Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PERTEMUAN 8

EKONOMI INTERNASIONAL
KELOMPOK 2
CHLOE GRACE (A1B02OO77)
DEASIH DRESNIELLA (A1B020081)
1. kebijakan hambatan perdagangan dapat memiliki dampak yang kompleks pada
kesejahteraan masyarakat.Tarif barrier atau hambatan perdagangan dalam
bentuk tarif (bea masuk) dapat menyebabkan peningkatan harga barang impor,
yang berarti bahwa konsumen harus membayar lebih untuk membeli barang-
barang yang diimpor tersebut. Sebaliknya, tarif barrier juga dapat memberikan
keuntungan bagi produsen barang dalam negeri dengan memungkinkan mereka
menaikkan harga barang mereka tanpa adanya persaingan yang signifikan dari
barang impor. Namun, dalam jangka panjang, kebijakan ini dapat merugikan
konsumen secara keseluruhan karena mereka harus membayar lebih untuk
barang impor dan mungkin juga mendapatkan produk yang kurang berkualitas.
Non-tariff barriers seperti kuota impor atau regulasi perdagangan lainnya seperti standar
produk juga dapat membatasi akses ke pasar bagi produsen asing dan membatasi
persaingan yang sehat, yang dapat mengurangi kesejahteraan konsumen dan masyarakat
secara keseluruhan. Sebaliknya, non-tariff barrier dapat melindungi produsen dalam
negeri dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.

Dalam jangka pendek, kebijakan hambatan perdagangan mungkin memberikan


perlindungan bagi produsen dalam negeri, namun dalam jangka panjang, kebijakan
tersebut dapat merugikan konsumen dan menghambat pertumbuhan ekonomi yang sehat.
Oleh karena itu, dalam mempertimbangkan kebijakan hambatan perdagangan, perlu
dipertimbangkan dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.

 
.
2. Menurut pandangan teori klasik dalam ekonomi internasional, kebijakan hambatan perdagangan
yang menutup pasar domestik bagi barang-barang impor dapat merugikan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Salah satu prinsip dasar dalam teori klasik adalah "keuntungan
mutlak" (absolute advantage) yang menyatakan bahwa negara harus mengkhususkan diri dalam
produksi barang yang dapat diproduksi dengan biaya produksi yang lebih rendah dan
melakukan perdagangan dengan negara lain untuk mendapatkan barang yang tidak dapat
diproduksi dengan biaya produksi yang sama rendahnya.

Dalam teori klasik, kebijakan hambatan perdagangan dianggap mengganggu spesialisasi dan
perdagangan internasional, yang akan mengurangi kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Spesialisasi dan perdagangan internasional dianggap sebagai cara yang paling
efisien untuk mencapai kemakmuran masyarakat karena memungkinkan penggunaan sumber
daya yang tersedia dengan lebih efektif dan efisien, serta memungkinkan masyarakat untuk
memanfaatkan keuntungan mutlak yang dimiliki oleh negara lain.

.
Namun, teori klasik juga mengakui bahwa kebijakan hambatan perdagangan
dapat memberikan keuntungan sementara bagi produsen dalam negeri. Tetapi
dalam jangka panjang, kebijakan ini akan merugikan masyarakat secara
keseluruhan karena membatasi akses ke barang impor yang lebih murah dan
berkualitas tinggi, serta menghambat persaingan yang sehat di pasar domestik.

Dalam kesimpulannya, pandangan teori klasik menunjukkan bahwa kebijakan


hambatan perdagangan dapat menghambat kemakmuran masyarakat secara
keseluruhan karena mengganggu spesialisasi dan perdagangan internasional.
Namun, kebijakan ini mungkin memberikan keuntungan sementara bagi
produsen dalam negeri dan harus dipertimbangkan dengan hati-hati dalam
konteks kebijakan ekonomi secara keseluruhan.
.
3. Non-tariff barriers adalah segala bentuk hambatan perdagangan selain tarif (bea masuk). Berikut
ini adalah beberapa contoh non-tariff barriers yang sering digunakan:
 
1. Kuota impor: Kuota impor adalah batasan jumlah barang yang dapat diimpor ke suatu negara.
Kuota impor ini bisa dibuat untuk melindungi produsen dalam negeri dari persaingan barang
impor atau untuk memenuhi tujuan kebijakan lain seperti menjaga keseimbangan perdagangan.
Contoh dari kuota impor adalah kuota gula yang diberlakukan oleh Amerika Serikat pada
negara-negara Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

2. Standar teknis: Standar teknis dapat menjadi hambatan perdagangan jika mereka diterapkan
secara berlebihan atau tidak wajar. Standar teknis dapat berkaitan dengan keamanan produk,
kualitas, atau lingkungan. Standar teknis yang berlebihan dapat membuat sulit bagi produsen
luar negeri untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan memasuki pasar domestik. Contoh
dari standar teknis adalah persyaratan untuk memasang label khusus pada produk elektronik
atau kebutuhan untuk sertifikasi kualitas tertentu sebelum produk dapat dijual di suatu negara.
3. Subsidi: Subsidi dapat menjadi hambatan perdagangan jika mereka digunakan untuk
memfasilitasi ekspor dari suatu negara atau untuk melindungi produsen domestik dari
persaingan luar negeri. Subsidi tersebut dapat memberikan keuntungan tidak wajar bagi
produsen dalam negeri, yang membuat sulit bagi produsen asing untuk bersaing. Contoh
dari subsidi adalah subsidi yang diberikan kepada petani di Uni Eropa yang menghasilkan
gula, yang membuat sulit bagi produsen gula dari negara-negara lain untuk bersaing.

4. Sanksi: Sanksi dapat menjadi hambatan perdagangan jika mereka diberlakukan pada
suatu negara atau perusahaan tertentu. Sanksi dapat membuat sulit bagi perusahaan untuk
berdagang dengan negara yang menerapkan sanksi atau dengan perusahaan yang menjadi
target sanksi tersebut. Contoh dari sanksi adalah sanksi yang diberlakukan oleh Amerika
Serikat terhadap Iran, yang membuat sulit bagi perusahaan Amerika untuk melakukan
bisnis dengan Iran.
.
5. Peraturan yang berlebihan: Peraturan yang berlebihan dapat menjadi
hambatan perdagangan jika mereka tidak masuk akal atau tidak sesuai dengan
standar internasional. Peraturan yang berlebihan dapat membuat sulit bagi
perusahaan untuk memasuki pasar dan berkompetisi di suatu negara. Contoh
dari peraturan yang berlebihan adalah persyaratan visa kerja yang ketat untuk
karyawan asing di suatu negara, yang membuat sulit bagi perusahaan untuk
merekrut tenaga kerja dari luar negeri.
4. Beberapa contoh non-tariff barrier yang umumnya diterapkan oleh pemerintah
Indonesia akhir-akhir ini antara lain:

1. Sertifikasi produk: Pemerintah Indonesia mewajibkan produk tertentu untuk


memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN)
atau lembaga sertifikasi lainnya sebelum dapat diperdagangkan di Indonesia.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan konsumen serta
mencegah masuknya produk yang tidak memenuhi standar kualitas tertentu.

2. Batas waktu impor: Pemerintah Indonesia telah menetapkan batas waktu


impor pada beberapa jenis produk tertentu, seperti beras dan garam. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong produksi dalam negeri dan melindungi
produsen lokal dari persaingan harga yang tidak sehat.
 
3. Kuota impor: Pemerintah Indonesia memberlakukan kuota impor pada beberapa produk
tertentu, seperti daging sapi, gula, dan bawang putih. Kuota impor dimaksudkan untuk
menjaga keseimbangan antara impor dan produksi dalam negeri serta melindungi
produsen lokal dari persaingan harga yang tidak sehat.

4. Pembatasan impor barang bekas: Pemerintah Indonesia melarang impor barang bekas
pada beberapa produk tertentu, seperti elektronik dan kendaraan bermotor. Larangan
impor barang bekas dimaksudkan untuk mendorong produksi dalam negeri dan
melindungi lingkungan dari dampak negatif limbah elektronik dan emisi kendaraan
bermotor yang lebih tinggi.

5. Kewajiban pemenuhan persyaratan impor: Pemerintah Indonesia mewajibkan produk


impor untuk memenuhi persyaratan tertentu, seperti persyaratan halal dan izin impor dari
instansi terkait. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan
konsumen serta melindungi produsen dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai