Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL PERKULIAHAN

W312100011 –
Manajemen Perubahan

Kepemimpinan dan
Komunikasi dalam Manajemen
Perubahan

Abstrak Kompetensi (CPMK 12)

Dalam melakukan perubahan dengan Mahasiswa mengetahui dan dapat


pendekatan manajemen, diantara menggunakan kepemimpinan dan
dapat diartikan bahwa proses yang komunikasi dalam Manajemen
dilakukan perlu secara efektif dan Perubahan
efisien. Untuk melakukan perubahan
secara efektif, pemimpin perubahan
harus dapat melakukan melalui salah
satu dari beberapa pendekatan (1)
pendekatan tahapan, (2) kultural, (3)
konektif, dan (4) pelibatan serta
pemberdayaan karyawannya.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis Manajemen


12 Sri Anah, S.E., M.M.
MODUL 12 : FUNGSI-FUNGSI DALAM
MANAJEMEN PERUBAHAN

Pendahuluan

Dalam melakukan perubahan dengan pendekatan manajemen, dapat diartikan


bahwa proses yang dilakukan perlu secara efektif dan efisien. Untuk melakukan
perubahan secara efektif, pemimpin perubahan harus dapat melakukan melalui salah satu
dari beberapa pendekatan perubahan berikut ini, yaitu :
1) Pendekatan tahapan,
2) Kultural,
3) Konektif, dan
4) Pelibatan serta pemberdayaan karyawannya.

1). Pendekatan tahapan

Melaksanakan perubahan harus dilakukan melalui tahapan yang benar agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk memimpin perubahan secara efektif (Hussey
dalam Wibowo, 2006) menyarankan pendekatan langkah yang disingkat EASIER,
merupakan anonim dari Envisioning, Activating, Supporting, Implementing, Ensuring, dan
Recognizing.

a) Memimpikan (envisioning)

Seorang pemimpin harus mempunyai visi yang merupakan impian yang mencakup
besaran dan lingkup kegiatan, kekuatan ekonomi, hubungan dengan pemasok dan
pelanggan, serta budaya organisasi. Visi biasanya terinspirasi oleh kenyataan bahwa
perubahan diperlukan. Visi harus dikomunikasikan dan didefinisikan secara jelas
pada semua orang dalam organisasi. Komitmen pada visi merupakan prasyarat

2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
2 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/
keberhasilan, terutama orang yang memiliki peran kunci dalam membuat visi menjadi
kenyataan.

b) Mengaktifkan (activating).

Selain tugas pemimpin mengembangkan visi, juga tugas pengaktifan tugas-tugas


yang dirinci secara jelas agar orang di dalam organisasi dapat memahami dan
mendukung tugas-tugas perubahan yang akan dilakukan setiap orang.

c) Mendukung (supporting)

Pemimpin harus mampu memberikan inspirasi kepada mereka untuk melakukan lebih
baik dan memberikan dukungan moral. Untuk mencapai hal tersebut pemimpin harus
memiliki rasa empati kepada setiap orang yang akan diberi inspirasi, dan
membayangkan melihat sesuatu dari sudut pandang mereka. Seorang pemimpin
perubahan harus bersikap jujur dan dapat dipercaya. Pemimpin harus memberikan
kepercayaan pada bawahannya agar motivasi mereka meningkat dalam melakukan
perubahan. Iklim kerja sama yang saling mempercayai di antara atasan dan bawahan
akan menumbuhkan kondisi yang kondusif.

d) Melaksanakan (implementing)

Langkah-langkah yang dilakukan pemimpin dalam melakukan perubahan adalah: (1)


memastikan semua konsekuensi perubahan dapat dimengerti, (2) mengidentifikasi
semua tindakan untuk melakukan perubahan, (3) membagikan tanggung jawab untuk
berbagai tindakan (4) menentukan prioritas berbagai tindakan, bila proses tidak dapat
dilakukan pada waktunya, (5) mengusahakan anggaran untuk menjamin
pelaksanaan, (6) menetapkan sdm dan struktur untuk implimentasinya (7)
membagikan hak SDM pada tugas, (8) menetapkan tujuan program perubahan, (9)
mempertimbangkan kebijakan yang diperlukan agar proses implementasi berjalan
lancar.

e) Memastikan (ensuring)

Dilakukan proses pemantauan dan pengawasan untuk memastikan pelaksanaan


berjalan sesuai dengan rencana. Bila terdapat deviasi dilakukan perbaikan
sebagaimana seharusnya.

f) Mengenal (recognizing)

Langkah terakhir adalah memberikan pengakuan dan penghargaan pada mereka


yang terlibat dan berprestasi dalam pelaksanaan proses perubahan.

2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
3 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/
2). Kultural

Pemimpin perubahan tidak hanya mengandalkan pendekatan formal dan


mekanistis, tetapi harus memperhatikan aspek kultural (cultural leader). Cultural leader
adalah seorang pemimpin memberikan contoh dan memiliki nilai kemanusiaan pada
bawahannya. Pemimpin ini terdapat pada setiap jenjang organisasi, yaitu direktur,
manajer, supervisor dan lainnya. Cultural leader membuat jelas bagaimana masalah
manusia dan masalah operasional dapat disatukan. Masalah operasional makin mudah
dikendalikan bila aspek kemanusiannya ditangani dengan baik. Cultural leader bersifat
mau menerima saran dan kritik dari bawahannya, terbuka, kooperatif, artisipatif,
komunikatif, dan berorientasi saling menguntungkan. Pemimpin menghargai keberhasilan
dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar.

Pada dasarnya, orang ingin menikmati hari-harinya dengan baik, merasa


kompeten, menjadi produktif, menikmati pekerjaan, mempunyai hubungan yang baik
dengan atasan, rekan sekerja dan bawahannya. Pemimpin memberi contoh bagaimana
pekerjaan harus dilakukan, bagaimana memimpin yang baik, selebihnya mereka akan
mengikuti pemimpin.

A. Memimpin karyawan

Karyawan ingin lebih banyak berbicara tentang apa yang terjadi di sekitarnya, mereka
ingin komunikasi dan didengar pendapatnya, dipertimbangkan dan berpartisipasi dalam
keputusan yang mempengaruhi mereka. Karyawan kurang responsif pada kepemimpinan
tradisional yang sempit, direktif, tidak komunikatif dan suka memberi hukuman. Great
leader harus selalu direspons dengan visi dan fleksibilitas pada bawahannya. Pada
dasarnya orang ingin terikat pada pemimpin yang kuat dan mengembangkan budaya
kerja, di mana pemimpin melakukan dua hal, yaitu:

1) Menciptakan lingkungan yang baik

Pemimpin menjadi model peran, mendorong dan menghargai mereka yang


menunjukkan kepemimpinan yang baru. Pemimpin harus bersikap terbuka, mau
menerima pendapat bawahannya, dan mendiskusikan nilai kemanusiaan. Pemimpin
merayakan dan menghargai orang yang menunjukkan nilai budaya yang diinginkan
menuju perilaku yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan yang dihadapi.

2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
4 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/
2) Menyusun proses yang tepat

Pemimpin mengusahan proses yang formal dan memberi petunjuk pada


bawahannya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sehingga bawahan
dapat memberikan kontribusi pada keputusan yang mempengaruhi mereka. Keikutsertaan
bawahan dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan tanggung jawab dan
motivasi mereka.

B. Produktivitas tinggi

Logika konvensional menyatakan bahwa jika ingin meningkatkan produktivitas


maka harus fokus pada masalahnya. Tetapi hal tersebut jarang terjadi karena fokusnya
tidak pada masalahnya. Makin banyak tekanan dapat meningkatkan stres dan
menurunkan produktivitas. Masalahnya terletak pada bagaimana membuang apa yang
menghalangi orang untuk meningkatkan produktivitasnya. Masalah peningkatan
produktivitas sulit bila menyangkut SDM yang harus ditangani lebih hati-hati. Jika mereka
merasa menjadi obyek, beban, pelengkap, akan sulit mengharapkan mereka memberikan
semua yang dapat mereka lakukan. Sebaliknya, jika mereka menjadi subyek merasa
diperhatikan, maka mereka akan memperhatikan kita dan sistem berjalan dengan baik.
Bila terjadi sikap saling memperhatikan, maka produktivitas akan dapat meningkat tinggi.

3). Konektif

Pendekatan konektif merupakan pendekatan berdasarkan hubungan yang


dilakukan dengan mengintegrasikan saling ketergantungan dan menyadari adanya
keberagaman untuk mencapai hasil yang diharapkan mereka yang terlibat melakukan
negosiasi, membujuk, mengintegrasikan, membangun jaringan, melakukan koalisi dan
kolaborasi dengan pesaing untuk menyelesaikan tujuan bersama.

Pemimpin harus mengintegrasikan saling ketergantungan dengan keberagaman.


Ketergantungan (interdependence) menyangkut kegiatan yang bersifat saling melengkapi
antara visi, masalah dan tujuan bersama. Dengan saling ketergantungan menimbulkan
suasana kerja sama karena terdapat kesederajatan yang masing-masing pihak sama
tinggi. Saling ketergantungan terutama didorong oleh teknologi yang menghubungkan
setiap orang dan setiap hal.

2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
5 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Hal tersebut mendorong menuju kolaborasi dalam berbagai bentuk seperti joint
venture, kemitraan, aliansi strategis, jaringan dan koalisi temporer. Ketergantungan
mencari kesamaan dan memperkuat kepentingan. Sedangkan keberagaman
mencerminkan karakter individu, kelompok dan organisasi serta prioritas yang berbeda.
Pemimpin perubahan harus memanfaatkan kelebihan keberagaman sehingga menjadi
kekuatan yang lebih besar. Keberagaman kepentingan dengan karekter yang berbeda
mencereminkan kebutuhan manusia akan identitas, keunikan setiap orang, mengurangi
perbedaan dan menekankan pada kebebasan. Keberagaman merupakan kekuatan untuk
perbedaan sosial, ekonomi dan budaya. Keberagaman meningkatkan prioritas baru dan
sering berlawanan dengan prioritas sebelumnya.

A. Memimpin di era konektif

Pemimpin konektif (connective leader) mudah mendapatkan koneksi di antara


orang, gagasan dan institusi yang berbeda dapat melihat dasar bersama, melihat
tumpang tindih antara visi mereka dengan milik pemimpin lainnya. Dengan melalui
tindakan bersama akan menumbuhkan empati dan dasar bersama. Pemimpin melakukan
negosiasi, membujuk dan mengintegrasikan kelompok yang antagonistik. Pemimpin
memberikan kontribusi pada keberhasilan orang lain dan bertindak sebagai mentor tanpa
kehilangan kemampuannya untuk bersaing, mengambil tanggung jawab, dan membuat
keputusan sendiri jika diperlukan. Mereka membangun jaringan dan melipat gandakan
koalisi.

B. Kekuatan kepemimpinan konektif

Untuk mendapatkan hasil terbaik, pemimpin konektif harus mengembangkan


enam kekuatan kepemimpinan, yaitu sebagai berikut.

1) Etika kecerdasan politis.

Kepemimpinan konektif menunjukkan sistem pengetahuan yang diwarnai


perasaan etika kuat. Mereka menggunakan kekuatan pribadi orang lain dalam
jaringannya untuk mengatasi masalah kelompok, bukan meningkatkan kekuatannya
sendiri. Kepemimpinan konektif meningkatkan kemampuan pendukungnya dan
memastikan loyalitas mereka dengan diberi kepercayaan untuk tugas menantang.

2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
6 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/
2) Kebenaran dan akuntabilitas

Kebenaran menghasilkan kredibilitas dan melanjutkan keyakinan pada pemimpin.


Akuntabilitas menyangkut dua kewajiban, yaitu: (a) menjelaskan keputusan dan tindakan
seseorang, (b) bertanggung jawab pada stakeholders. Akuntabilitas berarti ingin
mempunyai setiap pilihan diperiksa secara teliti.

3) Politik kebersamaan

Politik kebersamaan menawarkan keanggotaan pada konstituen yang lebih luas.


Mereka menciptakan lingkungan di mana banyak konstituen mencapai sebagian agenda
mereka. Untuk membangun masyarakat dalam organisasi, kepemimpinan konektif
mengambil perspektif yang lebih luas tentang apa yang diperlukan dan oleh siapa.
Mereka mencari kesamaan dan dasar bersama.

4) Berpikir jangka panjang dan bertindak jangka pendek

Kinerja setiap hari ditekan untuk membangun masyarakat yang memerlukan


apresiasi kemungkinan jangka panjang yang tidak jelas. Ini memerlukan nisi dan
keberanian untuk memilih antara permintaan sekarang dari konstituen kunci dan masa
depan yang lebih baik untuk masyarakat yang lebih luas. Kepemimpinan konektif
membimbing dan mendorong rekan yang lebih muda untuk mengambil tanggung jawab
kepemimpinan.

5) Kepemimpinan melalui harapan

Kepemimpinan ini memberikan harapan yang tinggi, kemudian


mempercayakan tugasnya kepada orang lain. Kepemimpinan ini mendorong perluasan
kreatif dan misi dari mereka, hanya memerlukan rekan kerja bertindak secara etis dan
legal. Kepemimpinan ini membiasakan diri pada dinamika pembelajaran bahwa tidak
semua usaha baru menghasilkan sukses secepatnya. Mereka mendorong rekan kerja
mereka meskipun mengalami kegagalan dan mendorong mereka mencoba lagi.
Kegagalan merupakan bagian proses pembelajaran.

6) Pencarian arti/makna

Pemimpin yang efektif mengetahui bahwa akhirnya prestasi mereka diukur oleh
kemampuannya mempengaruhi orang lain. Dalam mempersatukan saling ketergantungan
dan keberagaman, mereka mengajak orang sekitarnya untuk turut serta mencari arti/
makna lebih besar. Nelson Mandela adalah contoh kepemimpinan konektif, setelah
menjalani hukuman bertahun-tahun, ia mengajak seluruh ras di Afrika Selatan
menghapus dendam untuk memperkuat negaranya secara bersama. Ia menantang
2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
7 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/
seluruh bangsa untuk membangun demokrasi non rasial di mana semua kelompok dapat
menyumbangkan kekuatan dan tanggung jawab mereka.

C. Gaya kepemimpinan

Dasar perilaku kepemimpinan konektif dibagi tiga gaya kepemimpinan, yaitu: gaya
kepemimpinan langsung, kepemimpinan relasional dan kepemimpinan instrumental, di
mana masing-masing mempunyai strategi yang berbeda-beda. Pemilihan gaya
kepemimpinan tersebut tergantung pada kondisi dan situasi dalam suatu organisasi, yaitu
sebagai berikut.

1) Gaya kepemimpinan langsung.

Gaya kepemimpinan ini adalah gaya pencapaian prestasi secara langsung yang
cenderung konsentrasi pada tugasnya sendiri. Strategi gaya kepemimpinan langsung
adalah: (a) intrinsic, ditujukan pada kepuasan dan kegembiraan menguasai tugas sendiri
yang diukur pada standar keunggulan internal (b) competitive, mengalahkan orang lain
yang diukur pada standar kinerja eksternal (c) power; mengambil tanggung jawab,
mendelegasikan tugas dan koordinasi.

2) Gaya kepemimpinan relasional

Gaya kepemimpinan ini lebih senang bekerja tugas tim atau membantu orang lain
mencapai tujuan. Strategi kepemimpinan relasional adalah: (a) bekerja sama, bekerja
dengan orang lain dalam tugas tim, membagi tugas dan tanggung jawab (b)
menyumbang, berperan dibelakang layar atau membantu orang lain menyelesaikan tugas
(c) dilakukan untuk orang lain, mendapat kepuasan dengan memfasilitasi, melatih dan
mengamati prestasi orang lain.

3) Gaya kepemimpinan instrumental

Gaya kepemimpinan ini mempunyai karekteristik pengetahuan politis.


Kepemimpinan konektif menggunakan gaya ini untuk mengintegrasikan gaya
kepemimpinan berorientasi pada diri sendiri dengan orientasi pada kelompok. Individu
yang melihat dirinya dan orang lain lebih menyukai gaya ini dengan cara: (a) personal,
menggunakan semua asset pribadi untuk menarik pendukung, (b) Sosial, menciptakan
dan menggunakan jaringan sosial dan aliansi untuk mencapai tujuan bersama, (c)
mempercayai, menyadarkan untuk meningkatkan visi bersama tanpa supervisi, tetapi
dengan harapan kuat untuk sukses.

2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
8 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/
4). Pelibatan serta Pemberdayaan Karyawannya

Beberapa peran pemimpin dalam pemberdayaan karyawan (Wibowo, 2006)


adalah sebagai berikut.

a) Menciptakan hubungan kerja efektif

Hubungan kerja yang efektif akan membangkitkan iklim pemberdayaan dengan


menunjukkan perilaku bawahannya dengan cara: (1) Menghargai prestasi bawahan (2)
Menunjukkan sikap empati dan (3) bersikap tulus.

b) Pergeseran fungsi

Dalam iklim pemberdayaan, karyawan berada di atas dan manajer berada di


bawah. Hal ini mengandung makna bahwa manajer bekerja untuk mendorong dan
memenuhi keinginan bawahannya.

c) Memimpin dengan contoh

Pemimpin harus menjadi model peran bagi bawahan yang diberdayakan, yaitu
menyampaikan pesan secara jelas. Komitmen pemimpin pada pemberdayaan terletak
pada bagaimana pemimpin berperilaku.

Terdapat beberapa cara bagi pemimpin untuk memberikan contoh bagi bawahan,
yaitu: (1) jika Anda ingin mereka melakukan apa yang mereka katakan, Anda harus
membuktikan bahwa Anda dapat dipercaya, (2) jika Anda menginginkan mereka inovatif,
Anda harus bersiap untuk menerima risiko atas inovasi yang mereka lakukan, (3) jika
Anda menginginkan orang lain melakukan ekstra usaha, Anda harus mendorong diri Anda
sendiri, (4) jika Anda menginginkan mereka terbuka, Anda harus jujur dan tulus kepada
mereka, (5) jika Anda ingin mereka saling mempercayai, Anda harus mempercayai
mereka (6) jika Anda ingin mereka menunjukkan keajaiban, Anda harus melengkapi
mereka dengan visi masa depan yang positif, menggairahkan dan memberikan inspirasi.

d) Mempengaruhi orang lain

Peranan pemimpin harus mampu mempengaruhi berbagai tipe orang lain untuk
mengubah sikap dan perilaku mereka agar pemberdayan dapat dilakukan. Pemimpin
harus memahami kapan mempengaruhi, siapa yang dipengaruhi, pendekatan apa yang
harus dipergunakan dan keterampilan komunikasi.

2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
9 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/
e) Mengembangkan tim kerja

Kecenderungan perkembangan organisasi di masa depan adalah berkembangnya


bentuk team-based organization, di mana operasionalisasi organisasi dilakukan dengan
membentuk cross:fimetion team. Pemimpin harus dapat memanfaatkan potensi yang ada
dalam tim-tim tersebut. Selain itu harus mengembangkan komunikasi yang efektif baik
vertikal maupun horisontal yang akan menumbuhkan saling percaya sebagai dasar
berkembangnya tim kerja di antara anggota tim.

f) Melibatkan bawahan dalam keputusan

Dalam pemberdayaan, pemimpin mendelegasikan wewenang pada bawahan.


Sebelum mengambil keputusan pemimpin harus mendengarkan pendapat bawahan.
Tumbuhnya perasaan dilibatkan dalam pengambilan keputusan tersebut akan
menumbuhkan rasa memiliki dari bawahan dan turut bertanggung jawab.

g) Menjadikan pemberdayaan sebagai way of life

Dengan pemberdayaan karyawan secara alamiah, maka akan tercipta suatu


keadaan di mana tim kerja akan termotivasi, iklim kerja menjadi lebih terbuka, dan
hambatan kerja akan mudah terpecahkan.

h) Membangun komitmen

Pemberdayaan merupakan perubahan peran dan perilaku manajemen, di mana


setiap orang dihormati, dihargai dan orang diberi kesempatan memberikan saran untuk
perbaikan dalam proses perubahan. Hal tersebut memerlukan dukungan dan komitmen
sepenuhnya dari pimpinan serta stakeholders dan disambut antusias oleh karyawan.
Pemberdayaan yang diberikan pimpinan mengandung makna meningkatnya tugas dan
tanggung jawab karyawan.

Pemimpin harus menyadari bahwa menyelesaikan masalah tidak sama dengan


menciptakan perubahan, pemimpin harus siap menghadapi gangguan dan perubahan
dimulai dengan semangat kegairahan.

Problem solving

Kehidupan organisasi dibentuk oleh dua hal yang mendasar yaitu


menciptakan dan memecahkan masalah. Kebanyakan tugas manajer memecahkan
masalah sedangkan pemimpin adalah menciptakan sesuatu yang baru untuk masa
depan menjadi kenyataan.
2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
10 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pemimpin yang terbuka

Drucker menyatakan bahwa sebagai tangan kanan seorang pemimpin disiplin


berpikir yang kontinu dan sebagai tangan kiri adalah keterbukaan untuk
menghadapi perubahan lingkungan yang tidak terduga yang penuh gangguan.

Perubahan dimulai dengan gairah

Strategi perubahan harus memunculkan pemimpin yang mampu


menciptakan dan mengimplementasi perubahan, mampu mendorong bawahannya
secara antusias dan gairah dalam menyelenggarakan perubahan dengan
pendekatan partisipatif untuk mendapat dukungan bawahannya

Penyakit Kepemimpinan

Beberapa penyakit kepemimpinan yang mengalami kesulitan melakukan


perubahan adalah:
(a) tidak mau mendengar,
(b) tidak melaksanakan apa yang dikatakannya,
(c) mengutamakan favorit dirinya,
(d) mengintimidasi bawahan,
(e) memiliki sifat tidak terpuji,
(f) gagal menciptakan arah organisasi,
(g) tidak mengembangkan karyawannya,
(h) merasa puas dengan dirinya.

2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
11 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Winardi, Prof, Dr, SE, Manajemen Perubahan, Kencana, 2005.

Gray, Jerry L., Frederick A. Starke, organizational Behavior, Concept, and Applications,
Charles E. Merrill Publishing Company, Columbus, 1984.

David, Fred R. Manajemen Strategis: Konsep (7 ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice-
Hall, Inc, 1999 .

2021 Manajemen Perubahan dari Modul 12 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Sri Anah, S.E., M.M. http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai