Anda di halaman 1dari 13

1.

Silent mutation, yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada
posisi 3 kodon) yg menimbulkan perubahan satu kode genetik ttpi tdk
mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino yang dikode.
2. Missens mutation, yaitu perubahan suatu kode genetic (umumnya pd
posisi 1 dan 2 pd kodon) sehingga menyebabkan asam amino terkait
(pada polipeptida) berubah.
3. Nonsense mutation , yaitu perubahan kodon asam amino tertentu
menjadi kodon stop. Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pd
inaktifnya suatu protein sehingga menghasilkan fenotip mutan.

1. Kodon/ kode genetik, adalah deret nukleotida pada mRNA (messenger


RNA atau RNA duta/RNAd) yang terdiri atas kombinasi tiga nukleotida
(basa nitrogen) berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu.
Karena terdiri atas tiga nukleotida, maka sering disebut sebagai kodon
triplet. Kodon bertugas untuk mengkodekan kode genetik dari DNA
untuk sintesis protein. Kodon terdapat di anak inti.sel.
2. Antikodon, adalah deret nukleotida pada RNAt (transfer RNA) yang
melengkapi kodon dalam RNA messenger. Antikodon bertugas untuk
mencocokkan triplet yang ada pada mRNA dengan protein yang sesuai.
Antikodon terdapat di sitoplasma.
3. Rantai sense/ pencetak, adalah rantai transkripsi pembentukan/ sintesis
RNA dari salah satu rantai DNA. 
4. Rantai antisense/ gen, adalah rantai proses pemindahan informasi
genetik dari DNA ke RNA.
Misal pencetak (sense) memiliki urutan basa G-A-G-A-C-T, dan yang
berfungsi sebagai gen(antisense) memiliki urutan basa komplemen C-T-
C-T-G-A. Karena pencetaknya G-A-G-A-C-T, maka RNA hasil
cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, RNA C-U-C-U-G-A merupakan hasil
kopian dari DNA C-T-C-T-G-A (gen), dan merupakan komplemen dari
pencetak.
5. Replikasi, adalah proses penggandaan molekul DNA untai ganda.
Ada 3 model replikasi DNA yaitu : 
- Model konservatif, yang menyatakan bahwa 2 rantai DNA bereplikasi
tanpa memisahkan rantai-rantainya. 
- Model semi konservatif, yang menyatakan bahwa 2 rantai DNA
berpisah kemudian bereplikasi. 
- Model dispersi, yang menyatakan bahwa DNA terpecah menjadi
potongan-potongan yang kemudian bereplikasi.
Dalam mempelajari biologi molekuler, seringkali banyak yang masih
bingung dengan konsep maupun istilah yang terdapat pada materi
genetik (DNA dan RNA). Konsep yang sering ditanyakan adalah
seputar perbedaan DNA sense dan DNA nonsense serta template,
antitemplate, dan beberapa istilah lainnya.

Konsep sense dan antisense seringkali banyak yang keliru terutama ketika
diajarkan di SMA. Bahkan banyak sekali buku pelajaran sekolah yang
menjelaskan kesalahan konsep tersebut meskipun buku tersebut diterbitkan oleh
penerbit ternama.

Agar tidak salah konsep, maka saya merujuk pada sumber referensi text
book dan buku dengan pengarang terpercaya untuk dapat dijadikan acuan. Buku
tersebut memuat konsep fundamental mengenai biologi molekuler.

Sebelumnya, kita bahas mengenai struktur DNA terlebih dahulu secara


ringkas. DNA memiliki dua untaian yang bersifat antipararel. Dikatakan
antipararel dikarenakan bersifat sejajar (pararel) namun arahnya saling
berlawanan. 
DNA dan RNA memiliki ujung 5′ dan 3′ berdasarkan posisi gugus fosfat
yang terletak di urutan atom karbon pada gula deoksiribosa / ribosa. Poin
ini sangat penting untuk diperhatikan ketika mempelajari biologi
molekuler.

Adapun penjelasan mengenai istilah yang ada di dalam untaian DNA akan
dijelaskan dan disertai dengan gambar berikut:
Sumber: Allison, 2007.

DNA SENSE adalah untaian DNA dengan arah 5′ → 3′ yang memiliki urutan /


sekuens basa nitrogen sama dengan mRNA (kecuali T diganti U). Untaian ini
juga dikatakan sebagai untaian positif (+). Dikarenakan untaian ini memiliki
urutan yang sama dengan mRNA, maka untaian ini disebut sebagai pengkode
(coding). Untaian ini TIDAK ditranskripsi atau dicetak menjadi mRNA
sehingga disebut anti-template.

DNA ANTISENSE adalah untaian DNA dengan arah 3′ → 5′ atau


disebut untaian negatif (-). Untaian ini berperan untuk melakukan transkripsi
membentuk mRNA sehingga untaian ini disebut Pencetak/Cetakan
(Template). Arah 3′ → 5′ didasarkan pada untaian DNA ini ketika proses
transkripsi oleh enzim RNA Polimerase. Urutan / sekuens basa nitrogen pada
untaian ini tidak sama dengan mRNA sehingga dikatakan sebagai non coding.

Baca juga :  Menjaga Takdir Usia Melalui Telomer

Berdasarkan penjelasan di atas, maka ringkasannya adalah sebagai berikut:

1. Sense = coding = anti-template = untaian positif = 5′ → 3′ 


Antisense = non-coding = template = untaian negatif = 3′ → 5′Dalam
mempelajari biologi molekuler, seringkali banyak yang masih bingung
dengan konsep maupun istilah yang terdapat pada materi genetik (DNA
dan RNA). Konsep yang sering ditanyakan adalah seputar perbedaan DNA
sense dan DNA nonsense serta template, antitemplate, dan beberapa istilah
lainnya.

Konsep sense dan antisense seringkali banyak yang keliru terutama ketika
diajarkan di SMA. Bahkan banyak sekali buku pelajaran sekolah yang
menjelaskan kesalahan konsep tersebut meskipun buku tersebut diterbitkan oleh
penerbit ternama.

Agar tidak salah konsep, maka saya merujuk pada sumber referensi text
book dan buku dengan pengarang terpercaya untuk dapat dijadikan acuan. Buku
tersebut memuat konsep fundamental mengenai biologi molekuler.

Sebelumnya, kita bahas mengenai struktur DNA terlebih dahulu secara


ringkas. DNA memiliki dua untaian yang bersifat antipararel. Dikatakan
antipararel dikarenakan bersifat sejajar (pararel) namun arahnya saling
berlawanan. 
DNA dan RNA memiliki ujung 5′ dan 3′ berdasarkan posisi gugus fosfat
yang terletak di urutan atom karbon pada gula deoksiribosa / ribosa. Poin
ini sangat penting untuk diperhatikan ketika mempelajari biologi
molekuler.

Adapun penjelasan mengenai istilah yang ada di dalam untaian DNA akan
dijelaskan dan disertai dengan gambar berikut:
Sumber: Allison, 2007.

DNA SENSE adalah untaian DNA dengan arah 5′ → 3′ yang memiliki urutan /


sekuens basa nitrogen sama dengan mRNA (kecuali T diganti U). Untaian ini
juga dikatakan sebagai untaian positif (+). Dikarenakan untaian ini memiliki
urutan yang sama dengan mRNA, maka untaian ini disebut sebagai pengkode
(coding). Untaian ini TIDAK ditranskripsi atau dicetak menjadi mRNA
sehingga disebut anti-template.

DNA ANTISENSE adalah untaian DNA dengan arah 3′ → 5′ atau


disebut untaian negatif (-). Untaian ini berperan untuk melakukan transkripsi
membentuk mRNA sehingga untaian ini disebut Pencetak/Cetakan
(Template). Arah 3′ → 5′ didasarkan pada untaian DNA ini ketika proses
transkripsi oleh enzim RNA Polimerase. Urutan / sekuens basa nitrogen pada
untaian ini tidak sama dengan mRNA sehingga dikatakan sebagai non coding.

Baca juga :  Menjaga Takdir Usia Melalui Telomer

Berdasarkan penjelasan di atas, maka ringkasannya adalah sebagai berikut:

1. Sense = coding = anti-template = untaian positif = 5′ → 3′ 


2. Antisense = non-coding = template = untaian negatif = 3′ → 5′
Untai Template: Untai template bertindak sebagai template untuk sintesis RNA.

Coding Strand: Untai pengkodean memiliki urutan yang sama dengan RNA yang baru
disintesis.

Perbedaan Antara Tepung Jagung Putih dan Kuning


4.
Transpor Pasif Transpor pasif merupakan sistem tranportasi sel yang tidak menggunakan energi,
melainkan secara langsung dan spontan. Dalam tranpor pasif, zat yang ditransportasikan adalah
zat-zat nonpolar seperti glukosa, air, dan oksigen.
Zat-zat polar akan sulit melewati membran sel, karena membran sel salah satu pembentuknya
adalah lemak.
Sistem transpor pasif terdiri atas difusi langsung, difusi terbantu, dan osmosis.

Difusi Langsung Difusi adalah proses berpindahnya suatu zat yang berkonsentrasi tinggi menuju zat
yang memiliki konsentrasi lebih rendah sehingga konsentrasi keduanya seimbang.
Difusi langsung terjadi secara spontan tanpa perantara dan energi. Difusi terjadi karena sifat dari
molekul-molekul yang bergerak. Difusi langsung terjadi pada transpor oksigen dari luar ke dalam sel.

Difusi Terbantu Difusi terbantu berlangsung ketika transpor glukosa dari luar ke dalam sel dibantu
perantara protein. Difusi terbantu terjadi karena glukosa tidak bisa melewati membran sel dengan
sendirinya. Agar glukosa bias melewati membran dan masuk ke dalam sel, glukosa diikat pada
protein pembawanya.

Osmosis Osmosis adalah proses menyeimbangkan konsentrasi air di dalam dan luar sel. Osmosis
terjadi pada kondisi hipotonik, yaitu saat konsentrasi larutan di lingkungan lebih pekat dibanding
konsentrasi larutan di dalam sel.

Transpor Aktif Transpor aktif merupakan sistem transportasi zat yang membutuhkan energi.
Transpor aktif berkebalikan dengan tranpor pasif yang mengandalkan sifat sari zat yang berpindah
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Pompa Ion Jika ada dua ion kalium yang masuk ke dalam sel, maka satu ion kalium harus dipaksa
untuk keluar dari sel. Inilah alasan mengapa transpor aktif membutuhkan energi, karena jumlah ion
kalium harus selalu lebih tinggi dibanding jumlah ion natrium.  

Endositosis Endositosis adalah proses memasukan zat makromolekuler ke dalam sel dengan cara
membungkusnya dengan membran plasma. Zat makromolekuler yang dipindahkan dapat berbentuk
padatan (fagositosis) ataupun cairan (pinositosis).

Eksositosis Eksositosis adalah proses mengeluarkan zat makromolekuler hasil metabolisme dari
dalam sel keluar sel. Eksositosis dilakukan dengan cara membungkus zat makromolekuler dengan
membran plasma lalu dikeluarkan dari sel.

Anda mungkin juga menyukai