MASALAH TEKANAN
Hydrostatic Pressure ( Tekanan Hidrostatis ) :
HP = ( H x Y ) : 10 . . . . . . . . . . . ( Metric Unit )
HP - Tekanan hidrostatis, kg/cm2
H - Kedalaman vertikal ( TVD ), meter
Y - Specific Gravity, SG
HP = MW x D : 102 . . . . . . . . . . ( S I Unit )
HP - Tekanan Hidrostatis, KPa
MW - Berat cairan, kg/m3
D - Kedalaman vertikal TVD ), meter
Son - 1
PENGERTIAN DASAR
MASALAH TEKANAN
( lanjutan )
Son - 2
PENGERTIAN DASAR
MASALAH TEKANAN
( lanjutan )
Pressure Gradient :
Kenaikan tekanan setiap penambahan kedalaman
G = MW x 0.052
Gradient ( psi/ft ) = Fluid Weight ( ppg ) x 0.052
HP=G x D
Hydrostatic Pressure ( psi ) =
Gradient ( psi/ft ) x Depth ( feet )
MW = G / 0.052
Fluid Weight ( ppg ) = Gradient ( psi/ft ) / 0.052
Son - 3
PENGERTIAN DASAR
MASALAH TEKANAN
( lanjutan )
G = P / TVD
Gradient ( psi/ft ) = Pressure ( psi ) / Depth ( ft ).
BHP = HP + Gauge
Bottom Hole Pressure = Hydrostatic Pressure + Gauge
Son - 4
Konsep Bejana Berhubungan
dan Pipa “ U “
Bejana Berhubungan.
Tekanan dasar pada semua bejana yang berhubungan adalah
sama, dan besarnya sama dengan jumlah tekanan hidrostatis
cairan ditambah dengan tekanan gas atau udara diatasnya.
Bottom Hole Pressure = Hydrostatic Pressure + Gauge
BHP = HP + Gauge
Pipa “ U “
Pipa U merupakan salah satu bentuk dari bejana berhubungan.
Tekanan dasar pada kaki kiri dan kaki kanan sama besar.
Lubang bor.
Didalam lubang bor ada drill string dengan pahat diujung bawah,
dan ruang anulus diantara drill string dengan dinding lubang bor
atau casing. Dua ruangan ini berhubungan diujung bawah, dan
dapat digambarkan sebagai pipa U.
Son - 5
Bejana Berhubungan
Gas
W2 D2
D
D3
W1 D1
1 2 3 4 5 6
Tekanan pada dasar lubang pada semua kolom sama
PBH5 = 0.052 x ( D1 x W1 + D2 x W2 )
Son - 6
Konsep Bejana Berhubungan
dan Pipa “ U “
Bejana Berhubungan.
Tekanan dasar pada semua bejana yang berhubungan adalah
sama, dan besarnya sama dengan jumlah tekanan hidrostatis
cairan ditambah dengan tekanan gas atau udara diatasnya.
Bottom Hole Pressure = Hydrostatic Pressure + Gauge
BHP = HP + Gauge
Pipa “ U “
Pipa U merupakan salah satu bentuk dari bejana berhubungan.
Tekanan dasar pada kaki kiri dan kaki kanan sama besar.
Lubang bor.
Didalam lubang bor ada drill string dengan pahat diujung bawah,
dan ruang anulus diantara drill string dengan dinding lubang bor
atau casing. Dua ruangan ini berhubungan diujung bawah, dan
dapat digambarkan sebagai pipa U.
Son - 7
Konsep Pipa “ U “ Pada Pemboran
SIDP SIDP
SICP SICP
Son - 9
Migrasi dan Pengembangan Gas
PDp PDp PDp PDp
Son - 11
Tanda-tanda bila pemboran menembus
formasi dengan tekanan tinggi
• Drilling Break
Kecepatan pemboran tiba-tiba naik.
Dapat juga dilihat pada “d” exponent
• Torsi naik
• Kenaikan jumlah gas / Gas cut mud
• Kenaikan temperatur lumpur
• Perubahan sifat-sifat lumpur
• Perubahan serbuk bor (cuttings) : makin banyak,
besar, bentuk kasar
• Sloughing shale
• Density shale, berkurang
• Chloride content, naik
• MWD & LWD
Son - 12
Maximum Allowable Surface Pressure ( M A S P )
MASP adalah tekanan maximum yang dijinkan di permukaan
( pada casing / pada choke ).
Dari ketiga kriteria ini diambil mana yang paling rendah, dan
yang paling rendah biasanya adalah tekanan pecah formasi.
Son - 13
Leak Off Test ( LOT )
Prosedur :
• Sumur dibor dibawah sepatu casing +/- 10 ft.
• BOP ditutup
• Lumpur dipompakan secara bertahap, lewat
drillpipe, dengan tahapan 0,5 bbl, tahan 5 menit,
dan catat tekanan.
Bila tekanan tidak turun, pemompaan diulang.
• Pemompaan dan pencatatan tekanan diulang terus
sampai suatu saat tekanan tidak mau naik lagi.
• Bisa juga pemompaan dengan SPM tetap,
kemudian dibuat grafik tekanan terhadap
stroke pompa atau waktu.
Son - 14
Leak Off Test
Contoh soal
Contoh :
Kedalaman casing D = 5000 ft
Tekanan maksimum pompa PP = 1500 psi
Berat lumpur MW = 10 ppg
Hitung tekanan pecah formasi ( Fracture Pressure ) pada 5000 ft.
Perhitungan :
Tekanan hidrostatis HP = 0.052 x 10 ppg x 5000 ft = 2600 psi
Tekanan maksimum pompa PP . . . . . . . . . . . . . . . = 1500 psi
Tekanan pecah formasi FRP = 2600 psi + 1500 psi = 4100 psi.
Son - 15
Operasi Leak-Off Test
sonpptmigas 1 - 14
Son - 16
Formation Integrity Test ( FIT )
Tujuan :
Mengetahui apakah formasi mampu menahan suatu
tekanan tertentu, yang ditentukan sebelumnya.
Besarnya tekanan tersebut dibawah tekanan pecah
formasi.
Kapan FIT ?
Umumnya FIT dilakukan pada pemboran sumur
pengembangan.
Metode :
Pemompaan secara bertahap, dan mencatat tekanannya.
Pemompaan dan pencatatan tekanan diulangi, sampai
tekanan yang dikehendaki dicapai.
Son - 17
Formation Integrity Test ( FIT )
( lanjutan )
Contoh soal :
Sumur dengan TD 11226 ft dan casing shoe pada 5821 ft.
LOT dilakukan dengan lumpur 9.6 ppg dan diperoleh
tekanan 1250 psi.
Saat ini berat lumpur 10.1 ppg.
Berapa Estimated Integrity Fluid Density ?
Jawaban :
Estimated Integrity Fluid Density =
( Test Pressure : 0.052 : Depth of test ) + Test Fluid
Density
= ( 1250 : 0.052 : 5821 ) + 9.6 = 4.1 + 9.6 = 13.7 ppg
Son - 18
Pressure Losses
• Pressure losses atau kehilangan tekanan adalah
perlawanan terhadap suatu gerakan cairan atau aliran.
• Dalam suatu aliran kehilangan tekanan ini dipengaruhi
antara lain oleh berat cairan, tipe dan kekasaran
permukaan kontak, luas penampang, kecepatan aliran
dan viskositas.
• Dalam sistem sirkulasi kehilangan tekanan terdapat
pada surface equipment, drill pipe, drill collar, bit
nozzles, annulus drill collar, annulus drill pipe serta
choke dan choke manifold.
Ploss = Psurf + Pdp + Pdc + Pbit + Pan.dc + P an.dp + Pchoke
= Ppompa
Son - 19
Pressure Losses
( lanjutan )
Son - 20
Sistem sirkulasi, skematis
Son - 21
Slow Pump Rate Test
Pengertian.
Saat mematikan kick dipakai kecepatan pompa rendah,
biasanya 1/2 , 1/3 , sampai 1/4 dari kecepatan normal.
Untuk mengetahui Pressure Loss, diadakan uji coba dengan
kecepatan pompa rendah. Hasilnya biasa disebut sebagai Kill
Rate Pressure ( KRP ), atau Slow Circulating Rate Pressure.
Son - 22
WELL KICK
Proses pemboran :
Didalam lubang bor selalu ada cairan pemboran.
Cairan pemboran membentuk tekanan hidrostatis.
Cairan formasi tidak boleh masuk kedalam lubang bor.
Well Kick :
Peristiwa masuknya cairan formasi kedalam lubang bor.
Well Kick hanya bisa terjadi bila tekanan dasar lubang
lebih kecil daripada tekanan formasi.
Bottom Hole Pressure < Formation Pressure .
Seharusnya : BHP > FP
Dalam keadaan statis, Bottom Hole Pressure adalah
Hydrostatic Pressure dari kolom cairan ditambah
tekanan gas diatasnya ( bila ada )
Son - 23
WELL KICK
( lanjutan )
Blow Out :
Well Kick ini harus diatasi, harus dimatikan,
dan secara terkendali.
Bila tidak berhasil, maka cairan formasi akan
masuk kedalam lubang bor, dan menyembur
ke permukaan secara tidak terkendali.
Kejadian ini disebut sebagai Blow Out.
Influx :
Cairan formasi yang masuk kedalam lubang bor
dapat berupa minyak, gas atau air, atau campuran.
Son - 24
Jenis influx
Influx atau cairan kick akan menempati ruangan
anulus antara drill string dan lubang bor
Volume influx dapat dilihat sebagai Pit Gain
( penambahan volume lumpur dalam tangki )
Tinggi kolom influx Hi (ft) =
Pit Gain (bbl) / volume anulus (bbl/ft )
Berlaku persamaan :
SICP - SIDP = 0.052 x Hi x ( OMW - Wi )
OMW - Wi = ( SICP - SIDP ) / ( 0.052 x Hi )
Sebagai perbandingan,
Berat air = 8.33 ppg
Berat gas = 1 - 2 ppg
Son - 25
“d“ Exponent
Jordan & Shirley :
R
Log
W 60 N
R=KN ( ) d
> d=
60 N 12 W
Log
D x 106
Son - 26
Sebab-sebab terjadinya Well Kick
BHP < FP
Son - 27
Tanda-tanda terjadinya Well Kick
• Increase in flow-line rate - Stop pumps, check flow
• Increase in pit volume - Stop pumps, check flow
• Increase in SPM & - Stop pumps, check flow
decrease in circ. pressure
• Drilling break - Stop pumps, check flow
• “D” exponent - Stop pumps, check flow
• Increase in cutting - Stop pumps, check flow
size & shape
• Water cut mud / - Stop pumps, check flow
increase salinity
• Gas cut mud - Stop pumps, check flow
Son - 28
Kapan dapat terjadi Well Kick ?
• While drilling - saat pemboran
• While tripping - saat cabut / masuk pipa
• While changing the bit - saat mengganti pahat
• Drill Stem Test - Uji Kandungan Lapisan
• Work Over - Kerja Ulang
• Etc. dan Bisa Onshore maupun Offshore
*****
Son - 31
Metode mematikan sumur
Dipakai prinsip :
Constant Bottom Hole Pressure Method.
• Driller’s Method
Sirkulasi - 1 : Sirkulasi dan keluarkan cairan formasi
dengan lumpur lama ( original mud ).
Sirkulasi - 2 : Pompakan lumpur baru ( lumpur berat )
untuk mengganti lumpur lama.
• Concurrent Method
Pompakan lumpur lama untuk mengeluarkan cairan formasi,
sambil memperberat lumpur.
Son - 32
Driller’s Method - Sirkulasi 1
• Catat dan beri tanda SIDP dan SICP pada manometer
• Jalankan pompa, dan naikkan kecepatan pompa sampai
mencapai kecepatan yang disepakati ( kill rate speed ),
dan selama ini jaga agar tekanan casing ( CP ) konstan
• Setelah kecepatan pompa mencapai kill rate speed, catat
dan beri tanda pada manometer tekanan di drill pipe.
Pemompaan berjalan terus dan jaga agar tekanan pada drillpipe
( DPP ) konstan sampai semua gas keluar dari dalam lubang bor.
• Kurangi kecepatan pompa. Jaga agar tekanan casing konstan
selama mengurangi kecepatan pompa. Setelah pompa hampir
berhenti, maka stop pompa dan kemudian tutup choke penuh.
• Baca tekanan. Bila gas telah keluar, seharusnya DPP = CP
Son - 33
Profil Tekanan – Driller’s Method Sirkulasi-1
PDp PDp PDp PDp PDp
PCsg PCsg PCsg PCsg PCsg
0 1 2 3 4
PDp
SIDP
KRP
PCsg
Son - 34
Driller’s Method - Sirkulasi 2
• Hitung berat lumpur yang diperlukan ( Kill Mud Weight ),
dan siapkan lumpur berat.
KMW = ( HP + SIDP ) / ( 0.052 x TVD )
• Hitung jumlah stroke pompa atau waktu untuk mengisi drill
string
• Pompakan lumpur berat. Jaga CP konstan sampai kecepatan
pompa mencapai kill rate speed yang disepakati.
• Jaga CP konstan sampai lumpur berat mencapai pahat
• Kemudian tandai dan jaga agar DPP konstan, sampai lumpur
berat keluar dari lubang bor
• Stop pompa dan tutup choke.
• Baca tekanan pada drill pipe ( DPP ) dan pada casing ( CP ).
Bila sumur sudah mati, seharusnya DPP = CP = 0
• Periksa aliran, bila sudah mati buka BOP
Son - 35
Profil Tekanan – Driller’s Method Sirkulasi-2
PDp PDp PDp PDp PDp
PCsg PCsg PCsg PCsg PCsg
0 1 2 3 4
PDp
SIDP
KRP
PCsg
Son - 36
Contoh soal
Data sumur :
TVD - 10000 ft Strokes To Bit - 1570
Shoe TVD - 7500 ft Bottoms Up Stroke - 5550
Fluid Weight - 9.6 ppg Strokes To Shoe - 1390
Kill Weight Fluid - 10.6 ppg Total Stokes - 7120
Circulating rate - 50 SPM MASP @ 9.6 ppg - 1100 psi
Water Base Mud Influx berupa gas
Son - 37
Hasil pembacaan
No DPP CP Pit Gain SPM Total Posisi
psi psi bbl pompa stroke choke
1 1800 800 11 50 500 3/8
2 1500 750 11 45 550 1/2
3 1500 950 12 50 950 5/8
4 1500 1000 12 50 1200 5/8
5 1500 1150 12 50 1600 4.5/8
6 1500 1250 17 54 3500 5.5/8
7 1500 200 27 50 4500 6.5/8
8 550 700 6 0 5550 0
9 1500 550 4 50 6550 7/8
10 500 500 2 0 9000 0
11 1500 500 2 50 50 5/8
12 1500 600 2 50 200 1/2
13 1200 500 2 50 250 5/8
14 1150 500 2 50 1400 5/8
15 1050 500 2 50 1600 4.5/8
16 1050 450 2 50 3500 3/4
17 1050 150 2 80 4000 1
18 0 0 2 0 8500 0
Son - 38
Wait & Weight Method
Pekerjaan.
1. Hitung Kill Mud Weight
KMW (ppg) = FP (psi) / { 0.052 x TVD (ft)}, atau
KMW (ppg) = SIDP (psi) / { 0.052 x TVD (ft)} + OMW (ppg)
2. Hitung tekanan awal sirkulasi
ICP = KRP + SIDP
3. Hitung tekanan akir sirkulasi
FCP = ( KMW / OMW ) x KRP
4. Hitung Surface To Bit Strokes
STB Strokes = Drill string volume (bbl) / Pump Output
(bbl/str),
dan/atau Surface To Bit Time = STB Strokes / SPM
5. Buat Kill Sheet atau Pressure Reduction Schedule
Plot ICP dan FCP terhadap stroke atau waktu pada grafik
Son - 39
Profil Tekanan – Wait & Weight Method
PDp PDp PDp PDp PDp
PCsg PCsg PCsg PCsg PCsg
0 1 2 3 4
PDp
SIDP
KRP
PCsg
Son - 40
Perbandingan Profil Tekanan
PDp
Driller’sPMethod Sirkulasi-1
P
dan WaitP & Weight Method
P
Dp Dp Dp Dp
0 1 2 3 4
PDp
SIDP Driller’s Method
Wait & Weight Method
KRP
Driller’s Method
PCsg
Son - 41
Contoh soal
Data sumur :
Casing 9 5/8” - 6000 ft Pahat - 8 1/2” Lumpur 9.6 ppg
Drill pipe - 4 1/2” - 16.6 lbs/ft Capacity - 0.0142 bbl/ft
Drill collar - 6 1/2” x 2 3/4” - 21 jts Capacity - 0.0073 bbl/ft
Pompa Triplex 6 1/2” x 8 1/2” Capacity - 0.0785 bbl/str
KRP @ 9800 ft, 50 SPM = 384 psi
Pada kedalaman 10000 ft terjadi kick
SIDP = 780 psi SICP = 960 psi Pit Gain = 15 bbl
Perhitungan :
1. Tekanan formasi FP = 0.052 x 9.6 x 10000 + 780 = 5772 psi
KMW = 5772 / ( 0.052 x 10000 ) = 11.1 ppg
2. ICP = SIDP + SCRP = 780 + 384 = 1164 psi
3. FCP = ( KMW / OMW ) x SCRP = ( 11.1 / 9.6 ) x 384 = 444 psi
4. Volume drill string = volume drill pipe + volume drill collar
Volume drill string = ( 10000 - 630 ) x 0.0142 + 630 x 0.0073 = 137.653 bbl
Surface To Bit Strokes = 137.653 / 0.0785 = 1753 strokes
Surface To Bit Time = 1753 / 50 = 35 menit.
5. Buat Kill Sheet
Son - 42
Press. Kill Sheet
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13
Time
Stroke
Press.
Son - 43
Press. Contoh Pengisian Kill Sheet
1020 Dari contoh soal & Kalkulasi :
W1 = 9.6 ppg ; W2 = 11.1 ppg
1200 SIDP = 780 psi ; SICP = 960 psi
+ 1164
KRP = 384 psi ; STB = 35 menit
1100
ICP = 1164 psi ; FCP = 444 psi
1000
900
800
700
600
500
+ 444
400
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13
Time 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36
Stroke
Press. 1164 1090 1000 920 840 760 680 600 510 444
Son - 44
Pressure Chart
No. Stroke / Theoretical DP Actual DP Casing Pit Volume
Volume Pressure Pressure Pressure Deviation
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bit FCP
Son - 45
Contoh Pengisian Pressure Chart
No. Stroke / Theoretical DP Actual DP Casing Pit Volume
Volume Pressure Pressure Pressure Deviation
Son - 46
Contoh – Well Control Work Sheet
Pre-Recorded Information :
Original Mud Weight (OMW ) : . . . . ..ppg True Vertical Depth ( TVD ) : . . . . .ft
Kill Rate Pressure ( KRP ) : Measured Depth ( MD ) : . . . . .ft
Pump # 1 : . . . . .psi, at . . . . .SPM Casing Shoe TVD : . . . . . .ft
Pump # 2 : . . . . . Psi, at . . . . .SPM Casing Shoe MD : . . . . . . .ft
Pump Output # 1 : . . . . . .Bbl/str Leak Off Test Mud Weight ( LOT MW ) : . .
.ppg
Pump Output # 2 : . . . . . . Bbl/str Surface Test Pressure : . . . . . .psi
Drill Pipe Capacity : . . . . . Bbl/ft Casing Internal Yield ( Burst ) : . . . .psi
Annulus Capacity : . . . . . Bbl/ft BOP Stack Rating : . . . . . .psi
Surface Line Capacity : . . . . .Bbls.
Records : Shut In Drill Pipe Pressure ( SIDP ) : . . . . . .psi
Shut In Casing Pressure ( SICP ) : . . . . . .. Psi
Pit Volume Increase ( Pit Gain ) : . . . . . . . . Bbls.
Calculation :
Son - 47
Contoh Soal
• Casing yang sudah disemen : 9 5/8 “ – 47 lbs/ft x 5000 ft
• Program pemboran berikut :
Diameter Pahat : 8 ½ “
Berat lumpur : 10 ppg
Drill pipe : 4 ½ “ – 16.60 lbs/ft
Drill collar : 6 ¼ “ x 2 13/16 “ – 630 ft
Pompa triplex diameter 6 “ x panjang 8 ½ “
• Pada kedalaman 8300 ft diadakan uji tekanan pompa dengan kecepatan 50
spm, didapat tekanan pompa 400 psi.
• Pada kedalaman 8500 ft terjadi kick. Setelah sumur ditutup dengan sempurna,
didapat catatan sebagai berikut :
SIDP = 600 psi SICP = 770 psi Pit Gain = 15 bbl
• Pertanyaan :
1. Sumur dimatikan dengan Driller’s Method. Berapa seharusnya tekanan
pompa pada menit ke-17 pada sirkulasi pertama ?
2. Sumur dimatikan dengan Driller’s Method. Berapa seharusnya tekanan
pompa pada menit ke-17 pada sirkulasi kedua ?
3. Sumur dimatikan dengan Wait & Weight Method. Berapa seharusnya
tekanan pompa pada menit ke-17 pada sirkulasi pertama ?
Son - 48
Pahat tidak didasar lubang
Prinsip Well Control
Kondisi :
Setelah sumur ditutup, tetapi gas belum
mencapai pahat
SIDP = SICP
Son - 49
Pahat tidak didasar lubang
Prinsip of Well Control
• BHP dikendalikan dengan cara membiarkan gas migrasi dan
biarkan tekanan permukaan naik sampai nilai tertentu
Kemudian
• Tahan tekanan casing konstan sambil mengeluarkan lumpur dari
anulus dengan volume sebesar yang diperlukan untuk mengim-
bangi kenaikan tekanan akibat dari langkah pertama
Tetapi
• Volume lumpur yang dikeluarkan dapat berbeda pada lokasi gas
yang berbeda ( di open hole, casing, anulus DP ) dan kita tidak
tahu dimana lokasi gas
Dan juga
• Saat gas bergerak keatas, panjang kolom gas juga berubah,
dan BHP juga terpengaruh
Perlu diingat
• Unaccounted for lengthening = Underbalance
Unaccounted for shortening = Overbalance
Son - 50
Volumetric Method
Dipakai hanya bila tidak bisa sirkulasi,
dan gas sudah migrasi
Langkah-1
Saat gas migrasi, tutup sumur dan biarkan tekanan
casing ( CP ) naik sebesar nilai tertentu.
Catatan- 1 : Disarankan kenaikan sebesar 100 psi, namun
sebenarnya tergantung dari panjang lubang
terbuka, bisa lebih atau kurang dari 100 psi.
Langkah - 2
Gunakan choke untuk menjaga agar tekanan casing yang
baru konstan, sambil sejumlah lumpur dikeluarkan sebesar
yang diperlukan untuk mengimbangi kenaikan tekanan pada
casing.
Son - 51
Volumetric Method
Dipakai hanya bila tidak bisa sirkulasi,
dan gas sudah migrasi
( lanjutan )
Catatan- 2 :
Keluarkan lumpur atau gas lewat degasser, kumpulkan
kedalam trip tank agar dapat diukur volumenya.
Gunakan manual choke agar lebih teliti.
Catatan- 3 :
Jumlah lumpur yang dikeluarkan untuk mengimbangi
kenaikan tekanan dapat dihitung sebagai berikut :
Volume (bbl) = Pressure Increase (psi) /
Mud Gradient (psi/ft) x Annulus Capacity (bbl/ft)
Langkah - 3
Tutup choke, kemudian langkah 1 dan 2 diulang-ulang lagi
sampai gas berada diatas pahat dan bisa dikeluarkan
dengan jalan sirkulasi, atau gas mencapai permukaan
Son - 52
Contoh soal
Volumetric method
Periksa dulu, apakah kuat bila dipakai safety margin 100 psi.
Bila kuat, lebih baik pakai safety margin, direkomendasikan 100 psi.
Biarkan gas migrasi, dan tekanan casing naik 100 psi.
Kenaikan 100 psi ini equivalent dengan 192 ft kolom lumpur 10 ppg,
dan 192 ft kolom lumpur equivalent dengan 9.4 bbl.
No. CP BHP = HP + Gauge Kegiatan
1 0 Tunggu
2 100 5300 = 5200 + 100 Tunggu
3 200 5400 = 5200 + 200 Bleed 9.4 bbl
4 200 5300 = 5100 + 200 Tunggu
5 300 5400 = 5100 + 300 Bleed 9.4 bbl
6 300 5300 = 5000 + 300 Tunggu
7 400 5400 = 5000 + 400 Bleed 9.4 bbl
8 400 5300 = 4900 + 400 Tunggu
9 500 5400 = 4900 + 500 Bleed 7 bbl
10 500 5320 = 4820 + 500 Gas mulai keluar
Tutup choke.
Langkah berikutnya adalah :
1. Gas dikeluarkan seperti pada Driller’s Method.
2. Dilakukan Top Kill, ialah mengganti lumpur ringan dengan
KMW secara bertahap.
Son - 53
Volumetric Method
Recommended Procedures
Profil tekanan pada casing sebagai berikut :
Migration
500 psi
Gas muncul
400 psi di permukaan
300 psi 400 psi
300 psi
200 psi 200 psi
100 psi
Bleed Mud
Son - 54
Top Kill
Kondisi :
Kick - dengan kondisi pahat tidak didasar lubang bor
Gas dibiarkan naik sampai permukaan
Gas sudah dikeluarkan dengan cara Driller’s Method
Tugas sekarang :
Mengganti lumpur semula dengan lumpur berat
Cara : Metode Top Kill,
Pompakan lumpur berat untuk mengganti lumpur lama.
Lumpur baru mengisi drill string dan ruang anulus,
sedalam posisi pahat,
Turunkan pahat sampai kedalaman tertentu,
Pompakan lumpur berat mengganti seluruh lumpur,
sedalam posisi pahat yang baru. Turunkan pahat lagi.
Demikian diulang-ulang sampai pahat mencapai dasar
Son - 55
Contoh Top Kill
Perhitungan berat lumpur
Kondisi : Perhitungan :
Gas sudah dikeluarkan. BHP = 0.052 x 9.6 x 10000 + 260 = 5260 psi
Casing 13 3/8” x 5000 ft G ( Kill Weight ) = 5260 / 10000 = 0.526 psi/ft
DP - 5” - 19.5 ppf, pada 3000 ft KW dengan pahat didasar = 10.11 ppg
SICP = 260 psi Buat overbalance 100 psi, BHP = 5360 psi
MW = 9.6 ppg 7000 ft @ 9.6 ppg, maka HP = 3500 psi
13 5/8” x 5” capacity = 0.1254 bpf 3000 ft @ X ppg memberikan :
5” plugged displacement = 0.243 bpf 5360 - 3500 psi = 1860 psi,
Fract.Press. pada sepatu EMW 14 ppg Jadi perlu lumpur 1860 / 3000 psi/ft,
atau = 1860 / ( 0.052 x 3000 ) = 11.9 ppg.
Jadi, setelah gas keluar, dalam lubang bor masih berisi lumpur 9.6 ppg,
Pompakan lumpur berat 11.9 ppg untuk mengganti lumpur lama 9.6 ppg
sedalam 3000 ft, dengan cara Driller’s Method sirkulasi - 2
Sumur sudah mati, periksa aliran, dan buka BOP
Son - 56
Menurunkan pahat kembali kedasar lubang
( lanjutan contoh top kill )
1. Bila pahat diturunkan kembali kedasar lubang, akan
mendorong lumpur berat dianulus keluar dan diganti
oleh lumpur lama yang ringan.
2. Hitung berapa tinggi kolom lumpur berat yang boleh
dikeluarkan tanpa membuat kondisi underbalance :
H = 100 psi / selisih gradien lumpur
H = 100 psi / ( 0.62 - 0.50 ) psi/ft = 833 ft
3. Volume lumpur berat yang didorong keluar :
V = 833 ft x 0.1254 bbl/ft = 104.5 bbl
4. Panjang pipa yang diturunkan :
L = 104.5 bbl / 0.0243 bbl/ft = 4300 ft
5. Langkah diatas diulang sampai pahat mencapai dasar.
Son - 57
Lubricate & Bleed
Catatan :
1. Tidak untuk dipakai bila open hole panjang, tanpa ijin Drilling Superintendent
2. Bisa dilakukan bila gas sudah berada dipermukaan dan tidak ada pipa.
Bila ada pipa lebih baik disirkulasikan, bila mungkin.
Prosedur :
1. Baca dan catat tekanan casing ( CP ).
2. Pompakan X bbl lumpur kedalam lubang. Amati tekanan casing.
Stop pemompaan saat tekanan casing naik 100 psi, meskipun
belum semua X bbl lumpur telah masuk
3. Stop pompa. Baca tekanan casing.
4. Buka choke hingga tekanan berkurang 100 psi dari langkah (1) bila
X bbl lumpur bisa masuk semua.
Bila belum semua masuk, kurangi 100 psi dari langkah (3) ditambah
dengan tekanan hidrostatis sebesar volume lumpur yang masuk.
5. Ulangi langkah (1) sampai (4) sampai semua gas keluar dari sumur.
Son - 58
Lubricate & Bleed
( Contoh soal )
Son - 59
Gas influx / migration setelah penyemenan
Setelah penyemenan sumur selesai dan semen mulai mengeras,
terjadi penurunan tekanan anulus, dan ini dapat mengakibatkan kick.
Amati sumur setelah penyemenan, dan agar siap menutup sumur bila
ada kick.
Untuk mengurangi kemungkinan diatas, ada beberapa rekomendasi :
• Kondisikan lumpur sebelum penyemenan
• Pakai spacer / wash sebelum semen untuk membersihkan lubang
• Pakai centralizer
• Usahakan turbulant flow selama penyemenan
• Gerakkan casing selama penyemenan
Catatan : Tidak ada cara yang sempurna 100% untuk mengatasi hal
ini. Jadi harus waspada.
Son - 60
Underground Blowout
Pengertian :
Underground Blowout adalah perpindahan cairan
dari formasi satu ke formasi yang lain secara tidak
terkendali.
• Gejala :
Pola aliran, sirkulasi, tekanan tidak sesuai dengan
pola yang semestinya terjadi.
Son - 61
Underground Blowout
( lanjutan )
Cara menangani :
Tidak ada metode yang baku, lebih banyak coba-coba dari
beberapa cara berikut :
• Pompakan LCM, gunk, atau semen kedalam loss zone
• Bullheading kill fluids kedalam loss zone
• Dynamic kill , memanfaatkan frictional pressure losses dan
fluid density untuk mengimbangi tekanan formasi
• Pemompaan slug berat untuk mengimbangi tekanan formasi
• “ Sandwich kill “ , ialah bullheading kill fluid dari atas maupun
bawah loss zone
• Barite pill atau cement plug untuk menutup dan mengisolasi zone
produksi
• Pasang bridge plug untuk memisahkan zone produktif dari loss
zone
Son - 62
Rumus dan Data Penting
ExAxl 735294 x w x l
Free pipe L = --------------- > L = ----------------------
P P
Son - 63
Capacity & Displacement
Contoh :
Son - 64
Accumulator Bottle
1 2 3 4
Kondisi 1 : Kosong, kapasitas 20 gal.
Kondisi 2 : Diisi gas Nitrogen, tekanan 1000 psi. Volume gas = 20 gal.
Kondisi 3 : Dari bawah diisi minyak, tekanan gas menjadi 3000 psi.
Vol. Gas = 6.67 gal, Vol. Minyak = 13.33 gal
Kondisi 4 : Minyak didorong keluar, tekanan gas tinggal 1200 psi.
Vol. Gas = 16.67 gal, Vol. Minyak = 3.33 gal.
Berarti minyak yang terdorong dan terpakai = 13.33 – 3.33 = 10 gal.
Son - 65