Anda di halaman 1dari 22

NAMA : HADIDSAETNA

NIM : 2001110502006
KELAS : IPA Reguler B 2020

TEMA : Literasi Sains


No Judul Jurnal Pendahuluan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan
1 Profil literasi  Dalam kaitannya dengan  Pada penelitian ini  Dari data rata-rata hasil  Kemampuan literasi
sains dan model hasil belajar mata pendekatan yang tes literasi sains peserta sains peserta didik
pembelajaran pelajaran sains pada digunkan adalah didik kelas VIII SMPN di pada mata pelajaran
dapat aspek kemampuan pendekatan penelitian Mataram secara IPA Biologi Kelas VIII
meningkatkan literasi sains yang kuantitatif dan keseluruhan nilai rata- SMPN di Kecamatan
kemampuan dilakukan OECD dalam kualitiatif rata nilai capaian literasi Mataram memiliki
literasi sains PISA tahun 2000 dan  Teknik yang digunakan sains SMPN Mataram rata-rata capaian
2003 menunjukkan dalam pengambilan sebesar 53,7 sebesar 53,7%
bahwa “kemampuan sampel penelitian ini  Berdasarkan hasil analisi dengankemampuan
literasi sains untuk adalah purposif nilai capaian litersi literasi sains kategori
peserta didik SMP di sampling dengan alasan perserta didik di sangat tinggi memiliki
Indonesia mencapai skor keterbatasan waktu kelompokkan menjadi persentase sebesar
393 dan 395 berada pelaksanaan penelitian lima kategori yaitu 0,0%, kategori tinggi
pada urutan “ke-38 dari  Data kualitatif di kategori sangat tinggi, sebesar 3,6%, kategori
41 negara” kumpulkan dengan tinggi, sedang, rendah, sedang sebesar 48,2%,
 Hasil studi terdahulu berbagai macam alat dan sangat rendah. Dan kategori rendah
mengenai pembelajaran pengumpulan data kemudian Capain sebesar 13,4%, dan
sians menunjukan seperti dengan melalui kemampuan literasi sains kategori sangat
pembelajaran kurang observasi, angket, perserta didik di dominasi rendah sebesar
mengajak peserta didik wawancara, dokumen, pada kategori sedang. 34,8%.
untuk berpikir lebih rekam data.  Dengan menggunakan  Terdapat pengaruh
tinggi dan konstekstual  Analisis data kualitatif pre-test kelas dalam penerapan
terkait dengan materi dilakuakn dengan eksperiment dan pre-test model pembelajaran
yang akan dibahas. Mengeksplor arti kontrol terdapat hasil penemuan terbimbing
Sehingga peserta didik umum data, nilai rata-rata post-test terhadap kemampuan
kurang termotivasi untuk interpretasi penemuan, kelas eksperimen lebih literasi sains peserta
terlibat dalam validasi penemuan. tinggi dibadingkan didik pada materi
pembelajaran. dengan nilai rata-rata pemanasan global
 Tujuan dari penelitian post-test kelas kontrol. kelas.
untuk memberikan  Model pembelajaran
gamabran profil penemuan terbimbing
kemampuan literasi atau bebas terdapat
sains dan pengaruh tahap pembelajaran yang
inkuiri terbimbing mendukung indikator-
terhadap kemampuan indikator pencapaian
Literasi Sains peserta literasi sains. Hal ini
didik SMP sejalan dengan penelitian
yang dilakukan yang
menyatakan bahwa
penerapan model
pembelajaran penemuan
terbimbing atau bebas
pada mata pelajaran IPA
Terpadu dapat
meningkatkan
kemampuan literasi sains
model penemuan
terbimbing muncul
sebagai alat pedagogis
efektif untuk membantu
peserta didik
mengembangkan literasi
sains.

2 Analisis  Menurut OECD (2009)  Penelitian ini  Tampak dari aspek  Penelitian ini
Kemampuan Literasi sains merupakan merupakan penelitian mengidentifikasi menunjukkan bahwa
Literasi Sains kemampuan deskriptif yang pendapat ilmiah yang kemampuan literasi
Siswa SMP pada menggunakan bertujuan untuk valid dengan presentase sains siswa pada
Materi Sirkulasi pengetahuan sains untuk mengidentifikasi (58%) hal ini merupakan kategori rendah. Hal ini
Darah Siti mengidentifikasi kemampuan literasi capaian indikator tertinggi tampak dari aspek
Hardiyanti pertanyaan, menjelaskan sains pada materi jika dibandingkan dengan mengidentifikasi
Hasasiyah fenomena sains yang sirkulasi darah. Subjek keempat aspek lainnya pendapat ilmiah yang
terjadi dengan penelitian 38 siswa SMP dianganggap penekanan valid (58%), memahami
menggunakan fakta- N 4 Belik Pemalang Jawa literasi sains mampu elemen-elemen desain
fakta kontekstual. Tengah kelas VIIIA tahun meningkatkan minat penelitian terhadap
 Tahun 2012 literasi sains ajaran 2018/2019 siswa dan keterlibatan temuan (24%), mampu
siswa Indonesia berada  Instrumen yang siswa menyelesaikan soal
pada tingkat 64 dari 65 digunakan adalah alat  Memahami elemen- berdasarkan fenomena
negara peserta dengan tes kemampuan literasi elemen desain dan ilmiah (32%),
skor 382. Skor ini masih sains yang bagaimana dampaknya memahami dan
jauh di bawah skor rata- dikembangkan penulis pada temuan dengan menginterpretasikan
rata Internasional yang dengan acuan indikator capaian persentase (24%) statistik dasar (21%)
ditetapkan PISA yaitu literasi sains. hal ini merupakan dan siswa mampu
500 kedudukan dua terendah melakukan inferensi,
 Adapun fenomena yang dari lima lainnya. Dimana prediksi, dan penarikan
terjadi sekarang adalah siswa harus mampu kesimpulan
tingkat kemauan siswa berlatih lagi memahami berdasarkan data
untuk membaca dan data hasil penelitian dari (39%) kemampuan
menulis sangat kurang, berbagai sumber. literasi sains siswa SMP
sehingga kemampuan  Inidkator ketiga yaitu rendah pada aspek
literasi siswa yang lain mampu menyelesaikan memahami dan
termasuk literasi sains soal berdasarkan menginterpretasikan
ikut berkurang fenomena ilmiah (32%) statistik dasar.
 Materi sistem peredaran pada indikator ini siswa
darah merupakan salah perlu banyak berlatih
satu materi konsep yang pemahaman konsep sains
terdapat pada jenjang terintegrasi dengan
Sekolah Menengah fenomena dan kejadian di
Pertama pada kelas VIII alam dan dalam kehiduan
konsep IPA ini sesuai sehari-hari khususnya
dengan aspek literasi pada kasus sistem
sains. Materi yang peredaran darah.
abstrak tetapi konkrit  Indikator keempat
dalam kehidupan sehari- memahami dan
hari, sedangkan proses menginterpretasikan
pembelajaran di sekolah statistik dasar (21%) pada
hanya menghafal saja, indikator ini banyak siswa
sehingga perlu yang perlu berlatih untuk
menekankan literasi menginterprestasikan
sains pada materi sebuah sajian data.
sirkulasi darah.  Indikator kelima yaitu
 Tema sirkulasi salah satu siswa mampu melakukan
tema pembelajaran inferensi, prediksi, dan
kontekstual yang sangat penarikan kesimpulan
erat dengan kehidupan berdasarkan data hanya
sehari-hari. Penelitian ini mendapatkan (39%) saja.
bertujuan untuk  Berdasarkan
mengetahui kemampuan permasalahan dilapangan
literasi sains siswa pada didapat beberapa faktor
materi sirkulasi darah di penyebab rendahnya
tingkat SMP literasi sains salah
satunya siswa belum
pernah mengerjakan soal
literasi sains sebelumnya
yang berkaitan dengan
hasil penelitian tema
sistem peredaran darah.
3 Bahan ajar IPA  Hakikat dalam  Prosedur penelitian  .Penggunaan media  hasil validasi ahli dan
berbasis inkuairi mempelajari IPA meliputi yang digunakan adalah pembelajaran yang guru sebagai pengguna
terstruktur untuk empat unsur utama yang model Dick & Carey. berbasis audiovisual menunjukkan bahwa
meningkatkan tidak dapat dipisahkan Pada tahap evaluasi dalam bentuk bahan ajar IPA berbasis
literasi sains satu sama lain, yaitu: (a) formatif dilakukan macromedia flas inkuiri terstruktur yang
peserta didik sikap berupa rasa ingin melalui validasi bahan professional dapat telah didesain layak
SMP tahu (b) proses berupa ajar oleh tiga orang ahli meningkatkan digunakan
prosedur pemecahan dan satu orang praktisi, kemampuan belajar  penggunaan bahan ajar
masalah melalui metode uji coba terbatas (metakognisi) peserta IPA berbasis inkuiri
ilmiah; (c) produk berupa terhadap bahan ajar IPA didik terstruktur pada uji
fakta, prinsip, teori, dan yang dilakukan di kelas  Sebelumnya telah coba terbatas
hukum; dan (d) aplikasi VIII, dan uji validitas dan dilakukan ujicoba pada mendapat respon pada
berupa penerapan reliabilitas instrumen bahan ajar secara katagori sangat praktis
metode ilmiah dan tes literasi sains yang terbatas. Para validator dari peserta didik,
konsep IPA dalam dilakukan di kelas IX. memberikan hasil sedangkan respon guru
kehidupan sehari-hari. Aspek kelayakan yang validasinya dan diperoleh berada pada katagori
Salah satu bentuk dinilai oleh keempat hasil bahwa bahan ajar praktis, dan
produk yang harus validator terhadap yang menerapkan model  guru berada pada
memiliki keempat bahan ajar IPA yang pembelajaran inkuiri katagori praktis, dan
hakikat IPA tersebut dikembangkan yaitu memberi dampak pada (3) hasil uji validitas
yaitu berupa bahan ajar materi dan desains proses pembelajaran instrumen penilaian
yang digunakan sebagai produk. seperti peserta didik menunjukkan bahwa
pedoman belajar di memperoleh pengalaman dari 15 item soal ada
sekolah. belajar yang dapat 10 soal yang valid dan
 Penelitian ini merupakan terlihat secara aktif dan semua soal yang valid
penelitian meningkatkan kualitas dinyatakan reliabel.
pengembangan. dalam proses belajar Berdasarkan hasil uji
Prosedur pengembangan untuk memecahkan formatif tersebut maka
produk yang digunakan masalah dapat dilanjutkan pada
mengacu pada model  Kemudian ada uji tahap uji sumatif yaitu
Dick & Carey rehabilitasi instrumen untuk mengetahui
 Tujuan penelitian ini literasi sains yang mana efektifitas bahan ajar
adalah mengembangkan hasil nya adalah Soal IPA berbasis inkuiri
bahan ajar IPA berbasis literasi sains yang terstruktur dalam
inkuiri terstruktur untuk digunakan dalam uji coba meningkatkan literasi
meningkatkan literasi yakni 15 butir soal. Rtabel sains peserta didik.
sains peserta didik SMP. diperoleh dengan melihat
nilai korelasi dari jumlah
peserta didik, dimana N =
23 pada taraf signifikan
5% yakni 0,338.
Berdasarkan hasil
diperoleh 10 soal memiliki
r hitung lebih besar dari
0,338, maka dapat
dinyatakan 10 soal literasi
sains valid dan reliabel
4 Kemampuan  The Organisation for  Metode penelitian  Adapun hasil kemampuan  kemampuan literasi
Literasi Sains Economic Cooperation adalah deskriptif literasi sains siswa per sains siswa SMP di
Fisika Siswa SMP and Development (OECD) kuantitatif tanpa komponen soal Sumatera Selatan
Kelas VII Di merupakan organisasi memberikan perlakuan keseluruhan pada 3 smp secara keseluruhan
Sumatera yang bertempat di Paris. kepada siswa. yang berada di sumatra ditinjau dari level soal
Selatan Organisasi Ini  Teknik pengumpulan selatan yaitu dan kompetensi proses
Menggunakan menyelenggarakan data berbentuk tes menunjukkan bahwa hasil sains diperoleh
Kerangka PISA penilaian literasi siswa tertulis. Soal tes yang kemampuan literasi sains hasilmasih sangat
(Program for tingkat internasional digunakan merupakan siswa pada konten fisika rendah.
International melalui program PISA. hasil pengembangan menggunakan kerangka 
Student  Faktor utama tingkat yang dilakukan oleh Sari PISA masi sangat rendah.
Assesment) literasi sains yang rendah dkk., 2017). Penilaian  Kemudian hasil literasi
karena siswa kurang disesuaikan dengan sains berdasarkan level
terlatih dalam kriteria penilaian PISA. soal kerangka PISA yang
menyelesaikan soal-soal  Objek penelitian ini mana diperoleh hasil
PISA, ketersediaan bahan adalah pencapaian bahwa Persentase
ajar penunjang siswa kemampuan literasi pencapaian siswa yang
untuk berpikir tingkat sains siswa pada konten paling tinggi pada level 2
tinggi masih jarang, fisik. sebesar 54,9 dan
selain itu keterbatasan terendah pada level 5
soal-soal serupa PISA yaitu hanya sebesar 28,1
dan minat baca siswa dari skala maksimum 100.
yangrendah. Hal ini menunjukkan
 Orientasi PISA kemampuan siswa
memperhatikan apa berdasarkan level soal
yang dapat dilakukan masih sangat rendah
siswa dan bagaimana  Dan yang terakhir hasil uji
penguasaan siswa berdasarkan kopetensi
menggunakan proses sains soal kerangka
pengetahuan dan PISA yang hasilnya adalah
keterampilan yang kemampuan
aplikatif dalam menginterpretasi data
kehidupan nyata. Artinya dan bukti ilmiah memiliki
bukan hanya menguasai persentase tertinggi
konsep untuk mencapai sebesar 60,4; kemampuan
kompetensi tertentu mengevaluasi dan
tetapi juga menguasai mendesain penelitian
penerapannya dalam memiliki persentase
kehidupan. sebesar 42; dan
kemampuan menjelaskan
fenomena ilmiah memiliki
persentase sebesar 38,6.
Secara keseluruhan hasil
kemampuan literasi sains
siswa berdasarkan
Kompetensi Proses Sains
yaitu 47,1. Hal tersebut
menunjakkan bahwa
kemampuan literasi siswa
masi rendah.
5 Pengaruh model  Menurut Emilia dkk  Penelitian ini  model pembelajaran  perbedaan literasi sains
pembelajaran (2018) Peserta didik yang merupakan penelitian berbasis masalah perlu antara peserta didik
berbasis masalah memiliki kemampuan eksperimen semu (quasi diterapkan dalam suatu yang mengikuti model
terhadap literasi literasi sains akan dapat eksperiment).Rancangan proses pembelajaran pembelajaran berbasis
sains dan berfikir menerapkan analisis data penelitian karena melibatkan masalah dengan
kritis siswa pengetahuan mereka yang digunakan adalah keaktifan peserta didik peserta didik yang
sekolah dasar untuk memecahkan singlefactor dalam kegiatan proses mengikuti
permasalahan dalam independent groups pembelajaran sehingga pembelajaran
situasi kehidupan sehari- design. mampu meningkatkan ekspositori, terdapat
hari baik dalam lingkup  Kelompok eksperimen cara berpikir peserta didik perbedaan berpikir
pribadi, sosial ataupun dalam penelitian ini sejalan dengan hal kritis peserta didik
global. yaitu model tersebut literasi sains antara peserta didik
 Saat ini pendidikan sains pembelajaran berbasis peserta didik pun akan yang mengikuti model
di Indonesia cukup masalah sedangkan terbangun dengan pembelajaran berbasis
memprihatinkan. Secara model pembelajaran sendirinya dan masalah dengan
gambaran umum ekspositori untuk kelas berkembang dalam peserta didik yang
kemampuan literasi sains kontrol. proses pembelajaran. mengikuti
peserta didik di  Teknik analisis data  Berpikir kritis dipahami pembelajaran
Indonesia masih berada yang digunakan untuk sebagai kegiatan ekspositori dan
di bawah rata-rata pengujian hipotesis menganalisis idea atau terdapat perbedaan
dibandingkan dengan adalah teknik analisis gagasan kearah yang secara simultan literasi
negara-negara lain Multivariate Analysis of lebih spesifik, sains dan berpikir kritis
 Salah satu faktor yang Variance (MANOVA) membedakannya secara peserta didik antara
secara langsung tajam, memilih, peserta didik yang
bersinggungan dengan mengidentifikasi, mengikuti model
kegiatan pembelajaran mengkaji dan pembelajaran berbasis
siswa dan mengembangkannya masalah dengan
mempengaruhi kearah yang lebih peserta didik yang
rendahnya kemampuan sempurna mengikuti model
literasin adalah  Model pembelajaran pembelajaran
pemilihan metode dan berbasis masalah mampu ekspositori.
model pengajaran oleh memenuhi apa yang
guru. dibutuhkan peserta didik
 Faktor lain juga yang selama pendidik selalu
menjadi dasar pengaruh berupaya untuk
dalam literasi sains merancang pembelajaran
adalah berpikir kritis. yang bermakna agar bisa
meningkatkan literasi
sains dan berpikir kritis
peserta didik.
6 Analisis Effect  Literasi sains merupakan  Jenis penelitian yang  Hasil effect size pertama  penggunaan bahan ajar
Size Pengaruh salah satu keterampilan diterapkan pada yang dicapai adalah IPA terpadu bermuatan
Bahan Ajar IPA terpenting dan harus penelitian ini adalah bahan ajar IPA terpadu literasi memberikan
Bermuatan diperkuat oleh para metode review jurnal ditinjau dari aspek tema pengaruh yang berarti
Literasi Sains siswa. Siswa dengan dengan menganalisis 20 memberikan pengaruh pada aspek tema
Terhadap Hasil keterampilan literasi artikel. yang berbeda-beda pada terutama pada tema
Belajar Siswa sains akan dapat  Penelitian-penelitian itu kategori kecil, sedang, gerak dalam kehidupan
SMP/MTs menerapkan diperoleh dari berbagai dan tinggi terhadap hasil sehari-hari dengan
pengetahuan yang sumber, yaitu: artikel belajar siswa. effect size 4,41 kategori
dipelajari untuk (hasil penelitian) dalam  Hasil kedua dari analisis tinggi.
memecahkan masalah jurnal hasil penelitian effect size ini terkait  penggunaan bahan ajar
dalam kehidupan sehari- dan laporan penelitian dengan pengaruh bahan IPA terpadu bermuatan
hari (Jufrida, dkk., 2019).  Data pada penelitian ini ajar IPA Terpadu literasi memberikan
 Hasil tes Programme for merupakan data bermuatan literasi pengaruh yang yang
International Students sekunder karena ditinjau berdasarkan lebih efektif pada
Assessment (PISA) diperoleh dari hasil-hasil jenjang kelas VII dan kelas aspek jenjang kelas VIII
menunjukkan bahwa penelitian yang VIII memberikan efek dengan effect size 1,80
kemampuan literasi dilakukan sebelumnya. yang sangat positif. Efek kategori tinggi
siswa di Indonesia masih Data dikumpulkan yang lebih baik adalah  bahan ajar IPA terpadu
rendah. menggunakan teknik penggunaan bahan ajar bermuatan literasi
 Penelitian Analisis effect dokumentasi. IPA bermuatan literasi memberikan pengaruh
size ini bertujuan untuk:  Langkah-langkah sains di kelas VIII yang berarti pada
1) menentukan ukuran tabulasi data adalah (1) merupakan gambaran aspek hasil belajar
efek bahan ajar IPA identifikasi variabel- anak di jenjang lebih terutama pada aspek
terpadu bermuatan variabel penelitian, (2) tinggi lebih mampu pengetahuan dengan
literasi berdasarkan identifikasi rerata dan berfikir logis dan hasil effect size 1,80 kategori
tema, 2) menentukan deviasi standar dari data belajar siswa semakin tinggi.
ukuran efek bahan ajar kelompok eksperimen tinggi karena mereka
IPA terpadu bermuatan maupun kelompok telah melalui jenjang
literasi berdasarkan kontrol untuk setiap pendidikan dasar dan
jenjang kelas, dan 3) subjek penelitian, 3) Jika sudah bisa berpikir ke
menentukan ukuran efek standar deviasinya tidak tingkat dewasa.
bahan ajar IPA terpadu diketahui maka dapat  Hasil ketiga dari
bermuatan literasi menggunakan rumus penelitian ini adalah
berdasarkan hasil nilai t, (4) Jika standar pengaruh bahan ajar IPA
belajar. deviasinya diketahui Terpadu bermuatan
maka penghitungan literasi ditinjau dari hasil
effect size dapat belajar siswa yaitu
menggunakan rumus menghasilkan pengaruh
Glass. bahan ajar IPA terpadu
bermuatan literasi sains
memberikan efek yang
sangat positif pada aspek
pengetahuan, aspek sikap
dan aspek keterampilan.
7 Analisis  Menurut Muchlis (2013)  Desain penelitian yang  Kemampuan literasi sains  Kemampuan literasi
Kemampuan Peserta Didik harus digunakan adalah peserta didik kelas VII di sains pada penelitian
Literasi Sains kenal dekat dengan penelitian kuantitatif kota Cirobon tergolong ini dilihat dari aspek
Peserta didik konsep-konsep dasar yang menggunakan sangat tendah, hal ini kompetensi,
SMP di Kota sains, matematika, metode deskriptif dikarenakan masi pengetahuan dan
Cirebon rekayasa, dan teknologi (deskriptif-kuantitatif) berfokus pada aspek konteks kemudian
agar dapat berpikir kritis yaitu penelitian yang hafalan dan juga melihat dari hasilnya
tentang dunia ini dan gambarannya dikarenkan peserta didik siswa siswa SMP kelas
membuat keputusan menggunakan ukuran, jarang melakukan VII di kota cirebon
cerdas dalam isu-isu jumlah atau frekuensi kegiatan praktikum memiliki kemampuan
pribadi dan  Sampel yang digunakan  Untuk meningkatkan literasi sains dengan
kemasyarakatan. menggunakan kemampuan literasi sains kategori sangat
 Melihat pentingnya purposive sampling. siswa guru perlu, rendah
kemampuan literasi Sampel yang dipilih memberikan  Literasi sains ini
sains, maka perlu untuk yaitu Sekolah pemahaman tentang menjadi acuan dalam
menganalisis Menengah Pertama literasi sains dan menerapkan
kemampuan literasi Negeri dengan penerapan literasi sain kemampuan dan
sains peserta didik SMP Akreditasi A dan B. dalam proses kualitas pembelajaran
di Kota Cirebon.  Instrumen literasi sains pembelajaran, contohnya IPA di kota cirebon
 Penelitian ini bertujuan yang digunakan dengan menggunakan
untuk memberikan mengadopsi instrumen berbagai jenis model
gambaran profil capaian Literasi Sains OECD pembelajaran yang
literasi sains peserta PISA assessment tahun bersifat student centered
didik SMP di kota 2018 dan kegiatan
Cirebon yang ditinjau laboratorium,
dari tiga aspek listerasi  Rendahnya kemampuan
sains, yakni konten, literasi sains peserta
proses, dan konteks. didik kelas VII di kota
Cirebon juga disebabkan
tidak efektifnya
pembelajaran IPA selama
masa pandemi Covid-19.
8 Pengembangan  Pandemi Covid-19 telah  Penelitian ini  Produk yang dihasilkan  pembelajaran berbasis
Media mempengaruhi semua merupakan penelitian dari penelitian android yang
Pembelajaran sistem pendidikan dari pengembangan pengembangan ini adalah dikembangkan
Berbasis Android tingkat pra-sekolah, (Research & berupa aplikasi media memperoleh hasil yang
pada Masa sekolah dasar, sekolah Development) yang pembelajaran berbasis sangat valid setelah
Pandemi Covid- menengah hingga bertujuan untuk android yang bertujuan melalui proses
19 untuk lembaga perguruan menghasilkan produk memudahkan guru untuk pengujian oleh
Meningkatkan tinggi. tertentu, dan menguji menyampaikan materi validator ahli. Kritik
Literasi Sains  Inovasi pembelajaran keefektifan produk dan juga sebagai sumber dan saran dari validator
Peserta Didik dampak Covid-19 tersebut. belajar mandiri yang digunakan sebagai
sebenarnya membuka  Penelitian ini berfokus dapat digunakan diluar bahan untuk perbaikan
paradigma baru bagil pada pengembangan sekolah khususnya pada perangkat.
embaga pendidikan yang media pembelajaran saat pandemi Covid-19  Evaluasi setiap pakar
tidak lagi berbasis android pada  Media pembelajaran terhadap komponen
menggambarkan proses materi zat dan berbasis android dapat media android dapat
pembelajaran harus karakteristiknya di digunakan siswa SMP digunakan untuk
melalui tatap muka di sekolah menengah karena nilai rata-rata perbaikan media.
dalam kelas. pertama (SMP). kelayakan menunjukkan Selain itu konten dalam
 Salah satu alternatifnya  Teknik pengumpulan bahwa penerapan media berbasis android
dengan memanfaatkan data kevalidan produk tersebut layak, siswa yang dikembangkan
android sebagai media media pembelajaran dapat mempelajari zat mengikuti pedoman
pembelajaran. meliputi angket dan karakteristiknya, penyusunan dan
Penggunaan android kevalidan silabus, seperti unsur, senyawa, konsep zat dan
sebagai media kevalidan RPP, dan dan campuran di aplikasi karakteristikya
pembelajaran dapat kevalidan instrumen smartohone mereka
menjadi alternatif serta literasi sains.  Media pembelajaran ini
solusi untuk membuat juga dilengkapi dengan
peserta didik lebih aktif pembahasan dan di akhir
dalam proses belajar. evalausi terdapat hasil
 Penelitian ini bertujuan skor penilaian untuk
untuk mengembangkan mengetahui tingkat
media pembelajaran pencapaian siswa dengan
berbasis android yang menggunakan media
layak untuk pembelajaran ini
meningkatkan literasi
sains peserta didik
9 Studi Profil  Rendahnya capaian  Pada penelitian ini,  Secara umum, literasi  proses pembelajaran
Literasi Sains literasi sains peserta peneliti menggunakan sains di kota Banda Aceh belum mencerminkan
Siswa dan didik Indonesia sangat pendekatan kualitatif. masih sangat rendah, pembelajaran berbasis
Pembelajarannya berkaitan dengan proses  Ada empat jenis teknik khususnya pada literasi sains yang
di SMP Kota pembelajaran yang yang digunakan dalam intensitasnya sehingga mengakibatkan literasi
Banda Aceh terjadi saat ini. penelitian ini yaitu praktik pembelajaran sains siswa di SMP
Pembelajaran IPA di teknik dokumentasi yang berlaku pada SMP Banda Aceh masih
sekolah umumnya masih atau teknik analisis Kota Banda Aceh tidak dalam kategori sangat
terpaku pada konsep dan konten (content memberikan kontribusi rendah. Sehingga
belum mengaitkannya analysist), teknik secara positif terhadap praktik pembelajaran
dengan kehidupan observasi, teknik capaian literasi sains pada sains tidak
sehari-hari wawancara, dan teknik siswa menjadi sangat memberikan kontribusi
 kemampuan literasi sains test. rendah yaitu 1.48 pada positif terhadap
peserta didik sebelum level 2 dari 6 level. capaian literasi sains.
dan sesudah diterapkan  lSalah satu faktor yang
pembelajaran saintifik mempengaruhi
tidak sama, atau dapat pencapaian kemampuan
dikatakan terdapat literasi sains adalah aspek
perbedaan yang yang terkait terhadap
signifikan antara literasi sikap emosional siswa
sains peserta didik yang meliputi
sebelum dan sesudah kenyamanan belajar IPA,
diterapkannya minat belajar yang baik,
pembelajaran saintifik serta intensitas motivasi
 Berdasarkan yang dapat menentukan
permasalahan yang telah pencapaian prestasi
dikemukakan, perlu belajarnya
dilakukan kembali kajian  Selain peran siswa, guru
proses pembelajaran juga sangat berperan
terhadap aspek-aspek penting dalam
literasi sains siswa untuk mempengaruhi literasi
melihat sejauh mana sains dan faktanya masi
aspek-aspek literasi sains masih sangat sedikit guru
menurut PISA 2018 yang mampu membuat
terinternalisasi dalam soal yang mencerminkan
proses pembelajaran dan upaya mengakses literasi
dampaknya terhadap sains siswa.
literasi sains peserta
didik.
10 Upaya  Rendahnya literasi sains  Penelitian ini  Penerapan pembelajaran  Implementasi
peningkatan menyebabkan siswa menggunakan metode berbasis keunggulan pembelajaran berbasis
literasi sains menjadi kurang tanggap deskriptif dengan setempat dapat keunggulan setempat
siswa melalui terhadap perkembangan subyek penelitian meningkatkan yang terintegrasi pada
pembelajaran dan permasalahan yang adalah siswa kelas 10 kemampuan proses sains materi biologi dapat
keunggulan lokal ada di sekitar lingkungan SMA Negeri 1 Sokaraja. siswa di karenakan hasil dilakukan melalui
maupun berkaitan  Prosedur penelitian yang di peroleh sebelum model pembelajaran
dengan fenomena alam dilakukan melalui penerapan pembelajaran kontekstual. Langkah
untuk iti perlu empat tahapan, yaitu adalah 68,2% (cukup) pelaksanaan
pengembangan strategi persiapan, pelaksanaan, kemdian meningkat pembelajaran
untuk meningkatkan pengolahan/ analisis menjadi 77,18% (baik). kontekstual berbasis
literasi sains yang salah data, dan pelapora.  penerapan pembelajaran keunggulan setempat
satunya memanfaatkan berbasis keunggulan meliputi
model pembelajaran berhasil menumbuhkan kontruktivisme, inkuiri,
berbasis keunggulan kemampuan berpikir bertanya, masyarakat
daerah setempat. logis, kreatif, mampu belajar, pemodelan,
 Pada proses memecahkan masalah, refleksi, dan penilaian
pembelajaran kritis, menguasai sebenarnya/penilaian
kontekstual berbasis teknologi serta adaptif autentik.
keunggulan setempat terhadap perubahan dan  pembelajaran berbasis
siswa mengaitkan perkembangan zaman. keunggulan setempat
pengalamannya dengan  pembelajaran berbasis masuk dalam kegori
materi yang akan keunggulan setempat baik yang dimana
dipelajari di kelas juga diimplementasikan sebelum
sehingga pembelajaran dengan pendekatan penerapannya aspek
yang terjadi menjadi kontruktivistik yang konten sainsnya hanya
lebih bermakna mampu merangsang 68,2% (cukup)
 Tujuan penelitian adalah siswa untuk tanggap kemdian meningkat
mengetahui bagaimana terhadap perkembangan menjadi 77,18% (baik).
implementasi dan permasalahan yang
pembelajaran berbasis ada di sekitar lingkungan.
keunggulan lokal yang
terintegrasi pada materi
pembelajaran biologi
beserta peningkatan
literasi sains siswa
setelah pelaksanaan
pembelajaran berbasis
keunggulan lokal.
11 Analisis faktor  Tujuan dari penelitian ini  Penelitian ini termasuk  faktor yang menyebabkan  Ada beberapa faktor
penyebab ada 3 yaitu, pertama dalam studi literatur. rendahnya kemampuan penyebab rendahnya
rendahnya menemukan faktor- Jenis data yang literasi sains adalah kemampuan literasi
kemampuan faktor penyebeb dikumpulkan berupa pemilihan sumber belajar, sains peserta didik
literasi sains rendahnya litersi sains data sekunder berupa ini di karenakan juga Indonesia yang
peserta didik peserta didik, kedua hasil-hasil penelitian pembelajaran di ditemukan berkaitan
mencari informasi yang dari berbagai artikel, indonesia masi terbatas dengan hasil PISA
releven dengan faktor- sumber pustaka dan pada materi buku ajar Indonesia. Diantaranya
fakotr rendahnya litersi dokumen yang sesuai atau teks saja. a). Pemilihan buku ajar,
sains peserta didik dan dengan tema faktor  Pemahan terhadapat b). Miskonsepsi, c).
ke tiga mengkaji sebuah penyebab rendahnya konsep-konsep IPA masi Pembelajaran tidak
teori dasar yang relevan kemapuan literasi sains sangat rendah hal ini di kontekstual, d).
faktor-faktor rendahnya peserta didik. karenakan guru terlalu Rendahnya
literasi sains peserta  Data-data yang memberikan tuntutan kemampuan membaca,
didik. didapatkan, kemudian siswa harus menerima dan e). Lingkungan dan
 Selama hampir 20 tahun dikumpulkan, konsep-konsep IPA yang iklim belajar yang tidak
terakhir sejak PISA dikompilasi, dikaji, mungkin belum kondusif
merilis hasil kemampuan dianalisis, dan sepenuhnya dipahami
literasi sains peserta disimpulkan sehingga demi tercapainya terget
didik di seluruh dunia, mendapatkan kurikulm
Negara Indonesia selalu rekomendasi mengenai  Pembelajaran yang tidak
berada pada urutan studi literatur. kontekstual karena dalam
bawah. pembelajaran sains yang
 perlu adanya identifikasi sampai saat ini belum
apa saja faktor penyebab mendapat pemecahan
rendahnya kemampuan secara tuntas adalah
literasi sains peserta adanya anggapan pada
didik di Indonesia diri peserta didik bahwa
sehingga dapat pelajaran ini sulit
memunculkan ide atau dipahami dan dimengerti
gagasan untuk bisa  Rendahnya kemampuan
membenahinya. siswa dalam membaca
atau memaknai bacaan
hal ini sangat
mempengaruhi tingkat
literasi sains peserta didik
 Lingkungan dan iklim
belajar juga berpengaruh
pada skor literasi siswa
yang mana keadaan
infrastruktur sekolah,
SDM sekolah dan tipe
organisasi manejemen
sekolah .
12 Profil literasi  Penelitian ini bertujuan  Jenis penelitian ini  Literasi sains pada 3  tingkat kemampuan
sains siswa SMP untuk menentukan merupakan penelitian sekolah dikota gerung literasi sains siswa Se-
di kota gerung tingkat literasi sains deskriptif dengan masuk di kategori sedang Kota Gerung termasuk
pada tema siswa pada tema populasi berjumlah dengan nilai rata-rata dalam kategori sedang
pencemaran pencemaran lingkungan 2135 siswa. secara berurutan yaitu dengan nilai rata-rata
lingkungan di SMP Gerung pada  Teknik pengambilan 65.12, 69.57, dan 57.58. yaitu 64,09.
tahun 2019. sampel yang digunakan  Gender atau jenis kelamin  Siswa perempuan
 Rendahnya hasil belajar dalam penelitian ini mempengaruhi mempunyai
sains berhubungan adalah Area Probability kemampuan literasi sains kemampuan literasi
dengan proses Sample atau dengan siwa. Hal ini ditunjukkan yang lebih tinggi
pembelajaran sains yang memperhatikan area juga pada hasil penelitian dibandingkan dengan
belum memberikan atau tempat populasi. di SMPN Se-Kota Gerung siswa laki-laki, nilai
peluang bagi peserta  Teknik pengumpulan yang mana Nilai kemampuan literasi
didik untuk data yang digunakan kemampuan literasi pada pada perempuan yaitu
mengembangkan dalam penelitian ini perempuan yaitu sebesar sebesar 65,22,
kemampuan bernalar adalah dengan 65.22, sedangkan pada sedangkan pada laki-
secara kritis. menggunakan tes, laki-laki mempunyai nilai laki mempunyai nilai
 Literasi sains pada tema wawancara, dan kemampuan literasi kemampuan literasi
pencemaran lingkungan dokumentasi. sebesar 59.55. sebesar 59,55
penting dikaji karena  salah satu penyebab
dengan adanya rendahnya kemampuan
pembelajaran siswa dalam
pencemaran lingkungan mengevaluasi dan
diharapkan siswa dapat mendesain penyelidikan
memahami ilmiah yaitu pada buku
berbahayanya dampak teks yang kurang
pencemaran lingkungan menyajikan
dan memiliki etika serta permasalahan-
moralitas dalam menjaga permasalahan yang
lingkungan menuntut siswa untuk
berpikir, dan kurang
memunculkan strategi
pemecahan masalah.

13 Kajian faktor - Penelitian ini bertujuan untuk - Penelitian ini merupakan Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan penelitian dapat
instrinsik dan mendeskripsikan faktor penelitian eksplorator bahwa: faktor intrisik pada disimpulkan bahwa
kemampuan penguatan intrinsik dan ikuantitatif. seluruh indikator masih di bawah kemampuan literasi sains di
listerai sains keberhasilan pelaksanaan literasi - Sampel penelitian sebanyak 25%, indikator minat siswa dari kota Bandar Lampung selama
siswa SMP di sains pada jenjang SMP di kota 331 siswa SMP yang berasal dari dalam diri siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
kota bandar Bandar Lampung saat kelas VIII tahun ajaran pelaksanaan pembelajaran sains daring di masa pandemi covid-
lampung pemberlakuan pembelajaran 2020/2021. selama belajar daring dalam 19 tergolong dalam katagori
daring selama Pandemi Covid-19. - Perolehan data penelitian kategori rendah. Rendahnya penguatan
- pembelajaran daring yang dilakukan dengan menggunakan tinggi (18,7%) dan siswa intrinsik memberikan
dimana berfungsi sebagai instrumen beruapa tes literasi menyadari ketergunaan untuk berpengaruh langsung
substitusi di masa pandemi sains dan kuesioner penguatan melakukan belajar sains dalam terhadap rendahnya
covid-19 mengharuskan peserta intrinsik. kategori tinggi (20,5%) dan kemampuan literasi sains
didik dituntut untuk dapat kemampuan literasi sains siswa siswa.
memiliki kemampuan dan berdasarkan kompetensinya
kemandirian dalam mengelola masih tergolong rendah, dengan
diri dan melaksakan kegiatan keseluruhan aspek literasi sains
belajar selama melakukan proses menunjukan nilai kurang dari
pembelajaran dari rumah. 16%.
Dengan demikian, guru dituntut
untuk menciptakan dan
mengembangkan teknik dan
bahan ajar yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran daring
saat pandemi covid.
14 Penerapan - Tujuan penelitian ini untuk - Penelitian ini merupakan - berdasarkan hasil penelitian literasi sains siswa kelas VII di
model mengetahui profil literasi sains penelitian eksperimen. Jenis Pembelajaran dengan model SMP Negeri 1 Labang
pembelajaran siswa dengan penerapan penelitian eksperimen yang discovery learning berpendekatan Bangkalan setelah
discovery pembelajaran discovery learning akan digunakan dalam etnosains mampu meningkatkan penerapan pembelajaran
learning pendekatan etnosains Madura. penelitian adalah quasi kemampuan menulis dan literasi discovery learning
berpendekatan - Literasi sains merupakan sarana experimental design dengan sains pada siswa. Hal tersebut berpendekatan etnosains
etnosains untuk siswa untuk melatih proses desain one shot case study. dapat dilihat dari hasil tes literasi Madura Berdasarkan hasil tes
mengetahui berpikir ilmiah dalam upaya - Teknik pengumpulan data diperoleh hasil nilai rata-rata literasi diperoleh hasil nilai
profil literasi menyelesaikan permasalahan berupa tes tulis literasi sains adalah 67,93% dengan rata-rata rata-rata adalah 67,93%
sains siswa smp dalam kehidupan sehari-hari. hasil tingkat fungsional 71%, dengan rata-rata hasil
Penerapan model pembelajaran konseptual dan prosedural 65% tingkat fungsional 71%,
discovery learning dan mutidimensional 66%. Rata- konseptual dan prosedural 65%
berpendekatan etnosains rata kemampuan level literasi dan mutidimensional 66%.
Madura mampu meningkatkan siswa berada pada level 3 Rata-rata kemampuan level
kemampuan liter asi sains. sebanyak 10 siswa; level 4 literasi siswa berada pada level
sebanyak 2 siswa; level 5 3 sebanyak 10 siswa, level 4
sebanyak 10 siswa; dan 5 siswa sebanyak 2 siswa, level 5
berada pada level 6. sebanyak 10 siswa, dan 5 siswa
berada pada level 6.
15 Profil literasi  Penelitian ini bertujuan  Penelitian ini  Hasil penelitian  Profil rata-rata
sains dan untuk mendeskripsikan merupakan penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir
keterampilan Profil keterampilan deskriptif, karena profil lierasi sains kritis pendidik IPA di
berfikir kritis berpikir kritis dan penelitian ini pendidikan IPA rata-rata Kota Mataram dalam
pendidikan IPA keterampilan Literasi mendeskripsikan berkategori cukup.Profil kategori sedang. Profil
SMP sain pendidik IPA SMP tentang profil keterampilan literasi sains ini dilihat dari rata-rata
Negeri di Kota Mataram keterampilan literasi pendidik SMP skor (70.67).
 Pendidikan IPA di sains dan penerapannya dikategorikan dalam  Berdasarkan capaian
Indonesia belum dalam pengembangan kelompok baik 33,33%, skor profil literasi sain
mencapai standar yang perangkat pembelajaran kategori cukup 16,67%, pendidik IPA rata-rata
diinginkan. Padahal oleh pendidik IPA dan kategori kurang 50%. berkategori cukup
untuk memajukan IPTEK  Instrumen penelitian  Profil rata-rata dengan rata-rata skor
keterampilan berpikir yang digunakan untuk keterampilan berpikir 56.31
dan pemahaman tentang memperoleh data kritis pendidik IPA dalam
sains peserta didik adalah tes literasi sains. kategori sedang. Pendidik
menjadi sangat penting  Teknik yang digunakan IPA yang berketerampilan
untuk mampu dalam penelitian adalah berpikir kritis tinggi 32%,
berkompetisi dalam teknik analisis data yang berketerampilan
persaingan global deskriptif dengan cara berpikir kritis sedang 32%,
dewasa ini dan dimasa mendeskripsikan dan dan 36% dari mereka
yang akan datang merangkum hasil memiliki keterampilan
 Peseta didik perlu penskoran terhadap berpikir kritis rendah
dibekali keterampilan keterampilan literasi
untuk peduli dan sain dan keterampilan
tanggap terhadap isu-isu berpikir kritis para
yang berkembang dalam pendidik IPA SMP
masyarakat, berpikir
kritis dan kreatif untuk
merencanakan
pemecahan masalah dan
pemahaman yang baik
untuk pemecahan
masalah yang berkaitan
dengan dampak
perkembangan IPTEK.
16 Analisis  Tujuan dari penelitian ini  Penelitian ini dilakukan  Hasil penilaian oleh  produk modul
kelayakan dan adalah untuk dengan menggunakan validator terhadap modul praktikum IPA yang
kepraktisn modul mengetahui uji modul praktikum praktikum IPA berbasis dianalisis terdiri dari
praktikum kelayakan dan uji berbasis literasi sains literasi sains dianalisis tiga kategori dengan
berbasis literasi kepraktisan modul untuk pembelajaran IPA secara deskritif kuantitatif nilai persentasenya
sains untuk praktikum berbasis yaitu menggunakan yang hasilnya kepraktisan aspek yang sangat valid
pembelajaran literasi sains untuk metode research and sebesar 66,27 atau sangat dengan nilai 78% pada
IPA pembelajaran IPA di SMP development praktis, serta perolehan elemen mutu modul,
Negeri 1 Langsa.  Pengumpulan data yang nilai kefektifan sebesar maka modul praktikum
 Pelakasanaan dilakukan dalam 0,72 dengan kriteria dinyatakan layak untuk
pembelajaran praktikum penelitian dengan sangat efektif digunakan sebagai
modul merupakan menggunakan beberapa  pengembangan petunjuk panduan praktikum
kewajiban bagi seorang teknik seperti studi praktikum berbasis sedangkan hasil uji
guru untuk membuat dokumenter, angket, keterampilan proses sains kepraktisan modul
modul praktikum, agar dan eksperimen. dari penilaian validator pada skala kecil
pelaksanaan produk yang dihasilkan terhadap siswa sebagai
pembelajaran praktikum termasuk kategori sangat pengguna diperoleh
sistematis sesuai dengan baik, sedangkan dari hasil persentase 82,8% pada
modul praktikum. ujicoba penggunaan atau kategori sangat baik
 Permasalahan yang pemakaian terbatas dan pada aspek konten.
dapatkan tidak adanya uji coba lanjut produknya
modul praktikum sebagai termasuk kategori mudah
penuntun pelaksanaan  Modul praktikum untuk
praktikum. Berdasarkan memperlancar praktikum,
hal tersebut perlu modul maka penuntun tersebut
praktikum IPA berbasis pada hakikatnya harus
literasi sains yang dapat memberikan kejelasan
memberikan dengan tepat serta dapat
pengetahuan bagi guru dimengerti sehingga
dan siswa dalam mudah dipahami oleh
melaksanakan pengguna
pembelajaran praktikum
untuk kegiatan
pembelajaran.
17 Pengembangan  Berdasarkan hasil  Penelitian ini merupakan Berdasarkan hasil table 3, 4, dan 5 Dari hasil penelitian yang
Modul wawancara peneliti dengan jenis penelitian terlihat bahwa persentase dilakukan, dapat disimpulkan
Pembelajaran Guru Biologi SMP N 20 Kota pengembangan (research pencapaian kriteria kelayakan bahwa modul pembelajaran
IPA Berbasis Bengkulu, terdapat beberapa and development). untuk setiap komponen sudah IPA berbasis etnosains yang
Etnosains Materi kendala di antaranya guru  Instrument yang digunakan berada pada kriteria sangat layak. dikembangkan layak untuk
Pencemaran dalam proses pembelajaran, dalam penelitian ini berupa Dari hasil validasi yang diperoleh digunakan dengan persentase
Lingkungan penggunaan buku yang angket kelayakan modul dapat disimpulkan bahwa modul 88%, 77,5%, 87,5% (kategori
Untuk Melatih hanya terpaku pada buku untuk mendapatkan data telah praktis untuk digunakan sangat layak, layak, dan sangat
Literasi Sains paket yang tebal dan hasil validasi dari 3 validator sebagai bahan ajar. Namun layak).
Siswa Kelas VII di disediakan oleh pihak  Peneliti membuat lembar demikian, untuk mendapatkan
SMP sekolah validasi yang berisikan informasi lebih mendalam, pada
 Pendekatan etnosains pernyataan. angket juga diberikan ruang untuk
merupakan strategi belajar menyampaikan
dengan pengalaman belajar komentar/kritik/saran pada
yang mengintergrasikan catatan. Hal ini dimaksudkan agar
budaya sebagai bagian dari validator lebih leluasa jika ingin
proses pembelajaran menyampaikan pendapatnya.

18 Pengembangan  Tujuan dari penelitian ini  Penelitian dan  Hasil pengembangan LKPD  Pengembangan LKPD
LKPD berbasis adalah untuk pengembangan ini berbasis blended learning berbasis blended learning
blended learing mengembangkan LKPD menerapkan model dari yang telah diaplikasikan menjadikan peserta didik
berbasis pada blended Thiagarajan [21]. Tahapan- pada pembelajaran IPA untuk mampu
untuk
learning untuk tahapan dalam penelitian memberikan pengaruh mendefinisikan
meningkatakn meningkatkan literasi sains dan pengembangan ini berupa peningkatan literasi fenomena ilmiah dengan
literasi sains peserta didik SMP. dibagi menjadi empat sains peserta didik pada tepat, membuat prosedur
peserta didik Pembelajaran berbasis
yakni: Define, Design, materi kemagnetan sebesar inkuiri dan berhasil
campuran (blended
Develop dan Dessiminate. 80%. mengevaluasinya
learning) dipilih dengan
tujuan agar dapat memenuhi  Sampel dipilih dengan  Lembar kerja ini sangat  LKPD berbasis blended
kebutuhan peserta didik metode cluster random efektif dan praktis dalam learning ini digunakan
untuk belajar di rumah dan sampling sehingga pembelajaran saat ini dan untuk pembelajaran
di sekolah. diperoleh 34 peserta didik dapat digunakan untuk campuran dengan model
 Permasalahan yang paling kelas eksperimen dan 34 pembelajaran dengan model inkuiri termbimbing dan
terlihat ketika pembelajaran peserta didik kelas kontrol. pembelajaran abad 21. sangat tepat digunakan
sains dilaksanakan adalah untuk meningkatkan
tidak adanya pembelajaran literasi sains peserta
yang mendukung didik.
keterampilan yang
dibutuhkan saat ini.
 Salah satu bentuk
pembelajaran yang cocok
untuk adalah pembelajaran
inkuiri yang berbasis pada
pembelajaran campuran
(blended learning).
19 Penganmbangan  Pembangunan literasi  Penelitian ini termasuk  Multimedia interaktif  Media berbasis komputer
ketermapilan siswa-siswi yaitu membaca dalam studi diharapkan dapat membantu menjadi penting
multimedia dan menulis harus diperluas literature proses dikembangkan karena
interaktif melalui multimedia dan TI  Jenis data yang belajar dikelas khususnya perkembangan zaman
pembelajaran IPA (teknologi informasi) dikumpulkan berupa pada mata pelajaran IPA. yang menuntut
untuk  Diperlukan cara data sekunder berupa hasil- Multimedia interaktif penggunaan teknologi
meningkatkan pembelajaran yang dapat hasil penelitian dari diharapkan agar siswa dalam berbagai bidang,
literasi sains menyiapkan peserta didik berbagai artikel, sumber lebih termotivasi dalam termasuk dalam bidang
peserta didik di berupa multimedia pustaka dan dokumen yang melaksanakan pembelajaran pendidikan. Adanya
abad 21 interaktif untuk sesuai dengan tema individual, kompetensi dasar literasi sains dalam
meningkatkan literasi sains pengembangan  Miller dalam Holden (2012) pembelajaran, diharapkan
siswa pada pembelajaran multimedia interaktif menjelaskan peserta didik memiliki
IPA di sekolah terutama pembelajaran IPA untuk bahwa penggunaan media kemampuan pengetahuan
pada abad 21 ini. meningkatkan literasi sains berbasis computer serta dan pemahaman tentang
peserta didik di abad 21 kemudahan dan frekuensi konsep ilmiah,
mengakses kemampuan dalam
informasi melalui internet mencari atau menentukan
menjadi salah satu prediktor jawaban pertanyaan yang
kemampuan literasi sains berasal dari rasa ingin
tahu dari pengalaman
sehari-hari, memiliki
kemampuan menjelaskan
fenomena yang ada, dapat
mengindentifikasi
masalah-masalah ilmiah
dan teknologi informasi.
20 Profil Literasi  Penelitian ini bertujuan  Penelitian ini  Kemampuan literasi sains  Kemampuan literasi sains
Sains dan Berpikir untuk mendiskrisikan untuk menggunakan metode siswa SMP N 11 Pekalongan siswa SMP N 11
Kreatif Siswa SMP mengetahui bagaimanakah deskriptif kuantitatif dari nilai maksimal 40 Pekalongan dari nilai
Negeri 11 profil literasi sains dan  Instrument yang digunakan sebesar 11,6 (29%) dan maksimal 40 sebesar 11,6
Pekalongan berfikir keatif siswa SMP adalah instrument tes dilihat dari indikatornya (29%) dan dilihat dari
Negeri 11 Pekalongan. literasi sains dan tes siswa yang mampu indikatornya siswa yang
 Berdasarkan penelitian berfikir kreatif dalam memahami fenomena mampu memahami
literasi sains sebelumnya bentuk soal esai sebesar 38,15 (53%), fenomena sebesar 38,15
dengan judul “Profil literasi mengidentifikasi (53%), mengidentifikasi
sains siswa SMP di kota permasalahan ilmiah sebesar permasalahan ilmiah
Purwokerto ditinjau dari 2,1 (53%), menjelaskan sebesar 2,1 (53%),
aspek konten,proses dan fenomena ilmiah sebesar 2,2 menjelaskan fenomena
konteks sains (Mufida (57%), menggunakan bukti ilmiah sebesar 2,2 (57%),
Noviana & Teguh Julianto. ilmiah sebesar 3,1 (79%) dan menggunakan bukti
2017: 77-84) menerapkan konsep sains ilmiah sebesar 3,1 (79%)
mendiskripsikan rata – rata secara personal,sosial dan dan menerapkan konsep
prosentase kemampuan global sebesar 2,5 ( 64%) sains secara personal,
literasi sains siswa SMP  Sangat kurangnya hasil sosial dan global sebesar
Purwokerto masih rendah kemampuan literasi sains 2,5 ( 64%)
pada 3 aspek literasi sains siswa sesuai hasil penelitian
yaitu aspek konten bisa saja terjadi karena
(53,80%), Aspek Proses proses pembelajaran yang
(44,038%), Aspek Konteks dilakukan hanya terfokus
(35,088%) pada guru sehingga siswa
 Untuk meningkatkan hanya menerima informasi
kemampuan literasi sains dari guru saja tanpa mencari
dan berfikir kreatif siswa literatur dari media lain, hal
bisa mengunakan model ini menyebabkan siswa
pembelajaran level of hanya menghafalkan saja apa
inquiry merujuk N. P Anggi yang sampaikan guru dan
Putri Wijaya, dkk (2019) tidak tau apa yang terjadi di
lingkungan luar.

Anda mungkin juga menyukai