adalah salah satu cabang ilmu kimia yang fokus mempelajari tentang
identifikasi atau penentuan macam/jenis senyawa kimia, kuantifikasi atau penetapan
jumlah/kadar suatu zat dalam suatu sampel, serta bagaimana cara pemisahan senyawa kimia
Untuk melakukan suatu analisis kimia, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu:
1. Perencanaan Analisis
Perencanaan analisis bertujuan untuk menentukan informasi apa saja yang diperlukan dan
menentukan metode analisis kimia apa yang harus dilakukan. Sehingga dapat diketahui
peralatan dan bahan apa saja yang diperlukan dalam proses analisis.
2. Sampling
Tahap sampling adalah tahap pengambilan sampel analit yang akan dianalisis. Agar data
atau hasil analisa yang diperoleh nanti dapat merepresentasikan hasil yang sesungguhnya,
maka pengambilan sampel juga harus representatif. Ada teknik-teknik khusus dalam proses
sampling termasuk perlakuan-perlakuan tertentu.
3. Preparasi Sampel
Preparasi merupakan tahap persiapan sampel yang akan dilakukan analisa. Ada beberapa
tahap dalam persiapan sampel ini, yaitu meliputi tahap pengeringan sampel untuk sampel
wujud padat yang bertujuan menghilangkan kadar air yang terdapat pada sampel,
pengukuran sampel meliputi berat atau volume dan pelarutan sampel.
5. Analisis/Pengukuran
Analisis adalah tahap pengukuran analit yang terdapat pada sampel. Analisis dapat
dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
6. Perhitungan dan Evaluasi Hasil Analisis
Hasil analisis atau pengukuran akan menghasilkan data hasil analisis. Data hasil
pengukuran kemudian diolah dan dievaluasi.
Dalam pembahasan pengambilan sampel, ada gunanya membedakan dua bentuk padatan ,
monolitik dan partikulat, serta cairan dan gas dan memperlakukan setiap jenis bahan
sebagai kategori terpisah. Pada saat yang sama, penting untuk diketahui bahwa fase
campuran juga sering perlu diambil sampelnya; gas terlarut dalam cairan dan padatan,
partikel tersuspensi dalam cairan, dan aerosol padat dan cair adalah beberapa contohnya.
Kadang-kadang objek penelitian berada dalam satu bentuk fase, tetapi sampelnya harus
dalam fase lain. Jadi, baja cair diambil sampelnya dengan menuang bentuk padat untuk
dianalisis.
Padatan monolitik, bahkan dengan orde heterogenitas yang sangat rendah, sangat sulit
untuk diambil sampelnya secara rasional. Namun, seperti semua pengambilan sampel,
memahami sifat fisik objek studi dapat meningkatkan rencana pengambilan sampel secara
signifikan. Misalnya, badan bijih yang besar dapat memanjang hingga jarak yang sangat jauh
di bawah tanah dalam tiga dimensi , tetapi petunjuk mineralogi dapat mengarahkan
pengambilan sampel untuk upaya pemetaan. Pengecoran baja biasanya diambil sampelnya
pada radius tengah penampangnya, di mana mereka diketahui bebas dari efek tepi dan
porositas pusat.