Acc Bismillah Skripsi Aklara Noviola
Acc Bismillah Skripsi Aklara Noviola
Skripsi
Oleh:
AKLARA NOVIOLA
NIM: 1814080034
Padang, 2022
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 1814080034
Pekerjaan : Mahasiswa
Padang, 2022
Yang Menyatakan
Aklara Noviola
1814080034
iii
KATA PERSEMBAHAN
ALHAMDULILLAHIROBBIL’ALAMIN…
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
kesehatan dan kesempatan serta hati yang kuat melewati perjalanan panjang di
bangku perkuliahan dengan berbagai macam ujian dalam memuntaskan skripsi
ini dan shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini Aku hadiahkan sebagai ucapan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berperan penting atas selesainya karya ini:
Keluarga Besar:
Terimakasih kepada seluruh keluarga besar yang sudah memberikan
semangat, do’a yang tidak pernah bosan juga memberikan arahan dan kasih
saying yang berlimpah. Selalu ada untuk menghibur dan mendukung atas semua
yang aku lakukan.
Dosen Pembimbing:
Terimakasih Aku ucapkan kepada Dosen Pembimbing I sekaligus
Penasihat Akademik (PA) Dr. H. Prima Aswirna, S.SI., M.Sc yang telah
membimbing, membantu, memberikan motivasi, dan pengalaman-pengalaman
luarbiasa yang tak bisa dilupakan selama penyusunan skripsi ini. Aku juga
mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing II Allan Asrar, M.Si. yang
telah membimbing dan membantu proses pembuatan skripsi ini. Semoga Bapak
dan Ibu selalu sehat dan panjang umur.
iv
Kaladeh Crew:
Terimakasih atas semua semangat dan dukungannya selama ini, dari
bangku sekolah menengah pertama kalian menemaniku sampai sekarang.
Senantiasa mendengar apapun keluhan serta memberikan warna setiap proses
yang aku lalui. Semoga kita selalu sehat-sehat dan dilimpahkan begitu banyak
rahmat oleh Allah SWT.
Ibu-Ibu S.Pd:
Kurang lebih 5 tahun kita bersama melalui rumitnya duniawi perkuliahan
dan canda tawa hari ke hari, terimakasih sudah menjadi bagian dari prosesku
selama di perkuliahan. Untuk Riski Inayah (Iki) jangan lupa sama Ara nanti jika
sudah tidak dengan Ara lagi, tetaplah menjadi Iki yang tidak bisa makan pedas,
tidak bisa nyebrang jalan, dan tidak bisa membawa motor. Dan untuk Cherly
Utami (Ice) yang senantiasa mendengar apapun halnya, semoga Ice tidak dengan
posisi yang bermalas-malasan dalam segala hal. Terimakasih banyak untuk
kalian. Untuk weweku (Nur Hazizah) tetaplah optimis dalam hal apapun, kita
selalu ada buat zizah. Terimkasih zizah sudah menjadi bagian dari proses Ara.
Teman-teman seperjuangan:
Terimakasih kepada teman-teman Fisika A 18 yang sedikit banyaknya
selalu memberi nasihat, saran dan motivasi. Semoga semua teman-teman
dimudahkan Allah SWT proses skripsinya.
HMJ T.IPA-Fisika:
Teman-teman kepengurusan HMJ T.IPA Fisika dari periode 2020/2021,
2021/2022, 2022/2023, terimakasasih atas proses indah dan bermakna selama
dikepengurusan. Banyak hal yang kupelajari selama berproses dirumah kecil
penuh makna HMJ T.IPA Fisika. Terimakasih, semoga HMJ T.IPA Fisika jaya
selalu.
v
ABSTRAK
Serunai merupakan salah satu alat musik tradisional yang memiliki banyak
konsep fisika untuk dieksplorasikan dan berpotensi untuk diterapkan dalam
pembelajaran fisika berbasis Etno-STEM. Pendekatan Etno-STEM dapat
berpengaruh positif terhadap perkembangan kemampuan berpikir kritis dan
kolaborasi peserta didik dalam proses pembelajaran fisika khususnya. Pendidik
dapat mengintegrasikan serunai dalam konsep fisika pada materi gelombang
mekanik dan gelombang bunyi. Dengan perkembangan pendidikan dan teknologi
pembelajaran fisika pada materi gelombang mekanik dan gelombang bunyi dapat
disajikan dalam bentuk e-modul fisika menggunakan aplikasi canva sehingga
memenuhi kriteria kelayakan valid, praktis, dan efektif. Jenis Penelitian ini
merupakan Research & Development (RnD) dengan menggunakan model
pengembangan Plomp yang terdiri dari 3 tahap yaitu: penelitian pendahuluan
(preliminary research), pengembangan prototipe (development prototype phase),
dan tahap penilaian (assesment phase). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa e-
modul Fisika berbasis etno-STEM valid denga skor rata-rata 70% dilihat dari
perolehan persentasi uji kelayakan isi/materi 81,25%, kelayakan bahasa 96,66%,
dan kelayakan kontruksi 75,71%. Praktikalitas oleh pendidik 80% dan peserta
didik 79,86% dengan kategori praktis. Keefektifan dikategorikan sangat efektif
dengan perolehan skor rata-rata angket efektifitas 88,46% Untuk soal tes berpikir
kritis pada K.D 3.8 dan K.D 3.10 diperoleh skor rata-rata 87,7% dengan kategori
sangat efektif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa e-modul
Fisika berbasis Etno-STEM berbantuan Alat Musik Serunai terhadap
Keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi peserta didik valid, sangat praktis dan
sangat efektif.
Kata Kunci: E-modul; Etno-STEM; Serunai; Berpikir Kritis; Kolaborasi.
vi
ABSTRACT
Serunai is one of the traditional musical instruments that has many physics
concepts to explore and has the potential to be applied in Ethno-STEM-based
physics learning. The Ethno-STEM approach can have a positive effect on the
development of critical thinking skills and collaboration of students in the physics
learning process in particular. Educators can integrate cerunai in physics concepts
on the material of mechanical waves and sound waves. With the development of
physics education and learning technology, the material of mechanical waves and
sound waves can be presented in the form of physics e-modules using the Canva
application so that they meet the eligibility criteria of being valid, practical, and
effective. This type of research is Research & Development (RnD) using the
Plomp development model which consists of 3 stages, namely: preliminary
research, prototype development (development prototype phase), and assessment
phase (assessment phase). The results of this study indicate that the ethno-STEM-
based Physics e-module is valid with an average score of 70% seen from the
percentage of content/material feasibility test percentages of 81.25%, language
feasibility 96.66%, and construction feasibility 75.71%. Practicality by 80% of
educators and 79.86% of students in the practical category. Effectiveness is
categorized as very effective with an average score of 88.46% on the effectiveness
questionnaire. For critical thinking test questions at K.D 3.8 and K.D 3.10, an
average score of 87.7% is obtained in the very effective category. Based on these
results, it can be concluded that the Ethno-STEM-based Physics e-module assisted
by the Serunai Musical Instrument on students' critical thinking and collaboration
skills is valid, very practical and very effective.
Keywords: E-module; Ethno-STEM; Fife; Critical thinking; Collaboration.
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 10
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11
G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................................. 12
H. Spesifikasi Produk ..................................................................................... 13
I. Definisi Operasional .................................................................................. 14
J. Definisi Istilah............................................................................................ 16
BAB II TEORI KEPUSTAKAAN ................................................................................... 18
A. Konsep Pelajaran Fisika............................................................................. 18
B. E-Modul ..................................................................................................... 22
C. Etno Stem................................................................................................... 29
1. Definisi Etno Stem ............................................................................. 29
2. Tujuan Pendekatan STEM ................................................................. 33
D. Kearifan Lokal ........................................................................................... 35
1. Alat Musik Serunai ............................................................................ 37
2. Materi Fisika Gelombang Stasioner dan Gelombang bunyi (Pipa
Organa) ..........................................................Error! Bookmark not defined.
E. Berpikir Kritis ................................................Error! Bookmark not defined.
F. Kolaborasi ......................................................Error! Bookmark not defined.
G. Penelitian Relevan ..................................................................................... 65
ii
H. Kerangka Berpikir...................................................................................... 67
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 70
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 70
B. Model Pengembangan................................................................................ 70
C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 71
1. Fase Invertigasi Awal (Preliminary Reseach) ................................... 71
2. Fase Pengembangan atau Pembuatan Prototipe (Development or
Prototypephase) ......................................................................................... 73
3. Fase Penilaian (Assessment Phase) .................................................... 78
D. Instrumen Penelitian ......................................Error! Bookmark not defined.
1. Lembar Validasi E-modul ......................Error! Bookmark not defined.
2. Lembar Kepraktisan E-modul ............................................................ 83
3. Keefektifan E-modul .......................................................................... 83
E. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 84
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 90
G. Penilaian Produk ............................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 139
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alat Musik Serunai/ Sonai ................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.2 Bentuk Grafik Gelombang (a) Longitudinal, (b) Transversal ....................... 53
Gambar 2. 3 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 69
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
kepada peserta didik (Tusriyanto, 2020).2 Salah satu contohnya adalah alat
1
Dian Bakhtiar, “bahan ajarberbasis kearifan lokal terintegrasi stm (sains, teknologi, dan
masyarakat) pada mata pelajaran fisika,” t.t., 11.
2
Uus Toharudin, Iwan Setia, dan Dahlia Fisher, “Sundanese Traditional Game ‘Bebentengan’
(Castle): Development of Learning Method Based On Sundanese Local Wisdom,”
European Journal of Educational Research 10, no. 1 (15 Januari 2021): 199–209,
https://doi.org/10.12973/eu-jer.10.1.199.
1
2
musik serunai yang merupakan alat musik utama pengiring tari gandai.
Alat musik ini memiliki kekhasan sendiri yang berbeda dengan alat musik
serunai lainnya di beberapa daerah. Salah satu kekhasan alat musik ini
adalah bahan hanya terbuat dari potongan ruas bambu yang disambung-
lagu untuk tari gandai. Keberadaan alat musik sunai di wilayah Kabupaten
Mukomuko masih tetap bertahan seiring dengan keberadaan tari gandai itu
sendiri.3
didik. Pembelajaran disekolah cenderung fokus pada buku teks yang ada,
3
Rois Leonard Arios, “fungsi dan pelestarian alat musik sunai di kabupaten mukomuko propinsi
bengkulu,” jurnal penelitian sejarah dan budaya 5, no. 1 (13 Juli 2019): 128–49,
https://doi.org/10.36424/jpsb.v5i1.40.
3
tujuan bersama.6
banyak ide yang bersifat original secara individu dan dengan cara
4
Department of Elementary Education, State University of Jakarta, Indonesia,
sarnely_u@yahoo.com dkk., “Development of Social Studies Learning Model Based on
Local Wisdom in Improving Students’ Knowledge and Social Attitude,” International
Journal of Instruction 12, no. 3 (3 Juli 2019): 375–88,
https://doi.org/10.29333/iji.2019.12323a.
5
SlaĿana ŽivkoviĿ, “A Model of Critical Thinking as an Important Attribute for Success in the
21st Century,” Procedia - Social and Behavioral Sciences 232 (Oktober 2016): 102–8,
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.10.034.
6
Jonathan Osborne, “Arguing to Learn in Science: The Role of Collaborative, Critical Discourse,”
Science 328, no. 5977 (23 April 2010): 463–66, https://doi.org/10.1126/science.1183944.
4
dukung dengan media pembalajaran yang efektif dan praktis sesuai dengan
untuk media pembelajaran berupa bahan ajar modul elektronik atau biasa
modul cetak dalam bentuk digital yang banyak mengadaptasi dari modul
7
Safirah Salsabillah, “analisis penguasaan konsep – konsep fisika pokok bahasan gelombang
elektromagnetik pada siswa kelas xii sma,” t.t., 9.
8
Syahrial Syahrial dkk., “Development of E-Module Based on the Traditional Puyuh Game on the
Cooperation Character and the Tolerance of Elementary School Students,” Journal of
Innovation in Educational and Cultural Research 3, no. 3 (2 Juni 2022): 478–86,
https://doi.org/10.46843/jiecr.v3i3.154.
9
Nyoman Sugihartini dan Nyoman Laba Jayanta, “pengembangan e-modul mata kuliah strategi
pembelajaran,” Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 14, no. 2 (31 Juli 2017),
https://doi.org/10.23887/jptk-undiksha.v14i2.11830.
5
berbunyi:
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
pesan yang disampaikan adalah positif, dan bahasa yang santun sebagai
sarana penyampai pesan, dan jika dibantah pun seorang pendidik harus
bahasan (materi) yang bersifat abstrak, tidak terlihat, dan sulit untuk di
kelas dan menyerap materi pelajaran fisika yang baik untuk menghadapi
kongkrit dari fisika yang abstrak, fisika yang sulit, dan membosankan.
yang ada di lingkungan sekitar peserta didik. Integrasi kearifan lokal tari
dan menarik pada pembelajaran fisika. Di lihat dari Fakta di lapangan dari
10
Nikmatul Azmi Zakiyah, “Development of E-Module STEM Integrated Ethnoscience to
Increase 21st Century Skills,” 2022, 10.
8
untuk digunakan. Canva terdiri dari dua jenis layanan, yakni gratis dan
11
Indika Irkhamni, Aini Zulfa Izza, dan Wilda Tsaniya Salsabila, “pemanfaatan canva sebagai e-
modul pembelajaran matematika terhadap minat belajar peserta didik,” 2021, 8.
9
peserta didik.”
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
pembelajaran
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
ini yaitu:
efektif.
F. Manfaat Penelitian
1. Teoritik
referensi bagi peneliti yang lain dan menambah wawasan baru tentang
2. Praktis
a. Guru
yang modern.
b. Siswa
c. Sekolah
d. Peneliti
1. Asumsi Pengembangan
dapat di akses melalui notebook atau laptop dan juga gadget yang
pembelajaran fisika.
2. Keterbatasan Pengembangan
aplikasi canva.
H. Spesifikasi Produk
I. Definisi Operasional
1. E-modul
cetak dalam bentuk digital yang banyak mengadaptasi dari modul cetak.
2. Etno Stem
dari suatu daerah serta hasil pemikiran manusia maupun hasil karya
globalisasi.13
12
Nyoman Sugihartini dan Nyoman Laba Jayanta, “PENGEMBANGAN E-MODUL MATA
KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN,” Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
14, no. 2 (31 Juli 2017), https://doi.org/10.23887/jptk-undiksha.v14i2.11830.
13
Naela Khusna Faela Shufa, “Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar: Sebuah
Kerangka Konseptual” 1, no. 1 (2018): 6.
15
hanya milik suku Pekal yang ada di Kecamatan Malin Deman, tetapi
4. Berpikir Kritis
5. Kolaborasi
6. Canva
untuk digunakan. Canva terdiri dari dua jenis layanan, yakni gratis dan
berbayar.
J. Definisi Istilah
produk/model yangdihasilkan.
kritis, strategi dalam belajar, dan keberhasilan dalam belajar. Hal ini
2010, p. 102) yaitu (1) science as a way of thinking, (2) science as a way
teknologi. Ilmu fisika merupakan salah satu konteks dalam sains yang
diukur dalam PISA. Fisika juga menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang
Fisika adalah bagian dari sains, Sains berasal dari kata scientia
18
19
internal14
fakta, konsep, atau prinsip, serta proses pengembangan lebih lanjut dalam
14
Nurmalita Sari, Widha Sunarno, dan Sarwanto Sarwanto, “ANALISIS MOTIVASI BELAJAR
SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS,” Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan 3, no. 1 (24 Juli 2018): 17,
https://doi.org/10.24832/jpnk.v3i1.591.
15
Salsabillah, “ANALISIS PENGUASAAN KONSEP – KONSEP FISIKA POKOK BAHASAN
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PADA SISWA KELAS XII SMA.”
20
untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik
alam dan sistem buatan atau teknologi. Fisika merupakan ilmu yang
bagian yang tak terpisahkan dari sains. Oleh karena itu, karakteristik fisika
dasar fisika, teori, atau masalah baru yang memerlukan jawaban melalui
16
Inung Diah Kurniawati dan Sekreningsih - Nita, “MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
MAHASISWA,” DoubleClick: Journal of Computer and Information Technology 1, no. 2
(27 Februari 2018): 68, https://doi.org/10.25273/doubleclick.v1i2.1540.
21
yaitu; Fisika sebagai produk, Fisika sebagai proses, dan Fisika sebagai
didapat secara ilmiah. Fisika sebagai proses adalah segala kegiatan yang
didasari dengan sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab,
laku alam, salah satunya terkait dengan bunyi ataupun gerak suatu benda.
Fenomena alam dibentuk oleh interaksi berbagai hal yang mungkin tidak
terduga dan logika bagi manusia. Dimana Fisika dapat menunjukkan suatu
konsep yang actual tanpa rekayasa sehingga dapat memicu pola pikir
peserta didik.
17
Ridho A. Negoro dkk., “Upaya Membangun Ketrampilan Berpikir Kritis Menggunakan Peta
Konsep Untuk Mereduksi Miskonsepsi Fisika,” Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) 3,
no. 1 (13 Oktober 2018): 45, https://doi.org/10.26740/jp.v3n1.p45-51.
22
B. E-Modul
a. Nugraha
terdapat teks, gambar, grafik, animasi, dan juga video yang bisa
adalah modul dalam bentuk digital, yang terdiri dari teks, gambar,
18
Nugraha, A., Subarkah, C., & Sari.(2015). Penggunaan E-Module Pembelajaran Pada Konsep
SifatKoligatif Larutan Untuk Mengembangkan Literasi Kimia SIswa.Prosiding Simposium
Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains, 201-204.
19
Imansari, N., & Sunaryatiningsih, I. (2017).Pengaruh Penggunaan E-Modul Interaktif Terhadap
Hasil Belajar Peserta didik Pada Materi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Elektro, 11-16.
23
Sunaryantiningsih, 2017).
media yang sifatnya dua dimensi saja sebagaimana halnya pada modul
20
Mimin Ninawati dan Feli Cianda Adrin Burhendi, “Pengembangan E-Modul Berbasis Software
iSpring Suite 9” 7, no. 1 (2021): 8.
24
pembelajaran/kompetensi pembelajaran.
a. Kelebihan E-modul
email.
penyajiannya.
25
b. Kekurangan E-modul
yang berisi satu unit bahan ajar, sehingga terjadinya proses penciptaan
1. Self Instruction
26
kompetensi dasar.
peserta didik.
modul
27
dalam E-modul.
2. Self Contained
3. Stand Alone
4. Adaptive
pendidik.
5. User Friendly
fitur berupa foto atau video. E-modul dikemas aplikasi canva ini
mandiri.21
C. Etno Stem
1. Definisi STEM
pembelajaran.22
21
Rini Muzijah, Mustika Wati, dan Saiyidah Mahtari, “Pengembangan E-modul Menggunakan
Aplikasi Exe-Learning untuk Melatih Literasi Sains,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 4,
no. 2 (30 September 2020): 89, https://doi.org/10.20527/jipf.v4i2.2056.
22
Reffiane, Fine. Sudarmin, Wiyanto, Saptono Sigit. “Penerapan Model Hybrid Learning
berpendekatan Ethno-Stem 2”, (Penerbit NEM-Anggota IKAPI). Pekalongan, Jawa
Tengah. Hal 18.
23
Sudarmin.dkk. “Berkrasi Mendesain Pembelajaran berbasis EthnoSains untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan”.Pustaka rumah cinta, Jawa Tengah. Hal 7-10.
30
humaniora. Namun pada abad ke-21 ini yang sangat dibutuhkan yaitu
keterampilan lainnya.25
24
Ibid.
25
Khoirul Bashooir dan Supahar Supahar, “Validitas dan reliabilitas instrumen asesmen kinerja
literasi sains pelajaran fisika berbasis STEM,” Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
22, no. 2 (27 Desember 2018): 219–30, https://doi.org/10.21831/pep.v22i2.19590.
31
seni tidak hanya dianggap sebagai subjek tersendiri, tetapi sebagai titik
26
Ibid.
27
Lieve Thibaut dkk., “Integrated STEM Education: A Systematic Review of Instructional
Practices in Secondary Education,” European Journal of STEM Education 3, no. 1 (1 Mei
2018), https://doi.org/10.20897/ejsteme/85525.
32
28
Mahmut Kertil dan Cem Gurel, “Mathematical Modeling: A Bridge to STEM Education,”
International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology 4, no. 1 (3
Januari 2016): 44, https://doi.org/10.18404/ijemst.95761.
29
Hasbi Azis, “Effectiveness of E-Module Based on Integrated Project Based Learning Model
Ethno-STEM Approach on Smartphones for Student Senior High School Grade XI,” no.
1 (2021): 7.
33
pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda. Oleh karena itu, penerapan
tertanam.
1) Literasi STEM
2) Kompetensi abad 21
I R Anugrah, “Scientific content analysis of batik Cirebon and its potential for high school
30
5) Membuat koneksi
b. Untuk Pendidik
D. Kearifan Lokal
menonjol, dan kesenian itu sendiri terdiri dari banyak cabang serta macam.
Di antaranya adalah musik, tari, dan sastra yang merupakan hasil seni
mandiri tetapi luluh lekat dengan adat, pandangan hidup, tata masyarakat,
31
Todd R. Kelley dan J. Geoff Knowles, “A Conceptual Framework for Integrated STEM
Education,” International Journal of STEM Education 3, no. 1 (Desember 2016): 11,
https://doi.org/10.1186/s40594-016-0046-z.
36
Bengkulu seperti Bugis, Cina, Arab, Jawa, Aceh, Palembang, dan India
bersifat alamiah dan kolektifitas dalam menjaga serta memelihara diri dari
mereduksi menjadi tiga fungsi utama, yaitu: (1) untuk kepentingan social
atau sarana upacara; (2) sebagai ungkapan perasaan pribadi yang dapat
dikenal secara luas oleh masyarakat yaitu Tari Gandai. Tari Gandai
32
Rois Leonard Arios, “Fungsi Dan Pelestarian Alat Musik Sunai Di Kabupaten Mukomuko
Propinsi Bengkulu,” Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya 5, no. 1 (13 Juli 2019): 128–
49, https://doi.org/10.36424/jpsb.v5i1.40.
37
nenek moyang suku bangsa Pekal yang menciptakan tari Gandai beserta
alat musik pengiringnya yaitu gendang (odap dalam bahasa lokal) dan
serunai (Sonai dalam bahasa lokal). Sonai adalah alat musik tradisional
tiup aerophone, tergolong dalam end blown flute atau bamboo clarinet
tari gandai. Alat musik ini memiliki kekhasan sendiri yang berbeda dengan
musik ini adalah bahan hanya terbuat dari potongan ruas bambu yang
33
Bambang Parmadi, “Genealogi Sosiokultur Musikalitas Sonai Gandai Mukomuko Bengkulu,”
Mudra Jurnal Seni Budaya 36, no. 1 (23 Februari 2021): 121–27,
https://doi.org/10.31091/mudra.v36i1.1317.
38
berarti (n Mus) alat musik tiup jenis klarinet yang dibuat dari kayu.
Sedangkan jika merujuk pada asal usul pengunaan nama serunai diyakini
berasal dari wilayah Persia atau India Utara dengan sebutan shehnai atau
hingga akhirnya alat musik tersebut (nai) disebut shehnai (pipa atau sejenis
sebagai alat musik pengiring tari gandai tetapi menjadi ikon Kabupaten
Alat musik ini diyakini berasal dari suku bangsa Pekal yang ada di
alat musik Sonai pada masyarakat Mukomuko baik secara sosiokultur dan
34
Arios, “Fungsi dan Pelestarian Alat Musik Sunai Di Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu.”
39
diharus mampu memainkan Sonai tanpa henti sesuai dengan durasi tarian.
Jika suara Sonai terhenti berarti tari Gandai harus berhenti karena suara
Sonai merupakan kunci penggerak tari Gandai. Agar suara Sonai tidak
latihan khusus. Disamping itu, dengan tidak adanya nada standar yang
terhadap lagulagu pengiring Gandai sangat diutamakan. Hal ini tidak bisa
dipelajari secara teori tetapi melalui praktek langsung terhadap Sonai dan
Sonai terbuat dari bambu kapa atau telang kapa yang hidup di tepi
dipakai untuk membuat Sonai haruslah bambu yang hanyut menetang arus
bambu (aur, bahasa Mukomuko, atau telang bahasa Pekal), yaitu jenis (l),
aur berduri, aur licin, dan aur kuning. Dari beberapa jenis bambu tersebut,
yang dianggap terbaik adalah telang kapa karena tekstur bambu tersebut
lebih tipis, mudah untuk diolah, dan menghasilkan suara yang lebih
nyaring. Bambu yang dipakai harus dari satu jenis dan tidak boleh
35
Ibid.
40
dicampur dengan jenis lain karena bisa menghasilkan suara yang tidak
baik. Selain itu agar pembuatan serunai lebih baik dan lebih mudah dalam
penyambungan, bambu yang dipakai harus yang berasal dari satu batang
yang sama karena sudah memiliki ukuran yang pas untuk di setiap
Gandai bukan lagi hanya milik suku Pekal yang ada di Kecamatan Malin
Sonai dan odap, dan juga sanggar-sanggar kesenian yang fokus pada
2. Karakteristik Materi
1) Gelombang
kecil dijatuhkan pada permukaan air yang tenang, maka batu akan
zat padat, zat cair atau gas. Gelombang seperti ini disebut
elektromagnetik.
a) Jenis-jenis gelombang
gelombang bunyi.
a) Gelombang Mekanik
b) Gelombang Elektromagnetik
gelombang radio.
yang dilewatinya
dan 1 rapatan
keadaan normal.
a) Gelombang Berjalan
b) Gelombang Stasioner
a) Amplitudo (A)
lambing (A)
b) Panjang Gelombang ( )
46
berdekatan (d-e-f-g-h)
sebagai berikut:
Keterangan:
λ = panjang gelombang (m)
s = jarak suatu gelombang (m)
n = banyaknya gelombang
v = cepat rambat gelombang (m/s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
Keterangan:
f= frekuensi gelombang (Hz)
n = jumlah gelombang yang terbentuk
t = waktu tempuh gelombang (s)
Keterangan:
f= frekuensi gelombang (Hz)
T = periode (s)
n = jumlah gelombang yang terbentuk
t = waktu tempuh gelombang
berkut:
Keterangan:
f= frekuensi gelombang (Hz)
T = periode (s)
v = capat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
∅=
2
Keterangan :
Φ = fase gelombang
Beda fase adalah apabila pada tali terdapat dua buah titik,
∆ = -
Keterangan:
∅ = fase gelombang
= sudut fase (rad)
= panjang gelombang (m)
g) Energi gelombang
baik itu tali, air atau gas gelombang membawa energi dari
Keterangan:
E= energy gelombang (Joule)
A= amplitude (m)
F= frekuensi (Hz)
h) Intensitas gelombang
Dengan A= 4 %
Keterangan:
I = intensitas bunyi (J/ m2 .s = Watt/ m2 )
t = waktu (s)
P = daya bunyi (watt)
A = luas penampang medium (m2 )
r = jarak (m)
3) Sifat-sifat Gelombang
a) Pembiasan (refraksi)
51
b) Difraksi( pelenturan)
c) Refleksi (pemantulan)
pemantulan.
d) Dispersi
melalui prisma.
e) Interferensi
f) Efek Dopple
pengamat.
g) Polarisasi
berikut:
(a)
(b)
36
Tiara Sya’Bani, “Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S–1) Jurusan Tadris
Fisika,” t.t., 83.
54
( (
&= ) =
+
*
( ( (
= =- =
)- + +
.
Langkah kerja:
1. Isi botol dengan air sebanyak:
a. 8 cm dari dasar botol untuk nada sol (5)
b. 10 cm dari dasar botol untuk nada fa (4)
c. 12 cm dari dasar botol untuk nada mi (3)
d. 14 cm dari dasar botol untuk nada re (2)
e. 16 cm dari dasar botol untuk nada do (1)
f. 18 cm dari dasar botol untuk nada si (7)
g. 20 cm dari dasar botol untuk nada la (6)
h. 22 cm dari dasar botol untuk nada sol (5)
2. Setelah botol-botol itu diisi air, tutup bagian atasnya
dengan plastic lalu ikat dengan tali.
3. Uji frekuensi setiap botolnya apakah nada yang dihasilkan
sesuai atau belum
4. Mainkan lagu dengan botol-botol tersebut sebagai alat
musiknya.
Teori Pipa organa terbuka, kedua ujungnya terbuka. Pada ujung pipa
organa terbuka menjadi perut karena pada ujung terbuka
berhubungan langsung dengan udara luar. Tekanan di dalam
pipa (dekat ujung terbuka) lebih besar disbandingkan dengan
tekanan udara luar (atmosfer). Oleh karena itu, pada ujung pipa
terbuka akan timbul regangan dengan amplitude maksimum
(perut).
E. Berpikir Kritis
berpikir kritis siswa dapat disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan
37
ŽivkoviĿ, “A Model of Critical Thinking as an Important Attribute for Success in the 21st
Century.”
57
mencakup analisis atau evaluasi bukti faktual yang rasional, skeptis, dan
pemantauan diri, dan koreksi diri. Peserta didik yang mempunyai KPS
pula. Peserta didik dengan KPS tinggi dan kemampuan berpikir kritis
memecahkan masalah.
yang sudah ia miliki. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Syahmani
(2013), bahwa seorang yang berpikir kritis akan mengkaji ulang apakah
38
Inang Irma Rezkillah dan Haryanto Haryanto, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terintegrasi High Order Thinking Skill terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan
Sikap Percaya Diri,” Jurnal Pendidikan Sains Indonesia 8, no. 2 (12 Oktober 2020): 257–
68, https://doi.org/10.24815/jpsi.v8i2.17322.
58
logis atau tidak. Peserta didik juga cenderung dapat menunjukkan solusi
berpikir kritis tinggi yaitu dapat menarik kesimpulan dan solusi dengan
alasan yang kuat dan bukti yang kuat, serta mengujinya dengan
Dari uraian beberapa para ahli dan definisi lainnya dapat penulis
39
Arief Juang Nugraha, Hardi Suyitno, dan Endang Susilaningsih, “Analisis Kemampuan Berpikir
Kritis Ditinjau dari Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar melalui Model PBL,”
2017, 9.
59
pendapat yang benar dan tidak benar sehingga dapat membuat suatu
proses pendidikan.
F. Kolaborasi
mengevaluasi ide-ide satu sama lain, memantau pekerjaan satu sama lain,
individu tergantung dan tanggung jawab satu sama lain. Dengan demikian
pada pemikiran bahwa seseorang dapat berpikir dengan baik jika terdapat
Jonathan Osborne, “Arguing to Learn in Science: The Role of Collaborative, Critical Discourse,”
40
Penyebaran informasi juga lebih baik, tidak hanya kepada individu tetapi
yang sama. Oleh karena itu, Kolaborasi sangat mudah dilakukan tidak
sama.41
konteks tertentu. Atau dengan kata lain, pengetahuan dapat dibentuk dan
dua hal yang saling berkaitan erat. Pengetahuan dan pembelajaran dapat
41
Haqqi, A. "Collaborative learning: model pembelajaran dalam upaya meningkatkan literasi
informasi mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi melalui belajar secara
kolaboratif." Baitul al ‘Ulum: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi (2017): 1-22.
62
yaitu (1) Seseorang dikatakan belajar apabila dirinya terlibat aktif dalam
konteks; (3) Pada dasarnya setiap peserta didik memiliki latar belakang
berbeda, sifat yang berbeda, dan pemikiran yang berbeda; (4) Belajar
didik untuk menyelidiki lebih jauh tentang suatu hal atau topik dan
secara berkelompok
peran peserta didik, bukan pada pengajar. Metode ini tidak hanya
membantu peserta didik untuk aktif mencari tau lebih dalam tentang
makna lebih dalam. Selain itu, peserta didik juga dapat me-ngembangkan
menghargai satu sama lain dan juga di antara peserta didik dengan
masing-masing individu.42
didik perlu terlibat secara aktif agar mereka dapat belajar lebih banyak
dan memiliki pemahaman yang lebih mendalam akan suatu topik atau
Yudit Ayu Respati, “Collaborative Learning Dalam Upaya Peningkatan Keaktifan Mahasiswa
42
Pada Proses Pembelajaran,” Efisiensi - Kajian Ilmu Administrasi 15, no. 2 (17 April
2019): 15–23, https://doi.org/10.21831/efisiensi.v15i2.24490.
65
memang cukup sulit untuk dihadapi oleh peserta didik, namun juga dapat
menghadapi dunia pembelajaran adab-21. Oleh karena itu, cara ini adalah
G. Penelitian Relevan
peserta didik.
penelitian pengembangan.
berupa buku ajar bukan e-modul, serta kearifan lokal yang berbeda.
“sangat baik” dan ahli media adalah 4,65 dengan kategori “sangat
5. Hasil dari penelitian ini berupa bahan ajar yang menunjukan bahwa
H. Kerangka Berpikir
dimasa pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada tahun 2020. Alat
43
Jufrida, Jufrida, et al. "Pengembangan Buku IPA Berbasis Kearifal Lokal Jambi pada Materi
Tekanan serta Getaran dan Gelombang." Indonesian Journal of Science and Mathematics
Education 2.3 (2019): 287-297.
68
dalam proses belajar mengajar. Maka dari itu peneliti mencoba merancang
Kerangka berpikir dari penelitian ini dapat digambarkan pada diagram alur
berikut ini:
69
1. Interaksi yang sangat minim antara Pendidik dan Peserta didik maupun sesama
Peserta didik
2. Kurangnya pemahaman konsep peserta didik terhadapmateri yang diberikan
oleh pendidik.
3. Mediadan model pembelajaran yang digunakan kurang menarik sehingga
Peserta didik merasa bosan jika hanya belajar mendengarkan penjelasan dari
pendidik.
4. Peserta didik merasa bosan dengan memperhatikan tayangan powerpoint dan
terpaku pada buku teks saja.
5. Pendidikbelum semuanya mampu membuat media yang menarik sesuai
kebutuhan materi.
6. Belum adanya penerapakan kearifan local pada setiap materi yang diajarkan.
A. Jenis Penelitian
B. Model Pengembangan
model pengembangan Plomp yang meliputi 1): Fase Investigasi Awal atau
44
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h 24.
45
Luh Putu Eka Diantari dkk., “Pengembangan E-Modul Berbasis Mastery Learning Untuk Mata
Pelajaran KKPI Kelas XI,” Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) 7,
no. 1 (12 Mei 2018): 33, https://doi.org/10.23887/janapati.v7i1.12166.
70
71
C. Prosedur Pengembangan
sebagai berikut:46
46
Diantari dkk., “Pengembangan E-Modul Berbasis Mastery Learning Untuk Mata Pelajaran KKPI
Kelas XI.
72
gelombang bunyi.
b. Analisis Kurikulum
karena itu bahan ajar berupa e-Modul ini dirasa cocok dalam
pembelajaran fisika.
73
Prototypephase)
kolaborasi.
a. Mendesain Prototipe
soal.
b. Evaluasi Formatif
kontruksi.
dari:
1) Prototipe 1
2) Prototipe 2
3) Revisi Prototipe
keefektifannya.
soal tes yang diberikan untuk melihat keterampilan berpikir kritis dan
produk yang valid, praktis, dan efektif. Pada tahap ini uji keefektifan
47
Dala Zulyani dan Ali Asmar, “Pengembangan E-Module Berbasis Problem Based Learning
Berbantuan Android Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta
Didik SMP Kelas VIII,” t.t., 14.
79
1. Analisis Kebutuhan
Tahap
2. Analisis Literatur Pendahuluan
(Preliminary
Research)
Desain awal e-
modul
Prototype I
Fase
Pengembangan
Revisi Validasi (Development of
Prototype
Phase)
Analisis
Prototipe
Valid
Tahap
Analisis
Penilaian
Hasil (Assesment
Revisi Phase)
tahap.Dari dua tahap kegiatan ini diperoleh produk yang valid, praktis
dan efektif.
Langkah-langkahnya adalah :
1. Uji Validasi
ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa. Pada lembar validasi validator
dikembangkan oleh peneliti dengan tanda ceklist (√) pada baris dan
validator, yaitu ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa. Metode angket
Musik Serunai.48
materi.
48
Diantari dkk., “Pengembangan E-Modul Berbasis Mastery Learning Untuk Mata Pelajaran KKPI
Kelas XI.”
83
jumlah peserta didik sebanyak 15 orang dan 1 orang guru Fisika. Uji
efisiensi waktu, manfaat, dan daya tarik. Data diperoleh dari lembar
3. Keefektifan E-modul
produk berupa E-modul Fisika. Bentuk soal test berupa uraian, sebab
No Kriteria Instrumen
1 Valid a. Lembar penilaian instrument validasi
b. Lembar penilaian instrument praktikalitas
c. Lembar penilaian instrument efektifitas
d. Lembar validasi materi, kontruksi, dan kebahasaan e-
modul berbasis Etno-STEM berbantuan alat music
serunai terhadap keteranpilan berpikir kritis dan
kolaborasi peserta didik.
2 praktis a. Angket praktikalitas oleh pendidik
b. Angket praktikalitas oleh peserta didik
3 Efektif a. Angket efektifitas keterampilan Abad 21
b. Soal tes berpikir kritis
angket dan soal tes. Instrumen yang telah disusun terlebih dahulu
berbasis Etno-STEM.
validitas.
fektivitas.
didik divalidasi oleh 1 orang validator. Soal tes uji coba terdiri
tes uji coba adalah 92% yang termasuk pada kategori sangat
valid. Berikut tabel 3.10 validasi soal tes uji coba pada materi
Gelombang Bunyi.
89
validasi soal tes uji coba adalah 92% yang termasuk pada
2. Instrumen Validitas
diproleh dari respon guru dan respon peserta didik. Dimana angket
3. Instrumen Praktikalitas
dalam revisi produk yang dibuat dan selanjutnya apabila ada saran
4. Instrumen Efektifitas
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
91
1
V = 23 4100%
Keterangan:
V: Angka persentase data angket
R: Jumlah Skor yang diperoleh
8M : Jumlah Skor maksimum
92
tanda centang (√) pada kategori yang telah disediakan oleh peneliti
berikut :
praktis atau tidak. E-modul dikatakan praktis ketika guru dan peserta
analisis data dari dua komponen kepraktisan yaitu, respon guru dan
skor penilaian.
1
: = 23 4100%
Keterangan:
P : Angka persentase data angket
R : Jumlah Skor yang diperoleh
8M : Jumlah Skor maksimum
61%-80% Praktis
apabila mendapatkan respon baik dari peserta didik dan guru, yaitu ≥
1
V = 23 4100%
Keterangan:
V: Angka persentase data angket
R: Jumlah Skor yang diperoleh
8M : Jumlah Skor maksimum
Interval Kriteria
81%-100% Sangat efektif
61%-80% Efektif
41%-60% Cukup Efektif
21%-40% Kurang Efektif
0%-20% Tidak Efektif
95
dikatakan efektif dan sangat efektif atau berada pada rentang 61-100.
3.10 30 Memberikan
jawaban yang
benar
1
BK = 23 4100%
Keterangan:
BK: Angka persentase data angket
R: Jumlah Skor yang diperoleh
8M : Jumlah Skor maksimum
Nilai Kriteria
81%-100% Sangat efektif
61%-80% Efektif
41%-60% Cukup Efektif
21%-40% Kurang Efektif
0%-20% Tidak Efektif
dinilai efektif terhadap berpikir kritis jika hasil skor peserta didik
49
Nur Asiah, M Ag, dan Yuli Yanti, “Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung 1440 H/2019 M,” t.t., 63.
97
BAB IV
A. Hasil Penelitian
bunyi yang valid, praktis, dan efektif diperoleh hasil penelitian berupa
Fisika salah satu mata pelajaran yang sulit bagi peserta didik.
peserta didik.
didik. Dengan adanya bahan ajar ini maka peserta didik dapat
a) Kompetensi Inti
dianutnya.
gelombang berdasarkan
siftanya
peserta didik.
102
Prototypephase)
a. Mendesain Prototype
e-modul
penggunaan e-modul
a) Identitas Produk
Bentuk : e-modul
c) Kata pengantar
d) Daftar Isi
104
didik)
f) Manfaat Modul
h) Materi Pembelajaran
i) Soal Evaluasi
j) Referensi
k) Profil Penulis
k) Membuat Referensi
Fisika ini terdiri dari 4 orang dosen UIN Imam Bonjol Padang
berikut:
1) Kelayakan Isi
120%
P 100% 100%
e 100%
r 80%80%80%80%80%80%80%80%80% 80%80%80% 80%
80%
s
60%
e 60%
n
t 40%
a
s 20%
e
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Indikator Penilaian
Keterangan Penilaian:
1. Materi yang disajikan pada e-modul sudah sesuai dengan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
2. Materi yang disajikan pada e-modul sudah sesuai dengan
indicator dan tujuan pembelajaran yang mengacu pada
keterampilan Berpikir kritis
3. Materi yang disajikan pada e-modul sudah sesuai dengan
Indikator dan tujuan pembelajaran yang mengacu pada
keterampilan Kolaborasi
4. Aspek Science yang disajikan pada e-modul sudah sesuai
dengan materi
5. Aspek Technology yang disajikan pada e-modul sudah sesuai
dengan materi
6. Aspek Engineering yang disajikan pada e-modul sudah sesuai
dengan materi
7. Aspek Mathematic yang disajikan pada e-modul sudah sesuai
dengan materi
8. Materi yang disajikan pada e-modul dapat membantu
mengembangkan kemampuan Berpikir Kritis peserta didik
9. Materi yang disajikan pada e-modul dapat membantu
mengembangkan kemampuan Kolaborasi peserta didik
10. Gambar alat musik Serunai yang disajikan pada e-modul
sudah sesuai dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan
Kolaborasi peserta didik
11. Video alat musik Serunai yang disajikan pada e-modul sudah
sesuai dengan Keterampilan Berpikir Kritis peserta didik
12. Video alat musik Serunai yang disajikan pada e-modul sudah
sesuai dengan Keterampilan Kolaborasi peserta didik
13. Lembar kerja yang disajikan pada e-modul sudah sesuai
dengan Keterampilan Berpikir Kritis peserta didik
14. Lembar kerja yang disajikan pada e-modul sudah sesuai
dengan Keterampilan kolaborasi peserta didik
110
2) Kelayakan Bahasa
P 120%
100% 100% 100% 100% 100%
e 100%
r 80%
s 80%
e 60%
n
t 40%
a 20%
s
e 0%
1 2 3 4 5 6
Indikator Penilaian
Keterangan:
1. Pemilihan tata bahasa dan tanda baca pada e-modul sudah
sesuai dengan Pedoman Ejaan Umum Bahasa Indonesia
(PUEBI)
2. Kalimat yang digunakan sudah mengarahkan ke keterampilan
Berpikir Kritis peserta didik
3. Kalimat yang digunakan sudah mengarahkan ke keterampilan
Kolaborasi peserta didik
4. Bahasa yang digunakan e-modul sudah komunikatif
5. Bahasa yang digunakan pada e-modul mudah dipahami
6. e-modul yang dikembangkan menggunakan struktur kalimat
yang jelas
produk.
3) Kelayakan Kontruksi
P 90% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
e 80%
r 70% 60% 60% 60%
s 60%
e 50%
n
40%
t
a 30%
s 20%
i 10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Indikator Penilaian
Keterangan Penilaian:
1. E-modul memenuhi karakteristik Self Instructional
(mendukung belajar mandiri)
2. E-modul memenuhi karakteristik Self Contained (semua
materi, kompetensi dan sub kompetensi yang dipelajari
berada dalam satu modul)
3. E-modul memenuhi karakteristik Stand Alone (berdiri
sendiri atau tidak bergantung pada media lain)
4. E-modul memenuhi karakteristik Adaptive (berdaya
adaptif dengan perkembangan ilmu dan teknologi)
113
a. Revisi Prototype
Pada gambar serunai diatas dijelaskan pada materi gelombang mekanik bahwa
panjang gelombang ( ) ditentukan dari lubang yang dibunyikan oleh sipeniup
sampai pada ujung serunai. Bunyi dapat dihubungkan dengan indera pendengaran
kita dan artinya fisiologi telingan dan fisiologi otak yang menerjemahkan yang
mencapai sensasi ke telinga. Bunyi dapat di dengar melalui berbagai medium
tertentu seperti alunan alat musik serunai. Yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Dari gambar tersebut dapat kita lihat bahwa cepat rambat bunyi (v). Seperti kita
ketahui bahwa cepat rambat bunyi merupakan panjangnya jarak yang ditempuh
oleh gelombang setiap satuan waktu(t) akan terdengar langsung ke telingaapabila si
peniup meniupkan anak serunai (tempat meniup serunai) tersebut sehingga
frekuensi (f) pada serunai terdapat pada anak serunai (tempat meniup) sehingga
mengeluarkan suara melalui molekul-molekul udara seperti gambar dibawah ini:
115
Dan pada saat si peniup meniupkan serunai dengan memainkan lubang nada dalam
selang waktu dan gerakan cepat disebut dengan periode (T).
Periode merupakan waktu (t) yang dibutuhkan gelombang untuk menempuh satu
panjang gelombangnya. Periode juga bisa disefinisikan sebagai waktu yang
dibutuhkan gelombang untuk melakukan satu kali putaran dan panjang serunai (L)
biasanya kisaran 20-40 cm.
116
Serunai terintegrasi dengan bahan suara, terutama pipa organa. Suara yang
keluar dari serunai dihasilkan dari udara yang dihembuskan melalui ujung lubang,
udara mengalir dan membentuk getaran yang kemudian menjadi resonansi yang
menghasilkan nada. Pada serunai, semakin pendek kolom udara, semakin tinggi
frekuensi yang dihasilkan begitupun sebaliknya. Panjang kolom udara pada serunai
dapat diukur dengan menutup lubang udara dengan jari. Dalam hal ini banyak nada
(n), dengan panjang gelombang ( ), waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
getaran sampai terdengar suara disebut dengan periode (T), panjang atau pendeknya
kolom udara menentukan frekuensi (f). perhatikan grafik gelombang dibawah ini:
Dari anak serunai (tempat meniup) sampai ujung serunai panjangnya (L). Jadi (L)
itu nilainya sehingga panjang gelombang ( ) = 2L. Hubungan antara kecepatan
(v) dengan frekuensi (f) dan panjang gelombang ( ) dapat persamaan = .
(
sehingga = dimana ( )= 2L sehingga hubungan antara frekuensi dan panjang
)
=
serunai adalah = .
>?
Pada gambar diatas dari titik O membentuk ½ gelombang, maka nada yang
dihasilkan serunai disebut nada dasar. Seperti gambar dibawah ini:
)
Pada saat serunai dari titik O-P dengan panjang @ = 1 maka = atau 1
=
gelombang. Maka didapatkan persamaan = Sehingga ini disebut dengan nada
?
atas ke1 seperti gambar gambar dibawah ini:
Untuk nada atas ke2 serunai dari titik O menuju 1 dan 1 bukit sehingga dapat
C DEF=
persamaan @ = . Dengan persamaan = Perhatikan gambar berikut
>.?
ini:
Penentuan jarak antar lubang pada sunai tergantung pada si pembuat sunai. Standar
ukuran yang selalu dipakai adalah tangan si pembuat serunai, Untuk menentukan
lubang pertama dan terakhir pada sunai dilakukan dengan beberapa cara salah
satunya adalah dengan mengukur jarak antara ujung jari telunjuk dengan jari
jempol dalam posisi siku. Jarak ini sebagai acuan untuk menentukan jarak antar
lubang berikutnya.
Aspek
sains
Aspek ilmiah yang terdapat pada serunai adalah suara yang dikeluarkan oleh
serunai, ketika serunai dimainkan gelombang suara akan mencapai telinga kita pada
saat yang bersamaan. Karena kecepatan rambat bunyi tidak bergantung pada jenis
sumber bunyi.
Pada bagian ujung terkecil serunai dipasang anak serunai sebagai penghasil bunyi
saat ditiup. Anak sunai ini terbuat dari daun muda kelapa (janur) yang diikatkan ke
“batang” bulu ayam jantan1 yang telah dilubangi sebagai saluran udara dari mulut
peniup ke daun kelapa sehingga menghasilkan bunyi. Anak sunai ini disambungkan
ke ruas bambu Sunai terkecil (penyambung sunai diistilahkan dengan batang padi).
Bagian inilah yang manghasilkan bunyi saat ditiup.
Aspek
techonol
ogy
118
Serunai terbuat dari bambu yang telah diuji kelayakannya sesuai dengan keyakinan
masyarakat lokal yaitu dengan menghayutkan batang bambu yang telah ditebang
tersebut ke tepi sungai. Jika bambu tersebut memudiki sungai, maka bambu
tersebut dianggap bambu yang baik. Tetapi jika bambu tersebut hanyut mengikuti
aliran sungai ke hilir maka bambu tersebut tidak baik. Hal ini terkait dengan
mitologi Malin Deman ketika Malin Deman hendak membuat serunai dan melihat
ada bambu yang memudiki sungai dan menjadikan bambu tersebut sebagai bahan
sunai. Selanjutnya bambu dijemur kurang lebih 3 hari atau hingga benar-benar
kering agar ketika dipotong bambu tersebut tidak mengkerut.
Serunai secara fisik dan teknis memiliki kemiripan dengan serunai pada umumnya
di Indonesia. Jumlah lubang pada serunai berjumlah 6 buah namun hitungan untuk
menghasilkan variasi suara hanya terdapat 4 lubang di bagian atas dan 1 lubang di
bagian bawah. Urutan penomoran lubang adalah sebagai berikut: lubang pertama
adalah lubang yang berada dekat dengan anak serunai yang ditiup, lubang
selanjutnya adalah lubang bagian bawah (berada di bawah lubang pertama),
selanjutnya lubang kedua yang berada di bawah lubang pertama, lalu lubang ketiga,
dan lubang keempat.
Dengan demikian hanya lubang 1, 2, 3, 4, dan lubang bawah yang dipakai untuk
variasi suara. Sedangkan lubang kelima tidak dipakai hanya difungsikan untuk
pelepasan suara atau nafas jika sunai dikombinasikan menutup lubang dengan kaki
untuk memperoleh variasi suara. Suara dihasilkan dari anak serunai yang berada
pada bagian terkecil dari sunai ditiup dengan teknik tertentu untuk menghasilkan
suara. Variasi suara (lebih tepat disebut variasi suara dari pada nada karena suara
yang dihasilkan belum dapat dituliskan dalam notasi lagu) dihasilkan dari teknis
meniup, membuka dan menutup lubang, dan bantuan kaki untuk menutup lubang
ujung sehingga muncul variasi suara. Suara alat musik serunai yang tidak dapat
dituliskan dalam notasi nada standar, juga terjadi pada beberapa alat musik daerah
lainnya di Indonesia.
Aspek
engineeri
ng
Aspek engineering atau teknik pada Kayu atau bambu yang digunakan panjangnya
sekitar 20cm dan diberi lubang 4 lubang dengan jarak 2,5cm. Bagian yang ditiup
pada alat musik serunai terbuat dari bambu talang atau batang padi yang sudah tua.
Bambu Serunai berfungsi sebagai pembesar suara dan pengatur nada. Antara anak
serunai dengan penyambung Serunai dipasang depang yang terbuat dari uang koin
sebagai pembatas antara mulut peniup dengan Serunai. Penentuan jarak antarlubang
pada sunai tergantung pada si pembuat sunai.
Standar ukuran yang selalu dipakai adalah tangan si pembuat seperti penentuan
119
jarak antarruas yang telah dijelaskan di atas. Untuk menentukan lubang pertama
dan terakhir pada sunai dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah
dengan mengukur jarak antara ujung jari telunjuk dengan jari jempol dalam posisi
siku. Jarak ini sebagai acuan untuk menentukan jarak antarlubang berikutnya.
Lubang kedua berjarak satu ukuran jempol pembuat, jarak lubang kedua dengan
lubang ketiga berjarak satu jempol pembuat, jarak lubang ketiga dengan lubang
keempat berjarak 3 jari pembuat.
Selain itu, aspek teknik yang lain adalah peserta didik dapat membuat serunai
sederhana dengan meniru proses pembuatan dengan alat dan bahan sederhana
seperti sedotan.
Aspek
mathema
tics
Serunai yang menghasilkan suara berasal dari udara yang dihembuskan melalui
ujung lubang atau biasa disebut anak serunai (tempat meniup serunai), kemudia
udara tersebut mengalir dan membentuk getaran yang kemudian beresonansi yang
menghasilkan nada. Serunai yang biasanya memiliki panjang (L) kisaran antara 20-
40cm dan mempunyai beberapa lubang sebagai penatur nada. Dengan panjang
gelombang ( ), waktu yang diperlukan untuk menghasilkan getaran sampai
terdengar suara disebut dengan periode (T), panjang atau pendeknya kolom udara
menentukan frekuensi (f).
Aspek matematika pada serunai dapat kita capai dengan mengerjakan soal
mengenai serunai yang terintegrasi dengan materi pipa organa. Pada materi
gelombang bunyi terutama pipa organa kita dapat menghitung frekuensi nada atas
kedua pipa organa tertutup.
120
Media Perbaiki warna pada literasi STEM supaya terlihat berbeda dari
warna dasar pada e-modul.
tingkat efektifitas dapat dilihat dari hasil soal tes dan penilian
pernyataan.
120%
P 100% 100% 100% 100% 100%
e 100%
r 80%
80%
s
e 60%
n
t 40%
a 20%
s
i 0%
1 2 3 4 5 6
Indikator Penilaian
Keterangan Penilaian:
1. E-modul yang dikembangkan dapat menghemat waktu
dalam proses pembelajaran
2. E-modul yang dikembangkan mudah dibuka
menggunakan Smartphone atau Laptop
3. E-modul yang dikembangkan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pembelajaran
4. E-modul yang dikembangkan mempermudah pendidik
dalam menyampaikan materi Fisika
5. E-modul yang dikembangkan dapat membantu pendidik
untuk mengembangkan keterampilan Berpikir Kritis
peserta didik
6. E-modul yang dikembangkan dapat membantu pendidik
untuk mengembangkan keterampilan Kolaborasi peserta
didik
tersebut.
4.5
124
100,00%
P 87,20% 85,60% 84,80%
90,00%
e 79,20%
r 80,00% 74,40%
68%
s 70,00%
e 60,00%
n
t 50,00%
a 40,00%
s 30,00%
i
20,00%
10,00%
0,00%
1 2 3 4 5 6
Indikator Penilaian
Keterangan Penilaian:
1. E-modul Fisika berbasis Ethno Stem dapat menghemat
waktu saya dalam memahami materi konsep Gelombang
Mekanik dan Gelombang Bunyi (Pipa Organa)
2. E-modul yang dikembangkan mudah saya buka melalui
smartphone atau laptop
3. E-modul yang dikembangkan memudahkan saya
mengkongkritkan materi Fisika yang abstrak
4. E-modul yang dikembangkan memudahkan saya
menjawab soal evaluasi mengenai Gelombang Mekanik
dan Gelombang Bunyi (Pipa Organa)
5. E-modul yang dikembangkan mengembangkan
keterampilan Berpikir Kritis saya
6. E-modul yang dikembangkan mengembangkan
keterampilan Kolaborasi (Bekerja sama) saya
diberikan oleh peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
125
1) Angket Efektifitas
100,00%
87,20% 84,80% 84,80% 84,80%
90,00% 85,60% 84,80% 84,80%
P 79,20% 79,20%79,20%
e 80,00% 74,40%
68%
r 70,00%
s 60,00%
e
n 50,00%
t 40,00%
a 30,00%
s
i 20,00%
10,00%
0,00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indikator Penilaian
Keterangan Penilaian:
1. Saya dapat menjelaskan konsep Gelombang Mekanik pada
e-modul
2. Saya dapat menjelaskan konsep gelombang bunyi (pipa
organa) pada e-modul
3. Saya dapat memahami dan menjawab soal-soal pada
materi Gelombang Mekanik pada e-modul
4. Saya dapat memahami dan menjawab soal-soal pada
materi gelombang bunyi (pipa organa) pada e-modul
5. Saya dapat membuat kesimpulan dari pernyataan yang
disajikan pada soal-soal Gelombang Mekanik pada e-
modul
6. Saya dapat membuat kesimpulan dari pernyataan yang
disajikan pada soal-soal gelombang bunyi (pipa organa)
pada e-modul
7. Saya dapat menguraikan jawaban terkait permasalahan
yang berhubungan dengan Gelombang Mekanik pada e-
modul
8. Saya dapat menguraikan jawaban terkait permasalahan
yang berhubungan dengan gelombang bunyi (pipa organa)
pada e-modul
9. Saya dapat menghitung dengan tepat soal-soal yang
disajikan sesuai dengan rumus-rumus yang telah ada pada
e-modul
10. Saya mampu melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama di dalam kelompok
11. Saya bisa bertanggung jawab dan memberikan kontribusi
di dalam kelompok
12. Saya mampu menerima pendapat orang lain di dalam
kelompok
127
sangat efektif.
2) Tes Efektifitas
pembelajaran.
tabel:
B. Pembahasan
kemampuan berpikir kritis dan kolaborasi yang saling terkait pada satu
sebagian besar peserta didik tidak senang, bosan, dan jenuh dalam belajar
fisika dan menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang abstrak dan
dan efisien, karena bahan ajar dan metode mengajar pendidik yang
digunakan masih kurang menarik dan memakai metode ceramah saja dan
peserta didik masih sulit memahami apa yang ada di dalam bahan ajar dan
didik. Materi yang peneliti gunakan adalah materi gelombang mekanik dan
51
Anggi Hary Prasadi, Wiyanto Wiyanto, dan Erni Suharini, “The Implementation of Student
Worksheet Based on STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) and Local
Wisdom to Improve of Critical Thinking Ability of Fourth Grade Students,” Journal of
Primary Education 9, no. 3 (31 Mei 2020): 227–37,
https://doi.org/10.15294/jpe.v9i3.37712.
133
E-modul adalah salah satu bahan ajar yang efektif, efisien, dan
kemampuan peserta didik belajar mandiri (self learning) dan juga dapat
berupa alat musik serunai bisa menunjang keterampilan berpikir kritis dan
52
Ali Armadi dan Sihabuddin Sihabuddin, “implementation of a local culture based scientific
approach to improve your creative thinking skills in basic teacher education students,”
Widyagogik : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar 8, no. 2 (21 Januari
2021): 12–24, https://doi.org/10.21107/widyagogik.v8i2.8530.
53
Prima Aswirna dkk., “STEM-Based E-Module Integrated Local Wisdom of Rice Stem
Fertilizers on Students’ Critical and Creative Thinking,” Al-Ta Lim Journal 29, no. 1 (28
Februari 2022): 15–23, https://doi.org/10.15548/jt.v29i1.764.
134
adalah salah satu aplikasi yang dapat membuat bahan ajar. Pembuatan
android, laptop, dan computer sehingga tidak terbatas ruang dan waktu
ada variasi bahan ajar yang didapatkan Peserta didik yang tidak hanya
Lokal Pupuik Batang Padi Terhadap Berfikir Kritis Dan Kreatif Peserta
dalam kategori sangat efektif dan untuk berpikir kreatif sebesar 78,5%.
54
Irkhamni, Izza, dan Salsabila, “pemanfaatan canva sebagai e-modul pembelajaran matematika
terhadap minat belajar peserta didik.”
135
sangat valid dari aspek isi/materi, 95% sangat valid dari aspek kebahasaan
praktis, serta nilai rata-rata hasil angket praktikalitas peserta didik adalah
86,8% dengan kategori sangat praktis. Hasil rata-rata dari nilai angket
sangat praktis. Pada uji efektivitas ada dua tahap yaitu penyebaran angket
efektifitas dan uji soal efektivitas. Dimana nilai rata-rata angket efektivitas
peserta didik adalah 87,04% dengan kategori sangat efektif, serta nilai
rata-rata uji soal peserta didik adalah 82,2% dengan kategori sangat
efektif.
membantu peserta didik agar tetap tertarik pada mata pelajaran fisika yang
modul Fisika berbasis etno-STEM valid dengan skor rata-rata 70% dilihat
pendidik 80% dan dan peserta didik 79,86% dengan kategori praktis.
angket efektifitas 88,46% Untuk soal tes berpikir kritis pada K.D 3.8 dan
K.D 3.10 diperoleh skor rata-rata 87,7% dengan kategori sangat efektif.
136
C. Keterbatasan Peneliti
berikut:
modul.
3. Jika diakses secara offline beberapa fitur dalam e-modul tidak dapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
peserta didik.
Keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi baik dari segi materi, media,
B. Saran
137
138
Didik.
139
DAFTAR PUSTAKA
Bengkulu,” Mudra Jurnal Seni Budaya 36, no. 1 (23 Februari 2021): 121–
27, https://doi.org/10.31091/mudra.v36i1.1317.
Dala Zulyani dan Ali Asmar, “Pengembangan E-Module Berbasis Problem Based
Dian Bakhtiar, “Bahan ajar berbasis kearifan lokal terintekrasi STM (Sains,
I R Anugrah, “Scientific content analysis of batik Cirebon and its potential for
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1806/1/012215.
140
https://doi.org/10.24815/jpsi.v8i2.17322.
https://doi.org/10.25273/doubleclick.v1i2.1540.
Critical Discourse,” Science 328, no. 5977 (23 April 2010): 463–66,
https://doi.org/10.1126/science.1183944
Jufrida, Jufrida, et al. "Pengembangan Buku IPA Berbasis Kearifal Lokal Jambi
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 22, no. 2 (27 Desember 2018): 219–
30, https://doi.org/10.21831/pep.v22i2.19590.
141
(2018): 227-235.
https://doi.org/10.20897/ejsteme/85525.
Linda, Roza, et al. "The Effect of Prezy and Exe-Learning Media on Chemical
Luh Putu Eka Diantari dkk., “Pengembangan E-Modul Berbasis Mastery Learning
https://doi.org/10.23887/janapati.v7i1.12166
https://doi.org/10.18404/ijemst.95761.
Sains, 201-204.
Nur Asiah, M Ag, dan Yuli Yanti, “Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung 1440 H/2019 M,” t.t., 63.
https://doi.org/10.24832/jpnk.v3i1.591.
Nyoman Sugihartini dan Nyoman Laba Jayanta, " Pengembangan E-modul Mata
https://doi.org/10.23887/jptk-undiksha.v14i2.11830.
https://doi.org/10.26740/jp.v3n1.p45-51.
https://doi.org/10.20527/jipf.v4i2.2056.
Rois Leonard Arios, “ Fungsi dan Pelestarian Alat Musik Sunai di Kabupaten
Tiara Sya’Bani, “Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S–1)
https://doi.org/10.46843/jiecr.v3i3.154.
Uus Toharudin, Iwan Setia, dan Dahlia Fisher, “Sundanese Traditional Game
jer.10.1.199.
Kelley, Todd R., and J. Geoff Knowles. "A conceptual framework for integrated
STEM education." International Journal of STEM education 3.1 (2016):
1-11.
146