III.

METODE
Metode PE-KLB antara lain:
1. Desain PE- KLB.
Desain Case Report yaitu melihat data laporan kejadian Kasus Difteri di
Puskesmas Sangurara.
2. Daerah PE- KLB, populasi dan sampel.
Penyelidikan Epidemiologi dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Sangurara
terhadap data kejadian Kasus Difteri. Penyelidikan dilakukan kepada pasien
yang terkonfirmasi dan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi.

2. Penetapan criteria kasus dan cara-cara menemukannya

 Kriteria Kasus
1. Suspek :
a. Orang dengan Infeksi pada faring,laring,trakea/kombinasinya.
b. Munculnya selaput berwarna putih keabu-abuan (pseudomembran)
yang tidak mudah lepas pada tenggorokan, amandel,rongga mulut
atau hidung.
c. Pembengkakan kelenjar limfa pada leher (bullneck).
d. Demam yang tinggi <38,5
e. Mengeluarkan bunyi pada saat menarik nafas (stidor)
f. Kesulitan bernafas.

2. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi Difteri yang dibuktikan
dengan pemeriksaan laboratorium dengan hasil kultur positif
Corynebacterium diphtheria strain toxigenic atau PCR yang telah
dikonfirmasi dengan elek test.

3. Kontak Erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi Difteri. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Siapapun yang kontak erat dengan kasus dalam 7 hari terakhir di
anggap beresiko tertular.

 Cara menemukan kasus

1. Pelacakan kontak erat orang terkonfirmasi.
2. Pemeriksaan Laboratorium untuk semua kontak erat kasus
3. Koordinasi denganLintas sector terkait

4. Cara pengumpulan data, pengolahan data (data primer dan data sekunder).
- Data primer : Data dikumpulkan dari wawancara pasien (biodata, alamat,
kontak erat).

- Data sekunder : data laporan konfirmasi dari jejaring Rumah Sakit

Anutapura.

5. Cara melakukan analisis data

Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Dengan menggunakan
variable Orang (orang yang terkonfirmasi positif dan kontak erat), tempat
(alamat pasien dan kontak erat), dan waktu (kapan mulai timbul gejala, kapan
terkonfirmasi positif).