Anda di halaman 1dari 5

MODUL

MAL
PELAYANAN
PUBLIK (MPP)

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK


KEMENTERIAN PANRB
DAFTAR ISI

1-3
SEJARAH MPP

5-6
TAHAPAN MPP

7
KAJIAN URGENSI

8
DOKUMEN PERSYARATAN

9
DOKUMEN HASIL KOORDINASI

10
TUGAS PENYELENGGARA MPP

11
ORGANISASI PENYELENGGARA
MPP

12
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN MPP
DAFTAR ISI

13
STANDAR DAN MEKANISME
PENYELENGGARAAN MPP

14
SISTEM PELAYANAN BERBASIS
ELEKTRONIK MPP

15
FASILITAS MPP

16
PENDANAAN MPP

17
PENYIAPAN SARANA
PRASARANA MPP

18
PETA JALAN
PENYELENGGARAAN MPP DI
INDONESIA

20-27
LAMPIRAN
MODUL MAL PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PANRB

SEJARAH MPP

Penyelenggaraan pelayanan publik masih


dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai
dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kondisi dan perubahan cepat yang
diikuti pergeseran nilai tersebut perlu disikapi
secara bijak melalui langkah kegiatan yang terus-
menerus dan berkesinambungan dalam berbagai
aspek pembangunan untuk membangun
kepercayaan masyarakat guna mewujudkan
tujuan pembangunan nasional. Untuk itu,
diperlukan konsepsi sistem pelayanan publik yang
berisi nilai, persepsi, dan acuan perilaku yang
mampu mewujudkan hak asasi manusia
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik serta aturan pelaksananya
dapat diterapkan sehingga masyarakat
memperoleh pelayanan sesuai dengan harapan
dan cita-cita tujuan nasional

1
MODUL MAL PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PANRB

SEJARAH MPP

Reformasi birokrasi sebagai arus utama


pendorong gelombang revolusi tata kelola
pemerintahan bukan lagi hanya untuk mengontrol
jalannya birokrasi dan menghadirkan pelayanan.
Namun juga mengubah paradigma para
administrator publik untuk bukan lagi
mendayung, tetapi mengemudi, menetapkan arah
dan tujuan. Dalam upaya memetakan jalan bagi
perahu pemerintahan, menempatkan masyarakat
sebagai aspek terdepan dan prioritas serta
memposisikan pemerintah sebagai representasi
publik dalam membangun institusi publik yang
berintegritas, responsif melayani dan aktif
memberdayakan masyarakat untuk terlibat
langsung dalam pengaturan dan implementasi
berbagai kebijakan publik di tingkat pusat
maupun daerah. Besarnya keinginan publik untuk
terlibat langsung dalam pemerintahan bahkan
dalam perumusan kebijakan publik, harus
disalurkan dan diartikulasikan pada satu titik
pertemuan yaitu "triangulasi kepentingan" antara
negara/pemerintah, sektor privat dan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai