Misteri Kedahsyatan
I)0A dan DAIR
EDI TO R : A M M I NU R B A ITS
Misteri Kedahsyatan Dzikir dan Doa
Penerbit
Yufid Publishing
Jl Kaliurang km 6,5
Gg. Timor timur D9
Sleman Yogyakarta
Official web : www.yufid.org
email : info@yufid.org
Telp. : 0274880066
te
- . : si al -
- c - . O • - 9 3 - - - .
{- sisi
Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa yang mengagungkan
Syi'ar-syi'ar (perintah dan larangan) Allah, maka sesungguhnya itu
timbul dari ketakwaan (dalam) hati. (QS. Al-Hajj: 32).
Beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik dari dua kisah di atas:
a, >. o. 9
S. J : - .. 3 - : - - - ”,
aul * Jess, si esis J-9)
Lagu isss 3 elas -
{ُﺗَﺘَﻘَﻠﱠﺐُ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟْﻘُﻠُﻮﺏُ ﻭَﺍﻷَْﺑْﺼَﺎﺭ
X
sa
w.
2: : Us J-S 9 ui
Q-A A ) ) M-9 Se -
• -
Ca elle : 3. Ss.
U2si-
XS3} 3
Jaal
Kota Kendari, 1 Rabi'ul akhir 1432 H.
Artikel wwwManisnyaIman.com
[1] Beliau adalah Imam besar dari generasi Tabi'in, sangat terpercaya dan
teliti dalam meriwayatkan hadis Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam
(wafat 110 H.), Biografi beliau dalam Tahdzibul kamal (25/344) dan
Siyaru a'laamin nubala' (4/606).
[2] Kitab Siyaru a'laamin nubalaa' (4/610).
[3] HR. AthThabrani dalam AlMu'jamul Kabiir (no. 12325),
Dhiya'uddin AlMaqdisi dalam AlAhaaditsul Mukhtaarah (2/212) dan
lainlain, hadis ini dinyatakan hasan oleh Syaikh AlAlbani dalam Ash
Shahiihah (no. 1733) karena diriwayatkan dari berbagai jalur yang saling
menguatkan.
[4] Lihat kitab Tahdziibut Tahdziib (1/150).
[5] Kitab Tafsir Ibnu Katsir, (3/390).
[6] Dinukil oleh AlMubarakfuri dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, (9/273).
[7] Lihat keterangan Syaikh Abdurrahman AsSa'di dalam tafsir beliau
(hal. 271).
[8] Dinukil oleh imam Ibnu 'Abdil Barr dengan sanadnya dalam kitab
Jaami'u bayaanil 'ilmi wa Fadhlihi (no. 595).
Menjadi Kebanggaan Allah
Sufyan Fuad Baswedan, M.A.
Adalah kehormatan besar ketika bisa menjadi orang kebanggaan. Makin
terpandang pihak yang membanggakan, makin besar pula kehormatan
yang dirasakan. Seorang anak demikian tersanjung dan bahagia tatkala
dibanggakan orang tuanya. Kemudian akan lebih tersanjung dan lebih
bahagia, ketika dia menjadi kebanggaan bangsa dan negaranya. Dan
lebih tersanjung lagi saat dibanggakan oleh kaum muslimin di seluruh
dunia. Setelah menjadi kebanggaan dunia, masihkah ada kebanggaan
lebih tinggi? Masih. Masih ada kebanggaan yang lebih hebat dari itu,
menjadi kebanggaan Allah Ta'ala.
Bagaimana caranya? Simaklah baikbaik'
Mu'awiyah radhiallaahu 'anhu mengisahkan, 'Suatu ketika, Rasulullah
menghampiri sejumlah sahabatnya yang sedang duduk melingkar.
'Sedang apa kalian?' tanya Rasulullah.
'Kami bermajelis dalam rangka mengingat Allah, dan bersyukur
kepadaNya karena telah menunjukkan kami kepada Islam' jawab
mereka.
'Sumpah demi Allah, apa hanya karena itu kalian bermajelis?' tanya
Rasulullah.
'Sumpah demi Allah, hanya karena itu kami bermajelis' jawab mereka.
'Sebenarnya aku menyumpah kalian bukan karena menyangsikan
kejujuran kalian, namun barusan Jibril mengabarkan bahwa Allah
membanggakan kalian di hadapan para malaikat.' kata Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam (HR. Muslim).
Luar biasa !!
Sehebat itukah pengaruh dzikrullah dan syukur nikmat?!
Ya. Sebab dengan membayangkan besarnya nikmat dan karunia Allah,
lalu membandingkan itu semua dengan banyaknya aib pada diri dan amal
kita; muncullah rasa 'hutang budi' yang luar biasa kepada Allah. Rasa
malu akan menyelimuti hati kita, mengingat betapa banyak nikmat Allah
yang belum kita syukuri. Kita merasa tak memiliki persembahan apaapa
untuk menghadap Allah kelak. Semua kenikmatan berasal dariNya. Dia
pula yang menyadarkan kita atas segala kenikmatan tadi, lalu
menggerakkan kita untuk bersyukur kepadaNya. Semua kebaikan
bermula dariNya dan berakhir padaNya.
Ketika seseorang benarbenar merasa fakir di hadapan Allah, dan sadar
bahwa dirinya tak berjasa apapun kepadaNya, namun di saat yang sama,
ia demikian berhajat kepadaNya. Ketika itulah pintu 'ubudiyyah
(beribadah kepada Allah) terbuka lebarlebar baginya. Tak ada jalan
yang lebih pintas menghantarkan seseorang kepada Allah melebihi
'ubudiyyah.
Bermajelis dalam rangka mengingat Allah dan mensyukuri nikmatNya,
bukan berarti mengadakan majelis dzikir jama'i seperti yang marak kita
saksikan di televisi. Majelis dzikir yang sesungguhnya ialah ketika
masingmasing merenungi betapa indahnya nikmat tauhid dan iman yang
Allah anugerahkan kepadanya' mengingat bahwa Allah telah
menyelamatkannya dari jurang kemusyrikan dan kekafiran, ketika
berjutajuta manusia terjerumus ke dalamnya' mengingat bahwa ia hanya
sujud kepada Allah, Sang Pencipta dan Penguasa jagad raya, sedangkan
berjuta manusia lainnya sujud kepada selainNya, atau bahkan bersujud
kepada makhluk yang lebih nista dari mereka.
Apa kelebihan kita dari pada mereka? Apa yang menjadikan kita lebih
berhak mendapat hidayah dari mereka? Tidak ada. Semuanya murni
karena rahmat Allah. Allah berfirman yang artinya:
'Andai Allah menghendaki, niscaya Ia menjadikan kalian umat yang satu
(muslim semua). Akan tetapi Dia menyesatkan siapa yang
dikehendakiNya, dan memberi hidayah kepada siapa yang
dikehendakiNya. Dan kalian pasti akan ditanya tentang semua yang
kalian lakukan' (An Nahl: 93).
Dengan menyadari hakikat ini, lisan pun akan tergerak untuk
mengatakan subhaanallaah' alhamdulillaah' laa ilaaha illallaah' Allaahu
akbar, dan astaghfirullah dengan khusyu' dan tulus. Tak perlu komando
dari ustadz, tak perlu liputan kamera, dan tak perlu ratusan orang
berkumpul di lapangan terbuka. Dua orang pun bisa melakukannya.
Mu'adz bin Jabal radhiallaahu 'anhu konon berkata kepada sahabat
karibnya, 'Ayo kita duduk sejenak untuk mengasah iman'. Lalu keduanya
duduk mengingat Allah dan menghaturkan pujipujian kepadaNya.[1]
Imam Ahmad pernah ditanya, 'Apakah dilarang bila sekelompok orang
berkumpul untuk berdoa kepada Allah sambil mengangkat tangan
mereka?' Jawab beliau, 'Aku tidak mengharamkannya selama mereka
tidak sengaja berkumpul untuk itu, dan tidak seringsering
melakukannya'. Demikian pula pendapat Imam Ishaq bin Rahawaih.[2]
Kesimpulannya, jika majelis doa bersama tersebut dilakukan sesekali,
maka tidak mengapa dilakukan secara berjamaah[3]. Namun jika
dijadikan rutinitas mingguan, bulanan, atau tahunan, dan menjadi even
berkumpulnya kaum muslimin laiknya shalat lima waktu, shalat Jumat,
dan shalat hari raya; maka jadilah perbuatan yang keluar dari jalur
tuntunan syariah.
[1] HR. Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih.
ee S J-DM a) e
J, , Ji:Ji-e " - ) = }e
Jie Uee U- : si , ale i=A
- - - O - te
J-S - U
-
U s
-
-
& A &
-
-J
U Saal
-
sa - es:
-
Jilis
U
-
U-l
U sa -
-
sa. “A De -,
- -
e
4 lesa
Oleh karena itu, makna dua kalimat zikir ini disebutkan dalam Alquran
sebagai doa dan zikir penghuni surga, yaitu dalam firman Allah
Shallallahu 'alahi wa Sallam,
9 -
8 sa -
• Dzikir ini lebih utama jika diucapkan dengan lisan disertai dengan
penghayatan akan kandungan maknanya dalam hati, karena zikir
yang dilakukan dengan lisan dan hati adalah lebih sempurna dan
utama.
• Perlu diingatkan di sini bahwa semua bentuk zikir, doa dan bacaan
Alquran yang disyariatkan dalam Islam adalah bacaan yang
diucapkan dengan lidah dan tidak cukup dengan hanya terucap
dalam hati tanpa menggerakkan lidah, sebagaimana pendapat
mayoritas ulama Islam.
• Dalam hadis ini juga terdapat anjuran untuk menetapi dan banyak
mengucapkan dua kalimat zikir di atas.
Jaal
Dzikrullah adalah inti dari setiap ibadah. Mulai dari shalat, mencari
rezeki, menunaikan haji, hingga jihad fi sabilillah, semuanya tak lepas
dari dzikrullah, dan bahkan menjadi tak bermakna tanpanya. Tentang
shalat, Allah berfirman, yang artinya, 'Tegakkanlah shalat dalam rangka
mengingatKu' (QS. Toha: 14).
Jadi, ketika seseorang harus menghadap kiblat lima kali sehari, yang
diselingi dengan belasan kali membaca Al Fatihah, ruku', dan puluhan
kali sujud; itu semua agar ia senantiasa ingat kepada Allah.
Dalam mengais rezeki dan bertebaran di muka bumi, dzikrullah juga
menjadi teman sejati. 'Bila shalat jum'at selesai dilakukan, maka
bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah (rezeki), serta
banyaklah mengingat Allah agar kalian beruntung' (QS. AlJumu'ah:
10).
Kemudian, setelah bertahuntahun menyisihkan penghasilan dan
menyetor puluhan juta, tibalah kesempatan yang dinantinanti. Setelah
berjamjam melayang di udara menempuh ribuan kilometer, tibalah para
jemaah di tanah suci untuk menunaikan haji. Kain ihram pun dikenakan
begitu tiba di miqat, dan sesaat kemudian gemuruh talbiyah
berkumandang dari ribuan bibir yang komatkamit. Mereka terus
bertalbiyah, labbaikallaahumma labbaik.. hingga tiba di Baitullah.
Sesampainya di Baitullah, setiap orang harus thawaf tujuh putaran sambil
berdesakan dengan ribuan orang. Setelah itu dilanjutkan dengan lari
mondarmandir antara bukit Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali.
Kemudian dilanjutkan dengan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan
Mina, hingga melontar jumrah. Dan di selasela setiap ritual tadi, ucapan
tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir selalu bersahutan. Mungkin kita
bertanya: Apa rahasia di balik berbagai ritual ini? Biarlah istri Nabi
tercinta yang menjawabnya'
Thawaf mengelilingi baitullah, sa'i antara Shafa dan Marwa, serta
melontar jumrah, tidak lain ialah demi menegakkan dzikrullah[1].
Demikian tutur Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha.
Jadi, semua biaya besar dan jerih payah yang keluar tadi, tak lain demi
mengingat Allah. Alias agar hati kita selalu merenungi rububiyyah dan
uluhiyyah Allah, serta memantapkan keimanan bahwa Allahlah satu
satunya yang berhak diibadahi dan disembah.
Hebatnya, dzikir tidak hanya diperintahkan dalam ibadahibadah yang
ringan dan menyenangkan. Bahkan ia menjadi keharusan saat nyawa
dipertaruhkan dalam pertempuran. 'Hai orangorang yang beriman, jika
kalian berhadapan dengan sekelompok musuh maka tegarlah dan
banyaklah mengingat Allah, agar kalian beruntung' (QS. AlAnfal: 45).
Perhatikan, bagaimana Allah mengaitkan antara ketegaran dan banyak
berdzikir dengan keberuntungan dalam perang, alias kemenangan. Ini
adalah faktor X yang tidak masuk hitungan matematis namun
pengaruhnya sangat fantastis. Buktinya, kita sering mendengar bahwa
pekikan takbir mujahidin ternyata menimbulkan pengaruh luar biasa
terhadap musuh. Banyak pasukan musuh yang bersenjata lengkap
akhirnya lari tungganglanggang setelah mendengarnya.
Kalaulah hal ini telah marak terjadi di zaman kita, maka di akhir zaman
nanti pengaruhnya lebih dahsyat lagi. Dalam Shahihnya, Imam Muslim
meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi suatu ketika bertanya
kepada para sahabat:
'Pernahkah kalian mendengar tentang sebuah kota yang salah satu
sisinya berada di laut, dan sisi lainnya berada di darat?'. 'Pernah wahai
Rasulullah' jawab mereka. Maka Nabi bersabda: 'Kiamat tidak akan
bangkit hingga kota tersebut diserbu oleh 70 ribu orang dari Bani Ishak.
Begitu mereka mendatangi kota tersebut, mereka hanya singgah di
sekitarnya tanpa menyerang dengan senjata maupun menembakkan
sebatang panah. Mereka mengucapkan 'laa ilaaha illallaahu wallaahu
akbar', dan tibatiba takluklah bagian kota yang berada di laut.
Kemudian mereka mengatakan lagi 'laa ilaaha illallaahu wallaahu
akbar' untuk kedua kalinya, dan takluklah bagian kota yang berada di
darat. Lalu mereka mengatakan lagi ketiga kalinya, 'laa ilaaha
illallaahu wallaahu akbar', dan terbukalah gerbang kota bagi mereka.
Mereka pun masuk dan mendapat berbagai macam ghanimah di
dalamnya. Namun saat mereka sedang membagibagi ghanimah
tersebut, tibatiba terdengarlah teriakan yang mengatakan bahwa Dajjal
telah keluar. Maka mereka pun kembali dan meninggalkan semua harta
tadi'. Lanjut beliau.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa kota yang dimaksud adalah
Konstantinopel. Adapun Bani Ishak dalam hadis ini, menurut para ulama
maksudnya adalah orangorang Arab dari umat beliau, sesuai dengan
konteks hadisnya.
Luar biasa! Tanpa perang sedikitpun mereka menaklukkan sebuah kota
yang demikian kokoh dan telah eksis sejak ribuan tahun. Semuanya
terjadi hanya dengan ucapan tahlil dan takbir tiga kali. Itulah kehebatan
dzikrullah, senjata pamungkas akhir zaman.
[1] HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dll. Hadis ini dinyatakan hasan shahih
oleh Imam Tirmidzi sebagai sabda Nabi (marfu'). Akan tetapi sanadnya
dha'if, dan yang shahih ialah bahwa hadis ini merupakan ucapan Ummul
Mukminin Aisyah yang tidak dinisbatkan kepada Nabi (lihat: Dha'if
Sunan Abi Dawud no 328).
Sukses dengan Doa
Muhammad Abduh Tuasikal, S.T.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada
Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Untuk menggapai hasil yang kita cita-citakan, setiap orang punya usaha
keras. Siang malam mengeluarkan keringat untuk menggapainya. Mau
usaha laundrynya sukses, bisnis komputernya lancar, atau berhasil dalam
menghadapi ujian berbagai usaha pemasaran, inovasi produk dan belajar
keras pun dilakukan. Namun satu hal yang mesti seorang pengusaha atau
seorang yang ingin meraih keberhasilan perhatikan adalah bagaimana
dirinya jangan sampai melupakan Rabb yang memudahkan segala
urusan. Betapa pun usaha yang kita lakukan, itu bisa jadi sia-sia ketika
kita melupakan Rabb Ar Rahman yang mengabulkan segala hajat.
Dengan banyak memohon pada Al Fattaah, Maha Pemberi Karunia,
segala hal bisa jadi lebih mudah. Inilah yang jadi senjata seorang muslim
yang mesti ia gunakan untuk meraih suksesnya.
a, a, s2 O e. O 22 - - -
* - 3 - 9°° š"
$s o -
Ös, J.
ás i 3 stel
'Doa adalah ibadah."[1 ]
3 8 9
3J->
=S u = U
De-ia 5 -
A39 - se
es u, s. Ar
Ada sebuah hadis dari Ummu Salamah -salah satu istri Nabi
s.
s 83 9 - -
s: il Xe S sia - laki,
Usli Ali. Usia - U - sisi 3 --
-
a 2 - oX - - :
- aul . . . - A Los Ali ata, s°3.
'
Ada seorang suami yang benarbenar jauh dari ketaatan pada Allah
Ta'ala, yang gemar melakukan dosa. Ia memiliki istri yang
sholehah. Istrinya ini senantiasa memberinya nasehat, wejangan
dan berlemah lembut dalam ucapan pada suaminya, namun belum
juga nampak bekas kebaikan pada diri sang suami. Si istri ini pun
tahu bahwa doa kepada Allah Ta'ala adalah sebaikbaiknya cara
(agar suaminya bisa mendapatkan hidayah). Karena Allah
Shallallahu 'alahi wa sallam yang memberi petunjuk pada siapa
saja yang Dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Dia
kehendaki. Si istri ini akhirnya terus menerus berdoa agar Allah
memperbaiki keadaan suaminya menjadi baik dan menunjukkan
suaminya ke jalan yang lurus (shirothol mustaqim). Ia tidak bosan
bosannya berdoa akan hal ini siang dan malam.
Ar.
S- Ali se-ai As A3
3 - e-e
3 3 Ke 3 Siti :
(YY) -ase * 3>
'Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka
Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran)
Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub. Isterinya
berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan
anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini
suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya
ini benarbenar suatu yang sangat aneh. ' (QS. Huud: 7172)
Itulah karunia Allah, suatu hal yang mustahil bisa saja terjadi
dengan izin Allah.
C - - -
: - K *, : : - 4 - a, : : - - -
www.rumaysho.com
|1l HR. Abu Daud no. 1479, At Tirmidzi no. 2969, Ibnu Majah no. 3828
dan Ahmad 4/267. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
Shahih
|2l HR. Tirmidzi no. 3370, Ibnu Majah no. 3829, Ahmad 2/362. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
|3l HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa'id. Syaikh Syu'aib Al Arnauth
mengatakan bahwa Sanadnya jayyid
|5l Ajaib Ad Du'aa', Kholid bin Sulaimin bin 'Ali Ar Robi'i, 2/183-184,
www.ktibat.com .
Ingin badan lebih kuat, sehat dan bebas dari segala penyakit?
Perbanyaklah istighfar! Allah' berfirman, yang artinya:
"' istighfarlah kepada Rabbmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya
Dia menurunkan hujan yang sangat deras kepadamu, dan menjadikan
tubuhmu makin kuat'" (Hud: 52).
Ingin terhindar dari bencana' selamat dari musibah, dan terjaga dari
fitnah? Perbanyaklah istighfar! Allah' berfirman, yang artinya:
"Allah tidak akan mengazab mereka, selama mereka beristighfar." (Al
Anfal: 33).
Ingin curahan hujan' keturunan shalih' dan rezeki lancar? Perbanyaklah
istighfar! Allah' berfirman, yang artinya:
"Istighfarlah kepada Rabbmu karena sesungguhnya Dia Maha
Pengampun. Niscaya Dia mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
memperbanyak harta dan anakanakmu, dan menciptakan kebunkebun
dan sungaisungai untukmu." (Nuh: 1012).
sé i - * J * si A iii.|
“ – i3
Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada ilah melainkan Dia, Yang
Maha Hidup lagi senantiasa mengurus makhluk-Nya. Dan aku bertaubat
kepada-Nya. Barangsiapa mengucapkan istighfar seperti ini maka
dosanya diampuni walau dia lari dari medan perang.
Rajanya Doa
Sufyan Fuad Baswedan, M.A.
Hari itu, 9 Dzul Hijjah tahun 10 H, merupakan momen paling bersejarah
di padang Arafah. Rasulullah sebagai manusia yang paling dicintai
Allah, bersama ratusan ribu sahabatnya, sedang menunaikan rukun Islam
yang kelima.
Inilah haji pertama sekaligus terakhir yang beliau tunaikan setelah
diangkat menjadi Nabi. Benarbenar peristiwa langka dan momen luar
biasa. Apalagi jika mengingat bahwa wukuf di Arafah adalah inti dari
ritual haji. 'Haji adalah Arafah' tegas beliau.[1]
Gersangnya padang Arafah dan teriknya matahari, sama sekali tidak
mengurungkan tekad para sahabat untuk memerhatikan dengan seksama
setiap gerakan dan ucapan Rasulullah. Sebab beliau sendiri berulang kali
mengingatkan sedari awal, agar mereka meneladani praktik manasik ini
sebaik mungkin, sebab beliau mungkin takkan berjumpa lagi dengan
mereka setelah itu.
Masih tertanam kuat dalam ingatan para sahabat, bahwa Nabi pernah
menggambarkan fenomena wukuf yang demikian agung tadi dalam
sabdanya, 'Pada hari Arafah, Allah turun ke langit dunia dan
membanggakan mereka yang wukuf di hadapan para malaikat. Allah
berkata, 'Lihatlah hambahambaKu itu! Mereka datang dari segala
penjuru dengan rambut kusut dan tubuh berdebu' saksikanlah oleh kalian,
bahwa Aku telah mengampuni mereka'. Para malaikat menyela, 'Akan
tetapi di sana ada si fulan dan si fulan ?', namun kata Allah: 'Aku telah
mengampuni mereka'. Tidak ada satu hari pun yang saat itu Allah
demikian banyak membebaskan manusia dari neraka, melebihi hari
Arafah, lanjut Nabi.[2]
Jangan anda bayangkan bahwa kondisi mereka seperti jemaah haji kita
saat ini. Tidak. Jemaah haji kita hanya menempuh sepuluh jam untuk tiba
di tanah suci, sedangkan para sahabat harus menempuhnya dalam
sepuluh hari. Jemaah kita menaiki pesawat yang full AC, sedangkan para
sahabat hanya mengendarai unta dengan terpaan hawa panas gurun
sahara. Makanya, dapat dipastikan bahwa setelah 10 hari lebih dalam
keadaan ihram, rambut mereka pasti kusut dan berdebu.
Mereka juga tidak tinggal dalam kemah yang sejuk dengan makanan
yang melimpah. Mayoritas sahabat -termasuk Rasulullah- justru melalui
hari yang demikian terik tadi tanpa naungan apapun.
Sebaik-baik doa, adalah doa di hari Arafah. Dan sebaik-baik doa yang
kupanjatkan dan dipanjatkan oleh para nabi sebelumku, adalah
43 ala U - A S 5-3 al Sl J S
3 - J& 33 si
"Tiada ilah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagiNya. MilikNya
semua kerajaan, dan bagiNya segala pujian. Dan Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu'.|3l
Kita pantas bertanya saat mendengar hadis yang agung ini manakah
ungkapan yang menunjukkan doa dalam hadis ini? Bukankah kalimat ini
isinya sekedar pujian kepada Allah dan pengakuan atas keesaanNya?
Benar. Bunyi doa di atas memang tidak bernada meminta, namun dialah
rajanya doa. Tidak ada pujian yang lebih dicintai Allah melebihi
pengakuan atas uluhiyyah-Nya. Tiada sesuatu yang lebih agung di mata
Allah dari pada tauhid. Simak pula bagaimana doa Nabi Yunus tatkala
mendekam dalam perut ikan'
ﺍﻟﻈﺎﻟِﻤِﻴﻦ
ﻻَ ﺇﻟَﻪَ ﺇِﻻﱠ ﺃَﻧْﺖَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺇﻧﱢﻲ ُﻛﻨْﺖُ ﻣِﻦَ ﱠ
ِ ِ
Tiada ilah selain Engkau (Allah)' Mahasuci Engkau, dan aku benar
benar termasuk hamba yang zhalim(Al Anbiya': 87).
Adakah beliau meminta sesuatu dalam ucapan tadi? Tidak. Namun
simaklah bagaimana ayat selanjutnya, yang artinya:
Maka Kami ijabahi doanya, dan kami selamatkan dia dari kesedihannya,
dan demikian pula kami menyelamatkan orangorang yang beriman.
Ketika mendengar bahwa Allah berada di atas 'arsy (istawa 'alal 'arsy),
maka katakan subhaanallaah (maha suci Allah), dan tepislah semua
gambaran yang terlintas di benak kita tentang kaifiyat istiwa' Allah
tersebut.
Demikian pula saat mendengar bahwa Allah berada di atas' Allah turun
ke langit dunia' Allah memiliki wajah' kedua tangan' jarijemari' kedua
mata' betis' kaki' dan semua keterangan tentang dzat dan perbutan Allah,
katakan subhaanallaah dan tepislah semua khayalan yang terlintas di
benak anda, karena semua bayangan tadi adalah batil. Allah berfirman,
yang artinya:
Tiada sesuatu pun yang mirip denganNya, dan Dia Maha Mendengar
lagi Maha Melihat
Allah memiliki dzat, namun tidak sama dengan dzat apa pun' Allah
memiliki wajah, namun tak sama dengan wajah siapa pun' Allah
memiliki kedua tangan, jarijemari, kedua mata, betis, dan kaki; namun
semuanya tak sama sedikitpun dengan apa yang pernah kita lihat.
Dengan demikian, semua khayalan yang terlintas di benak kita saat
mendengar sifatsifat Allah tadi, otomatis harus kita hilangkan.
Intinya, kita imani semua sifat Allah dengan menerima lafazhnya,
memahami maknanya sesuai tekstualnya, tidak menakwilkannya, tidak
menolaknya, tidak menyerupakannya dengan sifat makhluk, dan tidak
menanyakan bagaimana hakikatnya.
Allahu a'lam
Keutamaan Berzikir Ketika Terjaga di
Malam Hari
J biasi
"Ya Allah, ampunilah (dosa-dosa)ku", atau dia berdoa (dengan doa yang
lain), maka akan dikabulkan doanya, jika dia berwudhu dan
melaksanakan shalat maka akan diterima shalatnya." [Hadis shahih
riwayat al-Bukhari (no. 1103), Abu Dawud (no. 5060), at-Tirmidzi (no.
3414) & Ibnu Majah (no. 3878).].
Oleh karenanya, marilah kita teladani sunah Nabi yang satu ini. Mari kita
amalkan setiap hari, niscaya akan banyak faidah yang kita dapatkan.
Cukup satu menit yang kita butuhkan setiap malam' dan rasakan
pengaruhnya!
Keutamaan Dzikir Ketika Masuk Rumah dan
Sebelum Makan
sos Ju Ju Jss e ai
9 o - - a, 2 :- - . - O
As S Ji --- e 33.e.
al- e-3 e
Dari Jabir bin Abdillah radhiallaahu 'anhu bahwa dia mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Jika seseorang
masuk ke dalam rumahnya dan menyebut (nama) Allah ketika masuk dan
ketika makan (maka pada waktu itu) setan berkata (kapada teman
temannya), "Tidak ada tempat menginap dan makanan bagi kalian." Tapi
jika dia masuk (rumahnya) dan tidak menyebut (nama) Allah ketika
masuk, maka setan berkata, "Kalian mendapat tempat menginap.' Dan
jika dia tidak menyebut (nama) Allah ketika makan maka setan berkata,
"Kalian mendapat tempat menginap dan makanan'. L1 l
'Artikel www.manisnyaiman.com
|4|l H.r. Abu Dawud (no. 5096), dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani
dalam Ash-Shahiihah (no. 225).
|5l H.r. at-Tirmdzi (no. 1858) dan Abu Dawud (no. 3767), dinyatakan
shahih oleh Imam at-Tirmdzi dan Syaikh al-Albani.
Ji- ea -3 e : - je
ss O - O 9 - - - . . . W. ata ,
4 - Js & D-3 :Jus e-3 ele a
, , , , ; t- ia “ . . ...
Beberapa faidah penting yang dapat kita ambil dari hadis ini:
le, ia as le Sui. }
Jas le ulu Us,
{Jss - - as Jas 3 A333i
"Sesungguhnya syaitan itu tidak memiliki kekuasaan (untuk
mencelakakan) orang-orang yang beriman dan bertawakkal
(berserah diri) kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaan
syaitan hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi
pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya
dengan Allah." (Q.S. an-Nahl: 99-100).
Artikel www.manisnyaiman.com
|1l HR Abu Dawud (no. 5095), at-Tirmidzi (no. 3426) dan Ibnu Hibban
(no. 822), dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan
Syaikh al-Albani.
|2l Lihat keterangan imam Ibnu Hibban dalam kitab Shahih Ibnu
Hibban (3/104).
Pertanyaan:
Assalamu 'alaikum.
Mohon saya dibantu. Bagaimana zikir dan doa sesudah shalat fardhu
sesuai sunah Rasulullah secara lengkap, agar saya bisa mantap
beribadah. Terima kasih sebelumnya.
Suparno (suparno**(a)yahoo.***)
Jawaban:
e S 3 pusi
"Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan.
Maha Berkah Engkau, wahai Rabb pemilik keagungan dan
kemuliaan." (Sahih; HIR.Muslim, no. 591)
S
ab. Asliisi 3
Hal itu dikarenakan lafal tersebut tidak berasal dari Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Lihat Misykatul Mashabih, 1:303;
Hasyiyah Ath-Thahawi 'alal Maradiy, 2:311.
• Kemudian mengucapkan,
3 3 e e 3 , 3 , - 3 - S- : 20 - -
3 3 e e 3 , 3 , - : Si : 20 - -
suai na 4 - e.
.. . .
s" - A &sN
ata: , N° e.
a J# 3 J5-5 A. ellié C: 9
Al Al A, , , S-3 al Si A N 3 lal
. s & 2 1- - - - s - , , , e e
Dasi - Js sle 3* 3 asli 43 Ali
D= . Luas sa
T. - 28 9 h8 - 9 - ils
Jssy - Js D, -e-S 9 s.
-
Ar -
sa - sa -
28 - - 9 O 28 - - 8 - - O
sa - o - - - | Aisl
Jais -e Jasa Ja3 X- - 3 Si isi
- 9 8
2 - o - - | -- - -
Se N -
2 9
Ji- . -2 M
9 2 - 9
et : - s32 - - 2 - 9 % •2 : - - - - -
e essa 2- Js X -SS : ; a
-
- u." -
a,
o 3.
e.
Pertanyaan:
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
syukron jazakallah
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari: Yudhy
Jawaban:
ss s.
-
(2) S3 e : , e-9 sa
lis el A. *a -
sa - 2-A )
3: , , , , , ,
se N G| 3 sa
:
leb-= as
, le s 9 ses
3-3)
O
Jas
sa -
Dari Abu Musa radhiallahu 'anhu bahwa suatu ketika para sahabat
pernah berdzikir dengan teriak-teriak. Kemudian Nabi shallallahu
'alaihi wa Sallam mengingatkan,
ss - jel, 9
9 -
9 e. cG - - 3 : . .. : -i : 3 e :
as- gle S , - U 9P
28 3 : -
3 : 3 o 2 - 3-3)
sess - - 3 J, y- sesi
Ca-isu s3 = 3 e
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera
dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka
berdoakepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah
orang-orang yang khusyu' kepada Kami." (QS. Al-Anbiya': 90)
Banyak orang yang lalai dalam berdoa atau bahkan tidak tahu isi
doa yang dia ucapkan. Karena dia tidak paham bahasa Arab,
sehingga hanya dia ucapkan tanpa direnungkan isinya.
e:Jé J- - - - -alas 3
si Usia : Ji Je-N Las aul J3- )
-- y el - sessis - ses
al-e 3D eles asas elis sie 9-si
L- A - - sese A - Siu-3
a, a ...- o - 3, . - - s - : - :
J" -ji see J, gu-3 se - ia
3 o * 3 8 3 . .. .
A &
J3 & insi si -J S
9 : . - s s - 9 a
seS es-
4-i-ne sS- 9*
-- ialae S sil
sa - -
Tidak ada ibadah yang dilakukan hamba-Ku yang lebih Aku cintai
melebihi ibadah yang Aku wajibkan. Ada hamba-Ku yang sering
beribadah kepada-Ku dengan amalan sunah, sampai Aku
mencintainya. Jika Aku mencintainya maka jika dia meminta-Ku,
pasti Aku berikan dan jika minta perlindungan kepada-KU, pasti
Aku lindungi..." (HR. Bukhari)
Jss seles 3.
Sie Lylas, U
a - ase a. la - - - eles U - S
a= y elas 3
:
J3 as| Jas - J S si
Ja al-9 - - - -3 -A
| lae 3 s le J S Jay si la)
ls: ) Js, (se ial A --
(seiyo-e 3 kl, asi
3 - -
si - ki ial - - -2 a:
ie Xie Xi- Ju Jsy Xs
4 laa3 - ) a - 9 e- - 4 :
-
A s
J S-3 AD-4 alas a > 4. a3 ||
- -
>
ala Asi. Ali
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik).
Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang
mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul.
Firman-Nya, "Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik
Maha(halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku
baik
Mengetahui apa yang kamu kerjakan'. Dan Allahjuga
berfirman,
yang 'Wahai orangorang yang beriman! Makanlah rezeki
Nabi baikbaik yang telah kami rezekikan kepadamu'. Kemudian
shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang
lakilaki
ditempuhnya.
yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang
Orang Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu.
yang itu mengangkat
Tuhanku, wahai Tuhanku'.
tangannya ke langit
Padahal, makanannya dari barang
seraya berdoa, 'Wahai
haram
haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang
dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka
bagaimanakah
Allah akan mengabulkan doanya?' (HR. Muslim)
'Beliau (Hasan AlBashri) adalah orang yang paling sesuai antara apa
yang disembunyikan dan ditampakkannya, paling sesuai antara ucapan
dan perbuatannya, kalau beliau duduk di atas suatu urusan maka
beliaupun berdiri di atas urusan yang sama, jika beliau memerintahkan
suatu perkara (dalam agama) maka beliaulah yang pertama kali
melakukannya, dan jika melarang dari sesuatu maka beliaulah yang
pertama kali meninggalkannya.... (Siyaru A'laamin Nubala', AdDzahabi,
(2/576))
Imam Ibnu Abid Dunya menukil sebuah kisah tentang mustajabnya doa
imam Hasan AlBashri:
Ada seorang lakilaki pengikut kelompok Khawaarij selalu mendatangi
majelis (tempat pengajian) imam Hasan AlBashri dan selalu
mengganggu/menyakiti beliau serta muridmurid beliau. Maka ada yang
menyarankan kepada Hasan AlBashri: Wahai Abu Sa'id (panggilan
Hasan AlBashri), apakah tidak (lebih baik) engkau menyampaikan
(masalah ini) kepada pihak pemerintah supaya orang tersebut bisa
disingkirkan dari (majelis) kita? Akan tetapi Hasan alBashri bersikap
diam (tidak menanggapi usulan tersebut). Suatu hari orang tersebut
datang lagi, ketika Hasan AlBashri sedang duduk dengan muridmurid
beliau. Tatkala Hasan AlBashri melihat orang tersebut, beliau berdoa:
'Ya Allah, sungguh Engkau maha mengetahui kelakuan buruk orang ini
terhadap kami, maka cukupkanlah (lindungilah) kami dari orang tersebut
dengan perlindungan yang sesuai dengan kehendakMu'. Maka sungguh
orang tersebut langsung jatuh tersungkur, dan tidaklah dia digotong
sampai ke rumahnya kecuali dalam keadaan dia telah mati di atas tempat
tidur. Setelah itu, alHasan alBashri selalu menangis jika teringat orang
tersebut. (Mujabud da'wah, hal. 128)
Demikianlah, semoga nasehat dan kisah di atas bermanfaat bagi kita
semua.
Celaka Karena Salah Berdzikir
Ketika mendengar kata 'dzikir', terlintas di benak kita sosok orang yang
duduk menghadap kiblat, dengan bibir komat-kamit sambil memegang
tasbih atau menghitung ruas jari. Kata 'dzikir' sering dikonotasikan
sebagai 'wirid', alias bacaan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, istighfar, dan
semisalnya. Sehingga majelis dzikir pun menjadi identik dengan majelis
wirid. Memang, pemahaman di atas tidak mutlak salah; namun juga tidak
sepenuhnya benar. Berikut ini beberapa hadis tentang fadhilah dzikir dan
majelis dzikir yang sering difahami secara keliru.Abu Hurairah dan Abu
Sa'id Al Khudri radhiallaahu 'anhuma meriwayatkan, bahwa Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
3 - O s :: - a, - 3. 2 :- m8 o ss * .- -
issuai essie J, Al J3 S 33 si N
O -
o 3 - -- - 9 O • - o - - 9 o X -- - - -
[3] Lihat: 'Umdatul Qaari 33/165. Pendapat beliau ini didukung oleh Al
Qur'an yang menggunakan istilah 'ahli dzikir' ketika berbicara tentang
orang yang berilmu. Lihat: QS An Nahl: 43 dan Al Anbiya': 7.
[4] AlAdzkar hal 38.
[5] Lihat: Subulus Salam 4/214.
[6] Yaitu dengan berkumpul di suatu tempat, lalu membaca tasbih,
tahmid, takbir, tahlil, dan sebagainya secara serempak atas komando
seorang ustadz/kyai. Seperti majelis dzikir Sdr. M. Arifin Ilham dan
semisalnya.
[7] HR. Darimi no 211 dengan sanad yang hasan (lihat: Silsilah Ash
Shahihah no 2005).
[8] Lihat QS. Al A'raf: 55 & 205. Ini merupakan adab dzikir secara
umum, kecuali pada saat talbiyah dan takbir hari raya, maka bagi laki
laki disunnahkan untuk menjahrkan suaranya, sedangkan wanita tetap
mengucapkannya dengan sirr. Demikian pula saat membaca wirid
selepas shalat 5 waktu, maka ada sebagian ulama yang menganggapnya
sunnah untuk dijahrkan tanpa koor (bagi lakilaki), karena
mengamalkan zhahir hadis Ibnu Abbas terkait masalah ini. Namun ada
pula yg berpendapat sebaliknya. Ala kulli haal, kasus terakhir ini
termasuk masalah ijtihadiyyah yang harus kita sikapi secara ilmiah dan
toleran, wallahu a'lam.