Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1

Aksi demonstrasi merupakan hak warga negara yang telah diakomodir dalam UUD 1945.
Pada bulan Oktober 2020, terjadi serangkaian aksi demonstrasi terkait UU Omnibus Law.
Dampak dari serangkaian demonstrasi tersebut diantaranya kerusakan fasilitas publik, di
antaranya 25 halte Trans-Jakarta. Kerugian demonstrasi di Jakarta tersebut diperkirakan
mencapai Rp 65 miliar.

Pertanyaan:
Aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum tersebut tentu melanggar undang-undang
(UU) yang mengatur tentang demonstrasi..
a. Telusuri secara online peraturan perUUan tersebut. Sebutkan UU tersebut dan pasalnya
serta jelaskan isi dari UU yang mengatur mengenai demonstrasi tersebut?
b. Urutkan peraturan perUUan tersebut dari peraturan yang tertinggi (UUD 1945) sampai
dengan peraturan pelaksananya?
c. Beri kesimpulan (argumentasi Anda)!

Jawaban:
a. Pada dasar nya demonstrasi ialah hal lumrah di negara demokratis seperti Indonesia
ini. yang sesuai denganUU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum, telah menormatifkan bahwa menyampaikan pendapat di
muka umum merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin berdasarkan Pasal
28 Undang-Undang Dasar 1945.
Tetapi terkait dengan aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum pada aksi
demonstrasi terkait UU Omnibus Law kemarin, pasal-pasal yang mengatur kasus
kemarin yaitu:
1. Pasal 406 KUHP (1) mengatur bahwa,“Barang siapa dengan sengaja dan
dengan melawan hak membinasakan, merusakkan, membuat sehingga tidak
dapat dipakai lagi atau menghilangkan sesuatu barang yang sama sekali atau
sebagiannya kepunyaan orang lain, dihukum penjara selama-lamanya dua
tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,— (K.U.H.P.
231-235, 407, 411 s, 489).
2. Hukuman serupa itu dikenakan juga kepada orang yang dengan sengaja dan
dengan melawan hak membunuh, merusakkan membuat sehingga ia tidak
dapat digunakan lagi atau menghilangkan binatang, yang sama sekali atau
sebagiannya kepunyaan orang lain. (K.U.H.P. 170, 179, 231 s, 302, 407-2, 411
s, 472).

b. Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan


Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini, jenis dan hierarki peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU/Perppu;
4) Peraturan Presiden;
5) Peraturan Daerah Provinsi;
6) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Definisi :
1. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.
2. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar
(konstitusi) yang tertulis yang merupakan peraturan negara tertinggi dalam
tata urutan Peraturan Perundang-undangan nasional.
3. Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang
MPR, yang terdiri dari 2 (dua) macam yaitu : Ketetapan yaitu putusan MPR
yang mengikat baik ke dalam atau keluar majelis, Keputusan yaitu putusan
MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.
4. Undang-Undang (UU) adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan Persetujuan bersama Presiden.
5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah Peraturan
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal
kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan : Perppu diajukan ke DPR
dalam persidangan berikut; DPR dapat menerima/menolak Perppu tanpa
melakukan perubahan; Bila disetujui oleh DPR, Perrpu ditetapkan menjadi
Undang-Undang; Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
6. Peraturan Pemerintah (PP) adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya.
7. Peraturan Presiden (Perpres) adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan
pemerintahan.
8. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan
yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan
persetujuan Gubernur.
9. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-
undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota dengan persetujuan Bupati/Walikota.

c. Kesimpulan
Demonstrasi tetap dapat dijalankan oleh warga negara karena sudah diamanatkan oleh
UUD dan tercantum UU. Di dalam tata urutan perundang-undangan, keduanya
memiliki kedudukan yang tinggi dan mengatur seluruh warga negara. Jadi
demonstrasi adalah sah-sah saja asalkan dilakukan dengan tertib tanpa merusak
fasilitas serta ketertiban umum.

Anda mungkin juga menyukai