Anda di halaman 1dari 101

WELL CONTROL ADALAH SEGALA

UPAYA UNTUK MENCEGAH


TERJADINYA WELL KICK PADA SUMUR
DAN MENGENDALIKAN SERTA
MEMATIKAN BILAMANA KICK
TERSEBUT TERJADI.
Kick adalah masuknya isi formasi
( gas, minyak atau air asin )
kedalam lobang bor .
Blowout adalah masuknya isi formasi
(gas, minyak atau air asin) kedalam
lobang bor yang tidak dapat
dikendalikan / dikontrol.
Adalah masuknya isi formasi (gas,
minyak atau air asin) kedalam lubang
bor yang keluar ke permukaan tidak
melalui lubang sumur dan tidak
dapat dikendalikan / dikontrol.
SEMBURAN LIAR SAMPAI SAAT INI MASIH
TERJADI DAN DAPAT TERJADI PADA
 OPERASI DRILLING (PENGEBORAN)
 OPERASI WORKOVER (KERJA ULANG)
 OPERASI WELL SERVICE (PERAWATAN SUMUR)
PEMBORAN
MEMBUAT LUBANG DARI PERMUKAAN S/D
TITIK TARGET SECARA AMAN

AMAN
 Peralatan, Inspeksi oleh DITJEN MIGAS
 SILO (Surat Ijin Layak Operasi)
 SDM
 WellCAP IADC, IWCF
 Lembaga Sertifikasi Personil “LSP PPT MIGAS”
OLB (Operator Lantai Bor)
OMB (Operator Menara Bor)
JB (Juru Bor)
APB (Ahli Pengendali Pemboran)
KONSEP BEJANA BERHBUNGAN

Bejana Berhubungan :
Tekanan dasar pada semua bejana yang berhubungan adalah
sama dan dengan jumlah tekanan hidrostatis cairan ditambah
dengan tekanan gas atau udara diatasnya.

Bottom Hole Pressure = Hydrostatic Pressure + Gauge


BHP = PH + Gauge

Pipa “U”
Pipa “U” merupakan salah satu bentuk dari bejana berhubungan
Tekanan dasar pada kaki kiri dan kanan sama besar.

Lubang Bor
Didalam lubang bor ada drill string dengan pahat dan ruang
diantara drillstring dan casing atau dinding lubang bor. Ruang
tersebut berhubungan diujung bawah dan dapat diganbarkan
degan pipa U
KONSEP BEJANA BERHBUNGAN

Gas

H2 W2

W1 H
H3
H1

1 2 3 4 5 6

Tekanan dasar lubang pada semua kolom sama.


PBH1 = PBH2 = PBH3 = PBH4 = 0.052 x H x W 1.
PBH5 = 0.052 x ( W 1 x H 1 + W 2 x H 2).
PBH6 = 0.052 x H 3 x W 1 + Pgas
KONSEP BEJANA BERHBUNGAN
PDp PDp PCsg

PCsg

Lubang Bor
Didalam lubang bor ada drill string dengan pahat dan ruang
diantara drillstring dan casing atau dinding lubang bor. Ruang
tersebut berhubungan diujung bawah dan dapat diganbarkan
degan pipa U
GAS EXPANSION AND MIGRATION

Gas Expantion
Untuk gas berlaku Hukum Boyle :
P x V = konstan
ZxT
Bila Z dan T dianggap konstan maka
P x V = konstan
Gas Migration
Bila fluida kick berupa gas dan dibiarkan dalam keadaan diam,
maka gas akan bergerak keatas karena grafitasi dan tidak
mengembang (volume tetap).
Akibat dari migrasi gas , maka tekanan didasar sumur akan
semakin membesar

Prinsip Well Control


Dalam prinsip Well Control untuk mematikan sumur digunakan
prinsip Bottom Hole Pressure Constant.
GAS EXPANSION AND MIGRATION

PCsg PCsg PCsg PCsg

1 2 3 4
Data sumur: Gas bermigrasi P dasar konstan P dasar konstan
Depth=10000 ft mencapai 5000 ft Gas mengembang Gas mengembang
Bit =8 ½” V gas = 15 bbls mencapai 7000 ft Mencapai puncak
Mud =10 ppg P gas = 5720 psi V gas = 25.36 bbls V gas = 69.20 bbls
DP =4 ½”; 16.6# P dasar = 8164 psi H gas = 507 ft
DC =6 ¼” x 2 ¾” 18 jts P csg = 3120 psi
H gas = 1304 ft
P gas = 3304 psi
SIDP =520 psi P dasar = 5720 psi
P dasar = 5720 psi
SICP = 690 psi P csg = 704 psi
Gain = 15 bbls
PF = 5720 psi
PENGERTIAN DASAR TEKANAN
Tekanan Hidrostatik (Hydrostatic Pressure) :

Tekanan adalah gaya yang bekerja pada luas bidang tertentu

Dimana :
F P = Tekanan
P F = Gaya
A A = Luas bidang kontak

Wm (Vol ) x BJ ( A x H ) x BJ
Ph     H x BJ
A A A
PENGERTIAN DASAR TEKANAN
Tekanan Hidrostatik (Hydrostatic Pressure) :

PH = 0.052 x MW x D
HP = Tekanan Hydrostatic, psi atau (lbs/sq in)
MW = Berat lumpur, ppg (lbs per gall)
D = Kedalaman Vertikal (TVD), ft

PH = ( H x  ) : 10
HP = Tekanan Hydrostatic, kg/cm2
 = Berat lumpur, (gr/cc)
D = Kedalaman Vertikal (TVD), m

PH = MW x D : 102
HP = Tekanan Hydrostatic, kpa
 = Berat lumpur, kg/m3
D = Kedalaman Vertikal (TVD), m
PENGERTIAN DASAR TEKANAN
Tekanan Hidrostatik (Hydrostatic Pressure) :

PH = 0.052 x MW x D
PH = Tekanan Hydrostatic, psi (lbs/sq in)
MW = Berat lumpur, ppg (lbs per gall)
D = Kedalaman Vertikal (TVD), ft

Pada dasarnya kita harus mampu memakai semua unit


Perhitungan selanjutnya kita memakai
PENGERTIAN DASAR TEKANAN
Tekanan Hidrostatik (Hydrostatic Pressure) :

TEKANAN HYDROSTATIC :
Kenaikkan tekanan setiap penambahan kedalaman

G = MW x 0,052
G = Gradien Tekanan, psi/ft
MW = Berat Lumpur, ppg
0,052 = Constanta

G = MW x 0,052
HP = G x D
MW = G / 0,052
PENGERTIAN DASAR TEKANAN
Tekanan Hidrostatik (Hydrostatic Pressure) :

PH
G
TVD
0,052 MW
PENGERTIAN DASAR TEKANAN
Tekanan Hidrostatik (Hydrostatic Pressure) :
PH
G
TVD
0,052 MW

PH = Tekanan Hidrostatic, psi


G = Gradien Tekanan, psi/ft
0,052 = Konstanta (C)
MW = Berat Lumpur, ppg
TVD = Kedalaman Sebenarnya, ft
PENGERTIAN DASAR TEKANAN
Tekanan Hidrostatik (Hydrostatic Pressure) :
PH
G
TVD
0,052 MW

G = PH / TVD
Gradien Tekanan (psi/ft) = Pressure (psi) / Depth (ft)
BHP = PH + Gauge
Bottom Hole Pressure = Hydrostatic Pressure + Gauge

Pada umumnya di lapangan menggunakan rumus


HP = 0,052 x MW x TVD
PENGERTIAN DASAR TEKANAN
Tekanan Formasi (Formation Pressure) :
PH
G
TVD
0,052 MW

PF = Formation Pressure
PF = Tekanan Fluida Formasi
- Tekanan Normal (0.433 – 0.465 psi/ft)
- Tekanan Abnormal ( > 0.465 psi/ft)
- Tekanan Sub Normal (< 0.433 psi/ft)
PENGERTIAN DASAR TEKANAN
Tekanan Formasi (Formation Pressure) :
PH
G
TVD
0,052 MW

PF = Formation Pressure
OVER BALANCE
- Berat Lumppur ( 0.1 – 0.3 ppg)
- Harga Tekanan (50 – 100 psi)
- Prosentase (3 – 10 %)

Pada umumnya di lapangan menggunakan rumus


HP = 0,052 x MW x TVD
MAXIMUM ALLOWABLE SURFACE PRESSURE
Leak Off Test

PROSEDURE:
Sumur dibor dibawah sepatu casing +/- 10 ft
BOP ditutup
Lumpur dipompakan secara bertahap, lewat drillpipe dengan
tahapan 0.5 bbls, tahan 5 menit dan catat tekanan
Bila tekanan tidak turun pemompaan dilanjutkan (diulang)
Pemompaan dan pencatatan tekanan diulang terus sampai suatu
saat tekanan tidak naik lagi.
Dapat juga dilakukan dengan pemompaan dengan SPM tetap,
kemudian dibuat grafik tekanan terhadap stroke pompa atau waktu.
MAXIMUM ALLOWABLE SURFACE PRESSURE
Leak Off Test

PROSEDURE:
Sumur dibor dibawah sepatu casing +/- 10 ft
BOP ditutup
Lumpur dipompakan secara bertahap, lewat drillpipe dengan
tahapan 0.5 bbls, tahan 5 menit dan catat tekanan
Bila tekanan tidak turun pemompaan dilanjutkan (diulang)
Pemompaan dan pencatatan tekanan diulang terus sampai suatu
saat tekanan tidak naik lagi.
Dapat juga dilakukan dengan pemompaan dengan SPM tetap,
kemudian dibuat grafik tekanan terhadap stroke pompa atau waktu.
MAXIMUM ALLOWABLE SURFACE PRESSURE
Leak Off Test
MAXIMUM ALLOWABLE SURFACE PRESSURE
Leak Off Test
PH
CONTOH:
G
TVD
Kedalaman sumur casing = 5000 ft 0,052 MW
Tekanan maxsimum pompa = 1500 psi
Berat lumpur = 10 ppg
Hitung tekanan pecah formasi pada kedalaman 5000 ft
MAXIMUM ALLOWABLE SURFACE PRESSURE
Leak Off Test
PH
CONTOH:
G
TVD
Kedalaman sumur casing = 5000 ft 0,052 MW
Tekanan maxsimum pompa = 1500 psi
Berat lumpur = 10 ppg
Hitung tekanan pecah formasi pada kedalaman 5000 ft

Perhitungan :
Tekanan hidrostatic = 0.052 x 10 ppg x 5000 ft = 2600 psi
Tekanan maksimum pompa = 1500 psi
Tekanan pecah formasi = 2600 psi + 1500 psi = 4100 psi

Hasil Perhitungan dapat dinyatakan :


Tekanan pecah formasi (Fracture Pressure) = 4100 psi
Formation Fracture Gradien = 4100 psi / 5000 ft = 0.82 psi/ft
Equivalent Mud Weight = G / 0.052 = 15.77 ppg
MAXIMUM ALLOWABLE SURFACE PRESSURE
Leak Off Test
PH
G
TVD
0,052 MW
Leak Off Test

sonpptmigas 1 - 14
MAXIMUM ALLOWABLE SURFACE PRESSURE
Formation Integrity Test
PH
G
TVD
TUJUAN: 0,052 MW

Mengetahui apakah formasi mampu menahan tekanan tertentu yang


telah ditentukan
Besarnya tekanan yang diberikan dibawah tekanan pecah formasi
( 70 % – 80 % < LOT)

Kapan FIT dilakukan ?


Pada sumur pengembangan

Metoda :
Pemompaan secara bertahap dan mencatat tekanannya
Pemonpaan dan pencatatan tekanan diulangi, sampai tekanan yang
dikehendaki (ditentukan) tercapai.
MAXIMUM ALLOWABLE SURFACE PRESSURE
Formation Integrity Test
PH
CONTOH:
G
TVD
Kedalaman sumur (TD) = 11226 ft 0,052 MW
Casing shoe di 5821 ft
Sumur dilakukan FIT dengan lumpur 9.6 ppg dan diperoleh tekanan 1250 psi.
Pada saat ini berat lumpur 10.1 ppg
Berapa Estimasi Integrity Fluid Density ?

Penyelesaian :
Estimated Integrity Fluid Density =
(Test Pressure : 0.052 : Depth of test) + Test Fluid Density
= (1250 : 0.052 : 5821) + 9.6
= 4.1 + 9.6
= 13.7 ppg
TANDA-TANDA KICK
 Increase in pit volume / mud gain
 Increse in flow line rate
 Flow with the pump off
 Drilling break
 Cutting yang tersaring di shale shaker besar-besar
 Oil cut mud
 Gas cut mud
 Tekanan pompa turun
 Stroke pompa naik
 Berat jenis lumpur turun
 Kadar garam naik
 Berat rangkaian pemboran naik
SEBAB TERJADINYA KICK
 Penurunan Tekanan Hidrostatik Lumpur
 Penurunan Berat Jenis Lumpur
 Menembus formasi gas
 Terjadi swab effect
 Tinggi Kolom Lumpur Berkurang
 Mud loss
 Formasi pecah
 Pemompaan lumpur mengejut
 Squeeze effect
 berat lumpur tinggi
 viscositas lumpur tinggi
 gelstrength tinggi
 Menembus formasi rekah / berongga
 Lupa atau terlambat mengisi lubang
 Cabut rangkaian / trip out
 Menembus Formasi Abnormal
Penyebab Kicks
 Tekanan Abnormal
 Penurunan tekanan hidrostatik
 Tidak / lupa mengisi lubang
 Berat jenis lumpur kurang
 Lost circulation
 Swabbing
 Kurang pelatihan
 Kesalahan operasi
Abnormal Pressure
 Anticline gas cap
 Uplift / Faulting
 Undercompaction
 Artesian effect
 Enhanced oil recovery (EOR)
 Communication between zones
 Other . . .
Abnormal Pressure:
Anticline Gas Cap
Well A Well B

Surface

Gas
Oil / Water

3000’ TVD
Upper Part of Anticline
FPB = 1860 - (0.1 psi/ft x 1000’)
4000’ TVD FPB = 1760 psi
Lower Part of Anticline EMWB = 1760 / (0.052 x 3000)
FPA = 0.465 psi/ft x 4000’ EMWB = 11.3 ppg
FPA = 1860 psi
EMWA = 1860 / (0.052 x 4000)
EMWA = 9.0 ppg
Abnormal Pressure:
Faulting
Well A Well B

Surface

Gas
Oil / Water

3000’ TVD
Upper Fault Block

4000’ TVD FPB = 1860 psi


EMWB = 1860 / (0.052 x 3000)
Lower Fault Block
EMWB = 11.9 ppg
FPA = 0.465 psi/ft x 4000’
FPA = 1860 psi
EMWA = 1860 / (0.052 x 4000)
EMWA = 9.0 ppg
Abnormal Pressure:
Undercompacted Formation
Abnormal Pressure:
Communication Between Zones
Existing New or sidetrack
Well
well

Gas channels through shallow

porous zone

<= Gas Sand


•Poor cement jobs
•Casing in bad condition
•Gas lift leaks
Abnormal Pressure:
Artesian Effect

9,300’ 12,300’
Normal
Artesian
FP= .465Gradient
4,325
0.465
5,720Effect
psi/ft
psi/ft
psi or
xx9,300’
9.0
11.9
at
12,300’
9300’
ppg
ppg
Abnormal Pressure:
Enhanced Recovery
New Well or Injection
Workover Well

Injection Fluids
•Gas
•Water
•Steam
Steam
•CO2
•Cuttings (CRI)
Failure to Fill Hole Properly

• Drilling / Workover Operations:


– Maintain hole full with proper fluid at ALL
TIMES

• While Tripping out of the hole:


– Maintain accurate trip logs
– Recognize abnormal fill-ups
Low Density Fluid
• Accidental dilution
• Fluid weight variance
• Light pills, sweeps, spacers
– Light fluids affect BHP when entering the
annulus
Lost Circulation
• Tripping in too fast (surge pressure)
• Mud properties (excessive weight, high gel
strengths)
• High surface pressures during well control
operations
• Drilling into loss zone
Swabbing
• Pulling pipe too fast
• Tight annular clearance
• High angle wells - cuttings beds
• Poor fluid properties
• May be associated with drag

Reduces the effective BHP


Human Error

• Lack of Training
• Poor Communication
• Poor Planning
Communication
Communication Lines
Office • Critical to
success
• Team approach
Co. Rep.
• A two-way
process
Service Co. Toolpusher Driller
•Mud Engineer
•Mud Logger
•Directional Shaker
Derrickman Floorhand
•Casing/Cement Man
•Logging, etc
Positive Kick Indicators
While Drilling
• Increase in Flow
• Pit gain
• Flow with the pumps off

While Tripping
• Trip log deviation
– Short fill-ups tripping out
– Excess pit gain tripping in
• Positive flow with pipe static
DRILLER MUST SHUT-IN well !
Detection of Positive Indicators

• Flow show equipment


• Pit level indicators / trip logs
• Flow line observation
PROSEDUR TUTUP SUMUR
Soft shut in procedure
 Buka Hydraulic operated valve
 Tutup BOP (Annular atau Ram)
 Tutup choke (super choke atau adjustable choke)
 Catat SIDPP, SICP & pit gain
 Hitung KMW

Hard shut in procedure


 Tutup BOP ( Annular atau Ram )
 Buka Hydraulic Operated Valve
 Catat SIDPP, SICP & pit gain
 Hitung KMW
PROSEDUR MENUTUP SUMUR

 KICK PADA SAAT PEMBORAN


1. Stop rotary table
2. Angkat kelly sampai tooljoint diatas rotary table
3. Stop pompa
4. Periksa aliran (check flow)
5. Buka HCR valve
6. Tutup Annular BOP
7. Tutup choke
8. Baca dan catat SIDP, SICP, Pit Gain
9. Lapor / Koordinasi
10. Gerakkan pipa bila memungkinkan
Catatan:
Dalam keadaan normal, HCR valve dalam keadaan terutup
Umumnya pada saat pemboran dipasang DP float
PROSEDUR MENUTUP SUMUR
Pada saat pemboran
1. Hentikan pemboran
2. Angkat rangkaian pemboran sampai tool joint DP diatas
rotary table
3. Matikan pompa lumpur
4. Lakukan observasi
5. Buka HCR
6. Tutup annular preventer
7. Tutup choke pelan – pelan
8. Catat : SIDP, SICP dan Mud gain
PROSEDUR MENUTUP SUMUR
Pada saat cabut / masuk rangkaian pemboran
1. Hentikan pompa pencabutan atau penurunan rangkaian
pipa pemboran
2. Posisikan tool joint berada di atas rotary table
3. Pasang inside BOP
4. Buka HCR
5. Tutup annular preventer
6. Tutup choke pelan – pelan
7. Catat : SIDP, SICP dan Mud gain
PERHITUNGAN MEMATIKAN KICK

1. Tekanan formasi yang menimbulkan kick


2. Gradien tekanan formasi yang menimbukan kick

PH
G
TVD
0,052 MW

SIDP
3. Kill Mud Weight KMW   OMW
0.052 x TVD
Gf
atau KMW 
0.052
Soal hal 56
PERHITUNGAN MEMATIKAN KICK
1. Tekanan formasi yang menimbulkan kick
2. Gradien tekanan formasi yang menimbukan kick
3. Kill Mud Weight
4. Perhitungan membuat lumpur untuk mematikan kick
5. Surface to bit stroke / time
6. Surface to shoe stroke / time
7. Bit to surface / time
8. Bit to shoe stroke / time
9. Total stroke / time
10. MACP
11. Initial circulating pressure (ICP)
12. Final circulating pressure (FCP)
13. Jenis fluida kick
GAS EXPANSION AND MIGRATION

Gas Expantion
Untuk gas berlaku Hukum Boyle :
P x V = konstan
ZxT
Bila Z dan T dianggap konstan maka
P x V = konstan
Gas Migration
Bila fluida kick berupa gas dan dibiarkan dalam keadaan diam,
maka gas akan bergerak keatas karena grafitasi dan tidak
mengembang (volume tetap).
Akibat dari migrasi gas , maka tekanan didasar sumur akan
semakin membesar

Prinsip Well Control


Dalam prinsip Well Control untuk mematikan sumur digunakan
prinsip Bottom Hole Pressure Constant.
Example of Gas Influx on BHP
Gas Influx :
•Kick terjadi pada kedalamanat 10 000 ft.
379 psi Diameter lubang 8 1/2".
Gas density = 2.3 ppg.
Mud density = 11.2 ppg.
Influx = 8.52 x 870 = 61 bbls
9130' MUD
1029.4

• Tekanan dibawah gas


= 5 800 psi.

• Tekanan diatas gas


= 5 800 - (870 x 2.3 x .052)
870' GAS = 5696 psi.

• Tekanan Bottom Hole Pressure (BHP).


9130 x 11.2 x .052 = 5 317 psi
BHP = 5800 psi 870 x 2.3 x .052 = 104 psi
Surface pressure = 379 psi.
BHP = Bottom Hole Pressure Jumlah = 5800 psi
Example of Gas Influx on BHP
Jika gas naik dan tidak mengembang
sehingga volume akan tetap maka:
Tekanan diatas gas akan sama 5686 psi,
2 784 psi
dimana tekanan di surface sebesar :
5 000' MUD
5 696 - (5 000 x 11.2 x .052) = 2 784 psi.

Jumlah tekanan :
5000 x 11.2 x .052 = 2912 psi
870 x 2.3 x .052 = 104 psi
870' GAS 4130 x 11.2 x .052 = 2405 psi

Surface pressure = 2784 psi


4 130' MUD
Bottom Hole Pressure = 8205 psi
Supaya tetap 5800 psi apa yang dilakukan?
GAS EXPANSION AND MIGRATION

PCsg PCsg PCsg PCsg

1 2 3 4
Data sumur: Gas bermigrasi P dasar konstan P dasar konstan
Depth=10000 ft mencapai 5000 ft Gas mengembang Gas mengembang
Bit =8 ½” V gas = 15 bbls mencapai 5000 ft Mencapai puncak
Mud =10 ppg P gas = 5720 psi V gas = 25.36 bbls V gas = 69.20 bbls
DP =4 ½”; 16.6# P dasar = 8164 psi H gas = 507 ft
DC =6 ¼” x 2 ¾” 18 jts P csg = 3120 psi
H gas = 1304 ft
P gas = 3304 psi
SIDP =520 psi P dasar = 5720 psi
P dasar = 5720 psi
SICP = 690 psi P csg = 704 psi
Gain = 15 bbls
PF = 5720 psi
MAXIMUM ALLOWABLE SURFACE PRESSURE
( MASP)

MASP
Adalah tekanan maksimum yang diijinkan di permukaan ( casing / choke)

MASP berdasar pada :


Tekanan maksimum BOP (BOP Pressure Rating)
Tekanan pecah casing ( Casing Burst Pressure)
Tekanan pecah formasi ( Formation Fracture Pressure)

Dari ketiga kriteria diatas diambil yang paling rendah yaitu tekanan pecah
formasi

Tempat yang paling rendah kekuatannya terletak dibawah sepatu casing


(casing shoe), untuk mengetahuinya dilakukan Leak Off Test (LOT) atau
Formation Integrity Test (FIT)
JENIS INFLUX

Influx akan menenpati ruangan di annulus drill collar dan lubang bor
Volume influx sama dengan jumlah pit gain ( penambahan jumlah volume
dalam tangki lumpur)
Tinggi kolom influx (Hi) = Pit Gain ( bbl/ft volume annulus ) atau(bbl/ft))

Persamaan :
SICP – SIDP = 0.052 X Hi x (OMW – Wi)
OMW – Wi = ( SICP – SIDP) / (0.052 X Hi)

Acuan :
Berat air = 8.33 ppg
Minyak = 3 – 7 ppg
Berat gas = 2 – 3 ppg
PRESSURE LOSSES

 Pressure loss atau kehilangan tekanan adalah perlawanan terhadap


suatu gerakan atau aliran
 Dalam suatu aliran kehilangan tekanan ini dipengaruhi antara lain oleh
berat cairan, tipe dan kekasaran permukaan kontak, luas penampang,
kecepatan aliran dll.
 Dalam sistim sirkulasi kehilangan tekanan terdapat pada surface
equipment, drill pipe, dril collar, bit nozzel, annulus drill collar, annulus
drill pipe serta choke dan choke manifold.

 Dalam keadaan statik maka :


Bottom Hole Pressure = Hydrostatik Pressure
BHP = HP
PRESSURE LOSSES

 Pada saat sirkulasi maka :


Bottom Hole Pressure = Hydrostatik Pressure + Annular Pressure Loss
BHP = HP + APL

Diperoleh Equivalen Circulation Density ( ECD) :


ECD = BHP : 0.052 : TVD

 Dikenal adanya Swab Pressure yang dapat mengurangi BHP dan


menimbulkan kick, serta Surge Pressure yang dapat menambah BHP
dan mengakibatkan pecahnya formasi
SLOW PUMP RATE TEST
( SPR )
PENGERTIAN :
Pada saat mematika kick dipakai kecepatan pompa rendah, biasanya setengah
(1/2,1/3, atau 1/4) dari kecepatan normal.
Untuk megetahui Pressure Loss, diadakan uji coba dengan kecepatan pompa
rendah. Hasilnya disebut dengan Kill Rate Pressure, atau Slow Circulating Rate
Pressure.
KAPAN DILAKUKAN SPR?
Setelah ada perubahan sifat lumpur
Setelah ada perubahan pahat
Setelah ada pergantian BHA
Setiap pengeboran menambah kedalaman 500 ft
Setiap awal shift / tour / aplusan
KAPAN SPR DIPAKAI ?
Pada saat mematikan Well Kick dengan Driller method
Pada saat mematikan Well Kick dengan Wait & Weight methon
PROSEDUR TUTUP SUMUR
Soft shut in procedure
 Buka Hydraulic operated valve
 Tutup BOP (Annular atau Ram)
 Tutup choke (super choke atau adjustable choke)
 Catat SIDPP, SICP & pit gain
 Hitung KMW

Hard shut in procedure


 Tutup BOP ( Annular atau Ram )
 Buka Hydraulic Operated Valve
 Catat SIDPP, SICP & pit gain
 Hitung KMW
PROSEDUR MENUTUP SUMUR

 KICK PADA SAAT PEMBORAN


1. Stop rotary table
2. Angkat kelly sampai tooljoint diatas rotary table
3. Stop pompa
4. Periksa aliran (check flow)
5. Buka HCR valve
6. Tutup Annular BOP
7. Tutup choke
8. Baca dan catat SIDP, SICP, Pit Gain
9. Lapor / Koordinasi

Catatan:
Dalam keadaan normal, HCR valve dalam keadaan terutup
Umumnya pada saat pemboran dipasang DP float
PROSEDUR MENUTUP SUMUR

 KICK PADA SAAT CABUT / MASUK PIPA


1. Dudukkan dengan slip, posisi tooljoint diatas rotary table
2. Pasang FOSV dalam posisi terbuka
3. Tutup safety valve
4. Buka HCR valve
5. Tutup Annular BOP
6. Pasang top drive / kelly dan buka safety valve
7. Tutup choke
8. Baca dan catat SIDP, SICP, Pit Gain
9. Lapor / Koordinasi
METODA MEMATIKAN SUMUR
PRINSIP
BOTTOM HOLE PRESSURE CONSTAN

Driller’s Method
Sirkulasi #1 : Sirkulasi dan keluarkan cairan formasi dengan
lumpur lama (OMW)
Sirkulasi #2 : Pompakan lumpur baru (lumpur berat) untuk
mengganti lumpur lama

Wait and Weight Method


• Siapkan lumpur berat
• Pompakan lumpur berat untuk mengeluarkan cairan formasi

Concurrent Method
• Pompakan lumpur lama untuk mengeluarkan cairan formasi
sambil memperberat lumpur
METODA MEMATIKAN SUMUR
Driller’s Method
Sirkulasi # 1
 Catat dan beri tanda SICP dan SIDP
 Jalankan pompa dan naikkan kecepatan pompa sampai mencapai
kecepatan kill rate speed / slow pump rate (SPR), (0-SPR) dijaga
agar casing pressure (CP) konstan.
 Setelah kecepatan pompa mencapai kill rate speed , catat dan beri
tanda tekanan pada DP pressure. Pemompaan berjalan terus dan
jaga agar tekanan pada drill pipe pressure (DPP) konstan sampai
semua gas keluar dari lubang bor BTS dijaga (DP) konstan.
 Kurangi kecepatan pompa. Jaga agar tekanan casing constan
selama mengurangi kecepatan pompa (SPR-0) dijaga(CP)
konstan.. Setelah pompa hampir berhenti, maka stop pompa dan
kemudian tutup choke
 Baca tekanan, bila influx telah keluar, seharusnya DPP=CP
METODA MEMATIKAN SUMUR
Driller’s Method
Sirkulasi # 1

PCsg PCsg PCsg PCsg

0 1 2 3 4
Pdp

PCsg
METODA MEMATIKAN SUMUR
Driller’s Method
Sirkulasi # 2
 Hitung lumpur berat yang diperlukan (KMW), dan siapkan lumpur
berat.
KMW = ( HP + SIDP) / (0.052 x TVD)
 Hitung jumlah stroke pompa atau waktu untuk mengisi drill string
 Pompakan lumpur berat. Jalankan pompa dan naikkan kecepatan
pompa sampai mencapai kecepatan kill rate speed / slow pump rate
(SPR), dijaga agar casing pressure (CP) konstan. (0-SPR)
 Jaga CP constan sampai lumpur berat mencapai pahat (STB)
 Tandai dan jaga agar DPP konstan, sampai lumpur berat keluar dari
lubang bor (BTS)
 Stop pompa (SPR-0)dan tutup choke (jaga casing pressure constan)
 Baca tekanan DPP dan CP, bila sumur sudah mati seharusnya DPP =
CP = 0
 Periksa aliran, bila sudah mati buka BOP
METODA MEMATIKAN SUMUR
Driller’s Method
Sirkulasi # 2
PDp PDp PDp PDp PDp
PCsg PCsg PCsg PCsg PCsg

0 1 2 3 4
Pdp
SIDP
KRP
PCsg
Two circulations. Maximum casing
1. To remove influx. pressure when gas
2. With kill mud. reaches the surface.

Gas expands as it Casing pressure reduces


rises in the annulus. as gas exits the choke.

Simplest kill method. Kill mud is circulated


Circulation can start once the influx is out of
without kill mud. the well.
METODA MEMATIKAN SUMUR
Wait & Weight Method
Langkah yang dilakukan :
1. Hitung kill mud weight (KMW)
KMW (ppg) = FP (psi) / (0.052 x TVD (ft), atau
KMW (ppg) = SIDP (psi) / (0,052 x TVD (ft)) + OMW (ppg)
2. Hitung tekanan awal sirkulasi
ICP = KRP + SIDP
3. Hitung tekanan akhir sirkulasi
STB stroke = Drill string volume (bbl) : Pump out put (bbl/str)
dan atau Surface To Bit Time = STB stroke / SPM
4. Buat Kill Sheet atau Pressure Reduction Schedule
Plot ICP dan FCP terhadap stroke atau waktu pada grafik
Wait & Weight Method
1. Hitung Kill Mud Weight.
KMW, ppg = (SIDP : TVD : 0.052) + OMW. Atau
KMW, ppg = FP : (0.052 x TVD).
2. Hitung Tekanan Awal Sirkulasi (ICP).
ICP = KRP + SIDP.
3. Hitung Tekanan Akhir Sirkulasi (FCP).
FCP = (KRP x KMW) : OMW.
4. Hitung Surface to Bit Strokes.
STB = (Drill pipe capacity x Measure Depth) : PO pompa.
5. Hitung Bit to Surafce Stroke.
BTS = (Annulus capacity x Measure Depth) : PO pompa.
6. Hitung Total Stroke.
Total Stroke = STB + BTS.
7. Hitung Surface to Bit Time.
Surface to Bit Time = STB : SPM.
8. Hitung Pressure Drop.
Pressure Drop = {( ICP – FCP ) : STB } x N stroke.
9. Buat grafik schedule kill sheet dengan mengeplot ICP dan FCP
terhadap stroke atau waktu.

Bb.Bud/Lab.Bor/Migas
One circulation with Maximum casing pressure
kill mud. when gas reaches the surface.

The volume of gas Casing pressure reduces as


increases while rising gas exits the choke.
in the annulus.

Drillstring is dead Lower surface pressure and


when kill mud quicker than the drillers
reaches the bit. method.
METODA MEMATIKAN SUMUR
Wait & Weight Method
Profil tekanan
PDp PDp PDp PDp PDp

PCsg PCsg PCsg PCsg PCsg

0 1 2 3 4
Pdp
SIDP
KRP

PCsg
METODA MEMATIKAN SUMUR
Wait & Weight Method
Profil tekanan
• Assumed gas kick would look like this :

Kick out of hole


Circ DP
Kill Mud in Annulus
ICP to Kill
Mud

Kill mud at surface


Pressure

FCP
DP Pressure

MAASP

Kick at Surface
Kill Mud at Bit

SICP

Ann Pressure

VDP VAnn
VOH
VAnn

Choke must be adjusted to follow Solid Line


METODA MEMATIKAN SUMUR
Wait & Weight Method
Contoh soal
Data Sumur :
Casing 9 5/8” ; 6000 ft Bit = 8 ½” MW = 69.6 ppg
Drill pipe = 4 ½” ; 16.6 lbs/ft ; Capacity = 0.0142 bbl/ft
Drill collar = 6 ½” x 2 ¾” 21 jts ; Capacity = 0.0073 bbl/ft
Pompa Triplex 6 ½” x 8 ½” ; Capacity = 0.0785 bbl/str
KRP @ 9800 ft 50 spm = 384 psi
Pada kedalama 10000 ft terjadi kick
SIDP = 750 psi SICP = 960 psi Pit Gain = 15 bbls
METODA MEMATIKAN SUMUR
Wait & Weight Method
Contoh soal
Data Sumur :
Casing 9 5/8” ; 6000 ft Bit = 8 ½” MW = 9.6 ppg
Drill pipe = 4 ½” ; 16.6 lbs/ft Capacity = 0.0142 bbl/ft
Drill collar = 6 ½” x 2 ¾” 21 jts Capacity = 0.0073 bbl/ft
Pompa Triplex 6 ½” x 8 ½” Capacity = 0.0785 bbl/str
KRP @ 9800 ft 50 spm = 384 psi
Pada kedalamaAN 10000 ft terjadi kick
SIDP = 750 psi SICP = 960 psi Pit Gain = 15 bbls

BUAT PERHITUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN KILL SHEET


METODA MEMATIKAN SUMUR
Wait & Weight Method
Contoh soal
Data Sumur :
Casing 9 5/8” ; 6000 ft Bit = 8 ½” MW = 9.6 ppg
Drill pipe = 4 ½” ; 16.6 lbs/ft Capacity = 0.0142 bbl/ft
Drill collar = 6 ½” x 2 ¾” 21 jts Capacity = 0.0073 bbl/ft
Pompa Triplex 6 ½” x 8 ½” Capacity = 0.0785 bbl/str
KRP @ 9800 ft 50 spm = 384 psi
Pada kedalama 10000 ft terjadi kick
SIDP = 750 psi SICP = 960 psi Pit Gain = 15 bbls

Perhitungan :
1. Tekanan formasi (FP) = 0.052 x 9.6 x 10000 = 5772 psi
KMW = 5772 / (0.052 x 10000) = 11.1 ppg
2. ICP = SIDP + SCRP = 750 + 384 = 1164
3. FCP = (KMW / OMW) x SCRP = (11.1 / 9.6) x 384 = 444 psi
4. Volume drill string = volume DP + volume DC\
Volume drill string = (10000-630) x 0.0142 + 630 x 0.0073
= 137.653
Surface to bit stroke = 137.653 / 0.0785 = 1753 strokes
Surface to bit = 1753 / 60 = 29.2 minutes
5. Buat kill sheet
METODA MEMATIKAN SUMUR
Wait & Weight Method
Pressure Reduction Schedule

Pressure, psi

Stroke
Pressure
Time
METODA MEMATIKAN SUMUR
Wait & Weight Method
Pressure Reduction Schedule
Perhitungan :
1. Tekanan formasi (FP) = 0.052 x 9.6 x 10000 = 5772 psi
3000 KMW = 5772 / (0.052 x 10000) = 11.1 ppg
2. ICP = SIDP + SCRP = 750 + 384 = 1164
3. FCP = (KMW / OMW) x SCRP = (11.1 / 9.6) x 384 = 444 psi
2500 4. Volume drill string = volume DP + volume DC\Volume drill string =
Pressure, psi (10000-630) x 0.0142 + 630 x 0.0073= 137.653
Surface to bit stroke = 137.653 / 0.0785 = 1753 strokes
2000 Surface to bit = 1753 / 60 = 29.2 minutes
5. Buat kill sheet
1500

1000

500

Stroke 0 175 350 525 700 875 1050 1225 1400 1575 1753

Pressure 1164 1092 1020 948 876 804 732 660 588 516 444

Time 0 3 5.8 8.75 11.7 14.6 17.5 20.4 23.3 26.3 29.2
Perbandingan Profil Tekanan
Driller’s vs Wait and Weight Method
PDP PDP PDP PDP PDP
PCsg PCsg PCsg PCsg
PCsg

0 1 2 3 4
Pdp
SIDP Driller’s Method
KRP Wait and Weight Method
PCsg Driller’s Method

Wait and Weight Method


METODA MEMATIKAN SUMUR
Bit Off Bottom

Kondisi :

Setelah sumur ditutup, tetapi gas belum mencapai pahat


SIDP = SICP
Setelah gas mencapai pahat
SIDP  SICP
METODA MEMATIKAN SUMUR
Bit Off Bottom
 BHP dikendalikan dengan cara membiarkan gas migrasi dan biarkan
tekanan permukaan naik sampai nilai tertentu
Kemudian
 Tahan tekanan casing konstan sambil mengeluarkan lumpur dari
annulus dengan volume sebesar yang diperlukan untuk
mengimbangi kehilangan tekanan hidrostatis akibat dari langkah
pertama
Tetapi
 Volume lumpur yang dikeluarkan berbeda pada kondisi gas yang
berbeda ( di open hole, casing annulus DP) dan kita tidak tahu
dimana lokasi gas
Dan juga
 Saat gas bergerak keatas, panjang kolom gas juga berubah, dan
BHP juga terpengaruh
Perlu diingat
 Jika menghitungnya terlalu panjang = underbalance
 Jika menghitungnya terlalu pendek = overbalance
METODA MEMATIKAN SUMUR
Volumetric Method
Dipakai hanya bila tidak bisa sirkulasi dan gas sudah migrasi

Langkah # 1
Saat gas migrasi, tutup sumur dan biarkan tekanan casing (CP) sebesar
nilai tertentu
Catatan -1:
Disarankan kenaikkan sebesar 100 psi, namun sebenarnya
tergantung dari panjang lubang terbuka, bisa lebih atau kurang
dari 100 psi

Langkah #2
Gunakan choke untuk menjaga agar tekanan casing yang baru konstan,
sampai sejumlah lumpur dikeluarkan sebesar yang diperlukan untuk
mengimbangi kenaikkan tekanan pada casing
METODA MEMATIKAN SUMUR
Volumetric Method
Catatan – 2:
Keluarkan lumpur atau gas lewat degasser, kumpulkan cairan
kedalam trip tank agar dapat diukur volumenya. Gunakan manual
choke agar lebih teliti

Langkah # 3
Tutup choke, kemudian langkah # 1 dan # 2 diulang – ulang lagi sampai
gas berada diatas pahat dan bisa dikeluarkan dengan jalan sirkulasi atau
gas mencapai permukaan.

Catatan – 3:
Jumlah lumpur yang dikeluarkan untuk mengimbangi kenaikkan
tekanan dapat dihitung sbb:
Volume (bbl) = Pressure increase (psi) / Mud Gradient (psi/ft) x
Annulus Capacity (bbl/ft)
METODA MEMATIKAN SUMUR
Volumetric Method
Contoh soal
Periksa dulu apakah kuat dipakai safety margin 100 psi
Bila kuat, lebih baik pakai safety margin, direkomendasikan 100 psi
Biarkan gas migrasi dan tekanan casing naik 100 psi
Kenaikkan 100 psi ini equivalen dengan 192 ft kolom lumur 10 ppg
Kolom lumpur 192 ft kolom lumpur equivalen dengan 9.4 bbls.
No CP BHP = HP + gauge Kegiatan
1 0 Tunggu
2 100 5300 = 5200 +100 Tunggu
3 200 5300 = 5200 +200 Bleed 9.4 bbls
4 200 5300 = 5200 +200 Tunggu
5 300 5300 = 5200 +300 Bleed 9.4 bbls
6 300 5300 = 5200 +300 Tunggu
7 400 5300 = 5200 +400 Bleed 9.4 bbls
8 400 5300 = 5200 +400 Tunggu
Langkah berikutnya :
9 500 5300 = 5200 +500 Bleed 7 bbls 1. Gas keluarkan seperti Driller’s method
10 500 5300 = 5200 +500 Gas mulai keluar 2. Dilakukan top kill ialah mengganti lumpur
ringan dengan KMW secara bertahan
Tutup choke
METODA MEMATIKAN SUMUR
Volumetric Method
Recommended Procedures

Profil tekanan pada casing :

Migrasi
500 psi Gas di
400 psi permukaan
300 psi 400 psi
300 psi
200 psi 200 psi
100 psi

Bleed Mud

Setelah gas berada di permukaan, langkah berikutnya :


1. Keluarkan gas dengan Driller’s Method
2. Ganti Lumpur ringan dengan Lumpur berat, dengan cara Top Kill.
METODA MEMATIKAN SUMUR
Top Kill
Kondisi :
Kick – dengan Bit Off Bottom
Gas dibiarkan migrasi sampai permukaan
Gas sudah dikeluarkan dengan cara Driller’s Method

Tugas sekarang :
Mengganti Lumpur semula dengan Lumpur berat

Cara :
Metode Top Kill
Pompakan Lumpur berat untuk mengganti Lumpur lama
sedalam posisi pahat.
Turunkan pahat sampai kedalaman tertentu.
Pompakan Lumpur berat mengganti Lumpur lama.
Turunkan pahat lagi.
Demikian diulang-ulang sampai pahat mencapai dasar lubang
METODA MEMATIKAN SUMUR
Top Kill
Contoh
Kondisi : Perhitungan :
Gas sudah dikeluarkan BHP = 0.052 x 9.6 x 10000 x 260 = 5260 psi
Casing 13 3/8” x 5000 ft G (Kill Weight) = 5260 / 10000 = 0.526 psi/ft
DP – 5” – 19.5 ppf pada 3000 ft KW dengan pahat didasar = 10.11 ppg
SICP = 260 psi Buat overbalance 100 psi BHP = 5360 psi
MW = 9.6 ppg 7000 ft @ 9.6 ppg, maka HP = 3500 psi
13 5/8” x 5 capacity = 0.1254 bpf 3000 ft @ x ppg memberikan 5360 – 3500 psi
5” plugged displacement = 0.243 bpf = 1860 psi
Fracture Press. pada sepatu EMW 14 ppg Jadi perlu Lumpur 1860 / 3000 psi/ft atau
1860 / (0.052 x 3000) = 11.9 ppg

Jadi setelah gas keluar dan lubang bor masih berisi Lumpur 9.6 ppg.
Pompakan Lumpur berat 11.9 ppg untuk mengganti Lumpur lama sedalam 3000
ft.
Dengan cara Driller’s Method sirkulasi - 2.
Sumur sudah mati, periksa aliran dan buka BOP.
METODA MEMATIKAN SUMUR
Top Kill
Contoh
Menurunkan pahat kembali kedasar lubang
1. Bila pahat diturunkan kembali kedasar lubang, akan mendorong
Lumpur berat naik.
2. Hitung berapa tinggi kolom Lumpur berat yang boleh dikeluarkan
tanpa membuat underbalance :
H = 100 psi / selisih gradient Lumpur
H = 100 psi / (0.62 – 0.50) psi/ft = 833 ft
3. Volume Lumpur berat yang didorong keluar :
V = 833 ft x 0.1254 bbl/ft = 104.5 bbl
4. Panjang pipa yang diturunkan :
L = 104.5 bbl / 0.0243 bbl/ft = 4300 ft
5. Langkah diatas bisa diulang sampai pahat mencapai dasar lubang
METODA MEMATIKAN SUMUR
Lubricate & Bleed
Catatan :
1. Tidak untuk dipakai bila open hole panjang, tanpa ijin Drilling Superintendent.
2. Bisa dilakukan bila gas sudah berada dipermukaan dan tidak ada pipa.
Bila ada pipa lebih baik disirkulasikan, bila mungkin.

Prosedur :
1. Baca dan catat tekanan casing (CP)
2. Pompakan x bbl Lumpur kedalam lubang. Amati tekanan casing.
Stop pemompaan saat tekanan casing naik 100 psi, meskipun belum semua x
bbl Lumpur telah masuk.
3. Stop pompa. Baca tekanan casing.
4. Buka choke hingga tekanan berkurang 100 psi dari langkah (1) bila x bbl
Lumpur bisa masuk. Bila belum semua masuk, kurangi 100 psi dari langkah (3)
ditambah dengan tekanan hidrostatis sebesar volume Lumpur yang masuk.
5. Ulangi langkah (1) sampai (4) sampai semua gas keluar dari sumur.
METODA MEMATIKAN SUMUR
Lubricate & Bleed

MW = 10 ppg. Casing : 9 5/8” – 47 ppf. Tekanan casing CP = 500 psi


Lumpur yang keluar = 100 psi / 0.052 psi/ft = 192 ftt atau
= 192 ft x 0.0732 bbl/ft = 14 bbl
Pompakan 14 bbl Lumpur, stop pompa. Tekanan casing CP = 590 psi
Bleed tekanan sampai 400 psi. pompakan lagi 14 bbl Lumpur.
Ternyata tekanan naik menjadi 500 psi saat baru 8 bbl Lumpur yang masuk.
Bleed CP sampai (400 tekanan hidrostatis equivalent 8 bbl).
8 bbl adalah 8 bbl / 0.0732 bbl/ft = 109 atau 109 ft x 0.52 psi/ft = 57 psi
Jadi bleed tekanan casing sampai (400 psi – 57 psi) = 343 psi
Ulangi langkah diatas sampai semua gas keluar.
UNDERGROUND BLOW OUT
Pengertian :
Perpindahan cairan dari formasi satu ke formassi lain secara tidak
terkontrol

Gejala :
Peda aliran sirkulasi tekanan tidak sesuai dengan pola yang
seharusnya terjadi

Cara menangani :
Tidak ada metoda yang baku, lebih banyak coba – coba dari
beberapa cara berikut :
 Pompakan LCM gunakan semen kedalam zona loss
 Bullheading fluida kedalam zona loss
 Dynamic kill memanfaatkan frictional pressure losses fluida
density untuk mengimbangi tekanan formasi
 Pemompaan slug berat untuk mengimbangi tekanan formasi
 “Sandwich kill” ialah bullheading kill diatas ataupun dibawah zona
loss
UNDERGROUND BLOW OUT
ONSHORE RIG

BYS-1
STRIPPING & SNUBBING
Kegiatan :
Menurunkan pipa kembali kedasar lubang sumur BOP tertutup dan
sumur bertekanan

Kapan ?
Sering dilakukan saat drilling, completion workover

Pengertian :
Stripping : Berat pipa melebihi gaya dorong keatas yang
ditimbulkan oleh tekanan sumur
Snubbing : Berat pipa lebih rendah dari gaya keatas dari tekanan
sumur

Prinsip Well Control :


Maintain Constant Bottom Hole Pressure.
STRIPPING
Guidelines :
 Hitung displacement closed end
 Volume balance : volume pipa masuk = volume fluida keluar
Volume fluida harus diukur teliti
 Buka choke pakai manual, bukan hydraulic choke
 Casing Pressure akan berubah, naik bila pipa masuk kedalam
cairan yang ringan di annulus karena kehilangan tekanan
hidrostatis
 Bila stripping dengan annular preventer atur tekanan agar bocor
sedikit untuk pelumasan. Fluida yang keluar juga harus dihitung
 Drillpipe dengan rubbes tidak boleh stripping lewat annular
preventer
 Bila stripping dengan dua set pipe ram ada side outlet diantara
dua ram untuk menyamakan tekanan
STRIPPING PROCEDURE
Prosedur tergantung situasi dan peralatan yang ada.
Guideline sebagai berikut :

 Pasang FOSV pada drillpipe, kemudian tutup FOSV


 Pasang Back Pressure valve diatas safety valve, lalu buka safety valve
 Buka HCR valve kemudian buka choke
 Tutup annular preventer (atur posisi TJ agar pipe ram bias ditutup)
 Tutup choke
 Catat dan monitor drillpipe dan casing pressure
Untuk mencatat DPP, pasang Kelly dan pompakan sedikit Lumpur
Catatan : Atur regulator agar annular preventer bocor sedikit,
dan bocoran Lumpur juga dapat dihitung
Bila CP mencapai 1500 psi. pakai pipe ram untuk stripping
Bila berat pipa tidak cukup, terpaksa snubbing
 Start turunkan pipa sambil bleeding Lumpur lewat manual choke
 Casing pressure tidak harus konstan
CP akan naik bila pipa masuk kolom gas
 Bila pipa sudah didasar, keluarkan gas dengan Constant Bottom Pressure
STRIPPING PROCEDURE

Rekomendasi :
Surface Pressure Panjang pipa Metoda
100 psi atau kurang ----- Annular Preventer
1000 – 1500 psi 1000 ft Annular Preventer
lebih 1000 ft Preventer combination
1500 psi atau lebih ----- Preventer combination
(A – R atau r – R)

Lain-lain :
 Accumulator bank harus selalu terisi penuh, pisah dari pompa
 Pakai pompa khusus untuk operasi buka dan tutup preventer
 Closing manifold harus bebas dari check valve
 Bottom ram hanya sebagai master valve dan untuk emergency
 Tidak boleh menggunakan tekanan sumur untuk menyamakan tekanan

Anda mungkin juga menyukai