Anda di halaman 1dari 41

BUKU PAN D UAN

DOKTER PEND AMPING


T E L E M E D I C I NE C O VI D - 1 9
UN I VE RSITAS SUMATERA UTARA

SATGAS COVID-19 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

AGUSTUS 2021
BUKU PANDUAN
DOKTER PENDAMPING
TELEMEDICINE COVID-19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENYUSUN:
dr. Inke Nadia Diniyanti Lubis, M.Ked(Ped), SpA, PhDDr.
dr. Henry Salim Siregar, SpOG(K)-FER
dr. Ramlan Sitompul, SpTHT-KL(K)
dr. Ade Rahmaini, M.Ked(Paru), SpP(K)
dr. Badai Buana Nasution, M.Ked(Ped), SpA(K)
dr. Rizky Yaznil, M.Ked(OG), SpOG(K)-Onk dr. Arvitamuriany Lubis,
M.Ked(OG), SpOG
dr. Wijaya Juwarna, SpTHT-KL
dr. Muhammad Faridz Syahrian, MKM
Anggia Muchtar, ST, MMIT
Muhammad Fariz Ichwan, B.Sc. Comp. Hons
dr. Rizki Indah Putri Lubis
dr. Dicky

2021
USU Press
Art Design, Publishing & Printing
Universitas Sumatera Utara, Jl. Pancasila, Padang Bulan,
Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara 20155

Telp. 0811-6263-737

usupress.usu.ac.id

© USU Press 2021

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang


memperbanyak menyalin, merekam sebagian atau seluruh
bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa
izin tertulis dari penerbit.

ISBN 978-602-465-

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine


Covid-19 Universitas Sumatera Utara / Penyusun: Inke
Nadia Diniyanti Lubis [et.al]– Medan: USU Press,
2021.

viii, 31. ; ilus.: 14 cm

Bibliografi
ISBN: 978-602-465-

Dicetak di Medan
KATA PENGANTAR
KOORDINATOR TELEMEDICINE
RAWAT-COVID

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat


Allah SWT karena atas rahmat dan karunia- Nya kita masih
diberikan kesehatan dan dapat menjalani tugas mulia dalam
membantu masyarakat di tengah Pandemi Covid-19.
Indonesia telah melawan Covid-19 sejak tanggal 2 Maret
2020, dan hingga kita masih belum berhasil menghentikan
pandemi yang terjadi.

Sejak akhir Juni 2021, jumlah kasus Covid-19 di Sumatera


Utara semakin meningkat dengan angka kematian yang
cukup tinggi. Pada bulan Agustus 2021, jumlah rata-rata
kasus positif harian telah melebihi 1500 kasus per hari dengan
positivity rate lebih dari 40%. Lonjakan kasus ini tidak
sebanding dengan ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU
isolasi untuk memberi penanganan terbaik bagi penderita
Covid-19 ini. Oleh karena itu Universitas Sumatera Utara
bekerjasama dengan Satgas Covid- 19 Provinsi Sumatera
Utara, Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Sumatera Utara,
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kota
Medan mempersiapkan layanan telemedicine agar
masyarakat yang terdampak oleh Covid-19 ini masih dapat
menerima konsultasi secara online.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 ini

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 iii


dibuat untuk menjadi pedoman para dokter dalam
memberikan edukasi dan memberi jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan oleh
penderita Covid-19 selama menjalani masa isolasi mandiri.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penerbitan


buku panduan ini, untuk itu kami mohonmasukan agar dapat
memperbaiki pada edisi yang akan datang.

Kami berterima kasih sebesar-besarnya kepada Rektor


Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
dukungan penuh baik dalam persiapan sistem telemedicine,
dukungan sumber daya manusia, dan pikirannya dalam
memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Sumatera
Utara.

Kami juga berterima kasih kepada Bapak Gubernur Sumatera


Utara, selaku Ketua Satgas Covid-19 Provinsi Sumatera Utara
atas dukungannya dalam menjembatani hubungan dari
segala pihak hingga terwujudnya pelayanan telemedicine
Rawat-Covid ini.

Kami berdoa agar pandemi ini segera berakhir, dan kita dapat
memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk mendukung
rakyat Sumatera Utara yang sehat dan sejahtera.

Medan, 17 Agustus 2021

Koordinator Telemedicine Rawat-Covid

dr. Inke Nadia D. Lubis, M.Ked(Ped), SpA, PhD

iv Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR KOORDINATOR TELEMEDICINE
RAWAT-COVID ..................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................ v

PERTANYAAN UMUM MENGENAI COVID-19........................... 1

A. DIAGNOSIS COVID-19 ...................................................... 1


1. Apa sajakah gejala Covid-19? ......................................... 1

B. SYARAT ISOLASI MANDIRI ............................................... 3


2. Isolasi mandiri apakah harus kamar sendiri?.................. 3
3. Bolehkah isoman di rumah dengan keluarga
masih berada di rumah yang sama? ............................... 3
4. Kenapa setelah isolasi di Rumah Sakit masih
harus isoman lagi? .......................................................... 4
5. Saya boleh selesai isolasi jika Ct-value berapa? ............. 4

C. PEMUTUSAN SELESAI MASA ISOLASI MANDIRI ................ 5


6. Kapan boleh bergabung dengan keluarga jika
tidak ada pemeriksaan PCR ulangan? ............................. 5
7. Kapan perlu swab ulang lagi untuk mengetahui
sudah negatif atau sembuh? .......................................... 5
8. Apakah bisa melakukan pemeriksaan ulangan
dengan menggunakan swab antigen? ............................ 6
9. Apa boleh tidak melakukan pemeriksaan swab
lagi setelah isolasi? ......................................................... 6
10. Apakah bisa mendapatkan surat jaminan bahwa
tidak menularkan lagi? ................................................... 7
11. Kapan boleh bekerja lagi setelah terkena Covid-19?...... 7
12. Apa boleh bekerja walaupun hasil pemeriksaan

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 v


swab masih positif? ........................................................ 7
13. Kalau masih positif (swab evaluasi) apakah boleh
aktivitas biasa dengan keluarga lagi?.............................. 7

D. OBAT-OBATAN DAN TERAPI TAMBAHAN ......................... 8


14. Azitromisin sulit didapat. Jika pengobatan tanpa
azitromicin apakah bisa sembuh?................................... 8
15. Kapan waktu berjemur yang baik? ................................. 8
16. Apakah susu bear brand (atau merk lain)
memang baik untuk penderita Covid? ............................ 8
17. Apakah terapi uap panas itu bermanfaat untuk
menjadi cepat negatif? ................................................... 9

E. VAKSIN COVID-19 ......................................................... 10


18. Kenapa sudah vaksin tapi masih terinfeksi Covid-19? .. 10
19. Kapan penyintas boleh divaksin Covid-19? .................. 10

F. IBU HAMIL .................................................................... 12


20. Apakah ibu hamil berisiko terkena Covid-19? .............. 12
21. Pada masa pandemi seperti ini, kapan sebaiknya
ibu hamil datang untuk memeriksakan
kehamilannya ke dokter spesialis kandungan?............. 12
22. Obat apa aja yang harus dikonsumsi ibu hamil
apabila menderita Covid-19? ........................................ 12
23. Apakah ibu hamil dengan Covid-19 boleh
diberikan obat antivirus? .............................................. 13
24. Apa efek sampingnya obat-obatan Covid-19 ke
janin? ............................................................................ 13
25. Apakah Covid-19 bisa menular secara langsung
dari Ibu ke bayi? ............................................................ 13
26. Apakah ibu hamil dengan Covid-19 bisa
melahirkan normal?...................................................... 13
27. Apakah ibu hamil boleh divaksin Covid-19? ................. 14
28. Apa saja syarat-syarat ibu hamil yang boleh

vi Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


divaksin? ....................................................................... 14
29. Apakah cara kerja vaksin didalam tubuh
menimbulkan risiko bagi ibu yang sedang hamil? ........ 15
30. Bagaimana keamanan vaksin Covid-19 pada ibu
menyusui? .................................................................... 15
31. Apakah vaksin Covid-19 memengaruhi
kesuburan? ................................................................... 15
32. Apakah Covid-19 menular lewat ASI? ........................... 15
33. Kapan bisa menyusui lagi jika mendapatkan
antiviral favipiravir? ...................................................... 16
34. Apa yang harus dilakukan ibu hamil saat isoman? ....... 16

G. COVID-19 PADA ANAK ................................................... 17


35. Apakah anak juga berisiko mengalami COVID-19? ....... 17
36. Komorbid pada anak apa saja yang memperberat
gejala COVID-19 pada anak? ......................................... 17
37. Jika anak terkena infeksi virus COVID-19,
apakah gejala yang terlihat sama dengan
orangdewasa? .............................................................. 17
38. Kondisi seperti apa yang meningkatakan risiko
anak mengalami COVID-19 berat?................................ 18
39. Kapan anak harus dilakukan pemeriksaan Swab
untuk konfirmasi COVID-19? ........................................ 18
40. Apakah anak yang positif COVID-19 wajib
dirawat di rumah sakit atau boleh melakukan
isolasimandiri di rumah? .............................................. 19
41. Apa syarat yang harus dipenuhi jika melakukan
isolasi mandiri di rumah? .............................................. 19
42. Apakah harus menggunakan kamar tersendiri
saat isolasi mandiri? ..................................................... 20
43. Apakah harus dilakukan pemeriksaan swab ulang
setelah isolasi mandiri? ................................................ 20
44. Hal apa yang harus dipersiapkan untuk anak yang

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 vii


akan menjalani isolasi mandiri di rumah? .................... 21
45. Obat-obatan rutin apakah yang bisa diberikan
pada anak dengan Covid-19? ........................................ 21
46. Apakah semua anak harus menggunakan masker
setiap saat? ................................................................... 21
47. Apa yang harus dipantau ketika merawat anak
dengan COVID-19 di rumah? ........................................ 22
48. Kapan anak harus dibawa ke rumah sakit?................... 23
49. Apakah ibu yang positif COVID-19 boleh
memberikan ASI eksklusif ke anaknya? ........................ 23
50. Apakah anak boleh keluar dari kamar selama
masa isolasi mandiri?.................................................... 24
51. Apakah anak harus tetap memakai masker
walaupun sudah selesai isolasi mandiri? ...................... 24
52. Apakah anak aman untuk dilakukan vaksinasi? ............ 24
53. Apa saja syarat klinis isolasi mandiri bagi bayi
baru lahir (BBL)? ........................................................... 25
54. Bagaimana syarat rumah untuk isolasi mandiri
bagi bayi baru lahir (BBL)? ............................................ 25
55. Bagaimana kondisi isolasi mandiri pada bayi baru
lahir dan pemberian nutrisinya? ................................... 26
56. Apa saja yang harus dipantau saat isolasi mandiri
bayi baru lahir? ............................................................. 27
57. Apa saja tanda bahaya pada bayi baru lahir saat
isolasi mandiri? ............................................................. 27
58. Bagaimana pencegahan penularan COVID-19
pada BBL? ..................................................................... 28
59. Kapan bayi baru lahir dikatakan selesai isolasi
mandiri? ........................................................................ 29
60. Bagaimana penanganan limbah saat anak isolasi
mandiri? ........................................................................ 29

REFERENSI .......................................................................... 30

vii Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


i
PERTANYAAN UMUM
MENGENAI COVID-19

A. DIAGNOSIS COVID-19
1. Apa sajakah gejala Covid-19?

Ringan Sedang Berat


 Demam  Demam  Demam
 Batuk,  Batuk,  Batuk,
umumnya umumnya umumn
batukkering batukkering ya batuk
 Kelelahan  Kelelahan kering
 Penurunan nafsu  Penurunan nafsu  Kelelahan
makan makan  Penurunan
 Sakit kepala  Nafas pendek nafsu makan
 Hilang indra  Sakit kepala  Nafas pendek
penciuman  Hilang indra  Sakit kepala
 Hilang indra penciuman  Hilang indra
pengecapan  Hilang indra penciuman
 Nyeri otot pengecapan  Hilang indra
 Nyeri tenggorokan  Nyeri otot pengecapan
 Pilek  Nyeri tenggorokan  Nyeri otot
 Mual, muntah  Pilek  Nyeri
 Diare  Mual, muntah tenggorokan
 Konjungtivitis  Diare  Pilek
 Kemerahan pada kulit  Konjungtivitis  Mual, muntah
 Kemerahan pada  Diare
kulit  Konjungtivitis
 Sesak nafas  Kemerahan

1 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


Ringan Sedang Berat
tanpa distres pada kulit
pernafasan  Sesak nafas
tanpa distres
pernafasan
 Frekuensi  Frekuensi  Frekuensi
nafas 12- nafas 12- nafas
20x/menit 30x/menit >30x/menit
 Satuasi > 95%  Saturasi > 94%  Saturasi < 95%

2 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


B. SYARAT ISOLASI MANDIRI
2. Isolasi mandiri apakah harus kamar sendiri?

Ya. Pasien harus menggunakan kamar tidur dan kamar mandi


sendiri yang tidak digunakan oleh anggota keluarga lainnya.
Karena jika isolasi mandiri tidak dilakukan dengan benar,
apalagi jika jumlah anggota keluarga banyak, maka pasien akan
dapat menularkan kepada semua orang di rumah.

3. Bolehkah isoman di rumah dengan keluarga masih


berada di rumah yang sama?

Boleh, jika di rumah mempunyai kamar khusus dengan


pencahayan dan ventilasi yang baik, yang bisa di tempati oleh
pasien sendiri dan menggunakan kamar mandi sendiri.
Sehingga anggota keluarga lainnya tidak berkontak dengan
pasien. Jika hanya memiliki 1 kamar mandi, anggota keluarga
yang ingin menggunakan kamar mandi tersebut harus
menunggu minimal 30 menit lalu dibersihkan dengan lap area
dengan cairan disinfektan terlebih dahulu. Selain itu, harus
diperhatikan jumlah anggota keluarga, tidak boleh banyak
orang yang mengakibatkan kontak sulit di hindari. Jika tidak
memungkinkan, sebaiknya isolasi di tempat yang sudah
disediakan pemerintah, atau keluarga diungsikan ke tempat lain
terlebih dahulu.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 3


4. Kenapa setelah isolasi di Rumah Sakit masih harus isoman
lagi?

Khusus pasien terkonfirmsi dengan gejala berat/kritis yang


sudah dipulangkan tetap melakukan isolasi mandiri minimal 7
hari dalam rangka pemulihan dan kewaspadaan terhadap
munculnya gejala Covid-19 kembali dan secara konsisten
menerapkan protokol kesehatan.

5. Saya boleh selesai isolasi jika Ct-value berapa?

Standar/ambang batas Ct-value berbeda-beda tergantung dari


jenis reagen dan kit yang digunakan, yaitu 35, 36, 38, 40
ataupun 41. Namun pada umumnya, ambang batas Ct-value
adalah 40. Sehingga interpretasi (pengartiannya) harus
disesuaikan dengan jenis kit reagen yang digunakan.
Namun, Ct-value bukanlah tolak ukur untuk menentukan
selesainya masa isolasi dan kesembuhan pasien. Pada pasien
yang menjalani isolasi dengan tanpa gejala, gejala ringan, dan
gejala sedang bahkan tidak membutuhkan pemeriksaan Swab
PCR yang menunjukkan nilai Ct-value. Pasien dinyatakan boleh
selesai isolasi berdasarkan kriteria.
Sementara itu, untuk menentukan selesainya masa isolasi pada
pasien dengan gejala berat atau kritis, selain melihat Ct-value,
dokter juga memperhatikan kondisi klinis pasien itu sendiri.

4 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


C. PEMUTUSAN SELESAI MASA ISOLASI
MANDIRI
6. Kapan boleh bergabung dengan keluarga jika tidak ada
pemeriksaan PCR ulangan?

Untuk pasien tanpa gejala, gejala ringan, dan gejala sedang


memang tidak dilakukan pemeriksaan follow-up PCR. Namun
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk pasien tanpa gejala, dapat bergabung dengan
keluarga jika sudah menyelesaikan masa isolasi mandiri
selama 10 hari, tanpa ada gejala apapun selama masa isolasi
mandiri tersebut.
b. Untuk pasien gejala ringan dan gejala sedang, dapat
bergabung dengan keluarga bila telah dinyatakan selesai
masa isolasi selama 10 hari (terhitung sejak hari pertama
munculnya gejala), di tambah dengan minimal 3 hari bebas
gejala (terhitung sejak tidak lagi mengalami gejala demam
dan gangguan pernapasan). Jika pasien masih mengalami
gejala pada saat lebih dari hari ke-10, maka isolasi
dilanjutkan sampai gejala hilang di tambah dengan 3 hari
bebas gejala (terhitung sejak tidak lagi mengalami gejala
demam dan gangguan pernapasan).

7. Kapan perlu swab ulang lagi untuk mengetahui sudah


negatif atau sembuh?

Tidak semua pasien dinyatakan sembuh berdasarkan hasil


pemeriksaan swab PCR. Pasien yang terkonfirmasi positif baik
yang tanpa gejala, gejala ringan, maupun gejala sedang,
dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria selesai
isolasi, dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 5


oleh dokter di fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan
pemantauan.
Pemeriksaan swab PCR ulang hanya dilakukan pada pasien yang
berat dan kritis. Selama masa rawatan, swab PCR dilakukan
sebanyak 3 kali, yaitu pada hari ke-1, ke-2, dan setelah 10 hari
dari pengambilan swab yang positif. Bila diperlukan,
pemeriksaan swab PCR tambahan dapat dilakukan dengan
disesuaikan kondisi kasus sesuai pertimbangan dokter dan
kapasitas di fasilitas kesehatan masing-masing.
Untuk kasus berat dan kritis, bila setelah keadaan pasien
membaik, bebas demam selama 3 hari namun pada PCR follow-
up menunjukkan hasil yang positif, kemungkinan terjadi kondisi
positif persisten yang disebabkan oleh terdeteksinya fragmen
(potongan bagian tubuh) atau partikel virus yang sudah tidak
aktif.Dokter akan mempertimbangkan nilai Cycle Threshold (CT)
value untuk menilai infeksius atau tidaknya pasien, karena nilai
cut off berbeda-beda sesuai dengan reagen dan alat yang
digunakan.

8. Apakah bisa melakukan pemeriksaan ulangan dengan


menggunakan swab antigen?

Tidak boleh, swab antigen paling baik digunakan untuk


diagnosis pada orang yang bergejala dalam 3 hari pertama
setelah timbulnya gejala.

9. Apa boleh tidak melakukan pemeriksaan swab lagi


setelah isolasi?

Boleh, jika pasien masuk dalam kriteria pasien terkonfirmasi


tanpa gejala, gejala ringan, dan gejala sedang.

6 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


10. Apakah bisa mendapatkan surat jaminan bahwa tidak
menularkan lagi?

Bisa. Surat tersebut di keluarkan oleh dokter di fasilitas


kesehatan yang melakukan pemantauan terhadap pasien
apabila pasien tersebut sudah memenuhi kriteria yang
ditentukan.

11. Kapan boleh bekerja lagi setelah terkena Covid-19?

Bila sudah dinyatakan selesai masa isolasi dan atau sembuh.

12. Apa boleh bekerja walaupun hasil pemeriksaan swab


masih positif?

Boleh. Jika sudah dinyatakan selesai masa isolasi dan atau


sembuh. Karena, alat PCR dapat mendeteksi hingga fragmen
(potongan bagian tubuh) maupun partikel virus yang sudah
tidak aktif lagi. Sehingga, bisasaja masih ditemukan hasil
positif meskipun pasien sudah bebas gejala.

13. Kalau masih positif (swab evaluasi) apakah boleh


aktivitas biasa dengan keluarga lagi?

Belum tentu. Pasien boleh beraktivitas dengan keluarga


lagi bila sudah memenuhi kriteria tertentusebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 7


D. OBAT-OBATAN DAN TERAPI TAMBAHAN
14. Azitromisin sulit didapat. Jika pengobatan tanpa
azitromicin apakah bisa sembuh?

Bisa saja. Sampai saat ini, belum ditemukan obat spesifik yang
dapat membunuh virus SARS Cov-2 penyebab COVID-19,
termasuk Azitromicin. Obat-obatan maupun suplemen yang
sifatnya meningkatkan imun/daya tahan tubuh, dapat
membantu aenyembuhan.

15. Kapan waktu berjemur yang baik?

Berjemur paling baik dilakukan diantara pada pukul 09.00


sampai 10.00 selama 15 menit, atau diantara pukul 08.00
sampai 09.00 selama 30 menit.

16. Apakah susu bear brand (atau merk lain) memang baik
untuk penderita Covid?

Jenis susu yang terbaik untuk pasien COVID-19 adalah yang


kandungan proteinnya paling tinggi, disertai dengan tambahan
zat nutrisi lainnya. Tujuannya adalah untuk membantu
mempercepat perbaikan sel-sel tubuh yang rusak. Sedangkan
jika kita melihat komposisi susu bear brand itu sendiri, kadar
proteinnya tidak begitu tinggi. Jika komposisinya dibandingkan,
ada banyak susu merek lainnya yang mengandung protein jauh
lebih tinggi. Sehingga sebenarnya, ada banyak pilihan alternatif
susu yang dapat dikonsumsi.

8 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


17. Apakah terapi uap panas itu bermanfaat untuk menjadi
cepat negatif?

Tidak tepat. Belum ada hasil penelitian yang membuktikan


bahwa uap panas dapat membunuh virus Corona.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 9


E. VAKSIN COVID-19

18. Kenapa sudah vaksin tapi masih terinfeksi Covid-19?

Pada dasarnya, vaksin bekerja dengan cara mengenalkan


sebagian dari tubuh virus untuk dikenali oleh sistem imun
tubuh. Dengan harapan imun nantinya bisa dengan cepat
mengenali dan melawan bila virus yang asli datang menyerang
tubuh. Hanya saja yang perlu diketahui dalah tidak ada vaksin
yang bisa bekerja 100% efektif pada 100% penerimnya. Artinya,
respon imun terhadap vaksin bisa berbeda-beda pada setiap
orang. Jadi, vaksinasi tidak melindungi orang dari kemungkinan
terinfeksi. Tergantung dari bagaimana orang tersebut terpapar
terhadap virus Corona.
Terkait dengan klaim bahwa sudah melakukan prokes ketat, hal
ini sifatnya subjektif. Ada banyak sekali orang yang merasa
sudah melakukannya dengan ketat, padahal mungkin cara-
caranyaa belum tepat. Atau mungkin, caranya sudah tepat,
namun ada saat-saat lengah dimana kita tidak sadar sudah
terpapar oleh virus Corona, bisa jadi dari anggota keluarga,
teman yang mungkin saja sudah terpapar virus tanpa gejala
dan tanpa sadar melakukan aktivitas bersama-sama atau
lainnya. Hal yang sifatnya subjektif seperti ini, tidak dapat di
nilai secara pasti.

19. Kapan penyintas boleh divaksin Covid-19?

Kekebalan setelah terinfeksi secara alami bertahan tergantung


dari derajat penyakitnya. Penyintas Covid- 19 yang tidak
mempunyai gejala atau bergejala ringan, mempunyai
kekebalan yang bertahan selama 1 bulan, sedangkan penyintas
dengan gejala sedang dapat mempunyai kekebalan selama 3

10 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


bulan. Penyintas dengan gejala berat dan kritis mempunyai
kekebalan yang lebih lama hingga 6 bulan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomen-
dasikan vaksinasi 3 bulan sejak didiagnosis Covid- 19.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 11


F. IBU HAMIL
20. Apakah ibu hamil berisiko terkena Covid-19?

Ya. Saat ini, siapa saja berisiko terkena COVID-19. Ibu hamil,
termasuk kategori golongan sangat rentan terinfeksi COVID-19.

21. Pada masa pandemi seperti ini, kapan sebaiknya ibu


hamil datang untuk memeriksakankehamilannya ke
dokter spesialis kandungan?

Setelah pemeriksaan kehamilan yang pertama dengan


membuat janji dengan dokter, tunda pemeriksaan kehamilan
selanjutnya, dan lakukan kembali pada trimester ke-3, yaitu 1
bulan sebelum HPL. Namun, segera hubungi dokter jika ada
keluhan atau tanda bahaya. Saat ini banyak fasilitas konsultasi
jarak jauh yang dapat diimanfaatkan, sebelum memutuskan
untuk datang ke dokter.

22. Obat apa aja yang harus dikonsumsi ibu hamil apabila
menderita Covid-19?

Ibu hamil yang terkonfirmasi (+) Covid-19 dan dapat


melakukan isolasi mandiri, dianjurkan untuk menkonsumsi
berbagai suplemen/vitamin sebagai berikut:
a. Vitamin D 1000 – 5000 IU/hari
b. Vitamin C, pilihannya berupa:
- Tablet Vit C non cidi 500 mg per 6-8 jam (selama 14 hari)
- Tablet hisap Vitamin C 500 mg per 12 jam (selama 30 hari)
c. Multivitamin yang mengandung vit C sebanyak 1-2 tablet per
hari (selama 30 hari)

12 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


d. Multivitamin yang mengandung Vitamin C, B, E, Zinc
e. Tablet Tambah Darah (TTD) sesuai dosis yang dianjurkan
Namun, jika ibu hamil yang terkonfirmasi (+) dengan gejala
berat/kritis, penentuan obat adalah berdasarkan penilaian
dokter pada saat itu sesuai dengan kondisi pasien.

23. Apakah ibu hamil dengan Covid-19 boleh diberikan obat


antivirus?
Hingga saat ini, belum ada obat yang spesifik yang dapat
membunuh virus corona. Termasuk antivirus yang dimaksud,
belum ada rekomendasi khusus pemberian antivirus kepada ibu
hamil.

24. Apa efek sampingnya obat-obatan Covid-19 ke janin?


Pemberian obat-obatan selain vitamin harus dengan konsultasi
ke dokter kebidanan, dan pemberiantergantung kepada derajat
keparahan Covid-19.

25. Apakah Covid-19 bisa menular secara langsung dari Ibu ke


bayi?
Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah terkait penularan dari ibu
ke bayi dalam kandungan secara langsung.

26. Apakah ibu hamil dengan Covid-19 bisa melahirkan


normal?
Sampai saat ini belum ada bukti klinis yang kuat untuk
merekomendasikan salah satu cara persalinan. Penentuan cara
persalinan, apakah ibu melahirkan normal atau operasi
memerlukan pertimbangan dokter terkait beberapa faktor
seperti usia kehamilan, kondisi ibu dan janin sendiri pada saat
itu.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 13


27. Apakah ibu hamil boleh divaksin Covid-19?

Boleh. Awalnya WHO tidak menganjurkan vaksinasi COVID-19


untuk ibu hamil. Namun, WHO kemudian merevisi
pernyataannya dan memperbolehkan wanita hamil untuk
menerima vaksin COVID-19, terutama bila wanita tersebut
termasuk dalam kelompok yang rentan seperti tenaga
kesehatan. WHO telah menganjurkan pemberian vaksin
CoronaVac Sinovac, Oxford/AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer
BioNTech untuk ibu hamil dan ibu menyusui apabila manfaat
dinilai lebih besar dari risiko, misalnya pada kelompok yang
rentan. WHO juga menyatakan bahwa meskipun data tentang
penggunaan vaksin COVID-19 pada ibu hamil masih terbatas,
vaksin tipe inactivated untuk penyakit lain seperti hepatitis B
dan tetanus selama ini dapat digunakan dengan aman pada ibu
hamil.

28. Apa saja syarat-syarat ibu hamil yang boleh divaksin?

Pedoman terbaru POGI yang dipublikasikan di bulan Juli 2021


merekomendasikan agar vaksinasi COVID-19dilakukan pada ibu
hamil dengan usia kehamilan >12 minggu dan paling lambat
pada usia kehamilan 33 minggu. Vaksin COVID-19 yang
diperbolehkan oleh POGI adalah vaksin dari Pfizer, Moderna,
AstraZeneca, Sinovac, dan Sinopharm.

Kelompok ibu hamil yang disarankan untuk divaksin adalah


sebagai berikut:
 Risiko tinggi: ibu hamil yang berusia >35 tahun, yang
mengalami obesitas, dan yang memiliki komorbid seperti
diabetes dan hipertensi
 Risiko rendah: ibu hamil yang berisiko rendah tetapi
memilih untuk divaksin setelah konseling dengan tenaga
medis

14 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


29. Apakah cara kerja vaksin didalam tubuh menimbulkan
risiko bagi ibu yang sedang hamil?

Tidak. Vaksin bekerja dengan mengaktifkan reaksi sistem imun.


Tidak ada bukti ilmiah yng menjelaskan mekanisme biologi
molekuler yang menyatakan vaksin COVID-19 mempengaruhi
kehamilan.

30. Bagaimana keamanan vaksin Covid-19 pada ibu


menyusui?

Menurut CDC (Center for Disease Control and Prevention),


Pusat pencegahan dan kontrol penyakit dunia, meskipun data
tentang penggunaan vaksin COVID-19 pada ibu hamil dan
menyusui masih terbatas, data yang ada saat ini tidak
menemukan efek berbahaya bagi ibu maupun janin.

31. Apakah vaksin Covid-19 memengaruhi kesuburan?

Tidak. Vaksin bekerja dengan mengaktifkan reaksi sistem imun.


Tidak ada bukti ilmiah yng menjelaskan mekanisme biologi
molekuler yang menyatakan vaksin COVID-19 mempengaruhi
kesuburan.

32. Apakah Covid-19 menular lewat ASI?

Tidak. Covid-19 di ketahui menular melalui kontak secara


langsung maupun tidak langsung, masuk ke tubuh melalui
lubang hidung dan atau mulut.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 15


33. Kapan bisa menyusui lagi jika mendapatkan antiviral
favipiravir?

Sampai saat ini, obat favipiravir belum diketahui bagaimana


hubungan keamanannya dengan bayi yang disusui. Belum ada
bukti ilmiah yang cukup untuk menjawab hal tersebut. Jika ibu
ingin menyusui kembali, sebaiknya ibu berkonsultasi dengn
dokter yang merawat terkait risiko dan manfaat menyusui pada
saat itu.

34. Apa yang harus dilakukan ibu hamil saat isoman?

Ibu hamil perlu melakukan pemantauan seperti orang dewasa


dengan Covid-19 pada umumnya. Pemantauan suhu tubuh dan
saturasi oksigen dilakukan 2 kali sehari. Tablet penambah darah
dan suplemen yang telah diberikan oleh bidan atau dokter
tetap dikonsumsi. Ibu hamil tetap melakukan aktivitas fisik
seperti senam ibu hamil atau yoga atau peregangan secara
mandiri agar ibu hamil tetap bugar. Laporkan segera kondisi
Anda sendiri atau ibu hamil kepada petugas pemantauan bila
memiliki gejala yang memberat.

16 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


G. COVID-19 PADA ANAK
35. Apakah anak juga berisiko mengalami COVID-19?

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),


anak-anak rentang usia 0-5 tahun menyumbang 2,8 persen
kasus, sedangkan usia 6-18 tahun angka kasus COVID-19
mencapai 9 persen. Kondisi ini semakin buruk dengan tingginya
jumlah kematian anak yang terkait COVID-19.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia 10
hingga 14 tahun lebih kecil kemungkinannya terinfeksi virus
penyebab COVID-19 dibandingkan dengan orang berusia 20
tahun ke atas. Namun, banyak anak mengalami sakit berat dan
wajib dirawat di rumah sakit, dirawat di unit perawatan intensif
atau menggunakan ventilator untuk membantu pernapasan,
berdasarkan data dari Centers for Disease Control and
Prevention (CDC).

36. Komorbid pada anak apa saja yang memperberat gejala


COVID-19 pada anak?

Anak-anak yang memiliki komorbid, seperti obesitas, diabetes,


asma dan penyakit jantung bawaan, kondisi genetik, atau
kondisi yang memengaruhi sistem saraf atau metabolisme juga
mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius dengan
COVID-19.

37. Jika anak terkena infeksi virus COVID-19, apakah


gejala yang terlihat sama dengan orangdewasa?

Gejala yang ditimbulkan tidak selalu mirip dengan orang

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 17


dewasa. Jawabannya belum jelas. Beberapa ahli mengatakan
bahwa anak-anak mungkin tidak terlalu terpengaruh oleh
COVID-19 karena ada virus corona lain yang menyebar di
masyarakat dan menyebabkan penyakit seperti flu biasa.
Karena anak-anak sering terkena pilek, sistem kekebalan tubuh
mereka mungkin lebih prima untuk memberi mereka
perlindungan terhadap COVID-19. Mungkin juga disebabkan
oleh sistem kekebalan anak-anak yang berinteraksi dengan
virus secara berbeda dari sistem kekebalan orang dewasa.
Beberapa orang dewasa jatuh sakit karena sistem kekebalan
mereka tampaknya bereaksi berlebihan terhadap virus,
menyebabkan lebih banyak kerusakan pada tubuh mereka. Ini
mungkin lebih kecil kemungkinannya terjadi pada anak-anak.

Pada bayi (usia < 1 tahun), gejala yang dapat dijumpai seperti
bayi tidak aktif dan malas menyusu.

38. Kondisi seperti apa yang meningkatakan risiko anak


mengalami COVID-19 berat?

Beberapa penyakit seperti asma, penyakit jantung bawaan,


gangguan imunitas (keganasan, menerima obat imunosupresan,
dan lainnya), diabetes serta obesitas pada anak terbukti
meningkatkan risiko anak mengalami COVID-19 derajat berat.
Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk segera melakukan
konsultasi ke dokter jika anak dengan kondisi tersebut
mengalami gejala COVID-19.

39. Kapan anak harus dilakukan pemeriksaan Swab untuk


konfirmasi COVID-19?

Saat anak mengalami gejala COVID-19 seperti demam, batuk,


pilek, mual dan hilang penciuman, orang tua harus segera

18 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


membawa anak untuk dilakukan pemeriksaan swab PCR
maupun antigen.
Pemeriksaan swab dapat menyebabkan anak tidak nyaman dan
kesakitan. Kendati tidak nyaman, alat swab yang digunakan
sangat kecil, lentur, serta halus sehingga aman dipakai untuk
anak bahkan untuk bayi yangbaru lahir.

40. Apakah anak yang positif COVID-19 wajib dirawat di


rumah sakit atau boleh melakukan isolasimandiri di
rumah?

Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI membuat panduan isolasi


mandiri bagi anak yang mengalami Covid-
19. Dalam panduan itu disebutkan bahwa isolasi mandiri untuk
anak diperbolehkan apabila memenuhi beberapa syarat yaitu
anak tidak mengalami gejala atau asimptomatik. Atau hanya
mengalami gejala ringan seperti batuk, pilek, demam, diare,
muntah, dan ruam-ruam. Isolasi mandiri juga diperbolehkan
bila anak masih terlihat aktif, bisa makan dan minum serta
lingkungan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik.

41. Apa syarat yang harus dipenuhi jika melakukan isolasi


mandiri di rumah?

Syarat rumah yang aman sebagai tempat isolasi mandiri adalah:


• Lingkungan rumah/kamar memiliki ventilasi yang baik.
• Tempat tidur bayi dibersihkan secara rutin dengan cairan
antiseptik.
• Kamar memungkinkan untuk diberikan jarak 2meter saat
pengasuhan.

Setiap orang tua juga harus mempersiapkan alat pengukur


suhu dan saturasi oksigen serta obat-obatan simptomatik.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 19


42. Apakah harus menggunakan kamar tersendiri saat isolasi
mandiri?

Isolasi mandiri pada anak yang terkonfirmasi positif COVID-19


boleh menggunakan kamar yang sama dengan pengasuh atau
orang tua atau keluarga lain yang juga positif COVID-19, dan
dengan orang tua/pengasuh/anggota keluarga yang negatif
COVID-19 juga boleh namun disarankan yang memiliki risiko
rendah terinfeksi COVID-19 yang tidak memiliki komorbid
penyakit penyerta. Orang tua yang tidak positif masih bisa tidur
bersama anak, tapi jaga jarak 2 meter dan menggunakan kasur
berbeda.

Pastikan kamar mempunyai ventilasi yang baik, serta


pendamping anak mengikuti protokol kesehatan secara disiplin,
rajin mencuci tangan sebelum dan setelah berinteraksi dengan
anak.

43. Apakah harus dilakukan pemeriksaan swab ulang setelah


isolasi mandiri?

Anak dianjurkan melakukan pemeriksaan swab ulang 10-14 hari


pertama gejala atau setelah swab pertama positif. Bila tidak bisa
melakukan pemeriksaan swab, maka disarankan isolasi 10 hari
ditambah 3 hari setelah bebas gejala. Pada penderita dengan
gejala berat atau pasien kronik, umumnya masa menular lebih
panjang, sehingga dokter yang akan menentukan kapan selesai
isolasi.

20 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


44. Hal apa yang harus dipersiapkan untuk anak yang akan
menjalani isolasi mandiri di rumah?

Alat yang wajib ada saat merawat anak yang menjalani isolasi
mandiri di rumah adalah termometer dan oximeter. Obat yang
perlu disiapkan di rumah adalah obat demam dan multivitamin
dan zink.

45. Obat-obatan rutin apakah yang bisa diberikan pada anak


dengan Covid-19?

 Vitamin C dengan dosis 50 mg/kg/hari tergantung pada usia:


o 1-3 tahun maksimal 400 mg/hari
o 4-8 tahun maksimal 600 mg/hari
o 9-11 tahun maksimal 1,2 gram/hari
o 12-18 tahun maksimal 1,8 gram/hari
 Zinc
o Bayi <6 bulan dosis 10 mg/hari selama 14 hari
o Anak >6 bulan dosis 20 mg/hari selama 14 hari
 Vitamin D
o 0-6 bulan 400 IU/hari, maksimum 1000 IU/hari
o 7-12 bulan 400 IU/hari, maksimum 1500 IU/hari
o 1-3 tahun 600 IU/hari, maksimum 2500 IU/hari
o 4-8 tahun 600 IU/hari, maksimum 3000 IU/hari
o 9-18 tahun 600 IU/hari, maksimum 4000 IU/hari

46. Apakah semua anak harus menggunakan masker setiap


saat?

Untuk anak yang berusia 2 tahun ke atas atau yang sudah


dapat menggunakan masker disarankan menggunakan masker.
Masker yang digunakan disesuaikan dengan ukuran wajah anak

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 21


dan harus terpasang dengan benar. Berikan waktu istirahat
masker apabila anak berada di ruangan sendiri atau pada jarak
2 meter dari pengasuh. Anak tidak perlu menggunakan masker
saat tidur.

47. Apa yang harus dipantau ketika merawat anak dengan


COVID-19 di rumah?

Lakukan pemeriksaan suhu tubuh, saturasi oksigen, frekuensi


nadi dan laju napas setiap pagi dan sore dan pastikan anak
makan makanan bergizi. Bila memungkinkan buat catatan
pemantauan berkala setiap harinya.

Contoh logbook pemantauan:

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu


Tanggal
Gejala
Batuk
Demam
Sakit kepala
Mual
Muntah
Batuk
Sesak nafas
Badan lemas
Pilek
Suhu
Saturasi O2
Laju nafas
Keluhan lain

22 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


48. Kapan anak harus dibawa ke rumah sakit?

Segera bawa anak ke rumah sakit bila menemukan gejala:


 Anak banyak tidur
 Napas cepat
 Ada cekungan di dada, hidung kembang kempis
 Saturasi Oksigen <95%
 Mata merah, ruam, leher bengkak
 Demam > 7 hari
 Kejang
 Tidak bisa makan dan minum
 Mata cekung
 Buang air kecil berkurang
 Terjadi penurunan kesadaran

49. Apakah ibu yang positif COVID-19 boleh memberikan ASI


eksklusif ke anaknya?

 Ibu tidak bergejala/gejala ringan dapat menyusui langsung


dengan tetap melakukan pencegahan penularan COVID-19
dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan
membersihkan payudara dengan sabun dan air
 Bayi dari ibu dengan klinis sedang diberikan ASI perah. Ibu
memerah ASI dengan menerapkan protokol kesehatan dan
ASI perah diberikan oleh tenaga kesehatan/keluarga yang
sehat
 Bayi dari ibu dengan klinis berat diberikan ASI
donor/formula dengan memperhatikan prinsip
pencegahan penularan COVID-19.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 23


50. Apakah anak boleh keluar dari kamar selama masa isolasi
mandiri?

Anak boleh keluar kamar apabila tujuannya adalah ke kamar


mandi, melakukan olahraga ringan atau berjemur dan tentunya
harus tetap mengikuti prosedur 5M. Namun, sangat disarankan
agar melakukan kegiatan termasuk olahraga di kamar saja
sampai gejala benar-benar hilang atau pemeriksaan PCR
negatif.

51. Apakah anak harus tetap memakai masker walaupun


sudah selesai isolasi mandiri?

Setelah selesai isolasi mandiri, semua orang tanpa terkecuali,


termasuk anak, wajib menerapkan protokol kesehatan.

52. Apakah anak aman untuk dilakukan vaksinasi?

Vaksinasi untuk anak saat ini terbatas pada anak dengan usia 12
tahun ke atas, karena adanya keterbatasan data penelitian
mengenai manfaat dan risiko vaksinasi COVID-19 pada anak,
maka IDAI menyarankan vaksinasi saat ini adalah untuk anak
bersuia 12 tahun ke atas. Vaksinasi COVID-19 aman untuk anak.

24 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


53. Apa saja syarat klinis isolasi mandiri bagi bayi baru lahir
(BBL)?

 Klinis:
o Bayi PCR + tapi tanpa gejala
o Bayi bergerak aktif
o Bayi dapat menyusu dari payudara ibu dengan kuat
o Tidak ada penyulit / penyakit lainnya
o Mendapat pemantauan tanda dan gejala tidak
normal dari Puskesmas setempat

 Pengasuh:
o Dapat menerapkan etika batuk/bersin
o Mematuhi protokol kesehatan
o Disarankan yang memiliki risiko rendah terhadap
gejala berat COVID-19

54. Bagaimana syarat rumah untuk isolasi mandiri bagi bayi


baru lahir (BBL)?

 Lingkungan rumah/kamar memiliki ventilasi yang baik


 Tempat tidur bayi dibersihkan secara rutin dengan
cairan antiseptik
 Kamar memungkinkan untuk diberikan jarak 2 meter
saat pengasuhan.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 25


55. Bagaimana kondisi isolasi mandiri pada bayi baru lahir
dan pemberian nutrisinya?

No. Kondisi Ibu Kondisi BBL Perawatan BBL Pemberian Nutrisi BBL
1 + dengan - BBL dipulangkan BBL diberikan ASI
gejala dan diasuh oleh perah dari ibu/ASI
sedang/berat keluarga yang donor. Ibu memerah
sehat, sedangkan ASI dengan
ibu dirawat di menerapkan
fasilitas kesehatan protokol kesehatan
dan ASI diberikan
oleh keluarga yang
sehat
2 + dengan - Ibu isolasi mandiri Ibu dapat menyusui
gejalaringan di rumah dengan langsung dengan
tetap menjaga jarak menggunakan
minimal 2 meter masker, mencuci
dari bayinya (kecuali tangan, dan
saat menyusui), BBL membersihkan
bisa dibantu diasuh
oleh
keluarga yang sehat
3 + dengan + tanpa BBL bersama ibunya Ibu dapat menyusui
gejalaringan gejala dapat isolasi langsung dengan
mandiri bersamaan menggunakan
di rumah (rawat masker, mencuci
gabung)/pusat tangan, dan
isolasi khusus untuk membersihkan
ibu dan bayi
4 - + tanpa BBL isolasi mandiri Ibu dapat menyusui
gejala di rumah/pusat langsung dengan
isolasi khusus ibu menggunakan
dan bayi, masker, mencuci
ibu/anggota tangan, dan
keluarga lain membersihkan
menjaga jarak 2 dengan sabun dan air
meter dari
bayi (kecuali saat
menyusui)

26 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


56. Apa saja yang harus dipantau saat isolasi mandiri bayi
baru lahir?

Yang Cara Pemantauan Nilai Alat yang Dibutuhkan


Harus Normal
Dipantau
Suhu Ukur suhu tubuh bayi 36,5 – Termometer digital
Tubuh pada ketiak 2x/hari (pagi 37,5 C
dan sore)
Laju Hitung laju nafas bayi < 60 Jam/stopwatch
Nafas dalam 1 menit x/menit
Saturasi Jepitkan oximeter padajari > 95% Oxymeter bayi
Oksigen telunjuk tangan
kanan/kiri bayi
Nadi -Menggunakan oximeter, 100 – Jam/stopwatch/smartphone
atau 160
-Letakkan dua jari pada x/menit
pergelangan tangan bayi,
leher atau selangkangan
dengan lembut. Hitung
selama
15 detik lalu kalikan 4
(atau hitung selama 1
menit)

57. Apa saja tanda bahaya pada bayi baru lahir saat isolasi
mandiri?

 Segera bawa bayi ke Fasilitas Kesehatan jika ditemukan


tanda bahaya, seperti :
o Demam/panas tinggi (waspada jika suhu tubuh
bayi ≥38OC)
o Sesak nafas / nafas cepat (untuk bayi < 2 bulan,
waspada jika laju nafas ≥60x/menit)

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 27


o Ada cekungan di dada, hidung kembang kempis
o Saturasi oksigen <95%
o Tidak mau menetek
o Memuntahkan segalanya
o Kejang
o Kuning
o Biru
o Bayi lebih banyak tertidur dibanding
biasanya/terjadi penurunan kesadaran
 Gunakan Buku KIA sebagai media informasi kesehatan
bayi baru lahir dan untuk mengenali tandabahaya
pada bayi baru lahir.

58. Bagaimana pencegahan penularan COVID-19 pada BBL?

 Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum


dan sesudah memegang bayi dan sebelummenyusui
 Gunakan masker saat menyentuh bayi, menggendong bayi,
atau saat memberi ASI
 Jauhkan bayi dari orang sakit
 Hindari kebiasaan mencium dan menyentuh wajah bayi
 Bersihkan secara rutin tempat tidur bayi dengan cairan
antiseptik
 Berikan ASI eksklusif
o Ibu tidak bergejala/gejala ringan dapat menyusui
langsung dengan tetap melakukan pencegahan
penularan COVID-19 dengan menggunakan
masker, mencuci tangan, dan membersihkan
payudara dengan sabun dan air

28 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


o Bayi dari ibu dengan klinis sedang diberikan ASI
perah. Ibu memerah ASI dengan menerapkan
protokol kesehatan dan ASI perah diberikan oleh
tenaga kesehatan/keluarga yang sehat
o Bayi dari ibu dengan klinis berat diberikan ASI
donor/formula dengan memperhatikan prinsip
pencegahan penularan COVID-19
 Jika ibu/orang tua dan bayi berbeda status COVID-19,
disarankan ibu/orang tua tetap menjaga jarak 2 meter dari
bayinya. Pengasuhan bayi sehat dilakukan oleh orang yang
sehat dan tidak menderita COVID-19. Jika bayi dan anggota
keluarga ada yang menderita COVID-19 bersamaan, dapat
dilakukan isolasi bersama.

59. Kapan bayi baru lahir dikatakan selesai isolasi mandiri?

BBL dikatakan selesai isolasi mandiri apabila sudah 10-14 hari


sejak diketahui PCR positif.

60. Bagaimana penanganan limbah saat anak isolasi


mandiri?

 Pengelolaan limbah infeksius non-medis seperti masker,


sarung tangan, tisu dan lainnya mengikuti pedoman
pengelolaan limbah pada saat isolasi mandiri
 Untuk limbah berupa popok, kotoran harus dibuang
telebih dahulu ke jamban. Popok yang sudah dibersihkan
dibungkus dengan kertas bekas dan dimasukan ke kantong
berwarna kuning yang tertutup.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 29


REFERENSI

Kementerian Kesehatan RI. Revisi 05 Pedoman


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Coronavirus
Disease (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2021.

Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku Protokol


Tatalaksana COVID-19. Edisi Ke-2. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2021.

Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.


Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus Corona (COVID-
19) pada Maternal (Hamil, Bersalin dan Nifas).
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia; 2020.

Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan


Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2018.

Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan


Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era
Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2020.

IDAI. Pedoman Covid-19: Dari Sumatera Utara untuk


Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;2020.

IDAI. Buku Diary Panduan Isolasi Mandiri Anak.

Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2021. Dinas

30 Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19


Kesehatan DKI. Penyelenggaraan Rumah Isolasi

Bersama COVID-19. Jakarta: 2020.

Kementerian Kesehatan RI. Media KIE/Poster Lindungi


Bayi Baru Lahir dari COVID-19. Jakarta:Kementerian
Kesehatan RI; 2020.
Clinical key for nursing. Pregnancy and COVID-19. Patient
Education. Elsevier; 2021.

Kementerian Kesehatan RI. Buku Kesehatan Ibu dan


Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2020.

Buku Panduan Dokter Pendamping Telemedicine Covid-19 31

Anda mungkin juga menyukai