Anda di halaman 1dari 44

DIPLOMASI BUDAYA TAIWAN MELALUI FESTIVAL FILM

INTERNASIONAL BALINALE DI INDONESIA TAHUN 2017

OLEH:

WA ODE NOFYAN

C1D516079

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

KONSENTRASI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki beraneka

kebudayaan. Kebudayaan yang dimiliki Indonesia tersebut berupa festival alat

musik angklung, kolintang, dan gamelan festival tari dari berbagai daerah.

Pameran benda-benda tradisional bersejarah, barang-barang antik dari emas dan

perak, serta perhiasan-perhiasan permata Intan berlian keratin, pagelaran seni

rupa, pertunjukan teater dan film serta bazar makanan tradisional. Festival-festival

semacam itu selalu menarik minat sebagian besar khalayak massa di negara-

negara lain, melalui festival itu terjadilah interaksi aktif antar-manusia dan antar-

bangsa dan ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana untung menunjang kegiatan

diplomasi.

Fenomena hubungan Internasional selama ini didominasi oleh persoalan

ideologi, politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Akan tetapi, sejalan dengan

kondisi dunia yang dianggap telah berada diera globalisasi, maka faktor penting

untuk dilakukannya kerjasama antar-negara untuk mencapai kepentingan nasional.

Maka dari itu Indonesia dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki yang telah

dikenal di mata dunia melakukan diplomasi kebudayaan disamping untuk menarik

lebih banyak wisatawan asing berkunjung ke Indonesia dan investor asing

menanamkan modal di Indonesia, diplomasi kebudayaan dikembangkan dalam

program kampanye kebudayaan untuk mencerminkan citra positif Indonesia di

dunia Internasional.Sejalan dengan globalisasi, para aktor hubungan internasional


juga semakin luas, tidak hanya meliputi negara (state actors) saja namun telah

meluas pada aktor-aktor selain negara (non-state actors) seperti organisasi

internasional, LSM (Lembaga swadaya Masyarakat), MNCs (Multinational

Corporations), media, kelompok kepentingan, bahkan individu sehingga

membawa perubahan dalam praktek hubungan internasional.1

Dalam usaha menjalin hubungan dengan negara lain untuk mencapai

kepentingan nasional, negara dapat ditunjang dengan identitas diri yang baik dan

citra positif yang didapatkan dari negara lain. Dalam arti lain suatu negara untuk

menjalin kerjasama dengan negara lain perlu melakukan diplomasi sebagai sarana

dalam memenuhi kepentingan nasionalnya. Diplomasi merupakan upaya suatu

negara untuk mengubah kebijakan, tindakan, dan sikap pemerintahan negara lain

melalui sikap persuasi dengan saling bertukar kepentingan. Diplomasi sebagai

manajemen hubungan antar-negara dengan aktor-aktor hubungan internasional

lainnya. Negara melalui perwakilan resmi dan aktor-aktor lain berusaha untuk

menyampaikan, mengkordinasikan dan mengamankan kepentingan nasional

khusus atau yang lebih luas, yang dilakukan melalui korespondensi, pembicaraan

tidak resmi, saling menyampaikan cara pandang, lobby, kunjungan, dan aktivitas-

aktivitas lainnya yang terkait.

Diplomasi merupakan metode untuk penyampaian pesan dan kepentingan

negara yang menyangkut bidang politik, ekonomi, perdagangan, sosial, budaya,

pertahanan dan kepentingan lain dalam bingkai hubungan internasional, guna

mencapai saling pengertian antar dua negara (bilateral) atau beberapa negara
1
Gabriella, Clarisa.2013.Peran diplomasi kebudayaan Indonseia dalam pencapaian kepentingan
nasionalnya. Online https://core.ac.uk/download/pdf/25491649.pdf diakses tanggal 19 januari
2020 pukul 19.50 wita.
(multilateral).2 Diplomasi budaya adalah usaha pertukaran budaya antara dua atau

lebih kelompok budaya yang dijalankan dalam rangka memperkuat kerjasama

antar kelompok dan memajukan kepentingan nasional. Sedangkan diplomasi

budaya antar bangsa merupakan usaha pertukaran budaya antara dua atau lebih

bangsa yang dijalankan untuk memperkuat kerjasama antar negara dan

memajukan kepentingan nasional masing-masing negara.

Diplomasi merupakan salah satu instrumen penting dalam pelaksanaan

kepentingan suatu bangsa. Diplomasi bagaikan alat utama dalam pencapaian

kepentingan nasional yang berkaitan dengan negara lain atau organisasi

internasional. Melalui diplomasi inilah sebuah bangsa dapat membangun citra

tentang dirinya. Dalam hubungan antar bangsa, pada umumnya diplomasi

dikencarkan sejak tingkat paling awal sebuah bangsa hendak melakukan

hubungan bilateral dengan bangsa lain hingga keduanya mengembangkan

hubungan selanjutnya. Diplomasi budaya sangat dibutuhkan dalam

mempromosikan, mengkampanyekan, serta menyosialisasikan hal-hal yang dikira

perlu untuk diketahui oleh orang banyak, khususnya oleh bangsa lain.

Diplomasi kebudayaan dapat juga diartikan sebagai diplomasi yang

memanfaatkan aspek kebudayaan untuk memperjuangkan kepentingan

nasionalnya dalam percaturan masyarakat internasional (soft diplomacy).

Diplomasi kebudayaan juga dianggap sebagai alat untuk memperlihatkan tingkat

peradaban suatu bangsa. Diplomasi dan komunikasi antar bangsa mempunyai

implikasi akan adanya pertemuan antar budaya yang terwujud sebagai satu pola
2
Ibid,hal 2
hubungan yang bersifat inter-subyektif dan inter-manipulatif. Oleh karenanya,

pertemuan antar budaya itu harus dipandang sebagai peristiwa yang tidak bebas

nilai, sangat bergantung pada kepentingan nasional dari bangsa-bangsa yang

terlibat dalam diplomasi tersebut.3

Hubungan baik antara negara dilakukan oleh negara Taiwan dan Indonesia

dimana dalam hubungan ini kedua negara tersebut menjalin kerja sama yang baik.

Pihak Taiwan dan Indonesia masing-masing setuju membangun kantor perwakilan

di Jakarta dan TAIPEI (Ibu kota Republik Tiongkok) pada tahun 1971. Pada tahun

1989 "Chinese Chamber of Commerce ," berganti nama menjadi "Taipei

Economic and Trade Office (TETO), Indonesia " (Kantor Perdagangan dan

Ekonomi Taipei di Indonesia), menambah kedekatan hubungan di antara kedua

negara di berbagai bidang. Beberapa bidang tersebut yaitu:

1. Hubungan perdagangan dan investasi

2. Hubungan Pendidikan dan Budaya

3. Pariwisata dan Transportasi Udara

4. Kerjasama di bidang tenaga kerja

5. Perjanjian kerjasama di bidang teknologi pertanian

6. Kerjasama di bidang perikanan

7. Kerjasama di bidang imigrasi dan hukum

8. Bagian Hubungan Komunitas Tionghoa Perantauan.4

3
Pedoman diplomasi budaya. Online https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/pedoman-
kegiatan-diplomasi-budaya-antar-bangsa/ ; Diakses tanggal 21 januari 2020 pukul 18.55 wita.
4
https://www.roc-taiwan.org/id_en/post/50.html diakses tanggal 22 januari 2020 pukul 22.15 wita.
Taiwan secara resmi disebut sebagai Republik China ( Republic of China

atau ROC ) yang didirikan pada tahun 1912 di bawah kepemimpinan Sun Yat-sen.

Dari tahun 1912 hingga 1949, China daratan dan Taiwan merupakan satu negara.

Pada tahun 1949, ketika komunis mendirikan Republik Rakyat Tiongkok (RRT)

di daratan, kepemimpinan nasional ROC mundur ke Taiwan. Selama periode 1912

hingga 1949, ROC secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia,

yang pada waktu itu di bawah rezim kolonial Belanda, dan mendirikan beberapa

kantor konsul-jenderal di berbagai kota di Indonesia.Indonesia mendeklarasikan

kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 dan hubungan antara Indonesia

dan ROC, atau Taiwan, mengalami perubahan terutama setelah pembentukan

RRT pada tahun 1949. ROC adalah yang pertama dari dua China untuk mengakui

kemerdekaan Indonesia dengan harapan bahwa hubungan lama akan terus

berlanjut.5

Hubungan baik negara Taiwan dan Indonesia sangat erat salah satunya yaitu

keikutsertaan negara Taiwan dalam festival film internasional Balinale di

Indonesia tahun 2017 tepatnya di Bali. Balinale merupakan festival film

internasional yang diselenggarakan di Bali, Balinale memberikan kesempatan

kepada sutradara Indonesia untuk menampilkan karya negaranya kepada negara

lain. Namun dalam festival ini bukan hanya Indonesia yang menampilkan karya

mereka ke khalayak global melainkan Indonesia juga memberikan kesempatan

kepada sutradara internasional sebagai tempat produksi film mereka.Memasuki

penyelenggaranya yang ke-11, Balinale International film Festival akan

5
https://www.kompasiana.com/anjaiah/5aeb96cdbde5754bde5f33d2/hubungan-taiwan-indonesia-
menuju-era-baru?page=all diakses tanggal 22 januari pukul 23.10 wita.
menghadirkan 108 film dari 42 negara. Beberapa negara yang terlibat yaitu

Indonesia (Ziarah), Taiwan (Paradoxical), Amerika Serikat (Noviatiate), Inggris

(Edith), Meksiko (Almacenados), Spanyol (Anima), Jepang (Blank 13) , Belgia

(Past Imperfect), Hungaria (Cold Of Kalandar), Thailand , New Zealand,

Australia, Korea (First Of People), Italia (Jonah), Belanda (Love), India (The

Cinema Travellers), Prancis, Singapura (Chaplin in Bali).

Film-film ini diputar di Lippo Mall Kuta, Bali Tahun 2017 ada sesuatu yang

berbeda, yaitu berkumpulnya para pakar industri perfilman dunia dalam Balinale

Film Forum. Para profesional yang terdiri dari eksekutif Indonesia dan

Internasional, asosiasi perfilman, dan pemerintah itu akan melakukan diskusi meja

bundar tentang ekosistem film di Indonesia. Pembukaan Balinale International

Film Festival 2017 tepatnya 24 September akan ditandai dengan pemutaran film

dokumenter Chaplin in Bali (Prancis-Belgia-Singapura) arahan sutradara Raphael

Millet. 6

Dalam festival tersebut Taiwan ikut ambil bagian dalam Balinale

International Film Festival 2017 di Bali untuk memperkenalkan film Taiwan

kepada masyarakat Indonesia. Taipei Economic and Trade Office (TETO) bekerja

sama dengan kementerian kebudayaan pada acara Balinale International Film

Festival 2017 mempertontonkan berbagai film Taiwan dan memperkenalkan

kebudayaan Taiwan bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, TETO juga

menggalang kerja sama kebudayaan dengan Indonesia sebagai bentuk nyata

6
Ririn Indriani , Wahyu Tri Laksono. 2017. Segera Digelar Balinale International Film Festival
2017 Online https://www.suara.com/entertainment/2017/09/08/132647/segera-digelar-balinale-
international-film-festival-2017 Diakses tanggal 13 Februari 2020 pukul 19.20 wita.
penerapan Kebijakan ke arah Selatan (New Southbound Policy) dari Pemerintah

Taiwan. Representative TETO di Indonesia melalui kebudayaan, pendidikan, dan

pariwisata membuat masyarakat Indonesiamenjadi lebih memahami Taiwan.

Kegiatan ini pula merupakan tujuan utama dari New Southbound Policy, serta

tujuan Taiwan bekerja sama dengan Balinale ikut dalam acara festival film di Bali

agar masyarakat Indonesia bisa melihat berbagai jenis film Taiwan. Taiwan

mencoba memperkenalkan film-film berkualitas kepada masyarakat Indonesia.

Untuk itu, melalui Taipei Economic and Trade Office (TETO) akan bekerja sama

dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan mengikuti acara Balinale

International Film Festival 2017. 

Dalam festival yang digelar di Bali tersebut, TETO akan menampilkan

sejumlah film yang diantaranya dimaksudkan untuk memperkenalkan budaya

Taiwan. Hal ini juga dimaksudkan untuk memperkuat kerjasama kebudayaan

yang dilakukan dengan Tanah Air, sekaligus sebagai bagian dari perwujudan

penerapan Kebijakan ke Arah Selatan (New Southbound Policy). Sudah banyak

terjalin kerja sama antara Indonesia dan Taiwan baik itu segi ekonomi,politik, dan

budaya. Kedua negara mencapai kepentingan masing-masing dengan hubungan

diplomasi yang terjalinn melalui kebijakan New Southbound Policy, Indonesia

menjadi salah satu negara tujuan investasi terbesar bagi Taiwan. Saat ini tercatat

berada di posisi ke-14 dengan total investasi sebesar US$ 7 miliar.

Selama satu tahun terakhir, kebijakan ini sudah memberikan manfaat bagi

kedua negara. Tak hanya sekadar memberi keuntungan dari segi pendapatan,

hubungan ini juga diprediksi dapat mempererat kerja sama Taiwan dan Indonesia
dimasa mendatang. Dalam pemaparan materi hasil kerja sama kedua negara,

kepala perwakilan kantor dagang dan ekonomi Taiwan (TETO) John Chen juga

menjelaskan, alasan pemerintahnya membangun kerja sama dengan Indonesia.

Pemerintah Taiwan menilai, Indonesia adalah pemimpin ASEAN karena memiliki

jumlah populasi yang besar. Untuk itu, pihaknya menganggap, posisi Indonesia

sangat penting di kawasan Asia Tenggara.

Ada beberapa hal yang menjadi sorotan Chen dalam hubungan kerja sama ini,

di antaranya bidang agrikultur, budaya dan pendidikan. Tiga bidang itu dianggap

sebagai ujung tombak kerja sama kedua Negara dibidang agrikultur sendiri,

Taiwan sudah mengembangkan banyak hal dibidang pertanian, beberapa badan

pertanian Taiwan pun akan mengembangkan sistemnya di Indonesia. Hal ini dapat

dilakukan karena dalam beberapa hal sistem pertanian Taiwan sama dengan

Indonesia, dalam bidang pendidikan, sejauh ini sudah ada 69 mahasiswa

Indonesia yang dikirim ke Taiwan untuk melanjutkan jenjang pendidikan mulai

dari program master, doktoral dan short course.

Tahun 2017 ada delapan film Taiwan yang ikut dalam festival tersebut

termasuk film The Village with No Return yang memiliki ciri khas yang kental,

juga film dokumenter Hanzi yang memperkenalkan keindahan kaligrafi Mandarin.

Penayangan perdana pada festival film internasional ini adalah film

drama Paradoxical. Dijelaskan sebelum dilakukan penayangan perdana, TETO

dan panitia Balinale mengadakan acara jamuan makan bersama. Selama


berlangsungnya acara festival ini, di booth Taiwan juga tersedia brosur yang

memperkenalkan perfilman Taiwan, brosur pariwisata dan pendidikan di Taiwan.7

Kebudayaan Taiwan adalah suatu campuran dari kebudayaan Tionghoa

Han Konfusianis dan penduduk asli Taiwan, yang sering dipersepsikan baik

dalam pemahaman tradisional maupun modern.8Pengalaman sosial-politik umum

di Taiwan secara bertahap berkembang menjadi kepekaan terhadap identitas

budaya Taiwan dan perasaan kesadaran budaya Taiwan, yang telah diperdebatkan

secara luas di dalam negeri.9

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Hubungan Diplomasi budaya Taiwan dan Indonesia yang

dilakukan melalui festival film Internasional Balinale di Indonesia tahun 2017?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Diplomasi Budaya Taiwan melalui festival film

Internasional Balinale di Indonesia tahun 2017.

7
Balinale Jadi Ajang Teto Perkenalkan Film Taiwan. Online  https://www.beritasatu.com/gaya-
hidup/454782-balinale-jadi-ajang-teto-perkenalkan-film-taiwan.htmldiakses pada tanggal 13
februari 2020 pukul 20.15 wita
8
Huang, Chun-chieh (1994). Harrell, Stevan; Huang, Chun-chieh, ed. Introduction. Cultural
Change in Postwar Taiwan (April 10–14, 1991; Seattle). Boulder, Colo.: Westview
Press. ISBN 9780813386324. Diakses tanggal 24 januari 2020 pukul 19.00 wita
9
Yip, June (2004). Envisioning Taiwan: Fiction, Cinema and the Nation in the Cultural Imaginary.
Durham, N.C. and London: Duke University Press. ISBN 9780822333579. Diakses tanggal 24
januari 2020 pukul 19.20 wita.
1.4 Manfaat Penelitian

 Manfaat Akademis

Penulis ingin memaparkan dan menambah wawasan bagi pengembangan

pengetahuan tentang Diplomasi Budaya Taiwan melalui festival film

Internasional Balinale di Indonesia tahun 2017 dan bisa dijadikan pedoman bagi

peneliti berikutnya.

 Manfaat Praktis

Penelitian ini menjadi salah satu syarat akademis dan tugas akhir program

studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas

Halu Oleo. Maka arah dari penelitian ini adalah bisa mendapatkan informasi

tentang Diplomasi Budaya Taiwan melalui festival Film Internsional Balinale di

Indonesia tahun 2017.

 Manfaat Metodologis

Di harapkan dalam penelitian ini bisa menjadi rujukan bagi peneliti

lainnya yang penelitiannya sejenis dengan penelitan Diplomasi Budaya Taiwan

melalui festival Film Internasional Balinale di Indonesia tahun 2017.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Dalam pendahuluan ini penulis akan memaparkan tentang latar belakang

judul, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian baik

secara akademis, secara praktis maupun secara metodologis.


BAB II : Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka berisi tentang konsep kepentingan nasional, teori

diplomasi publik, Penelitian Terdahulu dan Kerangka Pikir.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, jenis

dan sumber data, teknik pengumpulan data, desain penelitian, Konseptualisasi dan

teknik analisa data.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Film Sebagai Sarana Diplomasi Kebudayaan

Film adalah salah satu sarana alternatif yang digunakan untuk

mewujudkan diplomasi kebudayaan. S. L. Roy, “Melalui karya seni seperti film,

budaya Indonesia secara tidak langsung telah mempromosikan ke dunia luar,

sehingga warga negara di luar tertarik untuk mempelajari, mengikuti

perkembangan, maupun menghargai kebudayaan negara tersebut.” Dalam artian

lain diplomasi diartikan sebagai seni mengedepankan kepentingan suatu negara

melalui negosiasi dengan cara-cara damai apabila mungkin dalam berhubungan

dengan negara lain, namun apabila cara-cara damai gagal untuk memperoleh

tujuan yang diinginkan, diplomasi mengijinkan penggunaan ancaman atau

kekuatan nyata sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuannya. Namun demikian,

pada era kontemporer negara lebih memilih alternatif lain dibandingkan

penggunaan kekuatan fisik. Selain menghabiskan sumber daya yang banyak,

diplomasi menggunakan fisik juga tidak dapat menyentuh masyarakat di negara

tersebut. Penggunaan media lain seperti kebudayaan menjadi pilihan yang baik

dalam rangka menciptakan kerjasama dan penghargaan dari negara lain dengan

cara yang damai.10

10
S.L.Roy, Diplomasi, Terjemahan Harwanto dan Miraswati (Jakarta :PT. Raja Grafindo
Persada): 95 diakses pada tanggal 29 agustus 2020 pukul 09.00 wita
Menurut Sobur, pertama, film memiliki kekuatan yang mampu

membangun image di masyarakat terhadap nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya. Ini dikarenakan film selalu merekam realitas yang tumbuh dan

berkembang dalam masyarakat dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar.

Kedua, film memiliki kekuatan yang mampu mengadvokasi pemikiran. Dalam

artian dengan kekuatan sinematografi dan efek audio visual, film mampu

mengkonstruksi pemikiran penontonnya disebabkan karena film dijadikan sebagai

hiburan untuk mengurangi stres dan kejenuhan bagi masyarakat. Ini memiliki titik

balik dari masyarakat luar negeri terhadap budaya tersebut. Ketiga, film memiliki

kekuatan kemampuan untuk mengubah gagasan yang subjektif menjadi sebuah

objektivitas yang rasional. Film memberikan sentuhan kepada penontonnya,

membuka pandangan terhadap suatu hal dan pemikiran yang baru.Ini disebabkan

karena sekarang ini film telah menjadi konsumsi bagi masyarakat, baik itu berasal

dari kalangan menengah ke atas maupun ke bawah. Nantinya berdampak pada

pandangan dari sebuah nilai-nilai budaya.11

Selain itu film juga berfungsi sebagai media propaganda dan alat

pengenalan antara sekelompok masyarakat di sebuah negara kepada masyarakat di

dunia luar. Dengan cara ini akhirnya akan terbentuk pengertian terhadap sebuah

budaya yang ditampilkan terhadap masyarakat penikmat film. Dengan alasan

itulah film menjadi alat yang efektif dan dapat digunakan sebagai sarana dalam

penyebaran warisan budaya dan penunjang dalam pengenalan sebuah budaya.12


11
Irawanto,“Ideologi dan Militer; Hegemoni Militer dalam Sinema” (1999) dalam AlexSobur,
(2004):127 diakses tanggal 29 agustus 2020 pukul 09.15 wita
12
Tabloid Diplomasi, “Festival Film Indonesia, Bagian Dari Diplomasi”, Tabloid Diplomasi
No. 34 Tahun III, hal .8 diakses tanggal 29 agustus 2020 pukul 09.47 wita
2.1.2 Diplomasi Kebudayaan

Diplomasi dikategorikan menjadi dua, yaitu  first track

diplomacy dan multi track diplomacy. Menurut Jeffrey Mependere dalam

tulisannya “Track one and a half diplomacy and the contemporer of

tracks” menjelaskan bahwa first track diplomacy melibatkan pemerintah dengan

pemerintah (goverment to geverment), sifatnya rahasia, dan biasanya digunakan

untuk mengakhiri suatu konflik atau pertikaian. First track

diplomacy menekankan peran penting negara dalam mengadakan negosiasi untuk

menjaga dan memelihara perdamaian.13

Multi track diplomacy atau yang lebih dikenal dengan diplomasi publik

adalah upaya untuk mencapai kepentingan nasional suatu negara

melalui understanding, informing, dan influencing foreign audiences. Jika proses

diplomasi tradisional dikembangkan melalui mekanisme goverment to goverment

relations, maka diplomasi publik lebih ditekankan pada goverment to

people atau people to people relations. Diplomasi publik bertujuan untuk mencari

teman kalangan masyarakat negara untuk dapat memberikan kontribusi dalam

upaya membangun hubungan baik dengan negara lain.14

Menurut Leonar, ada empat tujuan diplomasi publik di abad 21, yaitu:

13
Louise Diamond and John McDonald, “Multi-Track Diplomacy: A Systems Approach to
Peace Third Edition” (Kumarian Pres 1996): 7 diakses pada tanggal 29 agustus 2020 pukul
10.05 wita
14
Mefendence Jeffrey, “Track One And A Half Diplomacy And The Contemporery Of
Tracks:Culture people of peace” hal, 2-3. diakses pada tanggal 29 agustus 2020 pukul 10.15
wita
1. Meningkatkan keakraban membuat masyarakat berfikir dan

mengubah image persepsi mereka tentang negara, serta meningkatkan

pengetahuan masyarakat mengenai negara tersebut.

2. Meningkatkan apresiasi menghadirkan persepsi yang positif dengan

membuat masyarakat melihat suatu isu dari perspektif negara tersebut.

3. Merangkul masyarakat-mendorong masyarakat untuk melihat suatu

Negara sebagai tujuan yang menarik bagi pariwisata dan studi, membeli

barang- barang, maupun mengadopsi nilai-nilai negara tersebut.

4. Mempengaruhi sikap masyarakat-meningkatkan dukungan masyarakat

terhadap posisi negara tersebut.15

Salah satu bentuk diplomasi publik adalah diplomasi kebudayaan. Diplomasi

kebudayaan menurut Milton C. Cummings diartikan sebagai pertukaran ide,

informasi, seni, dan aspek kebudayaan lainnya antara suatu negara dengan negara

lain maupun antara masyarakat dengan masyarakat lainnya dengan tujuan

memelihara sikap tujuan saling pengertian (mutual understanding).16 Menurut

Tulus Warsito dan Wahyuni Kartikasari dalam bukunya mengenai diplomasi

kebudayaan, diplomasi kebudayaan adalah usaha negara untuk memperjuangkan

kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, baik secara mikro seperti

pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, dan kesenian, ataupun secara makro

sesuai dengan ciri-ciri khas utama, misalnya propaganda dan lain-lain.17

15
Mark Leonard, “Public Diplomacy”,(London Foreign Policy Centre
2002).http/fpc.org.uk/fsblob/35.pdf diakses tanggal 29 Agustus 2020 pukul 13.00 wita
16
Milton C. Cummings, “Cultural diplomacy and the united states goverment: a survey for
artsand culture” (2003): 1. diakses tanggal 29 agustus 2020 pukul13.30 wita
Konsep diplomasi kebudayaan berasal dari dua kata yakni diplomasi dan

kebudayaan. Diplomasi merupakan instrumen yang digunakan dalam hubungan

internasional untuk mencapai kepentingan nasional. Secara konvensional,

diplomasi adalah sebagai usaha suatu negara bangsa untuk memperjuangkan

kepentingan nasional dikalangan masyarakat internasional.18

Diplomasi kebudayaan tidak hanya dapat dilakukan oleh pemerintah

maupun lembaga non-pemerintah, tetapi dapat juga dilakukan oleh individual

maupun kolektif atau setiap warga negara.19 Sehingga pola hubungan diplomasi

kebudayaan biasa terjadi antara siapa saja baik itu pemerintah-pemerintah,

pemerintah swasta, swasta- swasta, individu-individu, pemerintah-individu dan

yang lainnya, dengan tujuan pada sasaran utamanya mempengaruhi kepentingan

umum baik pada level nasional maupun internasional.20

Film Paradoxical dan dapat menjadi satu contoh bagaimana entitas non

pemerintah dapat berpartisipasi aktif dalam diplomasi kebudayaan. Film

paradoxical menunjukkan bahwa individu dapat menjadi aktor yang aktif dalam

mempromosikan kebudayaan di Indonesia.

Diplomasi kebudayaan berangkat dari fakta bahwa budaya merupakan

sesuatu yang bersifat universal dan mampu melintas batas, walaupun setiap negara

memiliki ciri khas budayanya sendiri dan pertukaran budaya antarnegara-negara

17
Tulus Warsito dan Wahyudi kartikasari, “Diplomasi Kebudayaan Konsep Dan Relevansi
Bagi Negara Berkembang”, (Yogyakarta, Ombak 2007): 4 diakses tanggal 29 agustus 2020
pukul 13.45 wita
18
K.J.Holsti, “International Politics, A Framework for Analysis”, Third Edition, (New Delhi:
Prentice Hlm of India, 1984): 82-83. Diakses tanggal 29 agustus 2020 pukul 14.15 wita
19
Ibid., hal 4
20
Ibid., hal 5
di dunia dapat dikatakan sebagai salah satu cara agar masyarakat di negara-negara

yang berbeda dapat lebih mengenal dan respect satu sama lain.21 Melalui karya

seni seperti film, budaya Indonesia secara tidak langsung telah mempromosikan

ke dunia luar, sehingga warga negara di luar tertarik untuk mempelajari,

mengikuti perkembangan, maaupun menghargai kebudayaan negara tersebut.

Menurut Cyntia Scheneider, dua karakteristik dari setiap program

diplomasi kebudayaan adalah diplomasi tersebut harus menggambarkan dan

menjelaskan beberapa aspek dari nilai-nilai (values) yang cocok dan dapat

diterima dengan baik oleh penonton yang menerimanya (audiens).22 Lingkungan

(environment) juga merupakan sesuatu yang mutlak harus dipahami demi

efektifnya sebuah diplomasi, karena berbeda–beda di negara-negara seluruh

dunia.23

Cynthia Scheider juga memaparkan bagaimana seorang kreatif

memberikan rasa yang dapat membantu membentuk citra rasa bangsa dan

mengemukakan nilai-nilainya.24 Melalui indikator yang dikemukakan Scheider,

dapat dinilai sejauh mana nilai-nilai yang terdapat dalam karya seni film

paradoxical dan film The Village With No Return dapat diterima, dipahami dan

dihargai oleh khalayak negara lain.


21
Bajora Rahman, “Diplomasi Hip Hop Sebagai Diplomasi Budaya Amerika Serikat”,
Universitas Indonesia , Jakarta. 2012 hal.7 diakses tanggal 29 agustus 2020 pukul 16.05 wita
22
Cynthia P. Schneider, Ph. D., “Diplomacy That Works: Best Practies in Cultural
Diplomacy”, Georgetown University, 2003, Center for Arts and Culture, p.
http://ccges.apps01.yoku.ca/old- site/IMG/pdf/03 Scheider.pdf diakses tanggal 30 Agustus
2020 pukul 08.00 wita

Ibid.,hal.148
23

24
Jan Mellisen, “The New Public Diplomacy: Sof Power in International Relation” (New
York : Palgrave Macmillan, 2005): 147.diakses tanggal 30 agustus 2020 pukul 08.30 wita
Keuntungan program diplomasi kebudayaan adalah dapat menciptakan

forum interaksi antara orang-orang dari negara yang berbeda sehingga tercipta

suatu wadah yang menjalin pertemanan dan membentuk koneksi diantara

mereka.25 Diplomasi kebudayaan juga membantu menciptakan “foundation of

trust” dengan orang lain. Lebih jauh lagi, para pembuat kebijakan dapat

membangun kepercayaan (trust) ini untuk mengadakan perjanjian politik

ekonomi, maupun militer. Beberapa angle keuntungan yang berasal dari program

budaya mungkin tidak akan terlihat hingga implementasi yang dilakukan selama

bertahun-tahun .26 Tidak jarang diplomasi kebudayaan menjadi satu-satunya cara

dalam menciptakan jalan komunikasi yang lebih efektif dibandingkan saat

momen-momen menegangkan atau konflik terjadi.27

Tujuan dari program diplomasi kebudayaan adalah menarik hati

masyarakat luar negeri yang dituju serta memperoleh respect dari mereka, hasil

dari kegiatan ini sulit untuk dilihat dan diukur secara pasti.28 Walaupun tidak

selalu terlihat dan dapat diukur, program diplomasi kebudayaan tidak diragukan

lagi mempunyai efek langsung kepada mereka yang ikut serta atau berpartisipasi

dalam program tersebut. dan perasaan maupun kesan yang tertinggal pada

25
Appel, Ronit, Irony, Assaf, Schmerz, Steven and Ziv, Ayela, “Cultural Diplomacy: An
Important but Neglected Tool in Promoting Israel’s Public Image” (The Interdisplinary
Center Herzliya, 2008): 9 diakses tanggal 30 agustus 2020 pukul 09.00 wita

26
U.S Departement of State, “Cultural Diplomacy The Linchpin of Public Diplomacy”,
(2005):1, http:/www.maxwell.syt.edu/inside/StateCommitteeReport.pdf diakses tanggal 30
Agustus 2020 pukul 09.45 wita

Ibid., hal 14
27

28
Jan Mellisen, “The New Public Diplomacy: Sof Power in International Relation” (New
York : Palgrave Macmillan, 2005): 17 dikases tanggal 30 agustus 2020 pukul 09.58 wita
partisipan dan audiens yang terlibat ini dapat dirasakan dan bukan tidak mungkin

akan dapat bertahan lama.29 Jadi walaupun tujuan utama dari diplomasi

kebudayaan, yakni mempengaruhi pemikiran dan hati orang lain tidak dapat

diukur secara pasti (scientifically), derajat dampak positif yang dihasilkan dari

program ini terhadap orang-orang yang berpartisipasi masih dapat dilihat.

Ada 5 bentuk dari diplomasi kebudayaan yang dilakukan dengan cara

damai diantaranya :

a. Eksibisi yaitu pameran yang dilakukan untuk menampilkan konsep-konsep atau

karya kesenian ilmu pengetahuan, teknologi, maupun nilai-nilai social atau

ideologi suatu bangsa kepada bangsa lain.

b. Kompetisi yaitu pertandingan atau persaingan dalam arti positif misalnya,

olahraga, kontes kecantikan atau pun kompetisi ilmu pengetahuan dan sebagainya.

c. Negosiasi yaitu seni berkomunikasi yang dilakukan dengan tujuan mencapai

kepentingan masing-masing.

d. Pertukaran ahli/studi

e. Konferensi yaitu rapat atau petemuan untuk berunding atau bertukar pendapat

mengenai masalah yang dihadapi bersama.

Salah satu bentuk diplomasi kebudayaan dalam situasi damai adalah

eksibisi. Eksebisi atau disebut juga dengan pameran dapat dilakukan untuk

menampilkan konsep-konsep atau karya kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

maupun nilai-nilai sosial atau ideologi suatu bangsa kepada bangsa lain.30
29
Ibid., hal 18

30
Tulus Warsito dan Wahyuni Kartikasari., “Diplomasi kebudayaan konsep dan Relevansi
Bagi Negara Berkembang”,Hal 21 diakses tanggal 30 agustus 2020 pukul 10.25 wita
Sedangkan eksibisionistik artinya bahwa setiap bangsa dianggap mempunyai

keinginan bahkan nyaris sebagai sebuah keharusan untuk pamer tentang

keunggulan- keunggulan tertentu yang dimilikinya, sehingga pada giliranya citra

bangsa yang bersangkutan dapat memperoleh kehormatan yang tinggi. Eksebisi

dapat dilakukan diluar negeri maupun didalam negeri, baik secara sendirian (satu

negara) maupun multinasional. Kenyataan sehari-hari membuktikan bahwa

melalui pameran dapat memperoleh pengakuan yang kemudian dikaitkan dengan

kepentingan nasional, baik melalui perdagangan, pariwisata, pendidikan, maupun

yang lainya.31

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka diplomasi kebudayaan melalui

film paradoxical  dapat digolongkan sebagai diplomasi kebudayaan yang

menggunakan sarana kesenian. Dengan menggunakan tema yaitu pencak silat

yang menampilkan bentuk-bentuk eksibisi menampilkan karya-karya kesenian

yaitu gabungan antar teknologi visual film dan keindahan-keindahan maupun

keindahan dari seni bela diri pencak silat. Selain itu juga menampilkan kesenian

dan film-film yang bertemakan Indonesia. Nantinya para pengunjung, penonton

sampai peserta dalam setiap workshop yang ada dapat melihat kebudayaan asli

dari Indonesia dan kemudian dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalan

diri dan mempromosikan budaya yang berasal dari Indonesia tersebut. Kemudian

seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, segala informasi yang terkait

dengan film The Raid I dapat dilihat di berbagai media baik itu cetak, surat kabar

maupun elektronik seperti televise dan internet. Dengan sarana internet para

31
Ibid., hal 21
penikmat film bisa mengakses informasi terkait degan film The Raid I secara

cepat dan akurat dan kemudian nantinya secara tidak langsung akan menambah

informasi mengenai Indonesia di mana seni bela diri itu berasal.

2.1.2 Konsep Soft Power

Nye (2004) melalui tulisannya, secara persuasif mengajak dunia untuk

membahas kepentingan nasional Amerika di kancah global melalui geliat soft

power, hard power hingga hadirnya smart power di masa duet Obama dan Hillary

Clinton. Soft power Amerika dikemukakan sebagai the ability to affect others to

obtain the outcomes one wants through attraction rather than coercion or

payment. Dari definisi tersebut diatas dapat diinterpretasi bahwa soft power adalah

kemampuan suatu negara untuk mempengaruhi pihak lain dengan menggunakan

daya tarik, bukan menggunaan penekanan atau pemaksaan seperti yang terjadi di

masa-masa sebelumnya. Amerika tentu saja terdepan dalam praktik soft

powernya. Meskipun negara-negara lainnya melakukan praktik soft power, missal

Jepang, China, India, Prancis,Inggris dan mungkin masih banyak lagi, akan tetapi

keterbatasan literatur untuk mengglobal membuatnya terlibas oleh kisah sepak

terjang Amerika yang mengemuka melalui kajian- kajian Nye.

Soft power menurut Nye. 32


(2008) diantaranya terdiri dari unsur- unsur budaya,

sistem nilai dan kebijakan. Amerika tentu saja memiliki semua sumber untuk

mengklaim dirinya sebagai pelaksana soft power yang terdepan. Nye

mendeskripsikan keuntungan yang diperoleh Amerika ketika menggunakan soft

power dalam politik luar negerinya. Sebuah negara bisa saja memperoleh apa

yang diinginkannya di percaturan politik dunia dikarenakan oleh beberapa faktor,


32
ibid
misalnya kekaguman terhadap nilai-nilai atau aspirasinya dalam peningkatan

prospek kerja sama serta keterbukaan ekonomi. Hal itulah yang membuat negara

lain tertarik untuk mengikuti langkahnya. Tentu saja hal ini bertentangan jelas

dengan hard power yang menggunakan cara-cara yang bersifat koersif, pemaksaan

dan penekanan.33

Soft power hanya bisa digunakan apabila pihak lain mengenali upaya

tersebut, memiliki harapan yang sama dalam pelaksanaaannya dan menguatkan

tekad tersebut untuk mencapai tujuan bersama. Sesuai dengan pernyataan Nye34

(2004), ditengah masyarakat bebas, soft power tidak berlaku bagi pihak-pihak

yang ingin mendominasi kekuasaan dengan cara menancapkan pengaruhnya

secara paksa. Nye menyatakan bahwa mayoritas soft power Amerika digulirkan

oleh Hollywood, Harvard, Microsoft dan Michael Jordan. Dari pernyataan Nye

yang dikemukakan pada alinea di atas, muncul kata kunci yang baru bahwa soft

power hanya bisa efektif dilaksanakan apabila pihak lain mengenali upaya

tersebut. Maka ada sebuah mekanisme yang diperlukan guna melingkupi praktik

soft power tersebut. Mekanisme tersebut yang kemudian hadir, tumbuh dan

berkembang dalam pemanfaatan soft power di Eropa dan Norwegia, dikenal

dengan istilah soft diplomacy. Soft power juga memiliki batasan, yaitu sebagai

berikut:

1. Adanya imitasi yang dapat mengurangi efek soft power.

2. Ketergantungan soft power pada konteks lebih besar daripada hard

power.

33
Ibid hal. 17
34
Ibid
3. Daya tarik memiliki efek yang lebih tersebar, sehingga sulit untuk

melakukan pengukuran dengan pasti.

4. Soft power akan menjadi sesuatu yang kurang penting jika power

hanya dikonsentrasikan pada satu negara.

5.  Soft power lebih sering memberikan efek pada tujuan umum suatu

negara, meski sering juga berdampak pada tujuan khususnya.

6. Pemerintah tidak memiliki kontrol penuh atas daya tarik.

7. Pengukurannya tidak dapat dilakukan dengan sempurna.

2.1.3 Penelitian Terdahulu

Dalam menyelesaikan suatu penelitian, harus memiliki penelitian

sebelumnya yang sejenis dan telah dilakukan sebelumnya di rasa sangat penting

dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini beberapa penelitian

terdahulu yang mendasari penelitian ini yaitu:

Penelitian Pertama yaitu jurnal dari Tirza Angel Priskila Sajow (2016)

mahasiswa hubungan Internasional FISIP, Universitas Mulawarman yang berjudul

Diplomasi Kebudayaan Pemerintah Indonesia Melalui Program Kemendikbud di

Perancis. Teori atau konsep yang digunakan yaitu konsep diplomasi

budaya,metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

kualitatif. Dalam penelitian ini membahas tentang diplomasi budaya yang

dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui program pemerintah dari

kementerian pendidikan dan kebudayaan tahun 2009-2015 di Perancis. Hasil dari

penelitian ini adalah pemerintah Indonesia memiliki langkah untuk menjalankan

diplomasi budaya dengan otonomi keuangan dalam mengelola dana untuk


program kementerian pendidikan dan kebudayaan,memfasilitasi kegiatan

budaya,mengirim seniman Indonesia dan promosi budaya Indonesia.Langkah-

langkah pemerintah Indonesia menerapkan program kementerian Pendidikan dan

kebudayaan melalui tiga program utama,yaitu program untuk

budaya,pendidikan,dan pameran.Program ini adalah program jangka panjang dari

pemerintah Indonesia untuk menarik minat orang Perancis. Ini membuktikan

bahwa program diplomasi budaya Indonesia dapat diterima dengan baik di

Perancis.35

Penelitian Kedua yaitu Abdul Aziz,(2017) mahasiswa hubungan

internasional,FISIP, Universitas Muhammadiyah Malang. Judul penelitian

Diplomasi Kebudayaan Indonesia Di Amerika Serikat Melalui Program Rumah

Budaya. Penulis membahas program rumah budaya dapat mendorong popularitas

Indonesia yang mampu memulihkan citra Indonesia,mendorong people to people

contact,memperkuat hubungan sosial budaya,dan sebagai wahana meningkatkan

saling pengertian dan saling menghormati untuk mendorong kerjasama dibidang

lainnya. Metode yang digunakan yaitu melalui studi kepustakaan dengan cara

mengumpulkan data-data dari literature,hasil dari penelitian ini yaitu Program

rumah budaya yang dilakukan Indonesia di Amerika Serikat sebagai wujud dari

diplomasi kebudayaan Indonesia dengan menunjukkan potensi-potensi yang

dimiliki oleh Indonesia dalam program rumah budaya untuk mempengaruhi

pendapat masyarakat Internasional khususnya di Amerika Serikat,selain itu

35
Tirza Angel Priskila Sajow. (2016). Diplomasi Kebudayaan Pemerintah Indonesia Melalui Program
Kemendikbud di Perancis.Online https://ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/?p=1788 diakses tanggal 31
agustus 2020 pukul 05.20 wita.
meningkatnya kerjasama antar Indonesia dengan Amerika Serikat dalam bidang

kebudayaan maupun dalam bidang lainnya.36

Penelitian Ketiga, yaitu skripsi dari Amelinda Ari Ratnadewi (2017)

mahasiswa hubungan internasional,FISIP,Universitas Katolik Parahyangan

dengan judul penelitian Diplomasi Kebudayaan India Dalam Mempererat

Hubungan Bilateral melalui serial Televisi Bollywood Di Indonesia (2014-2015).

Penelitian ini menggunakan pendekatan diplomasi publik dan diplomasi

kebudayaan. Upaya-upaya diplomasi kebudayaan India dilakukan melalui film

dan sejumlah kegiatan yang berperan penting dalam promosi kebudayaan dan

menciptakan wadah bagi terjadinya dialog antar warga negara.Metode yang

digunakan yaitu metode penelitian deduktif kualitatif dan deskriptif, Hasil dari

penelitian ini adalah keberhasilan serial televisi India di Indonesia didukung oleh

perbaikan dalam industry film bollywood. Keberhasilan lain juga dilihat dari

antusiasme masyarakat Indonesia melalui tingginya rating serial,terjual habisnya

tiket festival kebudayaan. Dengan keberhasilan memperdayakan multitrack

diplomacy melalui kebudayaan ini maka terjainlah sejumlah kerja sama baru

antara Indonesia dan India.37

36
Abdul Aziz (2017). Diplomasi Kebudayaan Indonesia Di Amerika Serikat Melalui Program Rumah Budaya.
Online http://eprints.umm.ac.id/36185/1/jiptummpp-gdl-abdulaziz-48912-1-pendahul-n.pdf diakses tanggal
31 agustus 2020 pukul 05.35 wita
37
Amelinda, Ari Ratnadewi. (2017). Diplomasi Kebudayaan India Dalam Mempererat Hubungan Bilateral
melalui serial Televisi Bollywood Di Indonesia (2014-2015). Online http://hdl.handle.net/123456789/2289
diakses tanggal 31 agustus pukul 05.55 wita.
Penelitian Ke empat yaitu Jurnal Aryadiva Irsyadi (2018) mahasiswa

hubungan internasional, FISIP,Universitas Katolik Parahyangan dengan judul

Upaya-upaya diplomasi budaya Indonesia melalui pencak silat di Belanda untuk

mempererat Hubungan kedua Negara. Teori dan Konsep yang digunakan yaitu

Diplomasi budaya,diplomasi multijalur dari Louise dan John W. McDonald.

Dalam penelitian ini Indonesia memanfaatkan Pencak silat sebagai instrumen

dalam praktik Diplomasi budaya dengan Belanda,Tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk membahas bagaiamana diplomasi Budaya Indonesia melalui pencak silat di

Belanda dalam kurun waktu 2012 hingga 2016.Dalam upaya tersebut Indonesia

telah menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti memperkenalkan pencak silat

melalui festifal kebudayaan,mengadakan seminar,pelatihan,dan pertandingan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif sehingga

dapat disimpulkan bahwa PSHT Indonesia telah berkontribusi terhadap eratnya

hubungan Indonesia dengan Belanda yang dibuktikan dengan kemauan

masyarakat Indonesia yang tergabung dalam PSHT yang ingin mengajar pencak

silat di Belanda.38

Penelitian Kelima yaitu penelitian dari Rahmania Putri, (2018)

mahasiswa hubungan internasional FISIP, Universitas Andalas dengan judul

Upaya Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Rumah Budaya Indonesia di

Singapura. Dalam penelitian ini membahas upaya diplomasi budaya Indonesia

terhadap singapura untuk meningkatkan citra apresiasi masyarakat

38
Aryadiva Irsyadi. (2018) .Upaya-upaya diplomasi budaya Indonesia melalui pencak silat di Belanda untuk

mempererat Hubungan kedua Negara.Online http://hdl.handle.net/123456789/6370 Diakses tanggal 31


agustus 2020 pukul 07.03 wita.
Internasional,metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dalam

mengumpulkan data dari sumber ilmiah untuk memahami isu dan dengan caraa

deskriptif analitis dalam bentuk kata-kata dan bahasa.Hasil penelitian tersebut

ditemukan bahwa Diplomasi budaya yang dilakukan melalui rumah budaya

Indonesia Disingapura,yaitu mempromosikan budaya (nilai budaya dan bahasa

Indonesia), memobilisasi aktor,memberikan sarana dan prasarana,memberikan

informasi mengenai budaya indonesia,mendukung dan menjaga hubungan dengan

diaspora indonesia.39

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

No Penelitian Terdahulu Landasan Hasil Penelitian Pembeda


Teori/Konsep
1. Tirza Angel Priskila Sajow Konsep: pemerintah Pada penelitan
(2016) diplomasi budaya Indonesia memiliki sebelumnya dan
Judul Diplomasi langkah untuk penelitian yang
Kebudayaan Pemerintah menjalankan akan diteliti sama-
Indonesia Melalui Program diplomasi budaya sama
Kemendikbud di Perancis dengan otonomi menggunakan
Mahasiswa Hubungan keuangan dalam teori dan konsep
Internasional FISIP mengelola dana yang sama yaitu
Universitas Mulawarman untuk program teori diplomasi
kementerian budaya dan
pendidikan dan konsep soft power
JURNAL kebudayaan,memfasi namun yang
litasi kegiatan membedakan yaitu

39
Rahmania Putri.(2018). Upaya Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Rumah Budaya Indonesia di
Singapura. Online http://scholar.unand.ac.id/39118/.Diakses tanggal 31 agustus 2020 pukul 07.15 wita.
budaya,mengirim pendapat dari ahli
seniman Indonesia yang menjadi
dan promosi budaya acuan penelitian
Indonesia.Langkah- saya yaitu
langkah pemerintah pendapat dari
Indonesia Milton.
menerapkan program Cumming.S dan
kementerian Joseph S. Nye, Jr.
Pendidikan dan Pembahasan dari
kebudayaan melalui penelitian yang
tiga program akan diteliti yaitu
utama,yaitu program mengenai
untuk Diplomasi budaya
budaya,pendidikan,d Taiwan melalui
an pameran.Program festival film
ini adalah program Internasional
jangka panjang dari Balinale di
pemerintah Indonesia tahun
Indonesia untuk 2017.
menarik minat orang
Perancis.
2. Abdul Aziz, (2017) judul Konsep : Program rumah Pada penelitan
Diplomasi Kebudayaan Diplomasi budaya yang sebelumnya dan
Indonesia Di Amerika Kebudayaan dilakukan Indonesia penelitian yang
Serikat Melalui Program di Amerika Serikat akan diteliti sama-
Rumah Budaya Mahasiswa sebagai wujud dari sama
hubunganinternasional, diplomasi menggunakan
FISIP, Universitas kebudayaan teori dan konsep
Muhammadiyah Malang. Indonesia dengan yang sama yaitu
menunjukkan teori diplomasi
SKRIPSI potensi-potensi yang budaya dan
dimiliki oleh konsep soft power
Indonesia dalam namun yang
program rumah membedakan yaitu
budaya untuk pendapat dari ahli
mempengaruhi yang menjadi
pendapat masyarakat acuan penelitian
Internasional saya yaitu
khususnya di pendapat dari
Amerika Milton.
Serikat,selain itu Cumming.S dan
meningkatnya Joseph S. Nye, Jr.
kerjasama antar Pembahasan dari
Indonesia dengan penelitian yang
Amerika Serikat akan diteliti yaitu
dalam bidang mengenai
kebudayaan maupun Diplomasi budaya
dalam bidang Taiwan melalui
lainnya. festival film
Internasional
Balinale di
Indonesia tahun
2017.
3. Amelinda Ari Ratnadewi Teori: Diplomasi Keberhasilan serial Pada penelitan
(2017) dengan judul publik televisi India di sebelumnya dan
penelitian Diplomasi Konsep: Indonesia didukung penelitian yang
Kebudayaan India Dalam Diplomasi oleh perbaikan akan diteliti sama-
Mempererat Hubungan kebudayaan dalam industry film sama
Bilateral melalui serial bollywood. menggunakan
Televisi Bollywood Di Keberhasilan lain teori dan konsep
Indonesia (2014-2015) juga dilihat dari yang sama yaitu
mahasiswa hubungan antusiasme teori diplomasi
internasional,FISIP,Univers masyarakat budaya dan
itas Katolik Parahyangan Indonesia melalui konsep soft power
tingginya rating namun yang
SKRIPSI serial,terjual membedakan yaitu
habisnya tiket pendapat dari ahli
festival kebudayaan. yang menjadi
Dengan keberhasilan acuan penelitian
memperdayakan saya yaitu
multitrack diplomacy pendapat dari
melalui kebudayaan Milton.
ini maka terjainlah Cumming.S dan
sejumlah kerja sama Joseph S. Nye, Jr.
baru antara Pembahasan dari
Indonesia dan India. penelitian yang
akan diteliti yaitu
mengenai
Diplomasi budaya
Taiwan melalui
festival film
Internasional
Balinale di
Indonesia tahun
2017.
4. Aryadiva Irsyadi (2018) Teori: Diplomasi PSHT Indonesia Pada penelitan
dengan judul Upaya-upaya Budaya. telah berkontribusi sebelumnya dan
diplomasi budaya Indonesia Konsep: terhadap eratnya penelitian yang
melalui pencak silat di Diplomasi hubungan Indonesia akan diteliti sama-
Belanda untuk mempererat multijalur dari dengan Belanda sama
Hubungan kedua Negara Louise dan John yang dibuktikan` menggunakan
mahasiswa hubungan W. McDonald dengan kemauan teori dan konsep
internasional, masyarakat yang sama yaitu
FISIP,Universitas Katolik Indonesia yang teori diplomasi
Parahyangan tergabung dalam budaya dan
PSHT yang ingin konsep soft power
JURNAL mengajar pencak namun yang
silat di Belanda. membedakan yaitu
pendapat dari ahli
yang menjadi
acuan penelitian
saya yaitu
pendapat dari
Milton.
Cumming.S dan
Joseph S. Nye, Jr.
Pembahasan dari
penelitian yang
akan diteliti yaitu
mengenai
Diplomasi budaya
Taiwan melalui
festival film
Internasional
Balinale di
Indonesia tahun
2017.
5. Rahmania Putri, (2018) Konsep: Diplomasi budaya Pada penelitan
judul Upaya Diplomasi Diplomasi yang dilakukan sebelumnya dan
Budaya Indonesia Melalui Budaya melalui rumah penelitian yang
Rumah Budaya Indonesia di budaya Indonesia akan diteliti sama-
Singapura. mahasiswa Disingapura,yaitu sama
hubungan internasional mempromosikan menggunakan
FISIP, Universitas Andalas budaya (nilai budaya teori dan konsep
dan bahasa yang sama yaitu
SKRIPSI Indonesia),memobili teori diplomasi
sasi budaya dan
aktor,memberikan konsep soft power
sarana dan namun yang
prasarana,memberika membedakan yaitu
n informasi pendapat dari ahli
mengenai budaya yang menjadi
indonesia,mendukun acuan penelitian
g dan menjaga saya yaitu
hubungan dengan pendapat dari
diaspora indonesia. Milton.
Cumming.S dan
Joseph S. Nye, Jr.
Pembahasan dari
penelitian yang
akan diteliti yaitu
mengenai
Diplomasi budaya
Taiwan melalui
festival film
Internasional
Balinale di
Indonesia tahun
2017.

2.1.4 Kerangka Pemikiran

Alur pemikiran dalam proposal ini menjelaskan tentang Diplomasi budaya

Taiwan melalui film yang di selenggarakan dalam festival film internasional

Balinale di Indonesia tahun 2017 . Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa

pelaksanaan festival film internasional Balinale di hadirkan beberapa Negara

diantara yang tergabung yaitu Negara Taiwan. Untuk menjawab rumusan masalah

tersebut maka penulis menggunakan teori Diplomasi Budaya sebagaimana

pendapat yang dikemukakan oleh ahli Milton C. Cumming S. Dalam teori

tersebut menjelaskan bahwa diplomasi budaya merupakan salah satu pertukaran

ide,gagasan, informasi, seni, dan aspek kebudayaan lainnya antara suatu negara

dengan negara lain maupun antara masyarakat dengan masyarakat lainnya dengan

tujuan agar saling memelihara masing-masing kebudayaan. Hasil penelitian ini

berupa alasan hubungan Diplomasi budaya Taiwan dan Indonesia yang dilakukan

melalui festival film Internasional Balinale di Indonesia tahun 2017.


2.2 Bagan Kerangka Pikir

Diplomasi Budaya Taiwan melalui festival film internasional


Balinale di Indonesia tahun 2017

Teori Diplomasi Budaya Konsep Soft Power

Milton C. Cumming S
Joseph S. Nye
 Pertukaran ide
 Kepentingan
 Informasi
Nasional
 Seni
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai teknik penelitian yang

intuitif dan sistematis untuk membantu seorang peneliti menghasilkan

pengetahuan dengan cara yang efisien. Penelitian kualitatif bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman tentang fenomena, aktivitas-aktivitas, proses-proses

sosial. Metode kualitatif secara umum merujuk pada pengumpulan data dan

strategi atau teknik analisa data, yang bergantung pada data non-numerik.40

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian yaitu Diplomasi Budaya

3.2.2 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu Festival Film Internasional Balinale

3.3 Jenis Dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis data kualitatif.Jenis

data kualitatif adalah untuk memahami (to understand) dan menafsirkan (to

interpret) sebuah perilaku atau interaksi sosial.41

3.3.2 Sumber Data

40
Umar Suryadi Bakri. 2016. Metodologi Hubungan Internasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal 62-64
41
Ibid, Hal 18
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui sumber data sekunder. Data

sekunder merupakan penelitian yang diperoleh melalui kajian literatur yang

berhubungan dengan permasalahan yang diangkat atau melalui media perantara

yang berupa buku, jurnal, skripsi, dan internet. Dengan kata lain,data sekunder

dapat diartikan sebagai data yang di gali oleh penulis dari apa yang diterima oleh

penulis secara tidak langsung.42

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian agar penelitian ini

menjadi sistematis yakni melalui studi pustaka,wawancara,dokumentasi.

3.4.1. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengumpulkan sejumlah buku, jurnal, artikel dan skripsi yang berkenan dengan

masalah yang diteliti.

3.4.2. Wawancara

Wawancara mendalam merupakan salah satu teknik pengumpulan data utama

dalam penelitian ini. Teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi

secara mendalam dan komprehensif mengenai komunikasi, pengelolaan dan

permasalahan yang ada didalamnya. Wawancara mendalam dilakukan pada

informan. Pemilihan informasi pada penelitian bukan untuk generalisasi yang

berlaku pada populasi. Pemilihan informan pada penelitian ini dilakukan secara

42
Kanal Informasi. 2016. Kanal Info. Pengertian Data Primer Dan Data Sekunder.Online
https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-data-primer-dan-data-sekunder. Diakses Pada tanggal 05
september 2020 Pukul 12.00 Wita
purposive, artinya informan dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang

dapat memberikan keterangan sesuai dengan tujuan penelitian.43

3.4.3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode penelitian kualitatif yang berisi sejumlah

besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang bebrbentuk dokumentasi.

Data tersebut berbentuk, surat-surat,catatan harian,laporan, artefak, foto dan

sebagainya.Sifat utama data tidak terbatas pada waktu sehingga memberikan

peluang kepada peneliti untuk menegetahui hal-hal yang pernah terjadi dimasa

silam.44

3.4 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teknik

analisis kualitatif. Adapun dalam menganalisis permasalahan digambarkan

berdasarkan fakta-fakta yang ada, kemudian menghubungkan fakta tersebut

dengan fakta lainnya sehingga menghasilkan sebuah argumen yang tepat.

3.5 Desain Penelitian

Unit Analisis Struktur Kerangka Teknik Pengumpulan

Analisis Data

Diplomasi Budaya Taiwan Diplomasi Kebudayaan:

melalui festival film  Pameran budaya  Studi pustaka

Internasional Balinale di  Festival Film  Dokumentasi

Indonesia tahun 2017

43
Koentjaningrat.2007. Metode Wawancara” Metode Penelitian Masyarakat. Halm 130 diakses
pada tanggal 6 september 2020 pukul 10.40 wita
44
Puput Saeful Rahmat. Penelitian Kualitatif. Equilibrium, Vol. 5 No. 9. 2018. Online
http://yusuf.staff.ub.ic.id/file/2012/11jurnal-penelitian-kualitatif.pdf diakses pada tanggal 6
september 2020 pukul 11.00 wita
Internasional  Wawancara

3.6. Konseptualisasi
1. https://entertainment.kompas.com/read/2017/09/07/130949610/108-

film-dari-42-negara-akan-diputar-di-balinale-2017

2. https://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/14/06/02/

nasional/umum/17/09/27/owwxx6-taiwan-perkenalkan-film-

berkualitas-untuk-masyarakat-indonesia

3. https://www.liputan6.com/global/read/3100359/3-jurus-jitu-taiwan-

perkuat-hubungan-kerja-sama-dengan-ri

DAFTAR PUSTAKA

Skripsi :

Clarisa Gabriella.2013.Peran diplomasi kebudayaan Indonseia dalam pencapaian

kepentingan nasionalnya. Online https://core.ac.uk/download/pdf/25491649.pdf

Umar Suryadi Bakri.Metodologi Hubungan Internasional.Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. 2016. Hal 18

Kanal Informasi. 2016. Kanal Info. Pengertian Data Primer Dan Data

Sekunder.Online https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-data-primer-dan-data-

sekunder

https://www.kompasiana.com/anjaiah/5aeb96cdbde5754bde5f33d2/hubungan-

taiwan-indonesia-menuju-era-baru?page=all

Rahmania Putri.(2018). Upaya Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Rumah

Budaya Indonesia di Singapura. Online http://scholar.unand.ac.id/39118/.


Umar Suryadi Bakri.Metodologi Hubungan Internasional.Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. 2016.

Aryadiva Irsyadi. (2018) .Upaya-upaya diplomasi budaya Indonesia melalui

pencak silat di Belanda untuk mempererat Hubungan kedua

Negara.Online http://hdl.handle.net/123456789/6370

Abdul Aziz (2017). Diplomasi Kebudayaan Indonesia Di Amerika Serikat Melalui

Program Rumah Budaya. Online http://eprints.umm.ac.id/36185/1/jiptummpp-

gdl-abdulaziz-48912-1-pendahul-n.pdf

Amelinda, Ari Ratnadewi. (2017). Diplomasi Kebudayaan India Dalam

Mempererat Hubungan Bilateral melalui serial Televisi Bollywood Di Indonesia

(2014-2015). Online http://hdl.handle.net/123456789/2289

Tulus Warsito dan Wahyuni Kartikasari., “Diplomasi kebudayaan konsep dan

Relevansi Bagi Negara Berkembang”,Hal 21

Gabriella, Clarisa.2013.Peran diplomasi kebudayaan Indonseia dalam

pencapaian kepentingan nasionalnya. Online

https://core.ac.uk/download/pdf/25491649.pdf

U.S Departement of State, “Cultural Diplomacy The Linchpin of Public

Diplomacy”, (2005):1,

http:/www.maxwell.syt.edu/inside/StateCommitteeReport.pdf

Jan Mellisen, “The New Public Diplomacy: Sof Power in International

Relation” (New York : Palgrave Macmillan, 2005): 17


Pedoman diplomasi budaya. Online

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/pedoman-kegiatan-diplomasi-

budaya-antar-bangsa/

https://www.roc-taiwan.org/id_en/post/50.html

Julia Suryakusuma. "Viewpoint: Indonesia-Taiwan ties: When gray is good". The

Jakarta Post diakses

https://www.kompasiana.com/anjaiah/5aeb96cdbde5754bde5f33d2/hubungan-

taiwan-indonesia-menuju-era-baru?page=all

Ririn Indriani , Wahyu Tri Laksono. 2017. Segera Digelar Balinale International

Film Festival 2017 Online

https://www.suara.com/entertainment/2017/09/08/132647/segera-digelar-

balinale-international-film-festival-2017

Balinale Jadi Ajang Teto Perkenalkan Film Taiwan. Online

https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/454782-balinale-jadi-ajang-teto-

perkenalkan-film-taiwan.htmldiakses pada tanggal 13 februari 2020 pukul 20.15

wita

Huang, Chun-chieh (1994). Harrell, Stevan; Huang, Chun-chieh,

ed. Introduction. Cultural Change in Postwar Taiwan (April 10–14, 1991;

Seattle). Boulder, Colo.: Westview Press. ISBN 9780813386324. Diakses tanggal

24 januari 2020 pukul 19.00 wita

Yip, June (2004). Envisioning Taiwan: Fiction, Cinema and the Nation in the

Cultural Imaginary. Durham, N.C. and London: Duke University

Press. ISBN 9780822333579. Diakses tanggal 24 januari 2020 pukul 19.20 wita


S.L.Roy, Diplomasi, Terjemahan Harwanto dan Miraswati (Jakarta :PT. Raja

Grafindo Persada): 95

Tabloid Diplomasi, “Festival Film Indonesia, Bagian Dari Diplomasi”, Tabloid

Diplomasi No. 34 Tahun III, hal .8 diakses tanggal 29 agustus 2020 pukul 09.47

wita

Louise Diamond and John McDonald, “Multi-Track Diplomacy: A Systems

Approach to Peace Third Edition” (Kumarian Pres 1996): 7

Anda mungkin juga menyukai