Anda di halaman 1dari 44

BUKU PANDUAN

SEMI ANNUAL MEETING


ACCOUNTING, FINANCE, TAX &
INTERNAL, PROGRAM PUSAT &
CABANGAUDIT 2021

“Komunikasi & Kerjasama Tim yang Baik


Menghasilkan Integritas & Harmonisasi Kerja
yang Baik”
Dalam Menciptakan Laporan Keuangan yang
Akurat dan Terjadwal
KATA SAMBUTAN

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehingga kita
dapat berkumpul dan melaksanakan acara Semi Annual
Meeting Accounting, Finance, Tax & Internal Audit
,Program Pusat & Cabang 2021.

Ucapan terimakasih kepada pimpinan PT. Sinar Surya


Abadi Sejahtera, Pak Simon & Ibu, Pak Abong, serta
semua pihak yang telah bekerjasama dalam berupaya
mendukung acara ini sehingga dapat terlaksana dan
berjalan dengan baik.

Adanya acara ini bertujuan untuk mempererat dan


memaksimalkan komunikasi serta kerjasama antara tim,
baik di pusat maupun di cabang sehingga ke depannya
diharapkan dapat membuat dan menghasilkan laporan
keuangan yang akurat dan terjadwal sesuai dengan
tema acara ini.

Akhir kata, mohon maaf bila ada kesalahan dan


kekurangan dalam pelaksanaan acara atau
penyusunan buku panduan ini, semoga bermanfaat
untuk kita semua.
Rundown Acara :

KAMIS MALAM
• PESERTA DARI CABANG SUDAH TIBA DI JAKARTA
JUMAT
• 08:00 - 09:00 = SAMBUTAN MANAJEMEN (P.SIMON / P.ABONG)
• 09:00 - 10:00 = PEMBAHASAN TENTANG KOMUNIKASI DAN KERJASAMA YANG BAIK (DARI
LEMBAGA TALENTA INDONESIA)
• 10:00 - 10:10 = COFFEE BREAK
• 10.10 - 12:00 = PEMBAHASAN TENTANG KOMUNIKASI DAN KERJASAMA YANG BAIK (DARI
LEMBAGA TALENTA INDONESIA)
• 12:00 - 12:45 = LUNCH
• 12:45 – 15:00 = PEMBAHASAN & TANYA JAWAB SESI PERSEDIAAN DAN PRODUKSI
• 15:00 - 15:10 = COFFEE BREAK
• 15:10 - 17:00 = PEMBAHASAN & TANYA JAWAB SESI PEMBELIAN DAN ABIPRO
• 17:00 - 18:00 = PEMBAHASAN & TANYA JAWAB SESI ACCOUNTING DAN ABIPRO
• 18:00 - 18:45 = DINNER
• 18:45 - 20:00 = PEMBAHASAN & TANYA JAWAB SESI ACCOUNTING DAN ABIPRO
• 20:00 = ISTIRAHAT

SABTU
• 08:00 - 09:30 = PEMBAHASAN SESI HRD
• 09:30 - 10:00 = PEMBAHASAN & TANYA JAWAB SESI PAJAK, SPT PPH 21 & 23, DAN ABIPRO
• 10:00 - 10:10 = COFFEE BREAK
• 10:10 - 12:00 = PEMBAHASAN & TANYA JAWAB SESI PAJAK, SPT PPH 21 & 23, DAN ABIPRO
• 12:00 - 12:45 = LUNCH
• 12:45 - 14:45 = PEMBAHASAN & TANYA JAWAB SESI INTERNAL AUDIT
• 14:45 - 14:55 = COFFEE BREAK
• 14:55 - 17:25 = PEMBAHASAN & TANYA JAWAB SESI FINANCE
• 17:25 - 18:00 = PEMBAHASAN & TANYA JAWAB SESI PROGRAM ABIPRO
• 18:00 - 18:45 = DINNER
• 18:45 - 20:00 = PEMBAHASAN & TANYA JAWAB SESI PROGRAM ABIPRO
• 20:00 = ISTIRAHAT
MINGGU
• PERJALANAN PULANG PESERTA CABANG
DAFTAR PESERTA :

PIMPINAN 1. BPK. SIMON & IBU YETTY


2. BPK. ABONG

KANTOR PUSAT 1. BPK. VICTOR SIDABUTAR (MANAGER ACCOUNTING & TAX)


2. BPK. IMRON (MANAGER FINANCE)
3. BPK. HERU (MANAGER HRD)
4. AMSAL & MARIA (INTERNAL AUDIT)
5. INAYAH & ESTY (ACCOUNTING & TAX)
6. RIAN & FRENGKY (PROGRAM & PERSEDIAAN)
7. NIA (FINANCE)
8. HERMAN & DEWI (PURCHASING)
9. SABRINA (HRD)

KANTOR CABANG 1. YOHANES & YESI (LAMPUNG)


2. MELY & LADY (MEDAN)
3. YENTI & SIAUFEN (PALEMBANG)
4. MELISA & LAILY (SURABAYA)
5. HADRAH (MAKASSAR)

KANTOR CIKANDE 1. DAVID


2. RASTI
3. ITOH

ABIPRO 1. BPK. EBA


2. BPK. FARHAN
STANDAR UMUM AKUNTANSI
YANG BERLAKU DI PT. SSAS
Penyusunan laporan keuangan di PT. SSAS, disusun berdasarkan standar akuntansi yang
berlaku umum dan terkini. Semenjak dikeluarkannya PSAK No. 1 (Revisi 2009) pada
tanggal 15 Desember 2009 yang berlaku efektif per 1 Januari 2011, Penyajian Laporan
Keuangan Perusahaan di PT. SSAS, harus berpedoman pada standar tersebut. Standar
tersebut merupakan adopsi dari International Audit Standard (IAS) 1 : Presentation of
Financial Statements per 1 Januari 2009. Catatan: IASB singkatan dari “International
Accounting Standard Board”, sebuah badan khusus, bermarkas di London (Inggris) yang
menyusun standar akuntansi internasional yang rencananya diberlakukan diseluruh
negara di dunia (meskipun sampai saat ini belum semua negara menerapkan IFRS,
termasuk AS dan Jepang).

Dalam PSAK No. 1 (Revisi 2009), ada beberapa istilah baru atau penggantian istilah,
antara lain : istilah Kewajiban menjadi Liabilitas, Modal menjadi Ekuitas, Neraca menjadi
Laporan posisi keuangan, Laporan laba rugi menjadi Laporan laba rugi komprehensif,
istilah baru : Aset dan liabilitas keuangan, dan lain-lain

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

1. Laporan posisi keuangan


2. Laporan laba rugi komprehensif
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lainnya

Informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan pun menjadi lebih informatif bagi
pengambil keputusan.

Laporan laba rugi dibuat secara tegas karena pengguna laporan keuangan adalah
bersifat umum sehingga dibuat sesimple dan segampang mungkin dimengerti oleh
semua pengguna.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang saat ini masih berlaku di Indonesia

• Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


• (IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, revisi 2013)
• Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan – SAK
ETAP (Diluncurkan pada tanggal 17 JulI 2009)
• Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah
• Standar Akuntansi Pemerintahan – SAP (PP no.71 2010)
Tujuan Standar Akuntansi

• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable
(representational faitfullness)
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor dalam mengaudit
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat
menjelaskan kepada masing-masing pengguna

Tujuan Laporan Keuangan

1) Memberikan informasi tentang posisi dan hasil kinerja keuangan perusahaan yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (investor,
kreditur, dan pemerintah) dalam rangka membuat keputusan-keputusan bisnis.
2) Menunjukkan pertanggung-jawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka.

Sebuah laporan keuangan dikatakan baik dan memenuhi persyaratan bila disusun
sedemikian rupa sehingga kedua tujuan tersebut diatas bisa dicapai. Agar tujuan tersebut
bisa tercapai, maka proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan perlu
memperhatikan beberapa hal penting sebagai berikut :

Bahasa Laporan Keuangan – Laporan keuangan dibuat, tidak semata-mata untuk dibaca
sendiri. Melainkan untuk pihak luar (eksternal) juga, yakni: investor, kreditur, dan Ditjen
Pajak (pemerintah). Untuk di Indonesia, bahasa yang wajib digunakan dalam pelaporan
keuangan di Indonesia adalah bahasa Indonesia, tetapi merujuk pada ketentuan Badan
Pengawas Pasar Modal (saat ini digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan), perusahaan
emiten dibolehkan menyampaikan laporan keuangan berbahasa Inggris, namun versi
Bahasa Indonesianya tetap harus ada, dan keduanya harus memuat informasi (akun dan
angka) yang sama.

Mata Uang Pelaporan – Laporan keuangan yang dibuat hendaknya mencerminkan kondisi
perusahaan yang sebenarnya. Termasuk dalam hal penggunaan mata uang. Jika dalam
transaksi sehari-harinya lebih banyak menggunakan mata uang Rupiah, seperti perusahaan
pada umumnya di Indonesia, maka laporan keuangan yang disajikan juga dalam mata uang
Rupiah. Sehingga, benar-benar mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Bagi perusahaan
asing (foreign company) atau perusahaan lokal (local company) yang bergerak dibidang
ekspor-impor, biasanya banyak menggunakan mata uang asing. Dalam kondisi seperti ini,
laporan keuangan bisa dalam mata uang yang paling banyak digunakan, istilahnya “mata
uang fungsional.”
Saat Pelaporan – Setiap perusahaan diharapkan masih akan terus beroperasi secara
kontinyu di masa-masa yang akan datang. Untuk tujuan penilaian dan pengawasan, laporan
keuangan dibuat dan disajikan secara periodik per rentang waktu tertentu. Pengaturan
waktu pelaporan per periode ini dalam akuntansi disebut “periodisasi.”

Untuk pihak internal, perusahaan mungkin membuat laporan keuangan per bulan. Namun
untuk pihak eksternal, termsuk Ditjen Pajak dan OJK, laporan disampaikan secara tahunan.
Rentang waktu satu tahun ini dalam akuntansi dikenal dengan istilah “satu tahun buku.”
Untuk pelaporan ke Ditjen Pajak disebut “satu tahun fiskal.”

Periode satu tahun buku, pada umumnya, dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir pada
tanggal 31 Desember setiap tahunnya. Pada setiap akhir peridode, perusahaan melakukan
tutup buku. Untuk ke Ditjen Pajak (sebagai kelengkapan SPT), laporan keuangan harus
disampaikan paling lambat 1 kwartal setelah tutup buku. Dengan kata lain, 120 hari setelah
tanggal 31 Desember setiap tahunnya, yakni setiap 30 April. Jadwal ini dilaksanakan secara
konsisten setiap tahun.

Penyajian Secara Wajar – Disamping komponen disajikan secara lengkap, perusahaan juga
perlu memperhatikan kewajaran penyajian laporan keuangan sebagai berikut :

a. Penyajian Akun Pada Laporan Posisi Keuangan – Penyajian aset lancar terpisah dari
aset jangka panjang (tidak lancar) dan Liabilitas jangka pendek terpisah dari liabilitas
jangka panjang . Aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas, sedangkan liabilitas
disajikan menurut urutan jatuh temponya.

b. Hubungan Istimewa – Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan operasi normal


perusahaan, disajikan pada Laporan Posisi Keuangan secara terpisah antara pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak ketiga pada masing-
masing akun.

c. Penyajian Akun Pada Laporan Laba Rugi – Laporan laba rugi perusahaan disajikan
sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang
diperlukan bagi penyajian secara wajar. Perusahaan menyajikan di laporan laba rugi,
rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada fungsi beban di
dalam perusahaan, sedangkan pada catatan atas laporan keuangan beban tersebut
dirinci menurut sifatnya.

d. Identitas Perusahaan – Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi


secara jelas. Di samping itu, informasi berikut ini disajikan dan diulangi pada setiap
halaman laporan keuangan: (1) Nama perusahaan pelapor atau identitas lain; (2)
Cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas atau beberapa
entitas; ( 3) Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang
lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan; (4) Mata uang pelaporan; dan
(5) Satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
c. Penyajian Arus Kas – Laporan Arus Kas harus disajikan dengan menggunakan
metode langsung (direct method).

d. Catatan atas Laporan Keuangan – Catatan atas Laporan Keuangan merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan, yang sifatnya memberikan
penjelasan baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif terhadap laporan
keuangan, sehingga menghasilkan penyajian yang wajar. Oleh sebab itu, pada
setiap halaman laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas,
dan laporan perubahan ekuitas harus diberi pernyataan bahwa “catatan atas
laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan.”
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan
penyajian sesuai dengan komponen utamanya. Setiap pos dalam Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus
Kas harus direferensi silang (cross-reference) dengan informasi terkait dalam
Catatan atas Laporan Keuangan, jika dilakukan pengungkapan.

Untuk menjelaskan adanya bagian dari suatu jumlah harus dilakukan dengan
mencantumkan jumlah atau persentasenya, bukan kata “sebagian.” Catatan atas
Laporan Keuangan harus mengungkapkan secara terpisah jumlah dari setiap jenis
transaksi dan saldo dengan para direktur, karyawan, komisaris, pemegang saham
utama, karyawan kunci dan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Apabila
jumlah transaksi untuk masing-masing kategori tersebut dengan Pihak tertentu
melebihi Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), maka jumlah tersebut harus
disajikan secara terpisah dan nama pihak tersebut harus diungkapkan.

Tanggung Jawab Isi Laporan – Yang menyusun laporan keuangan bisa jadi pihak
perusahaan sendiri atau pihak di luar perusahaan (konsultan atau kantor akuntan
publik). Siapapun yang menyusun, perlu disadari bahwa yang bertanggungjawab atas
isi Laporan Keuangan adalah manajemen perusahaan. Bukan pihak lain.
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
PT. SSAS
PERKEMBANGAN AKTIVA LANCAR

TAHUN NILAI (Rp) PERTUMBUHAN (Rp) RATIO

2015 10.058.117.363

2016 13.733.455.393 3.675.338.030 0,27

2017 404.859.174.864 391.125.719.471 0,97

2018 105.668.239.388 (299.190.935.476) (2,83)

2019 85.851.518.827 (19.816.720.561) (0,23)

Rata-rata 124.034.101.167 18.948.350.366 (0,46)

Penjelasan Perkembangan Aktiva Lancar

• Tabel tersebut diatas dapat kita lihat bahwa persentase rata-rata perkembangan

aktiva lancar dari tahun 2015-2019 adalah minus (0,46).

• Jika kita cermati dari mulai dari tahun 2015 ke 2016 ada ratio kenaikan sebesar

0,27.

• Dari tahun 2016 ke 2017 juga ada ratio kenaikan sebesar 0,97.

• Akan tetapi dari tahun 2017 ke 2018, ada penurunan ratio aktiva lancar yang cukup

signifikan sebesar minus (2,83) bahkan ke tahun 2019 juga menurun sebesar minus

(0,46)
PERKEMBANGAN HUTANG LANCAR
TAHUN NILAI (Rp) PERTUMBUHAN (Rp) RATIO
66.598.554.063
2015

103.749.521.229 37.150.967.166 0,36


2016

428.739.286.465 324.989.765.236 0,76


2017

196.913.318.809 (231.825.967.656) (1,18)


2018

244.331.308.949 47.417.990.140 0,19


2019

208.066.397.903 44.433.188.722 0,03


Rata-rata

Penjelasan Perkembangan Hutang Lancar

• Hutang lancar adalah kewajiban kewajiban yang akan diselesaikan pembayarannya

dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang diklasifikasikan sebagai aktiva

lancar atau dengan menciptakan utang yang baru.Sehingga manajemen hutang lancar

perlu mendapat perhatian, dengan tujuan agar dapat menjaga rasio kecukupan

kas/bank.

• Tabel diatas terlihat bahwa perkembangan hutang lancar dari tahun 2015-2019

mengalami fluktuatif, dimana rata-rata industri selama 5 (lima ) tahun adalah 0,03.

• Perkembangan Hutang lancar yang paling baik terjadi pada tahun 2018 dimana terjadi

penurunan hutang lancar 1,18 sedangkan yang paling buruk terjadi pada tahun 2017

dimana terjadi kenaikan sebesar 0,78.


PERKEMBANGAN TOTAL AKTIVA

TAHUN NILAI (Rp) PERTUMBUHAN (Rp) RATIO

75.236.219.952
2015

115.817.079.374 40.580.859.422 0,35


2016

519.903.411.108 404.086.331.734 0,78


2017

317.503.386.333 (202.400.024.775) (0,64)


2018

393.404.667.606 75.901.281.273 0,19


2019

284.372.952.875 79.542.111.914 0,17


Rata-rata

Penjelasan Perkembangan Total Asset

• Asset adalah sebuah sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana beberapa manfaat ekonomi

masa depan, dapat diharapkan mengalir ke perusahaan

• Tabel perkembangan rata-rata industri total aktiva 2015-2019 adalah 0,17.

Perkembangan rata-rata industri aktiva dari tahun 2015 -2019 sangat fluktuatif, dimana

tahun 2016 naik sebesar 0,35, tahun 2017 naik lagi sebesar 0,78 dan tahun 2018

menurun drastis adalah sebesar (0,64), dan tahun 2019 naik sebesar 0,15.

• Hal ini terjadi kemungkinan terjadi sebagai akibat produktivitas dan efisiensi

perusahaan rendah, atau juga dari total aset yang dimiliki tidak mampu menghasilkan

laba yang maksimal.


PERKEMBANGAN TOTAL HUTANG

TAHUN NILAI (Rp) PERTUMBUHAN (Rp) RATIO

77.662.939.587
2015

116.590.593.368 38.927.653.781 0,33


2016

453.349.305.762 336.758.712.394 0,74


2017

237.374.161.106 (215.975.144.656) (0,91)


2018

289.601.471.493 52.227.310.387 0,18


2019

234.915.694.263 52.984.632.977 0,09


Rata-rata

Penjelasan Perkembangan Total Hutang

• Hutang adalah kewajiban-kewajiban ekonomis dari perusahaan yang diakui dan

diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima.

• Tabel tersebut diatas terlihat bahwa rata-rata industri hutang perusahaan

perkembangannya selama tahun 2015-2019 adalah 0,09. Dimana trend rata-rata

industrinya berjalan secara Fluktuatif yaitu pada tahun 2016 naik sebesar 0,33,

tahun 2017 naik sebesar 0,74 dan tahun 2018 turun secara signifikan sebesar (0,91)

dan tahun 2019 naik sebesar 0,18.

• Jadi mulai tahun 2018 perusahaan mulai hati-hati dalam kebijakan hutangnya dan

berusaha untuk mencicil pinjamannya.


PERKEMBANGAN TOTAL EKUITAS

TAHUN NILAI (Rp) PERTUMBUHAN (Rp) RATIO

(2.426.719.635)
2015

(773.513.994) 1.653.205.641 (2,14)


2016

66.564.105.346 67.337.619.340 1,01


2017

80.129.225.227 13.565.119.881 0,17


2018

109.803.196.113 29.673.970.886 0,27


2019

50.659.258.611 28.057.478.937 0,55


Rata-rata

Penjelasan Perkembangan Ekuitas

• Ekuitas merupakan salah satu aspek penting dalam pembelanjaan perusahaan.

Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat ekuitas yang

memuaskan, maka kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar

kewajibankewajiban yang sudah jatuh tempo dan bahkan mungkin dilikuidasi.

Kebutuhan ekutias merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting

dalam perusahaan, karena tanpa ekuitas perusahaan tidak dapat memenuhi

kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya.

• Tabel tersebut diatas nampak bahwa rata-rata industri perkembangan ekuitas

tahun 2015-2019 adalah 0,55. Terjadi fluktuasi selama 5 tahun tersebut dimana

tahun 2017 adalah dengan perkembangan yang paling bagus sebesar 1,01.

sedangkan tahun 2016 merupakan paling rendah sebesar (2,14) karena

kemampuan modal untuk menghasilkan keuntungan rendah atau tertekan.


PERKEMBANGAN TOTAL PENJUALAN

TAHUN NILAI (Rp) PERTUMBUHAN (Rp) RATIO

9.100.705.430
2015

130.707.448.825 121.606.743.395 0,93


2016

0,86
2017 916.637.141.961 785.929.693.136

995.608.261.727 78.971.119.766 0,08


2018

409.748.171.915 (585.860.089.812) (1,43)


2019

Rata-rata 492.360.345.972 100.161.866.621 0,11

Penjelasan Perkembangan Penjualan

• Tabel diatas adalah mengambarkan perkembangan penjualan dalam kurun

waktu 2015-2019.

• Nampak bahwa rata-rata industri perkembangan penjualan 0,11. Artinya

memang dalam situasi kurang baik. Bahkan untuk tahun 2019 rata-rata

industrinya paling buruk (1,43).


PERKEMBANGAN LABA BERSIH

TAHUN NILAI (Rp) PERTUMBUHAN (Rp) RATIO

(2.921.634.291)
2015

4.559.451.432 2,78
2016 1.637.817.141

65.806.465.199 0,98
2017 67.444.282.340

(20.808.624.631) (0,45)
2018 46.635.657.709

29.525.782.153 (17.109.875.556) (0,58)


2019

8.111.854.111 0,68
Rata-rata 28.464.381.010

Penjelasan Perkembangan Laba Bersih

• Manajemen laba itu sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena dengan manajemen

laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer.

• Tabel diatas adalah mengambarkan perkembangan laba bersih perusahaan dalam kurun

waktu 2015-2019.

• Tabel tersebut diatas nampak bahwa rata-rata industri perkembangan laba bersih 0,68.

Bahkan tahun 2019 rata-rata industri penurunan laba bersih (0,58). (nyaris tidak ada

peningkatan laba bersih pada tahun 2018 & 2019) ).

• Fluktuasi laba atau rugi tersebut diatas kemungkinan sebagai akibat rendahnya harga jual,

rendahnya permintaan dan melimpahnya pasokan dipasar, sehingga penjualan tertekan

dan laba perusahaan juga tertekan.


RATIO LIKWIDITAS (AKTIVA LANCAR/HUTANG LANCAR)
TAHUN AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR RATIO

10.058.117.363 66.598.554.063 0,15


2015

13.733.455.393 103.749.521.229 0,13


2016

404.859.174.864 428.739.286.465 0,94


2017

105.668.239.388 196.913.318.809 0,54


2018

85.851.518.827 244.331.308.949 0,35


2019

208.066.397.903 0,42
Rata-rata 124.034.101.167

Penjelasan Ratio Likwiditas

• Current ratio / Ratio Likwiditas merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan

kewajiban lancar.

• Current ratio / Ratio Likwiditas merupakan ukuran yang paling umum digunakan

untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

• Berdasarkan pada tabel diatas, ratarata industri rasio lancar selama tahun 2015-2019

adalah 0,42 kali, dimana rasio tertinggi adalah tahun 2017 yaitu sebesar 0,94 dan

terendah pada tahun 2016 sebesar 0,13.

• Secara umum pada tahun 2015-2019 , perusahaan dalam kondisi ilikuid (tidak mampu

membayar hutang jangka pendeknya).


RATIO SOLVABILITAS (TOTAL HUTANG/TOTAL AKTIVA)
TAHUN TOTAL HUTANG TOTAL AKTIVA RATIO
77.662.939.587 75.236.219.952 1,03
2015

116.590.593.368 115.817.079.374 1,01


2016

453.349.305.762 519.903.411.108 0,87


2017

237.374.161.106 317.503.386.333 0,75


2018

289.601.471.493 393.404.667.606 0,74


2019

Rata-rata 234.915.694.263 284.372.952.875 0,83

Penjelasan Ratio Solvabilitas


• Solvabilitas perusahaan berguna untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya jika perusahaan
tersebut dilikuidasi.
• Rasio ini disebut juga ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan
tersebut.
• Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa debt to assets ratio rata-
rata industri 2015-2019 adalah sebesar 0,83,
• Kondisi ideal komposisi hutang dibandingkan dengan aktiva adalah 40 : 60.
Semakin besar rasio ini menunjukan semakin besar jumlah hutang yang dimiliki
perusahaan, yang tentu saja akan menambah resiko kewajibanperusahaan.
• Suatu perusahaan dikatakan solvabel jika perusahaan itu mempunyai aktiva yang
cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik yang jangka panjang
maupun jangka pendek pada saat dilikuidasi, sedangkan jika perusahaan tidak
mempunyai cukup aktiva untuk membayar segala hutangnya, pada saat dilikuidasi,
maka perusahaan tersebut dikatakan insolvabel
RATIO PROFITABILITAS (LABA BERSIH/ PENJUALAN)
TAHUN LABA BERSIH PENJUALAN RATIO

(2.921.634.291) 9.100.705.430 (0,32)


2015

1.637.817.141 130.707.448.825 0,01


2016

67.444.282.340 916.637.141.961 0,07


2017

46.635.657.709 995.608.261.727 0,05


2018

29.525.782.153 409.748.171.915 0,07


2019

(0,02)
492.360.345.972
Rata-rata 28.464.381.010

Penjelasan Ratio Profitabilitas

• Ratio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba atau keuntungan.

• Tabel diatas menjelaskan bahwa rasio rata rata industri Net Profit Margin tahun 2015-

2019 adalah minus (0,02).

• Selama 2015-2019 capain Net Profit Margin tertinggi yaitu pada tahun 2017 yaitu 0,07

sedangkan terendah yaitu tahun 2015 yaitu (0,32).

• Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan ketidakseimbangan antara pendapatan dan

biaya serta pengeluaran keuangan.

• Hal ini menyebabkan terjadinya fluktuasi pada pos-pos laba rugi mengalami kenaikan

untuk setiap tahunnya, dan diimbangi oleh naiknya biaya produksi.


PERATURAN DIRJEN PAJAK
NO. 16/PJ/2016
TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN
PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH 21, SEHUBUNGAN
DENGAN PEKERJAAN, JASA DAN KEGIATAN ORANG
PRIBADI
Accounting & Program
• Penyeragaman Pemilihan Akun dalam Penginputan
Transaksi

Kesimpulan :

• Penyeragaman Deskripsi dalam Penginputan Transaksi

Kesimpulan :

• Transaksi yang Masih Belum Terinput Kode Departemennya

Kesimpulan :
• Nomor Bukti Voucher, SO, Surat Jalan dan Invoice yang Tidak
Urut (Terlongkap)

Kesimpulan :

• Penyeragaman Format Nomor Invoice dengan 4 Digit Nomor


Urut Setelah Strip. Contoh (SA2106-0001)

Kesimpulan :

• Penyeragaman Antara Nomor Surat Jalan dengan Nomor


Invoice

Kesimpulan :
PAJAK
• Perlakuan Pph Pasal 23, jika ada jasa truk tetapi supir truk tidak
mau dipotong Pph Pasal 23. Apakah bisa dimarkup untuk
dipotong Pph Pasal 23 tersebut.

Kesimpulan :

• Perlakuan Pph Pasal 21 untuk yang mendapatkan komisi di


cabang
Kesimpulan :

• Perlakuan PPN Keluaran di cabang, apakah disetorkan di Jakarta.


Karena yang membayar dan melapor di Jakarta

Kesimpulan :
INTERNAL AUDIT
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
• Adanya HPP Yang Belum Terisi

Kesimpulan :

• Adanya HPP yang lebih besar daripada Harga Jual

Kesimpulan :

• Adanya nilai laba bruto kurang dari 5%

Kesimpulan :
• Adanya nilai laba bruto lebih dari 100%

Kesimpulan :

KASUS PENGGELAPAN/KORUPSI
• Penggelapan/korupsi hasil penjualan tunai

Kesimpulan :

• Penggelapan/korupsi uang makan

Kesimpulan :
KASUS LAINNYA
• Kelebihan pemotongan BPJS

Kesimpulan :

• Kurang/tidak memotong Pph 21 atas Komisi Penjualan

Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai