Anda di halaman 1dari 2

Keluar cairan pada vagina

Keputihan

Merupakan bagian dari perubahan fisiologi yang terjadi. Perlu diwaspadai munculnya
keabnormalan bila keputihan menimbulkan sensai gatal dan adanya rasa panas, berbau,
berwarna serta disertai adanya perubahan pada alaat strukturalat genital. Keadaan
tersebut perlu dicurigai timbulnya infeksi mikroorganisme, baik yang disebabkan oleh
mikroorganisme unopportunistik maupun factor genetik. Tidak semua penyakit menular
seksual menimbulkan keluhan gejala berupa keputihan, namun sebagaian infeksi
menular seksual didahului dengan pengeluaran keputihan.

Peningkatan cairan serviks selama kehamilan karena pengaruh peningkatan


vaskulariasasi dan hyperaemia pada bagian serviks vagina dan perineum. Hal ini
disebabkan terjadi pengentalan mukosa, jaringan iat melonggar dan sel-sel otot polos
hiperropi. Akibat tingginya kadar estrogen memicu peningkatan jumlah glikogen
padaepithelium vagina yang di produksi oleh lactobacillus acidophilus-dordeliin dan
menyebabkan PH vagina menjadi asam. ( Bayu Irianti dkk., 2014)

Keluar cairan pervaginam, Penyebabnya memungkinkan adanya serviks inkompeten,


ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion), kelainan bawaan dari
selaput ketuban,dan  infeksi.Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda
yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya
suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya
ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil muda) atau pada pertengahan atau pada
akhir kehamilan (hamil tua). (Ambarwati, Eny Retna, dkk. 2009.)

Keputihan dapat digolongkan menjadi 2:

a. Keputihan patologis
Baik virus, mikroplasma, jamur maupun bakteri, keseluruhan memiliki
karakteristik penularan yang sama, yaitu sebagian besar menginfeksi mellaui
hubungan seksual. Adanya factor resiko berupa rendahnya sistem kewkebalan
tubuh memberikan peluang bagi mikroorganisme masuk dan menginpasi sel-sel
epitel dan mukosa vagina. Pada waktu yang bersamaan sistem kekebalan tubuh
akan memberikan pengalaman terhadap serangan mikroorganisme. Namun,
karena kekebalan tubuh yang rendah maka amikroorganisme berhasil
mengambil alih target dan melakukan replikasi materi genetika ( pada invasi
yang disebabkan oleh virus ) sehingga terjadi pertumbuhan sel-sel yang
abnormal dan menimbulkan gejala seperti keluarnya keputihan yang
menimbulkan sensasi gatal adanya rasa panaas, berbau, berwarna dan disertai
adanya perubahan pada alat genetal. Sebagai tanda adanya infeksi yang
diakibatkan oleh virus, mikroplasma, jamur maupun bakteri.
(sumber: Bayu iriyanti , erda Mutiara, dkk.2013 Asuhan kehamilan berbasis
bukti. Jakarta. Penerbit : CV sagung seto )
b. Keputihan fisiologis
Keputihan fisiloogis atau normal biasanya terjadi pada saat masa subur, serta
saat sesudah dan sebelum menstruasi. Dan pada wanita hamil keputihan normal
disebabkan peningkatan kadar estrogen. Prolactin, oksoitosin, dan progesteron.
Tanda keputihan normal yaitu tidak gatal, tidak berbau, tidak panas, bening,
serta pH 4-5.
(sumber: www.bidanku.com )

Penatalaksanaan:
Pengeluaran cairan keputihan pada vagina dalam kehamilan trimester II, dapat
diberikan asuhan kebidanan yaitu:
a. Berikan informasi mengenai perbedaan keputihan patologis dan fisiolgis
b. Lakukan diteksi dini mengenai keputihan yanga dialami ibu untuk
mewaspadai terjadinya keputihan pada patologis
c. Jika ditemui tanda resiko dan gejala yang mengalah keabnormalan, lakukan
rujukan sebagai upaya menghindari komplikasi.
( sumber: : Bayu iriyanti , erda Mutiara, dkk.2013 Asuhan kehamilan berbasis
bukti. Jakarta. Penerbit : CV sagung seto )

Anda mungkin juga menyukai