MUTU
DALAM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIANPENDIDIKANDANKEBUDAYAAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar danMenengah
©2017
INDIKATORMUTU
DALAM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DANMENENGAH
PENGANTAR 1
STANDAR 1. STANDAR KOMPETENSILULUSAN 5
STANDAR2. STANDAR ISI 17
STANDAR 3.STANDARPROSES 27
STANDAR 4.STANDARPENILAIAN 41
STANDAR5.STANDARPENDIDIK DANTENAGA KEPENDIDIKAN 49
STANDAR 6. STANDAR SARANADANPRASARANA 75
STANDAR 7. STANDARPENGELOLAAN 95
STANDAR 8. STANDARPEMBIAYAAN 107
PUSTAKA 113
PENGANTAR
Mutupendidikandasardanmenengahadalahtingkatkesesuaianantarapenyelenggaraanpendidi- kan
dasar dan menengah dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) di sekolah. Mutu pendidikan di
sekolah cenderung tidak ada peningkatan tanpa diiringi dengan penjaminan mutu pendidikan
oleh sekolah. Penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah sendiri merupakan mekanisme
yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses penye-
lenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu dan aturan yangditetapkan.
1
Desain Sistem
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
Sistempenjaminanmutuinternalyangdilaksanakandalamsatuanpendidikandandijalankan
oleh seluruh komponen satuanpendidikan;
Sistem penjaminan mutu eksternal yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga akreditasi dan lembaga standarisasipendidikan;
Sistem informasi penjaminan mutu yang menunjang implementasi kedua sistem diatas.
Sistem mengikuti siklus kegiatan sesuai dengan komponen masing masing. Siklus sistem penja-
minan mutu internal terdiri atas:
Penetapan standar sebagai landasan dimana Standar Nasional Pendidikan merupakan krite-
ria minimal yang harusdipenuhi.
Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar
mutu yang telahditetapkan;
Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam rencana kerjasekolah;
Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam program kerja maupun prosespembelajaran;
Evaluasi/audit terhadap proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telahdilakukan.
Seluruh siklus ini dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Sementara siklus sistem penjaminan mutu
eksternal terdiri atas:
Pemetaan mutu satuan pendidikan berdasarkan Standar NasionalPendidikan;
Perencananaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam rencanastrategis;
Fasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuanpendidikan;
Monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pemenuhanmutu;
Penetapan dan evaluasi Standar NasionalPendidikan;
Pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan dan/atau programkeahlian.
Siklus sistem penjaminan mutu eksternal ini dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga standardisasi (BSNP) dan lembaga akreditasi BAN S/M atau lembaga akreditasi mandiri
sesuai kewenangan masing-masing.
Indikator Mutu Pendidikan
2
Acuan Mutu
Penjaminan mutu pendidikan mengacu pada standar sesuai peraturan yang berlaku. Acuan utama
adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan sebagai kriteria minimal yang ha-
rus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan penyelenggara pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:
Standar KompetensiLulusan
Standar Isi
Standar Proses
Standar Penilaian
Standar Pendidik dan TenagaKependidikan
Standar Pengelolaan
Standar Sarana danPrasarana
Standar Pembiayaan
Kedelapanstandartersebutmembentukrangkaianinput,proses,danoutput.StandarKompetensi
Lulusan merupakan output dalam rangkaian tersebut dan akan terpenuhi apabila input terpenuhi
sepenuhnya dan proses berjalan dengan baik. Standar yang menjadi input dan proses dideskripsi-
kan dalam bentuk hubungan sebab-akibat dengan output. Standar dijabarkan dalam bentuk indi-
kator mutu untuk mempermudah kegiatan pemetaan mutu dalam penjaminan mutupendidikan.
Indikator Mutu Pendidikan
3
Indikator Mutu Pendidikan
4
STANDAR 1. STANDAR KOMPETENSILULUSAN
— Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 20tahun 2016tentangStandarKompetensiLulusan—
Deskripsi:
Siswa dimotivasi dan fasilitasi oleh sekolah agar memiliki perilaku dan sikap
orangberimanmelaluipembiasaan(budayasekolah)danketeladanandalam
menghayati dan mengamalkan sesuai dengan ajaran agama yangdianut.
Integrasi pengembangan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME di
sekolah dilakukan dalam bentuk kegiatanpembelajaran.
Contoh perilaku dan sikap orang beriman dan bertakwameliputi:
Berdoa setiap memulai dan mengakhirikegiatan.
Santun dalam berbicara danberperilaku.
Berpakaian sopan sesuai aturansekolah.
Mengucapkan salam saat masukkelas.
Melaksanakan kegiatanibadah.
Mensyukuri setiap nikmat yangdiperoleh.
Menumbuhkan sikap salingmenolong/berempati.
Menghormatiperbedaan.
Antre saat bergantian memakai fasilitassekolah.
Lainnya.
Deskripsi:
Perilaku dan sikap berkarakter ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai
kegiatan olehsekolah.
5
Contoh perilaku dan sikap berkaraktermeliputi:
Menghargai dan menjaga keragaman dan kekayaan budayabangsa.
Relaberkorban.
Mengikuti baktisocial.
Menciptakan kerukunan antarsiswa/kelompok/sekolah.
Anti kekerasan baik psikis maupunfisik.
Lainnya.
Deskripsi:
Perilaku dan sikap disiplin ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan
olehsekolah.
Contoh perilaku dan sikap disiplinmeliputi:
Disiplin dan taathukum.
Meminta ijin jika tidak bisahadir.
Datang ke sekolah/kegiatan lainnya tepatwaktu.
Mengerjakan tugas yangdiberikan.
Mematuhi tatatertibsekolah.
Lainnya.
siswa.
Kompetensisikapinibelumdiintegrasikandenganbaikdalamkegiatanpem-
belajaran disekolah.
Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
6
Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
Lainnya
Sub-Indikator4. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikapsantun
Deskripsi:
Perilaku dan sikap santun ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan
olehsekolah.
Contoh perilaku dan sikap santunmeliputi:
Menghormati guru dan orang lain yang lebihtua
Menggunakan kata-kata santun dalamberkomunikasi
Berbicara dengan intonasi dan volume suara yangsesuai
Tidak menghina atau menyebut seseorang dengan sebutannegatif
Lainnya.
Deskripsi:
Perilakudansikapjujurditumbuhkandenganfasilitasiberbagaikegiatanoleh
sekolah.
Contoh perilaku dan sikap jujurmeliputi:
Melaksanakan tugas individu denganbaik.
Mengaku atas kesalahan yangdilakukan.
Indikator Mutu Pendidikan
Mengatakan yangsebenarnya.
Lainnya.
7
Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
Lainnya
Sub-Indikator6. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikappeduli
Deskripsi:
Perilaku dan sikap peduli ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai kegiatan
olehsekolah.
Contoh perilaku dan sikap pedulimeliputi:
Membantu orang yangmembutuhkan.
Menjenguk dan mendoakan orang yangsakit.
Membuang sampah padatempatnya.
Memungut sampah yangdijumpai.
Menghemat penggunaan air danlistrik.
Penghijauan di lingkungansekolah.
Lainnya.
Deskripsi:
Perilaku dan sikap percaya diri ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai
kegiatan olehsekolah.
Contoh perilaku dan sikap percaya dirimeliputi:
Mampu membuat keputusan dan bertindak dengancepat.
Tidak mudah putusasa.
8
Berani presentasi, menjawab pertanyaan, berpendapat, dan bertanya da-
lam berbagaikesempatan.
Lainnya.
Deskripsi:
Perilaku dan sikap bertanggungjawab ditumbuhkan dengan fasilitasi
berbagai kegiatan olehsekolah.
Contoh perilaku dan sikap bertanggungjawabmeliputi:
Melaksanakan tugas individu denganbaik.
Menerima risiko dari tindakan yangdilakukan.
Meminta maaf atas kesalahan yangdilakukan.
Menepatijanji.
Anti-Vandalisme.
Lainnya.
9
Sub-Indikator9. Siswa memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjanghayat
Deskripsi:
Perilaku dan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat difasilitasi oleh sekolah
dan diwujudkan dalam aktivitas pembelajaran baik di dalam kelas maupun di
luar kelas, melalui pembiasaan programliterasi
Contoh perilaku dan sikap pembelajar sejati sepanjang hayatmeliputi:
Membaca/menulis buku dan bacaanlainnya.
Membuat karyatulis.
Mau mencari bahan/sumberbelajar.
Rajin berkunjung ke perpustakaan.
Belajar dimanapun, kapanpun dengansiapapun.
Lainnya.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kepalasekolah,guru,tenagakependidikanbelumbisadijadikanteladanoleh
siswa.
Kompetensisikapinibelumdiintegrasikandenganbaikdalamkegiatanpem-
belajaran disekolah.
Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
Lainnya
Sub-Indikator 10. Siswa memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani
Deskripsi:
Perilaku dan sikap yang mencerminkan sehat jasmani dan rohani di-
tumbuhkan dalam seluruh kegiatan baik intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler melalui kegiatan kesiswaan.
Contoh perilaku dan sikap sehat jasmani dan rohanimeliputi:
Bebas darinarkoba
Anti pornografi danpornoaksi
Indikator Mutu Pendidikan
10
Guru merasa terbebani dalam memberikan penilaian sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
KurangnyakomunikasiantaraKomitedanorangtua/walisiswadalammenga-
malkan pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di sekolah kepada siswa
selama berada di luarsekolah.
Pengelolaan sekolah terkait pengembangan perilaku dan sikap belum ter-
fokus dan terencanakan denganoptimal.
Lainnya
Deskripsi:
Siswa pada jenjang pendidikan SDmemiliki:
pengetahuandasarberkenaandenganilmupengetahuan,teknologi,seni,
danbudayaterkaitdengandirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakatdan
lingkungan alam sekitar, bangsa, dannegara.
pengetahuan terminologi/istilah yang digunakan, klasifikasi, kategori,
prinsip, dan generalisasi berkenaan dengan ilmu pengetahuan,teknologi,
senidanbudayaterkaitdengandirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dannegara.
pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang berke-
naan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa dannegara.
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi, seni
danbudayaterkaitdengandirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakatdan
lingkungan alam sekitar, bangsa dannegara.
Siswa pada jenjang pendidikan SMPmemiliki:
pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan
ilmupengetahuan,teknologi,seni,danbudayaterkaitdenganmasyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasanregional.
pengetahuan terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, general-
isasi dan teori, yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknis dan
Indikator Mutu Pendidikan
11
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis dan spesifik
tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, dan kawasanregional.
Siswa pada jenjang pendidikan SMA dan SMKmemiliki:
pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan
ilmupengetahuan,teknologi,seni,danbudayaterkaitdenganmasyarakat
danlingkunganalamsekitar,bangsa,negara,kawasanregional,daninter-
nasional.
pengetahuan terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, general-
isasi, teori, model, dan struktur yang digunakan terkait dengan penge-
tahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu
pengetahuan,teknologi,seni,danbudayaterkaitdenganmasyarakatdan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan inter-
nasional.
pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait
dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode, dan kriteria un-
tuk menentukan prosedur yang sesuai berkenaan dengan ilmu penge-
tahuan, teknologi, seni, dan budaya, terkait dengan masyarakat dan ling-
kungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan inter-
nasional.
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail, spe-
sifik, kompleks, kontekstual dan kondisional berkenaan dengan ilmu
pengetahuan,teknologi,seni,danbudayaterkaitdenganmasyarakatdan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan inter-
nasional.
Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat pengetahuan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolahberupa:
prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
tingkat kelulusan dalam ujian sekolah berstandarnasional
tingkat capaian nilai pengetahuan dalam penilaianpendidikan.
Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yangdiampu.
Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi
sebagaipendidik.
Alokasi waktu dan beban belajar memberatkan pada sisisiswa.
Gayadanmetodepembelajaranyangditerapkantidakmengarahpadabakat,
minat dan kemampuan belajar siswa.
Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, danlainnya.
12
Indikator 3. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensiketerampilan
Sub-Indikator 1. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindakkreatif
Deskripsi:
Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif melalui pengala-
man pembelajaran dankegiatan.
Contoh keterampilan berpikir dan bertindak kreatifmeliputi:
kreatif menghasilkankarya
memodifikasi karya oranglain
menciptkan kreasisendiri
memiliki gaya tulissendiri
menggunakan teknologi dalambelajar
lainnya
Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolahberupa:
prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaianpendidikan.
Deskripsi:
13
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaianpendidikan.
Deskripsi:
Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru tidak selaras dengan mata
pelajaran yangdiampu.
Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi
sebagaipendidik.
Kompetensi keterampilan ini belum diintegrasikan dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran disekolah.
Gurumerasaterbebanidalammemberikanpenilaianketerampilankarenain-
strumen dan prosedur yang rumit dan kurangdipahami.
14
Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi pengembangan keterampilan siswa be-
lum terfokus dan terencanakan denganoptimal.
Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan lainnya.
Sub-Indikator4. Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindakmandiri
Deskripsi:
Deskripsi:
sumberlaindalambekerjasamadaripengalamanpembelajarandankegiatan
penugasan kelompok, pelaporan tugas/kegiatan, presentasi hasil penu-
gasan, keterlibatan dalam kepanitiaan dan keterlibatan dalam penyusunan
programsekolah.
Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolahberupa:
prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
15
tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaianpendidikan.
Deskripsi:
Siswamemilikiketerampilanberpikirdanbertindakkomunikatifmelaluipen-
dekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain dari pengalaman pembelajaran dan kegiatan penugasan ke-
lompok, pelaporan tugas/kegiatan, presentasi hasil penugasan, keterlibatan
dalam kepanitiaan dan keterlibatan dalam penyusunan program sekolah
dengan cara berinteraksi, menyampaikan dengan ide kreatif dari hasil
penyimakan dan membuat karyatulis.
Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh ke-
lompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang dimiliki
siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang diseleng-
garakan oleh sekolahberupa:
prestasi/penghargaan pada levelkewilayahan.
tingkat capaian nilai keterampilan dalam penilaianpendidikan.
16
STANDAR 2. STANDARISI
— Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 21tahun 2016tentangStandar Isi—
Deskripsi:
Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi sikap spiritual dan
sosial yaitu menghayati danmengamalkan:
ajaran agama yangdianutnya,
perilaku jujur,
perilakudisiplin,
perilakusantun,
perilaku peduli,
perilaku bertanggungjawab,
perilaku percayadiri,
perilaku sehat jasmani danrohani,
perilaku pembelajar sepanjanghayat.
Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester, sila-
bus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran, lembar
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan buku nilai
Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di KKG/
MGMP tentang penguatan pendidikan karakter siswa pada kompetensi
sikap.
Rancangan dan hasil penilaian sikap berupa jurnal penilaian, dokumen
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman.
Terdapat program kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan kagamaan,
kegiatan krida, latihan olahbakat dan latihanolah-minat.
17
Sub-Indikator2. Perangkatpembelajaranmemuatkarakteristikkompetensipengetahuan
Deskripsi:
Perangkat pembelajaran disusun guru sesuaikompetensi pengetahuan yaitu
memahami, menerapkan, menganalisis danmengevaluasi:
pengetahuanfaktual,
pengetahuankonseptual,
pengetahuanprosedural,
pengetahuanmetakognitif,
Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester, sila-
bus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran, lembar
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan buku nilai
Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di KKG/
MGMP tentang kompetensipengetahuan.
Terdapat program kegiatan ekstrakurikuler berupa Kegiatan Ilmiah Remaja
(KIR),kegiatanpenguasaankeilmuandankemampuanakademik,penelitian,
kelompok pencinta teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan
lainnya.
Deskripsi:
Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi keterampilan yaitu
menunjukkan keterampilan berfikir danbertindak:
kreatif,
Indikator Mutu Pendidikan
produktif,
kritis,
mandiri,
kolaboratif,
komunikatif.
Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester, sila-
bus, RPP, buku yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran, lembar
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan buku nilai
Rancangan dan hasil penilaian keterampilan kinerja, proyek danportofolio.
18
Terdapat pengalaman pembelajaran dalam bentuk praktik di laboratorium.
penelitian sederhana, studi wisata, seminar atau workshop, peragaan atau
pameran, pementasan karya seni danlainnya.
Deskripsi:
Memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
siswa.
Menyesuaikan tingkat keingintahuan siswa baik itu pada tingkat dasar,
teknis, spesifik, detil, dan/ataukompleks.
Bidang kajian pembelajaran bedasarkan bakat dan minat siswa untuk me-
mecahkan masalah meliputibidang:
ilmupengetahuan,
teknologi,
seni,
budaya,dan/atau
humaniora.
Mencerminkan perilaku siswa sesuai dengan tahapperkembangannya.
Sub-Indikator5. Perangkatpembelajaranmenyesuaikanruanglingkupmateripembelajaran
Deskripsi:
19
Menyesuaikan dengan perkembangan siswa pada jenjang SD/MI yaitu pada
konteksdirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakatdanlingkunganalamseki- tar,
bangsa, dannegara.
Menyesuaikan dengan perkembangan siswa pada jenjang SMP/MTs yaitu
padakonteksdirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakatdanlingkunganalam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasanregional.
Menyesuaikan dengan perkembangan siswa pada jenjang SMA /SMK yaitu
padakonteksdirisendiri,keluarga,sekolah,masyarakatdanlingkunganalam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, daninternasional.
Menyesuaikan dengan yang dipelajari pada jenjang pendidikan dan sumber
lain secaramandiri.
Menyesuakandengantahapperkembangananakyangrelevandengantugas
yangdiberikan.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Deskripsi:
Memiliki tim yang bertugas mengembangkan kurikulumsekolah.
Tim Pengembang Kurikulum meliputi seluruh guru mata pelajaran, konselor
(guru Bimbingan dan Konseling), dan komite sekolah atau penyelenggara
pendidikan dibuktikan dengan dokumenpenugasan.
Sekolah memiliki pedoman pengembangan kurikulum yang diketahui tim
pengembang kurikulum sekolah sebagai dasarpengembangan.
Indikator Mutu Pendidikan
20
Komitmen sekolah rendah dalam melibatkan pemangku kepentingan dalam
pengembangan kurikulumsekolah.
Unsur dalam tim pengembang kurikulum tidak mengetahui dan memahami
pedoman pengembangan kurikulum sekolah sehingga tidak mau terlibat
mendalam.
Sistem informasi manajemen yang dimiliki sekolah belum memberikan akses
kepada pemangkukepentingan.
Sub-Indikator2. KurikulumTingkatSatuanPendidikandikembangkandenganmengacupada
kerangkadasarpenyusunan
Deskripsi:
Sekolah menyusun KTSP sendiri yang telah mengacukepada:
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Na-
sional
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor20tahun2016ten-
tang Standar KompetensiLulusan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016ten-
tang Standar Isi
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor22tahun2016ten-
tang Standar Proses
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor23tahun2016ten-
tang Penilaian
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor24tahun2016ten-
tang Kompetensi Inti dan KompetensiDasar
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor61tahun2014ten-
tang KTSP pada pendidikan dasar danmenengah.
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor69tahun2013ten-
tang Kerangka dasar dan struktur kurikulumSMA/MA
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor70tahun2013ten-
tang Kerangka dasar dan struktur kurikulumSMK/MAK
Mengacu pada kerangka dasar yangmeliputi:
Perumusan visi, misi, dan tujuansekolah.
Pengorganisasian muatan kurikulersekolah.
Indikator Mutu Pendidikan
Pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru pada tingkatkelas.
Penyusunan kalender pendidikansekolah.
Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatanlokal.
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembela-
jaran.
Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah , potensi atau karakteristik
daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan pesertadidik.
21
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Sekolah tidak bisa menegakkanaturan.
Acuan pengembangan visi, misi, dan tujuan sekolah, rencana pembelajaran,
silabus, penilaian dan rencana kerja sekolah tidaksesuai
Kebutuhandankarakteristiksekolah,potensidaerahdansiswatidaktermuat
dalamKTSP
KTSP tidak bisa dipakai sebagai acuan operasional disekolah.
Guru tidak memiiliki pedoman yang tepat dalam melaksanakan pembelaja-
ran.
Sub-Indikator3. KurikulumTingkatSatuanPendidikandikembangkandenganmelewatitahapan
operasionalpengembangan
Deskripsi:
Tahapan Analisis,mencakup:
Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenaikurikulum.
Analisis kebutuhan siswa, sekolah, dan lingkungan (analisiskonteks).
Analisis ketersediaan sumber dayapendidikan.
Tahapan Penyusunan,mencakup:
Perumusan visi, misi, dan tujuansekolah.
Pengorganisasian muatan kurikulersekolah.
Pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru pada tingkatkelas.
Penyusunan kalender pendidikansekolah.
Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatanlokal.
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembela-
jaran.
Tahapan penetapan yang dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat
Indikator Mutu Pendidikan
22
Kebijakan yang termuat dalam perundang-undangan tidak terlaksana pada
level sekolah.
Kurikulum yang dilaksanakan oleh sekolah tidak sesuai dengan kondisi ling-
kungan, sekolah serta perkembangansiswa.
Warga sekolah dan pemangku kepentingan tidak mengetahui KTSP yang dil-
aksanakansekolah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Sekolah kurang memahami bahwa ada tahapan yang harus dilalui dalam
pengembanganKTSP.
Kesibukan tim pengembang kurikulum sekolah sehingga waktu yang dimiliki
terbatas untuk menjalankan seluruh prosedurtersebut.
Kerjasama dan koordinasi antara kepala sekolah, dewan pendidikan dan
komite sekolah belumoptimal.
Deskripsi:
Sekolah memiliki perangkat kurikulummeliputi:
Pedomankurikulum
Pedoman muatanlokal
Pedoman kegiatanektrakurikuler
Pedomanpembelajaran
Pedoman penilaian hasil belajar olehpendidik
Pedoman sistem kreditsemester
Pedoman bimbingan dankonseling
Pedoman evaluasikurikulum
Pedoman pendampingan pelaksanaankurikulum
Pedoman pendidikankepramukaan
Warga sekolah mendapatkan akses untuk mengetahui perangkat KTSP yang
dikembangkansekolah.
Deskripsi:
Durasi setiap satu jam pembelajaran antaralain:
Untuk SD adalah 35menit
Untuk SMP adalah 40menit
Untuk SMA adalah 45menit
Untuk SMK adalah 45menit
Beban belajar per minggu dialokasikan sebagaiberikut:
KelasI 30 jampelajaran
KelasII 32 jampelajaran
KelasIII 34 jampelajaran
Kelas IV, V,danVI 36 jampelajaran
Kelas VII, VIIIdanIX 38 jampelajaran
Kelas X 42 jampelajaran
Kelas XIdanXII 44 jampelajaran
Kelas X, XIdanXII 48 jam pelajaran (khususSMK)
Beban Belajar per semester dialokasikan sebagaiberikut:
Kelas I, II, III,IV,V 18-20minggu
Kelas VI 18-20 minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semestergenap);
Kelas VIIdanVIII 18-20minggu
Kelas IX 18-20 minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semestergenap);
Kelas X dan XI 18-20minggu
KelasXII 18-20 minggu (semester ganjil);
14-16 minggu (semestergenap);
Beban Belajar per tahun dialokasikan 36-40minggu
Sekolah dapat menambah beban belajar 2 (dua) jam per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa dan/atau kebutuhan akademik, sosial, bu-
daya, dan faktor lain yang dianggappenting.
24
Sub-Indikator2. Sekolahmengaturbebanbelajarbedasarkanbentukpendalamanmateri
Deskripsi:
Bentuk pendalaman materi yang diatur berupa kegiatan pengarahan materi,
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidakterstruktur.
Terdapat kegiatan penugasan terstruktur berupa pendalaman materi pem-
belajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik dan waktu penyelesaian
ditentukan olehpendidik.
Terdapatkegiatanmandiritidakterstrukturberupapendalamanmateripem-
belajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik dan waktu
penyelesaiannya diatur sendiri olehsiswa.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri untuk SD, paling
banyak 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangku-
tan.
BebanbelajarpenugasanterstrukturdankegiatanmandiriuntukSMP,paling
banyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangku-
tan.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri untuk SMA/SMK,
maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap muka matapelajaran.
Deskripsi:
Menyelenggarakan minimal 2 dari 4 aspek yang disediakan untuk mata pela-
jaran seni budaya, prakarya, dankewirausahaan.
Siswa mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester,
aspek yang diikuti dapat diganti setiapsemester.
25
Sub-Indikator4. Sekolah melaksanakan kegiatan pengembangan dirisiswa
Deskripsi:
Menyediakan layanan ekstrakurikuler wajb yaitu PendidikanKepramukaan
Menyediakan layanan ekstrakurikuler pilihan meliputi:
Usaha Kesehatan Sekolah(UKS),
Palang Merah Remaja(PMR),
Kelompok Ilmiah Remaja(KIR),
olah raga,
kesenian,
pembinaan kegiatankeagamaan,
dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensisekolah.
Menyediakan bimbingankarier
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
26
STANDAR 3. STANDAR PROSES
— Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 tahun 2016tentangStandar Proses—
Deskripsi:
Silabus dikembangkan dengan memuat komponen yangmeliputi:
identitas matapelajaran,
identitas sekolah,
kompetensiinti,
kompetensidasar,
materipokok,
kegiatanpembelajaran,
penilaian,
alokasiwaktu,
sumber belajar.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan, StandarIsi
dan Panduan Penyusunan KTSP untuk satuan pendidikan dasar dan menen-
gah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajarantertentu.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan darisilabus.
Deskripsi:
Indikator Mutu Pendidikan
27
Indikatorpencapaiankompetensimencakuppengetahuan,sikapdanket-
rampilan.
Materi dan metode pembelajaran yang menyesuaikan rumusan indikator
pencapaiankompetensi
Setiapgurubertanggungjawabmenyusunsilabussetiapmatapelajaranyang
diampunya.
Guru dapat bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP),
atau PerguruanTinggi.
Setiap pendidik menyusun RPP yang terdiri ataskomponen;
Identitassekolah.
Identitas mata pelajaran.
Kelas/semester.
Materipokok.
Alokasi waktu.
Tujuanpembelajaran.
Kompetensi dasar dan indikator pencapaiankompetensi.
Materipembelajaran.
Metodepembelajaran.
Mediapembelajaran.
Sumberbelajar.
Langkah-langkahpembelajaran.
Penilaian hasilpembelajaran.
RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali per-
Indikator Mutu Pendidikan
temuan ataulebih
Memperhatikan prinsip penyusunan RPP yangmeliputi:
Perbedaan individusiswa
Mendorong partisipasi aktif siswa
Berpusat padasiswa
Pengembangan budaya membaca danmenulis
Pemberian umpan balik dan tindaklanjut
Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antar komponenRPP
28
Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintasmata
pelajaran, lintas aspek belajar dan keragaman budaya.
MenerapkanTIK
Deskripsi:
Deskripsi:
29
Rasio siswa per rombel maksimum 28 siswa per rombel untuk SD, 32 siswa
per rombel untuk SMP dan 36 siswa per rombel untukSMA/SMK.
Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada siswa silabus mata
pelajaran
Guru memulai proses pembelajaran sesuai dengan waktu yangdijadwalkan.
Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasimateriajardalamkehidupansehari-hari,denganmemberikancontoh
dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan
dengan karakteristik dan jenjangsiswa;
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akandipelajari;
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
dan
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
Deskripsi:
Berpusat padasiswa
Pembelajaran yang mengembangkan rasa keingintahuan dan pemahaman
baru bedasarkan pertanyaan siswasendiri.
Menerapkan modus belajar berbasispenyingkapan/penelitian.
30
Kegiatan diatur seperti siklus/spiral dimana setiap pertanyaan mengarah
pada ide baru dan pertanyaanlain.
Memulai dengan bertanya, menganalisis, memberi solusi atau jawaban yang
tepat, berdiskusi dan merefleksikan terkait hasil serta mengulangi bertanya
kembali.
Deskripsi:
Pendidik mendorong siswa untuk melakukanpengamatan.
Pendidik mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang dapat dija-
wab dengan pendekatanilmiah.
Pendidik mendorong siswa mengumpulkan informasi untuk menjawab per-
tanyaan yangdikemukakan.
Pendidik membantu siswa menggunakan alat dan perlengkapan yang sesuai
untuk mengolah dan menganalisa data dan informasi yang telah dikumpul-
kan.
Pendidik mendorong siswa untuk menarik kesimpulan dan memikirkan
dengan kritis dan masuk akal untuk membuat penjelasan bedasarkan bukti
yangditemukan.
Pendidikmendorongsiswauntukmenyampaikandanmempertahankanhasil
mereka kepada sesamasiswa.
31
Sub-Indikator5. PembelajaranBerbasisKompetensi
Deskripsi:
Berfokus pada hasil pembelajaran yang mampu ditunjukkan olehsiswa.
Memfasilitasi siswa yang mampu menunjukkan penguasaan hasil pembelaja-
ran terkait KD yang diharapkan untuk mencapai KDselanjutnya.
Menyediakan akses materi pembelajaran kepada siswa untuk dapat
mengembangkan kompetensi mereka secaramandiri.
Melakukan penilaian sumatif secara berkala untuk mengidentifikasi hasil
pembelajaransiswa.
Lama ketuntasan pembelajaran beragam bergantung akan kecepatan setiap
siswa dalam menguasai KD yangdiharapkan.
Sub-Indikator6. PembelajaranTerpadu
Deskripsi:
Pembelajaran tematik terpadu di SD disesuaikan dengan tingkat perkem-
bangansiswa.
Proses pembelajaran di SMP disesuaikan dengan karakteristik kompetensi
yang mulai memperkenalkan mata pelajaran dengan mempertahankan te-
matik terpadu pada IPA danIPS.
Karakteristik proses pembelajaran di SMASMK secara keseluruhan berbasis
mata pelajaran, dimana pendekatan tematik masihdipertahankan.
Indikator Mutu Pendidikan
32
Sub-Indikator 7. Pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannyamultidimensi
Deskripsi:
Berfokus padasiswa
Guru berperan sebagaifasilitator
Bekerjasama dalamkelompok
Model pembelajaran yang dilakukanmeliputi:
Memulai dengan memberikan permasalahan kepada siswa untuk
dipecahkan atau dipelajari lebih lanjut dalam bentuk skenario atau studi
kasus yang menyerupai kehidupannyata.
Siswa menghimpun pengetahuan yang telah mereka miliki, merumuskan
pertanyaantambahandanmengidentifikasihalyangmembutuhkaninfor-
masi lebih.
Siswa merencanakan pengumpulan informasi tambahan, melakukan
penelitian yang diperlukan dan berdiskusi untuk berbagi dan meringkas
hasil temuanmereka.
Menyajikanhasilkesimpulanyangberisikansatuataulebihsolusi/jawaban
atas hasil temuan atau bahkan tidak ada solusi/jawaban yangditemukan.
Deskripsi:
Berfokus pada siswa dan karya/produk akhir yangdihasilkan.
Guru berperan sebagaifasilitator
Bekerjasama dalamkelompok
Model pembelajaran yang dilakukanmeliputi:
Siswa menentukan tujuan menciptakan karya/produk akhir dan men-
gidentifikasipenggunanya.
Siswa meneliti topik yang diangkat, merancang karya/produk dan mem-
Indikator Mutu Pendidikan
33
Siswa tidak mendapatkan gambaran memanfaatkan pengetahuan dan ket-
erampilan yang dimiliki dalam menyelesaikan permasalahan dunianyata.
Sekolahtidakdapatmengetahuikeberhasilanprosespembelajaranterhadap
kompetensi lulusannya dalam memanfaatkan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan siswa untuk memecahkan persoalan yangada.
Deskripsi:
Mengajarkanpadasiswauntuklebihmenyadaridanmenghargaiprosesyang
merekalalui.
Menunjukkan bagaimana mengelola proses yang dilalui sebagai pembelaja-
ran yang lebih efektif untuk hidupmereka.
Membantu siswa untuk menyiapkan diri dalam menyusun strategi bagi diri
mereka sendiri untuk sukses mencapai tujuanmereka.
Mengenalkan dalam merumuskan strategi, memonitor dan mengevaluasi
atas pembelajaran yang dilalui olehsiswa.
Deskripsi:
Siswa berpastisipasi secaraaktif.
Mengajak siswa belajar dalam kelompok-kelompokkecil.
Setiapsiswadalamkelompokmendapatkesempatanuntukberbagipengala-
man dan pengetahuan yang merekamiliki.
Indikator Mutu Pendidikan
34
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Membutuhkan waktu yanglama.
Membutuhkan kemampuan fasilitasi tingkatlanjut.
Membutuhkan pengendalian yang efektif untuk mengelola kelas.
Sub-Indikator 11. Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budayasiswa.
Deskripsi:
Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil
belajar siswa selama proses pembelajaranberlangsung.
Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk siswa dan sumber daya lain
sesuai dengankarakteristik.
Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajarsiswa.
Deskripsi:
Kegiatanintidilaksanakangurudenganmenggunakanmetodepembelajaran
yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap matapelajaran.
Metode pembelajaran antaralain:
ceramah,
demonstrasi,
diskusi,
belajar
mandiri,
simulasi,
curahpendapat,
Indikator Mutu Pendidikan
studikasus,
seminar,
tutorial,
deduktif,dan
induktif.
35
Siswaterkendaladalampencapaiankompetensisikap,pengetahuandanket-
erampilan.
Kompetensi guru tidakberkembang.
Deskripsi:
Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menggunakan media pembelajaran
yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap matapelajaran.
Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran bisa berupa
hasil karya inovasi guru maupun yang sudahtersedia.
Siswaterkendaladalampencapaiankompetensisikap,pengetahuandanket-
erampilan.
Kompetensi guru tidakberkembang.
Deskripsi:
Pengetahuan siswaterbatas.
Siswa hanya mendapat pengetahuan dari satu sudutpandang.
36
Sub-Indikator15.Mengelolakelassaatmenutuppembelajaran
Deskripsi:
Mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung
maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telahberlangsung.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasilpembelajaran.
Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baiktugas
individual maupunkelompok.
Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
Mengakhiri pembelajaran sesuai jadwal yangditetapkan.
Deskripsi:
Menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secarautuh.
Guru dalam proses pembelajaran melakukan penilaian otentik secara
komprehensif, baik di kelas, bengkel kerja, laboratorium, maupun tempat
praktikkerja,denganmenggunakan:angket,observasi,catatananekdot,dan
refleksi.
Deskripsi:
penilaianotentik
37
Hasil penilaian otentik dimanfaatkan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran sesuai Standar PenilaianPendidikan.
Deskripsi:
Dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas secara berkala dan
berkelanjutan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasilpembelajaran.
Pemantauan dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara, dandokumentasi.
Deskripsi:
Kepala sekolah melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi proses
pembelajaran terhadap guru setiaptahun.
Dibuktikan dengan memeriksa dokumen bukti pelaksanaan supervisi proses
pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah atau guru senior yang
Indikator Mutu Pendidikan
38
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Komitmen kepala sekolah dalam menjalankan tugas supervisi belum ter-
laksana denganbaik.
Kunjungan dan pembinaan dari pengawas sekolah tidak berkala dan berke-
lanjutan.
Sub-Indikator5. Mengevaluasiprosespembelajaran
Deskripsi:
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir
satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes
lisan/perbuatan, dan testulis.
Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi
hasil pembelajaran.
Deskripsi:
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut
pengembangan keprofesian pendidik secaraberkelanjutan.
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalambentuk:
Penguatandanpenghargaankepadaguruyangmenunjukkankinerjayang
memenuhi atau melampauistandar.
Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan(PKB).
39
40
Indikator Mutu Pendidikan
STANDAR 4. STANDAR PENILAIAN
— Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 23Tahun 2016TentangStandar Penilaian Pendidikan—
Deskripsi:
Penilaian sikap dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi
deskriptif mengenai perilakusiswa.
Penilaianpengetahuandilakukanuntukmengukurpenguasaanpengetahuan
siswa.
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugastertentu.
Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan, dan/atauPemerintah.
Deskripsi:
Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan siswa
disampaikan dalam bentuk angka dan/ataudeskripsi.
Penilaian aspek sikap dilakukan dengan mendeskripsikan perilakusiswa.
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dengan melaporkan hasil penilaian
dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dandeskripsi.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan dengan melaporkan hasil penilaian
dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dandeskripsi.
Deskripsi:
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas dan tidak di-
pengaruhi subjektivitaspenilai.
Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yangberkepentingan.
Penilaiandapatdipertanggungjawabkanbaikdarisegimekanisme,prosedur,
teknik, maupunhasilnya.
Perangkat penilaian dipertanggungjawabkan dalam bentuklaporan
Deskripsi:
42
Ketidakadilanbagisiswayangberkebutuhankhususdanmemilikiperbedaan
latarbelakang.
Pendidik tidak dapat memperbaiki prosespembelajaran.
Prosedur penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan peraturan yang
ditentukan.
Deskripsi:
Ditindaklanjuti untuk memperbaiki prosespembelajaran.
Ditindaklanjuti untuk melakukan perbaikan dan/atau penjaminan mutu
pendidikan pada tingkat satuanpendidikan.
Ditindaklanjuti untuk menetapkan kriteria ketuntasan minimal serta kriteria
dan/atau kenaikan kelas siswa.
Programpenilaianhasilbelajarditinjausecaraperiodikberdasarkandatakeg-
agalan/kendala pelaksanaan program termasuk temuan pengujieksternal.
Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang telahdinilai.
Deskripsi:
43
Pelaporan penilaian dilakukan oleh pendidik disampaikan kepada peserta-
didik dan orang tua dalam bentuk rapor dan/atau paspor keterampilan yang
berisi tentang skor disertai dengan deskripsi capaiankompetensi.
Pendidik memiliki dokumen laporan hasil penilaian pada setiap akhir semes-
ter atau tahun dalam bentuk laporan prestasi belajarsiswa.
Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan
Pendidikan dan hasil penilaian olehPendidik.
Deskripsi:
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yangdinilai;
44
Tingkat pencapaian kompetensi siswa tidak dapatdiketahui.
Deskripsi:
Penilaianketerampilandilakukanmelaluipraktik,produk,proyek,portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yangdinilai.
erampilan
Pendidik melakukan pengolahan dan analisis dan mengintepretasikan
hasil
Pendidik melaporkan hasilpenilaian
Pendidik memanfaatkan hasilpenilaian
Prosedur penilaian olehsekolah:
Sekolah menetapkanKKM
Sekolah menyusun kisi-kisipenilaian
45
Sekolah meran-cang instrumen dan pedom anpenskoran
Sekolahmelakukananalisiskualitasinstrumenberkaitandenganperseba-
ran, tingkat kesulitan, materi,bahasa.
Sekolah melakukan penilaian pada aspek sikap, pengetahuan dan ket-
erampilan
Sekolah melakukan pengolahan dan analisis dan meng-intepretasikan
hasil
Satuan pendidik melaporkan hasilpenilaian
Sekolah memanfaatkan laporan penilaian sebagai evaluasipendidikan
Deskripsi:
Penilaian aspek sikap dilakukan melaluitahapan:
mengamati perilaku siswa selamapembelajaran;
mencatat perilaku siswa dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan;
menindaklanjuti hasil pengamatan;dan
mendeskripsikan perilakusiswa.
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melaluitahapan:
menyusun perencanaanpenilaian;
mengembangkan instrumenpenilaian;
melaksanakan penilaian;
memanfaatkan hasil penilaian;dan
melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan melaluitahapan:
Indikator Mutu Pendidikan
menyusun perencanaanpenilaian;
mengembangkan instrumenpenilaian;
melaksanakan penilaian;
memanfaatkan hasil penilaian;dan
melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.
46
Pendidik tidak dapat memperbaiki prosespembelajaran
Prosedur penilaian dilakukan belum sesuai dengan peraturan yang ditetap-
kan.
47
48
Indikator Mutu Pendidikan
STANDAR5.STANDARPENDIDIKDAN
TENAGAKEPENDIDIKAN
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar KepalaSekolah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga AdministrasiSekolah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga PerpustakaanSekolah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 26 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga LaboranSekolah
keperluan.
Pendidik pada SD mengajar dengan rasio minimal jumlah siswa adalah
20:1.
PendidikpadaSMPdanSMAmengajardenganrasiominimaljumlahsiswa
adalah20:1.
PendidikpadaSDmengajardenganrasiominimaljumlahsiswaadalah 15:1.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
49
Tidak dapat menjamin kualitas layananPendidikan.
Tidak dapat meningkatkan mutupendidikan
Pendidik terkendala dalam mendapat tunjangansertifikasi
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kurangnya komitmen penyelenggara pendidikan dalam mewujudkan rasio
guru terhadap rombonganbelajar
Penyelenggara pendidikan masih memperhitungkan kepentingan bisnis.
Sub-Indikator3. Tersedia untuk tiap matapelajaran
Deskripsi:
Guru mata pelajaran pada SD mencakup guru mata pelajaran agama dan
akhlak mulia serta guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan
kesehatan.
Pendidik pada SMP dan SMA terdiri atas guru mata pelajaran yang penu-
gasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan
keperluan.
Pendidik pada SMK terdiri atas guru mata pelajaran dan instruktur bidang
kejuruanyangpenugasannyaditetapkanolehmasing-masingsatuanpendidi-
kan sesuai dengankeperluan.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Guru yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan/jurusan akan sulit
memahami materipembelajaran.
Layanan siswa belum terfasilitasi denganbaik
Kegiatan belajar mengajar menjadi kurang tepatsasaran
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Komitmenpenyelenggarapendidikanterhadapketersediaanguruuntuktiap
matapelajaran
Penyelenggara pendidikan masih memperhitungkan kepentingan bisnis.
Sub-Indikator4. Bersertifikat pendidik
Deskripsi:
Guru memiliki sertifikat profesi guru sesuai jenjangpendidikannya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Mengurangi nilai profesionalismeguru.
Indikator Mutu Pendidikan
50
Kurangnya sosialisasi kepada guru.
Sub-Indikator 5. Berkompetensi pedagogik minimalbaik
Deskripsi:
Memiliki kompetensidalam:
Mengintegrasikan karakteristik siswa dari aspek fisik, agama dan moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual dalampembelajaran
Memilihteoribelajardanprinsip-prinsippembelajaranyangsesuaidengan
karakteristiksiswa.
Merancang kegiatan pembelajaran siswa berdasarkankurikulum.
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Menggunakanteknologiinformasidankomunikasisertabahanajaruntuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yangmendidik.
Mengembangkan potensi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai po-
tensi yangdimiliki.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengansiswa.
Melaksanakan penilaian proses dan hasilbelajar.
Menggunakan hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk eningkatkan
kualitas pembelajaran.
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitaspembelajaran.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Gurubelummampumenyelenggarakanprosespembelajarandengansebaik-
baiknya sesuai peran guru sebagai agenpembelajaran
Menyebabkan pengelolaan pembelajaran menjadi kurangefektif.
Kurang menguasai menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, so-
sial, kultural, emosional, danintelektual
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kurangnya pemahaman tentang kompetensipedagogik
Paradigma guru dalam pengembangan belumberkembang
Proses pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah dan pengawastidak
ditindaklanjuti oleh penyelenggaraPendidikan.
Sub-Indikator6. Berkompetensi kepribadian minimal baik
Deskripsi:
Memiliki kompetensidalam:
Indikator Mutu Pendidikan
51
Menjunjung tinggi kode etik profesiguru.
Deskripsi:
Memiliki kompetensidalam:
Komunikasi sesama guru dibuktikan melalui pengamatan asesor selama
visitasi.
Komunikasi guru dengan tenaga kependidikan dibuktikan melalui penga-
matan asesor selamavisitasi.
52
Komunikasi guru dengan siswa dibuktikan melalui wawancara, observasi
kelas, dan melihat hasil supervisi kepalasekolah.
Komunikasi guru dengan orangtua dibuktikan melalui dokumen per-
temuan berkala guru dengan orangtua dan catatan guruBK.
Komunikasi guru dengan masyarakat dibuktikan melalui dokumen per-
temuan guru denganmasyarakat.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Gurubelummampuberkomunikasisecaraefektifdansantundengansesama
guru, tenaga kependidikan, siswa, dan orangtuasiswa.
Belum dapat dijadikan teladan bagisiswa.
Pengelolaan kelas oleh guru yang bersangkutanterkendala.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kurangnya pemahaman tentang kompetensikepribadian
Paradigma guru terhadap kompetensi sosial belumterbentuk
Proses pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah dan pengawastidak
ditindaklanjuti oleh penyelenggaraPendidikan.
53
Sub-Indikator3. Berpengalaman mengajar selama waktu yangditetapkan
Deskripsi:
Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut
jenjang sekolahmasing-masing.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Kemampuan supervisi akademik belummemadai.
Proses pembelajaran rentan terlaksana kurang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Komitmen penyelenggara sekolah dalam merekrut kepalasekolah
Terbatasnya jumlah guru yang disiapkan oleh penyelenggara pendidikan un-
tuk dijadikan calon kepalasekolah
Sub-Indikator 4. Berpangkat minimal III/c atausetara
Deskripsi:
Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS)
dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh
yayasan atau lembaga yangberwenang.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Kemampuantatakelolasekolahyangdilakukankurangterstrukturdanmen-
dalam.
Pengalaman akademik masih kurang.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah dalam merekrut kepala
sekolah
Kepala sekolah tidak memiliki cukup waktu untuk mengurukepangkatan.
Kualifikasi akademik Kepala Sekolah belumterpenuhi.
Birokrasi pengajuan kenaikan pangkat tidak mudah dilakukan.
Sub-Indikator 5. Bersertifikat pendidik
Deskripsi:
Memiliki sertifikasi pendidik yang dikeluarkan oleh lembaga pendidik dan
tenagakependidikan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan
54
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah dalam merekrut kepala
sekolah
Sub-Indikator6. Bersertifikat kepalasekolah
Deskripsi:
Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkanPemerintah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Kemampuan supervisi akademik belummemadai.
Proses pembelajaran rentan terlaksana kurang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Deskripsi:
Memiliki kompetensidalam:
Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan
menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas disekolah.
Memiliki integritas kepribadian sebagaipemimpin.
Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah.
Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok danfungsi.
Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala sekolah.
Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpinpendidikan.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Efektifitas pengelolaan Pendidikan berkurang.
Tidak dapat dijadikan teladan bagi guru dansiswa.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kurangnya pemahaman tentang kompetensikepribadian
Paradigma Kepala Sekolah terhadap kompetensi kepribadian belum ter-
bentuk
Indikator Mutu Pendidikan
55
Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah
secaraoptimal.
Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi
pembelajar yangefektif.
Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaransiswa.
Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secaraoptimal.
Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan
secaraoptimal.
Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaansekolah.
Mengelola siswa dalam rangka penerimaan siswa baru, dan penempatan
dan pengembangan kapasitassiswa.
Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikannasional.
Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, danefisien.
Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah.
Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan siswa disekolah.
Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilankeputusan.
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemensekolah.
Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan
tindaklanjutnya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Pengelolaan pendidikan berjalan tidakefektif
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kurangnya pemahaman tentang kompetensimanajerial
ParadigmaKepalaSekolahterhadapkompetensimanajerialmasihbelumter-
bentuk
Indikator Mutu Pendidikan
Deskripsi:
Memiliki kompetensidalam:
Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangansekolah.
Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yangefektif.
56
Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpinsekolah.
Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapisekolah.
Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah sebagai sumber belajarsiswa.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Mengurangi efektifitas pengelolaan pendidikan
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kurangnya pemahaman tentang kompetensikewirausahaan
Paradigma Kepala Sekolah terhadap kompetensi kewirausahaan belum ter-
bentuk
Kurangnya komitmen kepala sekolah
Sub-Indikator 10. Berkompetensi supervisi minimalbaik
Deskripsi:
Memiliki kompetensidalam:
Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalismeguru.
Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yangtepat.
Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalismeguru.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Mengurangi efektifitas pengelolaan pendidikan
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kurangnya pemahaman tentang kompetensisupervisi
Paradigma Kepala Sekolah terhadap kompetensi supervisi belumterbentuk
Tugas Kepala sekolah sangat banyak, sehingga supervisi akademik maupun
manajerial yang harusnya dilakukan oleh kepala sekolah sering tidak ter-
laksana, sehingga kerapkali diserahkan kepada wakil kepalasekolah
Sub-Indikator 11. Berkompetensi sosial minimal baik
Deskripsi:
Indikator Mutu Pendidikan
Memiliki kompetensidalam:
Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingansekolah
Berpartisipasi dalam kegiatan sosialkemasyarakatan.
Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompoklain.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Terhambatnya hubungan komunikasi dengan sesama warga sekolah dan
masyarakat.
Kemitraandanpelibatanmasyarakatdalmpengeleloaansekolahterkendala.
57
Penyebab Tidak Tercapainya StandarMutu:
Kurangnyapemahamantentangkompetensisosialyangharusdimilikikepala
sekolah.
Masih banyak sekolah yang tidak memiliki kepala TAS, karena pertimbangan
biaya
Sub-Indikator2. MemilikiKepalaTenagaAdministrasiberkualifikasiminimalSMK/sederajat
Deskripsi:
Kepala TAS berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat, pro-
gram studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga admin-
istrasi sekolah minimal 4 (empat)tahun.
Kepala TAS SMP berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, pro-
gram studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga admin-
istrasi sekolah minimal 4 (empat)tahun
Kepala TAS SMA/SMK berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan
pengalamankerjasebagaitenagaadministrasisekolahminimal4(empat)ta-
hun, atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan, dengan pen-
galaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah minimal 8 (delapan) ta-
hun
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan
Tenaga administrasi yang ada di sekolah diberi beban ganda, misalnya men-
jalankan tugas selainadministrasi.
58
Sub-Indikator 3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat
Deskripsi:
Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah dari lembaga yang
ditetapkan olehpemerintah.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Kemampuan tata kelola dalam layanan administrasi kurangoptimal.
Layanan pendukung penyelenggaraan pendidikanterkendala.
Pengorganisasian, pengembangan dan pembinaan staf tidak terkelola
denganbaik
Iklim kerja kondusif yang kondusif kurangtercipta
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Deskripsi:
Sekolah memiliki tenaga pelaksana urusan administrasi yangmeliputi:
PelaksanaUrusanAdministrasiKepegawaiandiangkatapabilajumlahpen-
didik dan tenaga kependidikan minimal 50orang.
Pelaksana Urusan AdministrasiKeuangan
Pelaksana Urusan Administrasi Sarana danPrasarana
PelaksanaUrusanAdministrasiHubunganSekolahdenganMasyarakatdi-
angkatapabilasekolahmemilikiminimal9(sembilan)rombonganbelajar.
Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan danPengarsipan
PelaksanaUrusanAdministrasiKesiswaandiangkatapabilasekolahmem-
iliki minimal 9 (sembilan) rombonganbelajar
Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum diangkat apabila sekolah mem-
iliki minimal 12 rombonganbelajar.
Pelaksana Urusan Administrasi Umum untukSD
PenjagaSekolah
Tukang Kebun diangkat apabila luas lahan kebun minimal 500m2.
TenagaKebersihan
Pengemudi diangkat apabila sekolah memiliki kendaraan rodaempat.
Pesuruh
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan
59
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakantenagapelaksanaad-
ministrasi.
Sub-Indikator5.MemilikiTenagaPelaksanaUrusanAdministrasiberpendidikansesuaiketentuan Deskripsi:
Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian berpendidikan minimallulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat,
Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan berpendidikan minimal lulusan
SMK/MAK, program studi yang relevan, atau SMA/MA dan memiliki sertfikat
yangrelevan.
Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana berpendidikanminimal
lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat.
Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ber-
pendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat.
Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan berpendidikan
minimal lulusan SMK/MAK, program studi yangrelevan.
Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat.
Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yangsederajat.
PelaksanaUrusanAdministrasiUmumuntukSD/MI/SDLBberpendidikanmin-
imal SMK/MAK/SMA/MA atau yangsederajat.
Penjaga Sekolah berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atausederajat.
Tukang Kebun berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atausederajat.
TenagaKebersihanberpendidikanminimallulusanSMP/MTsatauyangsede-
rajat.
Pengemudi berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat,
memiliki SIM yangsesuai.
Pesuruh berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yangsederajat.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Layanan pendukung penyelenggaraan pendidikanterkendala.
Beban kepala sekolah dan pendidik ditambah dengan urusanadministrasi.
Urusan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, hub-
ungan sekolah dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, kesiswaan,
Indikator Mutu Pendidikan
60
Sub-Indikator6. Berkompetensi kepribadian minimal baik
Deskripsi:
Memilikikompetensi:
Memiliki integritas dan akhlakmulia
Memiliki etoskerja
Mengendalikandiri
Memiliki rasa percayadiri
Memilikifleksibilitas
Memilikiketelitian
Memilikikedisiplinan
Memiliki kreativitas dan inovasi
Memiliki tanggungjawab
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Tenaga kependidikan tidak bisa dijadikan teladan bagisiswa.
Munculnya pengaduan dari pengguna layanan urusanadministrasi.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
Sub-Indikator 7. Berkompetensi sosial minimal baik
Deskripsi:
Kepala tenaga administrasi sekolah memilikikompetensi:
Bekerja sama dalamtim
Memberikan layananprima
Memiliki kesadaranberorganisasi
Berkomunikasiefektif
Membangun hubungankerja
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Dukungan administrasi sekolah tidak dapatdilakukan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
Indikator Mutu Pendidikan
memperhatikan tenagakependidikan.
Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
Sub-Indikator 8. Berkompetensi teknis minimal baik
Deskripsi:
Kepala tenaga administrasi sekolah dan pelaksana urusan memiliki kompe-
tensi:
61
Melaksanakan administrasikepegawaian
Melaksanakan administrasikeuangan
Melaksanakan administrasi sarana danprasarana
Melaksanakan administrasi hubungan sekolah denganmasyarakat
Melaksanakan administrasi persuratan danpengarsipan
Melaksanakan administrasikesiswaan
Melaksanakan administrasikurikulum
Melaksanakan administrasi layanankhusus
Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK)
Petugas layanan khusus memilikikompetensi:
Menguasai kondisi keamanansekolah
Menguasai teknik pengamanansekolah
Menerapkan prosedur operasi standar pengamanansekolah
Menguasai penggunaan peralatan pertanian dan atauperkebunan
Menguasai pemeliharaantanaman
Menguasai teknik-teknikkebersihan
Menjaga kebersihansekolah
Menguasai teknikmengemudi
Menguasai teknik perawatankendaraan
Mengenalwilayah
Menguasai prosedur pengiriman dokumendinas
Melayani kebutuhan rumah tanggasekolah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Urusan administrasi sekolah kurang berjalanoprimal.
Kepala sekolah dan pendidik terbebani dengan urusanadministrasi.
Layanan kesiswaantersendat.
Kondisi sarana dan prasana tidak terpelihara denganbaik.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
Tidak tersedia ruang tata usaha
Sub-Indikator 9. Berkompetensi manajerial minimalbaik
Indikator Mutu Pendidikan
Deskripsi:
Kepala tenaga administrasi sekolah memilikikompetensi:
Mendukung pengelolaan standar nasionalpendidikan
Menyusun program dan laporankerja
Mengorganisasikanstaf
Mengembangkanstaf
Mengambilkeputusan
Menciptakan iklim kerjakondusif
62
Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
Membinastaf
Mengelolakonflik
Menyusunlaporan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Proses pengawasan pengelolaan pendidikan kurang berjalan optimal karena
minimnya laporansekolah.
Sistem informasi manajemen kurang menyediakan data dan informasi
sekolah yangrelevan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
atorium.
Sub-Indikator2. MemilikiKepalaTenagaLaboratoriumberkualifikasisesuai
Deskripsi:
Minimal sarjana (S1) untuk jalurguru.
Minimal diploma tiga (D3) untuk jalurlaboran/teknisi.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
63
Perencanaan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah kurang
strategis.
Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah kurangoptimal.
Pembagian tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah kurang propo-
sional.
Pemantauan sarana dan prasarana laboratorium sekolah kurangoptimal.
Evaluasikinerjateknisidanlaboransertakegiatanlaboratoriumsekolahtidak
menyeluruh.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
64
Sub-Indikator5. TersediaTenagaTeknisiLaboratorium
Deskripsi:
Memiliki tenaga teknisilaboratorium
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Pemanfaatan laboratorium sekolah belumterencanakan
Penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku cadang laboratorium
sekolah kurangteratur.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
65
Danayangdimilikisekolahterbatasuntukmenyediakantenagateknisilabor-
atorium.
kompetensi.
Sub-Indikator 10. Berkompetensi sosial minimal baik
Deskripsi:
Memilikikompetesi:
Bekerja sama dalam pelaksanaantugas
Berkomunikasi secara lisan dantulisan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
66
Iklim kerja dan kegiatan dalam laboratorium kurangkondusif.
Praktikum kurangmenyenangkan.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
Sub-Indikator12.Berkompetensiprofesionalminimalbaik
Deskripsi:
Memilikikompetesi:
Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan laboratoriumsekolah
Memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan
penelitian disekolah
Menyiapkan kegiatan laboratoriumsekolah
Indikator Mutu Pendidikan
67
Praktikum kurangmenyenangkan.
Metode praktikum tidak dapat digunakan dalam pencapaian kompetensi
siswa.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Sub-Indikator2. MemilikiKepalaTenagaPustakawanberkualifikasisesuai
Deskripsi:
Serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1) untuk jalurguru
Berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi
pustakawan
Berkualifikasi diploma dua (D2) non-Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi
yang bukan pustakawan
Indikator Mutu Pendidikan
68
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
pustakawan.
memperhatikan tenagakependidikan.
Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
pustakawan.
Sub-Indikator5.TersediaTenagaPustakawan
Deskripsi:
Memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga perpustakaansekolah
69
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Kebijakan program perpustakaan tidakterlaksana
Koleksi perpustakaan kurangterawat
Anggaran dan keuangan perpustakaan tidak terkelola denganbaik
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk menyediakan tenagapustakawan.
Melakukan perawatankoleksi
Melakukan pengelolaan anggaran dankeuangan
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Ruang dan koleksi perpustakaan kurangterawat
Pemanfaatan perpustakaan kurangberkembang
70
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
Ruang perpustakaan kurangmemadai.
71
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
Sub-Indikator12.Berkompetensipengembanganprofesiminimalbaik
Indikator Mutu Pendidikan
Deskripsi:
Memilikikompetensi:
Mengembangkanilmu
Menghayati etikaprofesi
Menunjukkan kebiasaanmembaca
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Karya tulis tidakberatambah
72
Sikap menghormati hak atas kekayaan intelektual dan privasi kurang
terbangundisekolah
Minat bacarendah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenagakependidikan.
Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada kompetensi.
73
74
Indikator Mutu Pendidikan
STANDAR 6. STANDAR SARANA DANPRASARANA
—Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 Tahun 2007TentangStandar Sarana dan Prasarana Sekolah—
Jaraktempuhdanlokasisekolahtidakstategisakibatperaturanzonasidalam
perencanaan tata ruang wilayah kurangoptimal.
Mutu sekolah di bawahstandar.
Kurangnyapemahamanpenyelenggarapendidikanterkaitbatasankapasitas
rombongan belajar dan penentuan pembangunan unit sekolahbaru.
Besarnya bantuan operasional untuk sekolah ditentukan oleh jumlah siswa
sehingga sekolah mengupayakan penerimaan siswa sebanyakmungkin.
Kesulitan mencari lahan untuk pembangunan unit sekolahbaru.
Kurangnya pembinan dari penyelenggara pendidikan kepada sekolah yang
kurang diminatimasyarakat.
Indikator Mutu Pendidikan
Sub-Indikator2. Rasioluaslahansesuaidenganjumlahsiswa
Deskripsi:
Luas lahan minimum dapat menampung sarana dan prasarana untuk mela-
yani jumlah rombongan belajarminimum.
75
Lahan untuk satuan pendidikan memenuhi ketentuan rasio minimum luas la-
han terhadap pesertadidik.
Luas lahan efektif adalah seratus per tiga puluh dikalikan luas lantai dasar
bangunan ditambah infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara,
dan luas lahanpraktik.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Iklim dan lingkungan sekolah menjadi tidakkondusif.
Kurang efektif untuk membangun prasarana sekolah berupa bangunan ge-
dung dan infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara, danpraktik.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Kesulitan menemukan lahan dengan luas yang sesuai dan harga yang ter-
jangkau untuk sekolah dengan pemukiman padatpenduduk.
Lahan sekolah dipakai bersama dengan sekolahlainnya.
Peraturan zonasi dalam perencanaan tata ruang wilayah kurang optimal
76
Luas lantai bangunan dihitung berdasarkan banyak dan jenis program keahl-
ian, serta banyak rombongan belajar di masing-masing programkeahlian.
Bangunan gedung memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap
pesertadidik.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Tidak dapat menciptakan suasana nyaman dan tenang siswa dalambelajar.
Kapasitas rombongan belajar di bawahketentuan.
Ketersediaan sarana dan prasaranaterbatas.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Banyak sekolah rasio luas bangunan belum sesuai dengan jumlah siswa
77
Alat pemadam kebakaran pada area yang rawankebakaran.
Setiap ruangan dapat dikunci dengan baik saat tidakdigunakan.
Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 900 watt untuk
SD, 1300 watt untuk SMP dan SMA serta 2200 watt untukSMK.
Kualitas bangunan minimum permanen kelasB.
Bangunan sekolah baru dapat bertahan minimum 20tahun.
Bangunan dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
Pemeliharaan ringan dan pemeliharaan berat dilakukanberkala.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Memberikan rasa tidak aman bagi siswa, guru dan warga sekolahlainnya.
Iklim pembelajaran kurangkondusif.
Pemanfaatan sarana dan prasana dalam pembelajaran kurangoptimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Memiliki ruangguru
Memiliki ruangUKS
Memiliki tempatibadah
Memilikijamban
Memilikigudang
Memiliki ruangsirkulasi
Memiliki ruang tata usaha untuk SMP, SMA danSMK
Memiliki ruang konseling untuk SMP, SMA danSMK
78
Memiliki ruang organisasi kesiswaan untuk SMP, SMA danSMK
Menyediakan kantin yanglayak
Menyediakan tempat parkir yangmemadai
Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja untukSMK
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Proses pembelajaran menjadi kurangteratur.
Metode pembelajaran yang membutuhkan prasaranaterkendala.
Kegiatan pengembangan diri dan layanan kesiswaanterkendala.
Kinerja dan iklim kerja pendidik dan tenaga kependidikan kurang kondusif
dan efektif karena ruang gerak yangterbatas.
Kesehatan warga sekolah kurangterjaga.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan sekolahterbatas.
Luas bangunan sekolahterbatas.
Kurang mengetahui prasarana yangdisyaratkan.
Indikator 2. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan
layak
deskripsikondisinya
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Kompetensi inti siswa sulit dicapai karena ruang kelas merupakan lokasi ak-
tivitas utamasiswa
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
79
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
Sub-Indikator2. MemilikiLaboratoriumIPAsesuaistandar
Deskripsi:
Hanya untuk SD, SMP danSMK
Cukup memanfaatkan ruang kelas untukSD.
Dapat menampung minimum satu rombongan belajar, kecuali SMK cukup
menampung setengah rombonganbelajar
RasiominimumluasruanglaboratoriumIPAuntukSMPadalah2,4m2/peserta
didik dan untuk SMK adalah 3 m2/pesertadidik.
Luas minimum ruang laboratorium untuk SMP 48 m 2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 18 m2 dan untuk SMK minimum 64 m2 termasuk
luas ruang penyimpanan dan persiapan 16m2.
Lebar minimum ruang laboratorium IPA untuk SMP adalah 5 m dan untuk
SMK adalah 8m.
Tersedia airbersih.
Dilengkapi sarana terdiridari:
Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
Peralatan pendidikan minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah
per peserta didik sesuai deskripsikondisinya.
Untuk SMP dan SMK terdapat media pendidikan minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsikondisinya.
Untuk SMK terdapat bahan habis pakai minimal yang tersedia dalam
jumlah minimal sesuai deskripsikondisinya.
Kelengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
laboran kurangoptimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
80
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
Kompetensi kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan
tenaga laboran kurang baik dalam mengelolalaboratorium.
Siswa dan guru kesulitan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan
pustaka.
Kinerja kepala tenaga pustakawan dan tenaga pustakawan kurangoptimal.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Indikator Mutu Pendidikan
81
Kompetensi kepala tenaga pustakawan dan tenaga pustakawan kurang baik
dalam mengelolaperpustakaan.
Sub-Indikator5. Memilikilaboratoriumbiologisesuaistandar
Deskripsi:
Hanya untuk SMA danSMK
MenampungminimumsetengahrombonganbelajarSMKdanminimumsatu
rombongan belajarSMA.
Rasio minimum 2,4 m2/siswa SMK dan 3 m2/siswaSMK.
82
Luas minimum 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18m 2
untuk SMA dan minimum untuk SMK adalah 64 m 2 termasuk ruang penyim-
panan dan persiapan 16m2.
Lebar minimum 5 m untuk SMA dan 8 m untukSMK.
Dilengkapi saranameliputi:
Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
Peralatan Pendidikan terdiri dari alat Peraga serta alat dan bahan perco-
baan minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta didik
sesuai deskripsikondisinya.
Media pendidian minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Bahan Habis Pakai minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
83
Dilengkapi saranameliputi:
Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta
didik sesuai deskripsikondisinya.
Peralatanpendidikanterdiridaribahandanalatukurdasarsertalatperco-
baan minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta didik
sesuai deskripsikondisinya.
Media pendidian minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
84
Bahan habis pakai minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsikondisinya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
85
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihikapasitas.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
Kompetensi petugas kurang baik dalam mengelolalaboratorium.
86
Indikator 3. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan
layak
Kegiatanpengelolaansekolah/pertemuandengansejumlahkecilguru,orang
tua murid, unsur komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu
lainnya rentan jarangdilakukan.
Kinerja kepala sekolahrendah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga
kependidikan urusan administrasi kurangmemadai.
Sub-Indikator2. Memilikiruanggurusesuaistandar
Deskripsi:
Rasio minimum luas ruang guru 4m2/pendidik
Luas minimum:
Untuk SD 32 m2.
Untuk SMP 48 m2.
Untuk SMA 72m2.
Untuk SMK 56m2.
Mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah,
serta dekat dengan ruangpimpinan.
Dilengkapi sarana perabot dan perlengkapan lain minimal yang tersedia da-
Indikator Mutu Pendidikan
Guru tidak memiliki tempat bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik
siswa maupun tamulainnya.
Kinerja guruterhambat.
Dokumenperencanaan,pelaksanaandanpenilaianpembelajarankurangter-
atur dan terpelihara.
87
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga
kependidikan urusan administrasi kurangmemadai.
88
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga
kependidikan urusan administrasi kurangmemadai.
Umumnya hanya disediakan untuk agama mayoritas sekolahtersebut.
Sub-Indikator5. MemilikiJambanSesuaiStandar
Deskripsi:
Minimum 1 unit untuk setiap 60 siswa pria SD dan 40 siswa pria SMP, SMA
dan SMK.
Minimum1unituntuksetiap50siswawanitaSDdan30siswapriaSMP,SMA dan
SMK.
Minimum 1 unit untukguru.
Jumlah minimum setiap sekolah 3unit.
Luas minimum 1 unit jamban 2m2.
Berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudahdibersihkan.
Tersedia air bersih di setiap unitjamban.
Tiap unit dilengkapi saranameliputi:
Kloset jongkok 1 buah dengan saluran berbentuk leherangsa.
Tempat air 1 buah dengan volume minimum 200 liter berisi airbersih.
Gayung 1buah
Gantungan pakaian 1buah
Tempat sampah 1buah
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Warga sekolah tidak dapat memenuhi hajatpribadinya.
Kesehatan warga sekolah kurangterjaga.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
Indikator Mutu Pendidikan
89
Luas minimum Gudang SD 18 m2, gudang SMP dan SMA 21 m2 dan gudang
SMK adalah 24 m2.
Gudang dapatdikunci.
Tiap gudang dilengkapi saranameliputi:
Lemari 1 buah berukuran memadai untuk menyimpan alat-alat dan arsip
berharga.
Rak 1 buah berukuran memadai untuk menyimpan peralatan olahraga,
kesenian, danketerampilan.
Meja kerja 1 buah yang kuat, stabil, dan aman untuk gudangSMK.
Kursi kerja/stool 1 buah yang kuat, stabil, dan aman untuk gudangSMK.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah yang tidak/belum
berfungsi, dan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun kurang
ter- jaga.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
Kompetensi tenaga kependidikan urusan administrasi dan layanan khusus
kurangmemadai.
dan SMK, tinggi maksimum anak tangga 17 cm, lebar anak tangga 25 - 30
cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh dengantinggi 85-90cm.
Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes
dengan lebar minimum sama dengan lebartangga.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Ruang dalam bangunan sekolah tidakterhubung
90
Kegiatanbermaindaninteraksisosialsiswadiluarjampelajaranjarangterjadi
terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan ter-
sebut berlangsung di halamansekolah.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
91
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Kompetensi tenaga kependidikan urusan administrasi dan layanan khusus
kurangmemadai.
Menempati areatersendiri.
Luas total minimum 12m2.
Memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan,keamanan.
Memiliki sanitasi yangbaik.
Menyediakan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi untuk warga
sekolah.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
92
Kebersihan dan gizi makanan dan minuman yang dibeli warga sekolah dari
luar kurang terjaga.
Kesehatan warga sekolahterganggu.
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Kesulitan berkomunikasi dan koordinasi dengan pedagang untuk mengelola
kantin denganlayak.
Sub-Indikator12.Menyediakantempatparkiryangmemadai
Deskripsi:
Menempati areatersendiri.
Mengikutistandaryangditetapkandenganperaturandaerahatauperaturan
nasional.
Memiliki sistempengamanan.
Dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas sesuai dengankeperluan.
Dijaga oleh petugas khususparkir.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Perubahan fungsi ruang terbuka untuk bermain dan olahraga menjadi lahan
parkir.
Keamanan kendaraan warga sekolah dan tamu kurangterjaga.
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasili-
tas sekolahrendah.
Luas lahan dan bangunanterbatas.
Proses pembangunan tidak dilakukan secaraprofesional.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala danberkelanjutan.
Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan daripemerintah.
Belum ada aturan terkait tempat parkir disekolah.
Indikator Mutu Pendidikan
Sub-Indikator 13. Sub-Indikator 37. Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja
Deskripsi
KhususSMK
Sebagai wahana kewirausahaan yangmemiliki:
ruangproduksi/jasa,
sistem usahasendiri,
pembukuan yang tertib dantransparan,
93
Sumber DayaManusia,
profit.
Memiliki Bursa Kerja Khusus (BKK) dengankegiatan:
kerjasama denganDUDI,
memasarkanlulusan,
melakukanseleksi,
penyaluran lulusannya ke dunia kerja yangrelevan.
94
STANDAR 7. STANDARPENGELOLAAN
—Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNo. 19 Tahun
2007TentangStandarPengelolaan Pendidikan oleh SatuanPendidikan—
Sub-Indikator2. Mengembangkanrencanakerjasekolahdenganruanglingkupsesuaiketentuan
Deskripsi:
95
tujuanyangakandicapaidalamkurunwaktuempattahunyangberkaitan
dengan mutu lulusan yang ingindicapai
perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutululusan;
Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelasmengenai:
kesiswaan;
kurikulum dan kegiatanpembelajaran;
pendidik dan tenaga kependidikan sertapengembangannya;
sarana danprasarana;
keuangan danpembiayaan;
budaya dan lingkungansekolah;
peran serta masyarakat dankemitraan;
rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembanganmutu.
Rencana kerja tahunan dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangkamenengah.
Disosialisasikan kepada seluruh wargasekolah.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
96
Indikator 2. Program pengelolaan dilaksanakan sesuaiketentuan
Sub-Indikator2. Menyelenggarakankegiatanlayanankesiswaan
Deskripsi:
97
mempertanggungjawabkan pelaksanaan pada rapat dewan pendidik
dan/atau sekolah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disam-
paikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunanberikutnya.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Warga sekolah dan pihak terkait tidak dilibatkan dalam perencanaan pro-
grampengelolaan.
Kepala sekolah kurang mampu menjalankan tugaskepemimpinan.
Sistem informasi manajemen sekolah tidak terkelola denganbaik.
Komitmen penanggungjawab kegiatanrendah.
Kegiatan layanan kesiswaan tidak tercakup dalam rencana kerja sekolah
WakilkepalaSMA/SMKbidangsaranaprasaranamelaksanakantugasdan
tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola
saranaprasarana;
Wakil kepala SMA/SMK bidang kesiswaan melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola
pesertadidik;
98
Wakil kepala SMK bidang hubungan industri melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola
kemitraan dengan dunia usaha dan duniaindustri;
Gurumelaksanakantugasdantanggungjawabnyasebagaiagenpembela-
jaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan mela-
tih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas dan mampu
mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secaraoptimum;
Tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
melaksanakan pengelolaan sumber belajar diperpustakaan;
Tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mem-
bantu guru mengelola kegiatan praktikum dilaboratorium;
Tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
menyelenggarakan pelayananadministratif;
Tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan layanan kebersihanlingkungan.
Memberikan penghargaan untuk pendidik dan tenagakependidikan.
Menilai kinerja pendidik dan tenaga kependidikanmeliputi:
Kesesuaian penugasan dengan latar belakangpendidikan.
Keseimbangan bebankerja.
Keaktifan dalam pelaksanaantugas.
Pencapaianprestasi.
Keikutsertaan dalam berbagai lomba dan menjadi juara misalnya
guru/kepala sekolah berprestasi, dan OSNguru.
Programpendayagunaanpendidikdantenagakependidikantidakterencana-
kan dalam rencana kerjasekolah.
Dewan pendidik tidak dilibatkan dalam perencanaanpengelolaan.
Kepala sekolah tidak mampu menjalankan tugaskepemimpinannya.
99
Evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-kurangnya satu
kali dalam setahun, pada akhir tahun anggaransekolah.
Evaluasi diri sekolah dilakukan secara periodik berdasar pada data dan infor-
masi yangsahih.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Sub-Indikator5. Membangunkemitraandanmelibatkanperansertamasyarakatsertalembaga
lainyangrelevan
Deskripsi:
Keagamaan dankemasyarakatan.
Dunia usaha.
Pengembangan minat danbakat
dan lainnya
Sistem kemitraan sekolah ditetapkan dengan perjanjian secaratertulis.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
100
Terdapat program tidak dapat dijalankan dengan optimal karena keterbata-
san sumber daya dan kapasitas yang dimiliki olehsekolah
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
101
menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban,
keamanan, keindahan, dan kenyamanansekolah.
Kode etik sekolah yang mengatur guru dan tenaga kependidikan memasuk-
kanlaranganbagigurudantenagakependidikan,secaraperseoranganmau- pun
kolektif,untuk:
menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah, dan/atau
perangkat sekolah lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada pesertadidik;
memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada
pesertadidik;
memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung maupun tidak
langsung yang bertentangan dengan peraturan danundang-undang;
melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang
mencederai integritas hasil Ujian Sekolah dan UjianNasional.
Programpengelolaanbidangkurikulumdanpembelajarandalambudayadan
lingkungan sekolah tidak direncanakan dengan melibatkan wargasekolah.
Sosialisasi kurangoptimal.
Kepala sekolah tidak mampu menjalankan tugaskepemimpinannya.
didik danmasyarakat;
Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikankepadanya;
Memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggungjawab.
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Sub-Indikator2.Berjiwakepemimpinan
Deskripsi:
Membangun tujuanbersama.
Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting
sekolah serta penyelenggarasekolah;
Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
komitesekolahmenanggapikepentingandankebutuhankomunitasyangbe-
ragam, dan memobilisasi sumber dayamasyarakat;
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Deskripsi:
103
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Sub-Indikator 5. Berjiwakewirausahaan
Deskripsi:
Menjaminpelaksanaanmutuprosespembelajaranmelaluipelaksanaanmon-
itoring atausupervisi.
Mengembangkan sistem penilaian dalam memantau perkembangan belajar
siswa.
Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan
hasil supervisi untuk meningkatkan kinerjasekolah;
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai:
Indikator Mutu Pendidikan
104
Indikator4. Sekolah mengelola sistem informasimanajemen
Sub-Indikator1. Memiliki sistem informasi manajemen sesuaiketentuan
Deskripsi:
Mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk mendukung
administrasi pendidikan yang efektif, efisien danakuntabel;
Menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudahdiakses;
Menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani per-
mintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari
masyarakatberkaitandenganpengelolaansekolahbaiksecaralisanmaupun
tertulis dan semuanya direkam dandidokumentasikan;
Melaporkan data informasi sekolah yang telah terdokumentasikan kepada
Dinas PendidikanKabupaten/Kota.
105
106
Indikator Mutu Pendidikan
STANDAR 8. STANDARPEMBIAYAAN
— Perangkat Akreditasi BAN S/M—
Deskripsi:
Ada biaya yang dialokasikan untuk membantu siswa tidak mampuberupa:
pengurangan dan pembebasan biayapendidikan,
pemberian bea siswa,dan
bentuk biayalainnya.
Meniadakan pungutan biaya operasional lain (biaya yang dikeluarkan oleh
siswa selain uang sekolah yang relevan) kepada siswa tidak mampu yang
meliputi:
biaya ujian;
biaya praktikum;
biaya perpisahan;
biaya studytour;
Menetapkan pendidikan gratis bagi seluruh siswa sesuai peraturan resmi
pemerintah/pemerintahdaerah.
Deskripsi:
Terdapat data siswa tidakmampu.
Terdapat data siswa penerimabeasiswa
Indikator Mutu Pendidikan
Terdapatdatariilpemasukanpembayarandariorangtuasiswayangadapada
buku kas/laporankeuangan.
107
Sistem informasi manajemen yang dikelola sekolah tidak dipelihara dengan
baik.
Kinerja tenaga kependidikan urusan administrasi kurangoptimal.
Rendahnya kesadaran dan kepedulian sekolah terhadap permasalahan
ekonomi keluargasiswa.
Deskripsi:
Penetapan uang sekolah (iuran bulanan) mempertimbangkan kemampuan
ekonomi orangtuasiswa.
Sekolahmelakukanbantuansubsidisilangkepadasiswayangkurangmampu
secara ekonomi, baik melalui pengurangan dan pembebasan biaya pendidi-
kan (SPP), pemberian beasiswa dan sebagainya untuk membantu siswa dari
keluargakurangmampuagardapatmengikutipendidikansecarateraturdan
berkelanjutan.
Bantuan pemerintah, pemerintah daerah, maupun lembaga lain dapat di-
masukkan sebagaibantuan.
Bila di sekolah tersebut tidak ada siswa dari keluarga yang kurang mampu
artinya semuanya mampu sehingga tidak ada subsidisilang
Deskripsi:
Indikator Mutu Pendidikan
108
berbagai pihak terkait (kepala sekolah melibatkan komite sekolah, perwaki-
lan guru, perwakilan tenaga kependidikan, perwakilan siswa dan penyeleng-
gara pendidikan/yayasan untuk swasta).
Deskripsi:
Menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi danoperasional.
Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolahmengatur:
sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yangdikelola;
penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar
dana investasi danoperasional;
kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah dalam membelanjakan
anggaran pendidikan sesuai denganperuntukannya;
pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan ang-
garan,untukdilaporkankepadakomitesekolah,sertainstitusidiatasnya.
Sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat dapatberupa:
biaya yang dikeluarkan oleh calon siswa untuk dapat diterima sebagai
siswa dengan berbagai istilah antara lain: uang pangkal, uang gedung,
Indikator Mutu Pendidikan
pembiayaan investasisekolah,
sumbangan dari masyarakat (dunia usaha, komunitas agama, donatur)
yang berupa infaq, sumbangan, bantuan/beasiswa;dan
bantuan pemerintah/pemerintah daerah misalnya Bantuan Operasional
Sekolah, maupun lembagalain.
Memiliki pedoman pengelolaan keuangan terkait sumbangan pendidikan
atau dana darimasyarakat.
Pengambilan keputusan dalam penetapan besarnya dana yang digali dari
masyarakat sebagai biaya operasional dilakukan denganmelibatkan
109
berbagai pihak terkait (kepala sekolah melibatkan komite sekolah, perwaki-
lan guru, perwakilan tenaga kependidikan, perwakilan siswa dan penyeleng-
gara pendidikan/yayasan untuk swasta).
Pengelolaan dana dari masyarakat sebagai biaya personal dilakukan secara
transparan, dan akuntabel yang ditunjukkan dalamRKAS.
Disusun sesuai dengan kaidah pelaporankeuangan.
Dilaporkan secara periodik kepada komite atau yayasan atau diaudit secara
internal daneksternal.
Sub-Indikator2. Terdapatlaporanpengelolaandana
Deskripsi:
Memiliki pembukuan biaya operasional berupa buku kas umum yang berisi-
kan seluruh transaksi dengan didukung catatan dari buku pembantu, antara
lain:
Buku pembantu kas yang mencatat tiap transaksi tunai dan ditandatan-
gani oleh Bendahara dan KepalaSekolah.
Bukupembantubankyangmencatattiaptransaksimelaluibank(baikcek,
giro maupun tunai) dan ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala
Sekolah.
Buku pembantu pajak yang mencatat semua transaksi yang harus dipun-
gutpajaksertamemonitorpungutandanpenyetoranpajakyangdipungut
Indikator Mutu Pendidikan
110
Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu:
Bentuk laporan pengelolaan dana rumit dan merepotkansekolah.
Kemampuan pendidik/tenaga kependidikan dalam penyusunan laporan
pengelolaan pendanaanterbatas.
Beban kinerja pendidik/tenaga kependidikan yang diberi tugas sebagai ben-
dahara terlalu banyak sehingga tidak memiliki waktu untuk menyusun
laporantersebut.
Deskripsi:
Terdapat laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dimana
antara pedoman pengelolaan keuangan dengan rincian komponen-
komponen biaya operasional yang telah dibelanjakan selama satu tahun
sesuai dengan disertai buktipelaporan.
Dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada orangtua siswa, masyara-
kat, dan pemerintah atau yayasan, yang disertai denganbukti-bukti.
Laporan dapat diakses oleh pemangku kepentinganmelalui:
Media internet seperti website atauemail
Majalahsekolah
Surat edaran
Rapat komite
dan lainnya
111
112
Indikator Mutu Pendidikan
PUSTAKA
Undang-UndangNomor20Tahun2003tentangSistemPendidikanNasional
PeraturanPemerintahNomor13Tahun2015tentangPerubahanKeduaPeraturanPemerintah
Nomor19Tahun2005tentangStandarNasionalPendidikanPeraturanMenteriPendidikan
danKebudayaanNo.20Tahun2016TentangStandarKompetensiLulusanPendidikanDasar
danMenengah
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNo.20Tahun2016TentangStandarKompetensi
LulusanPendidikanDasardanMenengah
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNo.21Tahun2016TentangStandarIsiPendidikan
DasardanMenengah
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNo.22Tahun2016TentangStandarProses
PendidikanDasardanMenengah
PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNo.23Tahun2016TentangStandarPenilaian
Pendidikan
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.13Tahun2007TentangStandarKepala Sekolah/Madrasah
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.16Tahun2007TentangStandarKualifikasiAkademik
danKompetensiGuru
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.24Tahun2008TentangStandarTenagaAdministrasi
Sekolah
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.25Tahun2008TentangStandarTenagaPerpustakaan
Sekolah/Madrasah
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.26Tahun2008TentangStandarTenagaLaboran
Sekolah/Madrasah
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.24Tahun2007TentangStandarSaranadanPrasarana
Sekolah
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.19Tahun2007TentangStandarPengelolaan
PendidikanolehSatuanPendidikan
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNo.69Tahun2009TentangStandarBiaya
InstrumenAkreditasiolehBANS/M
Indikator Mutu Pendidikan
113