Anda di halaman 1dari 9

RETRIKSI PERDAGANGAN

Restriksi (hambatan) impor sangat peka terhadap kelompok-kelompok kepentingan


yang akan dirugikan oleh kompetisi internasional. Kelompok-kelompok ini terdiri
atas badan/lembaga masyarakat yang kecil atau mudah diidentifikasi-sebagai lawan
dari jumlah konsumen yang besar dan tersebar luas yang mendapat keuntungan
dari perdagangan bebas.
Dalam setiap debat politik mengenai larangan impor yang diusulkan, kelompok
proteksionis akan bersatu dalam memberikan tekanan kepada pejabat-pejabat
pemerintah, sementara para konsumen yang setuju terhadap perdaganan bebas
jarang sebab melakukan suatu upaya yang terorganisasi. Sebagai contoh
perusahaan-perusahaan baja dan serikat-serikat buruh baja telah memprotes
dengan menggebu-gebu kepada kongres dan pejabat pemerintah masuknya baja
impor murah, namun organisasi-organisasi konsumen tidak mengatakan apa-apa.
Dengan kata lain, jika dipekerjakan oleh suatu pabrikan kimia, mungkin tidak akan
berjuang untuk melarang impor baja meskipun mungkin percaya itu memberikan
sumbangan terhadap harga yang lebih rendah untuk mobil.
Argument-argumen bagi Restriksi Perdagangan dan Tangkisannya
Perdagangan Nasional
Industry-industri tertentu perlu memerlukan proteksi dari impor karena vital bagi
pertahanan nasional, dan harus tetap diberlakukan meskipun terdapat kerugian
secara komparatif berkenaan para pesaing luar negeri. Apabila persaingan dari
perusahaan perusahaan asing mendorong perusahaan menghentikan usahanya
dan membiarkan Negara ini bergantung pada impor, impor itu mungkin tidak
tersedia di masa perang.
Akan jauh lebih efisien bagi pemerintah untuk mensubsidi sejumlah perusahaan
guna memelihara kapasitas yang cukup. Keluaran perusahaan-perusahaan ini akan
bervariasi sesuai dengan keperluan pertahanan yang diperkirakan. Selain itu,
subsidi jelas akan menunjukan kepada pembayar pajak biaya untuk memelihara
perusahaan-perusahaan ini atas nama keamanan nasional.
Melindungi Industri yang Baru Tumbuh (Infant Industry)
Para pendukung proteksi atas industri yang baru tumbuh bisa menyatakan bahwa
dalam jangka panjang indutri itu akan memiliki keunggulan yang komparatif, tetapi
perusahaan-perusahaan itu memerlukan proteksi terhadap impor sampai angkatan
kerja telah terlatih,teknik-teknik produksi dikuasai, dan mereka mencapai skala
ekonomi. Apabila sasaran itu dipenuhi, proteksi impor tidak diperlukan lagi. Tanpa
proteksi alasan mereka sebuah perusahaan tidak akan mampu bertahan hidup
karena impor biaya lebih rendah dari pesaing asing yang lebih dewasa akan
menjual barang-barang lebih murah daripada mereka dipasar lokalnya.

Melindungi Tenaga Kerja Domestik dari Tenaga Asing yang Murah


Para proteksionis yang menggunakan alasan ini akan membandingkan tingkat upah
per jam asing yang lebih murah dengan yamg mereka bayar di AS dan
menyimpulkan bahwa para eksportir dari negara-negara ini dapat memasok
Amerika Serikat dengan barang-barang murah dan menyebabkan Amerika
kehilangan pekerjaan. Kekeliruan tentang argumen ini ialah :
1. bahwa biaya upah tidak seluruhnya berupa biaya produksi maupun biaya
tenaga kerja. Di banyak negara yang kurang maju, tunjangan-tunjangan yang
diatur merupakan persentase upah langsung yang jauh daripada di negara
ini.
Selanjutnya produktivitas per pekerja sering kali jauh lebih tinggi di negara
maju karena lebih banyak modal per pekerja, manajemen yang superior, dan
teknologi maju, sehingga biaya tenaga kerja lebih rendah meskipun upah
lebih tinggi.
2. Berasal dari kegagalan mempertimbangkan biaya faktor produksi lain.
Apabila tingkat upah rendah, biaya modal biasanya tinggi, dan dengan
demikian biaya produksi dapat lebih tinggi di Negara yang upahnya rendah.
Ironisnya, salah satu alasan bagi proteksi yang digunakan oleh para pabrikan
di Negara-negara berkembang ialah bahwa mereka tidak dapat bersaing
melawan perusahaan-perusahaan yang berbiaya rendah namun sangat
produktif di Negara-negara produksi.
Tarif Ilmiah atau Persaingan yang Adil
Para pendukung argument ini mengatakan mereka percaya dengan dengan
persaingan yang adil. Mereka sekedar menginginkan bea masuk yang akan
meningkatkan biaya barang-barang impor sama dengan biaya barang-barang yang
diproduksi di dalam negeri. Hal ini akan mengurangi setiap keunggulan tidak adil
yang mungkin diperoleh pesaing asing karena teknologi superior, biaya bahan
mentah lebih rendah, pajak lebih rendah atau biaya tenaga kerja lebih rendah.
Bukanlah maksud
mereka untuk melarang ekspor; mereka hanya ingin
menyamakan proses untuk persaingan yang adil.
Tindakan Balasan
Perwakilan-perwakilan industry yang mengekspornya telah mendapat hambatanhambatan impor yang dikenakan atas mereka oleh sebuah Negara lain, meminta
pemerintah mereka untuk membalas dengan hambatan-hambatan yang sama.
1) Dumping yaitu menjual suatu produk diluar negeri dengan harga kurang dari
biaya produksi, harga di pasar dalam negeri, atau harga untuk Negara-negara
ketiga. Sebuah pabrikan asing mengambil tindakan ini karena berharap dapat
menjual kelebihan produksitanpa mengganggu harga-harga di pasar
domestikny, atau bisa menurunkan harga ekspor tersebut untuk memaksa

semua produsen domestic di Negara pengimpor meninggalkan bisnisnya itu.


Eksportir itu mengharapkan kenaikan harga-harga di pasar begitu tujuan itu
tercapai. Ini disebut predatory dumping (duming yang mematikan). Dumping
digolongkan menjadi:
a. Summing sosial : persaingan yang tidak adil oleh berbagai perusahaan di
Negara-negara berkembang yang telah menurunkan biaya tenaga kerja dan
memperburuk kondisi kerja.
b. Dumping lingkungan: persaingan tidak adil disebabkan oleh belum adanya
standar-standar lingkungan suatu negara
c. Dumping jasa keuangan : persaingan tidak adil yang disebabkan oleh
rendahnya rasio modal bank/asset yang dipersyaratkan sebuah Negara.
d. Dumping budaya: persaingan tidak adil yang disebabkan oleh hambatanhambatan budaya yang membantu perusahaan-perusahaan lokal.
2) Subsidi, sumbangan keuangan yang diberikan secara langsung atau tidak
langsung oleh pemerintah tanpa imbalan keuntungan. Subsisi yang diberikan
kepada perusahaan domestik baik untuk mendorong ekspor maupun
membantu melindunginya dari impor. Beberapa contohnya adalagh
pembayaran tunai, partisipasi pemerintah dalam kepemilikan, pinjaman
dengan bunga rendah untuk para pembeli dan eksportir luar negeri, dan
perlakuan pajak preferensial.
Argument-argumen lain
Penggunaan proteksi terhadap barang-barang impor untuk mengijinkan diversifikasi
perekonomian domestik, atau meningkatkan neraca perdagangan. Proteksi
terhadap impor umumnya melayani kepentingan yang sempit dari kelompok
kepentingan tertentu drngan merugikan banyak pihak. Meskipun permohonan
mereka kadang-kadang dapat memberi waktu untuk melindungi industry agar
menjadi modern dan lebih bersaing di pasar dunia, bahaya sesungguhnya yang
timbul adalah bahwa mitra dagang sebuah akan membalas dengan hambatanhambatan perdagangan, sehingga menyebabkan kerugian terhadap industryindustri yang tidak menerima proteksi.
Jenis-jenis Restriksi
Restiksi biasanya digolongkan sebagai hambatan-hambatan tariff (bea masuk) dan
nontarif.
1. Hambatan-hambatan Tarif
a. Tarif, atau bea impor adalah pajak yang dikenakan atas barang-barang
impor dengan tujuan utama untuk meningkatkan harga jualnya di pasar
Negara pengimpor guna mengurangi persaingan bagi para produsen
domestik.
b. Bea ad valorem

Pajak impor yang dikenakan sebagai suatu persentase dari nilai faktur
barang-barangyang diimpor.
c. Bea spesifik
Jumlah tetap yang dikenakan atas unit fisik barang yang diimpor.
d. Bea kombinasi
Kombinasi pajak-pajak spesifik dan ad valorem..
e. Pajak variable
Pajak impor yang ditetapkan dengan perbedaan antara harga pasar dunia
dan harga-haraga yang didukung pemerintah lokal.
f. Harga resmi
Harga-harga ini termasuk dalam tariff bea cukai dari beberapa Negara dan
merupakan dasar untuk perhitungan pajak ad valorem bilamana harga
faktur yang sebenarnya lebih rendah.

g. Bea yang lebih rendah untuk masukan lokal yang lebih banyak
2. Hambatan-hambatan Nontarif

Hambatan-hambatan nontarif adalah semua bentuk diskriminasi terhadap impor selain pajakpajak impor/bea masuk yang telah dibahas sebelumnya. Ada beberapa macam hambatan
nontarif:
1) Kuantitatif
a)
Kuota, sebuah bentuk hambatan kuantitatif, adalah pembatasan jumlah jenis
barang tertentu yang akan diizinkan diimpor oleh sebuah negeri tanpa hambatan
selama jangka waktu tertentu. Apabila kuota itu absolut, sekali jumlah tertentu telah
diimpor, maka impor berikutnya selama sisa waktu itu (biasanya satu tahun) dilarang.
Tariff-rate quotas (kuota dengan tingkat tarif) yang mengizinkan suatu jumlah
yang ditetapkan untuk masuk ke Amerika Serikat dengan bebas bea atau dengan tarif
yang rendah tetapi ketika jumlah itu tercapai, pajak yang terlalu tinggi dikenakan atas
impor berikutnya.
Kuota pada umumnya bersifat global yaitu suatu jumlah yang ditetapkan tanpa
melihat sumbernya.
Kuota diskriminasi (discriminatory quotas) yaitu kuota yang dialokasikan, dalam
hal ini pemerintah Negara pengimpor menyetujui kuantitas untuk negara-negara
tertentu.
Pembatasan ekspor secara sukarela (voluntary export restraints-VER) kuota
ekspor yang dikenakan oleh Negara pengekspor. Bersifat sukarela bahwa Negara itu
memiliki hak formal untuk mengurangi atau memodifikasinya. Ia juga bersifat sukarela
karena Negara pengekspor dapat lebih menyukai konsekuensinya daripada hambatanhambatan perdagangan apa saja yang mungkin diberlakukan oleh Negara pengimpor.
b) Persetujuan Tertib Pemasaran, adalah VER yang terdiri atas persetujuan-persetujuan
formal antara para pemerintah negara pengekspor dan pengimpor untuk membatasi
persaingan internasional dan melindungi beberapa pasar nasional untuk produsen
lokal. Biasanya persetujuan itu menyatakan besarnya kuota ekspor atau impor yang
akan diperoleh tiap negara untuk barang tertentu.
2) Non-kuantitatif
a) Partisipasi pemerintah langsung dalam perdagangan. Bentuk yang paling lazim
partisipasi pemerintah langsung adalah subsidi. Kebijakan pengadaan barang

pemerintah juga merupakan hambatan perdagangan karena biasanya menguntungkan


produsen domestik dan sangat menghambat pembelian barang-barang impor oleh
instansi pemerintah. Yang meliputi subsidi, membeli di dalam negeri, lisensi impor,
manipulasi kurs dan kandungan lokal.
b) Prosedur kepabeanan dan administratif lainnya. Ini meliputi beraneka ragam
kebijakan dan prosedur pemerintahan baik yang mengadakan diskriminasi terhadap
impor maupun yang menguntungkan ekspor. Seperti klasifikasi tarif, persyaratan
dokumentasi dan evaluasi prodduk.
c) Standar. Baik standar-standar pemerintah maupun swasta untuk melindungi kesehatan
dan keselamatan warga negaranya tentu saja dikehendaki, tetapi selama bertahuntahun perusahaan-perusahaan ekspor telah diganggu oleh banyaknya standar yang
rumit dan diskriminatif. Standar-standar lainnya meliputi kemasan dan peberian label,
dan metode pengetesan produk.
Relevansi Bagi Para Pelaku Bisnis
1. Menciptakan Pasar Baru
Perusahaan-perusahaan ekspor perlu memperoleh informasi tentang status hambatanhambatan tarif dan nontariff yang sedang berubah di Negara-negara dimana mereka
melakukan bisnis atau akan melakukan bisnis. Perusahaan-perusahaan yang telah
meninggalkan pasar dengan pajak impor yang sangat tinggi atau hambatan-hambatan
nontariff, seperti standar produk atau prosedur kepabeanan yang dirancang untuk
menyingkirkan produk-produk asing,mungkin tidak lagi menemukan hambatan-hambatan
ini.
2. Dari Sistem Multinasional ke Sistem Pabrikasi Terpadu Secara Global
Penurunan pajak impor dan pengurangan atau pelonggaran hambatan-hambatan nontarif
lebih memudahkan dan mengurangi biaya bagi perusahaan untuk menempatkan aktivitas
produksinya di Negara-negara biaya rendah. Juga ada kemungkinan perusahaan
multidomestik dengan banyak pabrik manufaktur yang masing-masing memiliki system
pemanukfaturan lengkap untuk memasok Negara yang ditempat dapat menemukan
bahwa dengan hambatan impor yang lebih rendah perusahaan itu memiliki dua
kemungkinan untuk meningkatkan efisiensi:
1) Menutup pabrik yang paling tidak efisien dan memasok pasar-pasar mereka dengan
impor dari cabang-cabang lain.
2) Mengubah system pemanukfaturan multidomestik menjadi system terpadu secara
global di mana masing-masing pabrik melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukannya dengan paling efisien.

Biaya Hambatan Perdagangan


Biaya yang dibayar oleh konsumen karena adanya hambatan-hambatan perdagangan bisa
menjadi sangat tinggi. Misalnya, karena sistem kuota AS untuk gula, para konsumen Amerika
harus membayar dua kali lipat dari harga dunia.
PEMBANGUNAN EKONOMI

Kategori Berdasarkan Tingkat Pembangunan Ekonomi


1. Negara maju (developed) adalah klasifikasi untuk semua Negara-negara industry seperti Negara
di Eropa Timur, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Israel, dan Amerika Serikat.

2. Berkembang (developing) merupakan klasifikasi untuk negara-negara dengan pendapatan lebih


rendah di dunia yang secara teknis kurang maju.
3. Negara-negara industri baru (newly industrializing countries/ NIC) merupakan kategori yang
meliputi empat macan Asia (Taiwan, Hong Kong, Singapura, dan Korea Selatan), Brasil,
Meksiko, dan tiga negara industri yang baru muncul (Malaysia, Thailand, dan Chili).
Negara-negara industry baru tersebut:
1) Memiliki apa yang oleh Bank Dunia dianggap sebagai perekonomian yang tumbuh dengan
cepat, dengan pendapatan sedang atau lebih tinggi,
2) Memliki konsentrasi investasi luar negeri yang berat, dan
3) mengekspor dalam jumlah barang-barang manufaktur, termasuk produk-produk berteknologi
tinggi.
Karena perekonomian keempat macan itu tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan
industry-industri baru yang lain dan sama ukurannya dengan perekonomian Negara maju,
industry Negara baru pada pada umumnya juga diberikan kepada perekonomian industri baru
(newly industrialized economies-NIE) yang digunakan terutama untuk merujuk kepada para
macan asia tersebut.
Negara-negara nonkomunis lainnya berada dalam kategori Negara-negara berkembang
(developing countries) dengan sub kategori perekonomian pasar yang sedang berkembang
(emergency market economies) yang meliputi Chili, Malaysia, Cina dan Indonesia. Ketegori
ketiga disebut Negara-negara transisi, termasuk bekas Negara-negara komunis. PBB hanya
menggunakan perekonomian maju dan berkembang dan merujuk kepada bekas bangsa-bangsa
komunis sebagai Eropa Timur dan bekas Uni Soviet. Ketika membicarakan bangsa-bangsa maju
dan berkembang sebagai sebuah blok, para ahli ekonomi PBB sering kali menggunakan istilah
masing-masing Utara dan Selatan.
Bank Dunia sebaliknya menggunakan klasifikasi berdasarkan atas GNI/kapita:
1) Pendapatan rendah ($755 atau kurang)
2) Pendapatan menengah rendah ($756-$2.995)
3) Endapatan menengah tinggi ($2.996-$9.265)
4) Pendapatan tinggi ($9.266 atau lebih)

PNB/Kapita sebagai Indikator


1. Perekonomian Bawah Tanah(Underground Economy)
Banyak yang telah ditulis mengenai bagian pendapatan nasional yang tidak terukur
statistik resmi baik karena dilaporkan kurang atau tidak dilaporkan. Termasuk dalam
perekonomian bawah tanah (gelap, paralel, informal, di bawah permukaan, bayangan) ini
adalah produksi yang sah tetapi tidak diumumkan, produksi dan jasa-jasa ilegal, dan
pendapatan dalam bentuk natura (barter) yang tersembunyi. Sebagai aturan, semakin tinggi
tingkat pemajakan dan semakin berat birokrasi pemerintah, akan semakin besar
perekonomian bawah tanah.
2. Konversi Mata Uang
Permasalahan lain dalam memperkirakan PDB adalah untuk membandingkannya, PDB
dalam mata uang lokal harus dikonversi ke suatu mata uang yang umum diterima, biasanya
dolar, dengan menggunakan kurs. Apabila nilai relatif kedua mata uang itu secara akurat
mencerminkan tenaga beli konsumen, maka konversi itu dapat diterima. Meskipun demikian,
Bank Dunia menganggap konversi itu tidak dapat diterima. Meskipun demikian, Bank Dunia
menganggap penggunaan kurs rsmi untuk mengkonversi angka-angka mata uang nasional

ke dalam dolar AS tidak mencerminkan daya beli mata uang domestik. Untuk mengatasi
kekurangan tersebut, Program Pembandingan Internasional PBB telah mengembangkan
metode untuk membandingkan PDB berdasarkan paritas daya beli, bukannya berdasarkan
permintaan internasional akan mata uang (kurs). Paritas daya beli adalah jumlah unit mata
uang yang diperlukan untuk membeli jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang sama di pasar
domestic sebanyak yang dapat dibeli dengan $1 di Amerika Serikat.
3. Faktor Konversi Atlas
Ketidakpuasan atas metode paritas daya beli dan konversi mata uang berdasarkan nilai
tukar umum menyebabkan Bank dunia mengadopsi metode Atlas untuk mengestimasi GNI
per kapita. Faktor konversi atlas adalah metode aritmatika yang menghitung rata-rata nilai
tukar saat ini dengan nilai tukar dua tahun sebelumnya yang sudah disesuaikan dengan rasio
antara inflasi domestik dan inflasi negara G5 (Perancis, Jerman, Jepang, Inggris, dan
Amerika Serikat). Pendapatan yang dihitung dengan metode ini umumnya lebih stabil dan
peringkat negara menurut pendapatan lebih dipengaruhi kinerja ekonomi daripada fluktuasi
nilai tukar.
4. Karakteristik Negara Berkembang
Kendati terdapat perbedaan besar di antara banyak negara berkembang sebagian besar
sama-sama memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
1) PNB/kapita kurang dari $9.265. (Kriteria Bank Dunia)
2) Distribusi pendapatan tidak merata, dengan kelas menengah yang sangat kecil.
3) Dualisme teknologi-campuran perusahaan-perusahaan yang menggunakan
teknologi mutakhir dan perusahaan-perusahaan yang memakai cara-cara yang
sangat primitif.
4) Dualisme regional-produktivitas dan pendapatan yang tinggi di beberapa wilayah
dan pembangunan ekonomi yang sedikit di wilayah-wilayah yang lain.
5) Sebagian besar (80-85%) penduduk memperoleh penghasilan dalma sektor
pertanian yang relatif tidak produktif.
6) Pengangguran tidak kentara atau setengah pengangguran, dua orang melakukan
suatu pekerjaan yang dapat dilakukan oleh satu orang.
7) Pertumbuhan penduduk yang tinggi (2,5 sampai 4 persen setahun).
8) Tingkat buta huruf yang tinggi dan sarana pendidikan yang tidak mencukupi.
9) Kekurangan gizi yang neluas dan banyak permasalahan di bidang kesehatan.
10) Instabilitas politik.
11) Sangat bergantung pada beberapa produk ekspor, umumnya produk-produk
pertanian atau pertambangan.
12) Topografis yang tidak ramah, seperti gurun pasir, pegunungan, dan hutan tropis.
13) Tingkat tabungan yang rendah dan fasilitas perbankan yang tidak memadai.
5. Pendekatan kebutuhan manusia pada pembangunan ekonomi
Pendekatan kebutuhan manusia mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai
pengurangan kemiskinan, pengangguran, dan ketidak merataan distribusi pendapatan.
Batasan kemiskinan juga telah diperluas. Bukannya didefinisikan dalam artian
pendapatan seperti lazimnya di negara-negara maju, pengurangan kemiskinan sekarang
berarti berkurangnya buta huruf, menurunnya kekurangan gizi, berkurangnya penyakit
dan kematian dini, serta peralihan dari produksi pertanian ke industri.

Karena penekanan yang meningkat atas kesejahteraan manusia dan kurangnya


hubungan yang jelas antara pertumbuhan pertambahan dan kemajuan manusia, Program
Pembangunan PBB (United Nation Development Program) telah merencanakan Indeks
Pembangunan Manusia (Human Development Indeks-HDI) berdasarkan 3 elemen
esensial:
1) Umur panjang dan hidup sehat,
2) Kemampuan memperoleh keuntungan, dan
3) Akses kepada sumber-sumber yang diperlukan untuk standar hidup yang
layak.
Elemen-elemen itu diukur dengan:
1) Harapan hidup
2) Melek huruf orang dewasa
3) PDB/kapita, yang disesuaikan untuk perbedaan-perbedaan dalam tenaga
beli.
6. Tidak ada teori umum yang diterima
Masuknya variabel nonekonomi telah membuat mustahil untuk merumuskan teori
pembangunan umum yang diterima secara luas. Ketimbang mengupayakan teori umum,
para ahli ekonomi pembangunan kini sedan memusatkan perhatian pada bidang-bidang
permasalahan spesifik, seperti pertumbuhan penduduk, distribusi pendapatan,
pengangguran, alih teknologi, peranan pemerintah dalam proses itu, serta investasi dalam
sumber daya manusia dihadapkan dengan modal fisik.

TEORI INVESTASI INTERNASIONAL


Teori-teori Investasi Langsung Luar Negeri Kontemporer
1. Teori Keunggulan Monopolistik
Teori ini berasal dari disertasi Stephen Hymer tahun 1960-an yang menunjukkan bahwa investasi
langsung luar negeri lebih banyak terjadi dalam industri-industri oligopolistik daripada dalam
industri-industri yang beroperasi dalam persaingan hampir sempurna. Ini berarti perusahaanperusahaan dalam industri ini harus memiliki keunggulan yang tidak dapat diperoleh perusahaanperusahaan lokal. Hymer beralasan bahwa keunggulan itu harus merupakan skala ekonomi,
keunggulan teknologi atau pemasaran, manajemen atau keuangan yang superior. Investasi
langsung luar negeri terjadi karena ketidaksempurnaan pasar produk dan factor produksi.
2. Ketidaksempurnaan Pasar Produk dan Faktor Produksi
Caves, seorang ahli ekonomi Harvard memperluas karya Hymer untuk menunjukkan bahwa
pengetahuan unggul memungkinkan perusahaan yang melakukan investasi untuk memproduksi
berbagai produk yang lebih disukai konsumen daripada barang-barang yang sama buatan local,
dan dengan demikian akan memberikan kepada perusahaan itu beberapa kendali untuk harga jual
dan keunggulan atas perusahaan-perusahaan pribumi.
3. Daur Hidup Produk Internasional
Konsep IPLC menjelaskan investasi langsung luar negeri sebagai tahap alamiah dalam
kehidupan suatu produk. Untuk menghindari kehilangan pasar yang dilayaninya melalui ekspor,
sebuah perusahaan dipaksa untuk menanamkan modal dalam sarana produksi di luar negeri
ketika perusahaan-perusahaan lain mulai menawarkan produk-produk yang sama.
4. Teori-teori Lain
a. Teori ikut sang pemimpin (follow-the-leader-theory)

Sebuah teori lain dikembangkan oleh Knickerbocker yang mengemukakan bahwa apabila sebuah
perusahaan khususnya yang memimpin dalam oligopolistik memasuki sebuah pasar, maka
perusahaan-perusahaan lain dalam industri itu mengikutinya. Teori ini dianggap defensif karena
para pesaing melakukan investasi untuk menghindari kehilangan pasar yang dilayani dengan
ekspor ketika investor pertama memulai produksi lokal. Mereka juga mungkin takut pemrakarsa
itu akan mencapai beberapa keunggulan dengan melakukan diversifikasi risiko yang tidak ingin
mereka derita kecuali mereka juga memasuki pasar itu. Selain itu, dengan menduga pemrakarsa
itu mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui, mereka mungkin merasa lebih baik
menyelamatkan diri daripada menyesal nantinya.
b. Teori internalisasi
Teori internalisasi merupakan pengembangan teori ketidak-sempurnaan pasar. Sebuah
perusahaan memiliki pengetahuan unggul, tetapi ia dapat memperoleh harga yang lebih tinggi
untuk pengetahuan itu dengan cara menggunakannya daripada menjualnya di pasar terbuka.
Dengan melakukan investasi di anak perusahaan luar negeri ketimbang memberikan lisensi,
perusahaan itu mampu mengirim pengetahuannya melewati batas negara, sementara tetap
mempertahankannya di dalam perusahaan dengan harapan dapat mewujudkan hasil yang lebih
baik atas investasi yang dilakukan untuk memproduksinya.
c. Teori Aliber
Aliber percaya ketidaksempurnaan dalam pasar valuta asing munkin menyebabkan investasi
asing. Perusahaan-perusahaan di negara-negara dengan mata uang yang nia\lainya terlalu tinggi
(overvalued) tertarik untuk menanamkan modal di negara-negara yang mata uangnya nilainya
terlalu rendah (undervalued).
d. Teori Porto folio
Teori ini menyatakan bahwa operasi-operasi internasional memungkinkan diversifikasi risiko dan
karenanya cenderung memaksimalkan laba investasi yang diharapkan.
5. Teori Eklektik Produksi Internasional dari Dunning
Teori ini menggabungkan unsur-unsur dari beberapa teori yang telah kita bahas. Dunning
menyatakan apabila sebuah perusahaan bermaksud melakukan investasi dalam sarana produksi
luar negeri, ia harus memiliki tiga jenis keunggulan:
a. Kepemilikan yang khas (ownership specific), yaitu sejauh mana sebuah perusahaan
memiliki atau dapat memperoleh aset-aset yang kelihatan (tangible) dan tidak
kelihatan (intangible) yang tidak dapat diperoleh perusahaan-perusahaan lain.
b. Internalisasi (internalization) adalah dalam kepentingan terbaik perusahaan untuk
menggunkana keunggulan kepemilikan khas (menginternalisasi) ketimbang
melisensikannya kepada pemilik asing (mengeksternalisasi).
c. Kekhasan lokasi (location-spesific), perusahaan akan memperoleh keuntungan
dengan menempatkan sebagian fasilitas produksinya di luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai