Anda di halaman 1dari 3

1.

siapa para pihak yang dapat dikatagorikan sebagai pihak terafiliasi yang
tercantum dalam Pasal 47 Undang-Undang Perbankan dimaksud ?

Pihak-pihak yang berkewajiban menjaga rahasia bank disebutkan dalam Pasal 47 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Pihak- pihak
dimaksud antara lain: 1) Anggota Dewan Komisaris, 2) Direksi, 3) Pegawai Bank,
dan 4) Pihak Terafiliasi lainnya dari bank.
2. Bentuk peraturan perundang-undangan apa saja yang terkait dengan tindak pidana
perbankan?

Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Perbankan Berdasarkan Undang-Undang


tentang Perbankan
1. Tindak Pidana Berkaitan dengan Perizinan
Setiap pihak yang ingin mendirikan bank, tentunya harus memenuhi ketentuan
sebagaimana yang diatur dalam undang-undang. Berkaitan dengan perizinan bank
telah diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang tentang Perbankan yang mewajibkan
setiap pihak memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan
Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia apabila ingin melakukan kegiatan menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
Apabila ternyata belum memperoleh izin usaha sesuai ketentuan tersebut namun
sudah menjalankan kegiatan layaknya bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat,
maka aktivitas tersebut dapat dikatakan sebagai praktik bank tanpa izin atau bank
gelap.
Ketentuan pidana mengenai pelanggaran perizinan bank ini juga telah diatur dalam
Pasal 46 Undang-Undang tentang Perbankan yang memberikan ancaman pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.
10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).
2. Tindak Pidana Berkaitan dengan Rahasia Bank
Sebagai lembaga keuangan, tentunya industri perbankan harus dapat menjaga
kepercayaan masyarakat. Salah satunya terkait dengan keterangan data diri dan
keadaan keuangan nasabah.
Rahasia Bank berdasarkan Pasal 1 angka 28 Undang-Undang tentang Perbankan
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai
nasabah penyimpanan dan simpanannya. 
Apabila terdapat pihak yang melakukan pelanggaran rahasia bank, Undang-Undang
tentang Perbankan telah mengatur pengenaan ancaman pidana pada Pasal 47 dan
Pasal 47a.
3. Tindak Pidana Berkaitan dengan Pengawasan Bank
Dalam pelaksanaan kegiatan usahanya, setiap bank memiliki kewajiban untuk patuh
kepada pihak yang bertanggung jawab terhadap pengawasan bank, yaitu Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Dikarenakan sebagai lembaga yang mengelola
uang masyarakat dalam jumlah yang besar, Bank Indonesia perlu mengetahui
bagaimana perjalanan kegiatan dan usaha bank melalui laporan.
Apabila bank tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud, maka dapat
dikatakan telah melakukan tindak pidana perbankan di kelompok ini sehingga dapat
dikenakan Pasal 48 Undang-Undang tentang Perbankan.
4. Tindak Pidana Berkaitan dengan Kegiatan Usaha
Semakin bervariasinya produk dan kegiatan perbankan, maka bank perlu menjaga
kepercayaan masyarakat dalam hal penggunaan dana nasabah yang bertanggung
jawab yang diwujudkan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban. 
Laporan tersebut nantinya akan diumumkan langsung kepada publik melalui media
massa, maupun diberikan kepada Bank Indonesia dan/ atau Otoritas Jasa Keuangan.
Bagi pihak yang tidak mematuhi ketentuan ini, maka dapat dikenakan ancaman
pidana sebagaimana yang diatur dalam Pasal 49 Undang-Undang tentang Perbankan.
5. Tindak Pidana Berkaitan dengan Pihak Terafiliasi
Berdasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-Undang tentang Perbankan diberikan
penjabaran bahwa pihak terafiliasi meliputi:
1. anggota Dewan Komisaris, pengawas, Direksi atau kuasanya, pejabat, atau karyawan
bank;
2. anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat, atau karyawan bank,
khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; 
3. pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan publik, penilai,
konsultan hukum dan konsultan lainnya; 
4. pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi pengelolaan
bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga Komisaris, keluarga
pengawas, keluarga Direksi, keluarga pengurus.
Terhadap pihak terafiliasi yang dengan sengaja tidak melaksanakan langkah-langkah
untuk memastikan ketaatan bank terhadap Undang-Undang tentang Perbankan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku lainnya, maka dapat dikenakan ancaman
hukuman pidana sebagaimana yang diatur dalam Pasal 50 dan Pasal 50a Undang-
Undang tentang Perbankan.

Anda mungkin juga menyukai