1
Penjelasan dari kutipan di atas dapat dipaparkan sebagai berikut yaitu
pendekatan human relations dalam organisasi mengenai arah komunikasinya
adalah dalam pendekatan human relations tidak menghilangkan akan kebutuhan
arah informasi yaitu komunikasi vertikal dari atas, tetapi menambahkan pada
komunikasi horizontal juga. Dalam pendekatan human relations percaya bahwa
kebutuhan komunikasi antar karyawan juga menjadi aspek penting selain
komunikasi ke bawah dalam mencapai tujuan organisasi.
2
memecah perbedaan status antara pimpinan dan bawahan dalam hal sebagai
sarana pemuas kebutuhan sosial.
3
Faktor yang banyak mengarahkan pada pendekatan sumber daya
manusia adalah sejauh mana prinsip-prinsip gerakan hubungan manusia
bisa digunakan sebagai cara manipulatif dalam organisasi. Misalnya
seorang manajer yang memegang teori asumsi X (bahwa karyawan pada
dasarnya malas dan bodoh), manajer ini mungkin mengadopsi beberapa
teori dangkal perilaku asumsi Y.
Meminta pendapat karyawan tentang masalah tanpa niat untuk
mengambil pendapat- pendapat yang diperhitungkan selama pengambilan
keputusan, karena ini "partisipasi semu" tidak didasarkan pada dasar yang
kokoh dalam prinsip-prinsip hubungan manusia, ada kemungkinan bahwa
akan menjadi bumerang dan menjadi strategi organisasi yang tidak efektif.
hal ini juga menimbulkan kemungkinan bahwa manipulatif ide hubungan
manusia akan gagal untuk memenuhi kebutuhan pekerja.
4
Berikut ini adalah teori teori yang dianggap mewakili pendekatan ini.
5
kekuatan pribadi, adekuasi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan.
Kesemuanya mengimplikasikan bahwa individu ingin dan perlu
mengetahui bahawa dirinya mampu menyelesaikan segenap tugas atau
tantangan dalam hidupnya. Sub yang kedua mencakup antara lain prestasi.
Dalam hal ini individu butuh penghargaan atas apa-apa yang
dilakukannya. Penghargaan ini dapat berupa pujian, pengakuan, piagam,
tanda jasa, hadiah, kompensasi, insentif, prestise (wibawa), status,
reputasi, dls.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) Aktualisasi diri
merupakan hierarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.
Aktualiasasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi
yang sesungguhnya dari seseorang.
Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan oleh para pimpinan perusahaan
dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, memberikan otonomi
untuk berkreasi, memberikan pekerjaan yang menantang, dan lain sebagainya.
6
lemah) cenderung dimotivasi oleh materiil, sedang orang yang
berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmateriil.
d. Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai
untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelemahannya:
a. Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau
hierarki, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkannya tercapai
sekaligus dan kebutuhan manusia itu merupakan siklus, seperti lapar-
makan-lapar lagi makan lagi dan seterusnya.
b. Walaupun teori ini sangat populer, tetapi belum pernah dicoba
kebenarannya, karena Maslow mengembangkannya hanya atas dasar
pengamatan saja.
Hofstede (dalam Stoner dan Freeman, 1994, dalam buku Edy Sutrisno,
2010), mampu menentukan sejauh mana teori Maslow dapat diterapkan di negara-
negara lain untuk membantu manajemen memotivasi karyawannya. Ia
menemukan terdapat banyak perbedaan diantara berbagai kebudayaan dan juga
perbedaan dalam motivasi karyawan, gaya manajemen. Hofstede menyimpulkan
bahwa teori motivasi seperti hierarki kebutuhan dari Maslow sama sekali bukan
gambaran dari proses motivasi manusia universal. Sebaliknya, bahwa itu
merupakan gambaran dari sistem nilai, yakni sistem nilai masyarakat kelas
menengah Amerika Serikat yang mana Maslow masuk di dalamnya.
Negara-negara yang mengembangkan sistem nilai lain bisa jadi
menganggap kebutuhan akan rasa aman melampaui kebutuhan sosial atau
penghargaan diri. Contoh, di Swedia, yang cukup berhasil menerapkan gaya
manajemen partisipatif, kebutuhan sosial bernilai lebih dari kebutuhan akan
penghargaan. Di Jerman, Jepang, Swiss, Italia, dan Austria, kebutuhan akan rasa
aman pada umumnya dinilai lebih daripada kebutuhan akan penghargaan. Di
Kanada, India, dan Inggris seperti juga di Amerika Serikat, pada umumnya prinsip
teori Maslow diterapkan relatif baik.
Bagaimanapun juga teori kebutuhan Maslow juga telah menerima
pengakuan luas diantara anajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif.
Namun, penelitian tidak memperkuat eori ini dan Maslow tidak memberikan bukti
empiris dan beberapa penelitian yang berusaha engesahakan teori ini tidak
menemukan pendukung yang kuat.
Terlepas dari itu semua, teori Maslow telah banyak digunakan secara luas
dalam dunia industri untuk menunjukkan adanya hubungan antara pekerja dengan
performansi kerja
2. Teori X dan Y
Menurut para ahli, teori X dan dan teori Y dalam komunikasi organisasi
adalah teori komunikasi organisasi yang berkaitan erat dengan teori hubungan
7
manusia dalam komunikasi organisasi dan berada dalam lingkup teori perilaku.
Sebagaimana telah kita pahami bersama bahwa teori perilaku dalam komunikasi
organisasi adalah teori yang menekankan pada interaksi antar individu, berbagai
faktor yang dapat memotivasi karyawan, dan pengaruh setiap individu pada
organisasi. Karena itu, teori X dan teori Y disebut juga sebagai teori motivasi
kerja manusia dan manajemen.
Sejarah
Sejatinya, teori X dan Y adalah teori organisasi yang dicetuskan oleh
Douglas McGregor di tahun 1960 melalui bukunya yang berjudul The Human
Side of Enterprise. Sebagaimana halnya teori hierarki kebutuhan Maslow, teori ini
juga berakar dari teori motivasi yang umumnya digunakan untuk memahami,
menjelaskan, dan mempengaruhi perilaku manusia. Selain itu, teori ini juga
didasarkan atas hasil eksperimen Hawthorn yang menawarkan sebuah kerangkan
kerja untuk menganalisis hubungan antara motivasi dan gaya kepemimpinan.
Menurut Shockley-Zalabak (2006), konsep yang ditawarkan McGregor
melalui kedua teori ini merupakan cara McGregor untuk membedakan antara dua
perspektif dalam komunikasi organisasi yakni perspektif manajemen ilmiah dan
perspektif perilaku manusia atau perspektif hubungan manusia.
Karena itu, baik teori X maupun teori Y menggambarkan dua model yang
berbeda tentang motivasi manusia di dunia kerja yang diterapkan oleh manajer
dalam manajemen sumber daya manusia, perilaku organisasi, komunikasi
organisasi, dan pengembangan organisasi.
Lebih lanjut Shockley-Zalabak (2006) menyakatakan bahwa kedua teori ini
lahir sebagai bentuk ketertarikan McGregor terhadap asumsi dasar tentang sifat
manusia yang melekat dalam teori-teori ilimiah manajemen dan teori-teori
humanistik organisasi.
McGregor menyajikan teori X sebagai simpulan dari asumsi tentang sifat
manusia dengan mengacu pada ide atau gagasan manajemen ilmiah dari Frederick
W. Taylor, Henry Fayol, dan Max Weber. McGregor meyakini bahwa struktur
hierarki, pengaruh pengawasan manajemen dan pengambilan keputusan,
pengawasan yang ketat, dan pengukuran kineja didasarkan pada asumsi tentang
bagaimana untuk memotivasi perilaku manusia.
Meskipun begitu, McGregor meragukan asumsi-asumsi yang tercakup
dalam teori manajemen ilmiah dapat menyediakan bukti nyata tentang cara-cara
memotivasi karyawan yang dapat berdampak pada kepuasan karyawan atau
merangsang tingkat produktivitas kerja yang tinggi.
Atas dasar itulah, McGregor kemudian mengembangkan teori Y yang
dibangun berdasarkan atas hasil kerja Elton Mayo dan ahli lainnya sebagai teori
alternatif sekaligus jalan untuk memahami motivasi individu dan interaksi yang
terjadi di dalam organisasi.
8
Asumsi
Menurut McGregor, pandangan seorang manajer tentang kedua sifat
individu itu didasarkan atas beberapa asumsi. Adapun asumsi-asumsi teori X dan
teori Y adalah sebagai berikut :
1. Asumsi Teori X
Teori X merupakan salah satu teori organisasi klasik yang memiliki
beberapa asumsi atau persepsi sebagai berikut :
1. Karyawan dipandang sebagai individu yang tidak ingin bekerja dan akan
lari dari tanggung jawab pekerjaan sebisa mungkin.
2. Karyawan dipandang sebagai individu yang malas.
3. Karyawan dipandang sebagai individu yang hanya memikirkan dirinya
sendiri.
4. Karyawan dipandang sebagai individu yang suka bersantai-santai
dibandingkan dengan bekerja pada orang lain.
5. Karyawan dipandang sebagai individu yang kurang memiliki ambisi.
6. Alasan utama karyawan bekerja adalah karena uang.
7. Karyawan dipandang sebagai individu yang tidak menyukai tanggung
jawab.
8. Karyawan dipandang sebagai individu yang menolak untuk berubah atau
menolak perubahan.
9. Rata-rata karyawan membutuhkan arahan yang sifatnya formal dari
atasannya.
2. Asumsi Teori Y
Asumsi atau persepsi teori Y menurut McGregor adalah sebagai berikut :
1. Karyawan dipandang sebagai individu yang dapat menerima dan
mengerjakan tugasnya dengan normal dan lebih santai.
9
2. Karyawan biasanya melatih fisik dan mental mereka di dalam perilaku
mereka saat bekerja.
3. Karyawan dipandang sebagai individu yang tidak perlu untuk diancam,
diawasi secara ketat, dan mengalami kekerasan dalam pekerjaannya.
4. Karyawan dipandang sebagai individu yang dapat mengarahkan dirinya
sendiri dan melakukan pengawasan diri
5. Jika suatu pekerjaan dapat memberikan ganjaran dan kepuasan kepada
karyawan, maka mereka akan bersikap loyal dan berkomitmen terhadap
organisasi.
6. Rata-rata karyawan dapat belajar untuk mengakui dan sadar akan tanggung
jawabnya.
7. Karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki keterampilan dan
kapabilitas yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan
organisasi.
Untuk menghadapi dan menangani karyawan seperti yang diasumsikan dalam
teori Y, seorang pimpinan atau manajer memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
Pimpinan atau manajer bertanggung jawab terhadap pengorganisasian berbagai
elemen produktif organisasi seperti uang, material, sumber daya manusia dan lain-
lain sebagai upaya efisiensi ekonomis.
Karena karyawan termotivasi untuk menampilkan kinerja terbaiknya,
memiliki potensi untuk berkembang, diasumsikan dapat bertanggung jawab, dan
berkeinginan untuk bekerja keras demi tercapainya tujuan organisasi. Pimpinan
atau manajer bertanggung jawab dalam hal memberikan peluang bagi
karyawannya untuk mengembangkan dirinya.
Tugas penting manajemen adalah untuk mengatur kondisi organisasi dan
metode operasional yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi dan
mendukung individu untuk mencapai tujuan sendiri.
Pimpinan atau manajer berusaha membantu karyawan agar mengatur
dirinya sendiri.
Dari berbagai asumsi di atas, McGregor berpendapat bahwa teori Y lebih
beralasan dan lebih valid dibandingkan dengan teori X. Karena itu, melalui teori
Y, McGregor mendorong terbentuknya hubungan manusiawi yang kuat sebagai
jalan untuk memotivasi produktivitas karyawannya dan interaksi di dalam
organisasi.
10
2. Memudahkan bagi manajer untuk mengatur karyawan yang tidak
produktif.
3. Teori ini dipandang sangat cocok untuk era industrialisasi awal.
4. Karyawan dapat dikaryakan terlepas dari strategi yang telah ditetapkan.
5. Manajemen mudah dilakukan dan memberikan hasil yang cepat.
6. Adaptif terhadap budaya dan gagasan yang berlaku.
b. Kekurangan
1. Asumsi tentang sifat manusia yang bersifat negatif.
2. Hasil bersifat jangka pendek dan kontraproduktif.
3. Manajer cenderung untuk menjadi otoriter.
4. Mengabaikan keterlibatan karyawan.
5. Keluaran yang dihasilkan dapat bertentangan dengan keinginan baik
karyawan.
6. Tekanan terhadap karyawan.
2. Teori Y
a. Kelebihan
1. Manajer mempertahankan pandangan yang opitimis tentang karyawan.
2. Karyawan akan berusaha sekuat tenaga secara sukarela dan tanpa paksaan.
3. Meningkatkan efisiensi kerja.
4. Karyawan dilibatkan dalam fungsi-fungsi organisasi.
5. Iklim hubungan industrial yang bersifat kooperatif.
6. Teori Y dipandang dapat mengarah pada pendekatan demokratis dan
humanistik.
b. Kekurangan
1. Tidak semua karyawan memiliki kompetensi dalam menangani
pekerjaannya dan karenanya memerlukan bantuan dari pihak lain.
2. Beberapa organisasi tidak sesuai dengan gaya kepemimpinan manajer
seperti yang disebutkan dalam teori Y.
3. Teori Y dipandang cocok untuk karyawan dengan tingkat kompetensi dan
keterampilan yang rendah.
4. Karyawan dapat menyalahgunakan kebebasan yang ada.
5. Manajer dapat kehilangan fokus dalam bekerja.
6. Pengambilan keputusan tidak terjadi setiap waktu.
11
3. Kita dapat mengetahui dan memahami asumsi teori Y dalam komunikasi
organisasi.
4. Kita dapat mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan teori X
dalam komunikasi organisasi.
5. Kita dapat mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan teori Y
dalam komunikasi organisasi.
3. Teori Z
Teori ini bergerak menjauh dari mode relasional pemimpin-pengikut, dan
justru pendukung kolaborasi organisasi yang sukses dan penting. Sebaliknya,
Organisasi adalah adalah sangat tepat untuk sukses ketika pekerja dilihat secara
sama dan ketika seluruh bagian dari organisasi membantu menyesuaikan
organisasi untuk merubah dalam pasar global.
Pendekatan pada Komunikasi Organisasi pada sesi ini dibangun dari
kontribusi atas Teori klasik dan human relation dan menambahkan sebuah twist
yang penting. Pendekatan sumber daya manusia didapat dari kontribusi oleh
pendekatan klasik dan pendekatan hubungan manusia pada organisasi. Human
Resource mengakui bahwa individu dalam organisasi mempunyai perasaan yang
harus dihargai dan juga mengakui bahwa pekerja individual merupakan
komponen penting atas tujuan dari pertemuan organisasi. Apa yang sumber daya
manusia tambahkan untuk menyatukan adalah sebuah tekanan pada kontribusi
kognitif dari pekerja dengan pemikiran dan idenya (Miller,2004, h.45).
Pada intinya Teori Z ini menitik beratkan pada sikap dan tanggung jawab
para karyawan suatu organisasi.
Asumsi-asumsi pada Teori Z:
1. Tangung jawab diberikan secara perorangan dan mengakui prestasi
individu.
2. Karena tanggung jawab bersifat individu, maka karyawan bebas bekerja
menggunakan keterampilan yang dimilikinya.
3. Karyawan dipekerjakan seumur hidup, agar terjadi rasa aman dan loyalitas
terhadap perusahaan.
4. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara konsensus atau secara
terbuka. Walaupun akan memakan waktu yang lebih lama namun tingkat
keberhasilan pengimplementasian hasil keputusan yang didapat akan lebih
tinggi karena mendapat dukungan dari mayoritas karyawan.
5. Promosi dilakukan perlahan-lahan dari bawah dan proses evaluasi prestasi
dan promosi dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah
dengan para karyawan.
Kelebihan Teori Z:
12
Upaya perusahaan untuk mengikat karyawan dengan loyalitas tanpa batas,
sehingga karyawan bekerja dalam sikap yang penuh integritas untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
Kelemahan Teori Z:
1. Kemampuan perusahaan menurun dalam komitmennya untuk tetap
mempertahankan karyawan. Terlebih pada saat terjadi ketidakpastian
ekonomi yang merusak sektor finansial dan bisnis perusahaan.
2. Membutuhkan banyak pengorbanan, karena sifatnya yang holistik dan
kurang sederhana.
Pada penerapan teori Z, perusahaan menganggap karyawan adalah keluarga.
Sehingga mereka harus diperlakukan juga layaknya anggota keluarga mereka
sendiri. Contoh penerapan teori ini bisa dilihat pada para pekerja seni, khususnya
pada profesi sutradara. Mereka bisa bekerja selama apapun mereka mau dan
mereka juga memiliki kebebasan dalam mengeksplorasi imajinasi dan kreativitas
yang mereka miliki. Tetapi di lain sisi mereka juga mempunyai tanggung jawab
secara personal kepada PH (Production House) yang menaungi mereka.
Keputusan untuk pengerjaan proyek film pun juga diambil berdasarkan keputusan
bersama beberapa pihak yang tergabung dalam PH tersebut, meliputi investor,
produser, dll.
Individu menentukan karakteristik dari organisasi, dan setiap posisi haruslan unik
sebagaimana orang-orang yang mendudukinya. Selain itu, setiap posisi di dalam
organisasi dimodifikasi sesuai dengan kepentingan individu-individu tersebut.
13
Kelemahan teori Fusi – Bake & Argyris
Ini berawal dari asumsi bahwa pemimpin akan efektif apabila mereka
menunjukkan perhatian kepada orang atau pekerja dan kepada produksi, hal itu
merupakan gabungan dari ide-ide antara periode klasik dan human relations.
Blakke & mouton membentuk kisi-kisi dimana perhatian pada orang atau
karyawan dan produksi berada pada jarak dari rendah ke tinggi.Setiap dimensi
diberi nilai 1-9.Para manager dapat ditempatkan pada grid ini sesuai dengan
kriterianya tergantung dari tingkat perhatiannya. Selain itu blakke & mouton juga
membagi lima model gaya management.
14
2. Gaya kedua adalah pemimpin pertengahan (middle of the road style).Gaya
ini ditandai oleh perhatian yang seimbang terhadap produksi dan manusia.
Pemimpin jenis ini mencari cara-cara yang dapat berguna untuk dapat ada
pendapat, gagasan dan sikap yang berbeda dengan yang dianutnya,
pemimpin ini akan berusaha jujur tetapi tegas dan mencari pemecahan
yang tidak memihak. Bila mendapat tekanan, ia mungkin akan ragu dan
mencari jalan untuk keluar dari ketegangan, ia akan berusaha untuk
mempertahankan keadaaan untuk tetap jadi baik
3. Authority-Compliance Management
Pemimpin dalam gaya kepemimpinan ini sepenuhnya terfokus pada
orientasi tugas. Karena produksi adalah titik fokus utama pemimpin, ia
melupakan dan mengabaikan kesejahteraan para karyawan. Pemimpin ini
berwibawa dan memberi tekanan disiplin. Pemimpin membutuhkan
karyawan yang paling maksimal dna menerapkan sanksi ketika mereka
gagal memenuhi persyaratan. Robert Blake dan Jane Mouton
menunjukkan bahwa ada situasi di mana gaya kepemimpinan ini
diperlukan. Misalnya Pemimpin dalam gaya kepemimpinan ini memiliki
kelebihan bahwa pemimpin menempatkan efisien dan produktivitas yang
lebih utama dibandingkan kebutuhan dari orang-orang yang dipimpinnya.
Pemimpin tipe ini cenderung untuk otoriter, memiliki atura, kebijakan dan
prosedur kerja yang ketat. Namun kelamahannya, pemimpin dengan gaya
kepemimpinan seperti ini cenderung tidak memberikan perhatian kepada
orang yang dipimpinnya.
15
4. Middle of the Road Management
Pemimpin di gaya kepemimpinan ini mempertahankan keseimbangan
antara kebutuhan orang-orang dan produksi. Pemimpin mendapatkan nilai
rata-rata pada kedua kriteria. Kelebihan pemimpinan di gaya
kepemimpinan ini mencoba untuk menyeimbangkan antara kepentingan
tugas dan kepentingan orang. Namun kelemahannya karena pemimpin
mencoba memenuhi kedua kepentingan ini, pemimpin ini menjadi
pemimpin medioker dengan performance yang rata-rata.
5. Team Management
Pemimpin yang berorientasi pada gaya ini seharusnya tidak mengubah
dirinya. Pegawainya membentuk tim yang erat dan bekerja sama dalam
melaksanakan tujuan. Pemimpin telah mendapat banyak rasa hormat untuk
karyawannya dan antusias dan memotivasi mereka. Inilah sebabnya
mengapa mereka mampu mengeluarkan yang terbaik dalam diri mereka.
Keterlibatan timbal balik di antara para karyawan sangat tinggi dan
mereka sangat setia kepada majikan mereka. Kerja sama yang optimal
sering dikaitkan dengan proyek jangka pendek yang dilakukan oleh
16
karyawan berpengalaman. Dengan memberi banyak perhatian pada
kebutuhan karyawan dan produksi, pemimpin ini bekerja sangat efisien.
Pemimpin gaya kepemimpinan ini menekankan kepada pencapaian tugas
namun tidak melalaikan kebutuhan dari orang-orang yang dipimpinnya.
Anggota team yang memahami tujuan organisasi, bekomitmen, dan mau
ambil bagian dalam keberhasilan organisasi dengan sendirinya akan peduli
terhadap pencapaian tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya.
17
organisasi informal dalam perusahaan yang bertujuan berbeda dengan tujuan
perusahaan.
System 3. Manajer mulai membuka diri terhadap bawahan tetapi tidakl terlalu
percaya. Bawahan boleh bebas berhubungan/diskusi dengan atasan dan sudah
mulai ada hubungan/interaksi antara atasan dan bawahan. Aliran komunikasi baik
dari atas kebawah dan sebaliknya. Komunikasi kebawah mulai diterima meskipun
dengan sedikit curiga.Komunikasi ke atas pada umumnya akurat tetapi terbatas
hanya sebatas apa yang diinginkan oleh atasan. Kebijakan umum dibuat oleh
atasan tetapi kebijakan yang lebih khusus diserahkan kepada bawahan/tingkat
dibawahnya. Organisasi informal ada tetapi bersifat sama sekaligus bertentangan
atau menolak manajemen
18
hubungan diantara anggota dan perhatian lebih kepada memperdayaan karyawan
atau anggota dianggap dapat meningkatkan kepuasan.
Saat ini banyak organisasi yang mengadopsi pendekatan ini karena dilihat sangat
ideal untuk mendukung jalannya organsasi dewasa ini. Pandangan human
resources tentang dua sisi yang memperhatikan efektifitas organisasi tetapi tidak
melupakan kepuasan karyawan. Saat implementasi berbagai program haruslah
menekankan pada manajemen tim dan mengutamakan pentingnya
keterlibatan/partisipasi karyawan. Keterlibatan merupakan proses memberikan
kesempatan pada karyawan untuk berpartisipasi dan mencurahkan segenap
kemampuannya , hal ini ditunjang dengan desain untuk meningkatkan komitmen
karyawan baik secara individu ataupun kelompok dalam rangka mendukung
tercapainya tujuan organisasi.
Pendekatan system
19
yang tidak dipahami. Meskipun suatu uraian terperinci mengenai sumbangan dan
pengaruh teori system terhadap kajian organisasi di luar liputan buku ini, beberapa
aspek perlu diperhatikan. Bahkan pada tingkat paling umum, konsep system
memungkinkan orang untuk memahami organisasi sebagai suatu keseluruhan
yang lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya karena
dinamikanya.Dinamika ini mencakup struktur, hubungan dan perilaku yang pelik.
Ada dua system yang dipahami disini yaitu system tertutup dan system
terbuka. Fisher dan Hawes membedakan keduanya sebagai berikut:
Komponen Sistem
Pada tingkatan dasar, system adalah sebuah rangkaian bagian-bagian atau
komponen-komponen. Dalam system organisasi komponen ini adalah manusia
dan departemen yang membuat organisasi tumbuh dan hidup. Hal yang harus
dipahami dalam system adalah mengidentifikasi komponen relevan yang dapat
membentuk sebuah system. Setelah komponennya teridentifikasi, selanjutnya
akan dilihat bagaimana bagian itu dikelola dan bagaimana mereka bekerja. Tiga
konsep yang mencirikan komponen system meliputi susunan berdasarkan
tingkatan (hierarchical ordering), ketergantungan (interdependence), dan dapat
dilalui (permeability)
Hierarchically Sebuah sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil dan
Order berada pada supersistem yang lebih besar
Komponen sistem saling tergantung antar satu sama lain
Interdependent untuk dapat bekerja secara efektif
Proses Input
Throughput-Out Prinsip
Proses input dan output memerlukan pertukaran antar
Proses Pertukaran sistem dan lingkunga. Proses throughput memerlukan
(exchange process) pertukaran antara komponen sistem
Proses umpan balik Kontrol sistem dipelihara melalui umpan balik. Umpan
(feedback process) balik negatif membantu merawat sisitem agar dapat
bertahan. Umpan balik positif membantu untuk perubahan
20
atau transformasi sistem
Proses system
Setelah melihat komponen system selanjutnya akan kita lihat prosesdari
system. Pada tingkatan yang paling dasar, system dicirikan dengan proses input-
throughput-output. System memasukan material atau informasi dari
lingkungannya melalui batasan yang dapat dilalui. Selanjutnya system bekerja
mengelola input tadi melalui sebuah proses transformasi, inilah yang disebut
dengan throughput. Akhirnya, dalam system mengembalikan output atau keluaran
yang telah ditransformasikan kepada lingkungannya.Sebagai contoh, perguruan
tinggi menerima mahasiswa, mengolah mereka dan akhrinya menjadikan mereka
sarjana yang siap pakai bagi lingkungan kerja.
Tipe kedua umpan yaitu yang dikenal dengan umpan balik positif,
pengembangan dan penguatan.Ini berupa informasi yang berguna untuk
memfungsikan system melalui pertumbuhan dan perkembangan.Sebagai contoh
dalam perguruan tinggi, bagian perpustakaan menemukan bahwa mahasiswa
merasa bahwa kondisi perpustakaan kurang nyaman. Kepala perpustakaan akan
melaporkan (memberikan umpan balik) kepada rector dan rector menyetujui akan
adanya alokasi dana untuk perbaikan perpustakaan.
21
tergantung kepada bagaimana komunikasi berjalan dengan efektif dan tanpa
mengalami hambatan yang berarti.
22
informasi dipandang sangat memegang peranan penting dalam memudahkan
penyampaian materi pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa.
23
c. Sarana komunikasi yang digunakan dalam berdiskusi lebih beragam. Bisa
menggunakan konferensi video, telekonferensi, ruang chat email maupun
televisi interaktif
d. Memberikan kesempatan kepada anggota organisasi untuk secara simultan
berbagi dan memberikan reaksi terhadap banyak nya informasi yang
muncul
e. Anggota organisasi terlibat dalam usaha kolaborasi baik dengan
lingkungan internal maupun eksternal untuk memahami informasi yang
mereka terima.
f. Teori ini mengajarkan organisasi tersebut untuk lebih mengenal
kemampuan anggotanya dalam menerima informasi dan kerjasama
organisasi.
Teori ini dapat dibilang baru. Inti dari teori ini adalah mengenai teori ini
memang tidak secara detail dibahas, hanya akan dilihat pokok pikirannya saja.
Teori ini disebut sebagai new science karena dalam teori ini, berusaha dijelaskan
dinamika yang terjadi organisasi diturunkan dari teori-teori mutakhir yang ada
didalam ilmu pasti seperrti fisika dan salah satu canag dari filsafat yaitu
kosmologi.
Intinya dalam teori ini system tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang
linear dan setara melainkan system adalah kompleks dan system adaptif dimana
keberaturan dapat muncul dari ketidakberaturan. Dimana waktu membuat
berbagai perubahan, efek yang besar dapat muncul dari perubahan kecil. System
berdasarkan pandangan ini tidak selamanya masuk akan dan dapat diprediksi.
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya kompleksitas fikuktasi informasi
dan inovasi.
24
diturunkan dari ide tentang keterkaitan dan ketergantungan dari mewujudkan
fisika kuantum. Pentingnya partisipasi dalam proses organisasi. Apresiasi
terhadap perubahan dan ketidakstabilan dalam organisasi. Dimana dalam hal ini
perubahan organisasi dalam system yang lebih besar sekalipun dapat dilakukan
oleh kelompol yang lebih kecil. Factor yang lain adalah pentingnya keterbukaan
informasi dari dan pada lingkungan.
Dalam hal tertentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, teori ini
membuka ide tentang bagaimana kompleks dan kacaunya system organisasi dapat
diarahkan kepada bentuk dan proses organisasi yang baru dan lebih inovatif.
Sumber:
Miller, Katherine 2003, Organizational Communication Approaches and
Process, Wadsworth, USA
Baldwin, J.R,Perry,S.D,&Moffit,M.A.(2003) Communication Theories for
Everyday Life. USA: Pearson Education
Miller, K (2014). Organizational Communication: Approaches and
Process. USA:Cengage Learning. Tersedia dari Google Books.
Pace, Wayne, Deddy Mulyana (alih bahasa) 2000, Komunikasi
Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Rosdakarya,
Bandung
25