ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana METODE
pengembangan media pembelajaran MOOCs, mengetahui
kelayakan, kepraktisan, dan kemenarikan media pembelajaran
MOOCs. Kajian bibliometrik telah dilakukan untuk mengetahui Pada pengembangan MOOCs, peneliti menggunakan metode Research and Development (R&D)
kebaruan penelitan dan pengembangan MOOCs di seluruh dengan model pengembangan yang mengacu pada penelitian dan pengembangan 3D-E (Decide,
dunia. Hasilnya menunjukkan bahwa penelitian dan Design, Develop, Evaluate).
pengembangan MOOCs yang berhubungan dengan motivation,
engagement, dan interaction masih sangat sedikit, hal ini
ditunjukkan dari pemetaan kata kunci MOOCs dengan kata kunci
motivation, engagement, dan interaction berada sangat jauh.
Instrumen uji kelayakan diberikan kepada validator ahli materi
dan ahli media, instrumen uji kepraktisan diberikan kepada tiga
guru fisika di tiga sekolah, dan instrumen uji kemenarikan
diberikan kepada siswa kelas XI di tiga sekolah. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Research and Development (R&D) dengan metode 3D-E (Decide,
Design, Development, and Evaluation). Hasil penelitian dan
pengembangan media pembelajaran MOOCs dinyatakan sangat
layak oleh enam validator dengan persentase 84,3% untuk
kelayakan materi MOOCs dan 86,2% untuk kelayakan media
MOOCs. Selain itu media pembelajaran MOOCs juga dinyatakan
sangat praktis dan menarik dengan presentase 90% untuk uji
kepraktisan dan 79% untuk uji kemenarikan.
KESIMPULAN
Prosedur penelitian dan pengembangan MOOCs menggunakan model penelitian dan pengembangan 3D-E yang terdiri
dari empat langkah, yaitu tahap decide (menetapkan), design (rancangan), develop (mengembangkan), dan evaluate
(evaluasi). Media MOOCs dinyatakan sangat layak oleh validator ahli media dan validator ahli materi. Uji kelayakan
materi dan media pembelajaran MOOCs masing-masing memiliki persentase akhir sebesar 84,3% dan 86,2%, sehingga
dapat disimpulkan bahwa materi dan media MOOCs dinyatakan sangat layak dan dapat digunakan. Selain uji
Gambar 1. Visualisasi Kata Kunci MOOCs
kelayakan, uji kepraktisan dan kemenarikan juga dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ini. Hasilnya
menunjukkan bahwa media pembelajaran MOOCs yang dikembangkan dinyatakan sangat praktis oleh tiga guru fisika
Merujuk kepada permasalahan di atas, maka peneliti di tiga sekolah dengan memperoleh presentase akhir sebesar 90%. Sedangkan untuk uji kemenarikan, media
bermaksud mengembangkan media pembelajaran
MOOCs (Massive Open Online Courses) berbasis pembelajaran MOOCs dinyatakan menarik oleh siswa kelas XI di tiga sekolah dengan memperoleh presentase akhir
motivation, engagement dan interaction untuk sebesar 79%.
pembelajaran fisika kelas XI SMA/MA.
REFERENSI
A. Asyhari dan R. Diani, “Pembelajaran fisika berbasis web enhanced course: mengembangkan web-logs pembelajaran
fisika dasar I,” J. Inov. Teknol. Pendidik., vol. 4, no. 1, hal. 13, 2017, doi: 10.21831/jitp.v4i1.13435.
R. Diani dan N. Sri Hartati, “Flipbook berbasis literasi Islam: Pengembangan media pembelajaran fisika dengan 3D
pageflip professional Flipbook based on Islamic literacy: The development of physics learning media using 3D pageflip
professional,” J. Inov. Pendidik. IPA, vol. 4, no. 2, hal. 234–243, 2018, [Daring]. [5]
I. M. Tegeh, I. N. Jampel, dan K. Pudjawan, “Model penelitian pengembangan,” Yogyakarta Graha Ilmu, vol. 88, hal.
16, 2014.
V. Wiliyanti, A. Destiana, dan N. H. Shidqha, “Development Massive Open Online Courses (MOOCs) Based on
Moodle in High School Physics Static Electricity,” (progr. Stud. Pendidik. Fis. Fak. Kegur. dan Ilmu Pendidikan), vol.
10, no. 2302–0105, hal. 2684–9828,.