Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

CIPTA SENI DAN GERAK


“SENI RUPA MERONCE”
Tugas Ini Dibuat Untuk Melengkapi Tugas Kelompok Mata Kuliah Cita Seni dan
Gerak

Oleh
Kelompok 5

Didi Syahrir (22124011)


Nadra Hafizah (22124037)
Ummul Khaira (22124061)

Dosen Pengampu:
Dr. Desyandri, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah
yang berjudul “Seni Rupa Meronce”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu dalam program mata kuliah Cipta Seni dan
Gerak. Selanjutnya shalawat beserta salam tak lupa pula penulis ucapkan kepada
junjungan umat, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Semoga
kita selalu dalam ajarannya. Aamiin.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
terutama kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Cipta Seni dan Gerak yang telah
memberikan ilmu dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan ke arah yang lebih baik. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Padang, Maret 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB 1................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...................................................................................................3

BAB II...............................................................................................................................4

PEMBAHASAN................................................................................................................4

A. Pengertian Meronce...............................................................................................4

B. Tujuan Meronce.....................................................................................................5

C. Manfaat Meronce...................................................................................................5

D. Macam-Macam Teknik Meronce..........................................................................6

E. Lahkah-langkah dalam Meronce............................................................................6

F. Contoh produk Meronce........................................................................................9

G. Penilaian dalam Meronce....................................................................................11

BAB III............................................................................................................................13

PENUTUP.......................................................................................................................13

A. Kesimpulan..........................................................................................................13

B. Saran....................................................................................................................13

DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................................14

i
i
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,
emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni
kreatif, maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi-kreasi baru,
mengikuti nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. Salah satu cabang seni yaitu
seni rupa. Seni rupa mengenal beberapa percabangan, selain seni lukis (yang paling
banyak diketahui) ada juga seni rupa yang lain misalnya seni grafis atau seni
mencetak. Keberhasilan pembelajaran senirupa dapat terwujud bila hal terseut
bermakna bagi siswa. Kebermaknaan belajar pengetahuan atau apresiasi atau
keterampilan tentang kesenian tidak dapat terlepas dari usaha-usaha guru dalam
memberikan keterampilan belajar pada siswanya, yaitu bagaimana mempelajari dan
memberi isi pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswanya.

Di dunia seni rupa terjadi gerakan pembaharuan yakni lahirnya berbagai


aliran dalam seni rupa seperti ekspresionisme, impresionisme, seni rupa abstrak,
dan sebagainya. Pelajaran menggambar dianggap tidak lagi cukup dan karena itu
diperkenalkan istilah “seni rupa” yang memungkinkan anak belajar melalui
berbagai bentuk karya seni rupa seperti patung, keramik, kolase, mencetak dan lain-
lain. Metode pengajaran yang diterapkan di sekolah berubah dengan penekanan
pada pemberian kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara
bebas melalui karya seni rupa (Salam, 2020)

Program Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar sangatlah penting ditinjau


dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu bukan semata-mata hasil karya
Seni Rupa itu saja yang diharapkan, tetapi seluruh proses penyelenggaraan
pendidikan Seni Rupa itu yang kita perlukan dalam dunia pendidikan (Djaur, 1982).
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan Seni Rupa banyak berurusan
dengan ekspresi, emosi, dan kreasi, semuanya sangat berkaitan dengan sifat tiaptiap
individu. Sehingga guru Seni Rupa harus kreatif, tetap menentukan motivasi dan
metode yang cocok untuk subyek didiknya baik untuk kepentingan klasikal maupun
perorangan.

1
Untuk menjadikan pendidikan senirupa tersebut bermakna bagi siswa
adalah membelajarkannya melalui usaha yang bersifat menemukan dan
bereksperimen. Dalam pendidikan seni rupa, aktivitas pembelajaran meronce
merupakan kegiatan yang memiliki peranan penting bagi pengembangan
kepribadian anak yang berkenaan dengan kreativitas dan konsentrasi dalam rangka
menciptakan karya-karya baru yang bebas. Meronce adalah kegiatan berlatih
berkarya seni rupa yang dilakukan dengan cara menyusunbagian-bagian bahan
yang dapat dibuat benda hias atau benda pakai denganmemakai bantuan alat
rangkai sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Bahan dasar yang digunakan
untuk merangkai dan meronce meliputi bahan alami dan bahan buatan. Bahan alami
seperti jamur, bunga, dan biji-bijian. Bahan buatan seperti kertas, manik-manik, dan
sedotan.
Seni Rupa meronce tersebut dipelajari di setiap jenjang pendidikan
termasuk di Sekolah Dasar. Oleh karena pentingnya pembelajaran tentang Seni
Rupa meronce, maka di dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Seni
Rupa meronce tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa itu meronce?
2. Apa Tujuan dari meronce?
3. Apa saja Manfaat dari meronce ?
4. Apa saja Macam-Macam dari Teknik meronce?
5. Bagaimana Langkah-Langkah Dalam meronce?
6. Apa saja Contoh Produk meronce?
7. Bagaimana Penilaian Dalam meronce?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk Mengetahui Apa itu meronce
2. Untuk Mengetahui Tujuan dari meronce
3. Untuk Mengetahui Manfaat dari meronce

2
4. Untuk Mengetahui Macam-Macam dari Teknik meronce
5. Untuk Mengetahui Langkah-Langkah Dalam meronce
6. Untuk Mengetahui Contoh Produk meronce
7. Untuk Mengetahui Penilaian Dalam meronce

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Meronce adalah cara pembuatan benda hias atau benda pakai yang
dilakukan dengna menyusun bagian-bagian bahan berlubang atau sengaja
dilubangi memakai bantuan benang, tali dan sejenisnya (Sumanto, 2005: 158).
Menurut Sumantri (2005: 151) meronce adalah salah satu contoh kegiatan
pengembangan motorik halus di sekolah, kegiatan menguntai dengan membuat
untaian dari bahan-bahan yang berlubang, disatukan dengan tali atau benang. Pendapat
lain dikemukan Hajar Pamadhi, dkk (2008: 9) meronce adalah menata
dengan bantuan mengikat komponen dengan utas atau tali. Murtono (2007)
juga berpendapat, meronce adalah teknik membuat benda pakai/ hias dari bahan manik-
manik, biji-bijian, atau bahan lain yang dapat dilubangi dengan alat tusuk sehingga dapat
dipakai. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa meronce adalah bentuk keterampilan
tangan dengan teknik membuat hiasan pada benda pakai dan benda hias dengan cara
merangkai .
Meronce tidak dapat lepas dari kata merangkai. Menurut Sumanto (2005:157)
merangkai merupakan suatu teknik atau cara untuk membuat atau membentuk kerajinan
tangan atau karya seni yang dilakukan dengan menata atau menyusun bagian-bagian
bahan tertentu memakai bantuan alat rangkai. Dapat disimpulkan bahwa meronce adalah
membuat hiasan atau kerajinan dengan cara menata atau menyusun bagian-bagian bahan
yang berlubang atau sengaja dilubangi dan disusun menjadi satu memakai bantuan alat
rangakai berupa seutas tali atau benang.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran di SD bahwa meronce adalah
kegiatan berlatih berkarya seni rupa yang dilakukan dengan cara menyusun
bagian-bagian bahan yang dapat dibuat benda hias atau benda pakai dengan
memakai bantuan alat rangkai sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Bahan
dasar yang digunakan untuk merangkai dan meronce meliputi bahan alami dan
bahan buatan. Bahan alami seperti jamur, bunga, dan biji-bijian. Bahan buatan
seperti kertas, manik-manik, dan sedotan.

4
B. Tujuan
Tujuan meronce sendiri menurut Mulyani, dkk (2007: 32) yaitu:
melatih konsentrasi anak, merangsang kreativitas anak, melatih koordinasi mata
dan jari tangan anak, dan mengenal konsep warna dan keserasian anak
Menurut Pamadhi, dkk (2008: 9) yaitu:
a) Permainan
Merangkai maupun meronce berfungsi sebagai alat bermain anak,
benda-benda yang akan dirangkai tidak ditujukan untuk kebutuhan tertentu
melainkan untuk latihan memperoleh kepuasan rasa dan memahami
keindahan.
b) Kreasi dan komposisi
Kemungkinan benda atau komponen lain dapat diminta guru kepada
anak untuk menyusun ala kadarnya. Benda-benda tersebut dikumpulkan
dari lingkungan sekitar, seperti : papan bekas, atau kotak sabun serta yang
lain dibayangkan sebagai bangun yang megah. Anak sengaja hanya bermain
imajinasi saja, sehingga tujuan permainan ini untuk melatih
imajinasi atau bayangan anak tentang intruksi suatu bangun.
c) Gubahan atau inovasi.
Merangkai dan meronce dapat ditujukan untuk melatih kreativitas,
yaitu dengan cara mengubah fungsi lama menjadi fungsi baru.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa meronce dapat
membantu kemampuan motorik halus, melatih koordinasi mata dan tangan, serta
meningkatlan perhatian dan konsentrasisehingga dengan kegiatan meronce anak
akan merasakan dan mendapatkan pengalaman langsung serta terampil untuk
melakukan kegiatan yang menggunkan kemampuan motorik halus dan lainnya.
C. Manfaat
Meronce adalah membuat hiasan atau kerajinan dengan cara menata atau
menyusun bagian-bagian bahan yang berlubang atau sengaja dilubangi dan
disususn menjadi satu memakai bantuan alat rangkai berupa seutas tali atau
benang. Meronce juga merupakan permainan yang sangat tepat dimainkan oleh anak.
Adapun manfaat meronce menurut Yuriastien, dkk (2009:
193) adalah sebagai berikut:

5
a. Membantu kemampuan motorik halus. Saat anak melakukan kegiatan
meronce anak mengambil bulatan manik-manik dan memasukkannya ke dalam
lubang dengan menggunakan tali
b. Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak menggunakan kedua tangan dan
mata untuk memasukkan roncean. Sehingga membutuhkan koordinasi mata
dan tangan
c. Meningkatlan perhatian dan konsentrasi. Pada saat meronce, anak
membutuhkan latian dan konsentrasi saat memasukkan roncean ke dalam
lubang dengan tepat.

Manfaat maronce selain membantu kemampuan motorik halus, melatih


koordinasi mata dan tangan, meningkatkan perhatian dan konsentrasi diatas, ada manfaat
lain yaitu merangsang kreatifitas anak. Anak dirangsang untuk berkreasi memasukkan
manik-manik atau sejenisnya sesuai dengan pola bentuk, pola warna, ataupola ukuran..
Pola bentuk contohnya yaitu bentuk silinder, bola, balok, dan lain sebagainya. Pola
warna contohnya yaitu warna merah, kuning, hijau, biru dan lainnya. Pola ukuran seperti
ukuran besar, sedang, dan kecil.

D. Macam-macam
Dalam kegiatan meronce, terdapat beberapa jenis media yang dapat digunakan
dalam kegiatan meronce antara lain:
1. Meronce dari bahan alam. Bahan alam yang dimaksud adalah bahan yang
diperoleh dari lingkungan alam sekitar secara langsung. Contohnya, janur, bunga
segar, buah-buahan, bunga kering, dedaunan, ranting, atau biji-bijian.
2. Meronce dari bahan buatan. Bahan buatan yang dapat digunakan bisa berasal dari
produk hasil buatan manusia seperti monte, manik-manik, pita sintesis, kertas
berwarna, sedotan, rantai plastik, dan masih banyak lagi.
3. Meronce dari bahan bekas. Bahan-bahan yang dapat digunakan seperti serutan
kayu, gelas plastik, dan lainnya.
E. Langkah-langkah
Bahan dasar yang digunakan untuk merangkai dan meronce meliputi
bahan alami dan bahan buatan. Bahan alami adalah semua jenis bahan yang dapat
diperoleh dari lingkungan alam sekitar secara langsung. Bahan alam contohnya adalah
janur, bunga segar, buah-buahan, bunga kering, daun biji-bijian. Sedangkan bahan

6
buatan adalah jenis bahan setengah jadi, bahan jadi atau buatan manusia, baik bentuk
bahan setengah jadi atau bahan bekas (Sumanto, 2006: 159). Peralatan yang digunakan
dalam kegiatan merangkai dan meronce berkaitan dengan jenis bahan yang digunakan
dan bentuk rangkaian atau roncean yang dibuat. Misalnya untuk meronce menggunakan
bahan kertas bekas menggunakan bahan kertas kalender, kertas majalah atau kertas
berwarna, lem kertas, gunting dan benang.
Sumanto (2006, 160-166) mengemukakan bahwa ada beberapa macam
jenis bahan dan peralatan yang dapat digunakan untuk kegiatan meronce di TK
antara lain:
a) Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat
yang berasal dari bahan alami. Sedangkan menurut Kamus besar indonesia (2008:707)
kertas adalahbarang tipis dibuat dari rumput, jerami, kayu, dan sebagainya yang biasa
ditulis atau untuk pembungkus, dan sebagainya.
Kertas yang digunakan untuk praktek meronce di TK adalah jenis kertas yang
cukup tebal dan berwarna-warni sehingga bisa menghasilkan roncean yang baik dan
tidak mudah sobek. Jenis kertas tersebut yaitu kertas buffalo, kertas asturo, kertas
origami, kertas kalender, kertas majalah dan kertas berwarna.
b) Lem kertas
Lem kertas digunakan untuk menrekatkan ujung roncean kertas sehingga roncean
dari bahan kertas itu mempunyai bentuk yang utuh. Lem yang digunakan adalah lem
yang ramah dengan anak dan hanya sedikit mengandung bahan kimia.
c) Benang
Benang digunakan untuk merangkai roncean menjadi satu. Dengan benang ini
roncean bisa dibentuk menjadi gelang, kalung, ataupun tirai sesuai dengan panjang
benangnya.
d) Penggaris
Disamping penggaris digunakan sebagai untuk mengukur juga dapat dipakai
sebagai alat bantu untuk menggaris kertas. Dengan menggunkaan penggaris, pola
oncean pada kertas akan lurus. Dan nantinya hasil roncean akan baik dan memiliki
bentuk yang sama.
e) Gunting

7
Gunting digunakan untuk menggunting kertas atau bahan baku yang akan dibuat
bahan roncen. Selain itu gunting juga digunakan untuk menggunting tali dan
benang.Misalnya bahan alam seperti kulit kerang, batok kelapa, dan tanah liat.
Kegiatan meronce mempunyai beberapa tahap perkembangan. Anak dapat
dikatakan siap diajari membaca jika sudah bisa meronce dengan menggunakan
pola. Anak sudah bisa mulai mengklasifikasikan sesuatu pada tahapan ini. Sama
halnya dengan meronce anak-anak juga harus bisa membedakan bentuk manik-
manik dan warna-warna yang akan disusun.
Menurut Dessy Rilia (dalam Mumpuni Arum Bakti, 2014: 32) kegiatan
meronce mempunyai beberapa tahapan dalam aplikasinya yaitu:
1) Meronce berdasarkan warna. Tahap ini adalah tahapan yang paling rendah
dalam kegiatan meronce. Anak memasukkan benang kedalam lubang
berdasarkan warna yang sama, misal warna biru saja.
2) Meronce berdasarkan bentuk, ini salah satu langkah maju yaitu anak dapat
mengenal bentuk. Ada berbagai macam bentuk dalam meronce, misalnya
bentuk bulat atau kubus.
3) Meronce berdasarkan warna dan bentuk, anak mulai bisa menggabungkan
mana yang memiliki bentuk sama dan warna yang sama. Anak
mengembangkan kreativitasnya dengan bentuk dan warna yang anak sukai.
4) Meronce berdasarkan warna, bentuk dan ukuran. Tahapan yang cukup sulit
bagi anak karena mulai menggabungkan tiga komponen sekaligus.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan anak dalam
meronce disesuaikan dengan perkembangan anak melalui urutan tahapan kegiatan
meronce mulai dari tahapan yang mudah ke tahapan yang lebih sulit.
Adapun Langkah-langkah kegiatan meronce ini adalah sebagai berikut :
1) Terlebih dahulu guru menyiapkan alat dan bahan untuk meronce (kertas warna,
lem, benang atau tali rapiah)
2) Kemudian guru menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah kegiatan.
3) Pertama anak mengklasifikasikan atau memisahkan bentuk roncean sesuai
dengan entuk dan warnanya.
4) Kedua ambilkan benang atau tali.
5) Ketiga anak mengurutkan roncean sesuai dengan pola yang sudah dijelaskan
oleh guru.
6) Jika sudah selesai, ujung benang diikat kencang agar tidak lepas.

8
F. Contoh  produk
1. Meronce dari Manik-Manik

2. Meronce dari Bahan Alam

3. Meronce dari Kerang

9
4. Meronce dari Kertas

1
0
G. Penilaian
Penilaian merupakan komponen yang penting dalam suatu sistem pendidikan.
Penilaian hasil belajar merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran, bahkan merupakan hal yang vital dalam sistem pendidikan dan pengajaran
di Lembaga pendidikan formal. Dengan adanya hasil penilaian akan dapat diketahui
kemajuan dan perkembangan pendidikan dari waktu ke waktu. Dengan demikian,
melalui penilaian yang dilakukan oleh guru, guru akan mengetahui tingkat keberhasilan
dari program pembelajaran yang direncanakannya dan mengetahui pula tingkat efisiensi
dari pelaksanaan programnya. Dalam hal ini efisiensi yang dimaksud akan dikaitkan
dengan ketepatan dalam memilih pendekatan, strategi, metode, dan media yang pakai.
Penilaian karya seni rupa peserta didik tentunya tidak tepat kalau hanya dilihat
dari hasil karya saja, tetapi akan lebih lengkap dan baik bila dilengkapi dengan penilaian
proses peserta didik pada waktu membuat karya tersebut. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan Zainul (2005: 4), yang menyatakan bahwa asesmen kinerja secara sederhana
didefinisikan sebagai penilaian terhadap proses perolehan, penerapan, pengetahuan dan-
ketrampilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan peserta didik
dalam proses dan produk. Dengan demikian sistem penilaian seni rupa di sekolah
meliputi aspek apresiasi dan kreasi. Untuk aspek apresiasi menitik beratkan pada kognitif
dan aspek 'creasi penitik beratkan pada psikomotor. Namun demikian kedua aspek
tersebut secara seimbang menjabarkan pada ketiga domain kemampuan yaitu, kognitif
afektif dan psikomotor.
Contoh Rubrik Penilaian Kinerja meronce di SD

Aspek yang Skor


dinilai 4 3 2 1
Kerapian Siswa Siswa Siswa Siswa
meronce memasukkan memasukkan memasukkan memasukkan
manik- manik-manik manik-manik manik-manik

1
1
manik dengan cukup dengan kurang dengan tidak
dengan rapi rapi rapi rapi
Kreasi meronce Siswa Siswa Siswa Siswa
memasukkan memasukkan memasukkan memasukkan
manik- manik-manik manik-manik manik-manik
manik sesuai sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
dengan pola pola bentuk, pola bentuk, pola bentuk,
bentuk, warna dan warna dan warna dan
warna dan ukuran dengan ukuran dengan ukuran dengan
ukuran cukup baik kurang baik tidak baik
dengan baik

1
2
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Meronce adalah bentuk keterampilan tangan dengan teknik membuat hiasan pada
benda pakai dan benda hias dengan cara merangkai . Manfaat maronce yaitu membantu
kemampuan motorik halus, melatih koordinasi mata dan tangan, meningkatkan perhatian
dan konsentrasi diatas, ada manfaat lain yaitu merangsang kreatifitas anak. Anak
dirangsang untuk berkreasi memasukkan manik-manik atau sejenisnya sesuai dengan
pola bentuk, pola warna, ataupola ukuran.. Pola bentuk contohnya yaitu bentuk silinder,
bola, balok, dan lain sebagainya. Pola warna contohnya yaitu warna merah, kuning,
hijau, biru dan lainnya. Pola ukuran seperti ukuran besar, sedang, dan kecil.

B. Saran
Dari pemaparan tersebut tampak jika pembelajaran mengenai Seni Rupa meronce
sangat penting untuk dipelajari, sehingga diharapkan kita semua mampu mempelajari dan
menguasai materi tersebut dengan baik. Selain itu, penulis menyadari jika makalah di atas
masih jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

1
3
DAFTAR PUSTAKA

Djaur. (1982). Seni Rupa Sekolah Dasar. PT. Rais Utama.

Mumpuni Arum Bakti. (2014). Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui


Kegiatan Meronce Menggunakan Bahan Tanah Liat Pada Kelompok B Tk
Yayasan Masyithoh Beran Bugel Kulon Progo. Skripsi: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Pamadhi, H. & Evan, Sukardi S. (2008). Seni Keterampilan Anak. Jakarta:
Penerbit Universitas Terbuka.
Salam. (2020). Pengetahuan Dasar Seni Rupa. Badan Penerbit Universitas Negeri
Makassar.

Sri Murtono. (2007). Seni Budaya dan Keterampilan Kelas 5 SD. Bogor:
Yudhistira.
Sumanto. (2006). Pengembangan Kreatifitas Senirupa Anak SD. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi,
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.
Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Perguruan
Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Yustriastien, Effiana., Daisy Prawitasari, & Ayu Bulan Febry. (2009). Games
Therapy untuk Kecerdasan Bayi dan Balita. Jakarta: PT Wahyu Media.

1
4

Anda mungkin juga menyukai