Anda di halaman 1dari 65

PENGERTIAN DASAR

MASALAH TEKANAN
Hydrostatic Pressure ( Tekanan Hidrostatis ) :

HP = ( H x Y ) : 10 . . . . . . . . . . . ( Metric Unit )
HP - Tekanan hidrostatis, kg/cm2
H - Kedalaman vertikal ( TVD ), meter
Y - Specific Gravity, SG

HP = MW x D : 102 . . . . . . . . . . ( S I Unit )
HP - Tekanan Hidrostatis, KPa
MW - Berat cairan, kg/m3
D - Kedalaman vertikal TVD ), meter

Son - 1
PENGERTIAN DASAR
MASALAH TEKANAN
( lanjutan )

HP = 0.052 x MW x D . . . . . . . . . ( English Unit )


HP - Tekanan Hidrostatis, lbs/sq.in, psi
MW - Berat lumpur, lbs/gal, ppg
D - Kedalaman vertikal ( TVD ), feet

Pada dasarnya kita harus mampu memakai semua unit .


Sesuai ISO, akan dipakai SI.
Dalam pembahasan ini, kita hanya akan memakai English
Unit ( Imperial Unit ).

Son - 2
PENGERTIAN DASAR
MASALAH TEKANAN
( lanjutan )
Pressure Gradient :
Kenaikan tekanan setiap penambahan kedalaman

G = MW x 0.052
Gradient ( psi/ft ) = Fluid Weight ( ppg ) x 0.052

HP=G x D
Hydrostatic Pressure ( psi ) =
Gradient ( psi/ft ) x Depth ( feet )

MW = G / 0.052
Fluid Weight ( ppg ) = Gradient ( psi/ft ) / 0.052

Son - 3
PENGERTIAN DASAR
MASALAH TEKANAN
( lanjutan )

G = P / TVD
Gradient ( psi/ft ) = Pressure ( psi ) / Depth ( ft ).
BHP = HP + Gauge
Bottom Hole Pressure = Hydrostatic Pressure + Gauge

Orang lapangan banyak terbiasa memakai rumus :


Hydrostatic Pressure = 0.052 x MW x TVD

Son - 4
Konsep Bejana Berhubungan
dan Pipa “ U “
Bejana Berhubungan.
Tekanan dasar pada semua bejana yang berhubungan adalah
sama, dan besarnya sama dengan jumlah tekanan hidrostatis
cairan ditambah dengan tekanan gas atau udara diatasnya.
Bottom Hole Pressure = Hydrostatic Pressure + Gauge
BHP = HP + Gauge
Pipa “ U “
Pipa U merupakan salah satu bentuk dari bejana berhubungan.
Tekanan dasar pada kaki kiri dan kaki kanan sama besar.

Lubang bor.
Didalam lubang bor ada drill string dengan pahat diujung bawah,
dan ruang anulus diantara drill string dengan dinding lubang bor
atau casing. Dua ruangan ini berhubungan diujung bawah, dan
dapat digambarkan sebagai pipa U.

Son - 5
Bejana Berhubungan

Gas
W2 D2

D
D3
W1 D1

1 2 3 4 5 6
Tekanan pada dasar lubang pada semua kolom sama

PBH1 = PBH2 = PBH3 = PBH4 = 0.052 x D x W1

PBH5 = 0.052 x ( D1 x W1 + D2 x W2 )

PBH6 = 0.052 x D3 x W1 + PGas

Son - 6
Konsep Bejana Berhubungan
dan Pipa “ U “
Bejana Berhubungan.
Tekanan dasar pada semua bejana yang berhubungan adalah
sama, dan besarnya sama dengan jumlah tekanan hidrostatis
cairan ditambah dengan tekanan gas atau udara diatasnya.
Bottom Hole Pressure = Hydrostatic Pressure + Gauge
BHP = HP + Gauge
Pipa “ U “
Pipa U merupakan salah satu bentuk dari bejana berhubungan.
Tekanan dasar pada kaki kiri dan kaki kanan sama besar.

Lubang bor.
Didalam lubang bor ada drill string dengan pahat diujung bawah,
dan ruang anulus diantara drill string dengan dinding lubang bor
atau casing. Dua ruangan ini berhubungan diujung bawah, dan
dapat digambarkan sebagai pipa U.

Son - 7
Konsep Pipa “ U “ Pada Pemboran
SIDP SIDP
SICP SICP

Drill String : BHP = HPMud + SIDP


Annulus : BHP = HPMud + HPInflux + SICP
Son - 8
Ekspansi dan Migrasi Gas
• Gas Expansion
P x V
Untuk gas berlaku Hukum Boyle : = konstan
Z xT
Bila Z dan T dianggap konstan,
maka : P x V = konstan
• Gas Migration
Bila cairan kick berupa gas, dan dibiarkan dalam keadaan diam,
dan sumur dalam keadaan tertutup, maka gas akan bergerak
keatas karena gravitasi, dan tidak mengembang (volume tetap),
Gerakan ini disebut migrasi. Akibat dari migrasi gas, maka
tekanan didasar lubang akan makin membesar.
• Prinsip Well Control.
Dalam Well Control untuk mematikan sumur, gas tidak boleh
migrasi, harus boleh mengembang. Jadi dipakai prinsip
Bottom Hole Pressure Constant.

Son - 9
Migrasi dan Pengembangan Gas
PDp PDp PDp PDp

PCsg PCsg PCsg PCsg

Depth = 10.000 ft Gas migrates


Bit = 8 ½ “ Constant BHP Constant BHP
to 5000 ft Gas reaches 5000 ft Gas reaches surface
Mud = 10 ppg
DP = 4 ½” – 16.60 lbs/ft VGas = 15 bbl VGas = 25.36 bbl VGas = 69.20 bbl
DC = 6 ½“ x 2 ¾” – 18 jts
PGas = 5720 psi HGas = 507 ft HGas = 1384 ft
SIDP = 520 psi HGas = 300 ft PGas = 3384 psi PGas = 1240 psi
SICP = 690 psi
Pit Gain = 15 bbl BHP = 8164 psi BHP = 5720 psi BHP = 5720 psi
PCasing = 3120 psi PCsg = 784 psi
FP = 5720 psi
WInflux = 3 ppg
Son - 10
TEKANAN FORMASI
• Tekanan Formasi : Tekanan cairan yang terjebak dalam formasi
Tekanan ini dipengaruhi oleh lapisan batuan diatasnya
Bila cairan dapat lari keluar, batuan akan memadat (compaction)
• Tekanan formasi normal : Gradien Tekanan Formasi =
Gradien Tekanan air asin ( 0.433 psi/ft -- 0.465 psi/ft )
• Tekanan formasi abnormal ( tinggi ) :
Selama proses compaction cairan tidak bisa lari keluar.
Gradien tekanan formasi > Gradien tekanan air asin
Adakalanya diperlukan lumpur yang sangat berat, sampai 20 ppg
• Tekanan formasi abnormal (tinggi) juga dapat disebabkan oleh
pengikisan (weathering), patahan (fault) atau karena pengendapan
yang tidak merata ( misalnya lensa ).
• Tekanan formasi subnormal ( dibawah normal ) artinya gradien
tekanan formasi lebih rendah dari gradien tekanan air asin.

Son - 11
Tanda-tanda bila pemboran menembus
formasi dengan tekanan tinggi
• Drilling Break
Kecepatan pemboran tiba-tiba naik.
Dapat juga dilihat pada “d” exponent
• Torsi naik
• Kenaikan jumlah gas / Gas cut mud
• Kenaikan temperatur lumpur
• Perubahan sifat-sifat lumpur
• Perubahan serbuk bor (cuttings) : makin banyak,
besar, bentuk kasar
• Sloughing shale
• Density shale, berkurang
• Chloride content, naik
• MWD & LWD

Son - 12
Maximum Allowable Surface Pressure ( M A S P )
MASP adalah tekanan maximum yang dijinkan di permukaan
( pada casing / pada choke ).

MASP ini dihitung :


• Berdasar pada tekanan maksimum pada BOP
( BOP Pressure rating )
• Berdasar pada tekanan pecah casing
( Casing Burst Pressure )
• Berdasar pada tekanan pecah formasi ( Formation
Fracture Pressure ).

Dari ketiga kriteria ini diambil mana yang paling rendah, dan
yang paling rendah biasanya adalah tekanan pecah formasi.

Tempat yang paling rendah kekuatannya, biasanya dibawah


sepatu casing. Maka diadakan Leak Off Test ( LOT ) atau
Formation Integrity Test ( F I T )

Son - 13
Leak Off Test ( LOT )
Prosedur :
• Sumur dibor dibawah sepatu casing +/- 10 ft.
• BOP ditutup
• Lumpur dipompakan secara bertahap, lewat
drillpipe, dengan tahapan 0,5 bbl, tahan 5 menit,
dan catat tekanan.
Bila tekanan tidak turun, pemompaan diulang.
• Pemompaan dan pencatatan tekanan diulang terus
sampai suatu saat tekanan tidak mau naik lagi.
• Bisa juga pemompaan dengan SPM tetap,
kemudian dibuat grafik tekanan terhadap
stroke pompa atau waktu.

Son - 14
Leak Off Test
Contoh soal
Contoh :
Kedalaman casing D = 5000 ft
Tekanan maksimum pompa PP = 1500 psi
Berat lumpur MW = 10 ppg
Hitung tekanan pecah formasi ( Fracture Pressure ) pada 5000 ft.
Perhitungan :
Tekanan hidrostatis HP = 0.052 x 10 ppg x 5000 ft = 2600 psi
Tekanan maksimum pompa PP . . . . . . . . . . . . . . . = 1500 psi
Tekanan pecah formasi FRP = 2600 psi + 1500 psi = 4100 psi.

Laporan dapat dinyatakan dalam bentuk :


• Tekanan pecah formasi ( Fracture Pressure ) = 4100 psi
• Formation Fracture Gradient G = 4100 psi / 5000 ft = 0.82 psi/ft
• Equivalent Mud Weight EMW = G / 0.052 = 15.77 ppg

Son - 15
Operasi Leak-Off Test

Leak Off Test

sonpptmigas 1 - 14

Son - 16
Formation Integrity Test ( FIT )
Tujuan :
Mengetahui apakah formasi mampu menahan suatu
tekanan tertentu, yang ditentukan sebelumnya.
Besarnya tekanan tersebut dibawah tekanan pecah
formasi.

Kapan FIT ?
Umumnya FIT dilakukan pada pemboran sumur
pengembangan.

Metode :
Pemompaan secara bertahap, dan mencatat tekanannya.
Pemompaan dan pencatatan tekanan diulangi, sampai
tekanan yang dikehendaki dicapai.

Son - 17
Formation Integrity Test ( FIT )
( lanjutan )

Contoh soal :
Sumur dengan TD 11226 ft dan casing shoe pada 5821 ft.
LOT dilakukan dengan lumpur 9.6 ppg dan diperoleh
tekanan 1250 psi.
Saat ini berat lumpur 10.1 ppg.
Berapa Estimated Integrity Fluid Density ?

Jawaban :
Estimated Integrity Fluid Density =
( Test Pressure : 0.052 : Depth of test ) + Test Fluid
Density
= ( 1250 : 0.052 : 5821 ) + 9.6 = 4.1 + 9.6 = 13.7 ppg

Son - 18
Pressure Losses
• Pressure losses atau kehilangan tekanan adalah
perlawanan terhadap suatu gerakan cairan atau aliran.
• Dalam suatu aliran kehilangan tekanan ini dipengaruhi
antara lain oleh berat cairan, tipe dan kekasaran
permukaan kontak, luas penampang, kecepatan aliran
dan viskositas.
• Dalam sistem sirkulasi kehilangan tekanan terdapat
pada surface equipment, drill pipe, drill collar, bit
nozzles, annulus drill collar, annulus drill pipe serta
choke dan choke manifold.
Ploss = Psurf + Pdp + Pdc + Pbit + Pan.dc + P an.dp + Pchoke
= Ppompa

Son - 19
Pressure Losses
( lanjutan )

• Dalam keadaan statis, maka


Bottom Hole Pressure = Hydrostatic Pressure
BHP = HP
• Pada saat sirkulasi, maka :
Bottom Hole Pressure =
Hydrostatic Pressure + Annular Pressure Losses
BHP = HP + APL
Dari sini dikenal Equivalent Circulating Density
ECD = BHP : 0.052 : TVD
• Dikenal adanya Swab Pressure yang dapat mengurangi BHP
dan menimbulkan kick, serta Surge Pressure yang dapat
menambah BHP dan mengakibatkan pecahnya formasi.

Son - 20
Sistem sirkulasi, skematis

Son - 21
Slow Pump Rate Test
Pengertian.
Saat mematikan kick dipakai kecepatan pompa rendah,
biasanya 1/2 , 1/3 , sampai 1/4 dari kecepatan normal.
Untuk mengetahui Pressure Loss, diadakan uji coba dengan
kecepatan pompa rendah. Hasilnya biasa disebut sebagai Kill
Rate Pressure ( KRP ), atau Slow Circulating Rate Pressure.

Kapan diadakan Slow Pump Rate Test ?


• Setelah ada perubahan sifat lumpur
• Setelah ada perubahan pada pahat, BHA
• Setiap pemboran sekitar 500 ft
• Setiap awal shift / tour

Kapan SCRP perlu dipakai ?


• Mematikan Well Kick dengan Driller’s Method ( sirkulasi 1 )
• Mematikan Well Kick dengan Wait & Weight Method

Son - 22
WELL KICK
Proses pemboran :
Didalam lubang bor selalu ada cairan pemboran.
Cairan pemboran membentuk tekanan hidrostatis.
Cairan formasi tidak boleh masuk kedalam lubang bor.

Well Kick :
Peristiwa masuknya cairan formasi kedalam lubang bor.
Well Kick hanya bisa terjadi bila tekanan dasar lubang
lebih kecil daripada tekanan formasi.
Bottom Hole Pressure < Formation Pressure .
Seharusnya : BHP > FP
Dalam keadaan statis, Bottom Hole Pressure adalah
Hydrostatic Pressure dari kolom cairan ditambah
tekanan gas diatasnya ( bila ada )
Son - 23
WELL KICK
( lanjutan )

Blow Out :
Well Kick ini harus diatasi, harus dimatikan,
dan secara terkendali.
Bila tidak berhasil, maka cairan formasi akan
masuk kedalam lubang bor, dan menyembur
ke permukaan secara tidak terkendali.
Kejadian ini disebut sebagai Blow Out.

Influx :
Cairan formasi yang masuk kedalam lubang bor
dapat berupa minyak, gas atau air, atau campuran.

Son - 24
Jenis influx
Influx atau cairan kick akan menempati ruangan
anulus antara drill string dan lubang bor
Volume influx dapat dilihat sebagai Pit Gain
( penambahan volume lumpur dalam tangki )
Tinggi kolom influx Hi (ft) =
Pit Gain (bbl) / volume anulus (bbl/ft )
Berlaku persamaan :
SICP - SIDP = 0.052 x Hi x ( OMW - Wi )
OMW - Wi = ( SICP - SIDP ) / ( 0.052 x Hi )
Sebagai perbandingan,
Berat air = 8.33 ppg
Berat gas = 1 - 2 ppg

Son - 25
“d“ Exponent
Jordan & Shirley :
R
Log
W 60 N
R=KN ( ) d
> d=
60 N 12 W
Log
D x 106

Rehm & Mc. Clendon :


Required Mud Weight
dc = d x
Actual Mud Weight

dimana : K - Konstanta batuan


R - Kecepatan pemboran, ft / hr
N - Putaran meja, rpm
W - Beban pada pahat, lbs
d - pangkat ( exponent )
dc - Corrected d-exponent

Son - 26
Sebab-sebab terjadinya Well Kick
BHP < FP

• Lubang bor tidak terisi penuh - Pakai trip tank


• Berat lumpur tidak mencukupi - Desain sumur
• Pemboran menembus formasi
dengan tekanan abnormal tinggi - Desain sumur
• Hilang sirkulasi ( lost circulation ) - Desain sumur
• Swabbing, bit balling, surging - Perbaiki lumpur
• Pemboran terlalu cepat, saat - Kurangi kecepatan
menembus lapisan gas
• Charged formation - Periksa sumur sekitar

Son - 27
Tanda-tanda terjadinya Well Kick
• Increase in flow-line rate - Stop pumps, check flow
• Increase in pit volume - Stop pumps, check flow
• Increase in SPM & - Stop pumps, check flow
decrease in circ. pressure
• Drilling break - Stop pumps, check flow
• “D” exponent - Stop pumps, check flow
• Increase in cutting - Stop pumps, check flow
size & shape
• Water cut mud / - Stop pumps, check flow
increase salinity
• Gas cut mud - Stop pumps, check flow

Son - 28
Kapan dapat terjadi Well Kick ?
• While drilling - saat pemboran
• While tripping - saat cabut / masuk pipa
• While changing the bit - saat mengganti pahat
• Drill Stem Test - Uji Kandungan Lapisan
• Work Over - Kerja Ulang
• Etc. dan Bisa Onshore maupun Offshore
*****

Langkah bila terjadi Well Kick


• Tutup sumur - sesuai prosedur
• Catat SIDP, SICP, Pit Gain
• Lapor
• Persiapan mematikan sumur
Catatan : makin cepat sumur dapat tertutup makin baik,
mengurangi tekanan dipermukaan dan Pit Gain.
Son - 29
Prosedur menutup sumur
kick saat pemboran
Catatan :
Dalam keadaan normal, choke manifold dalam
keadaan tertutup.
Umumnya, disarankan agar selama pemboran
dipasang drillpipe float.

Kick saat pemboran


1. Angkat kelly sampai tooljoint diatas rotary table.
2. Stop pompa.
3. Periksa aliran ( check for flow ).
4. Buka HCR valve.
5.Tutup Annular BOP ( “Hydril”)
6. Tutup choke
7. Baca dan catat SIDP, SIC, Pit Gain.
8. Lapor.
9. Gerakkan pipa bila mungkin
Son - 30
Prosedur menutup sumur
( kick saat cabut / masuk pipa )
Kick saat cabut / masuk pipa
1. Dudukkan pipa dengan slips, posisi tooljoint diatas
rotary table
2. Pasang full-opening safety valve dalam posisi terbuka.
3. Tutup safety valve.
4. Buka HCR valve .
5. Tutup Annular BOP ( “Hydril” )
6. Tutup choke
7. Pasang Top Drive ( atau kelly ) dan buka safety valve.
8. Baca dan catat SIDP, SICP, dan Pit Gain.
9. Lapor.
10. Gerakkan pipa bila mungkin.

Son - 31
Metode mematikan sumur
Dipakai prinsip :
Constant Bottom Hole Pressure Method.
• Driller’s Method
Sirkulasi - 1 : Sirkulasi dan keluarkan cairan formasi
dengan lumpur lama ( original mud ).
Sirkulasi - 2 : Pompakan lumpur baru ( lumpur berat )
untuk mengganti lumpur lama.

• Wait & Weight Method


Siapkan dulu lumpur berat.
Pompakan lumpur berat untuk mengeluarkan cairan formasi.

• Concurrent Method
Pompakan lumpur lama untuk mengeluarkan cairan formasi,
sambil memperberat lumpur.

Son - 32
Driller’s Method - Sirkulasi 1
• Catat dan beri tanda SIDP dan SICP pada manometer
• Jalankan pompa, dan naikkan kecepatan pompa sampai
mencapai kecepatan yang disepakati ( kill rate speed ),
dan selama ini jaga agar tekanan casing ( CP ) konstan
• Setelah kecepatan pompa mencapai kill rate speed, catat
dan beri tanda pada manometer tekanan di drill pipe.
Pemompaan berjalan terus dan jaga agar tekanan pada drillpipe
( DPP ) konstan sampai semua gas keluar dari dalam lubang bor.
• Kurangi kecepatan pompa. Jaga agar tekanan casing konstan
selama mengurangi kecepatan pompa. Setelah pompa hampir
berhenti, maka stop pompa dan kemudian tutup choke penuh.
• Baca tekanan. Bila gas telah keluar, seharusnya DPP = CP

Son - 33
Profil Tekanan – Driller’s Method Sirkulasi-1
PDp PDp PDp PDp PDp
PCsg PCsg PCsg PCsg PCsg

0 1 2 3 4
PDp
SIDP

KRP

PCsg

Son - 34
Driller’s Method - Sirkulasi 2
• Hitung berat lumpur yang diperlukan ( Kill Mud Weight ),
dan siapkan lumpur berat.
KMW = ( HP + SIDP ) / ( 0.052 x TVD )
• Hitung jumlah stroke pompa atau waktu untuk mengisi drill
string
• Pompakan lumpur berat. Jaga CP konstan sampai kecepatan
pompa mencapai kill rate speed yang disepakati.
• Jaga CP konstan sampai lumpur berat mencapai pahat
• Kemudian tandai dan jaga agar DPP konstan, sampai lumpur
berat keluar dari lubang bor
• Stop pompa dan tutup choke.
• Baca tekanan pada drill pipe ( DPP ) dan pada casing ( CP ).
Bila sumur sudah mati, seharusnya DPP = CP = 0
• Periksa aliran, bila sudah mati buka BOP

Son - 35
Profil Tekanan – Driller’s Method Sirkulasi-2
PDp PDp PDp PDp PDp
PCsg PCsg PCsg PCsg PCsg

0 1 2 3 4
PDp
SIDP

KRP

PCsg

Son - 36
Contoh soal
Data sumur :
TVD - 10000 ft Strokes To Bit - 1570
Shoe TVD - 7500 ft Bottoms Up Stroke - 5550
Fluid Weight - 9.6 ppg Strokes To Shoe - 1390
Kill Weight Fluid - 10.6 ppg Total Stokes - 7120
Circulating rate - 50 SPM MASP @ 9.6 ppg - 1100 psi
Water Base Mud Influx berupa gas

Setelah diketahui ada kick, sumur ditutup.


Kick dimatikan dengan Driller’s Method.
Hasil pembacaan seperti terlihat dalam tabel.
Apa yang harus anda lakukan ?

Jawabannya, pilih salah satu dari pilihan dibawah ini :


A. Tahan agar CP konstan E. Posisi choke OK
B. Tahan agar DPP konstan F. Tambah kecepatan pompa
C. Buka choke G. Kurangi kecepatan pompa
D. Tutup choke H. Tutup sumur

Son - 37
Hasil pembacaan
No DPP CP Pit Gain SPM Total Posisi
psi psi bbl pompa stroke choke
1 1800 800 11 50 500 3/8
2 1500 750 11 45 550 1/2
3 1500 950 12 50 950 5/8
4 1500 1000 12 50 1200 5/8
5 1500 1150 12 50 1600 4.5/8
6 1500 1250 17 54 3500 5.5/8
7 1500 200 27 50 4500 6.5/8
8 550 700 6 0 5550 0
9 1500 550 4 50 6550 7/8
10 500 500 2 0 9000 0
11 1500 500 2 50 50 5/8
12 1500 600 2 50 200 1/2
13 1200 500 2 50 250 5/8
14 1150 500 2 50 1400 5/8
15 1050 500 2 50 1600 4.5/8
16 1050 450 2 50 3500 3/4
17 1050 150 2 80 4000 1
18 0 0 2 0 8500 0
Son - 38
Wait & Weight Method
Pekerjaan.
1. Hitung Kill Mud Weight
KMW (ppg) = FP (psi) / { 0.052 x TVD (ft)}, atau
KMW (ppg) = SIDP (psi) / { 0.052 x TVD (ft)} + OMW (ppg)
2. Hitung tekanan awal sirkulasi
ICP = KRP + SIDP
3. Hitung tekanan akir sirkulasi
FCP = ( KMW / OMW ) x KRP
4. Hitung Surface To Bit Strokes
STB Strokes = Drill string volume (bbl) / Pump Output
(bbl/str),
dan/atau Surface To Bit Time = STB Strokes / SPM
5. Buat Kill Sheet atau Pressure Reduction Schedule
Plot ICP dan FCP terhadap stroke atau waktu pada grafik
Son - 39
Profil Tekanan – Wait & Weight Method
PDp PDp PDp PDp PDp
PCsg PCsg PCsg PCsg PCsg

0 1 2 3 4
PDp
SIDP

KRP

PCsg

Son - 40
Perbandingan Profil Tekanan
PDp
Driller’sPMethod Sirkulasi-1
P
dan WaitP & Weight Method
P
Dp Dp Dp Dp

PCsg PCsg PCsg PCsg PCsg

0 1 2 3 4
PDp
SIDP Driller’s Method
Wait & Weight Method
KRP

Driller’s Method
PCsg

Wait & Weight Method

Son - 41
Contoh soal
Data sumur :
Casing 9 5/8” - 6000 ft Pahat - 8 1/2” Lumpur 9.6 ppg
Drill pipe - 4 1/2” - 16.6 lbs/ft Capacity - 0.0142 bbl/ft
Drill collar - 6 1/2” x 2 3/4” - 21 jts Capacity - 0.0073 bbl/ft
Pompa Triplex 6 1/2” x 8 1/2” Capacity - 0.0785 bbl/str
KRP @ 9800 ft, 50 SPM = 384 psi
Pada kedalaman 10000 ft terjadi kick
SIDP = 780 psi SICP = 960 psi Pit Gain = 15 bbl

Perhitungan :
1. Tekanan formasi FP = 0.052 x 9.6 x 10000 + 780 = 5772 psi
KMW = 5772 / ( 0.052 x 10000 ) = 11.1 ppg
2. ICP = SIDP + SCRP = 780 + 384 = 1164 psi
3. FCP = ( KMW / OMW ) x SCRP = ( 11.1 / 9.6 ) x 384 = 444 psi
4. Volume drill string = volume drill pipe + volume drill collar
Volume drill string = ( 10000 - 630 ) x 0.0142 + 630 x 0.0073 = 137.653 bbl
Surface To Bit Strokes = 137.653 / 0.0785 = 1753 strokes
Surface To Bit Time = 1753 / 50 = 35 menit.
5. Buat Kill Sheet

Son - 42
Press. Kill Sheet

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13

Time

Stroke

Press.

Son - 43
Press. Contoh Pengisian Kill Sheet
1020 Dari contoh soal & Kalkulasi :
W1 = 9.6 ppg ; W2 = 11.1 ppg
1200 SIDP = 780 psi ; SICP = 960 psi
+ 1164
KRP = 384 psi ; STB = 35 menit
1100
ICP = 1164 psi ; FCP = 444 psi
1000

900

800

700

600

500
+ 444
400
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13

Time 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36
Stroke

Press. 1164 1090 1000 920 840 760 680 600 510 444

Son - 44
Pressure Chart
No. Stroke / Theoretical DP Actual DP Casing Pit Volume
Volume Pressure Pressure Pressure Deviation

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bit FCP

Son - 45
Contoh Pengisian Pressure Chart
No. Stroke / Theoretical DP Actual DP Casing Pit Volume
Volume Pressure Pressure Pressure Deviation

1 Stroke 0 ICP 1164


2 150 1100
3 300 1040
4 450 980
5 600 920
6 750 860
7 900 795
8 1050 735
9 1200 675
10 1350 610
11 1500 550
12 1650 490
13 Bit - 1753 FCP 444

Son - 46
Contoh – Well Control Work Sheet
Pre-Recorded Information :
Original Mud Weight (OMW ) : . . . . ..ppg True Vertical Depth ( TVD ) : . . . . .ft
Kill Rate Pressure ( KRP ) : Measured Depth ( MD ) : . . . . .ft
Pump # 1 : . . . . .psi, at . . . . .SPM Casing Shoe TVD : . . . . . .ft
Pump # 2 : . . . . . Psi, at . . . . .SPM Casing Shoe MD : . . . . . . .ft
Pump Output # 1 : . . . . . .Bbl/str Leak Off Test Mud Weight ( LOT MW ) : . .
.ppg
Pump Output # 2 : . . . . . . Bbl/str Surface Test Pressure : . . . . . .psi
Drill Pipe Capacity : . . . . . Bbl/ft Casing Internal Yield ( Burst ) : . . . .psi
Annulus Capacity : . . . . . Bbl/ft BOP Stack Rating : . . . . . .psi
Surface Line Capacity : . . . . .Bbls.
Records : Shut In Drill Pipe Pressure ( SIDP ) : . . . . . .psi
Shut In Casing Pressure ( SICP ) : . . . . . .. Psi
Pit Volume Increase ( Pit Gain ) : . . . . . . . . Bbls.

Calculation :

Son - 47
Contoh Soal
• Casing yang sudah disemen : 9 5/8 “ – 47 lbs/ft x 5000 ft
• Program pemboran berikut :
Diameter Pahat : 8 ½ “
Berat lumpur : 10 ppg
Drill pipe : 4 ½ “ – 16.60 lbs/ft
Drill collar : 6 ¼ “ x 2 13/16 “ – 630 ft
Pompa triplex diameter 6 “ x panjang 8 ½ “
• Pada kedalaman 8300 ft diadakan uji tekanan pompa dengan kecepatan 50
spm, didapat tekanan pompa 400 psi.
• Pada kedalaman 8500 ft terjadi kick. Setelah sumur ditutup dengan sempurna,
didapat catatan sebagai berikut :
SIDP = 600 psi SICP = 770 psi Pit Gain = 15 bbl
• Pertanyaan :
1. Sumur dimatikan dengan Driller’s Method. Berapa seharusnya tekanan
pompa pada menit ke-17 pada sirkulasi pertama ?
2. Sumur dimatikan dengan Driller’s Method. Berapa seharusnya tekanan
pompa pada menit ke-17 pada sirkulasi kedua ?
3. Sumur dimatikan dengan Wait & Weight Method. Berapa seharusnya
tekanan pompa pada menit ke-17 pada sirkulasi pertama ?
Son - 48
Pahat tidak didasar lubang
Prinsip Well Control

Kondisi :
Setelah sumur ditutup, tetapi gas belum
mencapai pahat
SIDP = SICP

Setelah gas mencapai pahat


SIDP tidak sama SICP

Son - 49
Pahat tidak didasar lubang
Prinsip of Well Control
• BHP dikendalikan dengan cara membiarkan gas migrasi dan
biarkan tekanan permukaan naik sampai nilai tertentu
Kemudian
• Tahan tekanan casing konstan sambil mengeluarkan lumpur dari
anulus dengan volume sebesar yang diperlukan untuk mengim-
bangi kenaikan tekanan akibat dari langkah pertama
Tetapi
• Volume lumpur yang dikeluarkan dapat berbeda pada lokasi gas
yang berbeda ( di open hole, casing, anulus DP ) dan kita tidak
tahu dimana lokasi gas
Dan juga
• Saat gas bergerak keatas, panjang kolom gas juga berubah,
dan BHP juga terpengaruh
Perlu diingat
• Unaccounted for lengthening = Underbalance
Unaccounted for shortening = Overbalance

Son - 50
Volumetric Method
Dipakai hanya bila tidak bisa sirkulasi,
dan gas sudah migrasi

Langkah-1
Saat gas migrasi, tutup sumur dan biarkan tekanan
casing ( CP ) naik sebesar nilai tertentu.
Catatan- 1 : Disarankan kenaikan sebesar 100 psi, namun
sebenarnya tergantung dari panjang lubang
terbuka, bisa lebih atau kurang dari 100 psi.

Langkah - 2
Gunakan choke untuk menjaga agar tekanan casing yang
baru konstan, sambil sejumlah lumpur dikeluarkan sebesar
yang diperlukan untuk mengimbangi kenaikan tekanan pada
casing.

Son - 51
Volumetric Method
Dipakai hanya bila tidak bisa sirkulasi,
dan gas sudah migrasi
( lanjutan )
Catatan- 2 :
Keluarkan lumpur atau gas lewat degasser, kumpulkan
kedalam trip tank agar dapat diukur volumenya.
Gunakan manual choke agar lebih teliti.

Catatan- 3 :
Jumlah lumpur yang dikeluarkan untuk mengimbangi
kenaikan tekanan dapat dihitung sebagai berikut :
Volume (bbl) = Pressure Increase (psi) /
Mud Gradient (psi/ft) x Annulus Capacity (bbl/ft)

Langkah - 3
Tutup choke, kemudian langkah 1 dan 2 diulang-ulang lagi
sampai gas berada diatas pahat dan bisa dikeluarkan
dengan jalan sirkulasi, atau gas mencapai permukaan

Son - 52
Contoh soal
Volumetric method
Periksa dulu, apakah kuat bila dipakai safety margin 100 psi.
Bila kuat, lebih baik pakai safety margin, direkomendasikan 100 psi.
Biarkan gas migrasi, dan tekanan casing naik 100 psi.
Kenaikan 100 psi ini equivalent dengan 192 ft kolom lumpur 10 ppg,
dan 192 ft kolom lumpur equivalent dengan 9.4 bbl.
No. CP BHP = HP + Gauge Kegiatan
1 0 Tunggu
2 100 5300 = 5200 + 100 Tunggu
3 200 5400 = 5200 + 200 Bleed 9.4 bbl
4 200 5300 = 5100 + 200 Tunggu
5 300 5400 = 5100 + 300 Bleed 9.4 bbl
6 300 5300 = 5000 + 300 Tunggu
7 400 5400 = 5000 + 400 Bleed 9.4 bbl
8 400 5300 = 4900 + 400 Tunggu
9 500 5400 = 4900 + 500 Bleed 7 bbl
10 500 5320 = 4820 + 500 Gas mulai keluar
Tutup choke.
Langkah berikutnya adalah :
1. Gas dikeluarkan seperti pada Driller’s Method.
2. Dilakukan Top Kill, ialah mengganti lumpur ringan dengan
KMW secara bertahap.
Son - 53
Volumetric Method
Recommended Procedures
Profil tekanan pada casing sebagai berikut :

Migration
500 psi
Gas muncul
400 psi di permukaan
300 psi 400 psi
300 psi
200 psi 200 psi

100 psi
Bleed Mud

Setelah gas berada di permukaan, langkah berikutnya :


1. Keluarkan gas dengan Driller’s Method
2. Ganti lumpur ringan dengan lumpur berat,
dengan cara Top Kill

Son - 54
Top Kill
Kondisi :
Kick - dengan kondisi pahat tidak didasar lubang bor
Gas dibiarkan naik sampai permukaan
Gas sudah dikeluarkan dengan cara Driller’s Method
Tugas sekarang :
Mengganti lumpur semula dengan lumpur berat
Cara : Metode Top Kill,
Pompakan lumpur berat untuk mengganti lumpur lama.
Lumpur baru mengisi drill string dan ruang anulus,
sedalam posisi pahat,
Turunkan pahat sampai kedalaman tertentu,
Pompakan lumpur berat mengganti seluruh lumpur,
sedalam posisi pahat yang baru. Turunkan pahat lagi.
Demikian diulang-ulang sampai pahat mencapai dasar

Son - 55
Contoh Top Kill
Perhitungan berat lumpur

Kondisi : Perhitungan :
Gas sudah dikeluarkan. BHP = 0.052 x 9.6 x 10000 + 260 = 5260 psi
Casing 13 3/8” x 5000 ft G ( Kill Weight ) = 5260 / 10000 = 0.526 psi/ft
DP - 5” - 19.5 ppf, pada 3000 ft KW dengan pahat didasar = 10.11 ppg
SICP = 260 psi Buat overbalance 100 psi, BHP = 5360 psi
MW = 9.6 ppg 7000 ft @ 9.6 ppg, maka HP = 3500 psi
13 5/8” x 5” capacity = 0.1254 bpf 3000 ft @ X ppg memberikan :
5” plugged displacement = 0.243 bpf 5360 - 3500 psi = 1860 psi,
Fract.Press. pada sepatu EMW 14 ppg Jadi perlu lumpur 1860 / 3000 psi/ft,
atau = 1860 / ( 0.052 x 3000 ) = 11.9 ppg.

Jadi, setelah gas keluar, dalam lubang bor masih berisi lumpur 9.6 ppg,
Pompakan lumpur berat 11.9 ppg untuk mengganti lumpur lama 9.6 ppg
sedalam 3000 ft, dengan cara Driller’s Method sirkulasi - 2
Sumur sudah mati, periksa aliran, dan buka BOP

Son - 56
Menurunkan pahat kembali kedasar lubang
( lanjutan contoh top kill )
1. Bila pahat diturunkan kembali kedasar lubang, akan
mendorong lumpur berat dianulus keluar dan diganti
oleh lumpur lama yang ringan.
2. Hitung berapa tinggi kolom lumpur berat yang boleh
dikeluarkan tanpa membuat kondisi underbalance :
H = 100 psi / selisih gradien lumpur
H = 100 psi / ( 0.62 - 0.50 ) psi/ft = 833 ft
3. Volume lumpur berat yang didorong keluar :
V = 833 ft x 0.1254 bbl/ft = 104.5 bbl
4. Panjang pipa yang diturunkan :
L = 104.5 bbl / 0.0243 bbl/ft = 4300 ft
5. Langkah diatas diulang sampai pahat mencapai dasar.

Son - 57
Lubricate & Bleed
Catatan :
1. Tidak untuk dipakai bila open hole panjang, tanpa ijin Drilling Superintendent
2. Bisa dilakukan bila gas sudah berada dipermukaan dan tidak ada pipa.
Bila ada pipa lebih baik disirkulasikan, bila mungkin.
Prosedur :
1. Baca dan catat tekanan casing ( CP ).
2. Pompakan X bbl lumpur kedalam lubang. Amati tekanan casing.
Stop pemompaan saat tekanan casing naik 100 psi, meskipun
belum semua X bbl lumpur telah masuk
3. Stop pompa. Baca tekanan casing.
4. Buka choke hingga tekanan berkurang 100 psi dari langkah (1) bila
X bbl lumpur bisa masuk semua.
Bila belum semua masuk, kurangi 100 psi dari langkah (3) ditambah
dengan tekanan hidrostatis sebesar volume lumpur yang masuk.
5. Ulangi langkah (1) sampai (4) sampai semua gas keluar dari sumur.

Son - 58
Lubricate & Bleed
( Contoh soal )

MW = 10 ppg, Casing : 9 5/8” - 47 ppf Tekanan casing CP = 500 psi


Lumpur yang keluar = 100 psi / 0.052 psi/ft = 192 ft, atau
= 192 ft x 0.0732 bbl/ft = 14 bbl
Pompakan 14 bbl lumpur, stop pompa. Tekanan casing CP = 590 psi.
Bleed tekanan sampai 400 psi. Pompakan lagi 14 bbl lumpur.
Ternyata tekanan naik menjadi 500 psi saat baru 8 bbl lumpur
yang masuk.
Bleed CP sampai ( 400 - tekanan hidrostatis equivalent 8 bbl ).
8 bbl adalah = 8 bbl / 0.0732 bbl/ft = 109 ft atau
109 ft x 0.52 psi/ft = 57 psi
Jadi bleed tekanan casing sampai ( 400 psi - 57 psi ) = 343 psi.
Ulangi langkah diatas sampai semua gas keluar.

Son - 59
Gas influx / migration setelah penyemenan
Setelah penyemenan sumur selesai dan semen mulai mengeras,
terjadi penurunan tekanan anulus, dan ini dapat mengakibatkan kick.
Amati sumur setelah penyemenan, dan agar siap menutup sumur bila
ada kick.
Untuk mengurangi kemungkinan diatas, ada beberapa rekomendasi :
• Kondisikan lumpur sebelum penyemenan
• Pakai spacer / wash sebelum semen untuk membersihkan lubang
• Pakai centralizer
• Usahakan turbulant flow selama penyemenan
• Gerakkan casing selama penyemenan
Catatan : Tidak ada cara yang sempurna 100% untuk mengatasi hal
ini. Jadi harus waspada.

Son - 60
Underground Blowout

Pengertian :
Underground Blowout adalah perpindahan cairan
dari formasi satu ke formasi yang lain secara tidak
terkendali.

• Gejala :
Pola aliran, sirkulasi, tekanan tidak sesuai dengan
pola yang semestinya terjadi.

Son - 61
Underground Blowout
( lanjutan )
Cara menangani :
Tidak ada metode yang baku, lebih banyak coba-coba dari
beberapa cara berikut :
• Pompakan LCM, gunk, atau semen kedalam loss zone
• Bullheading kill fluids kedalam loss zone
• Dynamic kill , memanfaatkan frictional pressure losses dan
fluid density untuk mengimbangi tekanan formasi
• Pemompaan slug berat untuk mengimbangi tekanan formasi
• “ Sandwich kill “ , ialah bullheading kill fluid dari atas maupun
bawah loss zone
• Barite pill atau cement plug untuk menutup dan mengisolasi zone
produksi
• Pasang bridge plug untuk memisahkan zone produktif dari loss
zone

Son - 62
Rumus dan Data Penting

Isi lubang, Bbl/ft = ( Diameter, In ) 2 : 1029.4


Pompa Triplex : Q, bbl/str = ( IDL )2 x L x 0.000243 x Eff
Pompa Duplex : Q, bbl/str = { 2x (IDL)2- (ODR )2} x 0.000162 x Eff
Tekanan Hidrostatis HP, psi = 0.052 x MW, ppg x D, ft
Kill Mud Weight KMW = OMW + { SIDP : ( 0.052 x D ) }
Tekanan Formasi FP = HP + SIDP
1 bbl = 42 gal = 158.98 l 1 kg/l = 8.33 ppg
1 m = 3.28 ft 1 kg = 2.205 lbs

ExAxl 735294 x w x l
Free pipe L = --------------- > L = ----------------------
P P

Son - 63
Capacity & Displacement
Contoh :

Casing 7”- 26 lbs/ft

Displacement : 0.00946 bbl/ft (open end)


Capacity : 0.03826 bbl/ft
Displacement : 0.04772 bbl/ft ( closed end)

Drillpipe 4 1/2” - 16.60 lbs/ft

Displacement : 0.00663 bbl/ft (open end)


Capacity : 0.01421 bbl/ft
Displacement : 0.02084 bbl/ft (closed end)

Son - 64
Accumulator Bottle

1 2 3 4
Kondisi 1 : Kosong, kapasitas 20 gal.
Kondisi 2 : Diisi gas Nitrogen, tekanan 1000 psi. Volume gas = 20 gal.
Kondisi 3 : Dari bawah diisi minyak, tekanan gas menjadi 3000 psi.
Vol. Gas = 6.67 gal, Vol. Minyak = 13.33 gal
Kondisi 4 : Minyak didorong keluar, tekanan gas tinggal 1200 psi.
Vol. Gas = 16.67 gal, Vol. Minyak = 3.33 gal.
Berarti minyak yang terdorong dan terpakai = 13.33 – 3.33 = 10 gal.

Son - 65

Anda mungkin juga menyukai