Abstrak:
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan awal literasi sains
siswa yang terdiri atas empat kategori yaitu nominal, fungsional, prosedural dan
multidimensional. Studi ini merupakan bagian dari studi pengembangan perangkat pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan literasi sains. Tes kemampuan literasi sains yang disusun
berjumlah lima butir soal. Kemampuan awal literasi sains yang dianalisis merupakan
kemampuan literasi sains siswa sebelum diterapkan suatu model yang diduga dapat
mengembangkan kemampuan literasi sains siswa. Hasil analisis menunjukkan kemampuan
literasi sains siswa untuk kelima soal lebih banyak pada kategori nominal dengan rentang
persentase 54%- 95%, sebagian kecil pada kategori fungsional dengan rentang persentase 4% -
9%. Untuk kategori konseptual dan multidimensional berada pada persentase 0%. Sementara
sebagian siswa tidak dapat memberikan jawaban pada tes yang dikerjakan dengan rentang
persentase 4%- 45%. Hasil yang diperoleh sesuai dengan laporan dari hasil studi PISA 2003,
2006, 2009 dan 2012 menunjukkan kemampuan dari siswa di Indonesia termasuk dalam kategori
rendah.
Kata kunci: literasi sains, nominal, fungsional, prosedural & multidimensional
Abstract: It has been done a research to describe the preliminary ability of science literacy of
student that consists of four categories such as nominal, functional, procedural and multi
dimension. This study is a part of development study that develop of teaching aids to improve
the ability of science literacy. Science literacy test is composed in five items. The preliminary of
science literacy ability, that is analyzed, is the student abilities of science literacy before a
teaching model implemented that is guessed it can be developed student ability of science
literacy. Results showed that student ability of science literacy is dominated on nominal category
that is 54% to 95% of students, a few of functional category that is 4% to 9%. None of them are
categorized as procedural and multi dimension categories. It is about 4% to 45% of students did
not do the test. These results are appropriate to PISA’s study in 2003, 2006, 2009 and 2012 that
state that Indonesian students are in low level of category.
Keywords: science literacy, nominal, functional, procedural and multi dimension
mengenali fitur kunci dari penyelidikan ilmiah. Negara-negara Asia lainnya Indonesia
Kedua, menjelaskan fenomena ilmiah: termasuk dalam urutan di bawah (PISA, 2010).
menerapkan ilmu pengetahuan dalam situasi Sementara untuk tahun 2012 Indonesia tetap
tertentu, menggambarkan atau menafsirkan pada urutan ke 64 dari 65 negara (OECD,
fenomena ilmiah dan memprediksi perubahan, 2013).
mengidentifikasi deskripsi yang tepat, Tujuan pelaksanaan evaluasi
memberikan penjelasan, dan prediksi. Ketiga, pendidikan oleh OECD melalu PISA adalah
menggunakan bukti ilmiah: menafsirkan memperbaiki kualitas pendidikan yang terfokus
bukti ilmiah dan membuat kesimpulan dan pada literasi sains, membaca dan matematik.
mengkomunikasikan, mengidentifikasi asumsi, Perbaikan kualitas pendidikan akan
bukti, dan alasan di balik kesimpulan, berkaca berpengaruh pada tingkat ekonomi negara-
pada implikasi sosial dari ilmu pengetahuan negara anggota. Seperti yang kita ketahui
dan perkembangan teknologi (Bybee, 2009). negara-negara yang memiliki prestasi yang
Evaluasi literasi sains yang dilakukan baik pada evaluasi PISA rata-rata memiliki
memberikan perhatian terhadap aspek kognitif perekonomian dan teknologi yang maju.
dan afektif siswa. Aspek kognitif meliputi PISA menetapkan tiga aspek dari
pengetahuan siswa dan kapasitasnya untuk komponen kompetensi/proses sains berikut
menggunakan pengetahuan secara efektif dan dalam penilaian literasi sains, yakni
melibatkan proses kognitif yang merupakan mengidentifikasi pertanyaan ilmiah,
karakteristik sains dalam bidang personal, menjelaskan fenomena secara ilmiah dan
sosial, dan global. Aspek afektif berhubungan menggunakan bukti ilmiah. Salah satu
dengan masalah yang dapat dipecahkan oleh kesimpulan dari penelitian yang dilakukan
pengetahuan sains dan membentuk siswa yang Millers (Hobson, 2008) yang berhubugan
mampu untuk membuat keputusan pada saat ini dengan literasi sains menyatakan literasi sains
maupun masa depan (PISA, 2010). secara global sangat rendah. Rendahnya
Laporan dari Organisasi kerja sama dan kemampuan literasi sains peserta didik
pengembangan ekonomi (OECD) melalui PISA merupakan suatu alasan yang melandasi
Tahun 2009 yang berhubungan dengan pemerintah melakukan revisi kurikum 2006 ke
kemampuan dalam literasi sains, membaca, 2013. Untuk mengkategorikan kemampuan
matematika menempatkan Indonesia pada siswa dalam literasi sains Bybee (Soobard &
urutan ke-57 dari 65 negara. Dibandingkan Rannikmäe, 2011) mengusulkan kerangka
C- 41
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
kerja yang terdiri atas empat tingkatan yaitu: Tabel 1. Kategori Jawaban Siswa Menurut
Tingkat Literasi Sains
nominal, fungsional, prosedural dan
Tingkat Deskripsi
multidimensional. Siswa setuju dengan apa yang dinyatakan
orang lain tanpa adanya ide-ide sendiri.
Nominal
Metode
Siswa mengunakan/memanfaatkan dan
Jenis penelitian adalah penelitian
menuliskan istilah ilmiah, namun tidak
deskriptif yang bertujuan menggambarkan mampu untuk membenarkan istilah atau
mengalami miskonsepsi.
secara cermat dan sistematis mengenai fakta
Siswa mampu mengingat informasi dari
dan sifat populasi tertentu. Jenis penelitian buku teks misalnya menuliskan fakta-
fakta dasar, tetapi tidak mampu
Fungsional
digunakan untuk mengambarkan perbandingan
membenarkan pendapat sendiri
antara kemampuan awal literasi sains siswa berdasarkan pada teks atau grafik yang
yang termasuk dalam kategori: nominal, diberikan.Siswa bahkan mengetahui
konsep antar disiplin, tetapi tidak mampu
fungsional, konseptual, dan multidimensional. menggambarkan hubungan antara
Dalam penelitian ini, subjek penelitian konsep-konsep tersebut.
Siswa memanfaatkan Konsep antar
adalah hasil jawaban kemampuan literasi sains disiplin ilmu dan menunjukkan
Konseptual
/prosedural
siswa kelas 7 SMP pada salah satu SMPN di pemahaman dan saling keterkaitan.
Siswa memiliki pemahaman tentang
Kab. Bone Bolango Propinsi Gorontalo. masalah, membenarkan jawaban dengan
Jawaban siswa dikategorikan dalam empat benar informasi dari teks, grafik atau
tabel. Siswa mampu menganalisis
kategori kemampuan literasi sains, kemudian alternatif solusi
dipersentasekan sesuai kategori di atas. Siswa memanfaatkan berbagai konsep
dan menunjukkan kemampuan untuk
Multidimensional
C- 42
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
C- 43
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
C- 44
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
C- 45
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
sains. Dari kelima nomor tes yang diberikan, TIMMS dan PISA lebih dominan pada level
tes nomor lima merupakan tes dengan C2 (memahami) sedang SI dan UN pada level
persentase terbesar yang tidak dijawab siswa. C3 (penerapan).
Pada subindikator literasi sains yang menjadi Disamping memperkenalkan bentuk
fokus tes terdiri atas tiga yaitu: pertanyaan soal/tes yang berorientasi pada keterampilan
ilmiah dan mengkomunikasikan hasil sains seperti soal oleh PISA dan TIMMS, perlu
percobaan. adanya pembelajaran eksplisit melatihkan
Hal ini menunjukkan bahwa siswa keterampilan-keterampilan proses sains
belum memiliki kemampuan sehingga siswa terbiasa melakukan hal-hal
mengkomunikasikan hasil-hasil percobaan yang berhubungan dengan kegiatan
yang dilakukan secara tertulis. diantaranya: Mengidentifikasi pertanyaan
Ketidakmampuan siswa menunjukkan ilmiah, memberikan penjelaskan fenomena
pembelajaran sains/IPA belum dilaksanakan secara ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah.
sesuai hakikat sains. Trowbridge & Bybee (1996)
Secara keseluruhan kemampuan literasi merekomendasikan model pembelajaran siklus
sains siswa termasuk dalam kategori nominal belajar dalam melatihkan kemampuan literasi
dimana siswa setuju atau tidak setuju pada sains.
suatu pernyataan atau masalah tetapi tidak
dapat memberikan penjelasan secara ilmiah Kesimpulan
bahkan mengalami miskonsepsi. Beberapa Berdasarkan hasil penelitian dan
faktor yang menjadi penyebab antara lain siswa analisis data, yang diperoleh dari penelitian ini,
belum terbiasa dalam menyelesaikan tes atau maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
masalah yang berhubungan dengan berikut.
keterampilan proses sains yang merupakan 1. Kemampuan awal literasi sains pada siswa
bagian utama literasi sains. Hal ini seperti hasil yang menjadi subjek penelitian hanya
studi Ramdhan & Wasis (2013) yang berada pada dua tingkat kategori dari empat
membandingan level keterampilan proses sains kategori literasi sains.
dalam standar isi, soal UN, Soal TIMMS dan 2. Hasil analisis menunjukkan kemampuan
soal PISA (literasi sains) secara berturut-turut literasi sains siswa untuk kelima soal lebih
48%, 78%, 96% dan 89%. Penelitian yang banyak pada kategori nominal pada rentang
sama juga menunjukkan level kognitif soal persentase 54 %- 95%, sebagian kecil pada
C- 46
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
kategori fungsional pada rentang persentase PISA. (2010). Assessment Framework Key
Competencies In Reading ,mathematics
4%-9%. Untuk kategori konseptual dan
and science. OECD.
multidimensional berada pada persentase
Post, A., Rannikmäe, M., & Holbrook, J.
0%. (2011). Stakeholder views on attributes
3. Sementara sebagian siswa tidak dapat of scientific literacy important for
future citizens and employees - a
memberikan jawaban pada kelima nomor Delphi study. Science Education
tes yang diselesaikan dengan rentang International.
C- 47