Anda di halaman 1dari 7

Rangkuman Untuk Tes Simulator IADC

(Rangkuman ini disusun dengan referensi dari training IADC (modul dan latihan) dan pengalaman ikut tes simulator IADC
bersama insruktur)

1. Mengisi Driller’s White Board


• Surface pressure limit (MISICP) = …… psi
(Penjelasan apabila ditanya oleh instruktur)
Surface pressure limit adalah nilai MISICP (Maximum Initial Shut-in Casing Pressure) yaitu
pressure pada kondisi statik yang apabila nilainya dilampaui akan menyebabkan pecah/loss pada
casing shoe.

• Proposed kill rate = …… SPM or BPM


(Penjelasan apabila ditanya oleh instruktur)
Rekomendasi pumping rate untuk operasi rutin kill well adalah antara 2-5 BPM. Slow pump rate
pada range ini dipakai dengan tujuan untuk me-minimize ECD (equivalent circulating density),
memudahkan choke handling/ manipulation, dan agar proses pemisahan gas pada mud-gas
separator lebih efisien. Pada range tersebut juga dilihat kemampuan pump output rig.
Stroke/ Minute x Pump output (Bbl/Stroke) = Bbl/Minute
Mis: Pump output = 0.0802 Bbl/Stroke. Kill rate dipilih 40 SPM.
40 SPM x 0.0802 Bbl/Stk = 3.208 BPM

• Surface line volume= … Bbl


(Penjelasan apabila ditanya oleh instruktur)
Informasi surface line volume berfungsi untuk menghitung aktual total volume kill mud weight
yang dibutuhkan pada operasi killing well, agar tidak terjadi kesalahan aktual total stroke yang
dibutuhkan untuk mengisi well dengan kill fluid. Karena untuk mengisi penuh well dengan kill
mud, berarti kita juga harus mengisi surface line volume dengan kill mud.

2. Instruksi Kepada Driller Sebelum Memulai Pengeboran/ Drilling


• Pengecekan bersama Driller
> Cek choke panel
> Cek choke manifold dan BOP untuk line up
> Cek dan pastikan pressure gauges pada sistem manifold
# Accumulator pressure gauge: 3000 psi
# Manifold pressure gauge: 1500 psi
# Annular pressure gauge: 400 – 1500 psi
> Cek fungsi choke, tes choke 1 dan choke 2
> Cek stand pipe, tes pompa 1 dan pompa 2
> Set alarm (+/-), flow-show and PVT alarms, untuk mendeteksi jika terjadi kick
> Pastikan hard shut-in: close HCR and choke

1
• Instruksi
“ Oke Driller, sebelum memulai pengeboran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama,
segera shut-in well jika ditemui salah satu dari 3 positif indikator dari kick berikut ini:
> Peningkatan aliran (increase in flow)
> Peningkatan volume di pit (increase in pit volume)
> Ada aliran ketika pompa mati ( flow with pumps off)

Segera shut-in well, dengan prosedur 3-S


> Space-out.
Mengangkat tool joint ke meja untuk memastikan tidak ada tool joint pada BOP stack. Tool joint
pada BOP stack akan menggangu penutupan BOP.
> Shut down.
Mematikan pompa setelah space out untuk menjaga pressure menekan kick dalam bentuk ECD,
sehingga membantu mengurangi influx.
> Shut-in
Tutup sumur dengan menggunakan BOP paling atas yang dapat digunakan. Bergantung pada
kondisi, normalnya digunakan annular BOP.

“Mohon dimonitor juga bila ada indikasi kemungkinan terjadi kick (possible indicators) dengan
indikasi seperti berikut ini:
> Penurunan tekanan pompa atau peningkatan pada stroke
> Perubahan pada jumlah, bentuk, dan ukuran dari cuttings
> Perubahan pada mud properties
> Drilling breaks (ROP naik ataupun turun)
> Perubahan pada parameter drilling (drag dan torsi)

“Cek aliran dengan seksama dan bersiap-siap, apabila positif indikator terlihat segera shut-in well”

3. Memulai Drilling/ Pengeboran


“ Oke Driller kita akan mulai pengeboran sesuai dengan drilling parameter kita”
(Setelah beberapa lama pengeboran, alarm menyala, terjadi kick, driller men-shut in well)

4. Informasi Kick
• Driller melaporkan bahwa telah terjadi kick, kumpulkan informasi tentang kick tersebut (tulis di
Driller’s white board)

“Driller, jam berapa tepatnya kick terjadi? Berapa pit gain-nya? Berapa SICP?”
“Oke Driller, sekarang kita akan melakukan bump float untuk mendapatkan SIDP”

• Mendapatkan SIDPP dengan bumping the float (valve)


(Penjelasan apabila ditanya oleh instruktur)
> Pada operasi drilling rig Chevron, float valve harus dipasang. Float valve digunakan untuk
mencegah plugging pada BHA (Bottom Hole Assembly) ketika melakukan koneksi dan
mencegah influx masuk ke dalam drill string. Maka untuk mendapatkan SIDPP setelah well di
shut-in perlu dilakukan “bumping the float”.

> Pada proses bumping the float digunakan rate pompa serendah mungkin yang bisa diberikan
oleh pompa rig, dengan posisi choke tetap tertutup.

2
> Jarum di pressure gauge DP akan naik perlahan kemudian sampai pada nilai tertentu jarum akan
turun (drop) sedikit (disebut dengan “lull”) sebagai indikasi telah terbuka penuhnya float valve.
Pada saat jarum drop sedikit inilah nilai SIDPP. Beri tanda/ garis pada pressure gauge untuk
memastikan titik mulai turunnya/ SIDPP. Instruksikan Driller untuk mematikan pompa setelah
“lull” terlihat.

> Kadang sering ada trapped pressure akibat pemompaan ini, sehingga ketika pompa dimatikan,
beberapa saat kemudian, jarum di pressure gauge DP akan merupakan/menunjukkan SIDPP plus
trapped pressure. Untuk mereferensi nilainya bisa dilihat di pressure gauge casing. Setelah
bumping float selesai dan pompa dimatikan, dan setelah beberapa saat untuk mencapai kondisi
stabil, lihat berapa kenaikan pressure yang ditunjukkan oleh jarum di pressure gauge casing, dari
nilai initial SICP, sebesar itulah juga trapped pressure-nya di pressure gauge DP. Sehingga
SIDPP = Nilai yang ditunjukkan jarum di pressure gauge DP – trapped pressure. Bila perlu/
terlalu besar, trapped pressure ini di bleed-off. Catat SIDPP di Driller’s white board.

“Oke Driller, kita akan memulai bumping the float, berikan saya rate terkecil yang bisa diberikan
pompa. Nanti matikan pompa setelah mendengar instruksi dari saya”

• Saat akan meninggalkan lokasi ke office


> Isi, hitung dan lengkapi kill sheet
> Instruksi kepada Driller
“Driller saya akan ke office untuk meeting dengan engineer dan leader, mohon dimonitor SICP.
Bila terjadi peningkatan di SICP sebesar sekitar 100-200 psi mohon hubungi saya. Kita punya
batasan surface pressure limit sebesar MISICP” ( Peningkatan SICP terjadi karena gas/ influx
mulai bermigrasi keatas, oleh karena itu well tidak boleh di shut-in terlalu lama yang akan
menyebabkan peningkatan SICP mendekati MISICP)

• Kembali ke lokasi dari office


“Driller, apakah ada perubahan dari well kita, apakah ada perubahan pada SICP selama saya di
office?”

5. Communication Meeting
• Sirkulasi pertama metode driller
“Driller kita akan melakukan sirkulasi dan kill well dengan menggunakan metode driller. Pada
sirkulasi pertama kita akan mensirkulasikan keluar influx dengan menggunakan current/old mud
weight. Pada sirkulasi kedua kita akan meng-kill well dengan menggunakan kill mud weight.
“Sekarang kita akan fokus pada sirkulasi pertama”

“Ada beberapa hal yang perlu dipastikan pada sirkulasi pertama ini, yaitu:
> Pastikan volume aktif pit kita cukup untuk mengakomodasi ekspansi gas maksimum
> Jaga konstan fluid density selama pemompaan
> Jaga konstan pump rate (slow pump rate/ SPR)

(Penjelasan apabila ditanya oleh instruktur)


“Kita akan melihat volume di pit akan bertambah ketika gas mulai naik dan ber-ekspansi di annulus
hingga keluar di permukaan. Maksimum pit gain akan terlihat ketika gas pertama kali muncul
dipermukaan untuk kemudian pit gain menurun menuju nol ketika gas terus keluar hingga habis”

3
“Kita juga akan melihat surface casing pressure akan meningkat ketika kita sudah sampai pada kondisi
menjaga konstan pressure di DP (ICP), karena gas mulai naik ke atas di annulus dan ber- ekspansi.
Surface casing pressure mencapai titik maksimum ketika gas mencapai permukaan kemudian mulai
turun ketika gas mulai keluar dipermukaan.”

“Untuk titik di casing shoe (titik lemah), pressure di casing shoe akan meningkat ketika gas
bermigrasi ke atas. Pressure di casing shoe (hidrostatik pressure + surface pressure) akan mencapai
nilai maksimum (Pc max) ketika top gas menyentuh casing shoe. Kemudian turun ketika kolom gas di
annulus bermigrasi ke atas mulai melewati casing shoe. Kemudian akan konstan setelah semua kolom
gas telah melewati casing shoe”

“Inilah mengapa pada kondisi sirkulasi gas keluar, setelah gas mulai melewati casing shoe, surface
casing pressure yang terus meningkat mendekati MISICP tidak berarti shoe akan mendekati kondisi
pecah, karena pada saat bersamaan pressure di casing shoe turun karena hidrostatik pressure di atas
shoe yang menekan casing shoe turun tekanannya karena old mud dengan weight yang lebih berat
terdorong keluar dan diganti oleh gas yang lebih ringan. Jadi pada kondisi sirkulasi gas melewati dan
di atas casing shoe, nilai MISICP/ surface pressure limit dapat diabaikan.

“Sekarang kita akan melihat prosedur sirkulasi pertama kita”


> Re-set stroke counter ke posisi zero
> Kita akan mulai menghidupkan dan menaikkan rate pompa hingga ke kill rate (slow pump rate)
yang kita inginkan (bring pump up to speed) secara bertahap, dengan tetap menjaga casing
pressure konstan. (Beri tanda/ garis pada jarum di casing pressure gauge yang akan kita jaga
konstan sebelum menghidupkan pompa)
> Setelah slow pump rate tercapai, lihat jarum di DP pressure gauge, beri tanda/ garis pada jarum.
Nilai tersebut adalah ICP (initial circulating pressure).
> ICP = KRP + SIDPP, maka KRP = ICP – SIDPP (Catat ICP dan KRP di driller’s white board
dan di kill sheet)
> Agar tidak terjadi underbalance sehingga influx tambahan masuk ke dalam well karena pressure
di pressure gauge DP sempat turun dibawah ICP, perlu untuk diberi overbalance pressure di
pressure gauge DP antara 50 – 150 psi. Jaga DP pressure konstan pada ICP + overbalance
hingga semua influx/ gas telah tersirkulasi keluar.
> Untuk memastikan apakah semua influx/ gas telah tersirkulasi keluar dapat dikonfirmasi
dengan cara melihat pit gain, bila pit gain telah nol/zero di PVT alarm dan tidak ada aliran di
flow-show maka semua influx sudah tersirkulasi keluar.
> Setelah semua influx/ gas sudah tersirkulasi keluar, turunkan rate pompa secara bertahap sampai
zero (shut-down) sambil menjaga casing pressure konstan. Setelah pompa mati, SICP = SIDP.

“Oke Driller, mari kita mulai sirkulasi pertama kita”

6. Hidrolik Choke Handling


(Penjelasan apabila ditanya oleh instruktur)
“Surface pressure (casing/ DP) dijaga konstan dengan memainkan hidrolik choke, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam hidrolik choke handling ini:

> Hidrolik choke opening respons speed


Kecepatan respons pembukaan choke terhadap tuas hidrolik yang dimainkan umumnya di set
4
pada posisi ¼ dari maksimum speed, agar penurunan/ peningkatan pressure akibat pembukaan/
penutupan choke tidak terlalu besar.

> Hidrolik choke opening


Karena type valve untuk choke yang spesifik dan faktor tingkat keausan, perlu untuk di cek,
pada posisi berapa persen pembukaan, choke sudah benar-benar mulai membuka. Choke
opening umumnya di-cek sebelum melakukan pemompaan sirkulasi pertama dengan cara choke
dibuka perlahan-lahan, apabila sedikit terdengar suara keluar dari choke, berarti pada persentase
pembukaan tersebut, choke sudah mulai membuka. Segera tutup kembali choke. Beri tanda/
garis pada skala choke opening dimana choke sudah mulai membuka.

> Sweet spot


Sweet spot adalah posisi choke opening pada saat menjaga ICP (+ overbalance) konstan di
pressure gauge DP pada sirkulasi 1, dimana ICP (+ overbalance) tetap konstan dengan sedikit
sekali permainan tuas hidrolik choke control. Beri garis/ tanda pada skala choke opening posisi
sweet spot tersebut. Garis sweet spot tersebut menjadi garis keseimbangan/ referensi. Misalnya,
ketika gas mulai keluar kita harus memainkan choke agar ICP (+ overbalance) tetap konstan
dengan cara menambah dan mencari posisi tutup choke yang tepat. Setelah gas mulai habis
keluar kita bisa dengan mudah kembali ke posisi sweet spot yang telah diberi garis/tanda, posisi
keseimbangan tanpa banyak memainkan tuas hidrolik choke control.

> Lag time


Ketika memainkan choke, yang merespon lebih dahulu adalah surface casing pressure karena
letak choke dekat dengan annulus/casing, baru setelah beberapa detik DP pressure merespon
dengan prinsip U-tube. Lag time adalah waktu respons dari DP pressure akibat penutupan/
pembukaan choke. Secara umum nilainya adalah 2 detik/1000 ft. Dari informasi di atas, maka
bila kita ingin menurunkan pressure di DP sebesar 50 psi, buka sedikit choke sehingga pressure
di casing turun 50 psi, kemudian tunggu beberapa detik maka pressure di DP akan turun sebesar
50 psi. Begitu pula sebaliknya bila kita ingin menaikkan pressure di DP sebesar 80 psi, tutup
choke sedikit sehingga pressure di casing naik 80 psi, kemudian tunggu beberapa detik maka
pressure di DP akan naik sebesar 80 psi

Choke handling/ manipulation ini dilatih dalam choke drill

5
7. Complication
Selama sirkulasi ada kemungkinan terjadi komplikasi, beberapa kemungkinan komplikasi yang terjadi
antara lain: Nozzle plugged, choke plugged, choke washout, dan pump failure.

• Nozzle plugged
> Indikasi: Pressure di pressure gauge DP naik secara tiba-tiba, sementara pressure di casing tidak
berubah.
> Occurrence: Dapat terjadi kapan saja, namun umumnya terjadi ketika kill fluid mencapai bit
> Tindakan: Lanjutkan pemompaan, beri tanda/garis pada ICP yang baru di pressure gauge.
> Penjelasan: Nozzle plugged tidak berpengaruh pada nilai SIDPP, yang berubah hanyalah KRP
(kill rate pressure) karena friksi yang harus di lawan pompa semakin tinggi akibat nozzle di bit
plugged. Catat ICP yang baru dan hitung KRP yang baru.
New ICP = New KRP + SIDPP, maka New KRP = New ICP - SIDPP

• Choke plugged
> Indikasi: Casing pressure naik kemudian diikuti oleh penaikan di pressure gauge DP
> Occurrence: Dapat terjadi kapan saja, namun umumnya terjadi selama bottoms-up, ketika
cutting dan debris keluar dari choke.
> Tindakan: Buka choke, bila tidak ada respon penurunan pada casing pressure, segera shut down
pompa untuk mencegah trapped pressure yang lebih besar di annulus. Tutup manual choke untuk
memastikan well dalam kondisi shut-in (choke plugged tidak menutup aliran choke 100%).
Ganti dengan line-up choke cadangan, kemudian bleed-off trapped pressure di annulus. Setelah
trapped pressure dikeluarkan dari annulus, lanjutkan sirkulasi. Jangan lupa menjaga casing
pressure konstan ketika memulai menyalakan pompa bertahap ke slow pump rate/ kill rate.

• Choke washout
> Indikasi: Kehilangan pressure di casing pressure
> Occurrence: Dapat terjadi kapan saja, namun umumnya terjadi karena gas sering menghantam-
hantam choke.
> Tindakan: Tutup choke untuk memastikan apakah choke washout atau tidak, bila tetap tidak ada
pressure, segera tutup manual choke, shut down pompa dan shut-in well, ganti choke washout
dengan line-up choke cadangan. Lanjutkan sirkulasi. Jangan lupa menjaga casing pressure
konstan ketika memulai menyalakan pompa bertahap ke slow pump rate/ kill rate.

• Pompa rusak.
> Indikasi: Kehilangan pressure DP secara tiba-tiba yang akan diikuti dengan kehilangan pressure
di casing.
> Occurrence: Dapat terjadi kapan saja
> Tindakan: Segera shut-in well, tutup choke, ganti dengan line-up pompa cadangan. Jangan lupa
menjaga casing pressure konstan ketika memulai menyalakan pompa bertahap ke slow pump
rate/ kill rate.

8. Sirkulasi Kedua Metode Driller


“Oke Driller, kita telah mengeluarkan semua gas/ influx dari well. SICP = SIDP. Sekarang kita akan
melakukan sirkulasi kedua dengan memompakan kill mud weight. Pastikan surface line volume
dimasukkan ke dalam perhitungan aktual volume mud weight yang dibutuhkan.

6
“Sekarang kita akan melihat prosedur sirkulasi kedua kita”
> Re-set stroke counter ke posisi zero
> Kita akan mulai menghidupkan dan menaikkan rate pompa hingga ke kill rate (slow pump rate)
yang kita inginkan (bring pump up to speed) secara bertahap, dengan tetap menjaga casing
pressure konstan. (Beri tanda/ garis pada jarum di casing pressure gauge yang akan kita jaga
konstan sebelum menghidupkan pompa)
> Jaga casing pressure tetap konstan ketika memompakan kill mud dari surface ke bit. Pastikan
perhitungan total stroke dari surface ke bit. Lihat total stroke kill mud yang telah dipompakan di
stroke counter
> Jaga DP pressure konstan (final circulating pressure/ FCP) setelah kill mud mencapai bit sampai
kill mud mencapai permukaan. Pastikan perhitungan total stroke keseluruhan ( surface to bit +
annulus). Lihat total stroke kill mud yang telah dipompakan di stroke counter. Untuk konfirmasi
kill mud telah mencapai surface, cek mud yang keluar, apakah sama dengan kill mud weight.
> Shut down pompa dan tutup choke dengan teratur setelah kill mud bersirkulasi keluar.
> Setelah pompa mati, SIDP=SICP=0 psi. Bila ada trapped pressure silahkan di bleed-off sehingga
SIDP=SICP=0 psi.

Note:
> Secara umum step-step di atas memiliki poin penilaian (ada form guideline penilaian yang diisi oleh
Instruktur pelatihan).
> Tidak semua step dimintai penjelasan detil oleh instruktur, namun
> Hal-hal yang bersifat instruksi dari kita kepada Driller (pada tes yang menjadi Driller adalah instruktur
pelatihan) sebaiknya disampaikan secara lengkap karena memiliki poin penilaian.
> Ikuti latihan choke drill dan kill well dengan baik dan benar
> Sebaiknya dilatih juga instruksi umum dalam bahasa inggris, karena kemungkinan besar instrukturnya
adalah berbahasa inggris.

Good luck !

Salam
Ikhsan
NWW-2008

Anda mungkin juga menyukai