Anda di halaman 1dari 13

1

MODUL PERKULIAHAN

F042100001
Human Relations

Pengantar Human Relations,


Definisi, Manfaat dan Tujuan

Abstrak Sub-CPMK 2.1

Pokok Bahasan dalam Pengantar Mahasiswa dapat memahami pengertian akan


Human Relations ini antara lain: perkembangan dan tantangan di bidang
Pengertian Human Relations, Human Relations.
Perkembangan Human Relations,
Pengaruh ilmu perilaku dalam
Human Relations, dan Tantangan-
tantangan di bidang Human
Relations

Pendahuluan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

01
Rifky Anan Kurniawan S.ikom.M.Ikom.MM
Fakultas Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi
Pada sebuah organisasi atau perusahaan yang dinamis pasti terdapat dinamika dan
problematika tersendiri di dalamnya. Kita sering melihat berbagai permasalahan di
organisasi atau perusahaan, misalnya terjadi penurunan produktivitas kerja, hingga
terjadinya pemogokan dan lain sebagainya. Tentu hal tersebut sangatlah mengganggu
efektifitas kerja organisasi atau perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Jika dikaji
lebih jauh, tidak sedikit permasalahan tersebut banyak dilatarbelakangi oleh berbagai
masalah internal misalnya konflik antar individu (karyawan), keryawan dengan
manajemen organisasi dan lain sebagainya.

Dalam konteks inilah, diperlukan sebuah pemahaman mengenai bangaimana organisasi


atau perusahaan dalam mengelola dan membina hubungan dengan karyawan melalui
pendekatan human relations. Human relations dipandang mampu memberikan kontribusi
dan solusi dalam menjawab permasalahan tersebut. Berbagai peningkatan kinerja dan
produktivitas karyawan sangat dipengaruhi sejauhmana perusahaan memberikan
kenyamanan dan kepuasan kepada karyawannya. Parameter kenyamanan dan kepuasan
tersebut tentu tidak hanya diukur dari seberapa besar materi yang diberikan perusahaan
kepada karyawan semata, tetapi kenyamanan dan kepuasan pun dapat diperoleh melalui
hubungan kerja yang humanis.

Human relations sangatlah penting untuk mengatasi berbagai masalah yang diakibatkan
miss communication dan miss interpretation antara manusia yang satu dengan yang
lainnya. Dalam konteks organisasi, maka hal ini bermaksud untuk menghindari
kesalahfahaman antara manajemen dengan para karyawannya.

Pengertian Human Relations


Tidak mudah untuk mencari kata dalam bahasa Indonesia yang benar-benar tepat
sebagai terjemahan dari istilah human relations. Ada yang menerjemahkan menjadi
‘hubungan manusia’, dan ada pula yang mengalihbahasakannya menjadi ‘hubungan antar
manusia’. Secara harfiah terjemahan tersebut mungkin tidak salah, tetapi kedua-duanya
tidak mengandung makna yang sebenarnya yang dikandung oleh human relations itu.

Baik pada istilah ‘hubungan manusia’ maupun ‘hubungan antar manusia’ tidak terdapat
ciri hakiki human relations. Ciri hakiki human relations ‘human’ dalam pengertian wujud
manusia (human being), melainkan dalam makna proses rokhaniah yang tertuju kepada
kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku dan lain-

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Karena itu, terjemahan yang paling
mendekati makna dan maksud human relations adalah hubungan manusiawi atau
hubungan insani.

Contoh human relations dan contoh bukan human relations

Seorang pegawai negeri sipil (PNS) di salah satu kantor gubernur berkata kepada teman
sesama PNS: “ Gubernur kita itu adalah kakak ipar saya”. Kemudian sang teman pun
tersenyum.

Antara si PNS dengan Gubernur nya itu terdapat hubungan, baik hubungan keluarga
maupun hubungan kerja. Dan hubungan itu adalah hubungan manusia atau hubungan
antar manusia, tetapi apa yang diucapkannya tersebut bukanlah “human relations”

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Suatu hari, seorang suami pulang kantor dan menyerahkan uang rapel kenaikan pangkat,
yang cukup besar jumlahnya bagi keluarga mereka, kepada istrinya, dan sang istri
tampak gembira.

Istri: Belikan kalung mas saja, ya pak, aku ingin sekali. Sejak menikah sampai punya
anak tiga sekarang, kalungku hanya ini saja dari mas imitasi” kata sang istri memelas.

Suami: terdiam. Termenung sejenak. Lalu berkata: “ Bagaimana, ya... Bukan aku tidak
sayang padamu, bu. Tetapi aku rasa ada yang lebih penting dari itu. Bagaimana
pendapatmu, kalo rapel yang sekarang ini kita belikan kursi setelan untuk di ruang depan
dan lemari pakaian buat di kamar kita. Kursi rotan kita sudah rusak dan pakaian selalu
berserakan. Aku berjanji rapel yang akan datang akan kubelikan kalung mas untukmu.
Atau siapa tahu kita dapat rezeki dalam waktu dekat. Akan kubelikan keinginanmu itu.
Bagaimana, bu? ”

Istri: betul juga katamu itu, pak. Aku setuju sekali dengan gagasanmu itu, dengan
ekspresi dan wajah cerah.

Dialog yang terakhir ini adalah human relations. Disini terdapat kegiatan komunikatif,
persuatif, sugestif dan kedua belah pihak merasa hatinya puas, yang merupakan aspek-
aspek manusiawi dari human relations.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa human relations adalah kegiatan


komunikasi yang komunikatif, persuasif dan sugestif, sehingga kedua belah pihak merasa

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
hatinya senang dan puas, dimana hal tersebut merupakan unsur dari aspek-aspek
manusiawi dari human relations.

Perkembangan human relations


Jack Hallowan dalam bukunya “Apllied Human Relation, An Organizational Approach,”
gerakan human relation dimulai sekitar tahun 1850 ketika perhatian banyak ditumpahkan
kepada kebutuhan para pekerja dan tatkala disadari bagaimana kebutuhan tersebut
mempengaruhi keseluruhan produktivitas. Sebelumnya para manajer memandang para
pekerja sebagai komoditi untuk dijual dan dibeli seperti komoditi lainnya. Bekerja seharian
dengan upah yang rendah, serta kondisi kerja yang menyedihkan merupakan kenyataan
bagi kehidupan rata-rata pekerja. Persatuan kaum buruh masih berjuang untuk dapat
berdiri dan masih belum dapat memenangkan hak untuk mewakili kekuatan kaum buruh.

Kemudian pada tahun-tahun peralihan abad muncul Frederick Taylor dengan teorinya
yang terkenal yaitu “scientific management”. Teori ini menyatakan bahwa produktivitas
yang lebih besar akan dapat diperoleh dengan memerinci tugas-tugas secara khusus.
Tujuan utama dari “scientific management” yaitu “untuk menghilangkan antagonisme
antara majikan dan bawahannya.” Dia merasa yakin bahwa apabila para pengusaha dan
para pekerjanya bersama-sama mengkonsentrasikan dirinya pada metode untuk
meningkatkan produksi dan bersama-sama menumpahkan perhatian terhadap
peningkatan, bukannya mempersoalkan pembagian surplus maka surplus tersebut akan
menjadi semakin besar, sehingga tidak akan menimbulkan konflik mengenai bagaimana
membaginya karena sudah lebih dari cukup.

Teori Taylor ini ternyata mendapat kecaman juga yaitu dengan manajemen ilmiah
tersebut cenderung lebih mengeksploitasi para pekerja daripada memberikan keuntungan
kepada pekerja. Teori tersebut menitikberatkan kontrol dan disiplin pada daya juang para
pekerja. Frederick Taylor melalui teori scientific management dituduh “menganggap para
pekerja semata-mata alat ekonomi, dipisahkan, hampir-hampir mekanik dan merupakan
bagian dari proses produksi bukan sebagai manusia dengan kebutuhannya”.

Lepas dari banyaknya kecaman tersebut, pengenalan scientific management itu telah
meluas pula ke kalangan industriawan dan para manager. Dengan menyebarnya teknik-
teknik manajemen ilmiah itu dalam rangka meningkatkan penentuan tugas dan produser
penempatan para pekerja para usahawan dan industriawan menyadari bahwa
kemampuan para pekerja secara individual adalah unik. Pada tahun 1920 citra para
pekerja telah berubah banyak dibandingkan dengan tahun-tahun pada waktu peralihan

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
abad. Pandangan baru menyatakan bahwa semua pekerja adalah manusia-manusia yang
komplek dan unik yakni mereka memiliki ketrampilan dan kemampuannya secara
individual dapat diukur, diuji dan dilatih. Seorang pekerja secara individual dapat dianggap
sebagai perpaduan dari berbagai sifat, sifat yang dapat diukur secara cermat dan
dikembangkan dengan latihan yang tepat. Selama dekade ini para manajer menjadi
percaya bahwa testing bermanfaat setidaknya untuk penentuan tugas, penempatan dan
kenaikan pangkat.

Pada waktu yang sama ketika citra baru dari para pekerja berkenan di hati para manajer,
serikat buruh menjadi semakin kuat. Sekitar tahun 1897 dan 1904 di Amerika Serikat
keanggotaan serikat buruh meningkat dari 400.000 menjadi 2 juta. Dan pada tahun 1920
serikat-serikat buruh di seluruh negeri telah mendapat pengakuan dari para industriawan
beserta para manajernya. Dengan adanya perkembangan teknik-teknik manajemen
ilmiah, perjuangan pemimpin-pemimpin serikat buruh, dan teknologi yang berubah cepat,
berimpikasi positif pada paradigma baru yaitu seorang pekerja adalah manusia dengan
segala kebutuhannya. Hal ini menyebabkan para manajer mengkaji kembali kebijakannya
masing-masing dan mengevaluasi diri mengenai pandangan-pandangan yang tradisional
terhadap gaya kepemimpinan dan pengambilan keputusannya.

Pada pertengahan tahun 1920 muncul pendekatan humanistik dalam bisnis dan industri
melalui Studi Hawthorne yang dilakukan oleh Elton Mayo dan kawan-kawannya pada
National Research Council yang bekerjasama dengan Massachusetts Institute of
Technology. Regu Mayo ini memulai studinya mengenai efek penerangan lampu, ventilasi
dan kepenatan para pekerja Hawthorne Plant of Western Electric. Setelah eksperimen
yang berlangsung selama beberapa tahun, para peneliti menemukan bagaimana
pentingnya faktor-faktor morale atau daya juang kelompok dan motivasi pribadi. Studi
Hawthorne menunjukkan bahwa dengan pengukuran secara kuantitatif, interaksi para
pekerja yang sedang melakukan tugasnya selamanya berada dalam jaringan sosial
(organisasi informal), amat besar pengaruhnya terhadap pola tingkah laku para pekerja.

Sejak itu bagi manajemen, sudah tidak mungkin lagi memandang para pekerja semata-
mata sebagai alat ekonomi atau sebagai unit yang terpisahkan dari proses produksi.
Mereka harus dilihat sebagai manusia yang kompleks yang interaksinya berpengaruh
terhadap hasil produksi secara keseluruhan tanpa mempersoalkan proses teknologi yang
rumit.

Perhatian dan minat terhadap human relation itu pernah menurun di sekitar tahun 1930-
an selama berlangsungnya depresi di Amerika Serikat. Tetapi pada tahun-tahun Perang

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dunia II dan sesudahnya para industriawan dan usahawan telah menunjukkan pengertian
yang lebih mendalam terhadap hubungan antara produktivitas dan kepuasan hati para
pekerja. Sejak saat itu banyak studi yang dilakukan dan diterbitkan oleh para teoritisi
bisnis dan ilmuwan sosial. Menurut Jack Hallowan, dua di antaranya yang dianggap
paling penting adalah karya McGregor mengenai teori management tradisional yang ia
namakan Theory X sebagai lawan dari pendekatan humanistik yang disebut Theory Y dan
studi Abraham Maslow mengenai “jenjang kebutuhan manusia” (hierarchy of human
needs).

Berbagai ilmu dan pengetahuan terkait pendekatan human relations sangat berkembang
pesat di tahun 1940-an dan 1950-an. Berbagai studi dilakukan, diantaranya oleh para
psikolog seperti Carl Rogers dan Kurt Lewin; para sosiolog Daniel Bell dan C.Wright Mills;
dan para manajer organisasi-organisasi besar antara lain Chester I. Barnard. Kemudian
pada tahun 1960-an dan 1970-an para usahawan di berbagai negara maju telah
menunjukkan penilaiannya bagaimana pentingnya kontribusi secara teoritis dan
eksperimental tersebut.

Ruang lingkup human relations


Human relations dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua
bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua
belah pihak. Human ralations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work
situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk
menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif
dengan perasaan bahagia dan puas hati. Kemudian human relations juga dapat diartikan
sebagai satu kegiatan yang komunikatif, persuasif, sugestif, dimana kedua belah pihak
merasa hatinya terpuaskan, dan ini melalui pendekatan manusiawi.

Melalui pendekatan human relations maka dapat diusahakan untuk menghilangkan


rintangan-rintangan komunikasi, mencegah salah pengertian, dan mengembangkan segi
konstruktif sifat tabeat manusia. Demikian kata Norman R.F. Maier. Jadi human relations
dalam organisasi kekaryaan adalah komunikasi persuasif antara orang-orang yang
berada dalam struktur formal untuk mencapai tujuan.

Richard M. Hodgett human relations is a process by which management brings workers


into contact with the organization in such a way that the objectives of both groups are

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
achieved (human relations adalah suatu proses dimana manajemen membawa pekerja ke
dalam kontak dengan organisasi sedemikian rupa bahwa tujuan dari kedua kelompok
tercapai).

Human Relations at Work (2002: 5) menyatakan bahwa “Human relations is the process
by which management and workers interact and attain their objectives (Human relations
adalah proses bagaimana jajaran manajemen dan karyawan berinteraksi dan bekerja
mencapai tujuan-tujuan mereka).

Kunci aktivitas human relations adalah motivasi (motivation) memotivasi para karyawan
untuk bekerja giat sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi secara memuaskan, yakni
kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan hidup keluarganya sehari-hari,
kebahagiaan keluarganya, kemajuan dirinya sendiri, dan lain sebagainya. Untuk
memuaskan hati seluruh karyawan tentu tidak mudah, ini memang tak dapat disangkal;
kebahagiaan seorang karyawan yang mendapat kenaikan gajih mungkin menyebabkan
bebarapa teman sejawatnya tidak merasa senang. Akan tetapi lingkungan dan suasana
yang bisa membantu seluruh karyawan memperoleh kebahagiaan, akan dapat diciptakan
dan diadakan. Dalam hal ini seorang pemimpin kelompok harus berfikir secara situasional
dalam rangka mencapai tujuannya.

Ketika seseorang memasuki suatu organisasi, karena ia berfikir organisasi akan dapat
membantu dia mencapai tujuannya. Demikian pula para karyawan. Mereka mempunyai
organisasi dan mereka merupakan anggota organisasi kekaryaan di mana mereka
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada kondisi inilah seorang pemimpin
organisasi harus mampu mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas para karyawan dan
mengkooperasikan hasrat-hasrat mereka untuk bekerja bersama-sama. Ini semua tertuju
kepada sasaran yang direncanakan. Dan disini komunikasi memegang peranan penting.
Human relations seperti ditegaskan di muka adalah komunikasi persuasif.

Dalam melaksanakan human relations, pemimpin organisasi atau pemimpin kelompok


harus mampu melakukan komunikasi kepada para karyawannya secara manusiawi untuk
menggiatkan mereka dalam bekerja secara kolektif, sehingga hasilnya memuaskan dan
mereka dapat bekerja dengan hati yang puas. Intinya, kunci sukses human relations
yaitu komunikasi persuasif, bukan hanya sekedar relasi/hubungan saja, bukan sekedar
action oriented, namun human relations diciptakan untuk “ hubungan timbal balik, dan
tidak pasif ”, human relations mengembangkan hasil yang lebih produktif dan
memuaskan, human relations berorientasi pada “kepuasan batin”, dan hal inilah yang
menjadikan human relations banyak diterapkan dalam menajemen

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pengaruh Ilmu Perilaku dalam Human
Relations
Titik sentral human relations adalah manusia. Dan titik sentral human relations dalam
orgranisasi kekaryaan adalah karyawan. Manusia karyawan ini harus ditinjau dari segi
manusiawinya. Untuk mempraktekan human relations, seorang pemimpin harus
mempelajari sifat serta tabeat manusia karyawan. Kita ketahui bahwa bahwa manusia
berbeda dengan mahluk-mahluk lain, dan bahkan memiliki banyak kelebihan dari mahluk
lain. Manusia bukan hanya mempunyai kemampuan vegetatif; makan dan berkembang
biak; bukan hanya mempunyai kemampuan sensitif; bergerak, mengamat-amati,
bernafsu, dan berperasaan; tetapi juga berkemampuan intelektif; berkemauan dan
berkecerdasan.

Kemudian yang membedakan manusia yang satu dengan yang lainnya adalah sifat-sifat
rohaniahnya. Dalam pertumbuhannya, manusia bukan saja manusia mengalami
perkembangan dalam segi jasmaninya, tetapi juga rohaniahnya. Dan perkembangan ini
membentuk jiwanya, sifat tabeatnya, dan tingkah-lakunya

Faktor pembawaan dan faktor lingkungan

Ada dua faktor yang menentukan sifat tabiat manusia yakni pembawaan sejak ia
dilahirkan (heredity) dan lingkungan hidupnya (environment). Yang menjadi dasar dari
watak tabeat seseorang ialah sifat-sifat yang dimilikinya begitu ia dilahirkan, sifat ini
adalah warisan dari orang tua dan nenek moyangnya. Sifat tersebut terpengaruhi oleh
lingkungan dimana ia hidup. Lingkungannya akan menentukan apakah sifat-sifat yang
dibawanya sejak lahir itu akan berkembang atau tertahan. Interaksi dengan orang-orang
dalam lingkungannya akan berpengaruh kepada sipat-sipat yang sudah ada padanya.
Yang diartikan pengaruh disini adalah bahwa sifat-sifat yang sudah ada itu berkembang
atau tertahan; tetapi tidak mematikan.

Dalam perjalanan hidup manusia dan perkembangan jiwanya, seseorang mengalami


aktivitas psihis. Dan bila aktivitas kejiwaan itu tetap sama tanpa terpengaruhi oleh kesan-
kesan yang pada suatu saat muncul, ini dinamakan fungsi psihis. Fungsi psihis ini
adalah pikir, rasa, intuisi, dan pengindraan. Dan salah satu diantaranya pada
seseorang bisa dominan. Jadi pada seseorang yang dominan bisa pikirannya,
perasaannya, intuisinya, atau pengindraannya. Orang yang dominan dengan pikirannya
akan berusaha memahami lingkungannya dengan jalan pengetahuan, menghubungkan

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pengertian yang satu dengan yang lainnya dengan mengambil kesimpulan yang logis;
sedang ukuran penilaiannya ialah benar atau salah (right or wrong).

Orang yang dominan perasaannya akan memahami lingkungannya dengan ukuran


penilaian senang atau tidak senang, suka atau tidak suka (like or dislike). Pikiran dan
perasaan tidak akan sama. Ukuran penilaian pikiran adalah benar atau tidak benar.
Walaupun hati tidak senang, pikiran bisa menyatakan benar. Atau sebaliknya, meskipun
hati merasa senang, pikiran bisa menyatakan tidak benar.

Pada seseorang bisa intuisi yang dominan. Orang yang demikian akan menangkap
segala hal dalam lingkungannya lebih banyak melewati penglihatan batin; tidak melihat
secara mendetail, tetapi melihat makna secara keseluruhan

Orang yang dominan pengindraannya menangkap hal-hal yang terdapat dalam


lingkungannya sebagaimana adanya tanpa ukuran penilaian apa pun. Orang yang seperti
itu bila melihat tembok atau mendengar musik atau meraba meja, hanya menangkap apa
adanya; tidak melakukan suatu penilaian

Diantara keempat fungsi phisis tersebut yang pokok adalah pikiran dan perasaan; yang
dua lainnya hanya sebagai pembantu. Tetapi biasanya pikiran lah yang melebihi lainnya.
Pikiranlah yang menuntun. Pada kenyataannya pikiran tidak pernah bekerja sendiri, tetapi
dibantu oleh pengindraan atau intuisi. Juga perasaan dibantu oleh pengindraan atau
intuisi. Jika pikiran seseorang bekerja sama dengan pengindraan, ia berpikir secara
empiris, yakni berpikir tentang kenyataan berdasarkan tangkapan inderanya, berdasarkan
empirisnya. Orang yang semacam ini biasanya senang mempelajari ilmu pengetahuan.
Ada pula orang yang pikirannya dibantu oleh intuisi. Ia berpikir intuitif, berpikir tidak
berdasarkan kenyataan, melainkan berdasarkan firasat. Kalau perasaan seseorang
dibantu oleh penginderaan, ia berperasaan empiris. Ia merasa senang atau tidak senang,
suka tidak suka, menerima atau menolak didasarkan atas empirisnya. Dan bila intuisi
yang membantu perasaannya itu, ia berperasaan intuitif. Dalam berperasaan intuitif ini,
jika ia menyatakan senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, menerima atau
menolak itu, didasarkan atas intuisinya; ia tidak tahu apa sebabnya.

Extravert, intravert dan ambivert

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan fungsi phisis di atas, ahli jiwa Jung membedakan manusia menjadi dua
golongan menurut arah perhatiannya. Jika perhatiannya terutama ditunjukan ke luar,
yakni ke sekelilingnya, ini dinamakan type extraverse. Dan orangnya disebut extravert.
Seseorang extravert lebih mementingkan lingkungannya daripada dirinya sendiri; lebih
mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan sendiri. Orang semacam ini
umumnya berhati terbuka, gembira, ramah-tamah, lancar dalam pergaulan, dan
memancarkan sikap hangat, sehingga cepat mendapat banyak kawan.

Golongan kedua ialah orang yang perhatiannya terutama di arahkan ke dalam dirinya
sendiri. Ini disebut tipe intraverse. Dan orangnya dinamakan intravert. Orang yang
bertype ini lebih mementingkan dirinya sendiri daripada kepentingan umum. Dirinya
sendiri menjadi primer, lingkungannya sekunder. Seorang intravert biasanya pendiam,
egoistis, suka merenung, senang mengasingkan diri, tidak bisa bergaul. Yang penting
ialah jika seorang extravert hidup bersama dengan seorang intravert, maka antara
kedua orang tersebut akan terjadi ketegangan psikologis.

Akan tetapi pada kenyataannya perbedaan yang ekstrim itu hanya terdapat pada
sebagian kecil manusia saja, sebab antara kedua golongan itu ada segolongan yang
mengantarainya, yakni type ambiverse. Dan ternyata, bahwa orang-orang ambivert jauh
lebih banyak daripada orang-orang extravert dan intravert.

Extravert intravert

berpikir empiris; berpikir empiris,

berpikir intuitif, berpikir intuitif,

berperasaan empiris berperasaan empiris,

berperasaan intuitif.

Sebagai manusia para karyawan pun terdiri dari orang-orang ekstravert, ambivert dan
intravert dengan kebiasaan-kebiasaan berpikir dan berperasaan seperti disebutkan
diatas. Itu semua perlu diketahui para manajer atau eksekutif. Dengan demikian para
pemimpin kelompok kekaryaan akan dapat memahami, mengapa seorang karyawan
mempunyai sipat tabeat tertentu. Dan ini akan memudahkan memecahkan masalah yang
dihadapi para karyawan. Masalah-masalah yang dihadapi para karyawan, baik di rumah
maupun di tempat kerjanya, akan besar pengaruhnya kepada pelaksanaan tujuan
organisasi. Dengan berhasilnya memecahkan masalah para karyawan, berarti seorang

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
manajer telah sukses melaksanakan human relations. Dan ini besar artinya bagi
manajemen.

Tantangan bidang human relations


Tantangan dalam bidang human relations tentu akan semakin berat, mengikuti mengikuti
perkembangan jaman. Berikut merupakan isu-isu yang perlu dihadapi antara lain: (1).
Manajemen Keberagaman (Managing Diversity), (2). Permasalahan-permasalahan etika
dan tanggung jawab sosial, (3). Beradaptasi terhadap tantangan internasional dan
budaya.

Manajemen Keberagaman (Managing Diversity)

Diversity/keberagaman dapat ditemukan di banyak tempat kerja dan organisasi dalam


negeri dan global. Dalam konteks ini maka para manajer di berbagai organisasi tentunya
mencari cara untuk menghargai, membina dan memelihara keberagaman itu.
Keberagaman sudah seharusnya dipandang realita yang terjadi di berbagai organisasi,
dan para manajer harus dapat memastikan bahwa tidak terjadi diskriminasi baik terhadap
wanita, suku, ataupun etnik tertentu. Melalui pendekatan human relations, maka
diharapkan dapat menciptakan iklim komunikasi yang baik memberikan rasa nyaman,
senang, dan puas dari berbagai pihak.
Permasalahan-permasalahan etika dan tanggung jawab sosial

Jika dilihat lebih dalam, etika (ethics) adalah studi mengenai standard dan penilaian
moral. Sedangkan tanggung jawab sosial adalah kewajiban-kewajiban yang harus
dipenuhi pelaku bisnis kepada masyarakat. Etika dan tanggung jawab sosial merupakan
salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu,
organisasi harus menanamkan etika dan tanggung jawab sosial terhadap seluruh
karyawan yang ada. Organisasi atau perusahaan harus memberikan pelatihan mengenai
etika bisnis dan perilaku-perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Human relations merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam
memperkuat karakter para karyawan untuk senantiasa menjalankan etika bisnis dan
tanggung jawab sosial. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana esensi dari
human relations merupakan sebuah kegiatan komunikasi yang persuasif, komunikatif, dan
sugestif, sehingga pendekatan penerapan etika dan tanggung jawab sosial ini pun lebih
menekankan kepada kesadaran, kesukarelaan, dan pemahaman karyawan.

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tantangan internasional dan budaya.

Lahirnya berbagai perusahaan multinasional seperti Honda, Acer Inc, Adidas, Allianz,
AOL. Apple Computer, ASUS, Exxon, Fiat, Fonterra, Freeport dan lain sebagainya,
secara progresif melakukan ekspansi ke berbagai negara-negara di seluruh dunia. Dalam
konteks ini maka manajemen harus belajar mengadaptasi budaya bisnis yang berlaku di
negara-negara tersebut dimana tiap masyarakat mempunyai nilai dan kepercayaan
berbeda yang berakar dari budaya yang berbeda. Human relations hadir sebagai strategi
dan metode dalam menjalin dan melakukan komunikasi dengan mempelajari pendekatan-
pendekatan hubungan humanis. Human relations melihat keberagaman budaya sebagai
sebuah realita yang harus disikapi secara bijak melakui komunikasi yang persuasif,
komunikatif, dan sugestif, sehingga keberagaman tidak dipandang sebagai sesuatu yang
mengancam tetapi sebuah kekuatan dalam jejaring bisnis yang lebih besar.

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

DeVito, J. A. (2011). Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima. Pamulang: Karisma


Publishing Group.

Effendy, Onong Uchjana. 2019. Human Relations & Public Relations. Bandung: Mandar
Maju

Erozkan, A. (2013). The Effect of Communiction Skills and Interpersonal Problem Solving
Skills on Social Self-Efficacy. Educational Sciences: Theory & Practice 13. (2). 739-745

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


13 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai