Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Sains 24 (1) 2022: 24101(1-6)

Jurnal Penelitian Sains


Journal Home Page: http://ejurnal.mipa.unsri.ac.id/index.php/jps/index

Analisis pemeriksaan kontrol klorida urin adisi metode Fantus


menggunakan Sigma-metrik
Titin Aryani* dan Aji Bagus Widyantara
Prodi Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Indonesia

Kata kunci: ABSTRAK: Pengendalian mutu laboratorium merupakan faktor penting dalam mempenga-
kontrol klorida urin, ruhi kualitas hasil pemeriksaan laboratorium. Solusi terbaik dalam pelaksanaan pengendalian
metode Fantus, mutu yaitu dengan penerapan metode sigma-metrik. Sigma-metrik digunakan untuk menilai
Sigma-metrik mutu dari pemeriksaan laboratorium dengan menghitung kesalahan per satu juta peluang.
Hal tersebut dinilai efektif apabila diterapkan dalam mengevaluasi hasil pemeriksaan kontrol
klorida urin metode adisi yang merupakan pemeriksaan laboratorium metode klasik. Data
penelitian didapatkan melalui tahapan pemeriksaan dimulai dari standarisasi larutan AgNO3
0,17N (2,9%), pembuatan kontrol urin normal, pemeriksaan kontrol klorida urin dan analisis
hasil. Prosedur pemeriksaan dilakukan berdasarkan pada metode Fantus dengan prinsip titrasi
argentometri, kemudian dianalisis hasil akurasi, bias, presisi dan sigma menggunakan micro-
soft excel. Nilai akurasi pada kontrol urin normal yaitu 109,55% dengan bias 9,55%. Nilai coe-
fisen variation kontrol urin normal 3,75%. Nilai sigma kontrol urin normal 1,21. Kontrol klo-
rida urin metode adisi menghasilkan nilai sigma yang berada dibawah batas minimal sigma
untuk pelayanan kesehatan yaitu minimal 3 sigma. Evaluasi untuk sigma berkisar 1 yaitu perlu
dipertimbangkan pemakaian metode untuk aplikasi klinis karena terjadi masalah pada kontrol
kualitas.
Keywords: ABSTRACT: Laboratory quality control is an important factor in influencing the quality of la-
urine chloride control, boratory examination results. The best solution in quality control. The sigma-metric is used to
Fantus method, judge from laboratory tests by calculating the error per one million odds. This was effective in
Sigma-metric testing the results of the addition of urine chloride examination in the classical method labora-
tory test. The data were studied in stages starting from standardization of AgNO3 solution
0.17N (2.9%), making normal urine control, checking urine control and analyzing results. The
examination procedure is carried out based on the Fantus method with the argentometric
titration principle, then the results of accuracy, bias, precision, and sigma are analyzed using
Microsoft Excel. The accuracy value in normal urine control is 109.55% with a bias of 9.55%.
The coefficient of variation in normal urine control was 3.75%. Normal urine control sigma
value 1.21. Addition method urine chloride control resulted in a sigma value that was below
the minimum sigma limit for health services, namely 3 sigma minimum. The valuation for sig-
ma ranges from 1 trying to avoid using the method for clinical applications because of prob-
lems with quality control.

Jumlah klorida dalam tubuh ditentukan oleh ke-


1 PENDAHULUAN seimbangan antara klorida yang masuk dan yang
keluar tubuh. Klorida yang masuk tergantung dari
K lorida termasuk ke dalam jenis elektrolit, khu-
susnya sebagai anion utama yang berada dalam
cairan ekstrasel. Jumlah klorida pada orang dewasa
jumlah dan jenis makanan. Kandungan klorida da-
lam makanan sama dengan natrium. Orang dewasa
normal sekitar 30 mmol per kg berat badan. Sekitar pada keadaan normal rerata mengkonsumsi 50-200
88% klorida berada dalam cairan ekstrasel dan 12% mmol klorida per hari, dan ekskresi klorida bersama
dalam cairan intrasel. Perbedaan kadar klorida anta- feses sekitar 1-2 mmol perhari. Drainase lambung
ra cairan interstisial dan cairan intrasel disebabkan atau usus pada diare menyebab-kan ekskresi klorida
oleh perbedaan potensial di permukaan luar dan mencapai 100 mmol perhari. Kadar klorida dalam
dalam membran sel [1]. keringat bervariasi, rerata 40 mmol/L. Pada penge-

* Corresponding Author: email: titinaryanipurnama@gmail.com

https://doi.org/10.56064/jps.v24i1.599
Naskah diusulkan: 28 Agustus 2020 ; Naskah disetujui: 16 April 2022
p-ISSN: 1410-7058 e-ISSN: 2597-7059 © 2022 JPS MIPA UNSRI 24101-1
Titin Aryani dan Aji Bagus Widyantara JPS Vol. 24 No. 1 Apr. 2022

luaran keringat berlebihan, kehilang-an klorida da- 2 METODE PENELITIAN


pat mencapai 200 mmol per hari [1].
Fungsi klorida dalam tubuh belum diketahui se- Waktu dan Tempat
cara jelas, tetapi klorida diketahui punya peran da- Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-
lam pengaturan osmolalitas, volume darah, netrali- Februari, di Laboratorium Terpadu Universitas ‘Ai-
tas listrik, menjaga keseimbangan asam dan basa, syiyah Yogyakarta, Indonesia.
serta mengatur derajat keasaman lambung [2]. Bila
pengeluaran keringat berlebihan, kehilangan klorida Prosedur Penelitian
dapat mencapai 200 mmol/hari [3].
Cara Kerja
Menurut Morrison, penurunan kadar klorida ter-
jadi karena konsentrasi klorida yang kurang pada Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu co-
urin. Hal ini disebabkan karena penyalahgunaan rong, spatula, batang pengaduk, tabung reaksi (iwa-
diuretik. Kadar klorida yang rendah disebabkan oleh ki), rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur 1mL;
hilangnya volume asam klorida dari ginjal karena 10mL (pyrex), neraca ohaus PA214, gelas beker
diuretik atau kehilangan garam akibat nefropati 100mL (pyrex), buret 100 mL(pyrex) dan erlenmeyer
(Sindrom Bartter dan Gitelman). Hipokloremia juga 250mL (pyrex).
sering terjadi bersamaan dengan hiponatremia.
Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu
Kondisi hiperkloremia juga bisa terjadi pada PGK.
larutan standar NaCl 0,1N p.a. (Merck), AgNO3
Kadar klorida biasanya meningkat pada asidosis me-
2,9% p.a. (Merck), K2CrO4 20% p.a. (Merck) dan
tabolik anorganik dan menanda-kan normal anion
akuades, dan urin normal.
gap metabolic asidosis (Nagma). Penyebab hiperklo-
remia ialah infus intravena tinggi klorida seperti 0,9% Prosedur:
salin normal, dan obat-obatan seperti anhydrase
Standarisasi Larutan AgNO3 0,17N (2,9%) dengan
inhibitor karbonat, dan ENaC blockers (triamterene, NaCl 0,1N
amilorid) [4].
Dipipet larutan NaCl 0,17N sebanyak 10mL ke da-
Pemeriksaan klorida cairan tubuh baik pada lam erlenmeyer 250mL. Kemudian ditambahkan
sampel urin maupun darah penting untuk dilakukan 1mL larutan K2CrO4 20%. Selanjutnya larutan Ag-
untuk membantu dokter dalam penegakan diagnosa NO3 0,17N (2,9%) dimasukkan ke dalam buret. La-
keseimbangan elektrolit cairan tubuh. Metode Fan- rutan dititrasi dengan AgNO3 0,17N (2,9%) sampai
tus merupakah metode yang dapat digunakan seba- terbentuk endapan warna coklat kemerahan setipis
gai metode penetapan kadar klorida dalam sampel mungkin. Titrasi dilakukan secara triplo, lalu dihi-
urin yang masih digunakan. Metode fantus dapat tung nilai normalitas AgNO3.
menetapkan kadar klorida urin berbasarkan titrasi
jumlah tetesan AgNO3 yang dapat menghasilkan en- Pembuatan kontrol urin normal dengan kadar klori-
dapan merah bata. Dimungkinkan metode fantus da 180 mEq/L
memiliki kelemahan dalam pengamatan titik akhir Tabung reaksi diisi 10 tetes urin menggunakan pipet
titrasi.Penelitian terkait analisis pemeriksaan kontrol tetes 1 mL. Kemudian menambahkan sebanyak 10
klorida urin metode adisi menggunakan sigma- tetes larutan standar Klorida 180 mEq/L. Dilanjutkan
metrik sampai saat ini sepengetahuan peneliti masih dengan menambahkan 2-4 tetes larutan K2CrO4 20%
belum banyak. Padahal sangat perlu diketahui ba- dengan pipet ukur 1 mL, lalu dicampur. Setelah itu,
gaimana hasil uji pengendalian mutu pemeriksaan menambahkan tetes demi tetes dengan pipet ukur 1
klorida urin metode Fantus, agar dapat dilaporkan mL larutan AgNO3 sampai terbentuk warna merah
tingkat ketepatan (akurasi), ketelitian (presisi) dan coklat yang menetap. Kemudian, menghitung kadar
nilai sigma metric untuk memprediksi kualitas proses Klorida urin kontrol. Jumlah tetes larutan perak ni-
preanalitik, analitik dan paska analitik, sehingga se- trat yang dipakai sama dengan gram klorida per liter
tiap hasil pemeriksaan terkait pemeriksaan klorida urin.
urin dapat dipertanggungjawabkan.
Penetapan kadar kontrol Klorida Urin
Tabung reaksi diisi 10 tetes urin menggunakan pipet
tetes 1 mL. Menambahkan 1-2 tetes larutan K2CrO4
20% dengan pipet ukur 1 mL dicampur. Menam-
bahkan tetes demi tetes dengan pipet ukur 1 mL
larutan AgNO3 0,17 N (2,9%) sampai terbentuk war-
na merah coklat yang meratap. Kemudian, menghi-

24101-2
Titin Aryani dan Aji Bagus Widyantara JPS Vol. 24 No. 1 Apr. 2022

tung kadar klorida jumlah tetes larutan perak nitrat nakan dalam menentukan total kesalahan analisis
yang dipakai sama dengan gram klorida per liter [6]. Nilai akurasi dan presisi dihitung dengan meng-
urin. gunakan rumus pada microsoft excel. Nilai akurasi-
dan bias yang didapat pada penelitian mengenai
3 HASIL DAN PEMBAHASAN kontrol klorida urin adisi level normal ditampilkan
pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Hasil Pemeriksaan Kadar Kontrol Klorida Tabel 1. Nilai Akurasi Kontrol Klorida Urin Normal
Urin Normal
Level Kontrol Nilai Benar (mEq/L) Akurasi (%)
Penetapan kadar kontrol klorida urin adisi metode Normal 180 109,55
Fantus dilakukan melalui 30 kali pengulangan den-
gan menggunakan urin kontrolnormal metode adisi
buatan sendiri. Kontrol yang digunakan adalah kon- Tabel 2. Nilai Akurasi dan Bias Kontrol Klorida Urin
Normal
trol urin normal dengan kadar 180 mEq/L. Data pe-
nelitian didapatkan melalui tahapan pemeriksaan Level Kontrol Akurasi (%) Bias (%)
dimulai dari standarisasi larutan AgNO3 0,17N Normal 109,55 9,55
(2,9%) dengan NaCl 0,1N, pembuatan kontrol urin
normal, pemeriksaan kontrol klorida urin dan anali- Akurasi merupakan ukuran yang menunjukkan
sis hasil. Diperoleh nilai rata-rata kadar kontrol klo- derajat kedekatan hasil dengan kadar analit sebe-
rida urin normal yang dibuat dengan metode adisi narnya (nilai benar) yang digambarkan dalam ben-
adalah 197,18 mEq/L. tuk persentase. Terdapat dua level kontrol dalam
penelitian ini, yaitu level kontrol normal dan patolo-
Standarisasi Larutan AgNO3 0,17N (2,9%) gis tinggi. Kontrol urin normal dibuat dengan nilai
dengan NaCl 0,1N nilai benar 180 mEq/L.

Standarisasi larutan merupakan proses pembakuan Nilai akurasi yang didapat pada kontrol urin
konsentrasi larutan standar sekunder melalui titrasi normal yaitu 109,55%. Menurut Standar Nasional
menggunakan larutan standar primer. Standarisasi Indonesia atau disingkat SNI (2009) tentang Cara Uji
dilakukan untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya Klorida (Cl) dengan Metode Argentometri, nilai aku-
dari larutan, sehingga pemeriksaan yang dilakukan rasi yang baik yaitu pada rentang 90-110%[5]. Ber-
menghasilkan data yang tepat [15]. Larutan standa- dasarkan penilaian tersebut, diketahui bahwa untuk
ryang dijadikan sebagai titran dalam pemeriksaan nilai akurasi kontrol urin normal masih masuk dalam
kontrol klorida urin adalah larutan AgNO3 2,9%. rentang nilai akurasi yang dapat diterima.
Larutan AgNO3 2,9% sama dengan AgNO3 0,17N. Pada dasarnya, pemeriksaan klorida metode Fan-
Perolehan persamaan tersebut didapatkan dari kon- tus ini sangat dipengaruhi pada perubahan warna.
versi larutan AgNO3 berupa persentase yang diubah Titik ekivalen yang diharapkan pada reaksi ini yaitu
menjadi angka mol untuk diketahui nilai normalitas- terbentuknya endapan warna merah bata. Endapan
nya. merah bata ini terjadi karena adanya reaksi antara
Standarisasi larutan AgNO3 0,17N dilakukan CrO4 dan AgNO3 yang membentuk Ag2CrO4 dan
menggunakan larutan NaCl 0,1N sebagai larutan NO3. Larutan K2CrO4 20%yang berwarna kuning
standar primer dengan indikator tetesan AgNO3 [5]. memberikan warna yang intens pada larutan uji,
Jumlah tetesan AgNO3 pada standarisasi menunjuk- sehingga mengakibatkan pembentukan endapan
kan nilai 6 untuk semua pengulangan. Setelah dike- merah bata yang sulit terlihat. Akibatnya, kelebihan
tahui jumlah tetesan pada titran, selanjutnya dilaku- tetesan pada saat melakukan reaksi sangat mung-
kan penentuan normalitas AgNO3. kin\terjadi. Keadaan tersebut juga terjadi pada pene-
litian Deniz Kormaz (2017) yang juga melakukan
Berdasarkan perhitungan, diketahui hasil stran- pemeriksaan klorida dengan titrasi argentometri
darisasi larutan AgNO3 menunjukkan hasil yang aku- menggunakan larutan AgNO3 [6].
rat dengan menunjukkan nilai konsentrasi yang sa-
ma dengan kadar sebenarnya yaitu 0,17N. Pada setiap pengujian atau pemeriksaan suatu
metode biasanya terdapat kesalahan yang mengaki-
Akurasi Pemeriksaan Kontrol Klorida Urin batkan nilai akurasi yang terukur tidak tepat 100%.
Kesalahan yang timbul bisa berasal dari faktor kesa-
Perhitungan nilai akurasi dan presisi dilakukan sete- lahan personal ataupun kesalahan sistematis.Persen
lah diketahui kadar kontrol kloridaurin pada kedua kesalahan perhitungan akurasi dapat dilihat pada
kelompok percobaan. Nilai akurasi dan presisi digu- penilaian angka bias atau inakurasi. Bias memperki-

24101-3
Titin Aryani dan Aji Bagus Widyantara JPS Vol. 24 No. 1 Apr. 2022

rakan ketidak-akuratan hasil dan dinilai berdasarkan rang baik. Hal tersebut dipengaruhi adanya kesala-
perbedaan dalam sarana hasil [8]. Nilai bias pada han acak saat pengujian. Kesalahan acak dipenga-
penelitian ini yaitu 9,55% untuk kontrol urin normal. ruhi oleh ketidakstabilan instrumen, adanya variasi
Berdasarkan nilai bias tersebut diketahui bahwa pe- suhu atau pereaksi, keragaman teknik dan operator
meriksaan pada kontrol urin menunjukkan nilai bias yang berbeda [6]. Karena pemeriksaan ini merupa-
yang masih bisa diterima yaitu tidak lebih dari 7% kan pemeriksaan yang dilakukan dengan metode
sesuai dengan panduan pada CDC (2014) terkait klasik, maka kesalahan tersebut dapat muncul ketika
elektrolit [9]. dilakukan penelitian. Sebaran di area nilai benar
yang kurang baik juga terjadi karena rentang tetesan
Pemeriksaan klorida urin metode Fantus yang
yang menghasilkan beda terlalu besar terhadap nilai
menggunakan prinsip titrasi sangat bergantung pada
nilai benar, yaitu 28,17 mEq/L.
kejelian penglihatan untuk melihat titik akhir titrasi.
Pada penelitian ini, digunakan tabung reaksi dan
pipet tetes sebagai instrumen melakukan reaksi ka- Sigma-Metrik Pemeriksaan Kontrol Klorida
rena volume yang digunakan dalam penelitian ini Urin
relatif kecil, yaitu berkisar 1-2mL larutan. Penggu- Sigma merupakan matrik yang mengukur hasil dari
naan instrumen gelas tersebut, juga dapat menim- proses yang dinilai berdasarkan kesalahan per satu
bulkan adanya kesalahan yang terjadi, karena proses juta peluang [10]. Sigma diperoleh dengan mema-
homogenisasi yang tidak sempurna juga tetesan sukkan nilai TEa (Total Error allowable), nilai bias
yang tidak sama. dan nilai coefision variation (CV) dalam rumus.Nilai
TEa (Total Error allowable) diperoleh dari CLIA
Presisi Pemeriksaan Kontrol Klorida Urin (Clinical Laboratory Improvement Amandement).
Presisi merupakan ukuran kedekatan hasil analisis CLIA merupakan regulasi yang mencangkup standar
yang didapatkan dari serangkaian pengukuran beru- penilaian yang menguji spesimen manusia untuk
lang dari pemeriksaan yang sama. Presisi dinilai penilaian kesehatan, diagnosis, mencegah atau
dengan melihat nilai coefisien variation (CV) pada mengobati penyakit (CDC, 2020) [14]. Nilai TEa un-
tuk tiap analit berbeda-beda. Berdasarkan hasil studi
data pemeriksaan [6]. Nilai coefisien variation (CV)
literatur yang telah dilakukan, analit klorida memiliki
pada kontrol urin normal pemeriksaan kontrol klori-
nilai TEa yaitu 5 menurut CLIA Nilai sigma yang di-
da urin adisi ditampilkan pada Tabel 3.
peroleh pada pemeriksaan kontrol klorida urin adisi
Tabel 3. Nilai Standard Deviation (SD) dan Coefisient ditampilkan pada Tabel 4.
Variation CV Kontrol Klorida Urin
Tabel 4. Nilai Sigma Kontrol Klorida Urin Normal
Level Kontrol SD (mEq/L) CV(%)
Total Error Allowable
Normal 7,40 3,75 Level Kontrol Sigma
(TEa)
Normal 5 1,21
Tabel 3 menunjukkan nilai presisi pada level kon-
trol yang direpresentasikan dengan nilai coefisien Pada Tabel 4 digambarkan nilai sigma pada ke-
variation (CV). Nilai CV kontrol urin normal adisi dua kontrol. Nilai sigma untuk kontrol urin normal
yaitu 3,75%. Standard Deviation (SD) sebagai gam-
yaitu 1,21. Sigma-metrik digunakan untuk mengi-
baran dari sebaran rata-rata pemeriksaan menun- dentifikasi seberapa sering kesalahan yang mungkin
jukkan nilai 7,40%. terjadi dengan menghitung performasi kesalahan
Selain nilai akurasi, dalam proses validasi juga per satu juta peluang [11]. Penggunaan sigma-metrik
dihitung nilai presisi. Presisi merupakan ukuran yang mencangkup lima langkah universal yaitu mene-
menunjukkan derajat kesesuaian hasil yang diukur tapkan, mengukur, menganalisis, meningkatkan dan
melalui penyebaran hasil individual dengan prose- mengendalikan proses [8]
dur yang dilakukan secara berulang (Riyanto, 2014). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, nilai
Pada penelitian ini, presisi dinyatakan dalam coefi-
sigma untuk kontrol urin klorida normal yaitu 1,21.
sien variation (CV). Besaran nilai CV untuk kontrol
Nilai sigma yang terhitung yaitu pada kisaran 1.
urin normal adisi yaitu 3,75%. Berdasarkan Center for
Angka tersebut mengindikasikan bahwa dalam satu
Disease Control (CDC) (2014) mengenai elektrolit,
juta pemeriksaan, terdapat kesalahan sebanyak
nilai CV untuk analit klorida pada penelitian ini me- 690.000 kali dengan probabilitas tanpa cacat sebesar
lebihi batas yang diterima yaitu 2,2% [9]. 30,9% [12]. Berdasarkan penelitan Westgard (2016)
Nilai CV yang melebihi batas toleransi menun- nilai sigma minimal dalam proses industri dan pe-
jukkan bahwa sebaran di area nilai benar yang ku- layanan kesehatan yaitu 3 sigma, sehingga nilai sig-

24101-4
Titin Aryani dan Aji Bagus Widyantara JPS Vol. 24 No. 1 Apr. 2022

ma pada urin kontrol normal adisi dengan metode 3. Nilai sigma kontrol urin normal adisi yaitu -1,21
Fantus tidak memenuhi standar untuk nilai sigma yang berarti tidak memenuhi syarat minimal nilai
dalam pelayanan klinis. Nilai sigma yang berada pa- sigma pada penerapan pemeriksaan klinis.
da kisaran satu, menandakan bahwa terjadi masalah
pada penerapan kontrol kualitas (QC) dan perlu di- REFERENSI ______________________________
pertimbangkan lagi terkait penggunaan metode pa- [1]
Yaswir, R & Ira, F. (2012). Fisiologi dan Gangguan
da aplikasi pelayanan klinis [13].
Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida serta
Hasil yang ditunjukkan pada evaluasi sigma ini Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas,
menyatakan bahwa pemeriksaan kontrol klorida 1, 80-85.
[2]
urin adisimetode Fantus sebaiknya tidak diaplikasi- Anwari IM. 2007. Cairan Tubuh Elektrolitdan Mineral,
kan dalam pemeriksaan klinis. Hal ini terjadi karena Polton Sports Scienceand Performance Lab. Available
masih banyak variasi penganggu yang menyebabkan from http://www.pssplab.com.
terjadinya kesalahan pada saat proses pemeriksaan. [3]
Sacher R.A. dan Mcpherson R.A. Pengaturan Asam-
Pelayanan kesehatan secara nyata memang sudah “Basa dan Elektrolit” pada: Tinjauan Klinis Hasil Peme-
tidak menggunakan pemeriksaan klorida urin me- riksaan Laboratorium, edisi kedua.hh.320-340. Jakarta:
tode Fantus sebagai instrumen pemeriksaan klorida Penerbit Buku Kedokteran EGC.
secara klinis. Pemeriksaan klorida urin metode Fan- [4]
Morrison G. 1990. Serum chloride. In: Walker HK, Hall
tus lebih banyak diterapkan dalam instansi pendidi- WD, Hurst JW, editors. Clinical Methods: The History,
kan ketika pembelajaran praktikum. Physical, and Laboratory Examinations (3rd ed). Boston:
Butterworths, 1990; p. 892.
Variasi kesalahan yang terjadi pada penelitian ini [5]
Standar Nasional Indonesia (SNI.6989.19:2009). Cara
diduga terletak pada prosedur pemipetan, teknik
Uji Klorida (Cl) dengan metode Argentometri. Undang-
pembacaan hasil dan beberapa parameter variasi Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
kesalahan personal. Hal tersebut bisa diminimalisir [6]
Riyanto. (2014). Validasi dan Verifikasi Metode Uji:
dengan adanya pedoman khusus sesuai metode
Sesuai dengan ISO/EIC 17025 tentang Laboratorium
pemeriksaan. Pada pemeriksaan menggunakan alat Pengujian dan Kalibrasi. Yogyakarta: Penerbit Deepub-
otomatis, kesalahan sistematik akibat alat atau in- lish.
strumen dapat dikurangi variasi kesalahannya den- [7]
Korkmaz, D., (2017). Precipitation Titration Determina-
gan melakukan maintenance alat secara teratur,
tion of Chloride by Mohr Method.
pemahaman terkait tindakan error pada alat dan https://www.google.com/amp/s/docplayer.net./
yang paling penting adalah validasi metode uji ter- amp/20843650- Precipitation Titration Determination
hadap instrumen yang dipakai. of Chloride by-the-Mohr-method-by-dr-deniz-
korkmaz.html.Diakses April 2020.
Penggunaan sigma-metrik dalam kontrol kualitas
[8]
pemeriksaan laboratorium mempermudah tenaga Iqbal, S., & Tazeen, M. (2017). Application of Sigma
kesehatan dalam menentukan performasi saat ini Metrics Analysis for the Assessment and Modification
of Quality Control Program in the Clinical Chemistry
dengan melihat performasi pada tiap pemeriksaan
Laboratory of a Tertiary Care Hospital. India Journal
sebelumnya. Analisis sigma-metrik tidak terbatas pa-
Clinical Biochemistry, 32, 106–109.
da peran dalam melakukan validasi kontrol kualitas, [9]
namun sigma-metrik juga bisa digunakan untuk Center for Disease Control and Prevention (CDC).
(2014). Laboratory Procedure Manual : Sodium, Potas-
memperbaiki rutinitas operasional sebuah metode.
sium, Chloride (Electrolytes) Test. National Center for
Sebuah metode dapat dikatakan layak guna atau Environmental Health, US.
membutuhkan pengawasan bisa ditentukan dengan [10]
Lakshman, M., B. Ravindra, R., P. Bhulaxmi., K. Mala-
melihat nilai sigma yang mempertimbangkan variasi
thi., Mahjabeen, S., & Swati, P. (2015). Evaluation of
kesalahan pada metode [13].
sigma metrics in a Medical Biochemistry lab. Interna-
tional Journal of Biomedical Research, 6, 164-171.
4 KESIMPULAN [11]
Nanda, S.K, & Lopamudra, R. (2013). Quantitative
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,maka Application of Sigma Metrics in Medical Biochemistry.
kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai beri- Journal of Clinical and Diagnostic Research, 7, 2689-
2691.
kut:
[12]
Dewi, A,K., Ibnu, W. (2015). Sistem Kinerja Layanan
1. Nilai bias untuk kontrol urin normal yaitu 9,55%. Laboratorium Medis dengan Metode Six Sigma. Jurnal
2. Presisi berdasarkan nilai coefisien variation (CV) Sistem Informasi Bisnis. 161-170.
[13]
pada kontrol urin normal adisi kurang baik kare- Westgard, S. (2016). Quantitating Quality: Best Prac-
na lebih dari 2,2% yaitu 3,75%. tices for Estimating the Sigma-Metrics. USA. Abbott
Diagnostics.

24101-5
Titin Aryani dan Aji Bagus Widyantara JPS Vol. 24 No. 1 Apr. 2022

[14] [16]
Center for Disease Control and Prevention(CDC). Gandasoebrata, R. (2013). Penuntun Laboratorium Kli-
(2020).Clinical Laboratory Improvement Amande- nik (11th.ed.). Jakarta: Dian Rakyat.
ments (CLIA). National Center for Environmental [17]
Klutts, J.S. & Scott, M.G. (2006). Physiology and disord-
Health, US. ers of Water, Electrolyte, and Acid-Base Metabolism.
[15]
Padmaningrum, R.T. (2006). Titrasi Asidimetri. Jurnal Tietz Text Book of Clinical Chemistry and Molecular
Pendidikan Kimia. 1-9. Diagnostics,1, 1747-1775. ________________________

24101-6

Anda mungkin juga menyukai