Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL PERKULIAHAN

F042100001
Human Relations

Human Relations Dalam


Manajemen Interaktif: Perbedaan
Antara Manajemen Teknis Dan
Interaktif

Abstrak Sub-CPMK 2.1

Pokok Bahasan dalam Human Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan


Relations Dalam Manajemen perbedaan tentang manajemen – manajemen
Interaktif: Perbedaan antara dalam Human Relations
manajemen teknis dan interaktif,
Prinsip-prinsip manajemen
interaktif, Peningkatan efektívitas
pegawai di tempat kerja,Pengertian
manusia, dan Pentingya
manipulasi yang konstruktif

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

02
Rifky Anan Kurniawan. S.Ikom. M.Ikom.MM
Fakultas Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi
Pendahuluan
Produktivitas kerja sebuah organisasi atau perusahaan tidak semata-mata menjadi
keberhasilan manajemen semata, dan pendapat ini keliru. Produktivitas kerja perusahaan
terjadi karna adanya sinergitas antara manajemen dengan para pekerja atau karyawan.
Oleh karna itu, menjaga sinergitas sangatlah penting. Sinergitas kerja dapat terjadi
manakala adanya kegiatan komunikasi dan interaksi yang memberikan pengertian,
pemahaman, kenyamanan, kesenangan dan saling menguntungkan diantara kedua belah
pihak.

Sepeti yang telah dijelaskan pada modul sebelumnya, untuk membangun sinergitas
diperlukan sebuah pendekatan komunikasi dan interaksi yang manusiawi. Melalui
pendekatan human relations, maka ruang komunikasi dan interaksi antara manajer
dengan karyawan semakin luas dan intim. Dalam konteks human relations, para menejer
tidak memposisikan karyawan sebagai mesin produksi semata, tetapi karyawan
diperlakukan secara manusiawi.

Melalui konsep human relations memungkinkan terjadinya komunikasi yang efektif,


sehingga menciptakan iklim kerja yang kondusif. Selain faktor kondusifitas lingkungan
kerja, semangat dan produktifitas para karyawan pun dipengaruhi oleh karakteristik
orientasi produksi perusahaan. Para karyawan akan jauh lebih produktif ketika
karakteristik produksi perusahaan tidak hanya mementingkan perusahaan semata,
dimana pola yang digunakan bersifat direktif, sehingga karyawan atau bawahan merasa
tergantung, pasif, dan tidak kreatif.

Disinilah pentingnya pemahaman para menejer terhadap pendekatan manajemen


interaktif, sebagai bagian dari cara perusahaan menggali potensi para karyawan besar
lagi, dan memberikan ruang kepada karyawan untuk dapat berekspresi dan memberikan
performa terbaiknya terhadap perusahaan. Dengan demikian maka pendekatan
manajemen interaktif relevan untuk dipahami dan diterapkan dalam berbagai lingkungan
kerja.

Pendekatan Manajemen Interaktif

Dalam human relations dipelajari bagaimana sebaiknya menajemen berinteraksi dengan


para karyawannya, sehingga terciptanya hubungan yang harmonis, positif, dan
konstruktif. Untuk itu, maka penting bagi para manajer untuk terlatih dalam manajemen
interaktif dan memahami seluruh prinsip-prinsipnya. Orientasi manajemen interaktif

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
sendiri yaitu sebagai upaya menggali dan memaksimalkan potensi yang ada pada diri
karyawan, dalam rangka meningkatkan pencapaian perusahaan.

Penelitian kepribadian manusia mengisaratkan bahwa individu yang sehat membutuhkan


penghormatan dan pemberian kesempatan untuk menunjukan kemampuan (kompetensi)
dan kemandiriannya, ketika mereka secara aktif mengejar tujuan-tujuan yang menjadi
komitmen mereka.

Namun sejauh ini masih banyak perlakuan para manajer kurang apresiatif dan tidak
memperhatikan kepentingan karyawan. Para manajer hanya fokus menggenjot
produktifitas para karyawan melalui berbagai mekanisme yang direktif dan tidak
memberikan ruang bagi karyawan untuk lebih menunjukan kompetensinya.

Dari peneliti manajemen teknis, teridentifikasi bahwa karakteristik orientasi produksi yang
bersifat direktif mempunyai kecenderungan menciptakan situasi dimana bawahan merasa
tergantung, penurut, dan pasif, dimana mereka hanya menggunakan sebagian dari
kemampuan mereka dalam bekerja. Manajer akan menilai bawahan berdasarkan
seberapa banyak atau seberapa baik produk yang dihasilkannya. Implikasi dari cara
pandang ini yaitu tenaga kerja akan diperlakukan seperti mesin produksi yang bisa
dieksploitasi sedemikian rupa untuk keuntungan perusahaan.

Alhasil, aktivitas karyawan terlalu berorientasi pada kebutuhan organisasi dan manajer
daripada kebutuhan mereka sendiri. Kondisi inilah sering menimbulkan rasa frustasi,
kebencian dan tidak produktif. Dalam kondisi ini, pegawai cenderung mengatasi dengan
ke luar dari pekerjaan atau menciptakan mekanisme defensif (seperti melamun, agresi
ataupun mendua) atau menentang secara terbuka terhadap manajer dan sistem yang
ada.

Jika karyawan menggunakan mekanisme pertahanan, manajemen mungkin tidak


menyadarinya. Jika pegawai melakukan penentangan terbuka, manajer akan
meningkatkan kontrol, hukuman yang keras, dan lain-lain yang malah meningkatkan
frustasi. Akibatnya adalah bertambahnya jarak, saling tidak percaya, sakit hati pada
kedua belah pihak. Saat ini, walaupun cara pandang ini dinilai berhasil, namun tidak
jarang menimbulkan akibat yang negatif seperti terlantarnya kesejahteraan bawahan yang
pada gilirannya akan membawa kerugian bagi perusahaan secara keseluruhan.

Bertolak dari masalah tersebut, maka berkembanglah pendekatan interaktif dalam


manajemen. Asumsi dasar dari pendekatan ini adalah: “seseorang akan bekerja dengan

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
baik dan efektif karena ia merasa bisa mengerti atasan, dan sebaliknya ia juga dimengerti
oleh atasannya”

Jika diperhatikan, maka akan terdapat perbedaan yang cukup kontras antara perilaku
manajemen interaktif dan perilaku manajemen yang berorientasi pada teknis. Secara singkat kita
dapat melihat perbedaannya sebagai berikut:

Teknis Interaktif

Orientasi pada perusahaan Orientasi pada pegawai

Memerintah Menjelaskan dan Mendengarkan

Memaksakan kepatuhan Membangun komitmen

Orientasi tugas/pekerjaan Orientasi Manusia

Tidak fleksibel Adaptable (fleksibel)

Tidak mengindahkan kebutuhan Memuaskan kebutuhan

Menciptakan ketakutan dan ketegangan Menimbulkan kepercayaan dan pengertian

Orientasi pada perusahaan VS Orientasi pada pegawai

Dalam manajemen teknis, para manajer lebih mementingkan penyelesaian tugas


bawahannya. Maka perilaku manajer tersebut cenderung ditandai dengan urgensi,
ketidaksabaran, dan dominasi.

Sedangkan pada manajer interaktif, mereka menempatkan diri dan berfungsi sebagai
penasehat, konsultan dan pemecah masalah (problem solver) yang membantu bawahan
untuk menentukan arah yang terbaik dan memberi bimbingan bagaimana cara
implementasi kerja, dan hal ini menjadi prioritas utama. Perilaku verbal dan nonverbal
manajer interaktif ditunjukan dengan kepercayaan, kesabaran, empati dan kemauan
untuk membantu karyawan (win-win solution).

Memerintah VS Menjelaskan dan Mendengarkan

Manajer teknis biasanya sering mendominasi pembicaraan, selalu menekankan pada


tugas dan kewajiban bawahannya, sehingga selalu bercirikan dengan perintah, instruksi,

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan petunjuk. Selain itu, manajer teknis juga sedikit sekali meminta masukan (input
verbal) dari bawahannya, kecuali untuk mengidentifikasikan kepatuhan.

Sebaliknya manajemen interaktif menekankan pada pemecahan masalah yang


melibatkan komunikasi dua arah dan umpan balik. Kompetensi yang harus dimiliki
manajer interaktif yaitu berpengetahuan, kompeten, percaya diri, terampil berkomunikasi
verbal seperti bertanya, mendengarkan dan memberi umpan balik.

Penekanan pada tugas VS Membangun komitmen

Kekuasaan dan kewenangan merupakan “kata kunci” bagi manajer teknis. Maka sering
kali muncul kata-kata “Kerjakan dengan cara saya” atau “Manajer adalah pemikir”,
“pekerja adalah buruh”. Manajer mengkontrol, membujuk, dan memaksa pegawai untuk
melakukan apa yang diinstruksikan. Mungkin teknik ini dapat berjaalan tetapi dapat
menciptakan ketidakpuasan pada diri pekerja, sehingga akan menimbulkan penentangan
secara samar atau ke luar jika mereka mendapat kesempatan.

Penggabungan secara efektif tujuan-tujuan jangka pendek dan panjang merupakan ciri
dari manajer interaktif. Manajer interaktif memberikan “ruang” untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut dalam waktu yang cukup. Kepatuhan tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan membangun kerjasama tim yang efisien dan efektif. Walaupun
orientasi ini memakan waktu untuk mendapatkan hasil yang positif, ini akan menimbulkan
sedikit ketidaksukaan pada sebagian manajer yang bersifat otokrat. Dalam jangka
panjang akan tercipta saling lebih percaya antara manajer dan pekerja.

Orientasi tugas/pekerjaan VS Orientasi Manusia

Memenuhi batas waktu pelaksanaan tugas adalah satu hal yang amat penting bagi
manajer teknis. Hal ini berpengaruh kepada kualitas kerja yang dihasilkan, karna manajer
teknis lebih mengutamakan deadline. Selain itu, manajemen teknis juga lebih berorientasi
kepada hasil ketimbang mengembangkan hubungan dengan karyawan. Orientasi ini
sering menimbulkan frustasi pada pegawai yang hanya memberikan usahanya secara
minimum.

Manajemen interaktif berorientasi manusia. Masalah atau kebutuhan pegawai adalah


sama pentingnya seperti tugas/pekerjaan. Tujuan yang penting dari interaktif manajer
adalah mengembangkan hubungan dengan pegawai, sehingga mereka termotivasi untuk
mencapai tujuan organisai dengan semangat/keinginan mereka.

Tidak fleksibel VS Adaptable (fleksibel)

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Manajer teknis secara tipikal menampilkan pola interaksi dan komunikasi yang seragam
terhadap bawahan yang beragam. Para manajer dalam. mendekati dan berinteraksi
dengan berbagai pegawai melalui cara yang sama di setiap waktu. Mereka tidak sensitive
terhadap perbedaan kebutuhan dan masalah-masalah pegawai mereka. Seringkali
manajer teknis tidak sensitif dan melupakan tanda-tanda yang dimiliki oleh individual
pegawai dan kebutuhan yang mendesak pada masa tertentu dan di bawah kondisi
tertentu.

Fleksibilitas adalah keterampilan kunci yang digunakan oleh manajer interaktif. Mereka
fleksibel dalam berkomunikasi dengan orang yang berbeda dengan gaya yang berbeda
pula. Manajer lebih dapat beradaptasi dengan individu pegawai dan situasi. Mereka
sangat memperhatikan tanda-tanda verbal dan nonverbal yang dikirimkan oleh bawahan
mereka dan mereka berkehendak dan mau merubah pendekatan dan tujuan mereka jika
diperlukan.

Tidak mengindahkan kebutuhan VS Memuaskan kebutuhan

Ketika kita mengatakan kepada seseorang bahwa kita mengetahui masalahnya dan
langsung mengajukan pemecahan tanpa mendapatkan umpan balik yang cukup, maka
orang tersebut cenderung menjadi defensif, menyembunyikan sesuatu dan bahkan sakit
hati. Interaksi menjadi seperti pertempuran antara menang-kalah. Seorang pegawai tidak
akan secara sukarela menceritakan informasi penting kepada manajer dalam kondisi ini
dan mungkin malah mengaburkan masalah sebenarnya sehingga manajer kehilangan
keseimbangan. Ini bukanlah hubungan yang produktif, tetapi sebaliknya.

Dalam manajemen interaktif, atasan adalah seorang yang terampil dalam menghimpun
informasi dalam upaya membantu pegawai untuk terbuka, jujur dalam menyampaikan
kebutuhan dan masalah personal (pribadi). Melalui pendekatan ini, pegawai
mempersepsikan hubungan dengan atasannya sebagai hal yang wajar dan terbuka.

Menciptakan ketakutan dan ketegangan VS Menimbulkan kepercayaan dan


pengertian

Dalam manajemen teknis, tingkat ketakutan, rasa tidak nyaman, dan was-was amat
tinggi. Manajemen menjadi lebih pada proses persuasi, kontrol dan pemecah masalah.
Hubungan atasan dan pegawai memburuk ketika sifat defensif dan saling curiga,
sehingga ketidakpercayaan akan meningkat.

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Hal sebaliknya terjadi dalam manajemen interaktif, dimana kepercayaan, penerimaan dan
pengertian adalah norma yang dipraktekkan. Proses komunikasi antara atasan dan
pegawai berlangsung terbuka, jujur dan langsung. Informasi didistribusikan secara
terbuka, sehingga masalah-masalah dapat diselesaikan dengan baik.

Prinsip-Prinsip Manajemen Interaktif


Dari beberapa perbedaan yang ada diantara dua gaya manajemen, jika kita simpulkan
maka setidaknya ada empat prinsip utama secara filosofi terdapat dalam manajemen
interaktif:

a. Percaya, Terbuka, dan Jujur. Keseluruhan proses manajemen dibangun


berdasarkan hubungan kepercayaan, dimana hal ini membutuhkan keterbukaan
dan kejujuran baik dari pihak manajer maupun pekerja

b. Saling mengerti. Bawahan dalam melaksanakan tugasnya, tidak semata-mata


karna perintah atasan, melainkan merasa dimengerti oleh atasan dan merasa
paham akan masalah dan tugas yang dihadapinya.

c. Interaktif. Pada dasarnya para karyawan memiliki kebutuhan untuk dilibatkan


dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat terpenuhi ketika manajemen
memberikan ruang bagi para karyawan untuk terlibat dalam proses pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah.

d. Inisiatif dalam problem solver. Jangan mencoba memecahkan masalah


bawahan. Para manajer sebaiknya memberi tahu/ menunjuk adanya problem,
kemudian berikan kesempatan kepada karyawan untuk memecahkan masalahnya
sendiri, dan manajer hanya membantu seperlunya saja.

Dengan menggunakan prinsip-prinsip tersebut, manajer interaktif memberikan kebebasan


pegawai memperoleh daya pengungkapan personalitas yang optimal ketika bekerja.
Pegawai sangat didukung untuk lebih aktif ketimbang pasif, lebih independent daripada
tergantung, dan mereka merasa kemampuannya diterima dan dihormati. Hal ini akan
berdampak positif pada perkembangan tim yang efektif yang terdiri dari individu-individu
yang puas dan produktif.

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Peningkatan Efektivitas Pegawai di Tempat Kerja
Tugas manajer tentu sangatlah kompleks, dimana mereka tidak saja dituntut untuk
menjaga dan meningkatkan produktivitas kerja karyawan semata, melainkan harus pula
memberikan kenyamanan dan iklim kerja yang kondusif yang dilandasi manajemen
interaktif. Kita menyadari bahwa sangat sulit bagi manajer yang memiliki tanggung jawab
atas keberhasilan para bawahan atau karyawannya. untuk merubah kebiasaan lama
secara tiba-tiba dan percaya bahwa pegawai secara otomatisdan segera menyambut
“manajemen interaktif”. Pengalaman mengatakan bahwa manajer bertanggungjawab atas
apa yang dikerjakan para pekerja. Ini berarti memerlukan proses sedikit demi sedikit
dengan resiko kesalahan dan kegagalan.

Dalam mengkomunikasikan atmosfer pertumbuhan dan pembelajaran kepada pegawai,


perlu diingat bahwa aksi kita (apa yang kita lakukan) berbicara lebih keras dari kata-kata.
Jangan mencoba menerapkan manjemen interaktif jika kita tidak mempunyai keinginan
untuk mempercayai pegawai dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
menyesuaikan diri terhadap harapan dan gaya anda.

Ada 5 (lima) langkah proses untuk mempermudah transisi dan bantuan dalam
membangun hubungan yang efektif untuk bergabung dalam pemecahan-masalah.

Tabel 2: Prosedur manajemen teknis versus interaktif

Teknis Interaktif

Mendirikan fondasi “power” Membuat “Ikatan Kepercayaan”

Apa masalah anda? Menentukan situasi “masalah”

Ini rencana saya untuk anda Mari kita membuat rencana aksi yang baru

Jika anda tidak melakukannya…………. Komitmen dan implementasi

Saya akan mengawasimu! Ikuti

Ikatan Kepercayaan (Trust-bond)

Dalam manajemen interaktif, saling menghormati dan memberikan perhatian merupakan


sarat untuk pemecahan masalah. Pengembangan hubungan ikatan kepercayaan yang
kuat dengan pegawai merupakan fondasi dari manajemen interaktif. Pegawai

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menghendaki seorang atasan yang dapat dipercaya, yang mempunyai perhatian dan
membantu memenuhi kebutuhan pribadi. Dalam kondisi ini, pegawai tidak akan merasa
khawatir. Mereka berani untuk bereksperimen dan mengambil resiko yang kodusif
terhadap pengembangan pribadi dan professional.

Tentukan masalahnya

Setelah ikatan kepercayaan terjalin kuat, manajer interaktif memperdalam hubungan


dengan secara total terlibat dalam proses pemecahan masalah dengan pegawai. Manajer
interaktif secara bersama-sama menentukan seperti apa situasi dan kondisi pegawai. Apa
tujuan pribadi dan pekerjaan? Apa yang mereka lakukan dalam upaya pemecahan
masalah mereka dan untuk memuaskan kebutuhan mereka?

Manajer interaktif memastikan apakah bawahannya puas dengan hubungan yang terjalin
dan prosedur kerja yang telah ditetapkan. Pegawai didorong untuk mengkristalisasi dan
menyelaraskan tujuan personal dengan sasaran dan tujuan-tujuan perusahaan, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah metode yang paling efisien dan efektif dalam
mencapai hasil yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Analisa situasi ini mengarah
pada pertanyaan yang konklusif: “Apakah rencana aksi lain lebih produktif dalam
membantu pegawai dan perusahaan untuk mendapat tujuan dan sasaran bersama?”

Mengembangkan kerangka aksi baru

Manajer interaktif senantiasa memberikan ruang dalam berinteraksi dengan para


pegawai. Manajer interaktif senantiasa bersama-sama dengan pegawai memulai
merencanakan kerangka aksi. Peran utama atasan adalah menanyakan beberapa
pertanyaan-pertanyaan untuk membantu bawahan memecahkan masalah mereka.
Atasan secara“aktif” mendengarkan pegawai dan membantu mengarahkan proses ke
arah terrealisasinya tujuan personal dan professional dan tujuan perusahaan. Dengan
konsep ini, diharapkan rencana aksi yang baru akan menguntungkan kedua pihak. Tetapi
penting untuk diingat, manajer interaktif berperan sebagai pemandu bukan pengontrol,
manipulator ataupun pembujuk. Jika pegawai diberikan kesempatan untuk “menemukan”
solusi untuk mereka sendiri, hal ini akan lebih mempunyai arti dan nilai personal.

Komitmen dan Implementasi

Proses komitment dalam manjemen interaktif terpusat pada “Kapan”, bukan “Jika”. Jika
bawahan diberikan peran yang besar dalam menentukan tujuan dan sasaran dan
medesain rencana yang masuk akal untuk mengoptimalisasi hasil yang diinginkan mereka

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
secara personal akan turut serta (committed) kepada rencana implementasi. Peranan
manajer adalah meminta pegawai untuk berkomitment pada rencana merekapada poin
yang spesifik pada suatu waktu

Ikuti (Follow-Through)

Pada fase ini, atasan berkomitmen kepada pegawainya. Atasan tetap bertanggung jawab
dan selalu tertantang untuk menjaga hubungan setelah persetujuan (Action Plan) secara
formal telah dibuat. Atasan harus mencari umpan balik, memonitor situasi dan hasil yang
telah dicapai. Atasan harus bereaksi pada situasi sebelum terjadi masalah dari pada
menunggu sesuatu terjadi dan memperbaikinya. Ikuti (Follow-Through) ini adalah proses
yang sensitif dan konstruktif.

Memahami Manusia
Memahami manusia perlu dilakukan untuk melihat karakter personal. Pada dasarnya
seorang manusia itu unik; masing-masing memilki karakter yang berbeda yang dibentuk
oleh lingkungan, pengalaman, pendidikan dan lain-lian..Pada modul-modul berikutnya kita
akan melihat dari Gaya pembelajaran (Learning Style), perilaku (behavior), gaya
transaksional (transactional style) dan motive dan motivasi.

Manipulasi konstruktif
Ada kalanya dalam mencapai tujuan tertentu, kadang kala manipulasi yang konstruktif
diperlukan, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati. Jika dampaknya adalah destruktif
(menyebabkan sakit hati, marah dan reaksi defensive), maka jangan kita lakukan. Jika
dampaknya konstruktif dan membantu orang lain memperoleh tujuannya, dan dapat
meningkatkan rasa saling menghargai dan percaya, maka lakukan lah. Sebagai contoh,
mengancam seseorang adalah tehnik manipulasi yang tidak positif. Ini mengancam“self-
esteem” seseorang. Ini bukan apa yang anda lakukan tetapi bagaimana anda
melakukannya.

Peran manipulatif dimana kita berusaha agar orang lain melakukan apa yang harus
dilakukan. Beberapa peraturan yang dapat membantu sebagai berikut:

No Cara Manipulasi Penjelasan

1 Modeling Modeling merupakan metode manipulasi yang kuat dimana


kita sebagai contoh. Jika kita mentaati peraturan dan

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menetapkan standard yang tinggi untuk diri kita, pegawai akan
mencontoh kita.

2 Beri umpan balik Kita harus mendorong pegawai untuk berbicara dan
mengungkapkan masalahnya. Dengarkan, dan kemudian
berikan pegawai informasi sebanyak-banyaknya. Juga berikan
informasi tentang kompetisi, produktivitas, biaya dan faktor lain
yang mempengaruhi pekerjaannya. Paling penting, berikan
umpan balik terhadap kinerja yang baik. Bisa saja komentar
yang simple “kerja bagus” atau melalui papan pengumuman.

3 Hadapi (confront) Jelaskan pada pegawai bahwa kesalahan atau kinerja yang
buruk adalah merugikan bagi perusahaan. Umpan balik seperti
ini, diberikan dengan cara penuh pengertian, adalah esensial
jika masalah bisa diatasi dan dihindari pada masa datang.

4 Hargai orang lain Walaupun pegawai mempunyai masalah dan anda tidak, ingat
(value others) bahwa mereka mempunyai kebutuhan yang sama – untuk
diterima dan dihargai, bagi mereka dan orang lain.
Memberikan “penghargaan (recognition)” ini penting dalam
membangun hubungan yang produktif.

5 Menetapkan Manusia bekerja lebih baik dengan pujian, dorongan dan


pengharapan ekspresi keyakinan diri daripada cacian, ketidaksabaran dan
yang tinggi acuh. Penelitian mengatakan apabila kita mengkomunikasikan
bahwa seseorang itu akan bekerja baik, dampaknya adalah
kinerja yang tinggi, atau sebaliknya. Jika pegawai
dipersepsikan sebagai potensial dari pada masalah, memiliki
kekuatan dari pada kelemahan, mereka akan lebih produktif
dan mereka termotivasi untuk mengembangkan kemampuan
mereka

6 Belaian yang Belaian yang positif merupakan penghargaan atas perilaku


positif (positive dalam situasi yang khusus, misalnya: saya sangat mengagumi
stroking) kemampuan anda dalam mengatasi pelanggan yang emosi.

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

DeVito, J. A. (2011). Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima. Pamulang: Karisma


Publishing Group.

Effendy, Onong Uchjana. 2019. Human Relations & Public Relations. Bandung: Mandar
Maju

Erozkan, A. (2013). The Effect of Communiction Skills and Interpersonal Problem Solving
Skills on Social Self-Efficacy. Educational Sciences: Theory & Practice 13. (2). 739-745

2023 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Rifky Anan Kurniawan.S.Ikom.M.Ikom. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai