Anda di halaman 1dari 12

DINAMIKAKEPENGHULUAN DI MASYARAKAT1

Oleh: Multazam2

A. Penghulu: Istilah,Tugas dan Fungsinya dalam Lintas Sejarah


Penghulu berasal dari suku kata ”hulu” yang berarti kepala, dan menjadi
kata Penghulu yang yang berarti kepala yang khusus menangani sesuatu yang
berkaitan dengan urusan agama Islam. 3Penghulu dalam bahasa Melayu kuno
adalah ”pa’hulu” yang artinya sama dengan raja atau sama dengan datuk. Setelah
masuknya pengaruh Islam, sebutan penghulu mempunyai tugas dan wewenang
dalam legalitas suatu perkawinan dalam Islam, Penghulu Nikah atau Tuan
Kadhi.4Tidak ada penyebutan yang seragam bagi Penghulu.Di Jawa disebut
pangulu atau pengulu, di Melayu disebut penghulu, di Sunda panghulu, dan di
Madura dinamai pangoloh.Dalam beberapa hal, fungsi penghulu di Jawa sama
dengan kadi (qadli) di Kesultanan Melayu. Namun, tugas dan fungsi penghulu lebih
luas dari kadi.
Pada masakerajaan Islam tugas dan fungsi pengulu pada kerajaan-kerajaan
Jawa hampir sama dengan fungsi kadi atau qadi, atau bahkan Syaikhul Islam pada
kerajaan Islam di luar Jawa, seperti Samudra Pasai, Malaka dan Aceh. Kadi dan
Syaikh Islam berperan penting tidak hanya dalam urusan agama, tetapi juga
masalah diplomatik.Jadi dapat dikatakan fungsi penghulu pada masa ini sangatlah
strategis.Bahkan di masa Mataram, Sultan Agung (1613 - 1645) mengangkat ulama
sebagai pejabat anggota Dewan Parampara (Penasihat Tinggi Kerajaan).Selain itu
terdapat Mahkamah Agama Islam yang mengurus soal-soal umat Islam.Mahkamah
agama Islam bentukan Sultan Agung ini di kepalai oleh Penghulu.5
Tugas dan fungsi penghulu pada awal masa penjajahan Kolonial masih
hampir sama dengan masa kerajaan Islam. Pada mulanya, politik kolonial Belanda
sebenarnya cukup menguntungkan posisi hukum Islam, dengan dikeluarkannya

1
Disampaikan dalam acara Pelatihan Kepenghuluan Fak. Syariah UIN KHAS Jember
2
Kepala KUA Kecamatan Semboro – Jember
_____________________________
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Cetakan IV, Pn
Balai Pustaka, 1997), hlm. 850.
4
Ibn Qayim Ismail, Kiyai Penghulu Jawa: Peranannya di Masa Kolonial, (Jakarta: Gema Insani Press,
1997) , hlm. 82
5
Ibn Qayim Ismail, Kiyai Penghulu Jawa......... hlm. 59.

1
Staatsblaad No. 152 Tahun 1882 yang mengatur sekaligus mengakui adanya
lembaga Peradilan Agama di Jawa dan Madura, dengan tanpa mengurangi legalitas
mereka dalam melaksanakan tugas peradilan sesuai dengan ketentuan fiqh.6
Namun lambat laun sejak tugas dan fungsi Penghulu mengalami
penyempitan.Kewenangan penghulu terbatas pada hukum keluarga.Persoalan
kriminal, pidana, dan perdata ditangani pengadilan negeri (landraad).Penghulu
biasa dipanggil Kanjeng Penghulu Landraad.7Sejak inilah perbedaan peran antara
penghulu yang bekerja untuk raja atau untuk bupati, dengan kyai yang independen
dan terkonsentrasi di pesantren di luar pusat kekuasaan mulai terlihat.
Pada awal kemerdekaan istilah penghulu tidak terdapat dalam pelaksanaan
hukum Islam di Indonesia, namun istilah lain yang digunakan dalam pelaksanaan
hukum Islam adalahPegawai Pencatat Nikah. Sesuai namanya, tugas dan
fungsiPegawai Pencatat Nikahdibatasi pada pengawasan dan pencatatan nikah,
talak dan rujuk.8Sedangkan tugas dan fungsi dalam hukum Islam yang lain
sepertimemeriksa dan memutuskan perselisihan perkara perdata dan ekonomi
syari’ah (mua’malah)menurut hukum Islam ada pada tugas dan kewenangan hakim
Pengadilan Agama.9Adapun pelaksanaan hukum Islam di bidang di bidang ibadah
(fiqh ’ibadah), bidang ibadah keyakinan dan kepercayaan (’aqidah),dan bidang
moral/akhlak (tasawuf) ada pada tugas dan fungsi Penyuluh Agama Islam.
Tugas pengawasan dan pencatatan yang dimaksudkan adalah hadir ketika
akad nikah dan memeriksa calon suami, calon istri dan wali tentang ada tidaknya
halangan untuk menikah termasuk ketentuan syarat dan rukunnya.Penunjukan dan
penempatan Pegawai Pencatat Nikahdilakukan oleh Menteri Agama.10Selanjutnya
Pegawai Pencatat Nikah dijabat oleh Kepala Kantor Urusan Agama.11
Pada perkembangan selanjutnya, istilah Penghulu muncul kembali dalam
pelaksanaan hukum Islam di Indonesia, ketika pengangkatan Penghulu sebagai

6
Munawir Sjadzali, Landasan Pemikiran Politik Hukum di Indonesia dalam Rangka Menentukan
Peradilan Agama di Indonesia, dalam Tjua Suryaman, Politik Hukum di Indonesia, Perkembangan dan
Pembentukannya, (Cet. I: Bandung: Raja Rosdakarya, 1991), hlm. 43-44.
7
Ibn Qayim Ismail, Kiyai Penghulu Jawa......... hlm. 82.
8
Undang-Undang No. 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk, pasal 1 dan 2.
9
Lihat: Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957, Pasal 4 ayat (2) dan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama..
10
Lihat Bab Memori Penjelasan pasal-pasal Undang-Undang No. 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan
Nikah, Talak dan Rujuk.
11
Peraturan Menteri Agama RI Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah, pasal 2.

2
jabatan fungsionaldan bertugas sebagai Pegawai Pencatat Nikah.12Penghulu selain
mempunyai tugas dalam Pencatat Nikah, mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai Pengawas nikah-rujuk dan kegiatan kepenghuluan.13
Sebagai pejabat fungsional, jenjang jabatan dan jenjang pangkat Penghulu
berdasarkan angka kredit.Angka kredit yang menjadi penilaiannya adalah unsur
utama dan unsur penunjang.Unsur utama melilputipendidikan, pelayanan dan
konsultasi nikah/rujuk, pengembangan kepenghuluan sertapengembangan profesi
Penghulu. Sedangkan unsur penunjang meliputi;a) pembelajaran dan atau pelatihan
di bidang kepenghuluan dan hukum Islam, b) keikutsertaan dalam seminar,
lokakarya atau konferensi, c) keanggotaan dalam organisasi profesi Penghulu, d)
keanggotaan dalam tim penilai jabatan fungsional Penghulu, e) keikutsertaan dalam
kegiatan pengabdian masyarakat, f) keanggotaan dalam delegasi misi keagamaan,
g) perolehan penghargaan/tanda jasa dan, h) perolehan gelar kesarjanaan lainnya.14
Penghulu sebagai Pegawai Pencatat Nikah yang menjabat sebagai Kepala
Kepala Kantor Urusan Agamaharus melepas jabatan fungsionalnya dan berganti
jabatan struktural. Hal ini berdasarkan pada ketentuan pasal 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2005 tentang larangan menduduki jabatan rangkap
bagi Pegawai Negeri Sipil. Meskipun demikian, penghulu yang menduduki jabatan
sebagai Kepala Kepala Kantor Urusan Agama tetap melakukan tugas dan
fungsinya dalam kepenghuluan.
Penghulu sebagai Pegawai Pencatat Nikah yang menjabat sebagai Kepala
Kepala Kantor Urusan Agama akhirnya kembali lagi sebagai jabatan fungsional
sejak tahun 2016 sejak berlakuknya Peraturan Menteri Agama Nomor 34 Tahun
2016 tentang Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan. Sehingga tiga
istilah Penghulu, Pegawai Pencatat Nikah dan Kepala Kepala Kantor Urusan

12
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
Penghulu Dan Angka Kreditnya.
13
Penghulu, adalah Pegawai Negeri Sipil sebagai Pegawai Pencatat Nikah yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk melakukan pengawasan nikah/rujuk menurut agama
Islam dan kegiatan kepenghuluan. (lihat: Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
Nomor 9 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Penghulu Dan Angka Kreditnya)
14
Peraturan Menteri Pendayagunaan................ pasal 7.

3
Agamaadalah sama, yaitumelakukan hukum agama Islam yang bertugas di Kantor
Urusan Agama di tingkat kecamatan.15
Tugas dan fungsi Penghulu dalam pelaksanaan hukum Islam mulai
mengalami perluasan dari sebelumnya. Pelaksanaan hukum Islam yang menjadi
tugas dan fungsi Penghulu tidak hanya dalam bidang pernikahan tetapi diperluas
pada masalah mu’amalah dan ahwal as-syaksiyah. Kegiatan kepenghuluan yang
dimaksud adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh Penghulu
meliputiperencanaan kegiatan kepenghuluan, pengawasan, penasihatan,dan
pemantauan pelanggaran ketentuan nikah/rujuk serta pelayanan fatwa hukum
munakahat dan bimbingan muamalah, pembinaan keluarga sakinah, dan
pemantauan serta evaluasinya.16
Selain kegiatan kepenghuluan, Penghulu diberi tugas untuk melakukan
pengembangan kepenghuluan. Yang dimaksud pengembangan kepenghuluan
adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan Penghulu meliputi:a) pengkajian
masalah hukum munakahat (bahsul masail munakahat dan ahwal as-syaksiyah), b)
pengembangan metode penasihatan, konseling dan pelaksanaan nikah/rujuk, c)
pengembangan pelayanan nikah/rujuk, d) penyusunan kompilasi fatwa hukum
munakahat dan, e) koordinasi kegiatan lintas sektoral di bidang nikah dan rujuk
serta bimbingan wakaf, zakat, hisab rukyat dan ekonomi ummat.17Selain tugas-
tugas tersebut, penghulu berwenang menjadi wali hakim.18Adanya kewenangan
penghulu sebagai wali hakim apabila calon pengantin perempuan; 1) tidak
mempunyai wali nasab, 2) adanya wali mungkin dapat dihadirkan atau tempat
tinggalnya tidak diketahui (ghaib) atau, 3) wali nasabnya enggan (adhal).19

15
Peraturan Menteri Agama Nomor 34 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama
Kecamatan, Pasal 6.
16
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Nomor 9 Tahun 2019.
17
Peraturan Menteri Pendayagunaan................ pasal 1.
18
Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2005 tentang Wali Hakim, Pasal 3. Menurut jumhur ulama
Wali hakin adalah sultan (penguasa) atau wakil sultan (penguasa) yang berwewenang dalam bidang
perkawinan berdasarkan pada hadits ,Sultan bertidak sebagai wali bagi
seorang (perempuan) yang tidak mempunyai wali. (lihat: Ahmad bin Ibrahim, Kifayatul Ahyar fi Halli
Ghayati al Ikhtishar, Juz 2, (Surabaya: Dar Nasyr Mishriyah, tt) hlm. 52.
19
Kompilasi Hukum Islam, pasal 23.

4
B. Problem dan TantanganPenghuludi Masyarakat
Melihat tugas dan fungsinya sebagai pelaksana (praktisi) hukum Islam,
Penghulu dituntut mempunyai kemampuan dan kapabilitas di bidang hukum
Islam.Dalam pengangkatan sebagai Penghulu, kualifikasi pendidikan yang harus
dimiliki adalah sarjana (S1) Syariah atau Sarjana Agama Islam pada perguruan
tinggi yang terakreditasi.20 Selain itu, salah satu komptensi teknis penghulu adalah
kemampuan dalam membaca Al-Qur’an dan maknanya, kemampuan membaca kitab
kuning khususnya yang berkaitan dengan fiqhMunakahat dan permasalahan
munakahat kontemporer, serta kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa Arab dan atau bahasa Inggris.21Kompetensi lain yang sangat penting harus
dimiliki penghulu adalah Membangun Hubungan Kemitraan (MHK).22Kompetensi
ini sebenarnya adalah kemampuan untuk menjalin dan membina kerjasama, serta
mengembangkan hubungan dan jaringan strategis dalam melaksanakan tugas dengan
mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, politik, dan regulasi dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Kemampuan untuk melakukan kerjasama yang efektif
dengan orang lain dalam kelompok kerja baik di dalam maupun di luar organisasi.
Kemampuan mengaktualisasikan diri dan kemampuan dalam strategi
pelaksanaan hukum-hukum Islam sesuai Kompilasi Hukum Islam menjadi suatu
keniscayaan.Terlebih lagi semakin pesatnya digitalisasi sekarang ini, menuntut
Penghulu untuk up to date terhadap problem dan isu-isu keagamaan kontemporer.
Berikut ini akan diuraikan problem-problem yang terjadi masyarakat
Belakangan ini fenomena yang kerap muncul seputar pernikahan, yaitu
a. Nikah siri
Praktek nikah sirri yang terjadi di Indonesia adalah pernikahan yang
dilakukan diluar pengawasan Kantor Urusan Agama.Akibatnya praktek
pernikahan seperti ini tidak tercatat dan tidak mendapat legalitas negara dalam
keabsahannya.Karenanya, praktek nikah sirri di Indonesia kerap kali disebut
dengan nikah di bawah tangan.

20
Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 16 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Penghulu.
21
Ibid, hlm. 6.
22
Ibid, hlm. 15.

5
Praktek nikah sirri di Indonesia baik secara konsep maupun praktek tidak
sama dengan nikah sirri yang ada dalam konsepsi nikah sirri dalam penjelasan-
penjelasan kitab-kitab fikih klasikatau kitab kuning. Dalam penjelasan-
penjelasan kitab-kitab fikih, nikah sirri haram dilakukan karena prakteknya tidak
memenuhi syarat dan rukun nikah.Berbeda dengan praktek di Indonesia, nikah
sirri sudah dinyatakan memenuhi syarat dan rukun, namun tidak tecatat.
Kendati demikian, para pakar hukum Islam di Indonesia berbeda
pendapat dan pro-kontra terhadap sahnya nikah sirri di indonesia melihat akibat
hukumnya yang ditimbulkan. Telah banyak penelitian akibat hukum yang
ditimbulkan oleh praktek nikah sirri, mulai perlindungan hukum terhadap hak
perempuan dan anak, aspek sosial-ekonomi maupun hak hukum kewaritsan.
Perdebatan hukum dalam praktek nikah sirri hingga sekarang ini terus
berlanjut dan tiada ujungnya.Berbagai upaya telah dilakukan untuk meniadakan
praktek nikah sirri.Munculnya RUU pemidanaan pelaku nikah sirri menuai pro-
kontra di kalangan pemangku jabatan dan masyarakat luas.23Alhasil hingga kini
RUU tersebut tidak kunjung disahkan.Kekhwatiran selanjutnya, munculnya
prostitusi berkedok nikah siri seperti yang telah terjadi di tahun 2015 dengan
kemasan nikahsirri.com, atau maraknya kawin kontrak.
Terjadinya pro-kontra tersebut terjadi karena unifikasi hukum
perkawinan Islam dalam tataran prakteknya belum diterima sepenuhnya oleh
masyarakat. Hal ini terjadi karena masih adanya sekat dan kesenjangan antara
hukum perkawinan Islam sebagai hasil dari unifikasi (positif laws)
denganhukum perkawinan Islam yang berjalan di masyarakat sebagai hasil dari
pemahaman yang diambil dari kitab-kitab klasik/kitab kuning (living laws). Oleh
sebab itu, Penghulu sebagai praktisi hukum Islam di Indonesia khusunya hukum
perkawinan harus meningkatkan kemampuannya untuk meliterasikan hukum
perkawinan Islam di tengah-tengah masayarakat.
b. Pernikahan beda Agama
Pada awal tahun 2022 ini saja sudah terjadi pernikahan beda agama yang
menghebohkanpublic, yaitu pernikahan beda agama yang terjadi di Semarang

23
Dalam pasal 143 RUU Hukum Materil Peradilan Agama Bidang Perkawinan telah mengatur setiap
orang yang dengan sengaja melangsungkan perkawinan tidak di hadapan PPN dipidana dengan
ancamanbervariasi baik berupa kurungan maupun denda.

6
dan Pontianak.24Tidak tanggung-tanggung peristiwa dilakukan oleh pasangan
yang notabene adalah public figur yang seharusnya menjunjung tinggi peraturan
perkawinan yang berlaku di Indonesia dan menjadi contoh bagi masyarakat yang
lain.Kedua pasangan itu adalah mempelai pria beragama Katolik, sedangkan
mempelai perempuan beragama Islam. Mempelai perempuan bahkan masih
mengenakan hijab ketika menjalani proses pernikahan tersebut.
Pandangan agama Islam terhadap perkawinan beda agama, pada
prinsipnya tidak memperkenankannya. Dalam al-Qur’an dengan tegas dilarang
perkawinan antara orang Islam dengan orang musyrik seperti yang tertulis dalam
surat al-Baqarah ayat 221.25 Namun demikian, masih banyak perdebatan di
kalangan fuqaha mengenai diperbolehkannya nikah beda agama. Larangan
perkawinan dalam surat al-Baqarah ayat 221 itu berlaku baik bagi laki-laki
maupun wanita yang beragama Islam untuk kawin dengan orang-orang yang
tidak beragama Islam. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa mereka
yang tidak beragama Islam itu musyrik.
Peraturan soal pernikahan di Indonesia dalam Pasal 2 ayat 1 UU Nomor
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan berbunyi "Perkawinan adalah sah apabila
dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya
itu".Kompilasi Hukum Islam telah mengatur perkawinan antarpemeluk agama
dalam bab larangan perkawinan. Pasal 40 huruf (c) Kompilasi Hukum Islam
menyatakan bahwa dilarang melangsungkan perkawinan seorang pria dengan
seorang wanita yang tidak beragama Islam.

24
Sempat menuai pro kontra, terjadi di dua kota, Semarang dan Pontianak jadi spotlight publik. Sempat
menuai pro kontra, pernikahan beda agama terjadi di dua kota, Semarang dan Pontianak jadi spotlight
publik.Kembali, pernikahan beda agama terjadi juga di Jakarta. Adalah staf khusus Presiden Jokowi Ayu
Kartika Dewi yang melangsungkan pernikahan beda agama dengan Gerald Sebastian. Akad nikah dan
(www.suaramerdeka.com/tag/pernikahan-beda-agama pemberkatan digelar pada Jumat 18 Maret 2022)
25



221. Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya
wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu.dan janganlah
kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu.mereka
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.

7
UU Perkawinan itu menitikberatkan pada hukum agama dalam
melaksanakan perkawinan, sehingga penentuan boleh tidaknya perkawinan
tergantung pada ketentuan agama.Selain itu, dalam Pasal 8 huruf (f) berbunyi
"Perkawinan dilarang: mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau
peraturan lain yang berlaku, dilarang kawin."Artinya, bila hukum agama tak
memperbolehkan perkawinan beda agama, maka tidak boleh pula menurut
hukum negara. Boleh atau tidaknya perkawinan beda agama tergantung pada
ketentuan agamanya.
Mengenai nikah beda agama ini, pada tahun 2015 sudah dilakukan
yudisial review ke Mahkamah Konstitusi (MK). Gugatan itu dilayangkan
lantaran para penggugat menilai perkawinan beda agama tidak sah oleh negara
dalam aturan tersebut. Penggugat menganggap larangan pernikahan beda agama
telah melanggar hak konstitusional warga negara.Mahkamah Konstitusi (MK)
juga menolak permohonan pengujian Undang-Undang tentang Perkawinan beda
agama ini.
Majelis Ulama Indonesia mengantakan bahwa pernikahan beda agama
tidak sah. Fatwa MUInomor 4/MUNAS VII/MUI/8/2005, bahwa “(1)
Perkawinan beda agama adalah haram dan tidak sah.(2) Perkawinan laki-laki
Muslim dengan wanita Ahlu Kitab, menurut qaul mu’tamad, adalah haram dan
tidak sah.” Fatwa ini diputuskan setelah merujuk sejumlah firman Allah SWT
yaitu An Nisa ayat 3, Surat Ar Ruma ayat 21, surat At Tahrim ayat 6, surat Al
Baqarah ayat 221, dan surat Al Mumtahanah ayat 10.
c. Pernikahan sesama jenis /LGBT
Di Indonesia LGBT sudah merebah ke beberapa daerah dan kota-kota
besar.Perilaku yang menyimpang ini begitu meresahkan seluruh elemen
masyarakat khususnya yang berada di Indonesia.LGBT ini sudah dianggap
merusak peradaban manusia dan menyalahi aturan dalam eksistensi
manusia.Beberapa negara di dunia memang telah melegalkan pernikahan
sesama jenis ini, tetapi tidak dengan Indonesia.Karena mayoritas penduduk
Indonesia yang beragama, menjadi salah satu penentang hubungan jenis ini
dilegalkan.

8
LGBT telah ada sejak zaman dahulu, bukan merupakan sebuah perilaku
manusia modern. Dalam sejarahnya, fenomena LGBT ini dikaitkan dengan kisah
Nabi Luth yang dijelaskan dalam Al-Quran Surah Al-A’raaf (7): 80-84.26Majelis
Ulama Indonesia (MUI) sendiri telah mengeluarkan Fatwa Nomor 57 Tahun
2014 Tentang Lesbian, Gay, Sodomi dan Pencabulan. Dalam fatwa tersebut
dijelaskan bahwa Hadd adalah jenis hukuman atas tindak pidana yang bentuk
dan kadarnya telah ditetapkan oleh nash. Majelis Ulama Indonesia
(MUI)menegaskan bahwa melegalkan aktivitas seksual sesama jenis dan
orieentasi seksual menyimpang lainnya adalah haram. Para pelaku
homoseksual, baik lesbian, gay, dan biseksual dikenakan hukuman hadd dan
ayau ta’zir oleh pihak yang berwenang.Sementara Ta’zir, adalah jenis hukuman
atas tindak pidana yang bentuk dan kadarnya diserahkan kepada ulil amri atau
pihak yang berwenang menetapkan hukuman.Pada korban dari kejahatan
tersebut, para pelakunya harus dikenakan pemberatan hukuman hingga hukuman
mati.27
Pro-kontra pernikahan sesama jenis di Indonesia terjadi dengan dalih Hak
asasi manusia. Johanna Purba, Peneliti dari Pusat Hukum dan Kebijakan,
mempertanyakan dasar pemidanaan bagi para pelaku homoseksual
mengingat Indonesia telah meratifikasi Kovenan Internasional tentang
Hak-hak Sipil dan Politik (ICCPR) dan UU HAM yang mengatur jaminan

26






80. Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (ingatlah) tatkala Dia berkata kepada
mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu[551], yang belum pernah dikerjakan oleh
seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"81. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan
nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.
82. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari
kotamu ini; Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri."83. Kemudian
Kami selamatkan Dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; Dia Termasuk orang-orang yang
tertingmgal (dibinasakan).84. Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); Maka perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.
27
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 57 Tahun 2014 .

9
hak dan kesamaan di depan hukum serta hak berekspresi.28 Namun upaya
pemerintah dalam pelarangan nikah sesama jenis ini terus dilakukan
dengan mempidakan pelaku nikah sesama jenis. Salah upaya yang
dilakukan adalah dalam RUU hukum pidana. Meskipun dalam RUU
tersebut secara teks tidak memidanakan LGBT namun perbuatan cabulnya.
Menkopolhukam Mahfud MD menyebut bahwa aturan tentang LGBT
telah diatur dalam RKUHP yang ditargetkan disahkan pada akhir masa sidang
pada Juli tahun 2022 ini.Pernyataan itu menjawab desakan publik yang
menghendaki adanya sanksi terhadap komunitas LGBT.Mantan ketua
Mahkamah Konstitusi (MK) ini berkata jika nanti ada yang tidak setuju dengan
rumusan RUU KUHP tentang LGBT setelah disahkan, maka bisa diperkarakan
kembali lewat uji materi di MK.29
d. Nikah Online
Nikah Online belakangan ini marak diperbincangkan publik.Pasalnya,
seiring dengan kemajuan zaman, teknologi pun ikut berkembang pesat hingga
informasi tak sulit didapat.Jejaring media sosial sebagai penyalur berita terkini
tidak hanya informasi seputar selebriti, namun persoalan nikah online dengan
segala kemudahannya terus disuguhkan.Hal ini tentu menimbulkan banyak
kontroversi dan membuat masing-masing individu saling beradu argumentasi.
Perbincangan nikah online mengemuka kembali di masa pandemi Covid-
19 terkait adanya kebijakan social distancing untuk menekan penyebaran
Coronavirus di Indonesia.Kebijakan social distancing ini mengakibatkan hampir
seluruh proses pelayanan pemerintahan terhadap masyarakat menjadi online, hal
tersebut disebabkan salah satu poin dari kebijakan social distancing ini yaitu
WFH (Work From Home) atau bekerja dari rumah. Tak pelak lagi persoalan
nikah Online pun ramai lagi di perbincangkan.
Dalam peraturan perundang-undangan perkawinan di Indonesia belum
diatur secara spesifik tentang kebolehan nikah online tersebut. Karenanya,
penghulu tetap diharuskan menggunakan dan mengacu pada peraturan

28
Dandy Koswaraputra,“Di tengah sentimen anti-LGBT, Indonesia akan pidanakan kelompok gay”, 25
Mei 2022 , https://www.benarnews.org/indonesian/berita/sentimen-lgbt-rkuhp-pidanakan-
homoseksualitas-05242022170122.html
29
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-61567481

10
perundang-undangan perkawinan yang sudah ada. Pada dasarnya suatu akad
pernikahan apabila telah memenuhi segala rukun dan syaratnya secara lengkap
menurut yang telah ditentukan seperti menurut hukum Islam ataupun perundang-
undangan, maka akad pernikahan yang demikian itu disebut akad pernikahan
yang sah dan mempunyai implikasi hukum.
Pada Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam (KHI) untuk melaksanakan suatu
pernikahan harus meliputi : 1. Calon Suami; 2. Calon Isteri; 3. Wali Nikah; 4.
Dua Orang Saksi; dan Ijab dan Qabul. Selain itu ada sebuah kesepakatan bahwa
pernikahan itu dipandang sebagai sebuah akad.Akad (kontrak) yang terkandung
dalam isi UU No 1/1974 dan KHI sebenarnya merupakan pengertian yang
dikehendaki oleh undang-undang.Dengan demikian dapat dipahami bahwa ijab
dan qabul merupakan perjanjian tidak bernama yang muncul sebagai bentuk
perkembangan perjanjian dalam masyarakat.Unsur yang fundamental dan
menjadi bagian esensi terhadap keabsahan suatu akad pernikahan karena dengan
adanya ijab dan qabul, berarti ada yang mengucapkan ijab dan ada yang
mengucapkan qabul.Jika suatu akad pernikahan kurang satu atau beberapa rukun
dan syaratnya maka pernikahan tersebut dipandang tidak sah.Tidak sahnya suatu
akad pernikahan dapat terjadi diakibatkan tidak terpenuhinya salah satu diantara
beberapa rukun.
Wahbah Az-Zuhaili dalam kitabnya Fiqh Islam Wa-Adillatuhu
menjelaskan bahwa menurut kesepakatan para ulama, dalam shigat akad (ijab
dan qabul) disyaratkan empat hal: 1) Kesesuaian dan ketepatan kalimat ijab
dengan qabul. 2) Orang yang mengucapkan kalimat ijab tidak boleh menarik
kembali ucapannya. 3) Diselesaikan pada waktu akad. 4) Dilakukan dalam satu
majelis (ittihād al-majlis).30 Keabasahan hukum nikah online tidak bisa terlepas
dengan rukun dan syarat pernikahan dan erat kaitannya dengan makna
substansial ittihād al-majelis (satu majelis) dalam suatu syarat akad nikah, dan
hal ini sangat kompleks karena terdapat beragam sudut pandang dari para ulama
mazhab berkaitan hal ini,diantaranya ada yang menginterpretasikan persyaratan
ittihād almajelis adalah menyangkut keharusan kesinambungan waktu (zaman)
antara ijab dan Kabul, bukan menyangkut kesatuan tempat (makan). Dan

30
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa-Adillatuhu, Darul Fikri, Damaskus, Suriah, 1985

11
adapula yang menginterpretasikan bahwa bukan saja menyangkut keharusan
kesinambunganwaktu (zaman) antara ijab dan Kabul, tetapi juga mengandung
persyaratan lain, yaitu al-mu'ayyanāh (berhadap-hadapan), yakni menyangkut
kesatuan tempat (makan).31
Ijtima Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan akad nikah
yang digelar secara online atau daring hukumnya tidak sah jika tak memenuhi
salah satu syarat sah ijab kabul akad pernikahan.Ketua MUI Asrorun Niam
Soleh mengatakan keputusan itu merupakan hasil forum Ijtima Ulama.Jika calon
mempelai pria dan wali tidak bisa berada dalam satu tempat secara fisik, maka
ijab kabul dalam pernikahan dapat dilakukan dengan cara tawkil atau
mewakilkan.Namun, apabila para pihak tidak bisa hadir dan atau tidak mau
mewakilkan, maka pelaksanaan akad nikah secara online dapat dilakukan
dengan syarat adanya ittihadul majelis, lafadz yang sharih, dan ittishal.32

31
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Analisis Yurisprudensi
dengan Pendekatan Ushuliyyah, (Jakarta: kenana, 2010), h. 3-8.
32
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211111162037-20-719856/mui-akad-nikah-online-tak-sah-
jika-tidak-sesuai-syarat-ijab-kabul

12

Anda mungkin juga menyukai