Anda di halaman 1dari 21

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

MAKALAH
“Kajian tentang Pembelajaran terpadu Model Networked”

Tugas Ini Dibuat Untuk Melengkapi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran Tematik Terpadu

Oleh :
Kelompok 10 dan 3
Nadra Hafizah (22124037)
Didi Syahrir (22124011)
Ummul Khaira (22124061)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Yanti Fitria , M.Pd
c Aspek yang Dinilai Skor Ket
1 2 3 4 5
1 Sistematika Tampilan dan Kerapian
2 Kateajaman Focus Questions (FQ)
3 Kedalaman Pembahasan
4 Kelengkapan Penelitian/ Penjelasan Konsep
5 Kreatifitas Penyajian
6 Kemampuan Presentasi
7 Kecukupan Referensi
Nasional (13)
Internasional (2)
Buku (4)
8 Sistem Mendeley
9 Indeksasi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan izin-Nya kami diberikan kemudahan dan kelancaran sehingga dapat menyelesaikan
makalah dari mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Tematik Terpadu materi “Model
Networked”.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman, terutama kepada dosen mata
kuliah Pengembangan Pembelajaran Tematik Terpadu.yang telah memberikan pengarahan
kepada kami dalam membuat makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembacanya. Namun demikian, kami
sangat menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami menerima setiap kritik dan saran dari pembaca dengan tangan terbuka.

Padang, Februari 2023

Nadra Hafizah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu………………………………………………...2
B. Pengertian Model Networked 3
C. Bentuk Model Networked 3
D. Terlihat Seperti Apa Model Pembelajaran Networked 5
E. Terdengar Seperti apa Model Networked 5
F. Kelebihan Model Networked 6
G. Kekurangan Model Networked 6
H. Penerapan Model Networked 7
I. Contoh Pembelajaran Terpadu Model Networked 7
J. Kasus Model Networked..………………………………………………………….11
BAB III PENUTUP 9
A. Simpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai aspek dalam
pembelajaran degan menggunakan pendekatan tematik. Untuk mencapai aspek perkembangan
anak dengan optimal, materi yang disampaikan dijelaskan berdasarkan tema dan subtema.
Pembelajaran terpadu model networked ialah model yang memadukan berbagai pengetahuan
dan keterampilan dari berbagai bidang keahlian anak, yang dijalin dalam proses kerja untuk
memecahkan masalah yang diminati atau dihadapi anak.
Dalam model ini, anak menunjukkan proses integrasi atau keterpaduan melalui
pemilihan sendiri jaringan-jaringan yang dibutuhkan. Hanya anak yang mengetahui seluk
beluk dan dimensi bidang yang diminatinya, yang dapai mencapai sumber-sumber yang
dibutuhkan. Dengan demikian model networked ini, anak dilatih untuk mengembangkan
minatnya, guru membimbing anak dengan petunjuk dan pengarahan yang mutakhir sehingga
pembelajaran yang lebih bermakna (meaningfull), menyeluruh (holistic), otentik dan aktif.

B. Fokus Pertanyaan
Sesuai dengan topik pembahasan di dalam makalah, maka dapat dirumuskan beberapa
fokus pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?
2. Apa itu model networked/jaringan?
3. Seperti apa bentuk model networked/jaringan itu?
4. Terlihat Seperti Apa Model Pembelajaran Networked
5. Terdengar seperti apa model networked/jaringan itu ?
6. Apa kelebihan dari model networked/jaringan?
7. Apa kerugian dari model networked/jaringan?
8. Bagaimana penerapan model networked dalam pembelajaran di SD?

BAB II
PEMBAHASAN

1
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU

Pembelajaran Terpadu merupakan model pembelajaran yang mencoba untuk


memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615). Pembelajaran terpadu adalah
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai aspek dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan tematik. Untuk mencapai aspek perkembangan anak dengan
optimal, materi yang disampaikan dijelaskan berdasarkan tema dan subtema.

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum


yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat
taman kanak-kanak sampai SMA. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secaraa individual maupun
kelompok aktif untuk mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara
holistic dan otentik.

Pembelajaran terpadu menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu sejalan


dengan beberapa aliran modern yaitu termasuk dalam aliran pendidikan progresivisme.
Aliran progresivisme memandang pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah berpusat pada anak (student centered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher centered) dan pada bahan
ajar. Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan kecerdasan praktis, serta untuk
membuat anak lebih efektif dalam memecahkan berbagai problem yang disajikan dalam
konteks pengalaman (experience) pada umumnya (Willian F. Oneill, 1981).

Pembelajaran terpadu diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lainnya, dimana konsep tertentu dikaitkan dengan konsep
lain yang telah direncanakan, baik dalam satu bidang atau lebih dan dengan beragam
pengalaman belajar agar pembelajaran menjadi lebih bermakna (Hardisubroto, 1998).
Dengan adanya pemaduan ini, maka anak akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
secara utuh sehingga pembelajaran lebih bermakna (meaningfull) bagi siswa. Jika
dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih
menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa tampak aktif terlibat

2
dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan (decision making) (Sukayati
2004:4).

Oleh karena itu, pembelajaran terpadu merupakan salah satu pendekatan yang
digunakan di dalam pembelajaran yang menekankan pada perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran secara holistik, berdasarkan desain kurikulum terpadu yang direncanakan.

Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya,
menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model
dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah:
(1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed,
(7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.

B. Pengertian Model Networked/ Jaringan


Model networked/jaringan merupakan pembelajaran tepadu yang terintegrasi dari
sumber masukan eksternal yang sedang berlangsung, untuk memberikan gagasan baru,
diperluas, dan diekstrapolasi atau ide yang disempurnakan. Jaringan profesional pelajar
biasanya tumbuh dalam arah yang jelas, dan terkadang tidak begitu jelas. Dalam pencarian
pengetahuan, peserta didik bergantung pada jaringan ini sebagai sumber informasi utama
yang harus mereka filter melalui lensa keahlian dan minat mereka sendiri.
Artinya model networked ini adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa
dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata
pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung
mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio,
TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya.
Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena
rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya. Model Networked merupakan rancangan
kurikulum yang berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal
kepada siswa untuk mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata
keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja
eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang
arsitek ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerjasama dengan ahli teknik pemrograman,

3
dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan bekerjasama dengan keahlian
pelajar lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna.
Menurut pandangan Robin Fogarty ( 1991 ) Networked merupakan model pemaduan
pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan
masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi
lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai
proses yang berlangsung secara terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik antara
pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
Seorang peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik dalam bidang yang
mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan mereka menghubungkan ide-ide baru ke
dalam ide-ide lama secara kontinu atau terus-menerus. Peserta didik menyaring semua yang
mereka pelajari melalui kajian para ahli dan membuat koneksi internal yang mengarah
kejaringan eksternal ahli di bidang terkait. Model ini digambarkan seperti sebuah bangun
prisma yaitu merupakan sebuah bangun yang apabila dilihat dapat menciptakan berbagai
dimensi dan arah fokus. Pendidikan seorang manusia tidak pernah selesai sampai ia mati.
(Robert E. Lee).
Model networked, tidak seperti di model sebelumnya, peserta didik mengarahkan
proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka butuhkan. Hanya peserta didik
itu sendiri yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi bidang mereka, peserta didik dapat
menargetkan sumber daya yang diperlukan. Model ini, seperti model yang lain, berkembang
dan tumbuh sebagai kebutuhan tambahan yang dapat mendorong peserta didik ke arah yang
baru. Contoh: arsitek, jika mereka mengadaptasi teknologi CAD / CAM untuk desain,
jaringan dengan teknik pemrograman dan memperluas pengetahuan dasar yang mereka miliki,
seperti yang dia lakukan secara tradisional dengan para desainer interior.

C. Bentuk Model Networked/Jaringan


Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak sekolah
dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat di Indiana sejak hari
anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk pengetahuan Indian membawa dia
membaca buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik.

4
Keluarganya, sadar ketertarikan anaknya dengan orang Indian, kemudian mereka
mendengar dan menggali tentang arkeologis yang mendukung anak-anak untuk benar-benar
menggali dan berpartisipasi sebagai bagian dari peserta program liburan musim panas yang
ditawarkan oleh sebuah perguruan tinggi lokal. Sebagai hasil dari ini “perkemahan” musim
panas ini, pelajar tersebut menjumpai orang dari sejumlah bidang seperti: seorang antropolog,
ahli geologi, arkeolog, dan ilustrator, mahasiswa seni rupa, mereka disewa untuk mewakili
menggali kemampuan siswa dalam menggambar.
Jaringan yang dimiliki peserta didik ini sudah mulai terbentuk. Ketertarikan secara
alami yang dimilikinya telah menyebabkan dia untuk belajar dari orang lain di bidang yang
menawarkan berbagai tingkat pengetahuan dan wawasan yang memperluas jangkauan
belajarnya.
D. Terlihat Seperti Apa Model Pembelajaran Networked
Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak sekolah
dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat di Indiana sejak hari
anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk pengetahuan Indian membawa dia
membaca buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik.

Keluarganya, sadar ketertarikan anaknya dengan orang Indian, kemudian mereka


mendengar dan menggali tentang arkeologis yang mendukung anak-anak untuk benar-benar
menggali dan berpartisipasi sebagai bagian dari peserta program liburan musim panas yang
ditawarkan oleh sebuah perguruan tinggi lokal. Sebagai hasil dari ini “perkemahan” musim
panas ini, pelajar tersebut menjumpai orang dari sejumlah bidang seperti: seorang antropolog,
ahli geologi, arkeolog, dan ilustrator, mahasiswa seni rupa, mereka disewa untuk mewakili
menggali kemampuan siswa dalam menggambar.

Jaringan yang dimiliki peserta didik ini sudah mulai terbentuk. Ketertarikan secara
alami yang dimilikinya telah menyebabkan dia untuk belajar dari orang lain di bidang yang
menawarkan berbagai tingkat pengetahuan dan wawasan yang memperluas jangkauan
belajarnya.

E. Terdengar Seperti Apa Model Networked/Jaringan Ini


Model networked ini terdengar seperti tiga atau empat arah konferensi yang
memberikan berbagai jalan eksplorasi dan penjelasan. Meskipun ide-ide yang beragam

5
mungkin tidak datang sekaligus, pelajar pada model jaringan ini terbuka untuk menerima
beberapa input sebagai komponen yang berbeda yang disaring dan diurutkan sesuai kebutuhan
seorang pelajar. Model ini terdengar seperti jaringan berita yang menarik yang tersaji dalam
gambar dan cerita yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Model networked ini mirip dengan
sinyal satelit yang bertebaran dan menerima sinyal dari berbagai arah.
F. Kelebihan Model Networked
Kelebihan model Networked :
1. Pendekatan pembelajaran terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini
peserta didik memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan
kemampuanya sendiri.
2. Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep yang
diberikan di sepanjang proses pembelajaran.
3. Nilai tambahan dari model jaringan ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada peserta
didik melainkan harus muncul dari dalam diri masing-masing peserta didik. Namun,
mentor memberikan dan memberikan layanan yang diperlukan untuk mendukung tingkat
pembelajaran yang lebih tinggi.
4. Pada model networked ini peserta didik terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau
konsep-konsep baru.
G. Kekurangan Model Networked
Kekurangan model Networked :
1. Kelemahan model jaringan, jika diambil untuk perbedaan-perbedaan besar, dapat
menyebarkan minat yang terlalu tipis dan tidak terkonsentrasi atau memecah perhatian
peserta didik sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif .
2. Selain itu motivasi anak akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi
dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.
H. Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Networked di SD
Model ini, seperti model immersed, sering kali menggerakkan tanggung jawab integrasi
ke peserta didik dari pada perancang instruktur luar. Namun, ini adalah model yang tepat
untuk dipresentasikan pada peserta didik yang termotivasi. Tutor atau mentor sering
menyarankan jaringan untuk memperluas wawasan peserta didik atau memberikan perspektif
yang dibutuhkan. Seiring berkembangnya jaringan, koneksi serentak muncul di sepanjang

6
jalan. Seringkali, temuan ini kebetulan mendorong pelajar ke kedalaman baru di lapangan atau
benar-benar mengarah pada penciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contohnya di
zaman modern ini, tentu saja, adalah bidang genetika, yang telah mengembangkan wilayah
yang dikenal sebagai genetika. Pembukaan lapangan ini benar-benar hasil dari pelajar ahli
immersed jaringan dengan pelajar ahli immersed lainnya.
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak meliputi tahapan: (a)
sensori-motor, (b) pra operasional, (c) operasional konkrit, dan (d) operasional formal. Anak-
anak usia dini (2-8 th) berada pada tahapan pra operasional dan operasional konkrit, sehingga
kalau kita merujuk pada teori ini, dalam praktik pembelajaran di kelas hendaknya guru
memperhatikan ciri-ciri perkembangan anak pada tahapan ini. Secara khusus pula para ahli
psikologi pendidikan anak mengemukakan bahwa perkembangan anak usia dini bersifat
holistik; perkembangan anak bersifat terpadu, di mana aspek perkembangan yang satu terkait
erat dan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya.
Perkembangan fisik tidak bisa dipisahkan dari perkembangan mental, sosial, dan
emosional ataupun sebaliknya, dan perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman,
kehidupan, dan lingkungannya.
Merujuk pada teori-teori belajar, di antaranya teori Piaget, maka dalam pembelajaran di
jenjang SD kelas rendah hendaknya kita menggunakan pendekatan yang berorientasi pada
kebutuhan perkembangan anak (DAP atau Developmentally Appropiate Practice).
Penggunaan pendekatan DAP ini mengacu pada beberapa asas yang harus diperhatikan oleh
guru, yaitu:
1. asas kedekatan, pembelajaran dimulai dari yang dekat dan dapat dijangkau oleh anak
2. asas faktual, pembelajaran hendaknya menapak pada hal-hal yang faktual (konkrit)
mengarah pada konseptual (abstrak)
3. asas holistik dan integratif, pembelajaran hendaknya tidak memilah-milah topik
pelajaran, guru harus memikirkan segala sesuatu yang akan dipelajari anak sebagai
suatu kesatuan yang utuh dan terpadu
4. asas kebermaknaan, pembelajaran hendaknya penuh makna dengan menciptakan
banyak proses manipulatif sambil bermain.

Beberapa alasan pembelajaran terpadu cocok digunakan di tingkat SD sebagai berikut.

7
1. Pendidikan di SD harus memperhatikan perkembangan intelektual anak. Sesuai
dengan taraf perkembangannya, anak SD melihat dunia sekitarnya secara menyeluruh,
mereka belum dapat memisah-misahkan bahan kajian yang satu dengan yang lain.
2. Di samping memperhatikan perkembangan intelektual anak, guru juga harus
mengurangi dampak dari fenomena ini di antaranya anak tidak mampu melihat dan
memecahkan masalah dari berbagai sisi, karena ia terbiasa berfikir secara fragmentasi,
anak dikhawatirkan tidak memiliki cakrawala pandang yang luas dan integratif.
Cakrawala pandang yang luas diperlukan dalam memecahkan permasalahan yang
akan mereka hadapi nanti di masyarakat. Jadi merupakan bekal hidup yang sehat
dalam memandang manusia secara utuh. Pembelajaran terpadu juga menekankan
integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang
merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan
pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini
dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan
suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan siswa.

Model Networked, seperti model yang tersamar, model jaringan sering memindahkan


tanggung jawab integrasinya lebih berat kepada pelajar dari pada seorang desainer
pembelajarannya. Namun, itu adalah model yang sesuai untuk menyajikan motivasi kepada
peserta didik. Tutor atau mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas
cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan. Sebagai jaringan
berkembang, koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara kebetulan di sepanjang
proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini mendorong peserta didik menemukan
kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang atau sebenarnya mengarah ke penciptaan bidang
yang lebih khusus. Namun, pada pembelajaran di SD model ini sulit diterapkan. Salah satu
contoh seperti di era modern sekarang, dalam bidang genetika yang telah mengembangkan
sebuah penemuan baru yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari lapangan
yang merupakan hasil dari pengembangan model jaringan seorang pelajar yang berbakat
dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya tersebut.

8
Bertahun-tahun kemudian para pemikir di sekolah pascasarjana membicarakan kepada
dua ahli model jaringan, seorang ahli psikolog kognitif dan seorang programmer komputer.
Sebagai contoh ketika Fogarty menganggap dirinya sebagai pustakawan yang memiliki
ketrampilan ilmu perpustakaan. Tapi sebagai seorang kandidat doktor di bidang kecerdasan
buatan, dia perlu membuat jaringan dengan orang lain di bidang yang sangat teknis. Saya
mencari sebuah program untuk membantu mensimulasikan pencarian kognitif untuk
informasi.
Apa yang kita ketahui tentang cara kerja otak dapat direpresentasikan dalam diagram
ini. Selain itu, dengan scripting “berbicara keras dengan pemantauan” pada sebuah mata
pelajaran, Fogarty berpikir kita akan dapat melihat pola hubungan sebuah keputusan. Jika kita
menempatkan pemikiran kita bersama, ini akan mulai masuk akal. Sulit untuk menduplikasi
hubungan pengetahuan yang dibuat oleh otak manusia, tetapi keacakan dalam prosedur dapat
diprogram didalamnya. Fogarty akan membutuhkan rincian eksplisit tentang bagaimana kita
membuat hubungan/koneksi di otak manusia dimulai dari anda.

I. Contoh Pembelajaran Terpadu Model Networked


Diagram yang menggambarkan pembelajaran terpadu model Networked sebagaimana
dijelaskan dalam Fogarty (1991; 100).
Berbekal "misi dalam pikiran" jaringan pelajar dengan dua pakar lainnya untuk
melaksanakan "pet projec". Misi pembelajar: untuk mensurvei kesalahpahaman gizi dan
menulis ulang kurikulum kesehatan untuk mencerminkan konsep nutrisi modern.

Matematika Sains
Sains
Matematik kemampuan
Memeriksa hasil gagasan” a penelitian dan
pemeriksaan nutrisional kesehatan
biokimia penonjolan (fokus ilmu
yang keliru jumlahPenerbit Edukational
gizi)
Ahli Gizi penjualan
ahli
pelajar

Pembelajaran Seni bahasa


Pembelajaran
Seni bahasa Sosial pengajaran sosial
9 kurikulum suasana untuk
pekerjaan dari fokus penerbitan
fokus baru
Dr. Lendon buku
kemampuan
Smith pelajaran
loby pabrik
Matematika Sains

analisa lemak; serat


statistik dan
pemrogaman garam; gula

Programmer komputer Pembelajaran sosial

ahli
Seni bahasa persoalan
kebijaksanaan
perintah penelitian data
laporan dukungan pencarian
keterangan
J. Kasus Model Networked
1. Kasus 1
Kelemahan dari pembelajaran terpadu terletak pada kurang efektifnya proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru itu sendiri, guru memiliki pengaruh yang sangat
besar dalam pembelajaran. Guru merupakan unsur manusiawi yang sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran, selain itu, guru merupakan unsur manusiawi yang sangat
dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari. 1Oleh sebab
itu, seorang guru sangat menentukan kualitas autput dan outcome yang dihasilkan oleh
sekolah. Karena dialah yang merencanakan, menjalankan rencana pembelajaran serta
menilai pembelajaran yang telah dilakukan.
Permasalahan proses pembelajaran terpadu perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-
alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga
mudah diimplementasikan di sekolah, terutama dalam pendidikan formal yang
merupakan bagian dari materi pembelajaran kelas II di Sekolah Dasar. Dari permasalahan

10
diatas Penerapan pembelajaran terpadu type networked diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman pada tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah dasar
Sumber :
Dzakiyyah, N. I. (2019). Penerapan Pembelajaran Terpadu Tipe Networked Bertema
Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar. MIDA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2(1),
33-45. https://doi.org/10.52166/mida.v2i1.1336

2. Kasus 2
Banyak nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sekitar 52,3%.
Padahal nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu ≥70.
Hal itu disebabkan karena adanya kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa di SD N
Tambakrejo 01. Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yaitu kurangnya rasa
ketertarikan dan perhatian siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga materi yang
disampaikan oleh guru tidak dapat diserap dengan baik karena model yang digunakan
oleh guru kurang bervariasi dan masih menggunakan metode konvensional serta tidak
tersedianya media pembelajaran pendukung. Ketika hal ini terjadi pada saat pembelajaran
siswa akan mengalami kesulitan dalam mengikuti materi-materi pembelajaran
selanjutnya.
Dari berbagai tipe model pembelajaran terpadu yang dapat digunakan, penerapan
pembelajaran terpadu tipe Networked berbantu media video animasi lebih memungkinkan
untuk terwujudnya kondisi belajar siswa yang dinamis. Kondisi belajar yang dinamis
adalah kondisi dimana guru dapat menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa bahwa
siswa mampu memahami serta mengerjakan soal IPA. Penggunaan model pembelajaran
terpadu tipe Networked diharapkan siswa mampu mengikuti proses pembelajaran secara
aktif dan menyenangkan sehingga ilmu pengetahuan yang hendak disampaikan oleh guru
dapat diterima dengan baik oleh siswa
Sumber :
Taqiya, T. B., Nuroso, H., & Reffiane, F. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu
Tipe Networked Berbantu Media Video Animasi. MIMBAR PGSD Undiksha, 7(3).
https://doi.org/10.23887/jjpgsd.v7i3.19492

11
3. Kasus 3
Di SMPN 2 Bukit Kemuning, kreativitas penyampaian materi IPS masih perlu
ditingkatkan, belum memanfaatkan potensi peserta didik untuk belajar aktif sehingga
proses pembelajaran menjadi membosankan, dan pesan yang disampaikan belum dapat
diterima dengan baik oleh peserta didik, terbukti dengan nilai akademik rata-rata 7 untuk
materi IPS kelas VII SMPN 2 Bukit Kemuning Tahun Pelajaran 2012/2013 dan belum
mencapai nilai minimal 70 serta masih adanya perilaku peserta didik yang kurang sesuai
dengan prinsipprinsip hidup yang baik, seperti membuang sampah tidak pada tempatnya,
berkata tidak sopan, tidak jujur dengan masih adanya kebiasaan menyontek dalam
ulangan dan belum memiliki nilai–nilai etika yang baik.
Berdasarkan permasalahan yang ada di SMPN 2 Bukit Kemuning, penulis
mencoba mengembangkan sistem pembelajaran inovatif yang dikembangkan dalam
penelitian ini. Rancangan pembelajaran yang dikembangkan ialah rancangan
pembelajaran Model Networked. Diharapkan dengan model ini, siswa mampu memahami
pengertian serta seluk beluk materi IPS secara komprehensif.
Sumber :
Sulistyo, I., Darsono, D., & Pujiati, P. (2014). Model Networked Dalam Pembelajaran
IPS Berkarakter. Jurnal Studi Sosial/Journal of Social Studies, 2(3).

4. Kasus 4
Selama ini pengajaran pembelajaran IPA masih dilaksanakan secara terpisah.
Mata pelajaran kimia hanya membahas tentang konsep kimia saja tanpa dihubungkan
dengan konsep lain seperti biologi atau kajian ilmu lainnya yang berkaitan dengan konsep
tersebut. Pencapian standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA masih
dilakukan sesuai dengan bidang kajian masing-masing tanpa ada keterpaduan di
dalamnya. Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti menetapkan model yang
digunakan adalah pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dari suatu tema tertentu
yang mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu
dikaitkan dengan konsep yang lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan,
baik dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajar siswa

12
maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Meninjau dari segala fakta dan
permasalahan yang ada, maka pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang
sesuai untuk diimplementasikan di kelas dalam mempelajari materi zat aditif dan materi
zat makanan serta fungsinya bagi kesehatan. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa
baik secara individual maupun secara kelompok aktif dalam mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara histolik dan otentik.
Sumber :
Sarina, Y., & Enawaty, E. Penerapan Model Networked Berlatar Kooperatif dengan Tema
Bahan Kimia dalam Makanan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa
(JPPK), 4(11).

5. Kasus 5
Pembelajaran Matematika di SD banyak mengalami hambatan, hal ini disebabkan
oleh kondisi siswa yang kurang motivasi belajar, sulit berkonsentrasi saat belajar
sedangkan guru dihadapkan oleh kurikulum pendidikan yang menuntut berbagai
kompetensi siswa dalam matematika, karena secara nyata banyak ditemukan, terutama
pada pelajaran matematika kelas V, siswa tidak cakap pada keterampilan dasar
Matematika seperti operasi perkalian dan pembagian.
Berdasarkan permasalahan tersebut guru merasa perlu melakukan suatu terobosan
baru dalam proses pembelajaran yaitu penerapan pembelajaran terpadu dan terintegrasi
pada beberapa masalah sesuai dengan kebutuhan siswa, karena dengan model
pembelajaran tersebut siswa terkondisi dan konsentrasi pada hal-hal yang berkaitan
dengan materi yang sedang dipelajari, sehingga mendukung siswa untuk berkembang
kearah berfikir kritis dan kreatif yang merupakan bagian dari aspek kecerdasan serta
untuk melatih siswa memahami konsep yang abstrak baik secara verbal maupun
nonverbal dan menuntut guru untuk membantu perkembangan melalui pendekatan
pembelajaran terpadu.
Sumber :
Suanah, S. (2019). Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu Networked untuk
Meningkatkan Pemahaman tentang FPB dan KPK dalam Pelajaran

13
Matematika. Indonesian Journal of Primary Education, 2(2), 82-90.
https://doi.org/10.17509/ijpe.v2i2.15105

14
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Model networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi bila dilaksanakan


dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa mampu memfilter (memilih)
seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan kemampuan membuat hubungan
internal dan mampu memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau
bidang-bidang terkait.
Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak sekolah
dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat di Indiana sejak hari
anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk pengetahuan Indian membawa dia
membaca buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik.
Model ini terdengar seperti jaringan berita yang menarik yang tersaji dalam gambar dan
cerita yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Model networked ini mirip dengan sinyal
satelit yang bertebaran dan menerima sinyal dari berbagai arah.
Kelebihan dari model jaringan ini salah satunya pendekatan pembelajaran terintegrasi
ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik memulai pencarian dan
mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri.
Sebuah metode tertentu tampaknya mengundang dan berguna, tapi kadang menjadi
sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang dengan harga yang harus dibayar.
Kelemahannya adalah bahwa model jaringan, jika dibawa ke ekstrem, dapat menyebarkan
minat yang terlalu tipis dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik
sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif.
Tutor atau mentor sering menyarankan penggunaan model jaringan untuk memperluas
cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan.

B. SARAN

Sebelum mengembangkan kurikulum sebaiknya kita mengembangkan hasil-hasil


belajar. Pengembangan kurikulum sebaiknya mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Pemerolehan hasil belajar pada dasarnya adalah bagaimana menyiapkan peserta
didik menjadi individu yang kreatif dan kritis dengan mendasarkan pada keberanian, mampu

15
mengembangkan komunikasi dan interaksi inter dan antar personal baik dengan teman
maupun musuh. Pelaksanaan model pembelajaran terpadu di sekolah harusnya didukung
dengan kemampuan dan kesiapan guru yang optimal serta media pembelajaran yang
memadai, menuntut adanya kreativitas dan inovasi guru dalam pengembangan pembelajaran,
bertotal dan dikembangkan dari kurikulum yang sudah terpadu.

DAFTAR RUJUKAN

16
Fogarty, Robin. 1991. The Mindful School How to Integrate the Curricula. IRI/Skylight
Publishing, Inc.Palatine, Illinois.
Gunarti, Winda, Lilis, Azizah muis. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar anak Sekolah Dasar. Jakarta: UT.
Julianto. 2010. Kajian teori dan Kesimpulan Model Pembelajaran Terpadu dalam Pembelajaran
dikelas. Surabaya: Unesa University Press.
Saefudin,U, Rukmana. 2007. Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press.
Sudjana. Nana. 1988. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Trianto. (2013). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, Dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (PAUD 2013). Bumi Aksara.
Unedia, A. (2018). Project-Based Approach in Immersed Model To Improve Teachers’
Competence in Desigining Learning. JURNAL INDRIA (Jurnal Ilmiah Pendidikan
Prasekolah Dan Sekolah Awal), 3(2), 72–83. https://doi.org/10.24269/jin.v3n2.2018.pp72-
83
Y. Padmono. Dr. Pembelajaran Terpadu atau Kurikulum Terpadu
(1).http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/pembelajaran-terpadu-atau-kurikulum-
terpadu-1/. Akses pada 20 April 2022 Pukul 20:07:06

17
INDEKS

Model, .....................................................................1, i, ii, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17

Networked,.............................................................................. 1, i, ii, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14

Pembelajaran, ...........................................................................1, i, ii, 1, 2, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 17

Terpadu, .....................................................................................................1, i, ii, 2, 7, 10, 11, 12, 14, 17

18

Anda mungkin juga menyukai