusi dan pemasaran menjadi hal yang penting dalam upaya memperluas
pangsa pasar karena melalui saluran ini produk dapat sampai ke tangan konsumen.
pelayanan kepada konsumen serta pemasok (ST1) dengan bobot sebesar 0,181.
Promosi dan jaringan distribusi serta pemasaran yang luas tidak akan berarti jika
tidak diimbangi dengan kualitas produk yang dijual. Oleh sebab itu, peningkatan
Konsumen tidak akan puas jika kualitas produk dan mutu pelayanan yang
diberikan buruk, begitu pula dengan pemasok. Urutan strategi selanjutnya dalam
upaya menerapkan strategi pengembangan usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri
dengan strategi prioritas pertama. Kualitas produk yang baik dan mutu pelayanan
yang prima menjadikan konsumen loyal terhadap produk yang dijual oleh suatu
Mutu pelayanan terhadap pemasok juga menjadi hal yang penting. KUB Hurip
Mandiri harus menjaga hubungan baik dengan pemasok mengingat bahan baku
utama usaha abon ikan tidak pasokannya tidak selalu kontinyu baik kuantitas
sebesar 0,198. Inovasi produk umumnya dapat menarik minat konsumen. Oleh
penjualan.
Hurip Mandiri dapat menurunkan harga produknya. Harga yang lebih rendah
penjualan abon ikan KUB Hurip Mandiri dapat meningkat. Urutan strategi
KUB Hurip Mandiri adalah strategi aktif melakukan kegiatan promosi (WO1),
menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap fokus utama hirarki.
utama adalah memperluas pangsa pasar dengan bobot 0,550. Prioritas berikutnya
pengolahan vertikal elemen kriteria strategi tersebut telah memenuhi syarat rasio
terhadap sasaran utama (fokus) hirarki yang terdapat pada tingkat satu. Hasil
pengolahan vertikal terhadap alternatif strategi dapat dilihat pada Tabel 31.
131
pemasok (ST1). Kualitas produk dan mutu pelayanan menjadi prioritas utama
karena hal inilah yang menjadi perhatian konsumen. Berbagai strategi yang
dilakukan tidak akan berarti jika produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan
standar kualitas yang diinginkan konsumen. Pemasok sebagai pihak yang menjadi
media cetak dan elektronik (WO1). Kegiatan promosi sering kali memegang
KUB Hurip Mandiri perlu melakukan kegiatan promosi secara aktif untuk
memperkenalkan produknya.
Tingkat 2:
Kriteria Strategi Memenangkan Memperluas Meningkatkan
persaingan pangsa pasar penjualan
(0,100) (0,550) (0,350)
Tingkat 3:
Alternatif
Strategis SO1 SO2 WO1 WO2 ST1 WT1 WT2
(0,175) (0,121) (0,203) (0,084) (0,204) (0,108) (0,105)
pengolahan vertikal. Gambar tersebut dapat merangkum hasil dari metode PHA.
Kriteria strategi yang menjadi prioritas dalam pengembangan usaha adalah kriteria
memperluas pangsa pasar. Prioritas Alternatif strategi yang yang dipilih adalah
BAB VIII
8.1 Kesimpulan
terdiri atas peluang dan ancaman. Peluang yang dihadapi oleh usaha abon ikan
maju, dan adanya peluang ekspansi pemasaran. Peluang utama yang dihadapi
ikan KUB Hurip Mandiri adalah tingkat persaingan industri yang semakin
produk substitusi, dan daya beli pelanggan menurun. Ancaman utama yang
oleh KUB Hurip Mandiri terdiri atas kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang
dimiliki oleh KUB Hurip Mandiri diantaranya lokasi perusahaan strategis, rasa
kekeluargaan dan kerja sama yang kuat., dan telah ada pembagian tugas (job
134
diantaranya rasa dan tekstur produk yang baik. Kelemahan yang dimiliki yaitu
sumber dana yang terbatas, teknologi yang masih sederhana, distribusi produk
belum luas, Kualitas sumber daya manusia masih rendah, kapasitas produksi
dimiliki oleh KUB Hurip Mandiri adalah kurangnya promosi produk dan
atau integratif dapat menjadi strategi paling sesuai untuk usaha abon ikan
usaha abon ikan yaitu strategi: 1) meningkatkan kualitas produk dan mutu
8.2 Saran
1. KUB Hurip Mandiri memiliki kekuatan dalam rasa dan tekstur produk yang
dianggap sudah baik. KUB hurip Mandiri sebaiknya lebih aktif melakukan
luas. Kegiatan promosi sebaiknya lebih banyak dilakukan atas inisiatif sendiri
penelitian tentang perilaku konsumen abon ikan KUB Hurip yang telah
3. Ancaman utama yang dihadapi oleh usaha abon ikan KUB Hurip Mandiri
Hurip Mandiri perlu memanfaatkan jenis ikan yang lain (selain marlin) untuk
diolah menjadi abon ikan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kontinyuitas
konsumen.
4. KUB Hurip Mandiri perlu senantiasa menjaga hubungan baik dan pelayanan
melakukan transaksi.
yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan agar kinerja perusahaan dapat dinilai
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Koperasi dan UKM. 2006. Statistik Usaha Kecil Dan Menengah
2005-2006. http://www.depkop.go.id/ [18 November 2007]
Herawati E.S. 2002. Pengolahan Ikan Secara Tradisional: Prospek dan Peluang
Pengembangan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 21
No 3.
137
Leksono, T dan Syahrul. 2001. Studi Mutu Dan Penerimaan Konsumen Terhadap
Abon Ikan. Jurnal Natur Indonesia III (2): 178– 184
Sa’id, H.E.G dan Intan, A.H. 2001. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Yusriana. 2004. Kajian Preferensi dan Strategi Pengembangan Produk Abon Ikan
di Kotamadya Banda Aceh [tesis]. Bogor. Sekolah Pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor.
139
140
KUESIONER PENELITIAN
Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal
Usaha Abon Ikan Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi
Oleh:
RINI ARIANI AMIR A14104090
145
146
146
147
Instruksi Tahap I
Dalam memilih strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi usaha abon ikan KUB
Hurip Mandiri terdapat beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Mengatasi persaingan
2. Memperluas pangsa pasar
3. Meningkatkan Penjualan
Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan masing-masing kriteria tersebut yang
paling sesuai bagi pemilihan strategi pengembangan usaha.
Instruksi Tahap II
Bandingkan besarnya tingkat kepentingan diantara alternatif strategi dalam kaitannya
dengan kriteria mengatasi persaingan.
Instruksi Tahap II
Bandingkan besarnya tingkat kepentingan diantara alternatif strategi dalam kaitannya
dengan kriteria memperluas pangsa pasar.
Instruksi Tahap II
Bandingkan besarnya tingkat kepentingan diantara alternatif strategi dalam kaitannya
dengan kriteria meningkatkan penjualan.
Keterangan:
Strategi SO1 = Memperluas jaringan distribusi dan pemasaran
Strategi SO2 = Melakukan pengembangan produk melalui penganekaragaman
kemasan.
Strategi WO1 = Melakukan kegiatan promosi
Strategi WO2 = Mengoptimalkan volume produksi
Strategi ST1 = Meningkatkan kualitas produk dan mutu pelayanan kepada konsumen
serta pemasok
Strategi WT1 = Melakukan penghematan biaya.
Strategi WT2 = Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam kemampuan
manajemen
152
Summary
SO1 .175
SO2 .121
WO1 .203
WO2 .084
ST1 .204
WT1 .108
WT2 .105