Laporan Praktikum Kimia Analitik - Uji Kualitatif - 213020096 - Annisa Fitriyanti Rochmani
Laporan Praktikum Kimia Analitik - Uji Kualitatif - 213020096 - Annisa Fitriyanti Rochmani
“UJI KUALITATIF”
Disusun oleh :
Nama : Annisa Fitriyanti Rochmani
NRP : 213020096
3. Reaksi :
4. Rumus : -
PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIKTAHUN AJARAN
2021/2022
Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096
Judul Percobaan Uji Nyala
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022
Warna
Warna Nyala Nyala Unsur Yang
Sampel Warna Asal Melalui Kobalt Tanpa Kaca Diduga
Kobalt
CuSO4 Biru - Hijau Cu
Sr(NO3)2 - - Merah padam Sr
Ca(OH)2 - - Merah bata Ca
KHSO4 - - Violet K
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, uji nyala tanpa kaca kobalt, sampel CuSO4 memiliki warna asal
biru, menghasilkan warna nyala menjadi hijau, saat uji nyala sampel Sr(NO3)2 menghasilkan
warna merah padam, saat uji nyala sampel Ca(OH)2 menghasilkan warna merah bata, dan saat
uji nyala sampel KHSO4 menghasilkan warna violet.
Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan uji nyala, didapatkan warna yang berbeda dari
setiap unsur. Unsur Cu memiliki warna nyala api hijau, unsur Sr memiliki warna nyala api merah
padam, unsur Ca memiliki warna merah bata, dan unsur K memiliki warna violet.
Alat-alat yang digunakan untuk percobaan uji nyala adalah kawat Ni yang berfungsi untuk
mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala, bunsen sebagai sumber api untuk uji nyala, plat
tetes berfungsi untuk menyimpan sampel unsur yang akan diuji, spatula untuk mengambil sampel,
dan gelas kimia 100 mL untuk menyimpan HCl. Bahan yang digunakan adalah HCl pekat,
Sr(NO)3, KHSO4, Ca(OH)2, dan CuSO4.
Kawat nikrom dicelupkan ke dalam HCl pekat yang dapat melarutkan zat-zat pengotor atau
kontaminan yang masih melekat pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah
menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih dan kawat berpijar. Lalu kawat nikrom
ditempelkan pada sampel yang akan diuji, lalu diarahkan ke api bunsen untuk menguji warna
sampel tersebut.
Mekanisme dari uji nyala yaitu apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai
menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-atom dari
unsur logam tersebut memiliki eletron valensi berbeda yang mampu menyerap sejumlah energi
tinggi atau disebut keadaan tereksitasi. Pada keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya
tidak stabil sehingga mudah kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara
memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya/warna api.
Aplikasi uji nyala dalam bidang pangan adalah untuk menguji secara kualitatif apakah
dalam makanan tersebut terdapat boraks atau tidak.
BAB V (Kesimpulan)
Berdasarkan hasil pengamatan, uji nyala dilakukan menggunakan 4 sampel senyawa yang
berbeda, yaitu CuSO4, Sr(NO3)2, Ca(OH)2, dan KHSO4. Alat yang digunakan meliputi kawat
nikrom, bunsen, plat tetes, dan gelas kimia.
Saat uji nyala tanpa kaca kobalt, sampel CuSO4 memiliki warna asal biru, menghasilkan
warna nyala menjadi hijau, saat uji nyala sampel Sr(NO3)2 menghasilkan warna merah padam,
saat uji nyala sampel Ca(OH)2 menghasilkan warna merah bata, dan saat uji nyala sampel KHSO4
menghasilkan warna violet. Perubahan warna yang dihasilkan sampel berdasarkan perbedaan
elektron valensi, sehingga warna nyala api berbeda-beda.
UJI MUTIARA BORAKS
BAB I (Pendahuluan)
1. Tujuan Percobaan : Tujuan percobaan uji mutiara boraks adalah untuk
mengidentifikasi unsur berdasarkan warna sampel pada
manik boraks yang dipanaskan pada nyala oksidasi dan
reduksi dalam keadaan panas dan dingin
B2O3 + L+ → L(BO2)2
4. Rumus : -
3. MSDS
PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIK TAHUN
AJARAN 2021/2022
Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096
Judul Percobaan Uji Mutiara Boraks
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022
Nyala Oksidasi Nyala Reduksi Unsur
Sampel Warna Asal
Panas Dingin Yang
Panas Dingin Diduga
Cokelat Kuning
FeCl3 Hijau Kuning Hijau Hijau Fe
Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)
Alat-alat yang digunakan untuk percobaan uji nyala adalah kawat Ni yang berfungsi untuk
mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala mutiara/manik boraks, bunsen sebagai sumber api
untuk uji nyala, plat tetes berfungsi untuk menyimpan sampel unsur yang akan diuji, spatula untuk
mengambil sampel, dan gelas kimia 100 mL untuk menyimpan HCl. Bahan yang digunakan adalah
HCl pekat, FeCl3, Na2B4O7 . 10 H2O, CuSO4, dan aquadest.
Kawat nikrom dicelupkan ke dalam HCl pekat yang dapat melarutkan zat-zat pengotor atau
kontaminan yang masih melekat pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah
menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih dan kawat berpijar. Kemudian kawat
tersebut dicelupkan ke dalam boraks dan panaskan pada nyala api oksidasi bawah sehingga
membentuk manik boraks, lalu celupkan ke dalam sampel yang diuji dan panaskan sehingga
terlihat warna manik boraks pada nyala api oksidasi dan reduksi keadaan panas dan dingin.
Mekanisme uji manik boraks yaitu ketika boraks dipanaskan akan kehilangan air hablur
dan berubah menjadi B2O3 dan akan membentuk manik pada kawat, diuji pada uji nyala api reduksi
dan oksidasi sehingga akan menimbulkan warna khas, karena logam transisi memiliki muatan yang
berbeda-beda.
BAB V (Kesimpulan)
Berdasarkan hasil pengamatan, uji manik boraks menggunakan 2 sampel senyawa yang
berbeda, yaitu FeCl3 dan CuSO4. Alat yang digunakan meliputi kawat nikrom, bunsen, plat tetes,
dan gelas kimia.
Saat uji manik boraks sampel FeCl3 memiliki warna asal hijau dan CuSO4 memiliki warna
asal biru, kemudian ketika pengujian nyala api oksidasi dilakukan pada sampel FeCl 3
menghasilkan warna cokelat kuning dalam keadaan panas dan warna kuning dalam keadaan
dingin. Sedangkan ketika pengujian nyala api oksidasi dilakukan pada sampel CuSO 4
menghasilkan warna hijau kebiruan dalam keadaan panas dan warna biru dalam keadaan dingin,
hal ini terjadi dikarenakan boraks membentuk manik pada kawat dan logam transisi memiliki
muatan yang berbeda.
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN TERHADAP KATION
3. Reaksi : -
4. Rumus : -
1. Alat
- Gelas kimia 100 mL - Pipet ukur 10 mL
- Corong - Kaki tiga dan kasa asbes
- Labu Erlenmeyer - Gelas ukur
- Korek api - Bunsen
2. Bahan
- NH4Cl 0,1 M - Lakmus merah
- NaOH 0,1 M - Lakmus biru
- Aquadest
3. MSDS
4. Prosedur Percobaan
PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIKTAHUN AJARAN
2021/2022
Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096
Judul Percobaan Pemeriksaan Pendahuluan Terhadap Kation
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022
Perubahan
Sampel Pereaksi Reaksi (+/-)
yang
Terjadi
NH4Cl NaOH Lakmus merah NH4Cl + NaOH →
menjadi biru NH4OH + NaCl +
NH4OH ↑ →NH4+
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung NH4+ ditandai
dengan perubahan lakmus merah menjadi biru.
Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)
BAB V (Kesimpulan)
3. Reaksi : -
4. Rumus : -
1. Alat
- Mortar dan alu
- Spatula
2. Bahan
- KHSO4
- Zn(CH3COO)2 . 2H2O
- CH3COO-
3. MSDS
PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIKTAHUN AJARAN
2021/2022
Perubahan yang
Sampel Pereaksi Terjadi Reaksi (+/-)
(CH3COO)2Zn KHSO4 Timbul bau cuka yang (CH3COO)2Zn +
menyengat dan khas KHSO4 → +
CH3COOH +
ZnSO4 + K+
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung anion asetat
(CH3COO-) yang ditandai dengan bau asam asetat/asam cuka yang khas.
Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)
Alat-alat yang digunakan untuk percobaan adalah mortar dan alu yang berfungsi untuk
menggerus sampel yang akan diuji dan spatula untuk mengambil sampel. Bahan yang digunakan
adalah Zn(CH3COO)2 . 2H2O sebagai sampel dan KHSO4 sebagai pereaksi. Fungsi penggerusan
pada sampel dan pereaksi adalah karena berbentuk bubuk sehingga sulit untuk menyatu jika tidak
diberikan perlakuan tersebut.
BAB V (Kesimpulan)
3. Reaksi : -
4. Rumus : -
1. Alat
- Bunsen - Corong
- Cawan - Gelas kimia
- Tabung reaksi - Pipet tetes
- Kawat kasa dan kaki tiga - Batang pengaduk
2. Bahan
- HCl 4 N - NH4Cl(s)
- HCl encer - NH4Cl 1%
- KOH 2 N - HNO3(p)
- NH4Cl 0,1 M - K2CrO4 5%
- NH4OH 0,5 M - HCl(p)
- H2O2 3% - Tioasetamida
- Air raja
3. MSDS
4. Prosedur Percobaan
A. Melarutkan sampel
PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIKTAHUN AJARAN
2021/2022
Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096
Judul Percobaan Pemisahan Golongan dan Identifikasi Kation (Melarutkan Sampel)
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022
Pelarut (+/-)
Air (Aquadest) +
HCl encer -
HCl pekat -
HNO3 encer -
HNO3 pekat -
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, sampel terlarut pada aquadest dan didapatkan hasil filtrat yang
menunjukan bahwa sampel tidak terbentuk endapan kuning, maka sampel tidak mengandung
kation Pb2+, pada endapan yang ditambahkan NH3 larutan encer panas didapatkan hasil tidak ada
endapan berwarna hitam maka sampel tidak mengandung kation Hg 2+, pada filtrat yang
ditambahkan HNO3 encer terbentuk endapan putih sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
mengandung kation Ag+, filtrat yang dihasilkan sampel ditambahkan H2O2 3% ditambah
tioasetamida 20 tetes menghasilkan endapan dan filtrat. Endapan yang dihasilkan merupakan
golongan II A.
Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan, pemisahan golongan dan identifikasi kation
menggunakan bahan aquadest untuk melarutkan, sampel yang akan diuji, kertas saring untuk
menyaring filtrat dan endapan, lakmus merah dan biru sebagai indikator, K2CrO4 untuk penegasan
golongan I kation, HCl pekat dan encer untuk pelarutan dan pencucian endapan, air raja untuk
melarutkan sampel bila perlu, H2O2 untuk pemisahan golongan kation, NH4Cl, NH4OH, HNO3 dan
KOH. Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi yang berfungsi untuk melarutkan sampel,
pipet tetes, corong, gelas kimia untuk menyimpan larutan, kaki tiga dan kawat kasa untuk alas
memanaskan sampel, dan cawan untuk pemisahan golongan.
Sampel dilarutkan dengan air dan terlarut sehingga tidak ada proses penambahan pelarut
lainnya. Sampel yang sudah dilarutkan kemudian dibagi ke 3 tabung reaksi, 1 untuk pemisahan
dan identifikasi kation dan 2 tabung reaksi lain untuk identifikasi anion. Pada sampel tersebut
hanya terdiri dari 2 unsur.
Untuk pemisahan dan identifikasi kation, didapatkan hasil filtrat yang menunjukan bahwa
sampel tidak terbentuk endapan kuning, maka sampel tidak mengandung kation Pb 2+ . Kemudian
pada endapan tadi yang ditambahkan NH3 larutan encer panas didapatkan hasil tidak ada endapan
berwarna hitam maka sampel tidak mengandung kation Hg 2+. Lalu pada filtrat yang ditambahkan
HNO3 encer terbentuk endapan putih sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung
kation Ag+.
Filtrat yang dihasilkan sampel ditambahkan H2O2 3% yang diuji dengan lakmus biru
menghasilkan warna merah yang artinya tidak perlu ditambah HCl encer, dan ditambah
tioasetamida 20 tetes menghasilkan endapan dan filtrat. Endapan yang dihasilkan merupakan
golongan II A.
Mekanisme pemisahan dan identifikasi kation yaitu pemisahan dilakukan dengan cara
mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap
dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus atau menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain.
Untuk kation golongan 1 akan mengendap sebagai garam klor dalam kondisi asam yang kuat dan
kation golongan 2 akan mengendap sebagai garam sulfida atau hidroksida dalam suasana sedikit
basa.
Aplikasi pemisahan golongan dan identifikasi kation pada bidang pangan adalah pada
minuman elektrolit untuk pemisahan dan persentase kation yang diperlukan pada minuman
tersebut.
BAB V (Kesimpulan)
Berdasarkan hasil pengamatan, percobaan pemisahan golongan dan identifikasi kation
didapatkan hasil filtrat yang menunjukan bahwa sampel tidak terbentuk endapan kuning, maka
sampel tidak mengandung kation Pb2+, pada endapan yang ditambahkan NH3 larutan encer panas
didapatkan hasil tidak ada endapan berwarna hitam maka sampel tidak mengandung kation Hg 2+,
pada filtrat yang ditambahkan HNO3 encer terbentuk endapan putih sehingga dapat disimpulkan
bahwa sampel mengandung kation Ag+, filtrat yang dihasilkan sampel ditambahkan H2O2 3%
ditambah tioasetamida 20 tetes menghasilkan endapan dan filtrat. Endapan yang dihasilkan
merupakan golongan II A.
IDENTIFIKASI ANION
3. Reaksi : -
4. Rumus : -
1. Alat
- Tabung reaksi - Kertas saring
- Batang pengaduk - Corong
- Pipet tetes - Plat tetes
2. Bahan
- Filtrat - BaCl2 1 M
- Na2CO3 1% - AgNO3
- FeCl3 - H2SO4 6 N
- Difenilamin - HNO3 encer
- HCl encer
3. MSDS
PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIK TAHUN
AJARAN 2021/2022
Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096
Judul Percobaan Identifikasi Anion
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022
Pelarut (+/-)
Cl- -
I- -
NO3- +
CrO4 2- -
SO4 2- +
CH3COO- -
CO32- -
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Cl- yang direaksikan dengan HNO3 + AgNO3 tidak
menghasilkan endapan putih, pada I- yang direaksikan dengan HNO3 + AgNO3 tidak
menghasilkan endapan yang larut bila ditambah KSCN, pada NO3- yang direaksikan dengan
H2SO4 + difenil amin menghasilkan cincin biru, pada CrO42- yang direaksikan dengan AgNO3
tidak menghasilkan endapan merah bata, pada anion SO42- yang direaksikan dengan BaCl2
menghasilkan endapan putih, pada sampel CH3COO- yang direaksikan dengan FeCl3 tidak
menghasilkan endapan merah yang larut dalam HCl, dan pada anion CO32- yang direaksikan
dengan HNO3 tidak timbul gelembung.
Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)
Berdasarkan hasil pengamatan, percobaan identifikasi anion menggunakan 2 prosedur,
yaitu pembuatan larutan ekstrak soda dan identifikasi anion. Alat-alat yang digunakan adalah
tabung reaksi untuk menyimpan filtrat dan mereaksikan sampel NO 3-, plat tetes untuk mereaksikan
ekstrak soda dengan sampel, batang pengaduk untuk mengaduk sampel, pipet tetes untuk
meneteskan larutan, kertas saring untuk menyaring filtrat, dan corong. Bahan yang digunakan
adalah filtrat Na2CO3 yang digunakan untuk pengujian, dan untuk pereaksi adalah HNO3, AgNO3,
H2SO4, difenil amin, BaCl2, FeCl3, dan HCl.
Sampel yang digunakan pada pembuatan larutan ekstrak soda adalah Na 2CO3 yang diambil
sebanyak 5 mL ke dalam tabung reaksi yang diaduk dengan batang pengaduk dan didiamkan
selama 10 menit kemudian disaring apabila timbul endapan. Filtrat tersebut adalah ekstrak soda
untuk pengujian yang diteteskan pada plat tetes yang sudah diberi identitas pereaksi sesuai dengan
anion yang dianalisis.
Pada percobaan, anion Cl- yang direaksikan dengan HNO3 + AgNO3 tidak menghasilkan
endapan putih, pada I- yang direaksikan dengan HNO3 + AgNO3 tidak menghasilkan endapan yang
larut bila ditambah KSCN, pada NO3- yang direaksikan dengan H2SO4 + difenil amin
menghasilkan cincin biru, pada CrO42- yang direaksikan dengan AgNO3 tidak menghasilkan
endapan merah bata, pada anion SO42- yang direaksikan dengan BaCl2 menghasilkan endapan
putih, pada sampel CH3COO- yang direaksikan dengan FeCl3 tidak menghasilkan endapan merah
yang larut dalam HCl, dan pada anion CO32- yang direaksikan dengan HNO3 tidak timbul
gelembung.
Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam
berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut
atau memberi endapan dengan Na2CO3., maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda kemudian
dipisahkan dari endapan yang mengganggu.
BAB V (Kesimpulan)
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan identifikasi anion, Cl- yang direaksikan dengan
HNO3 + AgNO3 tidak menghasilkan endapan putih, pada I- yang direaksikan dengan HNO3 +
AgNO3 tidak menghasilkan endapan yang larut bila ditambah KSCN, pada NO3- yang direaksikan
dengan H2SO4 + difenil amin menghasilkan cincin biru, pada CrO42- yang direaksikan dengan
AgNO3 tidak menghasilkan endapan merah bata, pada anion SO42- yang direaksikan dengan BaCl2
menghasilkan endapan putih, pada sampel CH3COO- yang direaksikan dengan FeCl3 tidak
menghasilkan endapan merah yang larut dalam HCl, dan pada anion CO32- yang direaksikan
dengan HNO3 tidak timbul gelembung.