Tugas 2 Rangkuman BAB 3 23019028
Tugas 2 Rangkuman BAB 3 23019028
BAB 3. Nutrien
Proses pengolahan limbah secara biologis bergantung pada 3 faktor, yaitu mikroba,
jenis limbah dan lingkungan. Pengolahan biologis dengan mikroba harus memenuhi kondisi
kondisi tertentu agar proses dapat berjalan dengan baik. Jenis mikroba dan kecukupan serta
kesesuaian nutrisi bagi mikroba tersebut dapat mempercepat berjalannya proses
pengolahan limbah.
Komposisi Sel
Sel mikroba terdiri dari 90% air dan 30% penyusun sel (70-90% organik dan 5-30%
anorganik). Komposisi sel bakteri bergantung pada tipe dan kondisi petumbuhan bakteri
tersebut. Sel bakteri tersusun atas 55% karbon, 22% oksigen, 16% nitrogen dan 10%
hindrogen serta penyusun-penyusun lainnya. Informasi penyusun bakteri ini sangat berguna
untuk memenuhi perkiraan kebutuhan nutrien untuk bakteri tersebut.
Pada proses pengolahan limbah, bakteri akan tumbuh pada proses lumpur aktif,
proses anaerob serta proses aerob. Untuk mengetahui kebutuhan N,P dan O pada proses
proses tersebut dapat dihitung dengan persamaan empiris biomasa. Formula yang mewakili
limbah domestic dituliskan C10H19O3N, lemak : C8H16O, karbohidrat : C6H12O6 dan protein :
C16H24O5N4. Komposisi Biomassapun dapat memberikan informasi terkait dengan kondisi
penurunan nutrien.
sel RNA dan DNA. Laju pertumbuhan ini dipengaruhi oleh komposisi kimia pada medium
pertumbuhan mikroorganisme tersebut.
Karbon. Karbon adalah elemen utama yang digunaka selama proses biosintesis. Karbon
memuat 50% berat kering bakteri.
Oksigen dan Hidrogen. Mikroorganisme yang dapat menggunakan oksigen disebut Aerob
dan yang tidak dapat menggunakan oksigen disebut anaerob, sedangkan Obligate Aerab
harus mendapatkan oksigen untuk berkembang dan obligate anaerob tidak bisa hidup di
lingkungan beroksigen bahkan akan mati. Aerotolerant anaerob dapat hidup di kadar
oksigen tertentu. Microerophilic merupakan jenis mikroorganisme aerob yang hidup dan
berkembang baik di kondisi oksigen rendah.
Nitrogen. Merupakan konstituen utama dalam protein dan asam nukleat sel. Nitrogen
terjadi secara alami pada pembentukan kompon organik dan anorganik. Nitrogen organik
dalam limbah cair, sebagian digunakan untuk kebutuhan nutrisi. Nitrogen anorganik
digunakan oleh microorganism dalam pembentukan gas nitrogen, ammonia-nitrogen, nitrit
dan nitrat. Untuk menghasilkan proses yang lebih baik, hasil gas nitrogen dikurangi untuk
ammonium, kemudian dikonversi ke nitrogen organiknya. Konsentrasi ammonia dan
ammonium dalam limbah cair bergantung pada pH. Bakteri menggunakan nitrat dan nitri
sebagai sumber nitrogen.
Phospor. Komponen sel yang mengandung phospor memiliki energi yang tinggi seperti
adenosine triphosphate (ATP) dan adenosine diphosphate (ADP), nukleotida seperti
nicotinamide adenine dinucleotide (NAD) dan flavin adenine dinucleotide (FAD) asam
TUGAS 2 TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 23 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista/23019028
Dosen : Prof. Tjandra Setiadi, Ph.D.
nukleat dan lemak phospat. Organik phospat tidak bisa langsung digunakan harus dipecah
terlebih dahulu menghasilkan anorganik phospat dengan bantuan enzim phosphatase.
Sulfur. Sulfur digunakan untuk sintesis protein, sulfur terbentuk secara alami dalam bergai
bentu. Semua bentuk ini dapat digunakan oleh bakteri. Senyawa sulfur harus dikurangi
untuk level oksidasi yang sama sebagi sulfida. Ketika sulfida dibentuk, tersambung untuk sel
dengan serin asam amino untuk membentuk sistem asam amino. Sulfur mengandung
senyawa asam organik yang kemudian disintesis dari sulfur ke sistein.
Nutrien lainnya. Harus mempunyai fungsi dasar sebagai aktivatur enzim, mentransfer
elektron dalam reaksi Reduksi-Oksidasi dan Regulator dalam tekanan osmotic. Diantaranya
nutrisi lain adalah : potassium, kalsium, klorin, kobalt dan magnesium.
Asam Amino, Purin dan Pirimidin, dan Vitamin. Sebagai penyedia nutrisi bagi organisme
yang tidak mampu mensitesis komponen tersebut. Digunakan sebagai konstituen organik
bagi material sel.
Perpindahan Nutrien
Nutrisi dapat berpindah kedalam sel dengan melewati membran sel, untuk molekul
besar seperti protein, lemak, dan gula haru dipecah terlebih dahulu agar dapat masuk ke
dalam sel. Pemecahan ini dilakukan diluar sel (extraseluler) dengan bantuan enzim
(exoenzim)
Passive Trasport. Pada sistem ini, sel tidak mengeluarkan energi. Sistem passive
terjadi dengan sendirinya akibat adanya perbedaan konsentrasi di luar sell dan didalam sel
(simple diffusion). Kemudian ada juga yang menggunakan media spesifik, seperti permeases
atau membran pembawa protein.
Pada limbah cair akan ditemukan senyawa organik dan anorganik yang akan
menjadi sumber nutrien bagi mikroorganisme, diantaranya:
Kompon Nitrogen. Komponen Nitrogen dalam limbah cair Bersifat sebagai organik dan
anorganik (ammonia, nitrit dan nitrat). Nitrogen organi biasanya berupa urea. Konsentrasi
noirmal nitrit-nitrogen dan nitrat-nitrogen adalah 1%dari total nitrogen.
Komponen Sulfur. Komponen sulfur ditemukan pada limbah cair dalam bentuk sulfat, sulfit
dan sulfat organik. Konsentrasi asam sulfat dalam limbah cair ada pada kisaran 3-4 mg/L.
organik sulfur pada limbah cair ditemukan dalam bentuk mercaptant, thioester dan disulfide
(kisaran 1-3 mg/L).
Nutrien sebagai organik karbon (hasil proses BOD 5), nitrogen (N) dan Phospor (P)
memiliki perbandingan 100:5:1 yang memiliki arti : setiap kehilangan 100 BOD, maka akan
kehilangan 5 N dan 1 P yang diambil menjadi sel.
Y max
Y obs =
1+k d θ c
TUGAS 2 TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 23 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista/23019028
Dosen : Prof. Tjandra Setiadi, Ph.D.
Dimana
lb cells (VSS) produced kg
Yobs = koefisien yield (observed), =
lb BOD5 removed kg
lbcells (VSS) produced kg
Ymax = koefisien yield (maksimum), =
lb BOD5 removed kg
1
kd = koefisien peluruhan (penguaraian),
day
lb solids∈aeration tanks kg
θc = umur lumpur, =
lb solids wasted per day kg . d
Jumlah lumpur yang terbuang per hari dihitung dengan persamaan berikut :
P x =Y obs (S 0−S1 )(8,34)
Dimana
Q = flow rate, mgd (m3/det)
S0 = konsentrasi substrat influent, mg/L
S1 = konsentrasi substrat effluent, mg/L
8,34 = factor konversi, lg/gal (lb/gal x 0,1198 = kg/l)
Kekurangan Nutrien
Kekurangan nutrien pada saat proses pengolahan limbah akan merugikan proses.
Hasil proses akan menjadi tidak maksimal. Akan mengakibatkan ketidak efisienan dalam
proses BOD5 atau COD, penghilangan padatan tersuspensi dan menghambat proses kerja
lumpur aktif.
Penggumpalan Lumpur. Ketika organisme berfilamen berlimpah, lumpur aktif tidak akan
mengendap sehingga akan mengganggu proses, kondisi ini disebut penggumpalan(bulking).
Selain itu nutrien seperti kalsium, magnesium, potassium, besi, kobalt, dan zeng dapat
mengakibatkan penggumpalan lumpur.
Penambahan Nutrien
Kekurangan nutrien pada proses dapat dilihat dari kondisi operasi proses,
penghilangan BOD5 yang rendah dan karakteristik lumpur aktif bisa menjadi indicator
TUGAS 2 TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 23 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista/23019028
Dosen : Prof. Tjandra Setiadi, Ph.D.
kekurangan nutrien. Kekurang nutrienpun bisa dilihat dari gambar 3.3 dan table 3.8.
sehingga diperlukan untuk penambahan nutrien. Berikut beberapa cara penambahan :
Nutrien shortage ,
mg
L (
( flow rate , mgd ) 8,34
lb
gal )
Dosis kimia yang akan ditambahkan dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
lb
Nutrien yang ditambahkan , ( rasio berat )( 100 % )
lb hari
Senyawakimia , =
hari Konsentrasi , %
lb
Senaywa kimia yang ditambahkan ,
hari
Laju senaywa kimia, gpd=
lb
Densitas senyawa kimia ,
gal
Nitrogen dapat ditambahkan dalam bentuk organik (urea) atau nitrogen anorganik. Nitrogen
biasanya ditambahkan dalam bentuk anorganik, baik NH4+ atau NO3-.
Fosfor ditambahkan dalam bentuk ortofosfat, yang siap digunakan oleh organisme.
Konsentrasi fosfor terlarut atau ortofosfat untuk efluen dapat digunakan sebagai kriteria
TUGAS 2 TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 23 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista/23019028
Dosen : Prof. Tjandra Setiadi, Ph.D.
kontrol untuk penambahan nutrisi. Konsentrasi fosfor terlarut 0,5 mg/L dalam efluen
menunjukkan bahwa kebutuhan fosfor organisme dipenuhi dalam bak aerasi.
Kebutuhan oksigen untuk proses lumpur aktif tanpa Nitrifikasi BOD5. Hitung jumlah karbon
substrat yang teroksidasi perhari nya. Pada keadaan tunak, jumlah sel baru akan sebanding
dengan jumlah limbah lumpur/sel perhari.
Kelebihan Nutrien
Kelebihan nutrien akan merugikan bagi lingkungan, contohnya jika DO tinggi akan
membunuh ikan, konsentrasi nitrogen dan phospor yang tinggi akan mengakibatkan
pertumbuhan alga. Alga akan menjadikan lingkungan menjadi bau tak sedap. Amonium yang
tinggi dapat membahayakan bagi ikan ataupun bagi organisme air lainnya. Kandungan sulfit
yang tinggi sangat berbahaya, hydrogen sulfit akan menyebabkan bau yang tak sedap selain
itu sangat berbahaya dan toxic dapat menyebabkan sakit kepala, luka pada mata, iritasi
kulit. Kandungan yang tinggi dari sodium, potassium dan klorida mengakibatkan air menjadi
asin sehingga tidak dapat diminum.
Penghilangan Karbon
Organik karbon dilepaskan dalam bentuk gas, seperti karbon dioksida. Proses
penghilangan karbon sudah terjadi secara alami dengan melibatkan proses kimia fisika dan
biologi secara alami.
TUGAS 2 TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 23 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista/23019028
Dosen : Prof. Tjandra Setiadi, Ph.D.
Penghilangan Nitrogen
Penghilangan Phospor