Anda di halaman 1dari 3

Algi Praditia

NIM 041680826
UPBJJ UT Bandung

TUGAS 2
BISNIS INTERNASIONAL ADBI4432

Pertanyaan:
Praktik Proteksionisme
Perang dagang antara Amerika dan Tiongkok akan semakin memanas dan
memberikan kejutan bagi seluruh negara dalam pusaran ekonomi dan politik, setelah
berpaling dari ekonomi dunia menjadi “America First”, akhirnya Amerika menarik
semua proyek ekonomi mereka di luar negeri yang tidak memberikan keuntungan
yang nyata bagi Amerika.
1. Menurut Anda, apakah kebijakan ini masih kondusif untuk perdagangan
internasional saat ini?
2. Apa dampak yang mungkin terjadi dari negara-negara yang bekerjasama dengan
AS? Dan keuntungan apa yang didapat dari negara pesaing Tiongkok atas
kebijakan tersebut!
3. Apakah akan ada dampaknya terhadap perdagangan dengan Indonesia, sebagai
salah satu negara berkembang?

Jawaban:
Proteksionisme atau Proteksi Perdagangan (bahasa Inggris : trade protection) adalah
suatu kebijakan yang diambil pemerintah suatu negara yang mengarah pada
perlindungan ekonomi yang mengetatkan perdagangan atau membatasi persaingan
dengan negara-negara lain melalui cara-cara pembatasan arus ekspor dan impor
barang dan jasa seperti tarif barang impor, batas kuota, dan berbagai peraturan
pemerintah yang bertujuan melindungi ekonomi dalam negeri.
Proteksi perdagangan diambil dengan berbagai bentuk seperti tarif impor, subsidi,
kuota, pelabelan, persyaratan keamanan dan kesehatan produk. Tujuannya adalah

1
Algi Praditia
NIM 041680826
UPBJJ UT Bandung

untuk melindungi kepentingan perekonomian domestik, misalnya melindungi


produsen lokal dari persaingan impor.
Kebijakan ini bertentangan dengan perdagangan bebas yang meminimalkan
pembatasan perdagangan oleh pemerintah. Di era modern, proteksionisme semakin
erat kaitannya dengan anti-globalisasi dan anti-imigrasi. Istilah ini sering digunakan
dalam konteks ekonomi. Proteksionisme dalam ekonomi mengacu pada kebijakan
atau doktrin yang melindungi perusahaan dan pekerja di suatu negara dengan
membatasi atau mengatur perdagangan luar negeri.
(sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Proteksionisme)

1. Menurut Saya, dari pengertian di atas dapat Saya simpulkan bahwa Praktik
Proteksionisme akan membawa keadaan menjadi konstruktif atau tidak kondusif
sama sekali. Jika Amerika tetap menjalankan kebijakan ini, yang jelas
bertentangan dengan perdagangan bebas, dikhawatirkan negara konsumen akan
sangat sulit untuk memenuhi kebutuhannya. Di era new normal ini, dimana setiap
orang memerlukan teknologi untuk beraktivitas, Saya ambil contoh produk laptop
dari Apple, yang hanya diproduksi di Amerika. Meskipun banyak produk sejenis
dengan berbagai macam merk dan berbagai negara produsen, produk Apple tetap
digemari khususnya oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai macam
keunggulannya.
2. Dampak yang terjadi terhadap negara-negara yang melakukan kerja sama
dengan Amerika adalah negara-negara tersebut tidak bisa memenuhi
kebutuhannya dan akan mencari alternatif lain untuk kebutuhan produk sejenis
dari negara produsen seperti China. Jelas kondisi ini akan sangat menguntungkan
secara finansial dan peningkatan produksi di China karena China akan dibanjiri
dengan permintaan-permintaan dari negara konsumen untuk memenuhi
kebutuhannya tersebut, meskipun kualitasnya yang mungkin sedikit berbeda
dengan kualitas yang dimiliki oleh Amerika.
3. Dampak yang terjadi di Indonesia, sudah dapat kita lihat sekarang produk-produk
dari China yang sudah membanjiri pasar di Indonesia. Marketplace pun sama,
banyak yang mendatangkan produk dari China. Namun, perlu diketahui bahwa
Amerika Serikat memiliki standar kualitas yang cukup tinggi. Meskipun memiliki
Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, namun Indonesia tetap membutuhkan

2
Algi Praditia
NIM 041680826
UPBJJ UT Bandung

impor komoditas dari negara lainnya. Impor Indonesia dari Amerika bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan komoditas nasional. Lalu, Indonesia bisa menjalin
kerja sama dengan berbagai negara lain di belahan dunia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bahwa impor Indonesia didominasi oleh China
pada Mei 2020 lalu. Nilai impor Indonesia dari China mencapai sekitar US$8,44 miliar.
Sebelumnya, BPS sudah mencatatkan neraca perdagangan Indonesia pada Mei
2020. Hasilnya, neraca dagangnya naik hingga mengalami surplus sebesar US$2,1
miliar.
China menjadi negara yang paling mendominasi impor Indonesia. Kemudian, impor
Indonesia dari Amerika berada di posisi kedua. Beberapa komoditas yang diimpor dari
Amerika Serikat adalah gandum, kedelai, dan kapas. Sebenarnya, perdagangan
Indonesia dan Amerika Serikat selalu mengalami surplus. Meskipun nilai ekspor
Indonesia menurun, namun penurunan impornya lebih besar.
Pada 2019 lalu, nilai impor Indonesia dari Amerika menurun sebesar 8,8 persen
menjadi US$9,3 miliar. Hasilnya, nilai perdagangan dengan AS meningkat sebesar
2,4% dari US$8,3 miliar pada 2018 dan naik menjadi US$8,5 miliar.
Selain itu, Indonesia dan beberapa negara lainnya telah dicoret dari daftar negara
berkembang. Hal itu dikarenakan ada perlakuan spesial dalam industri perdagangan.
Sehingga, hal tersebut dianggap merugikan AS.
(sumber : https://ajaib.co.id/komoditas-impor-indonesia-dari-amerika-yang-harus-
kamu-ketahui/)

Anda mungkin juga menyukai