Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

“UJI KUALITATIF”

Disusun oleh :
Nama : Annisa Fitriyanti Rochmani
NRP : 213020096

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022
UJI NYALA
Tanggal Percobaan : 13 Maret 2022
BAB I (Pendahuluan)
1. Tujuan Percobaan : Tujuan percobaan uji nyala adalah untuk mengidentifikasi
suatu unsur berdasarkan warna yang dihasilkan sampel pada
nyala api bunsen, baik secara langsung atau melalui kaca
kobalt

2. Prinsip Percobaan : Prinsip percobaan uji nyala yaitu berdasarkan perbedaan


elektron valensi pada suatu unsur ketika dipanaskan dalam
api bunsen, dimana setiap unsur memiliki warna nyala api
yang berbeda-beda

3. Reaksi :

4. Rumus : -

BAB II (Metode Percobaan)


1. Alat
- Kawat Ni/Pt - Plat tetes
- Bunsen - Gelas Kimia 100 mL
- Spatula
2. Bahan
- Sampel - KHSO4
- HCl pekat - Ca(OH)2
- Sr(NO3)2 - CuSO4
3. MSDS
Rumus Molekul/Nama Identifikasi Penanggulangan Bahaya
Senyawa Bahaya
HCl / Asam klorida Kesehatan : 3 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
Kebakaran : 0 di tempat dingin, kering, ruang berventilasi
Reaktivitas : 2
dan lantai yang resistan terhadap asam, serta
drainase baik
Tumpahan dan Kebocoran : Kosongkan
tempat bahaya, netralkan dengan bahan
alkali, dan tempatkan dalam wadah limbah
kimia
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
pelindung muka, jas lab, sarung tangan
Pertolongan pertama :
Jika tertelan, basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
4. Prosedur percobaan

Gambar 1. Prosedur Uji Nyala


BAB III (Hasil Pengamatan)

PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIKTAHUN AJARAN
2021/2022
Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096
Judul Percobaan Uji Nyala
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022
Warna
Warna Nyala Nyala Unsur Yang
Sampel Warna Asal Melalui Kobalt Tanpa Kaca Diduga
Kobalt
CuSO4 Biru - Hijau Cu
Sr(NO3)2 - - Merah padam Sr
Ca(OH)2 - - Merah bata Ca
KHSO4 - - Violet K
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, uji nyala tanpa kaca kobalt, sampel CuSO4 memiliki warna asal
biru, menghasilkan warna nyala menjadi hijau, saat uji nyala sampel Sr(NO3)2 menghasilkan
warna merah padam, saat uji nyala sampel Ca(OH)2 menghasilkan warna merah bata, dan saat
uji nyala sampel KHSO4 menghasilkan warna violet.

Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)

Berdasarkan hasil pengamatan percobaan uji nyala, didapatkan warna yang berbeda dari
setiap unsur. Unsur Cu memiliki warna nyala api hijau, unsur Sr memiliki warna nyala api merah
padam, unsur Ca memiliki warna merah bata, dan unsur K memiliki warna violet.

Alat-alat yang digunakan untuk percobaan uji nyala adalah kawat Ni yang berfungsi untuk
mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala, bunsen sebagai sumber api untuk uji nyala, plat
tetes berfungsi untuk menyimpan sampel unsur yang akan diuji, spatula untuk mengambil sampel,
dan gelas kimia 100 mL untuk menyimpan HCl. Bahan yang digunakan adalah HCl pekat,
Sr(NO)3, KHSO4, Ca(OH)2, dan CuSO4.

Kawat nikrom dicelupkan ke dalam HCl pekat yang dapat melarutkan zat-zat pengotor atau
kontaminan yang masih melekat pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah
menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih dan kawat berpijar. Lalu kawat nikrom
ditempelkan pada sampel yang akan diuji, lalu diarahkan ke api bunsen untuk menguji warna
sampel tersebut.

Mekanisme dari uji nyala yaitu apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai
menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-atom dari
unsur logam tersebut memiliki eletron valensi berbeda yang mampu menyerap sejumlah energi
tinggi atau disebut keadaan tereksitasi. Pada keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya
tidak stabil sehingga mudah kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara
memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya/warna api.

Aplikasi uji nyala dalam bidang pangan adalah untuk menguji secara kualitatif apakah
dalam makanan tersebut terdapat boraks atau tidak.

BAB V (Kesimpulan)

Berdasarkan hasil pengamatan, uji nyala dilakukan menggunakan 4 sampel senyawa yang
berbeda, yaitu CuSO4, Sr(NO3)2, Ca(OH)2, dan KHSO4. Alat yang digunakan meliputi kawat
nikrom, bunsen, plat tetes, dan gelas kimia.

Saat uji nyala tanpa kaca kobalt, sampel CuSO4 memiliki warna asal biru, menghasilkan
warna nyala menjadi hijau, saat uji nyala sampel Sr(NO3)2 menghasilkan warna merah padam,
saat uji nyala sampel Ca(OH)2 menghasilkan warna merah bata, dan saat uji nyala sampel KHSO4
menghasilkan warna violet. Perubahan warna yang dihasilkan sampel berdasarkan perbedaan
elektron valensi, sehingga warna nyala api berbeda-beda.
UJI MUTIARA BORAKS

Tanggal Percobaan : 13 Maret 2022

BAB I (Pendahuluan)
1. Tujuan Percobaan : Tujuan percobaan uji mutiara boraks adalah untuk
mengidentifikasi unsur berdasarkan warna sampel pada
manik boraks yang dipanaskan pada nyala oksidasi dan
reduksi dalam keadaan panas dan dingin

2. Prinsip Percobaan : Prinsip percobaan mutiara boraks yaitu berdasarkan warna


sampel pada manik boraks yang dipanaskan di atas nyala
api oksidasi dan reduksi baik dalam keadaan panas ataupun
dingin, sehingga diperoleh warna yang menunjukkan unsur
tertentu

3. Reaksi : Pembentukan Manik Boraks :

Na2B4O7 . 10 H2O ↑ → 2 NaBO2 + B2O3 + 10 H2O

Pemanasan pada Nyala Api Oksidasi :

B2O3 + L+ → L(BO2)2

Pemanasan pada Nyala Api Reduksi :

L(BO2)2 + C → LBO2 + B2O3 + CO (Panas)

LBO2 + C → L + B2O3 + CO (Dingin)

4. Rumus : -

BAB II (Metode Percobaan)


1. Alat
- Kawat Ni/Pt - Gelas kimia
- Bunsen - Plat tetes
- Spatula - Korek api
2. Bahan
- CuSO4 - Aquadest
- Na2B4O7 . 10 H2O - HCl
- FeCl3

3. MSDS

Rumus Molekul/Nama Identifikasi Penanggulangan Bahaya


Senyawa Bahaya
HCl / Asam klorida Kesehatan : 3 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
Kebakaran : 0 di tempat dingin, kering, ruang berventilasi
Reaktivitas : 2 dan lantai yang resistan terhadap asam, serta
drainase baik
Tumpahan dan Kebocoran : Kosongkan
tempat bahaya, netralkan dengan bahan
alkali, dan tempatkan dalam wadah limbah
kimia
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
pelindung muka, jas lab, sarung tangan
Pertolongan pertama :
Jika tertelan, basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
Na2B4O7 . 10 H2O Kesehatan : 2 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
Kebakaran : 0 di tempat dingin, kering, dan ruang
Reaktivitas : 0 berventilasi
Tumpahan dan Kebocoran : Ambil dalam
keadaan kering, teruskan ke pembuangan
Alat Pelindung Diri : Masker, jas lab,
sarung tangan
Pertolongan pertama :
Jika tertelan, minum maksimal 2 gelas air
mineral
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Foam. Bubuk kering.
Karbon dioksida. Semprotan air. Pasir.
4. Prosedur Percobaan

Gambar 2. Prosedur Uji Manik Boraks


BAB III (Hasil Pengamatan)

PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIK TAHUN
AJARAN 2021/2022
Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096
Judul Percobaan Uji Mutiara Boraks
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022
Nyala Oksidasi Nyala Reduksi Unsur
Sampel Warna Asal
Panas Dingin Yang
Panas Dingin Diduga
Cokelat Kuning
FeCl3 Hijau Kuning Hijau Hijau Fe

Hijau Biru Tidak


CuSO4 Biru Kebiruan berwarna Merah Cu
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, ketika pengujian nyala api oksidasi dilakukan pada sampel FeCl 3
menghasilkan warna cokelat kuning dalam keadaan panas dan warna kuning dalam keadaan dingin.
Sedangkan ketika pengujian nyala api oksidasi dilakukan pada sampel CuSO 4 menghasilkan warna hijau
kebiruan dalam keadaan panas dan warna biru dalam keadaan dingin.

Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)

Berdasarkan hasil pengamatan percobaan uji mutiara boraks/manik boraks, diketahui


sampel FeCl3 memiliki warna asal hijau dan CuSO4 memiliki warna asal biru. Hasil percobaan
FeCl3 menghasilkan warna cokelat kuning pada keadaan nyala oksidasi panas dan saat dingin
menghasilkan warna kuning. Hasil percobaan CuSO4 menghasilkan warna hijau kebiruan pada
keadaan nyala oksidasi panas dan saat dingin menghasilkan warna biru.

Alat-alat yang digunakan untuk percobaan uji nyala adalah kawat Ni yang berfungsi untuk
mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala mutiara/manik boraks, bunsen sebagai sumber api
untuk uji nyala, plat tetes berfungsi untuk menyimpan sampel unsur yang akan diuji, spatula untuk
mengambil sampel, dan gelas kimia 100 mL untuk menyimpan HCl. Bahan yang digunakan adalah
HCl pekat, FeCl3, Na2B4O7 . 10 H2O, CuSO4, dan aquadest.

Kawat nikrom dicelupkan ke dalam HCl pekat yang dapat melarutkan zat-zat pengotor atau
kontaminan yang masih melekat pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah
menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih dan kawat berpijar. Kemudian kawat
tersebut dicelupkan ke dalam boraks dan panaskan pada nyala api oksidasi bawah sehingga
membentuk manik boraks, lalu celupkan ke dalam sampel yang diuji dan panaskan sehingga
terlihat warna manik boraks pada nyala api oksidasi dan reduksi keadaan panas dan dingin.

Mekanisme uji manik boraks yaitu ketika boraks dipanaskan akan kehilangan air hablur
dan berubah menjadi B2O3 dan akan membentuk manik pada kawat, diuji pada uji nyala api reduksi
dan oksidasi sehingga akan menimbulkan warna khas, karena logam transisi memiliki muatan yang
berbeda-beda.

BAB V (Kesimpulan)

Berdasarkan hasil pengamatan, uji manik boraks menggunakan 2 sampel senyawa yang
berbeda, yaitu FeCl3 dan CuSO4. Alat yang digunakan meliputi kawat nikrom, bunsen, plat tetes,
dan gelas kimia.

Saat uji manik boraks sampel FeCl3 memiliki warna asal hijau dan CuSO4 memiliki warna
asal biru, kemudian ketika pengujian nyala api oksidasi dilakukan pada sampel FeCl 3
menghasilkan warna cokelat kuning dalam keadaan panas dan warna kuning dalam keadaan
dingin. Sedangkan ketika pengujian nyala api oksidasi dilakukan pada sampel CuSO 4
menghasilkan warna hijau kebiruan dalam keadaan panas dan warna biru dalam keadaan dingin,
hal ini terjadi dikarenakan boraks membentuk manik pada kawat dan logam transisi memiliki
muatan yang berbeda.
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN TERHADAP KATION

Tanggal Percobaan : 13 Maret 2022


BAB I (Pendahuluan)

1. Tujuan Percobaan : Tujuan percobaan identifikasi kation NH4+ adalah untuk


mengetahui ada atau tidaknya kation NH4+ dalam suatu
sampel yang ditandai dengan perubahan lakmus merah
menjadi biru

2. Prinsip Percobaan : Prinsip dari percobaan identifikasi kation NH4+ yaitu


berdasarkan perubahan lakmus merah menjadi biru karena
adanya gas NH4+ dari penguraian senyawa NH4OH

3. Reaksi : -

4. Rumus : -

BAB II (Metode Percobaan)

1. Alat
- Gelas kimia 100 mL - Pipet ukur 10 mL
- Corong - Kaki tiga dan kasa asbes
- Labu Erlenmeyer - Gelas ukur
- Korek api - Bunsen
2. Bahan
- NH4Cl 0,1 M - Lakmus merah
- NaOH 0,1 M - Lakmus biru
- Aquadest
3. MSDS

Rumus Molekul/Nama Identifikasi Penanggulangan Bahaya


Senyawa Bahaya
NaOH Kesehatan : 3 Penanganan dan Penyimpanan : Gunakan
Kebakaran : 0 APD yang dianjurkan, simpan di tempat
Reaktivitas : 2 yang bukan logam, tutup dengan rapat dan
kering
Tumpahan dan Kebocoran : Hindari
pembentukan debu, ambil secara hati-hati
dan teruskan ke pembuangan
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
sarung tangan, jas lab
Pertolongan pertama : Jika terkena kulit
dan mata, bilas dengan air mengalir minimal
15 menit. Jika terhirup, segera hirup udara
segar
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
NH4Cl / Ammonium Kesehatan : 2 Penanganan dan Penyimpanan : Gunakan
Chloride Kebakaran : 0 APD yang dianjurkan, simpan di tempat
Reaktivitas : 0 yang bukan logam, tutup dengan rapat dan
kering
Tumpahan dan Kebocoran : Hindari
pembentukan debu, ambil secara hati-hati
dan teruskan ke pembuangan
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
sarung tangan, jas lab
Pertolongan pertama : Jika terkena kulit
dan mata, bilas dengan air mengalir minimal
15 menit. Jika terhirup, segera hirup udara
segar
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.

4. Prosedur Percobaan

Gambar 3. Prosedur Percobaan Identifikasi NH4+


BAB III (Hasil Pengamatan)

PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIKTAHUN AJARAN
2021/2022
Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096
Judul Percobaan Pemeriksaan Pendahuluan Terhadap Kation
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022

Perubahan
Sampel Pereaksi Reaksi (+/-)
yang
Terjadi
NH4Cl NaOH Lakmus merah NH4Cl + NaOH →
menjadi biru NH4OH + NaCl +

NH4OH ↑ →NH4+
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung NH4+ ditandai
dengan perubahan lakmus merah menjadi biru.

Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)

Berdasarkan hasil pengamatan percobaan pemeriksaan pendahuluan terhadap kation,


sampel yang digunakan adalah NH4Cl. Percobaan manik boraks dengan memasukkan 10 mL
sampel ke dalam erlenmeyer dan 10 mL larutan NaOH lalu Erlenmeyer ditutup dengan corong
posisi terbalik dan dipanaskan. Tujuan corong dengan posisi terbalik adalah agar uap bisa
terpusatkan ke arah lakmus. Hasil dari percobaan tersebut adalah perubahan lakmus merah menjadi
biru karena adanya gas NH4+ dari penguraian senyawa NH4OH.

Alat-alat yang digunakan untuk percobaan pemeriksaan pendahuluan terhadap kation


adalah gelas kimia 100 mL untuk menampung sampel, corong yang berguna untuk memusatkan
uap yang dikeluarkan, pipet ukur 10 mL untuk mengambil larutan NaOH, erlenmeyer untuk
menampung sampel yang dicampur dengan NaOH, kaki tiga dan kasa asbes sebagai alas
erlenmeyer yang akan dipanaskan, dan bunsen sebagai sumber api untuk pemanasan pada sampel.
Bahan yang digunakan adalah NH4Cl 0,1 M, NaOH 0,1 M sebagai pereaksi, aquadest, lakmus
merah dan lakmus biru sebagai indikator.

Sampel NH4Cl sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dicampurkan


dengan NaOH 10 mL menggunakan gelas ukur, kemudian ditutup corong dengan posisi terbalik
lalu ditempelkan dengan kertas lakmus berwarna merah pada ujung corong, kemudian dipanaskan
mengunakan bunsen hingga terlihat ada atau tidaknya perubahan pada lakmus.

Mekanisme pemeriksaan pendahuluan terhadap kation, yaitu karena sifat garam


ammonium larut dalam air langsung bereaksi hingga menguraikan gas NH3 terurai dan
menghasilkan senyawa gas yang bersifat basa.

BAB V (Kesimpulan)

Berdasarkan hasil pengamatan, pemeriksaan pendahuluan terhadap kation menggunakan


sampel NH4Cl yang direaksikan dengan NaOH. Alat yang digunakan meliputi gelas kimia 100
mL, corong, pipet ukur 10 mL, erlenmeyer, kaki tiga, kasa asbes dan bunsen. Saat percobaan dapat
disimpulkan bahwa sampel mengandung NH4+ ditandai dengan perubahan lakmus merah menjadi
biru.
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN TERHADAP ANION
Tanggal Percobaan : 13 Maret 2022
BAB I (Pendahuluan)

1. Tujuan Percobaan : Tujuan percobaan pemeriksaan adanya asetat (CH3COO-)


adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya CH3COO-
dalam suatu sampel yang menimbulkan bau yang khas

2. Prinsip Percobaan : Prinsip pemeriksaan adanya asetat yaitu berdasarkan


timbulnya bau yang khas yaitu bau asam asetat setelah
sampel dan KHSO4 digerus dengan lumpang alu

3. Reaksi : -

4. Rumus : -

BAB II (Metode Percobaan)

1. Alat
- Mortar dan alu
- Spatula
2. Bahan
- KHSO4
- Zn(CH3COO)2 . 2H2O
- CH3COO-
3. MSDS

Rumus Molekul/Nama Identifikasi Penanggulangan Bahaya


Senyawa Bahaya
KHSO4 / Kalium Kesehatan : 3 Penanganan dan Penyimpanan : Gunakan
Hidrogen Sulfat / Kebakaran : 0 APD yang dianjurkan, simpan di tempat
Potassium Bisulfate Reaktivitas : 1 kering, tertutup, dingin, dan berventilasi
baik
Tumpahan dan Kebocoran : Hindari
kontak langsung dengan bahan
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
sarung tangan, jas lab
Pertolongan pertama : Jika terkena kulit
dan mata, bilas dengan air mengalir
minimal 15 menit. Jika terhirup, segera
hirup udara segar
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
Zn(CH3COO)2 . 2H2O Kesehatan : 2 Penanganan dan Penyimpanan : Gunakan
Kebakaran : 1 APD yang dianjurkan, simpan di tempat
Reaktivitas : 0 kering, tertutup.
Tumpahan dan Kebocoran : Segera
bersihkan dan buang
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
sarung tangan, jas lab
Pertolongan pertama : Jika terkena kulit
dan mata, bilas dengan air. Jika terhirup,
segera hirup udara segar
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
4. Prosedur percobaan

Gambar 4. Prosedur Percobaan Pemeriksaan Pendahuluan Terhadap Anion


BAB III (Hasil Pengamatan)

PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIKTAHUN AJARAN
2021/2022

Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096


Judul Percobaan Pemeriksaan Pendahuluan Terhadap Anion
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022

Perubahan yang
Sampel Pereaksi Terjadi Reaksi (+/-)
(CH3COO)2Zn KHSO4 Timbul bau cuka yang (CH3COO)2Zn +
menyengat dan khas KHSO4 → +
CH3COOH +
ZnSO4 + K+
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung anion asetat
(CH3COO-) yang ditandai dengan bau asam asetat/asam cuka yang khas.

Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)

Berdasarkan hasil pengamatan, percobaan pemeriksaan pendahuluan terhadap anion


sampel yang digunakan adalah Zn(CH3COO)2 . 2H2O dan direaksikan dengan KHSO4 masing-
masing sebanyak 1 gram dan digerus dengan alu dan menimbulkan bau cuka atau asam asetat yang
khas. Maka sampel tersebut mengandung anion asetat (CH3COO-).

Alat-alat yang digunakan untuk percobaan adalah mortar dan alu yang berfungsi untuk
menggerus sampel yang akan diuji dan spatula untuk mengambil sampel. Bahan yang digunakan
adalah Zn(CH3COO)2 . 2H2O sebagai sampel dan KHSO4 sebagai pereaksi. Fungsi penggerusan
pada sampel dan pereaksi adalah karena berbentuk bubuk sehingga sulit untuk menyatu jika tidak
diberikan perlakuan tersebut.

Mekanisme pemeriksaan pendahuluan terhadap anion yaitu sampel berupa Zn(CH3COO)2


bereaksi dgn KHSO4 sehingga Zn(CH3COO)2 terurai, KHSO4 sumbang ion H+ ke CH3COO-
menjadi CH3COOH sehingga menimbulkan bau asam asetat yang khas.

BAB V (Kesimpulan)

Berdasarkan hasil pengamatan, percobaan pemeriksaan pendahuluan terhadap anion


menggunakan sampel Zn(CH3COO)2 . 2H2O yang direaksikan dengan KHSO4 , alat yang
digunakan yaitu mortar dan alu, dan spatula. Saat percobaan dapat disimpulkan bahwa sampel
mengandung anion asetat (CH3COO-) yang ditandai dengan bau asam asetat/asam cuka yang khas.
PEMISAHAN GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI KATION

Tanggal Percobaan : 13 Maret 2022


BAB I (Pendahuluan)

1. Tujuan Percobaan : Tujuan percobaan pemisahan dan identifikasi kation adalah


untuk mengetahui adanya kation pada suatu larutan tertentu
dan mengidentifikasi kation-kation tersebut agar lebih
khusus (spesifik). Selain itu tujuan pemisahan golongan
pada dasarnya untuk mengetahui adanya reaksi
pengendapan yang selanjutnya dapat diketahui unsur-unsur
yang diamati berasal dari golongan berapa berdasarkan
endapan yang dihasilkan

2. Prinsip Percobaan : Prinsip percobaan pemisahan dan identifikasi kation yaitu


berdasarkan perbedaan kelarutan, garam-garam kation dan
adanya endapan yang dihasilkan dan juga berdasarkan
pemisahan endapan untuk mengetahui golongan kation
yang terdapat dalam sampel

3. Reaksi : -

4. Rumus : -

BAB II (Metode Percobaan)

1. Alat
- Bunsen - Corong
- Cawan - Gelas kimia
- Tabung reaksi - Pipet tetes
- Kawat kasa dan kaki tiga - Batang pengaduk
2. Bahan
- HCl 4 N - NH4Cl(s)
- HCl encer - NH4Cl 1%
- KOH 2 N - HNO3(p)
- NH4Cl 0,1 M - K2CrO4 5%
- NH4OH 0,5 M - HCl(p)
- H2O2 3% - Tioasetamida
- Air raja

3. MSDS

Rumus Molekul/Nama Identifikasi Penanggulangan Bahaya


Senyawa Bahaya
HCl / Asam klorida Kesehatan : 3 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
Kebakaran : 0 di tempat dingin, kering, ruang berventilasi
Reaktivitas : 2 dan lantai yang resistan terhadap asam, serta
drainase baik
Tumpahan dan Kebocoran : Kosongkan
tempat bahaya, netralkan dengan bahan
alkali, dan tempatkan dalam wadah limbah
kimia
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
pelindung muka, jas lab, sarung tangan
Pertolongan pertama :
Jika tertelan, basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
K2CrO4 / Kalium Kromat Kesehatan : 3 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
Kebakaran : 0 dengan sangat rapat. Kering. Simpan di
Reaktivitas : 0 tempat yang berventilasi baik. Simpan dalam
tempat terkunci atau di tempat yang hanya
bisa dimasuki oleh orang-orang yang
mempunyai kualifikasi atau berwenang
Tumpahan dan Kebocoran : Hindari
penghisapan debu. Hindari kontak dengan
bahan. Pastikan ventilasi memadai. Ambil
dengan hati-hati, teruskan ke pembuangan
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
sarung tangan, jas lab
Pertolongan pertama : Jika tertelan, minum
maksimal 2 gelas air mineral
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
Air raja / campuran HCl, Kesehatan : 3 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
HNO3 dan air Kebakaran : 0 dengan sangat rapat. Jauhkan dari bahan
Reaktivitas : 1 yang mudah terbakar. Simpan di tempat yang
berventilasi baik. Simpan dalam tempat
terkunci atau di tempat yang hanya bisa
dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai
kualifikasi atau berwenang
Tumpahan dan Kebocoran : Hindari
kontak langsung dengan bahan. Ambil
dengan hati-hati, teruskan ke pembuangan
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
sarung tangan, jas lab
Pertolongan pertama : Jika tertelan, basuh
mulut. Jangan merangsang muntah.
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.

4. Prosedur Percobaan
A. Melarutkan sampel

Gambar 5. Prosedur Melarutkan Sampel


B. Pemisahan Golongan Kation

Gambar 6. Prosedur Pemisahan Golongan Kation


C. Penegasan Golongan I Kation

Gambar 7. Prosedur Penegasan Golongan I


BAB III (Hasil Pengamatan)

PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIKTAHUN AJARAN
2021/2022
Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096
Judul Percobaan Pemisahan Golongan dan Identifikasi Kation (Melarutkan Sampel)
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022

Pelarut (+/-)

Air (Aquadest) +
HCl encer -
HCl pekat -
HNO3 encer -
HNO3 pekat -
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, sampel terlarut pada aquadest dan didapatkan hasil filtrat yang
menunjukan bahwa sampel tidak terbentuk endapan kuning, maka sampel tidak mengandung
kation Pb2+, pada endapan yang ditambahkan NH3 larutan encer panas didapatkan hasil tidak ada
endapan berwarna hitam maka sampel tidak mengandung kation Hg 2+, pada filtrat yang
ditambahkan HNO3 encer terbentuk endapan putih sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
mengandung kation Ag+, filtrat yang dihasilkan sampel ditambahkan H2O2 3% ditambah
tioasetamida 20 tetes menghasilkan endapan dan filtrat. Endapan yang dihasilkan merupakan
golongan II A.

Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan, pemisahan golongan dan identifikasi kation
menggunakan bahan aquadest untuk melarutkan, sampel yang akan diuji, kertas saring untuk
menyaring filtrat dan endapan, lakmus merah dan biru sebagai indikator, K2CrO4 untuk penegasan
golongan I kation, HCl pekat dan encer untuk pelarutan dan pencucian endapan, air raja untuk
melarutkan sampel bila perlu, H2O2 untuk pemisahan golongan kation, NH4Cl, NH4OH, HNO3 dan
KOH. Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi yang berfungsi untuk melarutkan sampel,
pipet tetes, corong, gelas kimia untuk menyimpan larutan, kaki tiga dan kawat kasa untuk alas
memanaskan sampel, dan cawan untuk pemisahan golongan.

Sampel dilarutkan dengan air dan terlarut sehingga tidak ada proses penambahan pelarut
lainnya. Sampel yang sudah dilarutkan kemudian dibagi ke 3 tabung reaksi, 1 untuk pemisahan
dan identifikasi kation dan 2 tabung reaksi lain untuk identifikasi anion. Pada sampel tersebut
hanya terdiri dari 2 unsur.

Untuk pemisahan dan identifikasi kation, didapatkan hasil filtrat yang menunjukan bahwa
sampel tidak terbentuk endapan kuning, maka sampel tidak mengandung kation Pb 2+ . Kemudian
pada endapan tadi yang ditambahkan NH3 larutan encer panas didapatkan hasil tidak ada endapan
berwarna hitam maka sampel tidak mengandung kation Hg 2+. Lalu pada filtrat yang ditambahkan
HNO3 encer terbentuk endapan putih sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung
kation Ag+.

Filtrat yang dihasilkan sampel ditambahkan H2O2 3% yang diuji dengan lakmus biru
menghasilkan warna merah yang artinya tidak perlu ditambah HCl encer, dan ditambah
tioasetamida 20 tetes menghasilkan endapan dan filtrat. Endapan yang dihasilkan merupakan
golongan II A.

Mekanisme pemisahan dan identifikasi kation yaitu pemisahan dilakukan dengan cara
mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap
dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus atau menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain.
Untuk kation golongan 1 akan mengendap sebagai garam klor dalam kondisi asam yang kuat dan
kation golongan 2 akan mengendap sebagai garam sulfida atau hidroksida dalam suasana sedikit
basa.
Aplikasi pemisahan golongan dan identifikasi kation pada bidang pangan adalah pada
minuman elektrolit untuk pemisahan dan persentase kation yang diperlukan pada minuman
tersebut.

BAB V (Kesimpulan)
Berdasarkan hasil pengamatan, percobaan pemisahan golongan dan identifikasi kation
didapatkan hasil filtrat yang menunjukan bahwa sampel tidak terbentuk endapan kuning, maka
sampel tidak mengandung kation Pb2+, pada endapan yang ditambahkan NH3 larutan encer panas
didapatkan hasil tidak ada endapan berwarna hitam maka sampel tidak mengandung kation Hg 2+,
pada filtrat yang ditambahkan HNO3 encer terbentuk endapan putih sehingga dapat disimpulkan
bahwa sampel mengandung kation Ag+, filtrat yang dihasilkan sampel ditambahkan H2O2 3%
ditambah tioasetamida 20 tetes menghasilkan endapan dan filtrat. Endapan yang dihasilkan
merupakan golongan II A.
IDENTIFIKASI ANION

Tanggal Percobaan : 13 Maret 2022


BAB I (Pendahuluan)
1. Tujuan Percobaan : Tujuan percobaan identifikasi anion ini adalah untuk
mengetahui adanya anion dalam suatu sampel tertentu

2. Prinsip Percobaan : Prinsip percobaan dari identifikasi anion adalah


berdasarkan hasil pengendapan dari sampel yang dapat
menimbulkan warna, bau, dan gas, yang berdasarkan
kelompok garam-garam logamnya dan juga berdasarkan
kelarutan garam-garam anion

3. Reaksi : -

4. Rumus : -

BAB II (Metode Percobaan)

1. Alat
- Tabung reaksi - Kertas saring
- Batang pengaduk - Corong
- Pipet tetes - Plat tetes
2. Bahan
- Filtrat - BaCl2 1 M
- Na2CO3 1% - AgNO3
- FeCl3 - H2SO4 6 N
- Difenilamin - HNO3 encer
- HCl encer
3. MSDS

Rumus Molekul/Nama Identifikasi Penanggulangan Bahaya


Senyawa Bahaya
HCl / Asam klorida Kesehatan : 3 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
Kebakaran : 0 di tempat dingin, kering, ruang berventilasi
Reaktivitas : 2 dan lantai yang resistan terhadap asam, serta
drainase baik
Tumpahan dan Kebocoran : Kosongkan
tempat bahaya, netralkan dengan bahan
alkali, dan tempatkan dalam wadah limbah
kimia
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
pelindung muka, jas lab, sarung tangan
Pertolongan pertama :
Jika tertelan, basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
H2SO4 / Asam Sulfat Kesehatan : 3 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
Kebakaran : 0 di tempat dingin, kering, ruang berventilasi
Reaktivitas : 2 dan lantai yang resistan terhadap asam, serta
drainase baik
Tumpahan dan Kebocoran : Kosongkan
tempat bahaya, netralkan dengan bahan
alkali, dan tempatkan dalam wadah limbah
kimia
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
pelindung muka, jas lab, sarung tangan
Pertolongan pertama :
Jika tertelan, basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
HNO3 / Asam Nitrat Kesehatan : 3 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
Kebakaran : 0 di tempat dingin, kering, ruang berventilasi
Reaktivitas : 0 dan lantai yang resistan terhadap asam, serta
drainase baik
Tumpahan dan Kebocoran : Kosongkan
tempat bahaya, netralkan dengan bahan
alkali, dan tempatkan dalam wadah limbah
kimia
Alat Pelindung Diri : Kacamata pelindung,
pelindung muka, jas lab, sarung tangan
Pertolongan pertama :
Jika tertelan, basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Semprotan air. Karbon
dioksida (CO2). Busa. Bahan kimia kering.
AgNO3 / Perak Nitrat Kesehatan : 2 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
Kebakaran : 0 di tempat dingin, kering, dan ruang
Reaktivitas : 0 berventilasi
Tumpahan dan Kebocoran : Ambil dalam
keadaan kering, teruskan ke pembuangan
Alat Pelindung Diri : Masker, jas lab,
sarung tangan
Pertolongan pertama :
Jika tertelan, minum maksimal 2 gelas air
mineral
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Foam. Bubuk kering.
Karbon dioksida. Semprotan air. Pasir.
BaCl2 / Barium Klorida Kesehatan : 2 Penanganan dan Penyimpanan : Simpan
Kebakaran : 0 di tempat dingin, kering, dan ruang
Reaktivitas : 0 berventilasi
Tumpahan dan Kebocoran : Ambil dalam
keadaan kering, teruskan ke pembuangan
Alat Pelindung Diri : Masker, jas lab,
sarung tangan
Pertolongan pertama :
Jika tertelan, minum maksimal 2 gelas air
mineral
Jika terkena mata, bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
Pemadaman api : Foam. Bubuk kering.
Karbon dioksida. Semprotan air. Pasir.
4. Metode Percobaan
a. Pembuatan Larutan Ekstrak Soda

Gambar 8. Prosedur Pembuatan Larutan Ekstrak Soda


b. Identifikasi Anion

Gambar 9. Prosedur Identifikasi Anion


BAB III (Hasil Pengamatan)

PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIK TAHUN
AJARAN 2021/2022
Nama/NRP Annisa Fitriyanti Rochmani/213020096
Judul Percobaan Identifikasi Anion
Hari, Tanggal Minggu, 13 Maret 2022

Pelarut (+/-)

Cl- -
I- -
NO3- +
CrO4 2- -
SO4 2- +
CH3COO- -
CO32- -
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Cl- yang direaksikan dengan HNO3 + AgNO3 tidak
menghasilkan endapan putih, pada I- yang direaksikan dengan HNO3 + AgNO3 tidak
menghasilkan endapan yang larut bila ditambah KSCN, pada NO3- yang direaksikan dengan
H2SO4 + difenil amin menghasilkan cincin biru, pada CrO42- yang direaksikan dengan AgNO3
tidak menghasilkan endapan merah bata, pada anion SO42- yang direaksikan dengan BaCl2
menghasilkan endapan putih, pada sampel CH3COO- yang direaksikan dengan FeCl3 tidak
menghasilkan endapan merah yang larut dalam HCl, dan pada anion CO32- yang direaksikan
dengan HNO3 tidak timbul gelembung.

Asisten Nilai
BAB IV (Pembahasan)
Berdasarkan hasil pengamatan, percobaan identifikasi anion menggunakan 2 prosedur,
yaitu pembuatan larutan ekstrak soda dan identifikasi anion. Alat-alat yang digunakan adalah
tabung reaksi untuk menyimpan filtrat dan mereaksikan sampel NO 3-, plat tetes untuk mereaksikan
ekstrak soda dengan sampel, batang pengaduk untuk mengaduk sampel, pipet tetes untuk
meneteskan larutan, kertas saring untuk menyaring filtrat, dan corong. Bahan yang digunakan
adalah filtrat Na2CO3 yang digunakan untuk pengujian, dan untuk pereaksi adalah HNO3, AgNO3,
H2SO4, difenil amin, BaCl2, FeCl3, dan HCl.
Sampel yang digunakan pada pembuatan larutan ekstrak soda adalah Na 2CO3 yang diambil
sebanyak 5 mL ke dalam tabung reaksi yang diaduk dengan batang pengaduk dan didiamkan
selama 10 menit kemudian disaring apabila timbul endapan. Filtrat tersebut adalah ekstrak soda
untuk pengujian yang diteteskan pada plat tetes yang sudah diberi identitas pereaksi sesuai dengan
anion yang dianalisis.
Pada percobaan, anion Cl- yang direaksikan dengan HNO3 + AgNO3 tidak menghasilkan
endapan putih, pada I- yang direaksikan dengan HNO3 + AgNO3 tidak menghasilkan endapan yang
larut bila ditambah KSCN, pada NO3- yang direaksikan dengan H2SO4 + difenil amin
menghasilkan cincin biru, pada CrO42- yang direaksikan dengan AgNO3 tidak menghasilkan
endapan merah bata, pada anion SO42- yang direaksikan dengan BaCl2 menghasilkan endapan
putih, pada sampel CH3COO- yang direaksikan dengan FeCl3 tidak menghasilkan endapan merah
yang larut dalam HCl, dan pada anion CO32- yang direaksikan dengan HNO3 tidak timbul
gelembung.
Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam
berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut
atau memberi endapan dengan Na2CO3., maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda kemudian
dipisahkan dari endapan yang mengganggu.
BAB V (Kesimpulan)
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan identifikasi anion, Cl- yang direaksikan dengan
HNO3 + AgNO3 tidak menghasilkan endapan putih, pada I- yang direaksikan dengan HNO3 +
AgNO3 tidak menghasilkan endapan yang larut bila ditambah KSCN, pada NO3- yang direaksikan
dengan H2SO4 + difenil amin menghasilkan cincin biru, pada CrO42- yang direaksikan dengan
AgNO3 tidak menghasilkan endapan merah bata, pada anion SO42- yang direaksikan dengan BaCl2
menghasilkan endapan putih, pada sampel CH3COO- yang direaksikan dengan FeCl3 tidak
menghasilkan endapan merah yang larut dalam HCl, dan pada anion CO32- yang direaksikan
dengan HNO3 tidak timbul gelembung.

Anda mungkin juga menyukai