Anda di halaman 1dari 117

INDIKATOR

MUTU
DALAM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH

KEMENTERIANPENDIDIKANDANKEBUDAYAAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar danMenengah
©2017
INDIKATORMUTU
DALAM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DANMENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
© 2017
DAFTARISI

PENGANTAR 1
STANDAR 1. STANDAR KOMPETENSILULUSAN 5
STANDAR2. STANDAR ISI 17
STANDAR 3.STANDARPROSES 27
STANDAR 4.STANDARPENILAIAN 41
STANDAR5.STANDARPENDIDIK DANTENAGA KEPENDIDIKAN 49
STANDAR 6. STANDAR SARANADANPRASARANA 75
STANDAR 7. STANDARPENGELOLAAN 95
STANDAR 8. STANDARPEMBIAYAAN 107
PUSTAKA 113
PENGANTAR

Mutupendidikandasardanmenengahadalahtingkatkesesuaianantarapenyelenggaraanpendidi- kan
dasar dan menengah dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) di sekolah. Mutu pendidikan di
sekolah cenderung tidak ada peningkatan tanpa diiringi dengan penjaminan mutu pendidikan
oleh sekolah. Penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah sendiri merupakan mekanisme
yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses penye-
lenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu dan aturan yangditetapkan.

Pentingnya Penjaminan Mutu Pendidikan


Penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah merupakan:
 kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur
segala kegiatan untuk meningkatkan mutu secara sistematis, terencana danberkelanjutan.
 bertujuanmemastikanpemenuhanstandarpadasatuanpendidikansecarasistemik,holistik,
danberkelanjutan,sehinggatumbuhdanberkembangbudayamutupadasatuanpendidikan
secaramandiri.
 berfungsi sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan yangbermutu.

Indikator Mutu Pendidikan

1
Desain Sistem
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
 Sistempenjaminanmutuinternalyangdilaksanakandalamsatuanpendidikandandijalankan
oleh seluruh komponen satuanpendidikan;
 Sistem penjaminan mutu eksternal yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga akreditasi dan lembaga standarisasipendidikan;
 Sistem informasi penjaminan mutu yang menunjang implementasi kedua sistem diatas.
Sistem mengikuti siklus kegiatan sesuai dengan komponen masing masing. Siklus sistem penja-
minan mutu internal terdiri atas:
 Penetapan standar sebagai landasan dimana Standar Nasional Pendidikan merupakan krite-
ria minimal yang harusdipenuhi.
 Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar
mutu yang telahditetapkan;
 Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam rencana kerjasekolah;
 Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam program kerja maupun prosespembelajaran;
 Evaluasi/audit terhadap proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telahdilakukan.
Seluruh siklus ini dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Sementara siklus sistem penjaminan mutu
eksternal terdiri atas:
 Pemetaan mutu satuan pendidikan berdasarkan Standar NasionalPendidikan;
 Perencananaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam rencanastrategis;
 Fasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuanpendidikan;
 Monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pemenuhanmutu;
 Penetapan dan evaluasi Standar NasionalPendidikan;
 Pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan dan/atau programkeahlian.
Siklus sistem penjaminan mutu eksternal ini dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga standardisasi (BSNP) dan lembaga akreditasi BAN S/M atau lembaga akreditasi mandiri
sesuai kewenangan masing-masing.
Indikator Mutu Pendidikan

2
Acuan Mutu
Penjaminan mutu pendidikan mengacu pada standar sesuai peraturan yang berlaku. Acuan utama
adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan sebagai kriteria minimal yang ha-
rus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan penyelenggara pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:
 Standar KompetensiLulusan
 Standar Isi
 Standar Proses
 Standar Penilaian
 Standar Pendidik dan TenagaKependidikan
 Standar Pengelolaan
 Standar Sarana danPrasarana
 Standar Pembiayaan
Kedelapanstandartersebutmembentukrangkaianinput,proses,danoutput.StandarKompetensi
Lulusan merupakan output dalam rangkaian tersebut dan akan terpenuhi apabila input terpenuhi
sepenuhnya dan proses berjalan dengan baik. Standar yang menjadi input dan proses dideskripsi-
kan dalam bentuk hubungan sebab-akibat dengan output. Standar dijabarkan dalam bentuk indi-
kator mutu untuk mempermudah kegiatan pemetaan mutu dalam penjaminan mutupendidikan.
Indikator Mutu Pendidikan

3
Indikator Mutu Pendidikan
4
STANDAR 1. STANDAR KOMPETENSILULUSAN
— Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 20tahun 2016tentangStandarKompetensiLulusan—

Indikator1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensisikap


Sub-Indikator 1. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa
kepada TuhanYME

Deskripsi:
 Siswa dimotivasi dan fasilitasi oleh sekolah agar memiliki perilaku dan sikap
orangberimanmelaluipembiasaan(budayasekolah)danketeladanandalam
menghayati dan mengamalkan sesuai dengan ajaran agama yangdianut.
 Integrasi pengembangan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME di
sekolah dilakukan dalam bentuk kegiatanpembelajaran.
 Contoh perilaku dan sikap orang beriman dan bertakwameliputi:
 Berdoa setiap memulai dan mengakhirikegiatan.
 Santun dalam berbicara danberperilaku.
 Berpakaian sopan sesuai aturansekolah.
 Mengucapkan salam saat masukkelas.
 Melaksanakan kegiatanibadah.
 Mensyukuri setiap nikmat yangdiperoleh.
 Menumbuhkan sikap salingmenolong/berempati.
 Menghormatiperbedaan.
 Antre saat bergantian memakai fasilitassekolah.
 Lainnya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
siswa.
 Kompetensisikapinibelumdiintegrasikandenganbaikdalamkegiatanpem-
belajaran disekolah.
 Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
Indikator Mutu Pendidikan

selama berada di luarsekolah.


 Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
 Lainnya
Sub-Indikator2. Siswamemilikiperilakuyangmencerminkansikapberkarakter

Deskripsi:
 Perilaku dan sikap berkarakter ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai
kegiatan olehsekolah.
5
 Contoh perilaku dan sikap berkaraktermeliputi:
 Menghargai dan menjaga keragaman dan kekayaan budayabangsa.
 Relaberkorban.
 Mengikuti baktisocial.
 Menciptakan kerukunan antarsiswa/kelompok/sekolah.
 Anti kekerasan baik psikis maupunfisik.
 Lainnya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
siswa.
 Kompetensisikapinibelumdiintegrasikandenganbaikdalamkegiatanpem-
belajaran disekolah.
 Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
 Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
 Lainnya
Sub-Indikator3. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikapdisiplin

Deskripsi:
 Perilaku dan sikap disiplin ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan
olehsekolah.
 Contoh perilaku dan sikap disiplinmeliputi:
 Disiplin dan taathukum.
 Meminta ijin jika tidak bisahadir.
 Datang ke sekolah/kegiatan lainnya tepatwaktu.
 Mengerjakan tugas yangdiberikan.
 Mematuhi tatatertibsekolah.
 Lainnya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
Indikator Mutu Pendidikan

siswa.
 Kompetensisikapinibelumdiintegrasikandenganbaikdalamkegiatanpem-
belajaran disekolah.
 Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.

6
 Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
 Lainnya
Sub-Indikator4. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikapsantun

Deskripsi:
 Perilaku dan sikap santun ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan
olehsekolah.
 Contoh perilaku dan sikap santunmeliputi:
 Menghormati guru dan orang lain yang lebihtua
 Menggunakan kata-kata santun dalamberkomunikasi
 Berbicara dengan intonasi dan volume suara yangsesuai
 Tidak menghina atau menyebut seseorang dengan sebutannegatif
 Lainnya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
siswa.
 Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatanpem-
belajaran disekolah.
 Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
 Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
 Lainnya
Sub-Indikator5. Siswamemilikiperilakuyangmencerminkansikapjujur

Deskripsi:
 Perilakudansikapjujurditumbuhkandenganfasilitasiberbagaikegiatanoleh
sekolah.
 Contoh perilaku dan sikap jujurmeliputi:
 Melaksanakan tugas individu denganbaik.
 Mengaku atas kesalahan yangdilakukan.
Indikator Mutu Pendidikan

 Mengatakan yangsebenarnya.
 Lainnya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
siswa.
 Kompetensisikapinibelumdiintegrasikandenganbaikdalamkegiatanpem-
belajaran disekolah.

7
 Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
 Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
 Lainnya
Sub-Indikator6. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikappeduli

Deskripsi:
 Perilaku dan sikap peduli ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan
olehsekolah.
 Contoh perilaku dan sikap pedulimeliputi:
 Membantu orang yangmembutuhkan.
 Menjenguk dan mendoakan orang yangsakit.
 Membuang sampah padatempatnya.
 Memungut sampah yangdijumpai.
 Menghemat penggunaan air danlistrik.
 Penghijauan di lingkungansekolah.
 Lainnya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
siswa.
 Kompetensi sikap ini belum diintegrasikan dengan baik dalam kegiatanpem-
belajaran disekolah.
 Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
 Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
 Lainnya
Sub-Indikator7. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percayadiri
Indikator Mutu Pendidikan

Deskripsi:
 Perilaku dan sikap percaya diri ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai
kegiatan olehsekolah.
 Contoh perilaku dan sikap percaya dirimeliputi:
 Mampu membuat keputusan dan bertindak dengancepat.
 Tidak mudah putusasa.

8
 Berani presentasi, menjawab pertanyaan, berpendapat, dan bertanya da-
lam berbagaikesempatan.
 Lainnya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
siswa.
 Kompetensisikapinibelumdiintegrasikandenganbaikdalamkegiatanpem-
belajaran disekolah.
 Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
 Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
Sub-Indikator 8. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab

Deskripsi:
 Perilaku dan sikap bertanggungjawab ditumbuhkan dengan fasilitasi
berbagai kegiatan olehsekolah.
 Contoh perilaku dan sikap bertanggungjawabmeliputi:
 Melaksanakan tugas individu denganbaik.
 Menerima risiko dari tindakan yangdilakukan.
 Meminta maaf atas kesalahan yangdilakukan.
 Menepatijanji.
 Anti-Vandalisme.
 Lainnya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
siswa.
 Kompetensisikapinibelumdiintegrasikandenganbaikdalamkegiatanpem-
belajaran disekolah.
 Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
Indikator Mutu Pendidikan

malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa


selama berada di luarsekolah.
 Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
 Lainnya

9
Sub-Indikator9. Siswa memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjanghayat

Deskripsi:
 Perilaku dan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat difasilitasi oleh sekolah
dan diwujudkan dalam aktivitas pembelajaran baik di dalam kelas maupun di
luar kelas, melalui pembiasaan programliterasi
 Contoh perilaku dan sikap pembelajar sejati sepanjang hayatmeliputi:
 Membaca/menulis buku dan bacaanlainnya.
 Membuat karyatulis.
 Mau mencari bahan/sumberbelajar.
 Rajin berkunjung ke perpustakaan.
 Belajar dimanapun, kapanpun dengansiapapun.
 Lainnya.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
siswa.
 Kompetensisikapinibelumdiintegrasikandenganbaikdalamkegiatanpem-
belajaran disekolah.
 Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
 Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
 Lainnya
Sub-Indikator 10. Siswa memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani

Deskripsi:
 Perilaku dan sikap yang mencerminkan sehat jasmani dan rohani di-
tumbuhkan dalam seluruh kegiatan baik intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler melalui kegiatan kesiswaan.
 Contoh perilaku dan sikap sehat jasmani dan rohanimeliputi:
 Bebas darinarkoba
 Anti pornografi danpornoaksi
Indikator Mutu Pendidikan

 Menjauhi kebiasaan yang merusaktubuh


 Lainnya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
siswa.
 Kompetensisikapinibelumdiintegrasikandenganbaikdalamkegiatanpem-
belajaran disekolah.

10
 Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
 Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
 Lainnya

Indikator2. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensipengetahuan


Sub-Indikator 1. Siswa memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual,metakognitif

Deskripsi:
 Siswa pada jenjang pendidikan SDmemiliki:
 pengetahuandasarberkenaandenganilmupengetahuan,teknologi,seni,
danbudayaterkaitdengandirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakatdan
lingkungan alam sekitar, bangsa, dannegara.
 pengetahuan terminologi/istilah yang digunakan, klasifikasi, kategori,
prinsip, dan generalisasi berkenaan dengan ilmu pengetahuan,teknologi,
senidanbudayaterkaitdengandirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dannegara.
 pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang berke-
naan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa dannegara.
 pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi, seni
danbudayaterkaitdengandirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakatdan
lingkungan alam sekitar, bangsa dannegara.
 Siswa pada jenjang pendidikan SMPmemiliki:
 pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan
ilmupengetahuan,teknologi,seni,danbudayaterkaitdenganmasyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasanregional.
 pengetahuan terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, general-
isasi dan teori, yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknis dan
Indikator Mutu Pendidikan

spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan,


teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasanregional.
 pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait
dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode tingkat seder-
hana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
dan kawasanregional.

11
 pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis dan spesifik
tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, dan kawasanregional.
 Siswa pada jenjang pendidikan SMA dan SMKmemiliki:
 pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan
ilmupengetahuan,teknologi,seni,danbudayaterkaitdenganmasyarakat
danlingkunganalamsekitar,bangsa,negara,kawasanregional,daninter-
nasional.
 pengetahuan terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, general-
isasi, teori, model, dan struktur yang digunakan terkait dengan penge-
tahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu
pengetahuan,teknologi,seni,danbudayaterkaitdenganmasyarakatdan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan inter-
nasional.
 pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait
dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode, dan kriteria un-
tuk menentukan prosedur yang sesuai berkenaan dengan ilmu penge-
tahuan, teknologi, seni, dan budaya, terkait dengan masyarakat dan ling-
kungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan inter-
nasional.
 pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail, spe-
sifik, kompleks, kontekstual dan kondisional berkenaan dengan ilmu
pengetahuan,teknologi,seni,danbudayaterkaitdenganmasyarakatdan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan inter-
nasional.
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat pengetahuan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolahberupa:
 prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
 tingkat kelulusan dalam ujian sekolah berstandarnasional
 tingkat capaian nilai pengetahuan dalam penilaianpendidikan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


Indikator Mutu Pendidikan

 Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yangdiampu.
 Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi
sebagaipendidik.
 Alokasi waktu dan beban belajar memberatkan pada sisisiswa.
 Gayadanmetodepembelajaranyangditerapkantidakmengarahpadabakat,
minat dan kemampuan belajar siswa.
 Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, danlainnya.

12
Indikator 3. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensiketerampilan
Sub-Indikator 1. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindakkreatif

Deskripsi:
 Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif melalui pengala-
man pembelajaran dankegiatan.
 Contoh keterampilan berpikir dan bertindak kreatifmeliputi:
 kreatif menghasilkankarya
 memodifikasi karya oranglain
 menciptkan kreasisendiri
 memiliki gaya tulissendiri
 menggunakan teknologi dalambelajar
 lainnya
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolahberupa:
 prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
 tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaianpendidikan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yangdiampu.
 Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi
sebagaipendidik.
 Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran disekolah.
 Gurumerasaterbebanidalammemberikanpenilaianketerampilankarenain-
strumen dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa be-
lum terfokus dan terencanakan denganoptimal.
 Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan lainnya.
Sub-Indikator2. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindakproduktif

Deskripsi:

 Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak produktif melalui pen-


Indikator Mutu Pendidikan

galaman pembelajaran dankegiatan.


 Contoh keterampilan berpikir dan bertindak produktifmeliputi:
 merangkum hasilbacaan
 meniru karya oranglain
 lainnya
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/individusiswauntukmengukurtingkatketerampilanyangdimiliki

13
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolah berupa:
 prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
 tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaianpendidikan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yangdiampu.
 Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi
sebagaipendidik.
 Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran disekolah.
 Gurumerasaterbebanidalammemberikanpenilaianketerampilankarenain-
strumen dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa be-
lum terfokus dan terencanakan denganoptimal.
 Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan lainnya.
Sub-Indikator3. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindakkritis

Deskripsi:

 Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis melalui pengala-


man pembelajaran dankegiatan.
 Contoh keterampilan berpikir dan bertindak kritismeliputi:
 menelaah hasilpekerjaan
 melakukanpengamatan
 bertanya dengankritis
 mengumpulkaninformasi
 melakukan analisa
 lainnya
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolahberupa:
 prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
 tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaianpendidikan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


Indikator Mutu Pendidikan

 Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yangdiampu.
 Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi
sebagaipendidik.
 Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran disekolah.
 Gurumerasaterbebanidalammemberikanpenilaianketerampilankarenain-
strumen dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.

14
 Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa be-
lum terfokus dan terencanakan denganoptimal.
 Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan lainnya.
Sub-Indikator4. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindakmandiri

Deskripsi:

 Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak secara mandiri melalui


pendekatanilmiahsebagaipengembangandariyangdipelajaridisekolahdan
sumber lain secara mandiri yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran
dan kegiatan penugasan individu, penugasan kelompok, pelaporan tu-
gas/kegiatan, presentasi hasil penugasan, keterlibatan dalam kepanitiaan
dan keterlibatan dalam penyusunan programsekolah.
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolahberupa:
 prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
 tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaianpendidikan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yangdiampu.
 Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi
sebagaipendidik.
 Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran disekolah.
 Gurumerasaterbebanidalammemberikanpenilaianketerampilankarenain-
strumen dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa be-
lum terfokus dan terencanakan denganoptimal.
 Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan lainnya.
Sub-Indikator5. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindakkolaboratif

Deskripsi:

 Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif melalui pen-


dekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah dan
Indikator Mutu Pendidikan

sumberlaindalambekerjasamadaripengalamanpembelajarandankegiatan
penugasan kelompok, pelaporan tugas/kegiatan, presentasi hasil penu-
gasan, keterlibatan dalam kepanitiaan dan keterlibatan dalam penyusunan
programsekolah.
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolahberupa:
 prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
15
 tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaianpendidikan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yangdiampu.
 Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi
sebagaipendidik.
 Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran disekolah.
 Gurumerasaterbebanidalammemberikanpenilaianketerampilankarenain-
strumen dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa be-
lum terfokus dan terencanakan denganoptimal.
 Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan lainnya.
Sub-Indikator6. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindakkomunikatif

Deskripsi:

 Siswamemilikiketerampilanberpikirdanbertindakkomunikatifmelaluipen-
dekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain dari pengalaman pembelajaran dan kegiatan penugasan ke-
lompok, pelaporan tugas/kegiatan, presentasi hasil penugasan, keterlibatan
dalam kepanitiaan dan keterlibatan dalam penyusunan program sekolah
dengan cara berinteraksi, menyampaikan dengan ide kreatif dari hasil
penyimakan dan membuat karyatulis.
 Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolahberupa:
 prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
 tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaianpendidikan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yangdiampu.
 Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi
sebagaipendidik.
 Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
Indikator Mutu Pendidikan

kegiatan pembelajaran disekolah.


 Gurumerasaterbebanidalammemberikanpenilaianketerampilankarenain-
strumen dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
 Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa be-
lum terfokus dan terencanakan denganoptimal.
 Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, danlainnya.

16
STANDAR 2. STANDARISI
— Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 21tahun 2016tentangStandar Isi—

Indikator1. Perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensilulusan


Sub-Indikator1. Perangkat pembelajaran memuat karakteristik kompetensisikap

Deskripsi:
 Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi sikap spiritual dan
sosial yaitu menghayati danmengamalkan:
 ajaran agama yangdianutnya,
 perilaku jujur,
 perilakudisiplin,
 perilakusantun,
 perilaku peduli,
 perilaku bertanggungjawab,
 perilaku percayadiri,
 perilaku sehat jasmani danrohani,
 perilaku pembelajar sepanjanghayat.
Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester, sila-
bus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran, lembar
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan buku nilai
 Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di KKG/
MGMP tentang penguatan pendidikan karakter siswa pada kompetensi
sikap.
 Rancangan dan hasil penilaian sikap berupa jurnal penilaian, dokumen
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman.
 Terdapat program kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan kagamaan,
kegiatan krida, latihan olahbakat dan latihanolah-minat.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun ektrakurikuler tidak
mengarah pada pencapaian kompetensisikap.
 Pencapaian kompetensi sikap siswa tidak diukur dengantepat.
 Siswa tidak memiliki kompetensi sikap yangditetapkan.
Indikator Mutu Pendidikan

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajarankurang.
 Pemahaman guru terkait kompetensi sikap siswa belummenyeluruh.
 Visi, misi dan tujuan sekolah tidak fokus pada pencapaian kompetensisikap.

17
Sub-Indikator2. Perangkatpembelajaranmemuatkarakteristikkompetensipengetahuan

Deskripsi:
 Perangkat pembelajaran disusun guru sesuaikompetensi pengetahuan yaitu
memahami, menerapkan, menganalisis danmengevaluasi:
 pengetahuanfaktual,
 pengetahuankonseptual,
 pengetahuanprosedural,
 pengetahuanmetakognitif,
Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester, sila-
bus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran, lembar
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan buku nilai
 Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di KKG/
MGMP tentang kompetensipengetahuan.
 Terdapat program kegiatan ekstrakurikuler berupa Kegiatan Ilmiah Remaja
(KIR),kegiatanpenguasaankeilmuandankemampuanakademik,penelitian,
kelompok pencinta teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan
lainnya.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun ektrakurikuler tidak
mengarah pada pencapaian kompetensipengetahuan.
 Pencapaian kompetensi pengetahuan siswa tidak diukur dengantepat.
 Siswa tidak memiliki kompetensi pengetahuan yangditetapkan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajarankurang.
 Pemahaman guru terkait kompetensi pengetahuan belummenyeluruh.
 Visi,misidantujuansekolahtidakfokuspadapencapaiankompetensipenge-
tahuan.

Sub-Indikator3. Perangkat pembelajaran memuat karakteristik kompetensiketerampilan

Deskripsi:
 Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi keterampilan yaitu
menunjukkan keterampilan berfikir danbertindak:
 kreatif,
Indikator Mutu Pendidikan

 produktif,
 kritis,
 mandiri,
 kolaboratif,
 komunikatif.
Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester, sila-
bus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran, lembar
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan buku nilai
 Rancangan dan hasil penilaian keterampilan kinerja, proyek danportofolio.
18
 Terdapat pengalaman pembelajaran dalam bentuk praktik di laboratorium.
penelitian sederhana, studi wisata, seminar atau workshop, peragaan atau
pameran, pementasan karya seni danlainnya.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun ektrakurikuler tidak
mengarah pada pencapaian kompetensiketerampilan.
 Pencapaian kompetensi keterampilan siswa tidak diukur dengantepat.
 Siswa tidak memiliki kompetensi keterampilan yangditetapkan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajarankurang.
 Pemahaman guru terkait kompetensi keterampilan belummenyeluruh.
 Visi, misi dan tujuan sekolah tidak fokus pada pencapaian kompetensi ket-
erampilan.

Sub-Indikator4. Perangkat pembelajaran menyesuaikan tingkat kompetensisiswa

Deskripsi:
 Memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
siswa.
 Menyesuaikan tingkat keingintahuan siswa baik itu pada tingkat dasar,
teknis, spesifik, detil, dan/ataukompleks.
 Bidang kajian pembelajaran bedasarkan bakat dan minat siswa untuk me-
mecahkan masalah meliputibidang:
 ilmupengetahuan,
 teknologi,
 seni,
 budaya,dan/atau
 humaniora.
 Mencerminkan perilaku siswa sesuai dengan tahapperkembangannya.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Perilaku siswa di bawah tahap perkembangan yangsesuai.
 Siswa tidak bisa mengembangkan bakat dan minat sesuaikeingintahuannya.
 Ketrampilan siswa tidakberkembang.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


Indikator Mutu Pendidikan

 Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajarankurang.


 Sekolah belum memperhatikan perkembangan psikologis anak, lingkup dan
kedalaman, kesinambungan, fungsi sekolah dan lingkungansiswa.

Sub-Indikator5. Perangkatpembelajaranmenyesuaikanruanglingkupmateripembelajaran

Deskripsi:

19
 Menyesuaikan dengan perkembangan siswa pada jenjang SD/MI yaitu pada
konteksdirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakatdanlingkunganalamseki- tar,
bangsa, dannegara.
 Menyesuaikan dengan perkembangan siswa pada jenjang SMP/MTs yaitu
padakonteksdirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakatdanlingkunganalam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasanregional.
 Menyesuaikan dengan perkembangan siswa pada jenjang SMA /SMK yaitu
padakonteksdirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakatdanlingkunganalam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, daninternasional.
 Menyesuaikan dengan yang dipelajari pada jenjang pendidikan dan sumber
lain secaramandiri.
 Menyesuakandengantahapperkembangananakyangrelevandengantugas
yangdiberikan.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Materi pembelajaran sulit dicerna olehsiswa.


 Lingkup pembelajaran yang diterima siswa tidak berkembang antar jenjang
pendidikan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajarankurang.
 Sekolah belum memperhatikan perkembangan psikologis anak, lingkup dan
kedalaman, kesinambungan, fungsi sekolah dan lingkungansiswa.

Indikator 2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuaiprosedur

Sub-Indikator1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan dengan melibatkan


pemangkukepentingan

Deskripsi:
 Memiliki tim yang bertugas mengembangkan kurikulumsekolah.
 Tim Pengembang Kurikulum meliputi seluruh guru mata pelajaran, konselor
(guru Bimbingan dan Konseling), dan komite sekolah atau penyelenggara
pendidikan dibuktikan dengan dokumenpenugasan.
 Sekolah memiliki pedoman pengembangan kurikulum yang diketahui tim
pengembang kurikulum sekolah sebagai dasarpengembangan.
Indikator Mutu Pendidikan

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Warga sekolah dan pemangku kepentingan tidak mengetahui KTSP yang dil-
aksanakansekolah.
 KTSP yang dikembangkan tidak sesuai dengan pedoman pengembangan
yangditetapkan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

20
 Komitmen sekolah rendah dalam melibatkan pemangku kepentingan dalam
pengembangan kurikulumsekolah.
 Unsur dalam tim pengembang kurikulum tidak mengetahui dan memahami
pedoman pengembangan kurikulum sekolah sehingga tidak mau terlibat
mendalam.
 Sistem informasi manajemen yang dimiliki sekolah belum memberikan akses
kepada pemangkukepentingan.

Sub-Indikator2. KurikulumTingkatSatuanPendidikandikembangkandenganmengacupada
kerangkadasarpenyusunan

Deskripsi:
 Sekolah menyusun KTSP sendiri yang telah mengacukepada:
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Na-
sional
 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
 PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor20tahun2016ten-
tang Standar KompetensiLulusan
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016ten-
tang Standar Isi
 PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor22tahun2016ten-
tang Standar Proses
 PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor23tahun2016ten-
tang Penilaian
 PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor24tahun2016ten-
tang Kompetensi Inti dan KompetensiDasar
 PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor61tahun2014ten-
tang KTSP pada pendidikan dasar danmenengah.
 PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor69tahun2013ten-
tang Kerangka dasar dan struktur kurikulumSMA/MA
 PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor70tahun2013ten-
tang Kerangka dasar dan struktur kurikulumSMK/MAK
 Mengacu pada kerangka dasar yangmeliputi:
 Perumusan visi, misi, dan tujuansekolah.
 Pengorganisasian muatan kurikulersekolah.
Indikator Mutu Pendidikan

 Pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru pada tingkatkelas.
 Penyusunan kalender pendidikansekolah.
 Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatanlokal.
 Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembela-
jaran.
 Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah , potensi atau karakteristik
daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan pesertadidik.

21
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Sekolah tidak bisa menegakkanaturan.
 Acuan pengembangan visi, misi, dan tujuan sekolah, rencana pembelajaran,
silabus, penilaian dan rencana kerja sekolah tidaksesuai
 Kebutuhandankarakteristiksekolah,potensidaerahdansiswatidaktermuat
dalamKTSP
 KTSP tidak bisa dipakai sebagai acuan operasional disekolah.
 Guru tidak memiiliki pedoman yang tepat dalam melaksanakan pembelaja-
ran.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Sekolah kurang mendapatkan informasi tentang perubahan acuan dan
kerangka dasar dalam pengembanganKTSP.
 Sisteminformasimanajemenyangdimilikisekolahbelummenyediakaninfor-
masi terkait acuan kerangka dasarpenyusunan.
 Motivasi sekolah rendah untuk memahami acuan kerangka dasar penyusu-
nan KTSP.
 Ketergantungan sekolah dengan pihak lain dalam penyusunanKTSP.

Sub-Indikator3. KurikulumTingkatSatuanPendidikandikembangkandenganmelewatitahapan
operasionalpengembangan

Deskripsi:
 Tahapan Analisis,mencakup:
 Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenaikurikulum.
 Analisis kebutuhan siswa, sekolah, dan lingkungan (analisiskonteks).
 Analisis ketersediaan sumber dayapendidikan.
 Tahapan Penyusunan,mencakup:
 Perumusan visi, misi, dan tujuansekolah.
 Pengorganisasian muatan kurikulersekolah.
 Pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru pada tingkatkelas.
 Penyusunan kalender pendidikansekolah.
 Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatanlokal.
 Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembela-
jaran.
 Tahapan penetapan yang dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat
Indikator Mutu Pendidikan

dewan pendidik sekolah dengan melibatkan komitesekolah.


 Tahapan pengesahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sesuaidengan
kewenangannya.
 Kepala Sekolah bertanggungjawab atas tersusunnyaKTSP.
 Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK bidang kuriku-
lum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunanKTSP.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

22
 Kebijakan yang termuat dalam perundang-undangan tidak terlaksana pada
level sekolah.
 Kurikulum yang dilaksanakan oleh sekolah tidak sesuai dengan kondisi ling-
kungan, sekolah serta perkembangansiswa.
 Warga sekolah dan pemangku kepentingan tidak mengetahui KTSP yang dil-
aksanakansekolah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Sekolah kurang memahami bahwa ada tahapan yang harus dilalui dalam
pengembanganKTSP.
 Kesibukan tim pengembang kurikulum sekolah sehingga waktu yang dimiliki
terbatas untuk menjalankan seluruh prosedurtersebut.
 Kerjasama dan koordinasi antara kepala sekolah, dewan pendidikan dan
komite sekolah belumoptimal.

Sub-Indikator4. Perangkat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yangdikembangkan

Deskripsi:
 Sekolah memiliki perangkat kurikulummeliputi:
 Pedomankurikulum
 Pedoman muatanlokal
 Pedoman kegiatanektrakurikuler
 Pedomanpembelajaran
 Pedoman penilaian hasil belajar olehpendidik
 Pedoman sistem kreditsemester
 Pedoman bimbingan dankonseling
 Pedoman evaluasikurikulum
 Pedoman pendampingan pelaksanaankurikulum
 Pedoman pendidikankepramukaan
 Warga sekolah mendapatkan akses untuk mengetahui perangkat KTSP yang
dikembangkansekolah.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Kurikulum yang dilaksanakan oleh sekolah tidak memilikiacuan.
 Pelaksanaankurikulumtidakdapatberjalansesuaiperencanaanpengelolaan
sekolah.
 Proses pemantauan, supervisi, pengawasan, pelaporan dan tindak lanjut
Indikator Mutu Pendidikan

pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum sulitdilaksanakan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Jumlah perangkat yang dikembangkanbanyak.
 Kemmapuan tim pengembang kurikulumterbatas.
 Kerjasama dan koordinasi antara kepala sekolah, dewan pendidikan dan
komite sekolah belumoptimal.
 Sisteminformasimanajemenyangdimilikisekolahbelummenyediakanakses
terhadap perangkatKTSP.
23
Indikator 3. Sekolah melaksanakan kurikulum sesuaiketentuan

Sub-Indikator1. Sekolah menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai struktur kurikulum


yangberlaku

Deskripsi:
 Durasi setiap satu jam pembelajaran antaralain:
 Untuk SD adalah 35menit
 Untuk SMP adalah 40menit
 Untuk SMA adalah 45menit
 Untuk SMK adalah 45menit
 Beban belajar per minggu dialokasikan sebagaiberikut:
 KelasI 30 jampelajaran
 KelasII 32 jampelajaran
 KelasIII 34 jampelajaran
 Kelas IV, V,danVI 36 jampelajaran
 Kelas VII, VIIIdanIX 38 jampelajaran
 Kelas X 42 jampelajaran
 Kelas XIdanXII 44 jampelajaran
 Kelas X, XIdanXII 48 jam pelajaran (khususSMK)
 Beban Belajar per semester dialokasikan sebagaiberikut:
 Kelas I, II, III,IV,V 18-20minggu
 Kelas VI 18-20 minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semestergenap);
 Kelas VIIdanVIII 18-20minggu
 Kelas IX 18-20 minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semestergenap);
 Kelas X dan XI 18-20minggu
 KelasXII 18-20 minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semestergenap);
 Beban Belajar per tahun dialokasikan 36-40minggu
 Sekolah dapat menambah beban belajar 2 (dua) jam per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa dan/atau kebutuhan akademik, sosial, bu-
daya, dan faktor lain yang dianggappenting.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


Indikator Mutu Pendidikan

 Kompetensi inti dan kompetensi dasar dari kompetensi sikap, pengetahuan


dan keterampilan yang diharapkan pada siswa tidak dapat tercapai dengan
optimal.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Hari efektif pembelajaran tidak memenuhi alokasi waktu yangditentukan.

24
Sub-Indikator2. Sekolahmengaturbebanbelajarbedasarkanbentukpendalamanmateri

Deskripsi:
 Bentuk pendalaman materi yang diatur berupa kegiatan pengarahan materi,
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidakterstruktur.
 Terdapat kegiatan penugasan terstruktur berupa pendalaman materi pem-
belajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik dan waktu penyelesaian
ditentukan olehpendidik.
 Terdapatkegiatanmandiritidakterstrukturberupapendalamanmateripem-
belajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik dan waktu
penyelesaiannya diatur sendiri olehsiswa.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri untuk SD, paling
banyak 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangku-
tan.
 BebanbelajarpenugasanterstrukturdankegiatanmandiriuntukSMP,paling
banyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangku-
tan.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri untuk SMA/SMK,
maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap muka matapelajaran.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Beban tugas siswamenumpuk.
 Pendalaman materi dilakukan monotonsearah.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kompetensi pedagogik pendidik belumoptimal.
 Pendidik tidak menyusun sendiri rencanapembelajaran.
 Bentuk pendalaman materi yang diketahui pendidikterbatas.

Sub-Indikator3. Sekolah menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatanlokal

Deskripsi:
 Menyelenggarakan minimal 2 dari 4 aspek yang disediakan untuk mata pela-
jaran seni budaya, prakarya, dankewirausahaan.
 Siswa mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester,
aspek yang diikuti dapat diganti setiapsemester.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


Indikator Mutu Pendidikan

 Mata pelajaran tersebut tidak mengandung aspekkurikulum.


 Tidak ada kompetensi lulusan yang dicapai siswa saat mendalami mata pela-
jarantersebut.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Bukan merupakan mata pelajaran wajib sehingga kurangdiprioritaskan.

25
Sub-Indikator4. Sekolah melaksanakan kegiatan pengembangan dirisiswa

Deskripsi:
 Menyediakan layanan ekstrakurikuler wajb yaitu PendidikanKepramukaan
 Menyediakan layanan ekstrakurikuler pilihan meliputi:
 Usaha Kesehatan Sekolah(UKS),
 Palang Merah Remaja(PMR),
 Kelompok Ilmiah Remaja(KIR),
 olah raga,
 kesenian,
 pembinaan kegiatankeagamaan,
 dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensisekolah.
 Menyediakan bimbingankarier
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Minat dan bakat siswa tidak tersalurkan denganbaik.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pendidikyangmemilikikompetensisesuaibidangpembinaansiswaterbatas.
 Dana sekolah untuk menyediakan tenaga pembimbing ekstra kurikuler
terbatas.
Indikator Mutu Pendidikan

26
STANDAR 3. STANDAR PROSES
— Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 tahun 2016tentangStandar Proses—

Indikator1. Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuaiketentuan

Sub-Indikator1. Perencanaan pembelajaran mengacu pada silabus yang telahdikembangkan

Deskripsi:
 Silabus dikembangkan dengan memuat komponen yangmeliputi:
 identitas matapelajaran,
 identitas sekolah,
 kompetensiinti,
 kompetensidasar,
 materipokok,
 kegiatanpembelajaran,
 penilaian,
 alokasiwaktu,
 sumber belajar.
 Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan, StandarIsi
dan Panduan Penyusunan KTSP untuk satuan pendidikan dasar dan menen-
gah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajarantertentu.
 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan darisilabus.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Kegiatan pembelajaran siswa tidak terarah untuk mencapai kompetensi da-
sar
 Pengembangan RPP tidak memilikiacuan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Sekolah tidak mengembangkansilabus.
 Ketergantungan kepada sumber lain dalam pengembangan silabus.
Sub-Indikator2. Perencanaan pembelajaran mengarah pada pencapaiankompetensi

Deskripsi:
Indikator Mutu Pendidikan

 Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan


StandarIsiuntuksatuanpendidikandasardanmenengahsesuaidenganpola
pembelajaran pada setiap tahun ajarantertentu.
 Perencanaan pembelajaranmemuat:
 Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar,
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, danketerampilan;
 Kompetensi Dasar sesuai dengansilabus.

27
 Indikatorpencapaiankompetensimencakuppengetahuan,sikapdanket-
rampilan.
 Materi dan metode pembelajaran yang menyesuaikan rumusan indikator
pencapaiankompetensi

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Kegiatan pembelajaran siswa tidak terarah untuk mencapai kompetensi da-
sar
 Siswa tidak dapat mencapai kompetensi dasar yang sesuai dengan karakter-
istiknya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Sekolah tidak mengembangkansilabus.
Sub-Indikator 3. Pendidik menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sistematis
Deskripsi:

 Setiapgurubertanggungjawabmenyusunsilabussetiapmatapelajaranyang
diampunya.
 Guru dapat bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP),
atau PerguruanTinggi.
 Setiap pendidik menyusun RPP yang terdiri ataskomponen;
 Identitassekolah.
 Identitas mata pelajaran.
 Kelas/semester.
 Materipokok.
 Alokasi waktu.
 Tujuanpembelajaran.
 Kompetensi dasar dan indikator pencapaiankompetensi.
 Materipembelajaran.
 Metodepembelajaran.
 Mediapembelajaran.
 Sumberbelajar.
 Langkah-langkahpembelajaran.
 Penilaian hasilpembelajaran.
 RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali per-
Indikator Mutu Pendidikan

temuan ataulebih
 Memperhatikan prinsip penyusunan RPP yangmeliputi:
 Perbedaan individusiswa
 Mendorong partisipasi aktif siswa
 Berpusat padasiswa
 Pengembangan budaya membaca danmenulis
 Pemberian umpan balik dan tindaklanjut
 Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antar komponenRPP

28
 Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintasmata
pelajaran, lintas aspek belajar dan keragaman budaya.
 MenerapkanTIK

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Pembelajaranyang
 interaktif,
 inspiratif,
 menyenangkan,
 menantang,
 efisien,
 memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
 memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan ke-
mandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa
tidak dapat tercapai dengan optimal.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pendidik belum menyusun RPP secara mandiri atau menjiplak dari pendidik
lainnya.
 Pendidik belum paham mekanisme penyusunanRPP
 Pendidik tidak mendapat kesempatan aktualisasi diri dalam menyusun RPP.
Sub-Indikator 4. RPP mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawassekolah

Deskripsi:

 RPP dievaluasi oleh kepala sekolah danpengawas


 Sekolah memiliki dokumen evaluasi/telaahRPP.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pendidik tidak terarah dan tidak
sejalan dengansilabus.
 Tindaklanjutpengembangankeprofesionalanpendidiksecaraberkelanjutan
kurangoptimal

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pengawasan proses pembelajaran tidak berjalan denganoptimal.
 Kompetensi supervisi kepala sekolah dan pengawasrendah.
Indikator Mutu Pendidikan

 Kesibukan kepala sekolah danpengawas.

Indikator2. Proses pembelajaran dilaksanakan dengantepat


Sub-Indikator1. Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuaiketentuan

Deskripsi:

29
 Rasio siswa per rombel maksimum 28 siswa per rombel untuk SD, 32 siswa
per rombel untuk SMP dan 36 siswa per rombel untukSMA/SMK.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Suasana belajar tidak kondusif atau tidakterkontrol

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Besarnya jumlah BOS dan BOP yang diterima sekolah ditentukan oleh
banyaknyasiswasehinggabanyaksekolahberlombamencarisiswasebanyak
banyaknya.
 Ruang kelas yang tersedia di sekolah kuantitasnya kurang dari rasio yang
ditentukan.
Sub-Indikator2.Mengelolakelassebelummemulaipembelajaran
Deskripsi:

 Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada siswa silabus mata
pelajaran
 Guru memulai proses pembelajaran sesuai dengan waktu yangdijadwalkan.
 Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
 Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasimateriajardalamkehidupansehari-hari,denganmemberikancontoh
dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan
dengan karakteristik dan jenjangsiswa;
 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akandipelajari;
 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
dan
 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswa tidak memahami tujuanpembelajaran

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 RPP tidak disusun secara lengkap dansistematis
 Tidak ada supervisi akademik oleh kepala sekolah
Indikator Mutu Pendidikan

Sub-Indikator3. Pembelajaran Mendorong Siswa MencariTahu

Deskripsi:
 Berpusat padasiswa
 Pembelajaran yang mengembangkan rasa keingintahuan dan pemahaman
baru bedasarkan pertanyaan siswasendiri.
 Menerapkan modus belajar berbasispenyingkapan/penelitian.

30
 Kegiatan diatur seperti siklus/spiral dimana setiap pertanyaan mengarah
pada ide baru dan pertanyaanlain.
 Memulai dengan bertanya, menganalisis, memberi solusi atau jawaban yang
tepat, berdiskusi dan merefleksikan terkait hasil serta mengulangi bertanya
kembali.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswatidakmampumembuatpertanyaandanmenemukanjawabanyangte- pat
atas pertanyaan atauisu.
 Siswa tidak dapat mengolah data dan informasi menjadi pengetahuan yang
bermanfaat.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pemahaman pendidik dalam mendorong siswa mencari tahu masihkurang.
 Pendidik belum memahami model pembelajaran berbasispenyingkapan
/penelitian.

Sub-Indikator4. Pembelajaran menuju penguatan penggunaan pendekatanilmiah

Deskripsi:
 Pendidik mendorong siswa untuk melakukanpengamatan.
 Pendidik mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang dapat dija-
wab dengan pendekatanilmiah.
 Pendidik mendorong siswa mengumpulkan informasi untuk menjawab per-
tanyaan yangdikemukakan.
 Pendidik membantu siswa menggunakan alat dan perlengkapan yang sesuai
untuk mengolah dan menganalisa data dan informasi yang telah dikumpul-
kan.
 Pendidik mendorong siswa untuk menarik kesimpulan dan memikirkan
dengan kritis dan masuk akal untuk membuat penjelasan bedasarkan bukti
yangditemukan.
 Pendidikmendorongsiswauntukmenyampaikandanmempertahankanhasil
mereka kepada sesamasiswa.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswa tidak memahami pentingnya mengumpulkan dataempiris.
 Siswa tidak mampu memberikan penjelasan bedasarkan bukti empiris dan
konsisten secaralogis.
Indikator Mutu Pendidikan

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Perencanaan pembelajaran yang disusun belum memuat secara menyeluruh
dalam mengarahkan dan memfasilitasi pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah.
 Kesulitan dalam menentukan strategi pembelajaran yang mampu
mengarahkan dan memfasilitasipembelajaran.

31
Sub-Indikator5. PembelajaranBerbasisKompetensi

Deskripsi:
 Berfokus pada hasil pembelajaran yang mampu ditunjukkan olehsiswa.
 Memfasilitasi siswa yang mampu menunjukkan penguasaan hasil pembelaja-
ran terkait KD yang diharapkan untuk mencapai KDselanjutnya.
 Menyediakan akses materi pembelajaran kepada siswa untuk dapat
mengembangkan kompetensi mereka secaramandiri.
 Melakukan penilaian sumatif secara berkala untuk mengidentifikasi hasil
pembelajaransiswa.
 Lama ketuntasan pembelajaran beragam bergantung akan kecepatan setiap
siswa dalam menguasai KD yangdiharapkan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Waktu yang digunakan dalam pembelajaran menjadi tidakefektif.
 Ketepatan pedagogi rentanberkurang.
 Membatasi pencapaian prestasisiswa.
 Siswa sulit beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos
kerja yang tinggi, memahami belajar seumur hidup, dan berpikir logis dalam
menyelesaikanmasalah

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kesulitan untuk mengidentifikasi kompetensi dasar yang paling penting un-
tuk dikuasai.
 Kemampuan penilaian belumoptimal.
 Belum menemukan strategi yang tepat untuk mengatasi siswa yang terken-
dala dalam menguasaipembelajaran.

Sub-Indikator6. PembelajaranTerpadu

Deskripsi:
 Pembelajaran tematik terpadu di SD disesuaikan dengan tingkat perkem-
bangansiswa.
 Proses pembelajaran di SMP disesuaikan dengan karakteristik kompetensi
yang mulai memperkenalkan mata pelajaran dengan mempertahankan te-
matik terpadu pada IPA danIPS.
 Karakteristik proses pembelajaran di SMASMK secara keseluruhan berbasis
mata pelajaran, dimana pendekatan tematik masihdipertahankan.
Indikator Mutu Pendidikan

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswa tidak memahami keterkaitan disiplin ilmu yang sedangdipelajari.
 Kegiatan pembelajaan kurangkaya.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pengembangan konten pembelajaran yang mengintegrasikan antar disiplin
ilmu merupakan hal yang rumit bagipendidik.

32
Sub-Indikator 7. Pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannyamultidimensi

Deskripsi:
 Berfokus padasiswa
 Guru berperan sebagaifasilitator
 Bekerjasama dalamkelompok
 Model pembelajaran yang dilakukanmeliputi:
 Memulai dengan memberikan permasalahan kepada siswa untuk
dipecahkan atau dipelajari lebih lanjut dalam bentuk skenario atau studi
kasus yang menyerupai kehidupannyata.
 Siswa menghimpun pengetahuan yang telah mereka miliki, merumuskan
pertanyaantambahandanmengidentifikasihalyangmembutuhkaninfor-
masi lebih.
 Siswa merencanakan pengumpulan informasi tambahan, melakukan
penelitian yang diperlukan dan berdiskusi untuk berbagi dan meringkas
hasil temuanmereka.
 Menyajikanhasilkesimpulanyangberisikansatuataulebihsolusi/jawaban
atas hasil temuan atau bahkan tidak ada solusi/jawaban yangditemukan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswa tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikanmasalah.
 Siswa tidak dapat memberikan kesimpulan atau solusi secaralangsung.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Terkendala dalam pemilihan permasalahan yang dapat dijadikan sebagai
studi kasus dalampembelajaran

Sub-Indikator8. Pembelajaran menuju keterampilan aplikatif

Deskripsi:
 Berfokus pada siswa dan karya/produk akhir yangdihasilkan.
 Guru berperan sebagaifasilitator
 Bekerjasama dalamkelompok
 Model pembelajaran yang dilakukanmeliputi:
 Siswa menentukan tujuan menciptakan karya/produk akhir dan men-
gidentifikasipenggunanya.
 Siswa meneliti topik yang diangkat, merancang karya/produk dan mem-
Indikator Mutu Pendidikan

buat perencanaan pengerjaankarya/produk.


 Siswa melaksanakan pengerjaan, menyelesaikan permasalahan yang tim-
bul dalam pengerjaan dan menyelesaikan karya/produkakhir,
 Siswa menunjukkan karya mereka dan mengevaluasipenggunaannya.
 Proses membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tertentu danbedasar-
kan satu permasalahan kehidupan nyata atau lebih yang akan diselesaikan
oleh karyamereka.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

33
 Siswa tidak mendapatkan gambaran memanfaatkan pengetahuan dan ket-
erampilan yang dimiliki dalam menyelesaikan permasalahan dunianyata.
 Sekolahtidakdapatmengetahuikeberhasilanprosespembelajaranterhadap
kompetensi lulusannya dalam memanfaatkan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan siswa untuk memecahkan persoalan yangada.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kreatifitas pendidik dalam mengembangkan kreatifitas siswa kurang.
Sub-Indikator9. Pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjanghayat

Deskripsi:
 Mengajarkanpadasiswauntuklebihmenyadaridanmenghargaiprosesyang
merekalalui.
 Menunjukkan bagaimana mengelola proses yang dilalui sebagai pembelaja-
ran yang lebih efektif untuk hidupmereka.
 Membantu siswa untuk menyiapkan diri dalam menyusun strategi bagi diri
mereka sendiri untuk sukses mencapai tujuanmereka.
 Mengenalkan dalam merumuskan strategi, memonitor dan mengevaluasi
atas pembelajaran yang dilalui olehsiswa.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswa kesulitan untuk mengarahkan, mengelola dan mengendalikan proses
pembelajaran merekasendiri.
 Sikap pembelajar sepanjang hayat tidaktercapai.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pembinaan karakter siswa belum terintegrasi dengan baik dalam pembelaja-
ranintrakurikuler.
 Guru kurang memperhatikan bahwa dirinya merupakan teladan bagisiswa.
Sub-Indikator 10. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

Deskripsi:
 Siswa berpastisipasi secaraaktif.
 Mengajak siswa belajar dalam kelompok-kelompokkecil.
 Setiapsiswadalamkelompokmendapatkesempatanuntukberbagipengala-
man dan pengetahuan yang merekamiliki.
Indikator Mutu Pendidikan

 Memberikan pekerjaan rumah yang menuntut siswa untuk berkolaborasi


dengan lingkungan keluarga danmasyarakat.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswakurangpercayadiridalamberpendapatatauberbagipengetahuandan
pengalaman yang merekamiliki.
 Kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan masyarakat untuk belajar ren-
dah.
 Sikap saling menghargai dan toleransi kurang tercapai denganbaik.

34
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Membutuhkan waktu yanglama.
 Membutuhkan kemampuan fasilitasi tingkatlanjut.
 Membutuhkan pengendalian yang efektif untuk mengelola kelas.
Sub-Indikator 11. Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budayasiswa.

Deskripsi:

 Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil
belajar siswa selama proses pembelajaranberlangsung.
 Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk siswa dan sumber daya lain
sesuai dengankarakteristik.
 Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajarsiswa.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Rendahnya kepercayaan dirisiswa.
 Siswa mengalami kendala dalam menangkap kontenpembelajaran.
 Siswa menjadi kurang bersemangat dalambelajar.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Jumlahsiswadalamkelasbanyaksehinggamenyulitkanguruuntukmemper-
hatikan perbedaan setiap individusiswa.
 Membutuhkan strategi yang efektif.
Sub-Indikator12.Menerapkanmetodepembelajaransesuaikarakteristiksiswa

Deskripsi:
 Kegiatanintidilaksanakangurudenganmenggunakanmetodepembelajaran
yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap matapelajaran.
 Metode pembelajaran antaralain:
 ceramah,
 demonstrasi,
 diskusi,
 belajar
 mandiri,
 simulasi,
 curahpendapat,
Indikator Mutu Pendidikan

 studikasus,
 seminar,
 tutorial,
 deduktif,dan
 induktif.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

35
 Siswaterkendaladalampencapaiankompetensisikap,pengetahuandanket-
erampilan.
 Kompetensi guru tidakberkembang.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Sarana dan prasarana yang belummemadai.
 Belum mampu memilih metode pembelajaran yangsesuai.
Sub-Indikator 13. Memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatkan efisiensi dan efektivi-
tas pembelajaran

Deskripsi:
 Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan media pembelajaran
yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap matapelajaran.
 Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran bisa berupa
hasil karya inovasi guru maupun yang sudahtersedia.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Siswaterkendaladalampencapaiankompetensisikap,pengetahuandanket-
erampilan.
 Kompetensi guru tidakberkembang.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Sarana dan prasarana yang belummemadai.
Belum mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai
Sub-Indikator 14. Pembelajaran Berbasis Aneka Sumber Belajar

Deskripsi:

 Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan sumber belajar yang


disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap matapelajaran.
 Sumber belajar, dapatberupa:
 buku,
 media cetak danelektronik,
 alam sekitar,atau
 sumber belajar lain yangrelevan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


Indikator Mutu Pendidikan

 Pengetahuan siswaterbatas.
 Siswa hanya mendapat pengetahuan dari satu sudutpandang.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pendidik belum memanfaatkan sumberdaya yang ada.
 Pendidik belum menemukan metode pemanfaatan sumber belajar yang
tepat

36
Sub-Indikator15.Mengelolakelassaatmenutuppembelajaran

Deskripsi:
 Mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung
maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telahberlangsung.
 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasilpembelajaran.
 Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baiktugas
individual maupunkelompok.
 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
 Mengakhiri pembelajaran sesuai jadwal yangditetapkan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswa kurang menghargai proses belajar yang merekalalui.
 Kurang menyadari kekuatan dan kelemahan dirisendiri.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Tidak ada supervisi akademik oleh kepalasekolah.
 Waktu yang dialokasikan terpakai dalam kegiataninti.

Indikator 3. Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelaja-


ran
Sub-Indikator 1. Melakukan penilaian otentik secarakomprehensif

Deskripsi:
 Menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secarautuh.
 Guru dalam proses pembelajaran melakukan penilaian otentik secara
komprehensif, baik di kelas, bengkel kerja, laboratorium, maupun tempat
praktikkerja,denganmenggunakan:angket,observasi,catatananekdot,dan
refleksi.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Guru kesulitan dalam memperbaiki prosespembelajaran.
 Siswa tidak memiliki dorongan untuk mencapai aspek pengetahuan dan ket-
erampilan.
Indikator Mutu Pendidikan

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Belum memahami prosedur penilaian otentik denganbaik.
 Instrumen yang digunakan

banyak. Sub-Indikator2. Memanfaatkan hasil

Deskripsi:
penilaianotentik

 Guru memanfaatkan hasil penilaian otentik untuk merencanakan program


remedial, pengayaan, atau pelayanankonseling.

37
 Hasil penilaian otentik dimanfaatkan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran sesuai Standar PenilaianPendidikan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar yangditetapkan.
 Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai denganoptimal.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Guru yang dapat melakukan penilaian otentiksecara komprehensif terbatas.
Sub-Indikator3. Melakukan pemantauan prosespembelajaran

Deskripsi:
 Dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas secara berkala dan
berkelanjutan
 Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasilpembelajaran.
 Pemantauan dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara, dandokumentasi.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar yangditetapkan.
 Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai denganoptimal.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Komitmen kepala sekolah dalam menjalankan tugas supervisi belum ter-
laksana denganbaik.
 Kunjungan dan pembinaan dari pengawas sekolah tidak berkala dan berke-
lanjutan.
Sub-Indikator 4. Melakukan supervisi proses pembelajaran kepadaguru

Deskripsi:
 Kepala sekolah melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi proses
pembelajaran terhadap guru setiaptahun.
 Dibuktikan dengan memeriksa dokumen bukti pelaksanaan supervisi proses
pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah atau guru senior yang
Indikator Mutu Pendidikan

diberi wewenang oleh kepalasekolah.


 Supervisi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang
ditindaklanjuti dengan cara: pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau
pelatihan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar yangditetapkan.
 Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai denganoptimal.

38
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Komitmen kepala sekolah dalam menjalankan tugas supervisi belum ter-
laksana denganbaik.
 Kunjungan dan pembinaan dari pengawas sekolah tidak berkala dan berke-
lanjutan.
Sub-Indikator5. Mengevaluasiprosespembelajaran

Deskripsi:
 Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir
satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes
lisan/perbuatan, dan testulis.
 Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi
hasil pembelajaran.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar yangditetapkan.
 Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai denganoptimal.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Komitmen kepala sekolah dalam menjalankan tugas supervisi belum ter-
laksana denganbaik.
 Kunjungan dan pembinaan dari pengawas sekolah tidak berkala dan berke-
lanjutan.
Sub-Indikator6. Menindaklanjuti hasil pengawasan prosespembelajaran

Deskripsi:
 Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut
pengembangan keprofesian pendidik secaraberkelanjutan.
 Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalambentuk:
 Penguatandanpenghargaankepadaguruyangmenunjukkankinerjayang
memenuhi atau melampauistandar.
 Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan(PKB).

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


Indikator Mutu Pendidikan

 Kompetensi professional dan pedagogi guru kurangberkembang.


 Proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar yangditetapkan.
 Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai denganoptimal.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Terbatasnya laporan hasil pengawasan prosespembelajaran
 Kunjungan dan pembinaan dari pengawas sekolah tidak berkala dan berke-
lanjutan.

39
40
Indikator Mutu Pendidikan
STANDAR 4. STANDAR PENILAIAN
— Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 23Tahun 2016TentangStandar Penilaian Pendidikan—

Indikator1. Aspek penilaian sesuai ranahkompetensi


Sub-Indikator 1. Penilaian Mencakup ranah sikap, pengetahuan, danketerampilan

Deskripsi:
 Penilaian sikap dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi
deskriptif mengenai perilakusiswa.
 Penilaianpengetahuandilakukanuntukmengukurpenguasaanpengetahuan
siswa.
 Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugastertentu.
 Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan, dan/atauPemerintah.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Penilaian hasil belajar tidak dapat digunakan untuk mengukur dan menge-
tahui pencapaian kompetensisiswa

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Perangkat penilaian terutama untuk penilaian sikap memiliki indikator
penilaian yang tidak lengkap
Sub-Indikator2. Bentukpelaporanpenilaiansesuaidenganranahyangdinilai

Deskripsi:
 Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan siswa
disampaikan dalam bentuk angka dan/ataudeskripsi.
 Penilaian aspek sikap dilakukan dengan mendeskripsikan perilakusiswa.
 Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dengan melaporkan hasil penilaian
dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dandeskripsi.
 Penilaian aspek keterampilan dilakukan dengan melaporkan hasil penilaian
dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dandeskripsi.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


Indikator Mutu Pendidikan

 Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat diketahui dengan te-


pat.
 Pendidik tidak dapat memperbaiki prosespembelajaran.
 Prosedur penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan peraturan yang
ditentukan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Kemampuan pendidik untuk mendeskripsikan capaian siswa dalam bentuk
kalimat yang mendidik masihterbatas.
41
 Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belummaksimal
 Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan denganpenilaian

Indikator 2. Teknik penilaian obyektif danakuntabel


Sub-Indikator 1. Jenis teknik penilaian yang digunakan obyektif danakuntabel

Deskripsi:
 Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas dan tidak di-
pengaruhi subjektivitaspenilai.
 Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yangberkepentingan.
 Penilaiandapatdipertanggungjawabkanbaikdarisegimekanisme,prosedur,
teknik, maupunhasilnya.
 Perangkat penilaian dipertanggungjawabkan dalam bentuklaporan

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat diketahui dengan te-
pat.
 Ketidakadilanbagisiswayangberkebutuhankhususdanmemilikiperbedaan
latarbelakang.
 Pendidik tidak dapat memperbaiki prosespembelajaran.
 Prosedur penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan peraturan yang
ditentukan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belummaksimal.
 Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan denganpenilaian.
 Sekolah belum mampu mengembangkan perangkat penilaian.
Sub-Indikator2. Kelengkapan perangkat teknikpenilaian

Deskripsi:

 Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian


berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangansiswa.
 Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
Indikator Mutu Pendidikan

penilaian akhir dan/atau ujian sekolah memenuhi persyaratan substansi,


konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitasempirik.
 Memiliki prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan yang dapat diketahui oleh pihak yangberkepentingan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat diketahui dengan te-
pat.

42
 Ketidakadilanbagisiswayangberkebutuhankhususdanmemilikiperbedaan
latarbelakang.
 Pendidik tidak dapat memperbaiki prosespembelajaran.
 Prosedur penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan peraturan yang
ditentukan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belummaksimal.
 Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan denganpenilaian.
 Sekolah belum mampu mengembangkan perangkat penilaian secara man-
diri.

Indikator 3. Penilaian pendidikanditindaklanjuti


Sub-Indikator 1. Menindaklanjuti hasil pelaporanpenilaian

Deskripsi:
 Ditindaklanjuti untuk memperbaiki prosespembelajaran.
 Ditindaklanjuti untuk melakukan perbaikan dan/atau penjaminan mutu
pendidikan pada tingkat satuanpendidikan.
 Ditindaklanjuti untuk menetapkan kriteria ketuntasan minimal serta kriteria
dan/atau kenaikan kelas siswa.
 Programpenilaianhasilbelajarditinjausecaraperiodikberdasarkandatakeg-
agalan/kendala pelaksanaan program termasuk temuan pengujieksternal.
 Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang telahdinilai.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Upaya peningkatan mutu pendidikan kurangoptimal.
 Pencapaian kompetensi lulusanlambat.
 Kurang mendapatkan informasi perbaikan rencana penilaian yang lebih adil
dan bertanggungjawab.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belummaksimal.
 Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan denganpenilaian.
 Kurangnya pembinaan dari pengawas dan penyelenggara pendidikan.
Sub-Indikator2. Melakukan pelaporan penilaian secaraperiodik
Indikator Mutu Pendidikan

Deskripsi:

 Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau, didokumentasikan


secarasistematis.
 Sekolah melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik, komite
sekolah , dan institusi diatasnya.
 Pelaporan proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik dilakukan oleh wali
kelas atau gurukelas;

43
 Pelaporan penilaian dilakukan oleh pendidik disampaikan kepada peserta-
didik dan orang tua dalam bentuk rapor dan/atau paspor keterampilan yang
berisi tentang skor disertai dengan deskripsi capaiankompetensi.
 Pendidik memiliki dokumen laporan hasil penilaian pada setiap akhir semes-
ter atau tahun dalam bentuk laporan prestasi belajarsiswa.
 Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil penilaian olehPendidik.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Upaya peningkatan mutu pendidikan kurangoptimal.
 Pencapaian kompetensi lulusanlambat.
 Siswa dan orangtua tidak mendapatkan masukan untuk perbaikan kemam-
puan belajarsiswa.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belummaksimal.


 Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan denganpenilaian.
 Kurangnya pembinaan dari pengawas dan penyelenggarapendidikan.

Indikator 4. Instrumen penilaian menyesuaikanaspek


Sub-Indikator1. Instrumen penilaian aspeksikap
Deskripsi:
 Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
penilaian lain yangrelevan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Instrumen tidak dapat digunakan sebagai pengendalian standar mutu
penilaian
 Tingkat pencapaian kompetensi siswa tidak dapatterukur

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pendidik pada umumnya belum mampu menyusun instrumen penilaian
denganbenar.
 Jumlah siswa melebihi kemampuan pendidik dalam melakukan penilaian.
Indikator Mutu Pendidikan

Sub-Indikator2. Instrumen penilaian aspekpengetahuan

Deskripsi:
 Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yangdinilai;

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Instrumen tidak dapat digunakan sebagai pengendalian standar mutu
penilaian.

44
 Tingkat pencapaian kompetensi siswa tidak dapatdiketahui.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pendidik pada umumnya belum mampu menyusun instrumen penilaian
denganbenar.
 Jumlah siswa melebihi kemampuan pendidik dalam melakukan penilaian.
Sub-Indikator3. Instrumen penilaian aspekketerampilan

Deskripsi:

 Penilaianketerampilandilakukanmelaluipraktik,produk,proyek,portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yangdinilai.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Instrumen tidak dapat digunakan sebagai pengendalian standar mutu
penilaian
 Tingkat pencapaian kompetensi siswa tidak dapatdiukur

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 PendidikpadaumumnyatidakmenyusunInstrumenpenilaiandenganbenar.
 Jumlah siswa melebihi kemampuan pendidik melakukanpenilaian

Indikator 5. Penilaian dilakukanmengikuti prosedur


Sub-Indikator 1. Prosedur penilaian berdasarkan penyelenggara penilaian
Deskripsi:
 Prosedur penilaian pendidikan dilakukanmelalui:
 Penilaian hasil belajar olehpendidik
 Penilaian hasil belajar olehsekolah
 Penilaian hasil belajar olehpemerintah
 Prosedur penilaian olehPendidik:
 Pendidik menetapkan tujuan penilaian melalui telaah/analisisKI/KD
 Pendidik menyusun kisi-kisipenilaian
 Pendidik merancang instrumen dan pedomanpenilaian
 Pendidik melakukan analisis kualitas instru-men berkaitan dengan per-
sebaran, tingkat kesulitan, materi,bahasa.
 Pendidik melakukan penilaian pada aspek sikap, pengetahu an dan ket-
Indikator Mutu Pendidikan

erampilan
 Pendidik melakukan pengolahan dan analisis dan mengintepretasikan
hasil
 Pendidik melaporkan hasilpenilaian
 Pendidik memanfaatkan hasilpenilaian
 Prosedur penilaian olehsekolah:
 Sekolah menetapkanKKM
 Sekolah menyusun kisi-kisipenilaian

45
 Sekolah meran-cang instrumen dan pedom anpenskoran
 Sekolahmelakukananalisiskualitasinstrumenberkaitandenganperseba-
ran, tingkat kesulitan, materi,bahasa.
 Sekolah melakukan penilaian pada aspek sikap, pengetahuan dan ket-
erampilan
 Sekolah melakukan pengolahan dan analisis dan meng-intepretasikan
hasil
 Satuan pendidik melaporkan hasilpenilaian
 Sekolah memanfaatkan laporan penilaian sebagai evaluasipendidikan

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapatdiketahui
 Pendidik tidak dapat memperbaiki prosespembelajaran
 Prosedur penilaian dilakukan belum sesuai dengan peraturan yang ditetap-
kan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belummaksimal
 Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian
Sub-Indikator 2. Prosedur penilaian dilakukan berdasarkan ranah yang akandinilai

Deskripsi:
 Penilaian aspek sikap dilakukan melaluitahapan:
 mengamati perilaku siswa selamapembelajaran;
 mencatat perilaku siswa dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan;
 menindaklanjuti hasil pengamatan;dan
 mendeskripsikan perilakusiswa.
 Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melaluitahapan:
 menyusun perencanaanpenilaian;
 mengembangkan instrumenpenilaian;
 melaksanakan penilaian;
 memanfaatkan hasil penilaian;dan
 melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
 Penilaian aspek keterampilan dilakukan melaluitahapan:
Indikator Mutu Pendidikan

 menyusun perencanaanpenilaian;
 mengembangkan instrumenpenilaian;
 melaksanakan penilaian;
 memanfaatkan hasil penilaian;dan
 melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapatdiketahui

46
 Pendidik tidak dapat memperbaiki prosespembelajaran
 Prosedur penilaian dilakukan belum sesuai dengan peraturan yang ditetap-
kan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian masih belummaksimal
 Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian
Sub-Indikator3. Kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan yangsesuai
Deskripsi:
 Kenaikan kelas dan kelulusan siswa dari satuan pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewanpendidik.
 Pertimbangan penentuan kelulusansiswa:
 Menyelesaikan seluruh programpembelajaran.
 Ujiansekolah.
 Ujian sekolah berstandarnasional.
 Penilaiansikap.
 Penilaianpengetahuan.
 Penilaian keterampilan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat diketahui dengan te-
pat.
 Ketidakadilanbagisiswayangberkebutuhankhususdanmemilikiperbedaan
latarbelakang.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan denganpenilaian.

Indikator Mutu Pendidikan

47
48
Indikator Mutu Pendidikan
STANDAR5.STANDARPENDIDIKDAN
TENAGAKEPENDIDIKAN
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar KepalaSekolah
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga AdministrasiSekolah
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga PerpustakaanSekolah
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 26 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga LaboranSekolah

Indikator1. Ketersediaan dan kompetensi guru sesuaiketentuan


Sub-Indikator 1. Berkualifikasi minimal S1/D4
Deskripsi:
 Untuk SD harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1
PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang tera-
kreditasi.
 Untuk SMP/SMA/SMK (pada kelompok mata pelajaran normatif dan
adaptif) harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat(D-
IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Kedalaman substansi materi pembelajaran kurangmaksimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Masihadagurukurangtermotivasiuntukmeningkatkankualifikasiakademik.
 Komitmen dari penyelenggara pendidikan dalam merekrut guru dengan
kualifikasiminimum.
 Biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S1/D4terbatas.
 Lokasi perguruan tinggi yang jauh dari tempattinggal.
Sub-Indikator2. Rasiogurukelasdangurumatapelajaranterhadaprombonganbelajarseim- bang
 Pendidik pada SD terdiri atas guru kelas dan guru mata pelajaran yang penu-
Deskripsi:
gasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan Pendidikan sesuai dengan
Indikator Mutu Pendidikan

keperluan.
 Pendidik pada SD mengajar dengan rasio minimal jumlah siswa adalah
20:1.
 PendidikpadaSMPdanSMAmengajardenganrasiominimaljumlahsiswa
adalah20:1.
 PendidikpadaSDmengajardenganrasiominimaljumlahsiswaadalah 15:1.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

49
 Tidak dapat menjamin kualitas layananPendidikan.
 Tidak dapat meningkatkan mutupendidikan
 Pendidik terkendala dalam mendapat tunjangansertifikasi
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya komitmen penyelenggara pendidikan dalam mewujudkan rasio
guru terhadap rombonganbelajar
 Penyelenggara pendidikan masih memperhitungkan kepentingan bisnis.
Sub-Indikator3. Tersedia untuk tiap matapelajaran
Deskripsi:
 Guru mata pelajaran pada SD mencakup guru mata pelajaran agama dan
akhlak mulia serta guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan
kesehatan.
 Pendidik pada SMP dan SMA terdiri atas guru mata pelajaran yang penu-
gasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan
keperluan.
 Pendidik pada SMK terdiri atas guru mata pelajaran dan instruktur bidang
kejuruanyangpenugasannyaditetapkanolehmasing-masingsatuanpendidi-
kan sesuai dengankeperluan.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Guru yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan/jurusan akan sulit
memahami materipembelajaran.
 Layanan siswa belum terfasilitasi denganbaik
 Kegiatan belajar mengajar menjadi kurang tepatsasaran
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Komitmenpenyelenggarapendidikanterhadapketersediaanguruuntuktiap
matapelajaran
 Penyelenggara pendidikan masih memperhitungkan kepentingan bisnis.
Sub-Indikator4. Bersertifikat pendidik
Deskripsi:
 Guru memiliki sertifikat profesi guru sesuai jenjangpendidikannya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Mengurangi nilai profesionalismeguru.
Indikator Mutu Pendidikan

 Pendidikan yang bermutu tidak dapat terselenggara tanpa adanya guru


profesional.
 Rancanganisipembelajaran,pelaksanaanprosespembelajarandanpenilaian
pembelajaran kurangmaksimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Adanya kuota terhadap jumlah guru yangdisertifikasi.
 Biaya PLPG yang cukupbesar.
 Kurangnya tenaga untuk menyelenggarakan diklatguru.

50
 Kurangnya sosialisasi kepada guru.
Sub-Indikator 5. Berkompetensi pedagogik minimalbaik
Deskripsi:
 Memiliki kompetensidalam:
 Mengintegrasikan karakteristik siswa dari aspek fisik, agama dan moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual dalampembelajaran
 Memilihteoribelajardanprinsip-prinsippembelajaranyangsesuaidengan
karakteristiksiswa.
 Merancang kegiatan pembelajaran siswa berdasarkankurikulum.
 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
 Menggunakanteknologiinformasidankomunikasisertabahanajaruntuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yangmendidik.
 Mengembangkan potensi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai po-
tensi yangdimiliki.
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengansiswa.
 Melaksanakan penilaian proses dan hasilbelajar.
 Menggunakan hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk eningkatkan
kualitas pembelajaran.
 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitaspembelajaran.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Gurubelummampumenyelenggarakanprosespembelajarandengansebaik-
baiknya sesuai peran guru sebagai agenpembelajaran
 Menyebabkan pengelolaan pembelajaran menjadi kurangefektif.
 Kurang menguasai menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, so-
sial, kultural, emosional, danintelektual
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya pemahaman tentang kompetensipedagogik
 Paradigma guru dalam pengembangan belumberkembang
 Proses pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah dan pengawastidak
ditindaklanjuti oleh penyelenggaraPendidikan.
Sub-Indikator6. Berkompetensi kepribadian minimal baik
Deskripsi:
 Memiliki kompetensidalam:
Indikator Mutu Pendidikan

 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan


nasionalIndonesia.
 Menampilkandirisebagaipribadiyangjujur,berakhlakmulia,danteladan
bagi siswa danmasyarakat.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga men-
jadi guru, dan rasa percayadiri.

51
 Menjunjung tinggi kode etik profesiguru.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Belum dapat dijadikan teladan bagisiswa.
 Kesulitan dalam mengelola kelas denganbaik.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya pemahaman tentang kompetensikepribadian.
 Paradigma guru dalam mengembangan kompetensi kepribadian masih be-
lumterbentuk.
 Kurangnyakomitmenlembagapenjaminmutuuntukmelakukanpenyegaran
kepada paraguru.
 Proses pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah dan pengawastidak
ditindaklanjuti oleh penyelenggaraPendidikan.
Sub-Indikator7. Berkompetensi profesional minimal baik
Deskripsi:
 Memiliki kompetensidalam:
 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang men-
dukung mata pelajaran yangdiampu.
 Menguasaikompetensiintidankompetensidasarmatapelajaranyangdi-
ampu.
 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secarakreatif.
 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakanreflektif.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkandiri.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Belum terbentuknya penguasaan materi pembelajaran secara luas dan men-


dalam oleh pendidik dalam membimbing siswabelajar.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya pemahaman tentang kompetensiprofesional.
 Paradigma guru terhadap kompetensi profesional belumterbentuk
 Proses pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah dan pengawastidak
ditindaklanjuti oleh penyelenggaraPendidikan.
Sub-Indikator8. Berkompetensi sosial minimalbaik
Indikator Mutu Pendidikan

Deskripsi:
 Memiliki kompetensidalam:
 Komunikasi sesama guru dibuktikan melalui pengamatan asesor selama
visitasi.
 Komunikasi guru dengan tenaga kependidikan dibuktikan melalui penga-
matan asesor selamavisitasi.

52
 Komunikasi guru dengan siswa dibuktikan melalui wawancara, observasi
kelas, dan melihat hasil supervisi kepalasekolah.
 Komunikasi guru dengan orangtua dibuktikan melalui dokumen per-
temuan berkala guru dengan orangtua dan catatan guruBK.
 Komunikasi guru dengan masyarakat dibuktikan melalui dokumen per-
temuan guru denganmasyarakat.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Gurubelummampuberkomunikasisecaraefektifdansantundengansesama
guru, tenaga kependidikan, siswa, dan orangtuasiswa.
 Belum dapat dijadikan teladan bagisiswa.
 Pengelolaan kelas oleh guru yang bersangkutanterkendala.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya pemahaman tentang kompetensikepribadian
 Paradigma guru terhadap kompetensi sosial belumterbentuk
 Proses pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah dan pengawastidak
ditindaklanjuti oleh penyelenggaraPendidikan.

Indikator 2. Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuaiketentuan


Sub-Indikator1. Kepala Sekolah Berkualifikasi minimalS1/D4
Deskripsi:
 Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kepen-
didikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yangterakreditasi
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Tata kelola sekolah yang dilakukan kurang terstruktur danmendalam.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah dalam merekrut kepala
sekolah
Sub-Indikator2. Berusiasesuaikriteriasaatpengangkatan
Deskripsi:
 Berusia setinggi tingginya 56 tahun saat diangkat sebagai kepalasekolah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan

 Jiwa kepemimpinan belumoptimal.


 Rentan bersinggungan dengan gurusenior.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah dalam merekrut kepala
sekolah
 Terbatasnya jumlah guru yang disiapkan oleh penyelenggara pendidikan un-
tuk dijadikan calon kepalasekolah

53
Sub-Indikator3. Berpengalaman mengajar selama waktu yangditetapkan
Deskripsi:
 Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut
jenjang sekolahmasing-masing.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Kemampuan supervisi akademik belummemadai.
 Proses pembelajaran rentan terlaksana kurang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Komitmen penyelenggara sekolah dalam merekrut kepalasekolah
 Terbatasnya jumlah guru yang disiapkan oleh penyelenggara pendidikan un-
tuk dijadikan calon kepalasekolah
Sub-Indikator 4. Berpangkat minimal III/c atausetara
Deskripsi:
 Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS)
dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh
yayasan atau lembaga yangberwenang.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Kemampuantatakelolasekolahyangdilakukankurangterstrukturdanmen-
dalam.
 Pengalaman akademik masih kurang.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah dalam merekrut kepala
sekolah
 Kepala sekolah tidak memiliki cukup waktu untuk mengurukepangkatan.
 Kualifikasi akademik Kepala Sekolah belumterpenuhi.
 Birokrasi pengajuan kenaikan pangkat tidak mudah dilakukan.
Sub-Indikator 5. Bersertifikat pendidik

Deskripsi:
 Memiliki sertifikasi pendidik yang dikeluarkan oleh lembaga pendidik dan
tenagakependidikan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan

 Kemampuan supervisi akademik belummemadai.


 Proses pembelajaran rentan terlaksana kurang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
 Kemampuantatakelolasekolahyangdilakukankurangterstrukturdanmen-
dalam.

54
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah dalam merekrut kepala
sekolah
Sub-Indikator6. Bersertifikat kepalasekolah
Deskripsi:
 Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkanPemerintah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Kemampuan supervisi akademik belummemadai.
 Proses pembelajaran rentan terlaksana kurang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Komitmen perekrutan kepala sekolah seringkali belum mengikuti aturan


Sub-Indikator 7. Berkompetensi kepribadian minimalbaik

Deskripsi:
 Memiliki kompetensidalam:
 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan
menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas disekolah.
 Memiliki integritas kepribadian sebagaipemimpin.
 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah.
 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok danfungsi.
 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala sekolah.
 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpinpendidikan.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Efektifitas pengelolaan Pendidikan berkurang.
 Tidak dapat dijadikan teladan bagi guru dansiswa.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya pemahaman tentang kompetensikepribadian
 Paradigma Kepala Sekolah terhadap kompetensi kepribadian belum ter-
bentuk
Indikator Mutu Pendidikan

 Kurangnya komitmen kepala sekolah


Sub-Indikator8. Berkompetensi manajerial minimalbaik
Deskripsi:
 Memiliki kompetensidalam:
 Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatanperencanaan.
 Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengankebutuhan.

55
 Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah
secaraoptimal.
 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi
pembelajar yangefektif.
 Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaransiswa.
 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secaraoptimal.
 Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan
secaraoptimal.
 Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaansekolah.
 Mengelola siswa dalam rangka penerimaan siswa baru, dan penempatan
dan pengembangan kapasitassiswa.
 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikannasional.
 Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, danefisien.
 Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah.
 Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan siswa disekolah.
 Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilankeputusan.
 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemensekolah.
 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan
tindaklanjutnya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Pengelolaan pendidikan berjalan tidakefektif
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya pemahaman tentang kompetensimanajerial
 ParadigmaKepalaSekolahterhadapkompetensimanajerialmasihbelumter-
bentuk
Indikator Mutu Pendidikan

 Kurangnya komitmen kepala sekolah


Sub-Indikator 9. Berkompetensi kewirausahaan minimalbaik

Deskripsi:
 Memiliki kompetensidalam:
 Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangansekolah.
 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yangefektif.

56
 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpinsekolah.
 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapisekolah.
 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah sebagai sumber belajarsiswa.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Mengurangi efektifitas pengelolaan pendidikan
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya pemahaman tentang kompetensikewirausahaan
 Paradigma Kepala Sekolah terhadap kompetensi kewirausahaan belum ter-
bentuk
 Kurangnya komitmen kepala sekolah
Sub-Indikator 10. Berkompetensi supervisi minimalbaik
Deskripsi:
 Memiliki kompetensidalam:
 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalismeguru.
 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yangtepat.
 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalismeguru.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Mengurangi efektifitas pengelolaan pendidikan
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kurangnya pemahaman tentang kompetensisupervisi
 Paradigma Kepala Sekolah terhadap kompetensi supervisi belumterbentuk
 Tugas Kepala sekolah sangat banyak, sehingga supervisi akademik maupun
manajerial yang harusnya dilakukan oleh kepala sekolah sering tidak ter-
laksana, sehingga kerapkali diserahkan kepada wakil kepalasekolah
Sub-Indikator 11. Berkompetensi sosial minimal baik
Deskripsi:
Indikator Mutu Pendidikan

 Memiliki kompetensidalam:
 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingansekolah
 Berpartisipasi dalam kegiatan sosialkemasyarakatan.
 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompoklain.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Terhambatnya hubungan komunikasi dengan sesama warga sekolah dan
masyarakat.
 Kemitraandanpelibatanmasyarakatdalmpengeleloaansekolahterkendala.
57
Penyebab Tidak Tercapainya StandarMutu:
 Kurangnyapemahamantentangkompetensisosialyangharusdimilikikepala
sekolah.

Indikator 3. Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuaiketentuan


Sub-Indikator1. Tersedia Kepala TenagaAdministrasi
Deskripsi:
 Sekolah memiliki kepala TAS (Tenaga AdministrasiSekolah).
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Tidak ada koordinasi antar tenaga administrasi karena Kepala TAS berperan
untuk menggerakkan seluruh tenaga administrasi dalam melayani pendidi-
kan disekolah.
 Tugas penyusun program, laporan kerja dan pengoptimalan pemanfaatan
sumber daya dibebankan pada kepala sekolah, guru dan/atau pelaksana uru-
san.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Masih banyak sekolah yang tidak memiliki kepala TAS, karena pertimbangan
biaya
Sub-Indikator2. MemilikiKepalaTenagaAdministrasiberkualifikasiminimalSMK/sederajat
Deskripsi:
 Kepala TAS berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat, pro-
gram studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga admin-
istrasi sekolah minimal 4 (empat)tahun.
 Kepala TAS SMP berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, pro-
gram studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga admin-
istrasi sekolah minimal 4 (empat)tahun
 Kepala TAS SMA/SMK berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan
pengalamankerjasebagaitenagaadministrasisekolahminimal4(empat)ta-
hun, atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan, dengan pen-
galaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah minimal 8 (delapan) ta-
hun
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan

 Alur proses layanan administrasi yang tersedia tidak berjalan denganbaik


 Mengganggu kelancaran proses pendukung pendidikan disekolah
 Kemampuan dalam menyusun program, laporan kerja dan pengoptimalan
pemanfaatan sumber daya minim.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Tenaga administrasi yang ada di sekolah diberi beban ganda, misalnya men-
jalankan tugas selainadministrasi.

58
Sub-Indikator 3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat
Deskripsi:
 Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah dari lembaga yang
ditetapkan olehpemerintah.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Kemampuan tata kelola dalam layanan administrasi kurangoptimal.
 Layanan pendukung penyelenggaraan pendidikanterkendala.
 Pengorganisasian, pengembangan dan pembinaan staf tidak terkelola
denganbaik
 Iklim kerja kondusif yang kondusif kurangtercipta
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Lembaga sertifikasi untuk tenaga kependidikan masih terbatas.


Sub-Indikator 4. Tersedia Tenaga Pelaksana UrusanAdministrasi

Deskripsi:
 Sekolah memiliki tenaga pelaksana urusan administrasi yangmeliputi:
 PelaksanaUrusanAdministrasiKepegawaiandiangkatapabilajumlahpen-
didik dan tenaga kependidikan minimal 50orang.
 Pelaksana Urusan AdministrasiKeuangan
 Pelaksana Urusan Administrasi Sarana danPrasarana
 PelaksanaUrusanAdministrasiHubunganSekolahdenganMasyarakatdi-
angkatapabilasekolahmemilikiminimal9(sembilan)rombonganbelajar.
 Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan danPengarsipan
 PelaksanaUrusanAdministrasiKesiswaandiangkatapabilasekolahmem-
iliki minimal 9 (sembilan) rombonganbelajar
 Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum diangkat apabila sekolah mem-
iliki minimal 12 rombonganbelajar.
 Pelaksana Urusan Administrasi Umum untukSD
 PenjagaSekolah
 Tukang Kebun diangkat apabila luas lahan kebun minimal 500m2.
 TenagaKebersihan
 Pengemudi diangkat apabila sekolah memiliki kendaraan rodaempat.
 Pesuruh
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan

 Layanan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, hub-


ungan sekolah dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, kesiswaan,
kurikulum dan layanan khusus dilakukan oleh kepala sekolah/guru yang di-
tugasi.
 Beban pendidik melebihi kapasitas sehingga kurang fokus dalam menjalan-
kan tugas utamanya.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

59
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakantenagapelaksanaad-
ministrasi.
Sub-Indikator5.MemilikiTenagaPelaksanaUrusanAdministrasiberpendidikansesuaiketentuan Deskripsi:
 Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian berpendidikan minimallulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat,
 Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan berpendidikan minimal lulusan
SMK/MAK, program studi yang relevan, atau SMA/MA dan memiliki sertfikat
yangrelevan.
 Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana berpendidikanminimal
lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat.
 Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ber-
pendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat.
 Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan berpendidikan
minimal lulusan SMK/MAK, program studi yangrelevan.
 Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat.
 Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat.
 PelaksanaUrusanAdministrasiUmumuntukSD/MI/SDLBberpendidikanmin-
imal SMK/MAK/SMA/MA atau yangsederajat.
 Penjaga Sekolah berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atausederajat.
 Tukang Kebun berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atausederajat.
 TenagaKebersihanberpendidikanminimallulusanSMP/MTsatauyangsede-
rajat.
 Pengemudi berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat,
memiliki SIM yangsesuai.
 Pesuruh berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yangsederajat.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Layanan pendukung penyelenggaraan pendidikanterkendala.
 Beban kepala sekolah dan pendidik ditambah dengan urusanadministrasi.
 Urusan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, hub-
ungan sekolah dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, kesiswaan,
Indikator Mutu Pendidikan

kurikulum dan layanan khusus kurang sesuaiharapan.


Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang


memperhatikan tenagakependidikan.
 Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakantenagapelaksanaad-
ministrasi.

60
Sub-Indikator6. Berkompetensi kepribadian minimal baik
Deskripsi:
 Memilikikompetensi:
 Memiliki integritas dan akhlakmulia
 Memiliki etoskerja
 Mengendalikandiri
 Memiliki rasa percayadiri
 Memilikifleksibilitas
 Memilikiketelitian
 Memilikikedisiplinan
 Memiliki kreativitas dan inovasi
 Memiliki tanggungjawab
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Tenaga kependidikan tidak bisa dijadikan teladan bagisiswa.
 Munculnya pengaduan dari pengguna layanan urusanadministrasi.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
Sub-Indikator 7. Berkompetensi sosial minimal baik
Deskripsi:
 Kepala tenaga administrasi sekolah memilikikompetensi:
 Bekerja sama dalamtim
 Memberikan layananprima
 Memiliki kesadaranberorganisasi
 Berkomunikasiefektif
 Membangun hubungankerja
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Dukungan administrasi sekolah tidak dapatdilakukan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
Indikator Mutu Pendidikan

memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
Sub-Indikator 8. Berkompetensi teknis minimal baik
Deskripsi:
 Kepala tenaga administrasi sekolah dan pelaksana urusan memiliki kompe-
tensi:

61
 Melaksanakan administrasikepegawaian
 Melaksanakan administrasikeuangan
 Melaksanakan administrasi sarana danprasarana
 Melaksanakan administrasi hubungan sekolah denganmasyarakat
 Melaksanakan administrasi persuratan danpengarsipan
 Melaksanakan administrasikesiswaan
 Melaksanakan administrasikurikulum
 Melaksanakan administrasi layanankhusus
 Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK)
 Petugas layanan khusus memilikikompetensi:
 Menguasai kondisi keamanansekolah
 Menguasai teknik pengamanansekolah
 Menerapkan prosedur operasi standar pengamanansekolah
 Menguasai penggunaan peralatan pertanian dan atauperkebunan
 Menguasai pemeliharaantanaman
 Menguasai teknik-teknikkebersihan
 Menjaga kebersihansekolah
 Menguasai teknikmengemudi
 Menguasai teknik perawatankendaraan
 Mengenalwilayah
 Menguasai prosedur pengiriman dokumendinas
 Melayani kebutuhan rumah tanggasekolah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Urusan administrasi sekolah kurang berjalanoprimal.
 Kepala sekolah dan pendidik terbebani dengan urusanadministrasi.
 Layanan kesiswaantersendat.
 Kondisi sarana dan prasana tidak terpelihara denganbaik.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
 Tidak tersedia ruang tata usaha
Sub-Indikator 9. Berkompetensi manajerial minimalbaik
Indikator Mutu Pendidikan

Deskripsi:
 Kepala tenaga administrasi sekolah memilikikompetensi:
 Mendukung pengelolaan standar nasionalpendidikan
 Menyusun program dan laporankerja
 Mengorganisasikanstaf
 Mengembangkanstaf
 Mengambilkeputusan
 Menciptakan iklim kerjakondusif
62
 Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
 Membinastaf
 Mengelolakonflik
 Menyusunlaporan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Proses pengawasan pengelolaan pendidikan kurang berjalan optimal karena
minimnya laporansekolah.
 Sistem informasi manajemen kurang menyediakan data dan informasi
sekolah yangrelevan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang


memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

Indikator4. Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuaiketentuan


Sub-Indikator 1. Tersedia Kepala TenagaLaboratorium
Deskripsi:
 Sekolah memiliki kepalalaboran
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah kurangterencana.
 Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah tidak berkala danberkelanjutan.
 Tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah kurangterkoordinir.
 Pemantauan sarana dan prasarana laboratorium sekolah kurangoptimal.
 Kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium sekolah luput dari
evaluasi.
 Tugas dan fungsi kepala tenaga laboratorum dibebankan pada kepala
sekolah/guru.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang


memperhatikan tenagakependidikan.
 Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakankepalatenagalabor-
Indikator Mutu Pendidikan

atorium.

Sub-Indikator2. MemilikiKepalaTenagaLaboratoriumberkualifikasisesuai
Deskripsi:
 Minimal sarjana (S1) untuk jalurguru.
 Minimal diploma tiga (D3) untuk jalurlaboran/teknisi.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

63
 Perencanaan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah kurang
strategis.
 Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah kurangoptimal.
 Pembagian tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah kurang propo-
sional.
 Pemantauan sarana dan prasarana laboratorium sekolah kurangoptimal.
 Evaluasikinerjateknisidanlaboransertakegiatanlaboratoriumsekolahtidak
menyeluruh.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang


memperhatikan tenagakependidikan.
 Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakankepalatenagalabor-
atorium.
Sub-Indikator3. Memiliki Kepala Tenaga Laboratoriumbersertifikat
Deskripsi:
 Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah dari perguruan tinggi atau
lembaga lain yang ditetapkan olehpemerintah.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Kegiatan laboratorium sekolah kurang sesuai gagasan, teori danprinsip.
 Peralatan, bahan dan ruang laboratorium sekolah kurangterawat.
 Kegiatan praktikum kurangterlayani
 Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah kurangterjaga.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakankepalatenagalabor-
atorium.
Sub-Indikator 4. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium berpengalamansesuai
Deskripsi:
 Minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum untuk jalurguru.
 Minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi untuk jalurguru.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan

 Kegiatan laboratorium sekolah kurang sesuai gagasan, teori danprinsip.


 Peralatan, bahan dan ruang laboratorium sekolah kurangterawat.
 Kegiatan praktikum kurangterlayani
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakankepalatenagalabor-
atorium.

64
Sub-Indikator5. TersediaTenagaTeknisiLaboratorium
Deskripsi:
 Memiliki tenaga teknisilaboratorium
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Pemanfaatan laboratorium sekolah belumterencanakan
 Penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku cadang laboratorium
sekolah kurangteratur.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang


memperhatikan tenagakependidikan.
 Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakantenagateknisilabor-
atorium.
Sub-Indikator6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboratorium berpendidikan sesuaiketentuan
Deskripsi:
 Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan
laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan
olehpemerintah
 Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah dari perguruan tinggi atau
lembaga lain yang ditetapkan olehpemerintah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Kegiatan laboratorium sekolah belumdisiapkan
 Peralatan dan bahan di laboratorium sekolah kurangterawat
 Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah kurangterjaga
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakantenagateknisilabor-
atorium.

Sub-Indikator 7. Tersedia Tenaga Laboran


Deskripsi:
 Memiliki tenaga teknisilaboratorium
Indikator Mutu Pendidikan

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Bahan praktikum tidakdiinventarisir
 Kegiatan praktikum banyak yang tidaktercatat
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.

65
 Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakantenagateknisilabor-
atorium.

Sub-Indikator8. Memiliki Tenaga Laboran berpendidikan sesuaiketentuan


Deskripsi:
 Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis labor-
atorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh
pemerintah
 Memiliki sertifikat laboran sekolah dari perguruan tinggi yang ditetapkan
olehpemerintah.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Ruang laboratorium sekolah kurangterawat
 Bahan dan peralatan laboratorium sekolah tidak dikelola denganbaik
 Kegiatan praktikum kurangterlayani
 Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah kurangterjaga
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakantenagateknisilabor-
atorium.

Sub-Indikator 9. Berkompetensi kepribadian minimal baik


Deskripsi:
 Memilikikompetesi:
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak
mulia
 Menunjukkan komitmen terhadaptugas
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Belum dapat dijadikan teladan bagisiswa.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
Indikator Mutu Pendidikan

kompetensi.
Sub-Indikator 10. Berkompetensi sosial minimal baik
Deskripsi:
 Memilikikompetesi:
 Bekerja sama dalam pelaksanaantugas
 Berkomunikasi secara lisan dantulisan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

66
 Iklim kerja dan kegiatan dalam laboratorium kurangkondusif.
 Praktikum kurangmenyenangkan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

Sub-Indikator 11. Berkompetensi manajerial minimal baik


Deskripsi:
 Memilikikompetesi:
 Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratoriumsekolah
 Mengelola kegiatan laboratoriumsekolah
 Membagi tugas teknisi dan laboran laboratoriumsekolah
 Memantau sarana dan prasarana laboratoriumsekolah
 Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium
sekolah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Laboratorium sekolah jarang dimanfaatkan dalampembelajaran.
 Ruang laboratorium sering tidakberfungsi.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
 Ruang laboratorium kurangmemadai.

Sub-Indikator12.Berkompetensiprofesionalminimalbaik
Deskripsi:
 Memilikikompetesi:
 Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan laboratoriumsekolah
 Memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan
penelitian disekolah
 Menyiapkan kegiatan laboratoriumsekolah
Indikator Mutu Pendidikan

 Merawat peralatan dan bahan di laboratoriumsekolah


 Merawat ruang laboratoriumsekolah
 Mengelola bahan dan peralatan laboratoriumsekolah
 Melayani kegiatanpraktikum
 Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratoriumsekolah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Laboratorium sekolah jarang dimanfaatkan dalampembelajaran.

67
 Praktikum kurangmenyenangkan.
 Metode praktikum tidak dapat digunakan dalam pencapaian kompetensi
siswa.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang


memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
 Ruang laboratorium kurangmemadai.

Indikator 5. Ketersediaan dan kompetensipustakawansesuaiketentuan

Sub-Indikator 1. Tersedia Kepala TenagaPustakawan


Deskripsi:

 Memiliki kepala tenagapustakawan


Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Tenaga perpustakaan sekolah tidak memilikipemimpin
 Program perpustakaan sekolah kurangterencana
 Pelaksanakan program perpustakaan sekolah kurangoptimal
 Program perpustakaan sekolah tidak terpantau danterevaluasi
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
pustakawan.

Sub-Indikator2. MemilikiKepalaTenagaPustakawanberkualifikasisesuai
Deskripsi:
 Serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1) untuk jalurguru
 Berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi
pustakawan
 Berkualifikasi diploma dua (D2) non-Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi
yang bukan pustakawan
Indikator Mutu Pendidikan

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Koleksi perpustakaan sekolahkurang
 Informasi kurang terkelola denganbaik
 Layanan jasa dan sumber informasikurang
 Penerapan teknologi informasi dan komunikasi kurangberkembang

68
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
pustakawan.

Sub-Indikator3. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawanbersertifikat


Deskripsi:
 Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah dari lem-
baga yang ditetapkan oleh pemerintah untuk jalur guru dan yang bukan
pustakawan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Wawasan kependidikan yang dimiliki belummemadai
 Belum keterampilan dalam memanfaatkaninformasi
 Perpustakaan kurangterpromosikan
 Bimbingan literasi informasikurang
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
pustakawan.

Sub-Indikator 4. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berpengalamansesuai


Deskripsi:
 Minimal 3 tahun untukguru
 Minimal 4 tahun di perpustakaan sekolah untuk yang bukanpustakawan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Wawasan kependidikan yang dimiliki belummemadai
 Belum keterampilan dalam memanfaatkaninformasi
 Perpustakaan kurang terpromosikan
 Bimbingan literasi informasikurang
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
Indikator Mutu Pendidikan

memperhatikan tenagakependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
pustakawan.

Sub-Indikator5.TersediaTenagaPustakawan
Deskripsi:
 Memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga perpustakaansekolah

69
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Kebijakan program perpustakaan tidakterlaksana
 Koleksi perpustakaan kurangterawat
 Anggaran dan keuangan perpustakaan tidak terkelola denganbaik
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk menyediakan tenagapustakawan.

Sub-Indikator6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan sesuaiketentuan


Deskripsi:
 berkualifikasi SMA atau yangsederajat
 bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah dari lembaga
yang ditetapkan olehpemerintah.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Koleksi perpustakaan sekolahkurang
 Informasi kurang terkelola denganbaik
 Layanan jasa dan sumber informasikurang
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk menyediakan tenagapustakawan.

Sub-Indikator 7. Berkompetensi manajerial minimalbaik


Deskripsi:
 Kepala Tenaga pustakawan memilikikompetensi:
 Memimpin tenaga perpustakaansekolah
 Merencanakan program perpustakaansekolah
 Melaksanakan program perpustakaansekolah
 Memantau pelaksanaan program perpustakaansekolah
 Mengevaluasi program perpustakaansekolah
 Tenaga pustakawan memilikikompetensi:
 Melaksanakankebijakan
Indikator Mutu Pendidikan

 Melakukan perawatankoleksi
 Melakukan pengelolaan anggaran dankeuangan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Ruang dan koleksi perpustakaan kurangterawat
 Pemanfaatan perpustakaan kurangberkembang

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

70
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
 Ruang perpustakaan kurangmemadai.

Sub-Indikator8. Berkompetensi pengelolaan informasi minimal baik


Deskripsi:
 Memilikikompetensi:
 Mengembangkan koleksi perpustakaansekolah
 Mengorganisasiinformasi
 Memberikan jasa dan sumber informasi
 Menerapkan teknologi informasi dankomunikasi
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Guru dan siswa kesulitan memilih materi pembelajaran yang disediakan oleh
perpustakaan
 Mengurangi minat baca siswa diperpustakaan
 Siswa kesulitan untuk meminjambuku
 Warga sekolah kurang terampil dalam penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang


memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

Sub-Indikator 9. Berkompetensi kependidikan minimal baik


Deskripsi:
 Memilikikompetensi:
 Memiliki wawasankependidikan
 Mengembangkan keterampilan memanfaatkaninformasi
 Mempromosikanperpustakaan
 Memberikan bimbingan literasiinformasi
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan

 Perpustakan kurang berperan sebagai sumberbelajar


 Siswa kesulitan untuk belajarmandiri
 Penyediaan informasi dalam sistem informasi manajemen sekolahterbatas.
 Sikap pembelajar sepanjang hayat dan budaya literasi informasi kurang
terbangun optimal disekolah.
 Minat baca warga sekolahrendah
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

71
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

Sub-Indikator 10. Berkompetensi kepribadian minimal baik


Deskripsi:
 Memilikikompetensi:
 Memiliki integritas yangtinggi
 Memiliki etos kerja yangtinggi
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Belum dapat dijadikan teladan bagisiswa.
 Iklim perpustakaan kurangkondusif.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

Sub-Indikator 11. Berkompetensi sosial minimal baik


Deskripsi:
 Memilikikompetensi:
 Membangun Hubungansosial
 MembangunKomunikasi
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Perpustakaan jarang dikunjungi wargasekolah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

Sub-Indikator12.Berkompetensipengembanganprofesiminimalbaik
Indikator Mutu Pendidikan

Deskripsi:
 Memilikikompetensi:
 Mengembangkanilmu
 Menghayati etikaprofesi
 Menunjukkan kebiasaanmembaca
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Karya tulis tidakberatambah

72
 Sikap menghormati hak atas kekayaan intelektual dan privasi kurang
terbangundisekolah
 Minat bacarendah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada kompetensi.

Indikator Mutu Pendidikan

73
74
Indikator Mutu Pendidikan
STANDAR 6. STANDAR SARANA DANPRASARANA
—Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 Tahun 2007TentangStandar Sarana dan Prasarana Sekolah—

Indikator1. Kapasitas daya tampung sekolahmemadai

Sub-Indikator 1. Memiliki kapasitas rombongan belajar yang sesuai danmemadai


Deskripsi:
 Satu SD/MI memiliki minimum 6 rombongan belajar dan maksimum 24 rom-
bongan belajar.
 Satu SMP/MTs memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 24
rombonganbelajar.
 Satu SMA/MA memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27
rombonganbelajar.
 SatuSMK/MAKmemilikisaranadanprasaranayangdapatmelayaniminimum 3
rombongan belajar dan maksimum 48 rombonganbelajar.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Pembiayaan untuk jumlah rombongan belajar kecil kurangefisien
 Jumlah jam mengajar untuk guru kelas dan mata pelajaran tidak dapat di-
penuhi saat jumlah rombongan belajarkecil.
 Proses pengawasan dan pengelolaan sekolah di luar kurang terkendali
dengan jumlah rombongan belajar di luarkapasitas.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Jaraktempuhdanlokasisekolahtidakstategisakibatperaturanzonasidalam
perencanaan tata ruang wilayah kurangoptimal.
 Mutu sekolah di bawahstandar.
 Kurangnyapemahamanpenyelenggarapendidikanterkaitbatasankapasitas
rombongan belajar dan penentuan pembangunan unit sekolahbaru.
 Besarnya bantuan operasional untuk sekolah ditentukan oleh jumlah siswa
sehingga sekolah mengupayakan penerimaan siswa sebanyakmungkin.
 Kesulitan mencari lahan untuk pembangunan unit sekolahbaru.
 Kurangnya pembinan dari penyelenggara pendidikan kepada sekolah yang
kurang diminatimasyarakat.
Indikator Mutu Pendidikan

 Kebijakan pengaturan penerimaan siswa di sekolah belum dilaksanaka dan


kurangterpantau.

Sub-Indikator2. Rasioluaslahansesuaidenganjumlahsiswa
Deskripsi:
 Luas lahan minimum dapat menampung sarana dan prasarana untuk mela-
yani jumlah rombongan belajarminimum.

75
 Lahan untuk satuan pendidikan memenuhi ketentuan rasio minimum luas la-
han terhadap pesertadidik.
 Luas lahan efektif adalah seratus per tiga puluh dikalikan luas lantai dasar
bangunan ditambah infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara,
dan luas lahanpraktik.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Iklim dan lingkungan sekolah menjadi tidakkondusif.
 Kurang efektif untuk membangun prasarana sekolah berupa bangunan ge-
dung dan infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara, danpraktik.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kesulitan menemukan lahan dengan luas yang sesuai dan harga yang ter-
jangkau untuk sekolah dengan pemukiman padatpenduduk.
 Lahan sekolah dipakai bersama dengan sekolahlainnya.
 Peraturan zonasi dalam perencanaan tata ruang wilayah kurang optimal

Sub-Indikator3. Kondisi lahan sekolah memenuhipersyaratan


Deskripsi:
 Lahanterhindardaripotensibahayayangmengancamkesehatandankesela-
matan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan da-
rurat.
 Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis sem-
padan sungai dan jalur keretaapi.
 Terhindar dari gangguan-gangguan pencemaran air, kebisingan dan pence-
maran udara.
 Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah
tentangRencanaTataRuangWilayahKabupaten/Kotaataurencanalainyang
lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari
Pemerintah Daerahsetempat.
 Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan
dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-un-
dangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20tahun.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Iklim dan lingkungan sekolah menjadi tidak kondusif dannyaman.
 Potensi kerusakan sarana danprasaran.
Indikator Mutu Pendidikan

 Kapasitas rombongan belajar di bawahketentuan.


Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Kesulitan menemukan lahan dengan kondisi yang sesuai dan harga yang ter-
jangkau pada pemukiman padatpenduduk.
 Peraturan zonasi dalam perencanaan tata ruang wilayah kurang optimal

Sub-Indikator4. Rasio Luas Bangunan Sesuai dengan JumlahSiswa


Deskripsi:

76
 Luas lantai bangunan dihitung berdasarkan banyak dan jenis program keahl-
ian, serta banyak rombongan belajar di masing-masing programkeahlian.
 Bangunan gedung memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap
pesertadidik.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Tidak dapat menciptakan suasana nyaman dan tenang siswa dalambelajar.
 Kapasitas rombongan belajar di bawahketentuan.
 Ketersediaan sarana dan prasaranaterbatas.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Banyak sekolah rasio luas bangunan belum sesuai dengan jumlah siswa

Sub-Indikator5. Kondisi Bangunan SekolahMemadai


Deskripsi:
 Tata bangunan dengan koefisien dasar bangunan tidak melebihi 30 %,
koefisien lantai bangunan, koefisien ketinggian maksimum dan jarak bebas
bangunan sesuai PeraturanDaerah.
 Bangunan memenuhi persyaratan keselamatanberikut.
 Memiliki konstruksi yang stabil, kukuh, tahan gempa dan kekuatan alam
lainnya.
 Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah
dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
 Bangunan memenuhi persyaratan kesehatanberikut.
 Mempunyai ventilasi udara dan pencahayaan yangmemadai.
 Memiliki sanitasi meliputi saluran air bersih, saluran air kotor dan/atau air
limbah, tempat sampah, dan saluran air hujan.
 Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna dan ramah ling-
kungan.
 Fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi
penyandangcacat.
 Bangunan memenuhi persyaratan kenyamananberikut
 Mampu meredam getaran dankebisingan.
 Setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yangbaik.
 Setiap ruangan dilengkapi pencahayaaan sesuai dengan ketentuan untuk
melakukan kegiatanbelajar.
 Bangunan bertingkat memenuhi persyaratanberikut.
Indikator Mutu Pendidikan

 Maksimum terdiri dari tigalantai.


 Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan,
keselamatan, dan kesehatanpengguna.
 Bangunan dilengkapi sistem keamananberikut.
 Peringatanbahayabagipengguna,pintukeluardarurat,danjalurevakuasi
jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencanalainnya.
 Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penun-
juk arah yangjelas.

77
 Alat pemadam kebakaran pada area yang rawankebakaran.
 Setiap ruangan dapat dikunci dengan baik saat tidakdigunakan.
 Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 900 watt untuk
SD, 1300 watt untuk SMP dan SMA serta 2200 watt untukSMK.
 Kualitas bangunan minimum permanen kelasB.
 Bangunan sekolah baru dapat bertahan minimum 20tahun.
 Bangunan dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
 Pemeliharaan ringan dan pemeliharaan berat dilakukanberkala.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Memberikan rasa tidak aman bagi siswa, guru dan warga sekolahlainnya.
 Iklim pembelajaran kurangkondusif.
 Pemanfaatan sarana dan prasana dalam pembelajaran kurangoptimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Pembangunan gedung atau ruang baru tidak dirancang, dilaksanakan, dan


diawasi secaraprofesional.
 Rancangan pembangunan sekolah tidak mengacu pada standar yang telah
ditentukan.
 Dana pembangunan dan pemeliharaan gedung sekolahterbatas.
 Pengelolaan dana pembangunan dan pemeliharaanrumit.

Sub-Indikator6. Memiliki ragam prasarana sesuaiketentuan


Deskripsi:
 Ruang pembelajaran umummeliputi:
 Memiliki ruangkelas
 Memiliki laboratorium IPA untuk SD, SMP danSMK
 Memiliki ruangperpustakaan
 Memiliki tempatbermain/lapangan
 Memiliki laboratorium biologi untuk SMA danSMK
 Memiliki laboratorium fisika untuk SMA danSMK
 Memiliki laboratorium kimia untuk SMA danSMK
 Memiliki laboratorium komputer untuk SMA danSMK
 Memiliki laboratorium bahasa untuk SMA danSMK
 Ruang penunjangmeliputi:
 Memiliki ruangpimpinan
Indikator Mutu Pendidikan

 Memiliki ruangguru
 Memiliki ruangUKS
 Memiliki tempatibadah
 Memilikijamban
 Memilikigudang
 Memiliki ruangsirkulasi
 Memiliki ruang tata usaha untuk SMP, SMA danSMK
 Memiliki ruang konseling untuk SMP, SMA danSMK
78
 Memiliki ruang organisasi kesiswaan untuk SMP, SMA danSMK
 Menyediakan kantin yanglayak
 Menyediakan tempat parkir yangmemadai
 Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja untukSMK
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Proses pembelajaran menjadi kurangteratur.
 Metode pembelajaran yang membutuhkan prasaranaterkendala.
 Kegiatan pengembangan diri dan layanan kesiswaanterkendala.
 Kinerja dan iklim kerja pendidik dan tenaga kependidikan kurang kondusif
dan efektif karena ruang gerak yangterbatas.
 Kesehatan warga sekolah kurangterjaga.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan sekolahterbatas.
 Luas bangunan sekolahterbatas.
 Kurang mengetahui prasarana yangdisyaratkan.

Indikator 2. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan
layak

Sub-Indikator1. Memiliki Ruang Kelas SesuaiStandar


Deskripsi:
 Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar
kecuali untuk SMK adalah 60% dari jumlah rombonganbelajar.
 Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2m2/siswa.
 Luas minimum ruang kelas adalah 30m 2.
 Lebar minimum ruang kelas adalah 5 m, kecuali SMK minimum 4m.
 Dilengkapi sarana terdiridari:
 Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
 Untuk SD terdapat peralatan pendidikan minimal yang tersedia dalam ra-
sio minimal jumlah per peserta didik sesuai deskripsikondisinya.
 Media pendidikan minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya
 Perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
Indikator Mutu Pendidikan

deskripsikondisinya
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Kompetensi inti siswa sulit dicapai karena ruang kelas merupakan lokasi ak-
tivitas utamasiswa
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.

79
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.

Sub-Indikator2. MemilikiLaboratoriumIPAsesuaistandar
Deskripsi:
 Hanya untuk SD, SMP danSMK
 Cukup memanfaatkan ruang kelas untukSD.
 Dapat menampung minimum satu rombongan belajar, kecuali SMK cukup
menampung setengah rombonganbelajar
 RasiominimumluasruanglaboratoriumIPAuntukSMPadalah2,4m2/peserta
didik dan untuk SMK adalah 3 m2/pesertadidik.
 Luas minimum ruang laboratorium untuk SMP 48 m 2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 18 m2 dan untuk SMK minimum 64 m2 termasuk
luas ruang penyimpanan dan persiapan 16m2.
 Lebar minimum ruang laboratorium IPA untuk SMP adalah 5 m dan untuk
SMK adalah 8m.
 Tersedia airbersih.
 Dilengkapi sarana terdiridari:
 Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
 Peralatan pendidikan minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah
per peserta didik sesuai deskripsikondisinya.
 Untuk SMP dan SMK terdapat media pendidikan minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsikondisinya.
 Untuk SMK terdapat bahan habis pakai minimal yang tersedia dalam
jumlah minimal sesuai deskripsikondisinya.
 Kelengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Kegiatan pembelajaran IPA secara praktek tidak dapat dilakukan


menggunakan peralatankhusus.
 Kegiatan dalam bentuk percobaanterkendala.
 Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan tenaga
Indikator Mutu Pendidikan

laboran kurangoptimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
 Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.

80
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Kompetensi kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan
tenaga laboran kurang baik dalam mengelolalaboratorium.

Sub-Indikator3. Memiliki ruang perpustakaan sesuaistandar


Deskripsi:
 Luas minimum sama dengan luas uang kelas, kecuali SMK minimum 96m 2.
 Lebar minimum adalah 5 m, kecuali SMK minimum 8m.
 Terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai sekelompok ruangkelas.
 Dilengkapi sarana terdiridari:
 Buku minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta didik
sesuai deskripsikondisinya.
 Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
 Media pendidikan minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
 Perlengkapan lainnya minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
 Pengelolaan perpustakaan sekolahperlu:
 menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan
bahan pustakalainnya;
 merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya
sesuai dengan kebutuhan peserta didik danpendidik;
 membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada harikerja;
 melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal mau-
puneksternal;
 menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah
lain baik negeri maupunswasta.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Siswa dan guru kesulitan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan
pustaka.
 Kinerja kepala tenaga pustakawan dan tenaga pustakawan kurangoptimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
Indikator Mutu Pendidikan

 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofessional


 Belum dituangkan dalam rencana pokok (master plan) pengelolaan sarana
prasarana.
 Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.

81
 Kompetensi kepala tenaga pustakawan dan tenaga pustakawan kurang baik
dalam mengelolaperpustakaan.

Sub-Indikator4. Memiliki tempat bermain/lapangan sesuaistandar


Deskripsi:
 Rasio minimum 3 m2/pesertadidik.
 Luas minimum untuk SD adalah 500 m2 dan untuk SMP, SMA dan SMK mini-
mum 1000 m2.
 Di dalam luasan tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga
berukuran 20 m x 15 m pada SD dan berukuran 30 m x 20 m untuk SMP,
SMA dan SMK
 Ruang terbuka sebagian ditanami pohonpenghijauan.
 Berada pada tempat yang tidak mengganggu proses pembelajaran dikelas.
 Tidak digunakan untuk tempatparkir.
 Dilengkapi sarana peralatan Pendidikan dan perlengkapan lain minimal yang
tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Siswa tidak mendapatkan areabermain.
 Pencapaian kompetensi sikap sehat jasmani melalui olah fisikterbatas.
 Kinerja guru mata pelajaran kelompok olahraga dan kesehatan sulit tercapai
denganbaik.
 Penumbuhan sikap nasionalisme melalui upacara kurang berjalanoptimal.
 Kegiatan pengembangan diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler terken-
dala.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Berubah menjadi lahanparkir.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
 Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Kompetensi kepala tenaga pustakawan dan tenaga pustakawan kurang baik
dalam mengelolaperpustakaan.
Indikator Mutu Pendidikan

Sub-Indikator5. Memilikilaboratoriumbiologisesuaistandar
Deskripsi:
 Hanya untuk SMA danSMK
 MenampungminimumsetengahrombonganbelajarSMKdanminimumsatu
rombongan belajarSMA.
 Rasio minimum 2,4 m2/siswa SMK dan 3 m2/siswaSMK.

82
 Luas minimum 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18m 2
untuk SMA dan minimum untuk SMK adalah 64 m 2 termasuk ruang penyim-
panan dan persiapan 16m2.
 Lebar minimum 5 m untuk SMA dan 8 m untukSMK.
 Dilengkapi saranameliputi:
 Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
 Peralatan Pendidikan terdiri dari alat Peraga serta alat dan bahan perco-
baan minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta didik
sesuai deskripsikondisinya.
 Media pendidian minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
 Bahan Habis Pakai minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
 Perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Praktikum pembelajaran biologi tidak dapat menggunakan peralatan khusus


yang memadai.
 Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan tenaga
laboran kurangoptimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
 Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Kompetensi kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan
tenaga laboran kurang baik dalam mengelolalaboratorium.
 Laboratorium biologi, fisika dan kimia masih bergabung

Sub-Indikator6. Memiliki laboratorium fisika sesuaistandar


Deskripsi:
Indikator Mutu Pendidikan

 Hanya untuk SMA danSMK


 Dapat menampung minimum setengah rombongan belajar SMK dan mini-
mum satu rombongan belajarSMA.
 Rasio minimum 2,4 m2/siswa SMA dan 3 m2/siswaSMK.
 Luas minimum 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18m 2
untukSMAdanminimumruanglaboratoriumadalah64m2termasukluasru- ang
penyimpanan dan persiapan 16 m2 untukSMK.
 Lebar minimum 5 m untuk SMA dan minimum 8 m untukSMK.

83
 Dilengkapi saranameliputi:
 Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
 Peralatanpendidikanterdiridaribahandanalatukurdasarsertalatperco-
baan minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta didik
sesuai deskripsikondisinya.
 Media pendidian minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
 Perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Praktikum pembelajaran fisika tidak dapat menggunakan peralatan khusus


yang memadai.
 Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan tenaga
laboran kurangoptimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
 Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Kompetensi kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan
tenaga laboran kurang baik dalam mengelolalaboratorium.
 Laboratorium biologi, fisika dan kimia masih bergabung

Sub-Indikator7. Memiliki laboratorium kimia sesuaistandar


Deskripsi:
 Dapat menampung minimum satu rombongan belajar SMA dan minimum
setengah rombongan belajarSMK.
 Rasio minimum 2,4 m2/siswa SMA dan 3 m2/siswaSMK.
 Luas minimum 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18m 2
untuk SMA dan minimum 64 m 2 termasuk luas ruang penyimpanan dan per-
siapan 16 m2 untukSMK.
Indikator Mutu Pendidikan

 Lebar minimum 5 m untuk SMA dan minimum 8 m untukSMK.


 Ruang laboratorium kimia dilengkapisarana
 Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
 Peralatan pendidikan minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah
per peserta didik sesuai deskripsikondisinya.
 Media Pendidian minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.

84
 Bahan habis pakai minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
 Perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Praktikum pembelajaran kimia tidak dapat menggunakan peralatan khusus


yang memadai.
 Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan tenaga
laboran kurangoptimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
 Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Kompetensi kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan
tenaga laboran kurang baik dalam mengelolalaboratorium.
 Laboratorium biologi, fisika dan kimia masih bergabung

Sub-Indikator8. Memiliki laboratorium komputer sesuaistandar


Deskripsi:
 Hanya untuk SMA danSMK
 Dapatmenampungminimumsaturombonganbelajaryangbekerjadalamke-
lompok per 2 siswa SMA dan minimum setengah rombonganbelajar.
 Rasio minimum 2 m2/siswa SMA dan 3 m2/siswaSMK.
 Luas minimum 30 m2 untuk SMA dan 64 m2 termasuk luas ruang penyim-
panan dan perbaikan 16 m2 bagiSMK.
 Lebar minimum 5 m untuk SMA dan 8 m untukSMK.
 Dilengkapi sarana,meliputi:
 Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
 Peralatan pendidikan minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah
per peserta didik sesuai deskripsikondisinya.
Indikator Mutu Pendidikan

 Media Pendidikan minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai


deskripsikondisinya.
 Perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Pengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komu-


nikasi terhambat.

85
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
 Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Kompetensi petugas kurang baik dalam mengelolalaboratorium.

Sub-Indikator9. Memiliki laboratorium bahasa sesuaistandar


Deskripsi:
 Hanya untuk SMA danSMK.
 Dapat menampung minimum satu rombongan belajar SMA dan minimum
setengah rombonganSMK.
 Rasio minimum 2 m2/siswa SMA dan 3 m2/siswaSMK.
 Luas minimum 30 m2 untuk SMA dan 64 m2 untukSMK.
 Lebar minimum 5 m untuk SMA dan minimimum 8 m untukSMK.
 Dilengkapi saranameliputi:
 Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
 Peralatan pendidikan minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah
per peserta didik sesuai deskripsikondisinya.
 Media pendidian minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
 Perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Pengembangkan keterampilan berbahasa khusus untuk sekolah yang


mempunyai Jurusan Bahasaterhambat.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
 Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
Indikator Mutu Pendidikan

 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.


 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Kompetensi petugas kurang baik dalam mengelolalaboratorium.

86
Indikator 3. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan
layak

Sub-Indikator1. Memiliki Ruang Pimpinan SesuaiStandar


Deskripsi:
 Luas minimum 12 m2 kecuali untuk SMK adalah 18m2.
 Lebar minimum 3m.
 Mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat dikunci denganbaik.
 Dilengkapi sarana perabot dan perlengkapan lain minimal yang tersedia da-
lam jumlah minimal sesuai deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Kegiatanpengelolaansekolah/pertemuandengansejumlahkecilguru,orang
tua murid, unsur komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu
lainnya rentan jarangdilakukan.
 Kinerja kepala sekolahrendah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga
kependidikan urusan administrasi kurangmemadai.

Sub-Indikator2. Memilikiruanggurusesuaistandar
Deskripsi:
 Rasio minimum luas ruang guru 4m2/pendidik
 Luas minimum:
 Untuk SD 32 m2.
 Untuk SMP 48 m2.
 Untuk SMA 72m2.
 Untuk SMK 56m2.
 Mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah,
serta dekat dengan ruangpimpinan.
 Dilengkapi sarana perabot dan perlengkapan lain minimal yang tersedia da-
Indikator Mutu Pendidikan

lam jumlah minimal sesuai deskripsikondisinya.


Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Guru tidak memiliki tempat bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik
siswa maupun tamulainnya.
 Kinerja guruterhambat.
 Dokumenperencanaan,pelaksanaandanpenilaianpembelajarankurangter-
atur dan terpelihara.

87
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga
kependidikan urusan administrasi kurangmemadai.

Sub-Indikator3. Memiliki ruang UKS sesuaistandar


Deskripsi:
 Untuk SD dapat dimanfaatkan sebagai ruangkonseling.
 Luas minimum 12m2.
 Dilengkapi sarana perabot dan perlengkapan lain minimal yang tersedia da-
lam jumlah minimal sesuai deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Penanganan siswa yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah tidak


bisa dilakukan sedinimungkin.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga
kependidikan urusan administrasi kurangmemadai.
 Pembinaan terkait P3K tidak dilakukan olehsekolah.

Sub-Indikator4. Memiliki Tempat Ibadah SesuaiStandar


Deskripsi:
 Jumlah sesuai dengankebutuhan
 Luas minimum 12 m2 kecuali SMK luas minimum adalah 24m2.
 Dilengkapi sarana antaralain:
 Lemari/rak1buah/tempatibadahdenganukuranmemadaiuntukmenyim-
pan perlengkapan ibadah.
 Perlengkapan ibadah yang disesuaikan dengankebutuhan.
Indikator Mutu Pendidikan

 Jam dinding 1buah/tempat.


Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Warga sekolah tidak dapat melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama
masing-masing pada waktusekolah.
 Pengembangan sikap spiritual di sekolah terkait kegiatan ibadah kurang op-
timal.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.

88
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga
kependidikan urusan administrasi kurangmemadai.
 Umumnya hanya disediakan untuk agama mayoritas sekolahtersebut.

Sub-Indikator5. MemilikiJambanSesuaiStandar
Deskripsi:
 Minimum 1 unit untuk setiap 60 siswa pria SD dan 40 siswa pria SMP, SMA
dan SMK.
 Minimum1unituntuksetiap50siswawanitaSDdan30siswapriaSMP,SMA dan
SMK.
 Minimum 1 unit untukguru.
 Jumlah minimum setiap sekolah 3unit.
 Luas minimum 1 unit jamban 2m2.
 Berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudahdibersihkan.
 Tersedia air bersih di setiap unitjamban.
 Tiap unit dilengkapi saranameliputi:
 Kloset jongkok 1 buah dengan saluran berbentuk leherangsa.
 Tempat air 1 buah dengan volume minimum 200 liter berisi airbersih.
 Gayung 1buah
 Gantungan pakaian 1buah
 Tempat sampah 1buah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Warga sekolah tidak dapat memenuhi hajatpribadinya.
 Kesehatan warga sekolah kurangterjaga.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
Indikator Mutu Pendidikan

 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.


 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Kompetensi tenaga kependidikan urusan administrasi dan layanan khusus
kurangmemadai.

Sub-Indikator6. Memiliki Gudang SesuaiStandar


Deskripsi:

89
 Luas minimum Gudang SD 18 m2, gudang SMP dan SMA 21 m2 dan gudang
SMK adalah 24 m2.
 Gudang dapatdikunci.
 Tiap gudang dilengkapi saranameliputi:
 Lemari 1 buah berukuran memadai untuk menyimpan alat-alat dan arsip
berharga.
 Rak 1 buah berukuran memadai untuk menyimpan peralatan olahraga,
kesenian, danketerampilan.
 Meja kerja 1 buah yang kuat, stabil, dan aman untuk gudangSMK.
 Kursi kerja/stool 1 buah yang kuat, stabil, dan aman untuk gudangSMK.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah yang tidak/belum
berfungsi, dan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun kurang
ter- jaga.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Kompetensi tenaga kependidikan urusan administrasi dan layanan khusus
kurangmemadai.

Sub-Indikator 7. Memiliki Ruang Sirkulasi Sesuai Standar


Deskripsi:
 Koridor dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang pada
bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5m.
 Koridortanpadindingpadalantaiatasbangunanbertingkatdilengkapipagar
pengaman dengan tinggi 90-110cm.
 Bangunan bertingkat dengan panjang lebih dari 30m dilengkapi minimum
dua buahtangga.
 Jaraktempuhterjauhuntukmencapaitanggapadabangunanbertingkattid-
aklebih dari25M.
 Lebar minimum tangga 1,5 m untuk SD dan minimum 1,8 m untuk SMP, SMA
Indikator Mutu Pendidikan

dan SMK, tinggi maksimum anak tangga 17 cm, lebar anak tangga 25 - 30
cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh dengantinggi 85-90cm.
 Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes
dengan lebar minimum sama dengan lebartangga.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Ruang dalam bangunan sekolah tidakterhubung

90
 Kegiatanbermaindaninteraksisosialsiswadiluarjampelajaranjarangterjadi
terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan ter-
sebut berlangsung di halamansekolah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.

Sub-Indikator8. Memiliki Ruang Tata Usaha sesuaistandar


Deskripsi:
 Hanya untuk SMP, SMA danSMK
 Rasio minimum luas ruang tata usaha 4m2/petugas
 Luas minimum 16 m2 untuk SMP dan SMA, untuk SMK adalah 32m2.
 Mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah
serta dekat dengan ruangpimpinan.
 Dilengkapi sarana terdiri dari perabot dan perlengkapan lain minimal yang
tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Kinerja kepala, pelaksana urusan administrasi dan petugas layanan khusu


rendah.
 Layanan urusan administrasi sekolahterganggu.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Kompetensi tenaga kependidikan urusan administrasi dan layanan khusus
kurangmemadai.

Sub-Indikator 9. Memiliki ruang konseling sesuai standar


Deskripsi:
Indikator Mutu Pendidikan

 Dapat memanfaatkan ruang UKS untukSD


 Luas minimum 9 m2 untuk SMP dan SMA, untuk SMK adalah 12m2.
 Memberikan kenyamanan suasana dan menjaminprivasisiswa.
 Dilengkapisaranaterdiridariperabot,peralatankonselingdanperlengkapan
lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi,


sosial, belajar, dan karir kurangoptimal.

91
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Kompetensi tenaga kependidikan urusan administrasi dan layanan khusus
kurangmemadai.

Sub-Indikator 10. Memiliki ruang organisasi kesiswaaan sesuai standar


Deskripsi:
 Hanya untuk SMP, SMA danSMK
 Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m 2 untuk SMP dan SMA, untuk
SMK minimum adalah 12m2.
 Dilengkapi saranaterdiri:
 Meja 1 buah yang kuat, stabil, dan mudahdipindahkan.
 Kursi 4 buah yang kuat, stabil, dan mudahdipindahkan.
 Papan tulis 1 buah.
 Lemari 1 buah yang dapatdikunci.
 Kotak kontak 1 buah untuk mendukung operasioanal peralatan yang me-
merlukan dayalistrik.
 Jamdinding
 Tempatsampah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Pengembangan kemampuan berorganisasi untuk siswaterhambat.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.

Sub-Indikator 11. Menyediakan kantin yang layak


Deskripsi:
Indikator Mutu Pendidikan

 Menempati areatersendiri.
 Luas total minimum 12m2.
 Memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan,keamanan.
 Memiliki sanitasi yangbaik.
 Menyediakan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi untuk warga
sekolah.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

92
 Kebersihan dan gizi makanan dan minuman yang dibeli warga sekolah dari
luar kurang terjaga.
 Kesehatan warga sekolahterganggu.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Kesulitan berkomunikasi dan koordinasi dengan pedagang untuk mengelola
kantin denganlayak.

Sub-Indikator12.Menyediakantempatparkiryangmemadai
Deskripsi:
 Menempati areatersendiri.
 Mengikutistandaryangditetapkandenganperaturandaerahatauperaturan
nasional.
 Memiliki sistempengamanan.
 Dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas sesuai dengankeperluan.
 Dijaga oleh petugas khususparkir.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
 Perubahan fungsi ruang terbuka untuk bermain dan olahraga menjadi lahan
parkir.
 Keamanan kendaraan warga sekolah dan tamu kurangterjaga.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
 Luas lahan dan bangunanterbatas.
 Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
 Belum ada aturan terkait tempat parkir disekolah.
Indikator Mutu Pendidikan

Sub-Indikator 13. Sub-Indikator 37. Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja
Deskripsi
 KhususSMK
 Sebagai wahana kewirausahaan yangmemiliki:
 ruangproduksi/jasa,
 sistem usahasendiri,
 pembukuan yang tertib dantransparan,

93
 Sumber DayaManusia,
 profit.
 Memiliki Bursa Kerja Khusus (BKK) dengankegiatan:
 kerjasama denganDUDI,
 memasarkanlulusan,
 melakukanseleksi,
 penyaluran lulusannya ke dunia kerja yangrelevan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswa belum siap memasuki duniakerja.
 Siswa kurang mendapatkan pengalaman dalam duniakerja.
 Serapan lulusan SMK dalam dunia kerjarendah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Luas lahan dan bangunanterbatas.


 Proses pembangunan tidak dilakukan secara profesional.
 Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
 Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Indikator Mutu Pendidikan

94
STANDAR 7. STANDARPENGELOLAAN
—Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNo. 19 Tahun
2007TentangStandarPengelolaan Pendidikan oleh SatuanPendidikan—

Indikator1. Sekolah melakukan perencanaanpengelolaan

Sub-Indikator 1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuaiketentuan


Deskripsi:

 Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuansekolah


 Visi mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
sekolah dan segenap pihak yangberkepentingan
 Misi menjadi dasar program pokok sekolah dengan menekankan pada kuali-
tas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan olehsekolah.
 Tujuan mengacu pada visi, misi, tujuan pendidikan nasional, standar kompe-
tensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan Pemerinta serta rele-
van dengan kebutuhan masyarakatdan
 Dirumuskan berdasarkan masukan dari warga sekolah, komite sekolah, dan
pihak-pihak pemangku kepentingan, serta selaras dengan tujuan pendidikan
nasional.
 Diputuskan dalam rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepalasekolah.
 Ditetapkan oleh kepala sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga
sekolah dan pihak-pihak pemangkukepentingan.
 Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkem-
banganpendidikan.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Pengelolaan sekolah tidak mengarah pada membentukan lulusan yang


selaras dengan visi institusi dan visi pendidikannasional.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kepala sekolah kurang mampu menjalankan tugaskepemimpinan.

Sub-Indikator2. Mengembangkanrencanakerjasekolahdenganruanglingkupsesuaiketentuan
Deskripsi:

 Membuat rencana kerja jangka menengah dan rencana kerjatahunan


Indikator Mutu Pendidikan

 Disusun sesuai rekomendasi hasil evaluasi dirisekolah.


 Diputuskan dalam rapat dewan pendidik dengan memperhatikan masukan
dari komite sekolah dan ditetapkan oleh kepalasekolah.
 Disahkan oleh penyelenggarapendidikan,
 Dituangkan dalam dokumen tertulis yang mudah dibaca dan dipahami oleh
pihak-pihak yangterkait.
 Rencana kerja jangka menengahmenggambarkan:

95
 tujuanyangakandicapaidalamkurunwaktuempattahunyangberkaitan
dengan mutu lulusan yang ingindicapai
 perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutululusan;
 Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelasmengenai:
 kesiswaan;
 kurikulum dan kegiatanpembelajaran;
 pendidik dan tenaga kependidikan sertapengembangannya;
 sarana danprasarana;
 keuangan danpembiayaan;
 budaya dan lingkungansekolah;
 peran serta masyarakat dankemitraan;
 rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembanganmutu.
 Rencana kerja tahunan dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangkamenengah.
 Disosialisasikan kepada seluruh wargasekolah.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Pemenuhan standar nasional pendidikan yang mendukung peningkatan


mutu lulusan sulitdicapai.
 Pengelolaan dana yang transparan dan akuntabel tidaktercapai.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kepala sekolah kurang mampu menjalankan tugaskepemimpinan.

Sub-Indikator3. Melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaanpengelolaan


Deskripsi:

 Masukan pemangku kepentingan menjadi dasar rumusan visi sehingga


selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikannasional;
 Masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah
menjadi dasar perumusanmisi;
 Mengakomodirmasukandariberbagaipihakyangberkepentingantermasuk
komite sekolah ke dalam tujuansekolah;
 Menyosialisasikankepadawargasekolahdansegenappihakyangberkepent-
ingan terkait visi, misi dan tujuansekolah.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan

 Tidak ada kepedulian dari warga sekolah dan pihakterkait.


 Wargasekolahdanpihakterkaittidakmauterlibatdalamprosespelaksanaan
kegiatan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Tidak ada sosialisasi dalam prosesperumusan.


 Kepala sekolah kurang mampu menjalankan tugaskepemimpinan.

96
Indikator 2. Program pengelolaan dilaksanakan sesuaiketentuan

Sub-Indikator1. Memiliki pedoman pengelolaan sekolahlengkap


Deskripsi:

 Perumusan mempertimbangkan visi, misi dan tujuansekolah;


 Sekolah memiliki pedoman yang mengatur aspek pengelolaanmeliputi:
 KTSP.
 Kalenderpendidikan/akademik.
 Struktur organisasisekolah.
 Pembagian tugas di antaraguru.
 Pembagian tugas di antara tenagakependidikan.
 Peraturanakademik.
 Tata tertibsekolah.
 Kode etiksekolah.
 Biaya operasionalsekolah.
 Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkem-
bangan masyarakat.
 PedomanpengelolaanKTSP,kalenderpendidikandanpembagiantugaspen-
didik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala tahunan, sementara
lainnya dievaluasi sesuaikebutuhan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Pengelolaan sekolah berjalan secara tidakteratur


 Pelaksanaanpendidikandisekolahkurangsesuaidenganvisi,misidantujuan
sekolah.
 Peningkatan mutu lulusan tidak dapattercapai.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kepala sekolah kurang mampu menjalankan tugaskepemimpinan.

Sub-Indikator2. Menyelenggarakankegiatanlayanankesiswaan
Deskripsi:

 Dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan oleh penanggung jawab


kegiatan yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yangada.
 Menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional mengenai
Indikator Mutu Pendidikan

proses penerimaan peserta didik meliputi kriteria calon peserta didik,


mekanisme penerimaan peserta didik sekolah dilakukan dan orientasi pe-
serta didik baru yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan tanpa
kekerasan dengan pengawasanguru.
 Memberikan layanan konseling kepada peserta didik oleh guru kelas atau
guruBK.
 Melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para pesertadidik;
 Melakukan pembinaan prestasiunggulan;
 Melakukan pelacakan terhadapalumni.

97
 mempertanggungjawabkan pelaksanaan pada rapat dewan pendidik
dan/atau sekolah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disam-
paikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunanberikutnya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Visi, misi dan tujuan sekolah tidaktercapai.


 Peningkatan mutu lulusan tidak dapattercapai.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Warga sekolah dan pihak terkait tidak dilibatkan dalam perencanaan pro-
grampengelolaan.
 Kepala sekolah kurang mampu menjalankan tugaskepemimpinan.
 Sistem informasi manajemen sekolah tidak terkelola denganbaik.
 Komitmen penanggungjawab kegiatanrendah.
 Kegiatan layanan kesiswaan tidak tercakup dalam rencana kerja sekolah

Sub-Indikator3. Meningkatkan dayaguna pendidik dan tenagakependidikan


Deskripsi:

 Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan dikembangkan


sesuai dengan kondisisekolah
 Mendukungupaya:
 promosi pendidik dan tenagakependidikan;
 pengembanganpendidikdantenagakependidikansesuaidenganaspirasi
individu, kebutuhan kurikulum dansekolah;
 penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan kebutuhan baik
jumlah maupun kualifikasinya dengan menetapkanprioritas;
 mutasitenagakependidikandarisatuposisikeposisilaindidasarkanpada
analisisjabatan.
 Mendayagunakan:
 kepalasekolahmelaksanakantugasdantanggungjawabnyasebagaipim-
pinan pengelolaansekolah;
 Wakil kepala SMP melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pembantu kepalasekolah;
 Wakil kepala SMA/SMK bidang kurikulum melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola
bidangkurikulum;
Indikator Mutu Pendidikan

 WakilkepalaSMA/SMKbidangsaranaprasaranamelaksanakantugasdan
tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola
saranaprasarana;
 Wakil kepala SMA/SMK bidang kesiswaan melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola
pesertadidik;

98
 Wakil kepala SMK bidang hubungan industri melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola
kemitraan dengan dunia usaha dan duniaindustri;
 Gurumelaksanakantugasdantanggungjawabnyasebagaiagenpembela-
jaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan mela-
tih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas dan mampu
mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secaraoptimum;
 Tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
melaksanakan pengelolaan sumber belajar diperpustakaan;
 Tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mem-
bantu guru mengelola kegiatan praktikum dilaboratorium;
 Tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
menyelenggarakan pelayananadministratif;
 Tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan layanan kebersihanlingkungan.
 Memberikan penghargaan untuk pendidik dan tenagakependidikan.
 Menilai kinerja pendidik dan tenaga kependidikanmeliputi:
 Kesesuaian penugasan dengan latar belakangpendidikan.
 Keseimbangan bebankerja.
 Keaktifan dalam pelaksanaantugas.
 Pencapaianprestasi.
 Keikutsertaan dalam berbagai lomba dan menjadi juara misalnya
guru/kepala sekolah berprestasi, dan OSNguru.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Pendidik dan tenaga kependidikan tidak dapat mengembangkan kepro-


fesiannya.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Programpendayagunaanpendidikdantenagakependidikantidakterencana-
kan dalam rencana kerjasekolah.
 Dewan pendidik tidak dilibatkan dalam perencanaanpengelolaan.
 Kepala sekolah tidak mampu menjalankan tugaskepemimpinannya.

Sub-Indikator4. Melaksanakan kegiatan evaluasi diri


Deskripsi:
Indikator Mutu Pendidikan

 Melakukan evaluasi diri terhadap kinerjasekolah.


 Menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai kinerja, dan
melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar Nasional Pendidi-
kan.
 Melaksanakan:
 Evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang-kurangnya dua
kali dalam setahun, pada akhir semesterakademik;

99
 Evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-kurangnya satu
kali dalam setahun, pada akhir tahun anggaransekolah.
 Evaluasi diri sekolah dilakukan secara periodik berdasar pada data dan infor-
masi yangsahih.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Sekolah tidak mengetahui gambaran secara menyeluruh tentang kinerja-


sekolah terhadap pelaksanaan 8 standar nasionalpendidikan .

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Belum mampu mengembangkan prosedur evaluasi diri secaramandiri.


 Bergantung pada instrumen yang diberikan oleh penyelenggaraPendidikan.
 Kurang memahami manfaat dari evaluasi dirisekolah
 Kepala sekolah tidak mampu menjalankan tugaskepemimpinannya.

Sub-Indikator5. Membangunkemitraandanmelibatkanperansertamasyarakatsertalembaga
lainyangrelevan
Deskripsi:

 Warga sekolah dilibatkan dalam pengelolaanakademik.


 Masyarakat pendukung sekolah dilibatkan dalam pengelolaan non-akade-
mik.
 Terbatas pada kegiatan tertentu yangditetapkan.
 Menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan in-
put,proses,output,danpemanfaatanlulusanbaikitudilakukandenganlem-
baga pemerintah ataunon-pemerintah.
 Kemitraan SD dilakukan minimal dengan SMP serta dengan TK di ling-
kungannya.
 Kemitraan SMP dilakukan minimal dengan SMA/SMK, SD, serta dunia
usaha dan duniaindustri.
 Kemitraan SMA/SMK dilakukan minimal dengan perguruan tinggi, SMP
serta dunia usaha dan dunia industri dilingkungannya.
 Sekolah melibatkan peran serta masyarakat dan kemitraan untuk men-
dukung program sekolah meliputibidang:
 Pendidikan.
 Kesehatan.
 Kepolisian.
Indikator Mutu Pendidikan

 Keagamaan dankemasyarakatan.
 Dunia usaha.
 Pengembangan minat danbakat
 dan lainnya
 Sistem kemitraan sekolah ditetapkan dengan perjanjian secaratertulis.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

100
 Terdapat program tidak dapat dijalankan dengan optimal karena keterbata-
san sumber daya dan kapasitas yang dimiliki olehsekolah
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Program kemitraan dan pelibatan masyarakat tidak terencanakan dalam


rencana kerjasekolah.
 Kepala sekolah tidak mampu menjalankan tugaskepemimpinannya.

Sub-Indikator 6. Melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran


Deskripsi:

 Sekolah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang mengatur


mekanisme penyampaian ketidakpuasan siswa dan penyelesaiannya
mengenai penilaian hasilbelajar.
 Sekolah menyusun peraturan akademik yangmeliputi:
 Persyaratanminimalkehadiransiswauntukmengikutipelajarandantugas
dariguru.
 Ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan kelu-
lusan.
 Ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan fasilitas belajar, la-
boratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran, buku referensi,
dan bukuperpustakaan.
 Ketentuanmengenailayanankonsultasikepadagurumatapelajaran,wali
kelas, dankonselor.
 Sekolah menetapkan pedoman tata-tertib yangberisi:
 tatatertibpendidik,tenagakependidikan,danpesertadidik,termasukda-
lam hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasaranapendidikan;
 petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di sekolah, serta
pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tatatertib.
 Sekolah menetapkan kode etik yang memuat normatentang:
 hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah dan hubungan an-
tara warga sekolah denganmasyarakat;
 sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhi dan
sangsi bagi yang melanggar.
 prosedur tertulis mengenai pelaksanaan penciptaan suasana iklim dan
lingkunganpendidikan.
 Kode etik sekolah yang mengatur peserta didik memuat normauntuk:
Indikator Mutu Pendidikan

 menjalankan ibadah sesuai dengan agama yangdianutnya;


 menghormati pendidik dan tenagakependidikan;
 mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi ketentuan
pembelajaran dan mematuhi semua peraturan yangberlaku;
 memeliharakerukunandankedamaianuntukmewujudkanharmonisosial di
antarateman;
 mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangisesama;
 mencintai lingkungan, bangsa, dan negara;serta

101
 menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban,
keamanan, keindahan, dan kenyamanansekolah.
 Kode etik sekolah yang mengatur guru dan tenaga kependidikan memasuk-
kanlaranganbagigurudantenagakependidikan,secaraperseoranganmau- pun
kolektif,untuk:
 menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah, dan/atau
perangkat sekolah lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada pesertadidik;
 memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada
pesertadidik;
 memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung maupun tidak
langsung yang bertentangan dengan peraturan danundang-undang;
 melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang
mencederai integritas hasil Ujian Sekolah dan UjianNasional.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan untuk pembelajaran kurang kon-


dusif danefisien.
 Kesadaran untuk beretikaberkurang.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Programpengelolaanbidangkurikulumdanpembelajarandalambudayadan
lingkungan sekolah tidak direncanakan dengan melibatkan wargasekolah.
 Sosialisasi kurangoptimal.
 Kepala sekolah tidak mampu menjalankan tugaskepemimpinannya.

Indikator 3. Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpi-


nan

Sub-Indikator1. Berkepribadian dan bersosialisasi denganbaik


Deskripsi:

 Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaransekolah;


 Bertanggungjawabatasperencanaanpartisipatifmengenaipelaksanaanku-
rikulum
 Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta
Indikator Mutu Pendidikan

didik danmasyarakat;
 Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikankepadanya;
 Memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggungjawab.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Siswa, pendidik dan tenaga kependidikan kesulitan mendapatkan figure


teladan disekolah.
 Pengelolaan sekolah kurang berjalanoptimal.
102
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah belummemenuhi

Sub-Indikator2.Berjiwakepemimpinan
Deskripsi:

 Membangun tujuanbersama.
 Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting
sekolah serta penyelenggarasekolah;
 Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
komitesekolahmenanggapikepentingandankebutuhankomunitasyangbe-
ragam, dan memobilisasi sumber dayamasyarakat;
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan sekolahtersendat.


Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah belum memenuhi

Sub-Indikator3. Mengembangkan sekolah denganbaik


Deskripsi:

 Mengembangkan motivasi pendidik dalam mengembangkankompetensi.


 Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan pro-
gram pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan per-
tumbuhan profesional para guru dan tenagakependidikan;
 Meningkatkan mutupendidikan.
 Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagisiswa.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Visi, misi dan tujuan sekolah tidaktercapai.


Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah belum memenuhi

Sub-Indikator4. Mengelola sumber daya denganbaik


Indikator Mutu Pendidikan

Deskripsi:

 Mengambil keputusan berbasisdata.


 Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah
untukmenciptakanlingkunganbelajaryangaman,sehat,efisien,danefektif;
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan sekolahtersendat.

103
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah belum memenuhi

Sub-Indikator 5. Berjiwakewirausahaan

Deskripsi:

 Menjabarkan visi ke dalam misi targetmutu;


 Merumuskan tujuan dan target mutu yang akandicapai;
 Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahansekolah;
 Membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksa-
naan peningkatanmutu;
 Meningkatkan kreasi dan inovasi dalam mengembangkankurikulum.
 Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pem-
belajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas
sekolah;
 Menjagadanmeningkatkanmotivasikerjapendidikdantenagakependidikan
dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan
sangsi atas pelanggaran peraturan dan kodeetik;

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:

 Pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan sekolah rentan kurang selaras


dengan visi, misi, tujuan dan rencana kerjasekolah.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah belum memenuhi

Sub-Indikator6. Melakukan supervisi denganbaik


Deskripsi:

 Menjaminpelaksanaanmutuprosespembelajaranmelaluipelaksanaanmon-
itoring atausupervisi.
 Mengembangkan sistem penilaian dalam memantau perkembangan belajar
siswa.
 Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan
hasil supervisi untuk meningkatkan kinerjasekolah;
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan

 Pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan sekolah rentan kurang selaras


dengan visi, misi, tujuan dan rencana kerjasekolah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

 Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah belummemenuhi

104
Indikator4. Sekolah mengelola sistem informasimanajemen
Sub-Indikator1. Memiliki sistem informasi manajemen sesuaiketentuan

Deskripsi:
 Mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk mendukung
administrasi pendidikan yang efektif, efisien danakuntabel;
 Menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudahdiakses;
 Menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani per-
mintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari
masyarakatberkaitandenganpengelolaansekolahbaiksecaralisanmaupun
tertulis dan semuanya direkam dandidokumentasikan;
 Melaporkan data informasi sekolah yang telah terdokumentasikan kepada
Dinas PendidikanKabupaten/Kota.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Perencanaan kerja sekolah tidak tepatsasaran.
 Pemangku kepentingan kesulitan mendapatkan laporan penyelenggaraan
Pendidikan yang dilakukan olehsekolah.
 Proses pengawasan tidak dapat dilakukan denganbaik.
 Komunikasi antar warga sekolah di lingkungan sekolah dilaksanakan kurang
efektif danefisien.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Sumberdayamanusiaberkompetenyangterbatasuntukditugaskanmengel-
ola sisteminformasi.
 SIM identik berbasis teknologi yang canggih dimana sarana prasarana
sekolah masihminim.
 Beban guru/tenaga kependidikan tidak mencakup pada pengelolaan infor-
masi.

Indikator Mutu Pendidikan

105
106
Indikator Mutu Pendidikan
STANDAR 8. STANDARPEMBIAYAAN
— Perangkat Akreditasi BAN S/M—

Indikator1. Sekolah memberikan layanan subsidi silang


Sub-Indikator1. Pembebasan biaya bagi siswa tidakmampu

Deskripsi:
 Ada biaya yang dialokasikan untuk membantu siswa tidak mampuberupa:
 pengurangan dan pembebasan biayapendidikan,
 pemberian bea siswa,dan
 bentuk biayalainnya.
 Meniadakan pungutan biaya operasional lain (biaya yang dikeluarkan oleh
siswa selain uang sekolah yang relevan) kepada siswa tidak mampu yang
meliputi:
 biaya ujian;
 biaya praktikum;
 biaya perpisahan;
 biaya studytour;
 Menetapkan pendidikan gratis bagi seluruh siswa sesuai peraturan resmi
pemerintah/pemerintahdaerah.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswa rentan tidak melanjutkan pendidikan disekolah.
 Kesempatan siswa untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri yang
dibebani biaya terbatas.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Sekolah tidak memiliki data siswa tidakmampu.
 Sumber dana untuk pembebasan biaya yang dimiliki oleh sekolah terbatas.

Sub-Indikator2. Terdapat daftar siswa dengan latar belakang ekonomi yangjelas

Deskripsi:
 Terdapat data siswa tidakmampu.
 Terdapat data siswa penerimabeasiswa
Indikator Mutu Pendidikan

 Terdapatdatariilpemasukanpembayarandariorangtuasiswayangadapada
buku kas/laporankeuangan.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Layanan subsidi silang tidak tepatsasaran

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:

107
 Sistem informasi manajemen yang dikelola sekolah tidak dipelihara dengan
baik.
 Kinerja tenaga kependidikan urusan administrasi kurangoptimal.
 Rendahnya kesadaran dan kepedulian sekolah terhadap permasalahan
ekonomi keluargasiswa.

Sub-Indikator3. Melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurangmampu

Deskripsi:
 Penetapan uang sekolah (iuran bulanan) mempertimbangkan kemampuan
ekonomi orangtuasiswa.
 Sekolahmelakukanbantuansubsidisilangkepadasiswayangkurangmampu
secara ekonomi, baik melalui pengurangan dan pembebasan biaya pendidi-
kan (SPP), pemberian beasiswa dan sebagainya untuk membantu siswa dari
keluargakurangmampuagardapatmengikutipendidikansecarateraturdan
berkelanjutan.
 Bantuan pemerintah, pemerintah daerah, maupun lembaga lain dapat di-
masukkan sebagaibantuan.
 Bila di sekolah tersebut tidak ada siswa dari keluarga yang kurang mampu
artinya semuanya mampu sehingga tidak ada subsidisilang

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Siswa rentan tidak melanjutkan pendidikan disekolah.
 Kesempatan siswa untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri yang
dibebani biayaterbatas.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Sekolah tidak memiliki data siswa tidakmampu.
 Sumber dana yang dimiliki oleh sekolahterbatas.
 Biaya personal siswa bukan prioritas sekolah dalam pengelolaan pendanaan
Pendidikan.

Indikator 2. Beban operasional sekolah sesuaiketentuan


Sub-Indikator1. Terdapat biaya operasional non personil sesuaiketentuan

Deskripsi:
Indikator Mutu Pendidikan

 Memiliki standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan


operasional nonpersonalia selama 1 (satu)tahun.
 Terdapatstandarbiayaoperasinonpersonaliapersekolah/programkeahlian,
per rombongan belajar, dan per siswa, serta besaran presentase minimum
biaya alat tulis sekolah (ATS) dan bahan dan alat habis pakai(BAHP),
 Pengambilan keputusan dalam penetapan besarnya dana yang digali dari
masyarakat sebagai biaya operasional dilakukan denganmelibatkan

108
berbagai pihak terkait (kepala sekolah melibatkan komite sekolah, perwaki-
lan guru, perwakilan tenaga kependidikan, perwakilan siswa dan penyeleng-
gara pendidikan/yayasan untuk swasta).

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Sekolah tidak dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan
berkelanjutan sesuai Standar NasionalPendidikan.
 Terdapat biaya operasional yang tidak mendapatkan alokasipendanaan.
 Adanya tuduhan tindak pidana KKN kepada bendahara dan kepala sekolah
oleh pemangkukepentingan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pengambilan keputusan penetapan biaya bersama pemangku kepentingan
menimbulkan konflikinternal.
 Sumber dana yang dimiliki oleh sekolahterbatas.
 Terdapat biaya operasional lain yang sifatnya lebih diprioritaskansekolah.
 Sekolah tidak mengetahui kebutuhan dana yang sesuai dengan kebutuhan
dan kondisisekolah.

Indikator 3. Sekolah melakukan pengelolaan dana denganbaik


Sub-Indikator1. Pengaturan alokasi dana yang berasal dari APBD/APBN/Yayasan/sumberlainnya

Deskripsi:
 Menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi danoperasional.
 Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolahmengatur:
 sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yangdikelola;
 penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar
dana investasi danoperasional;
 kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah dalam membelanjakan
anggaran pendidikan sesuai denganperuntukannya;
 pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan ang-
garan,untukdilaporkankepadakomitesekolah,sertainstitusidiatasnya.
 Sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat dapatberupa:
 biaya yang dikeluarkan oleh calon siswa untuk dapat diterima sebagai
siswa dengan berbagai istilah antara lain: uang pangkal, uang gedung,
Indikator Mutu Pendidikan

pembiayaan investasisekolah,
 sumbangan dari masyarakat (dunia usaha, komunitas agama, donatur)
yang berupa infaq, sumbangan, bantuan/beasiswa;dan
 bantuan pemerintah/pemerintah daerah misalnya Bantuan Operasional
Sekolah, maupun lembagalain.
 Memiliki pedoman pengelolaan keuangan terkait sumbangan pendidikan
atau dana darimasyarakat.
 Pengambilan keputusan dalam penetapan besarnya dana yang digali dari
masyarakat sebagai biaya operasional dilakukan denganmelibatkan
109
berbagai pihak terkait (kepala sekolah melibatkan komite sekolah, perwaki-
lan guru, perwakilan tenaga kependidikan, perwakilan siswa dan penyeleng-
gara pendidikan/yayasan untuk swasta).
 Pengelolaan dana dari masyarakat sebagai biaya personal dilakukan secara
transparan, dan akuntabel yang ditunjukkan dalamRKAS.
 Disusun sesuai dengan kaidah pelaporankeuangan.
 Dilaporkan secara periodik kepada komite atau yayasan atau diaudit secara
internal daneksternal.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Sekolah tidak dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan
berkelanjutan sesuai Standar NasionalPendidikan.
 Terdapat biaya yang tidak mendapatkan alokasipendanaan.
 Rentan terhadap tuduhan tindak pidana KKN kepada bendahara dan kepala
sekolah oleh pemangkukepentingan.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Pengambilan keputusan dalam pendananaan bersama pemangku kepent-
ingan menimbulkan konflikinternal.
 Kemampuan pendidik/tenaga kependidikan dalam pengelolaan pendanaan
terbatas.
 Beban kinerja pendidik/tenaga kependidikan yang diberi tugas sebagai ben-
dahara terlalubanyak

Sub-Indikator2. Terdapatlaporanpengelolaandana

Deskripsi:
 Memiliki pembukuan biaya operasional berupa buku kas umum yang berisi-
kan seluruh transaksi dengan didukung catatan dari buku pembantu, antara
lain:
 Buku pembantu kas yang mencatat tiap transaksi tunai dan ditandatan-
gani oleh Bendahara dan KepalaSekolah.
 Bukupembantubankyangmencatattiaptransaksimelaluibank(baikcek,
giro maupun tunai) dan ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala
Sekolah.
 Buku pembantu pajak yang mencatat semua transaksi yang harus dipun-
gutpajaksertamemonitorpungutandanpenyetoranpajakyangdipungut
Indikator Mutu Pendidikan

selaku wajib pungutpajak.

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Rentan terhadap tuduhan tindak pidana KKN kepada bendahara dan kepala
sekolah oleh pemangkukepentingan.
 Proses pemantauan, supervisi, pengawasan dan tindak lanjut pengawasan
akan sulitdilakukan.
 Sekolah terkendala dalam membangun kemitraan dengan lembagalain.

110
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
 Bentuk laporan pengelolaan dana rumit dan merepotkansekolah.
 Kemampuan pendidik/tenaga kependidikan dalam penyusunan laporan
pengelolaan pendanaanterbatas.
 Beban kinerja pendidik/tenaga kependidikan yang diberi tugas sebagai ben-
dahara terlalu banyak sehingga tidak memiliki waktu untuk menyusun
laporantersebut.

Sub-Indikator3. Memiliki laporan yang dapat diakses oleh pemangkukepentingan

Deskripsi:
 Terdapat laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dimana
antara pedoman pengelolaan keuangan dengan rincian komponen-
komponen biaya operasional yang telah dibelanjakan selama satu tahun
sesuai dengan disertai buktipelaporan.
 Dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada orangtua siswa, masyara-
kat, dan pemerintah atau yayasan, yang disertai denganbukti-bukti.
 Laporan dapat diakses oleh pemangku kepentinganmelalui:
 Media internet seperti website atauemail
 Majalahsekolah
 Surat edaran
 Rapat komite
 dan lainnya

Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:


 Rentan terhadap tuduhan tindak pidana KKN kepada bendahara dan kepala
sekolah oleh pemangkukepentingan.
 Proses pemantauan, supervisi, pengawasan dan tindak lanjut pengawasan
akan sulitdilakukan.
 Sekolah terkendala dalam membangun kemitraan dengan lembagalain.

Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:


 Sistem informasi manajemen tidak terkelola denganbaik
 Kepala sekolah tidak mampu menjalankan tugas kepemimpinan denganbaik
 Hubungan antara sekolah dan pemangku kepentingan tidakharmonis.
Indikator Mutu Pendidikan

111
112
Indikator Mutu Pendidikan
PUSTAKA

Undang-UndangNomor20Tahun2003tentangSistemPendidikanNasional
PeraturanPemerintahNomor13Tahun2015tentangPerubahanKeduaPeraturanPemerintah
Nomor19Tahun2005tentangStandarNasionalPendidikanPeraturanMenteriPendidikan
danKebudayaanNo.20Tahun2016TentangStandarKompetensiLulusanPendidikanDasar
danMenengah
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNo.20Tahun2016TentangStandarKompetensi
LulusanPendidikanDasardanMenengah
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNo.21Tahun2016TentangStandarIsiPendidikan
DasardanMenengah
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNo.22Tahun2016TentangStandarProses
PendidikanDasardanMenengah
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNo.23Tahun2016TentangStandarPenilaian
Pendidikan
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.13Tahun2007TentangStandarKepala Sekolah/Madrasah
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.16Tahun2007TentangStandarKualifikasiAkademik
danKompetensiGuru
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.24Tahun2008TentangStandarTenagaAdministrasi
Sekolah
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.25Tahun2008TentangStandarTenagaPerpustakaan
Sekolah/Madrasah
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.26Tahun2008TentangStandarTenagaLaboran
Sekolah/Madrasah
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.24Tahun2007TentangStandarSaranadanPrasarana
Sekolah
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.19Tahun2007TentangStandarPengelolaan
PendidikanolehSatuanPendidikan
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.69Tahun2009TentangStandarBiaya
InstrumenAkreditasiolehBANS/M
Indikator Mutu Pendidikan

113

Anda mungkin juga menyukai