Rika Nur Afifah KOMBIS 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Rika Nur Afifah

NIM : 21802241046

MATA KULIAH : Komunikasi Bisnis

Jawaban dari pertanyaan kelompok 2


Soal:
1. Dalam organisasi pasti ada yang aktif dan pasif. Bagaimana cara komunikasi antara yang
aktif dan pasif itu bisa menjadi lancar?

2. Di masa pandemi ini pasti cara berkomunikasi menjadi berubah dalam suatu organisasi,
bagaimana cara mengatasi perubahan komunikasi di masa pandemi agar tetap terjalin
dengan lancar?

3. Bagaimana cara atau solusi menghadapi hambatan yang mungkin terjadi dalam sebuah
komunikasi?

4. Sebutkan dan jelaskan gaya komunikasi organisasi?

Jawab:

1. Di dalam suatu organisasi itu pasti ada anggota yang aktif maupun pasif, baik itu
organisasi di sekolah maupun organisasi yang ada di lingkungan rumah. Cara agar
komunikasi tetap terjalin dengan lancar yaitu dalam organisasi tersebut bisa mengadakan
musyawarah yang berguna untuk saling bertukar pikiran ataupun bertukar cerita. Selain
itu, suatu organisasi juga bisa membuat event yang nantinya bisa digunakan untuk saling
bekerjasama. Caranya dengan merangkul anggota yang masih pasif agar bisa ikutan aktif
juga.

2. Pada masa pandemi ini memberikan perubahan cara berkomunikasi, salah satunya
komunikasi di organisasi. Perlunya tips atau trik agar komunikasi dalam organisasi tetap
terjalin dengan lancar, diantaranya:

a. Saling berkirim pesan, walaupun hanya sekedar menanyakan kabar dari


anggota organisasi tersebut.
b. Memanfaatkan fitur panggilan video, misalnya saat mengadakan rapat
ataupun pertemuan yang sifatnya nonformal. Platform yang dapat digunakan
misalnya Google Meeting, Zoom Cloud Meeting, Google Duo.

c. Memanfaatkan Grup Chat, dimana grup tersebut dapat digunakan untuk saling
memberikan informasi-informasi penting dari organisasi. Diharapkan
anggotanya juga bisa aktif di grup, mungkin bisa memberikan tanggapan
ataupun feedback.

3. Solusi menghadapi hambatan dalam komunikasi:

a. Memberikan umpan balik (feedback), hal ini dilakukan untuk memastikan


apakah informasi telah diterima, dipahami dan dilaksanakan.

b. Rasa empati, yaitu pesan yang disampaikan harus disesuikan dengan keadaan
penerima.

c. Memberikan pengulangan kata, yaitu untuk menjamin apakah pesan sudah


tersampaikan degan baik.

d. Menggunakan bahasa yang sederhana, agar pesan yang ingin kita sampaikan
dapat diterima dan mudah dipahami oleh penerima.

e. Memperhatikan waktu, misalnya mengirim pesan untuk atasan disaat jam


kerja, tidak mengirim di tengah malam/dini hari.

f. Mempunyai kemampuan mendengarkan secara efektif, agar komunikasi


terjalin dengan lancar dan tidak ada kesalahpahaman.

g. Mengatur arus informasi, artinya sebelum menjalin komunikasi dengan orang


lain, usahakan untuk mengatur mutu komunikasi, jumlah dan cara
pemyampaiannya.

4. Gaya Komunikasi Organisasi:

a. The Controlling Style, gaya ini memiliki sifat mengendalikan diri yaitu
adanya kehendak untuk membatasi, memaksa serta mengatur perilaku,
pikiran dan tanggapan orang lain. Gaya komunikasi ini sering dipakai untuk
mempersuasi seseorang.

b. The Equalitarian Style, gaya ini memudahkan tindakan komunikasi


organisasi karena bersifat lebih efektif dalam memelihara empati serta kerja
sama. Gaya ini juga menjamin berlangsungnya tindakan berbagi informasi di
antara para anggota organisasi.

c. The Structuring Style, gaya komunikasi organisasi ini memanfaatkan pesan-


pesan verbal secara tertulis maupun secara lisan. Dengan tujuan untuk
memantapkan perintah mengenai penjadwalan tugas, pekerjaan serta struktur
organisasi.

d. The Dynamic Style, gaya komunikasi ini bersifat agresif, karena pengirim
pesan (sender) sangat memahami dengan keadaan lingkungan pekerjaan
yang berorientasi pada suatu tindakan.

e. The Relinguishing Style, gaya komunikasi ini lebih mengarah pada kesediaan
untuk menerima saran, pendapat, masukan maupun gagasan dari orang lain,
daripada keinginan untuk memberi perintah untuk orang lain.

f. The Withdrawal Style, gaya ini memiliki kecenderungan tidak layak untuk
dipakai di suatu organisasi. Dengan arti lain, orang yang berkomunikasi
dengan gaya ini tidak memiliki keinginan untuk berbicara dengan orang lain
dan cenderung memiliki keinginan untuk melepaskan diri dari tanggung
jawab.

Anda mungkin juga menyukai