Anda di halaman 1dari 61

PENGGUNAAN GADGET PASCA PEMBELAJARAN JARAK

JAUH (PJJ) TERHADAP KARAKTER SISWA SD

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

ABAS MAULANA

NIM. 19011001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MODERN NGAWI

2023
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

‫الع ِز ْيـ َم ِة‬


َ ‫ت‬ َ ‫ـح َت‬
ِ ‫ض َر َبا‬ َّ ‫ص ْل َب ٌة َت َت َك‬
ْ ‫س ُر َت‬ َ ٌ‫ص ْخ َرة‬
َ ُ ‫الـ ُم ْس َت ِح ْيل‬

“Mustahil adalah batu keras yang dapat hancur oleh pukulan-pukulan tekad

bulat.”

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT. Dengan rahmad dan

ridhanya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan lancar tanpa ada

suatu hambatan apapun. Tak lupa penulis haturkan puji syukur kepada baginda

Nabi Muhammad SAW. Beliaulah sang revolutioner sejati pembawa zaman

jahiliyah menuju zaman Islamiah. Dengan selesainya proposal skripsi ini penulis

persembahkan kepada;

1. Kampus STKIP Modern Ngawi.

2. Kepada diri sendiri. Perjuangan yang sungguh luarbiasa penulis lalui selama

menempuh study di STKIPModern Ngawi. Banyak pengalaman dan wawasan

yang penulis dapatkan selama study di STKIP Modern Ngawi.

3. Ayahanda dan ibunda (Sukarno dan Martingah) tercinta yang sudah

memberikan sebagian hidupya untuk membesarkan dan mendik penulis

sampai menjadi yang sekarang. Tidak ada kata terindah yang dapat penulis

sampaikan hanya kata terima kasih yang tak terhingga dan semoga ayahanda

dan ibunda tercinta sehat selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin

4. Kepada teman-teman seperjuangan yang selama empat tahun membersamai

penulis dalam menyelesaikan study di Stkip Modern Ngawi.


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT tuhan seluruh alam semesta, yang

telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal Skripsi ini dengan judul “Pengunaan Gadget Pasca

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) TerhadapKarakter Siswa SD”. Sebagai salah

syarat untuk menyelesaikan study pendidikan strata satu program studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (STKIP) Modern Ngawi.

Penulis ingin menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada pihak-

pihak yang sudah ikut serta membantu penyelesaian Proposal Skripsi ini dengan

tulus tanpa pamrih. Terima kasih penulis tujukan kepada:

1. Bapak Sarwoto, S. Pd., M. Pd sebagai ketua Sekolah Tinggi Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan (STKIP) Modern Ngawi.

2. Santy Dinar Permata, M.Pd.sebagai pimpinan Program Study Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) Modern Ngawi.

3. Dr. Yes Matheos Lasarus Malaikosa, M.Pd. sebagai dosen pembimbing 1

yang telah membantu penyelesaian Proposal Skripsi dengan tulus tanpa

pamrih.

4. Army Al Islami Ali Putra, M.Pd. sebagaidosen pembimbing 2 yang telah ikut

serta membantu peneliti dalam penyelesaian Proposal dengan sabar dan tulus.

5. Terima kasih juga kepada Staf Pendidik Program Study Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD)STKIP Modern Ngawi.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................................v

BAB IPENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Konteks Penelitian.............................................................................................1

B. Fokus Penelitian.................................................................................................5

C. TujuanPenelitian................................................................................................5

D. KegunaanPenelitian...........................................................................................5

E. DefinisiIstilah.....................................................................................................6

BAB IIKAJIANPUSTAKA.....................................................................................7

A. Gadget................................................................................................................7

B. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)...........................................................................9

C. Karakter...........................................................................................................11

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................14

A. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................14

B. Pendekatan Penelitian......................................................................................15

C. Rancangan Penelitian.......................................................................................16

D. Kehadiran Peneliti............................................................................................17
E. Sumber Data.....................................................................................................18

F. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................19

G. Teknik Keabsahan Data...................................................................................21

H. Teknik Analisis Data........................................................................................22

I. Tahapan Penelitian ..........................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Corona virus merupakan kelompok besar virus yang menyebabkan

penyakit dan menimbulkan gejala yang ringan sampai berat (Dewi, 2020;

Setiawan, 2020). WHO menyatakan virus COVID-19 menjadi Darurat

Kesehatan Masyarakat yang menjadi perhatian Internasional (Sohrabi, et al,

2020; Talevi et al., 2020). Pada bulan Maret 2020. virus ini juga menyebar di

Indonesia. Di Indonesia penyebaran virus COVID-19 memberikan dampak

pada berbagai bidang dan meningkatnya angka kematian masyarakat yang

positif terkena COVID-19 (Purwanto, 2020). Munculnya virus COVID-19

memberikan dampak terhadap pendidikan. Salah satu upaya menghentikan

penyebaran COVID-19 bagi dunia pendidikan, pemerintah mengeluarkan

kebijakan yaitu menerapkan proses belajar dari rumah pada berbagai jenjang

pendidikan. Adanya penutupan sekolah mengakibatkan peserta didik tidak

dapat berinteraksi dengan teman-temannya, dan guru (Nurkholis, 2020). Masa

COVID-19 mengharuskan pembelajaran tetap berlangsung agar pendidikan

terjamin, sehingga pembelajaran dapat dilakukan melalui pembelajaran daring.

Pembelajaran daring merupakan sebuah inovasi pendidikan yang

melibatkan teknologi informasi dalam pembelajaran. Pembelajaran Daring

dapat diselenggarakan melalui jejaring web dengan jumlah partisipan tanpa

batas menggunakan berbagai media teknologi (Putria, 2020; Rigianti, 2020)

1
2

Pembelajaran daring dapat menciptakan pembelajaran yang efektif serta

nyaman bagi peserta didik di tengah pandemi COVID-19 (Zhang et al., 2020).

Selain itu, pembelajaran daring bertujuan untuk memenuhi standard

pendidikan melalui pemanfaatan teknologi informasi agar saling terhubung

antara siswa dan guru, sehingga melalui pemanfaatan teknologi tersebut

proses belajar mengajar bisa tetap dilaksanakan dengan baik.

Kebijakan pengadaan pembelajaran jarak jauh pada saat pandemi

menunntut siswa-siswi menggunakan gadget pada saat melaksanakan proses

pembelajaran. Tidak bisa dipungkiri bahwa pandemi melanda indonesia

selama kurang lebih selama dua tahun. Maka siswa-siswi melaksanakan

pembelajaran jarak jauh kurang lebih selama dua tahun saat pandemi. Dengan

waktu yang cukup lama maka siswa-siswi memiliki kebiasaan dalam

penggunaan gadget dalam keseharian. Begitupun pada saat pasca pandemi

juga banyak yang masih sering menggunakan gadget yang masih diguakan

unntuk pembelajaran ataupun sudah tidak diguakan untuk pembelajaran.

Penggunaan gadget pasca pembelajaran jarak jauh ini mrnjadi

permasalahan yang perlu dikaji.Menurut Witarsa, et all (2018), Penggunaan

gadget untuk anak usia sekolah dasar “tersebut bisa berdampak positif

maupun negatif’ yaitu anak dapat mencari materi pembelajaran dengan mudah

dan dapat berkomunikasi jarak jauh selain itu bisa berdampak’ negatif anak

lebih sering memainkan gadget daripada bermain dan berinteraksi dengan

teman sekitar hal ini bisa menyebabkan anak menjadi seorang individualis.

Karena pada saat pandemi COVID 19 siswa-siswi lebih sering menghabiskan


3

waktunya dengan gadget . Maka bisa dipastikan pasca Pembelajaran Jaral

Jauh siswa-siswi masih sering menguakan gadget untuk hal lain seperti

bermain game online dan berselancar dimedia sosial yang memiliki dampak

yang sangat signifikan. penggunaan gadget untuk brmain game online dan

Media sosial oleh siswa-siswi inilah yang menjadi pokok permasalahan yang

perlu diteliti. Karena akan memiliki dampak yang terjadi terhadap karakter

siswa-siswi yang sudah terbiasa memakai gadget pasca Pembelajaran Jarak

jauh saat pandemi COVID 19.

Berdasarkan data Asosiasi PenyelenggaraJasa Internet Indonesia (APJII)

Pengguna Internet di Indonesia tiap tahunnya meningkat secara signifikan.

Jumlah penggunainternetdi negara Indonesia terus bertambah setiaptahunnya.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan APJII, negara ini memiliki 210,03

juta penggunainternet pada 2021-2022. Jumlah tersebut meningkat 6,78%

dibanding musim sebelumnya, yakni 196,7 juta orang. Hal ini juga yang

membuat tingkat penetrasi internet di negara Indonesia menjadi 77,02%.

Dilihat dari usianya, penetrasi internet tertinggi pada kelompok usia 13-18

tahun sebesar 99,16%. Di urutan kedua adalah kelompok usia 19-34 tahun

dengan tingkat penetrasi 98,64%(Bayu 2022).

Bedasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII) yang sudah di paparkan diatas dengan hasil penggunaan internet yang

paling banyak menggunakan adalah pada usia 13-18 tahun dengan persentase

sebesar 99,16%. Ini menjadi angka yang sangat tinggi dengan usia yang

dibilang masih sangat belia. Dengan usia demikian sudah dapat dipastikan
4

umuran anak yang masih sekolah. Angka yang sangat tinggi pada usia remaja

ini berimbas dari Covid 19 yang memaksa siswa-siswi melaksanakan

pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Penggunaan gadget pada waktu pandemi Covid 19 sangat diperlukan

untuk menjadi media saat proses pembelajaran. Proses pembelajaran jarak

jauh ini memerlukan jaringan intenet dan juga aplikasi tertentu. Kebanyakan

sekolahan menggunakan smarphone untuk menjadi medianya dan aplikasi

seperti zoom, googleclassroom, youtube, whatsApp, tiktok dan sebagainya.

Peserta didiksebagai objekdan pelaku pendidikan merupakan bagian dari

komponen pendidikan yang mengalami perubahan perilaku akibat perubahan

lingkungan disekitarnya.Kehadiran gadget, khususnya handphone dengan

aplikasi yang lengkap, sangat mempengaruhi kehidupan siswa. Aplikasi dapat

digunakan sebagai instrumen untuk mengembangkan potensi diri dengan

menggunakan kemungkinan aplikasi yang ada. Namun,itu juga dapat

digunakan sebagai alat untuk merusak kepribadian siswa jika terjadi pelecehan

apapun jenis aplikasinya.

Peristiwa ini juga berlaku bagi siswa SDN Tepuran 1 dimana sebagian

besar siswa sudah memiliki Smarphone. Dari observasi peneliti siswa SDN

Tempuran 1 juga menjadi yang menggunakan smartphone pada saat covid 19

untuk melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh. Proses pembelajaran

jarak jauh di SDN Tempuran 1 menggunakan aplikasi zoom, whatsApp,

youtube. Penggunaan gadget pasca Covid 19 di SDN Tempuran 1 saat ini

digunakan untuk kegiatan ujuan tengah semeste (UTS) dan ujuan akhir
5

semeste (UAS). Dari penemuan peneliti diatas kemungkinan siwa-siswi

menjadi kecanduan dan ketergantungan terhadap penggunaan gadget

khususnya smartphone karena selama pandemoi dua tahun siswa-siswi

waktunya lebih banyak menggunakan smartphone daripada berinteraksi

dengan teman-temannya.

B. Fokus Penelitian

1. Berdasarkan latar belakangyang telah di paparkan diatas maka

perluadanya kajian dan penelitian terkait penggunaan gadget pasca

pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhadap karakter siswa SD yang

menyangkut kepedulian sosial disekitarnya, dan sikap siswa SD terhadap

orang disekitarnya.

2. Peran guru dalam memberikan pendampingan terhadap siswa-siswi yang

menggunakan gadget pasca Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

C. TujuanPenelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah untuk

mengetahui apa saja penggunaan gadget Pasca Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

terhadap karakter SiswaSD.

D. KegunaanPenelitian

Adapun nantinya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh

pendidikatau orang tuauntuk penanganan apa saja yag perlu dilakukan ketika

siswaSD sudah sering menggunakan gadget pasca Pembelajaran Jarak Jauh

(PJJ).
6

E. Definisi Istilah

Gadget merupakan peangkat elektonik yang sangat canggih. Gadget

adalah suatu barang elektronik yang berfungsi untuk komunikasi satu dengan

yang lainnya tidaklah susah seiring kemajuan jaman. gadget memiliki fitur

terbaru yaitu; games, internet, video. pendapat lain juga menyebutkan bahwa

Gagdet merupakan suatu bentuk nyata dari adanya perkembangan teknologi

pada zaman sekarang ini. Hal ini mempengaruhi pada pola pikir maupun

perilaku manusia (Putri Hana Pebriana, 2017).

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) meupakan metode pembelajaran yang

digunakan pada saat pandemi covid-19 melanda indonesia kurang lebih dua

tahun lamanya. Dengan adanya PJJ siswa dituntut untuk menggunakan

gadget untuk mengikuti poses pembelajaran. Tidak bisa dipungkiri

bahwasannya untuk mengikuti poses pembelajaran siswa dituntut untuk

memiliki perangkat smartphone entah itu milik pribadi atau milik orang

tuanya. Dengan adanya smartphone yag memiliki berbagai fitur dan aplikasi

yang menunjang aktivitas penggunanya.

Karakter yang akan dibahas peneliti pada penelitian ini adalah kepedulian

sosial yang sangat penting dimiliki oleh siswa-siswi SD. Siswa SD yang

gemar bemain dan sering beinteaksi dengan teman sebayanya atau yang lebih

tua. Apakah karakter kepedulian sosial ini akan masih dimiliki oleh siswa-

siswi SD pada saat sudah kecanduan oleh gadget pasca pembelajaan jara jauh

(PJJ).
7

BAB II

KAJIANPUSTAKA

A. Gadget

1. Pengertian Gadget

Gadget menuru Chusna & Al-Muslihun(2017), adalah sebuah istilah

dalam bahasa Inggris yang mengartikan sebuah alat elektronik kecil

dengan berbagai macam fungsi khusus. Gadget (Bahasa Indonesia:

acang) adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Inggris untuk merujuk

pada suatuperanti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi

praktis spesifik yang berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu

yang baru. Gadget dalam pengertian umum dianggap sebagai suatu

perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus pada setiap

perangkatnya. Contohnya: komputer, handphone, game dan lainnya.

Kemajuan teknologi yang begitu pesat gadget adalah salah satu dari

perkembangan teknologi itu sendiri. Pendapatlain juga menyebutkan

bahwa Gagdet merupakan suatu bentuk nyata dari adanya perkembangan

teknologi pada zaman sekarang ini. Hal ini mempengaruhi pada pola pikir

maupun perilaku manusia (Pebriana, 2017).

Banyak pendapat tentang pengertian dari gadget menurut para ahli

sebagai berikut:

a. Menurut Jurnal Ilmiah "Technology Acceptance Model (TAM)

Analysis on the Adoption of Gadgets in Education" (2019), gadget

didefinisikan sebagai perangkat elektronik portabel yang canggih,


8

seperti smartphone, tablet, atau laptop, yang memiliki kemampuan

komputasi dan koneksi internet.

b. Menurut Prof. David Kuseh (2015), seorang ahli teknologi

pendidikan, gadget adalah perangkat elektronik yang kecil, portabel,

dan memiliki fungsi khusus. Gadget dapat digunakan untuk berbagai

aktivitas, termasuk komunikasi, hiburan, dan pembelajaran.

c. Menurut Prof. Ling Rothrock dari University of Maryland (2013),

gadget adalah perangkat elektronik berukuran kecil yang dirancang

untuk memberikan fungsi atau kemampuan tertentu. Gadget umumnya

memiliki tampilan layar yang kecil dan dapat digunakan untuk

berbagai keperluan, seperti telepon genggam, kamera digital, atau

pemutar musik.

d. Menurut Jurnal Ilmiah "The Role of Gadgets in Human Life" (2018),

gadget adalah perangkat elektronik yang serba guna dan dapat

digunakan untuk berbagai aktivitas, termasuk komunikasi, hiburan,

dan produktivitas. Gadget mencakup berbagai perangkat seperti

smartphone, tablet, smartwatch, dan laptop.

2. Manfaat Gadget

Menurut Marpaung(2018) gadget mempunyai banyak manfaat bila

dipakai dengan bijak dan sesuai fungsinya, asalkan pada saat anak

menggunakan gadget harus dalam pemantauan orang tua. Gadget

memiliki fungsi dan manfaat yang realtif sesuai dengan penggunanya.

Fungsi dan manfaat Gadget secara umum diantaranya:


9

1. Komunikasi

Pengetahauan manusia semakin luas dan maju. Jika zaman

dahulu manusia berkomunikasi melalui batin, kemudian

berkembang melalui tulisan yang dikirimkan melalui pos. Sekarang

zaman era globalisasi manusia dapat berkomunikasi dengan

mudah, cepat, praktis dan lebih efisien dengan menggunakan

handphone.

2. Sosial

Gadget memiliki banyak fitur dan aplikasi yang tepat untuk kita

dapat berbagi berita, kabar, dancerita. Sehingga dengan pemanfaatan

tersebut dapat menambah teman dan menjalin hubungan kerabat yang

jauh tanpa harus menggunakan waktu yang relatif lama untuk berbagi.

3. Pendidikan

Seiring berkembangnya zaman, sekarang belajar tidak hanya

terfokus dengan buku. Namun melalui gadget kita dapat mengakses

berbagai ilmu pengetahuan yang kita perlukan. Tentang pendidikan,

politik, ilmu pengetahuan umum, agama, tanpaharus repot pergi ke

perpustakaan yang mungkin jauh untuk dijangkau.


10

3. Penggunaan gadget masa pandemi

Interaksi pembelajaran jarak jauh bagi siswa SD selama masa

pandemi COVID-19 dapat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi

masing-masing sekolah dan siswa. Guru memberikan tugas kepada siswa

melalui platform pembelajaran online. Setelah siswa menyelesaikan tugas

tersebut, mereka mengirimkannya kepada guru melalui aplikasi atau

platform yang telah ditentukan. Guru memberikan umpan balik dan

evaluasi melalui komentar atau diskusi online. Inteaksi online inilah yang

membutuhkan media pendukung yaitu gadget. Gadget adalah media paling

solutif untuk pengadaan pembelajarn jarak jauh (PJJ).

Gadget seperti laptop, tablet, atau smartphone digunakan oleh siswa

dan guru untuk mengakses platform pembelajaran online. Mereka dapat

mengikuti kelas virtual, menonton video pembelajaran, dan mengirim

tugas melalui perangkat ini. Siswa dapat menggunakan gadget mereka

untuk mengakses buku digital, jurnal, artikel, atau materi pembelajaran

interaktif lainnya. Ini memungkinkan mereka untuk belajar secara mandiri

dan menyesuaikan kecepatan pembelajaran mereka.

Penggunaan gadget pada saat pandemi covid 19 ini menjadi sangat

prnting karena gadget adalah salah satu media yang dapat digunakan

sebagi penunjang proses pembelajaran jarak jauh. Gadget yang memiliki

aplikasi dapat memudahkan dalam kegiatan proses bembelajaran.

Sepertihalnya yang dilakukan di SDN Tempuran 1 menggunakan aplikasi

whatsapp untuk kegiatan proses pembelajaran pada masa pandemi.


11

B. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Pembelajaran jarak jauh (distance learning) sebagai model dari

pendidikan jarak jauh (distance education) bukanlah model pendidikan yang

baru. Pada awalnya dimulai dengan kursus tertulis, kemudian berkembang

dalam bentuk pendidikan tinggi formal berbentuk Universitas Terbuka (Open

University). Diantaranya University of Wisconsin di Amerika menjadi

universitas pelopor di dunia pendidikan jarak jauh sejak tahun 1891. Dalam

perkembangannya hampir separuh dari sekitar 3.900 lembaga pendidikan

tinggi di Amerika Serikat menyelenggarakan sejenis pendidikan jarak jauh.

Latar belakang diadakannya pembelajaran jarak jauh adalah bagi orang yang

setiap harinya bekerja dengan memiliki waktu kerja yang padat, bertempat

tinggal dan bekerja jauh dari lembaga pendidikan akan sangat merasakan

berapa banyak opportunity cost yang hilang jika harus mengikuti

pembelajaran atau perkuliahan secara konvensional pada lembaga pendidikan

tersebut karena menyediakan waktu beberapa jam setiap harinya untuk duduk

di kelas menyesuaikan jadwal belajar, praktikum dan semua kegiatan lainnya

dengan jam kerjanya. Untuk itu dilakukan berbagai upaya yang mendukung

terwujudnya pembelajaran jarak jauh dengan mutu dan layanan yang lebih

baik dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (Irwan et al., 2021).

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) di indonesia menjadi populer dan banyak

digunakan oleh lembaga pendidkan pada saat pandemi covid -19 yang

mengharuskan semua masyarakat menjaga jarak untuk menghindari


12

penyebaran covid-19. Seperti yang dikatakan mendikbudistek Nadiem

Makarim “Pandemi telah mengubah cara belajar secara darstis, yang mana

dibutuhkan adaptasi yang dilakukan secara cepat,” (Fahlezi, 2022).

Sejak awal tahun 2020 perubahan drastis dibidang pendidikan mulai

mengalami revolusi. Pembelajaran yang tadinya didominasi oleh

pembelaajaran tatap muka harus beralih dengan pembelajaran dalam jaringan

(daring) di semua level pendidikan, termasuk sekolah dasar. Guna mencegah

penularan corona virus 2019 (Covid-19), kebijakan pendidikan banyak yang

dilahirkan. Surat edaran yang diterbitkan Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020

tentang pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan dan Nomor

36926/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran daring, para pendidik

diharapkan menghadirkan proses pembelajaran menyenangkan bagi siswa.

Pelaksanaan distance learning membutuhkan komunikasi yang baik

antara siswa, orang tua, dan sekolah dikarenakan jarak yang jauh dan tidak

memungkinkan antara siswa, orang tua, dengan sekolah bisa bertemu muka

secara terus-menerus. Komunikasi antara siswa dengan sekolah dilakukan

secara virtual. Media yang digunakan adalah beberapa media sosial yaitu:

Facebook, WhatsApp, dan youtube. Sedangkan antara orang tua dengan

sekolah lebih banyak kepada konsultasi, diskusi, maupun sharing mengenai

perkembangan belajar anak selama mengikuti distance learning dan

kelanjutan pendidikan siswa setelah lulus nanti juga dikonsultasikan kepada

sekolah (Ni’mah, 2016).

Kegiatan proses pembelajaran di SDN tempuran 1 pada masa pandemi


13

covid-19 juga menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan

menggunakan smarphone yang dibantu dengan aplikasi whatsapplewat grub

kelas. Dengan cara share materi dan soal latihan sesuai jadwal yang sudah di

tentukan. Didalam setiap grub whatsapp kelas di dampingi satu guru kelas dan

juga wali siswa untuk memantau kegiatan proses pembelajaran.

C. Karakter

1. PengertianKarakter

Istilah karakter berasal dari kata Yunani “charassian” yangberarti“to

mark” atau merek dan berfokus pada bagaimana nilai-nilai baik dalam

bentuk tindakan atau perilaku dapat diterapkan untuk memungkinkan

orang menjadi tidak jujur, kejam, serakah dan lain-lain dengan

buruk. .perilaku dikatakan sebagai karakter buruk. Sebaliknya, orang yang

perilakunya sesuai dengan kaidah moral dikatakan berbudi pekerti luhur.

Menurut Pusat Bahasa Depdikbud, pengertian karakter adalah

“kodrat, hati, jiwa, kepribadian, perangai, tingkah laku, kepribadian, tabiat,

tabiat, tabiat, tabiat”. Jika menyangkut karakter, itu adalah kepribadian,

perilaku dan karakter..

2. Karakte sosial

Katakter sosial merupakan bagian dari pendidikan karakter yang

mengisyaratkan tebentuknya nilai-nilai manusiawi bagi peronal manusia.

Karakter sosial ini menjadi penting adanya sebab menyangkut kegiatan

interaksi antar personal manusia dalam kehidupannya.

a. Nilai-Nilai Karakter Sosial


14

Katakter sosial merupakan perwujudan kepribadian yang

melambangkan kualitas karakter bangsa yang baik seperti pewujudan

sikap toleransi, menghormati, menghargai, kebesamaan, gotong-

royong serta kepedulian dan kepekaan terhadap sesama.

b. Konseptualisasi Karakter Sosial Peserta Didik

Coon (1983) mendefinisikan Karakter sebagai penilaian subyektif

terhadap kepribadian seseorang berkaitan dengan ciri-ciri kepribadian

untuk menerima atau tidak menerima Publik. Sedangkan Lickona

(1991), karakter akan berhubungan dengan moral knowing, moral

loving (valueing) and moral behavior (doing). Dan menurut Rudd

(1998) Character was defined as the possession of moral values,

social values or both.

Karakter sosial merupakan perwujudan kepribadian yang

melambangkan kualitas karakter bangsa yang baik seperti

mewujudkan sikap toleransi, menghormati, menghargai, kebersamaan,

gotong-royong serta kepedulian dan kepekaan terhadap sesama.

Kekerasan, anarkhisme, tawuran antar pelajar, genk motor, pelecehan

seksual, bullying dan lainya memberikan indikasi bahwa karakter

sosial yang lemah dan bahkan memudar pada kepribadian remaja

Indonesia khususnya kalangan pelajar


15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian kali ini, peneliti bermaksut akan melaksanakan penelitian

di SDN Tempuran 1 yang berletak di Desa Tempuran Kecamatan paron

Kabupaten Ngawi.

2. Waktu Penelitian

Berikut ini adalah tabel jadwal penelitian yang menjelaskan jadwal

penyusunan skrupsi yang dilaksanakan mulaibulan januaru sampai bulan

mei tahun 2023.

Tabel 3.1Jadwal penyusunan skripsi

Bulan
Jenis kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei

Judul

Penyusunan proposal

Seminar proposal

Pengurusan perizinan

Pelaksanaan pengumpulan data

Analisis data

Pelaksanaan ujian
16

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif,

Starussdan Corbin (1997: 49) menyatakanbahwa minimal ada 2 alasan

perlunya melakukan pemilihan menggunakan penelitian kualitatif yaitu

pertama, karena sifat masalah itu sendiri yang mengharuskan menggunakan

penelitian kualitatif dan yang kedua untuk mengungkap dan memahami

sesuatu dibalik kejadian yang sedikitpun belum diketahui.

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. Penelitian ini

menggunakan pendekatan fenomenologi, karena menurut Collin (1997: 111)

fenomenologi mampu mengungkap obyek secara meyakinkan, meskipun

obyek itu berupa kognitif, tindakan ataupun ucapan. Fenomenologi mampu

melakukan itu karena segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang selalu

melibatkan mental. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

penelitian deskriptif. Menurut Usman dan Purnomo (1999: 20) penelitian

deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi fenomena atau

kenyataan sosial. Sedangkan pendekatannya dengan studikasus. Studikasus

merupakan tipe dalam penelitiaan yang penelaahanya pada satu kasus

dilakukan dengan secara intensif, mendalam, terperinci, mendetail, dan

komperhensif.
17

Penelitian tentang penggunaan Gadget pasca pembelajaran jarak jauh

(PJJ) terhadap karakter siswa SD adalah penelitian deskriptif dengan

menggunakan data kualitatif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut berasal dari naskah wawacara,

catatan-lapangan, foto dokumen pribadi, pengamatan, catatan atau memo

danangket.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang

digunakan dalam mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja

organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan,

olahraga, seni dan budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk

dilakukan demi kesejahteraan bersama (Murdiyanto, 2020).

Menurut Moleong (2014 : 248) penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bertujuan untuk memahami fenomena mengenai apa yang dialami oleh

subyek penelitian. Misalnya, perilaku, persepsi, motivasi serta

tindakan.Metode penelitian kualitatif ini sering disebut “metode penelitian

naturalistik” karena penelitiannya dilakukan saat kondisi yang dialami benar-

benar terjadi (natural setting).

Salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian

dengan metode atau pendekatan studi kasus (Case Study). Penelitian ini

memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya

sebagai suatu kasus. Metode studi kasus memungkinkan peneliti untuk tetap

holistik dan signifikan. Menurut Arikunto (2013), metode penelitian adalah


18

cara yang digunakan peneliti dalam dalam mengumpulkan data penelitian.

Penelitian yang dilakukan penulis dengan judul penggunaan gadget pasca

pembelajaran jaraka jauh (PJJ) adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan

pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang

menghasilkan data yang bersifat deskriptif (penggambaran yang berupa kata-

kata tertulis maupun lisan dari setiap perilaku orang-orang yang diamati)

D. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dilokasi penelitian sangatlah penting karena untuk

mendapatkan data yang lengkap. Tanpa kehadiran peneliti, maka penelitian

tidak akan berjalan dengan lancar dan data pun tidak akan didapatkan. Dalam

penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

merupakan alat pengumpul data utama (Fiantika, 2022).

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi atau data yang valid

dan jelas, maka peneliti sebagai instrument sekaligus pengumpulkan data,

datang melakukan wawancara secara langsung terhadap objek yang menjadi

fokus dalam penelitian ini yaitu mengenai penggunaan gadget pasca

pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhadap karakter siswa SD. Kehadiran peneliti

selama duabulan yang dilaksanakan kurang lebih dua kali dalam seminggu,

untuk mengumpulkan informasi dari pihak sekolah SDN Tempuran 1 dengan

cara mengajukan beberapa pertanyaan secara rinci dan teratur terkait dengan

fokus penelitian. Sehingga diharapakan nantinya diperoleh data yang valid dan

dapat dipetanggungjawabkan, baik berupa data dalam bentuk lisan dan tulisan

tentang perilaku siswa yang sudah menggunakan gadget pasca pembelajaran


19

jarak jauh (PJJ).

E. Sumber Data

Sumber data penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu sumber data primer

dan sumber data sekunder (Sugiyono, 2015). Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun sumber

data yang digunakan adalah seperti di bawah ini:

1. Sumber data primer yaitu sumber data yang mempunyai kaitan langsung

dengan masalah-masalah yang dibahas, data ini diperoleh dari wawancara

mendalam dan observasi. Dalam hal ini sumber data primer yaitu, Guru,

siswa-siswi, Wali Siswa.

2. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang digunakan atau diperoleh

secara tidak langsung dalam permasalahan yang dibahas. Data ini

diperoleh dari bukulaporan, dokumen-dokumen, brosur, monografi,

danbuku-bukuliteratur.

Jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat

diklarifikasisebagai berikut:

1. Narasumber (Informen)

Informan adalah orang yang benar-benar tahu atau pelaku yang

terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Narasumber atau

informan adalah orang yang memberikan informasi. Narasumber dalam

hal ini yaitu orang bisa memberikan informasi lisan tentang sesuatu yang

ingin ketahui. Narasummber pada penelitian kali ini adalah siswa-siswi

SDN Tempuran 1, guru, wali siswa.


20

2. Peristiwa atau Aktivitas

Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan

terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian. Dari peristiwa atau aktivitas ini, peneliti bisa mengetahui

proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan

sendiri secara langsung. Peristiwa atau aktivitas dalam peneitian ini

adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh siswa SDN Tempuran 1

paron melalui aktivitas dimedia sosialnya.

3. Tempat atau lokasi

Informasi kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas bisa digali lewat

sumber lokasinya, baik berupa tempat maupun lingkungannya. Dari

pemahaman lokasi dan lingkungan, peneliti bisa secara cermat mengkaji

dan secara kritismenarik kemungkinan kesimpulan. Lokasi dalam

penelitian ini adalah di SDN Tempuran 1 Paron.

A.

B.

C.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam

penelitian ini untuk memeperoleh data dengan menggunakan metode


21

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penelitian meliputi

penjadwalan wawancara, observasi, dokumentasi sehingga dengan

dijadwalkan maka penelitian bisa berjalan dengan lancar dengan

mendapatkan informasi yang akurat dan yang dibutuhkan.

Berikut ini akan diuraikan beberapa metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti

akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan

dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang

tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi. Disini kemampuan,

kecerdikan, dan kejelian pewawancara untuk melacak menjadi

prasarat utama karenanya, wawancara dalam studi kasus umumnya

dilakukan peneliti itu sendiri (Usman dan Purnomo, 1999:134)

Penelitian ini subyek yang akan diwawancarai adalah siswa-

siswi SDN Tempuran 1, guru SDN Tempuran 1 dan wali siswa-siswi

SDN Tempuran 1.

2. Observasi

Metode ini menggunakan pengamatan atau penginderaan

langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, dan proses atau


22

perilaku (Usman danPurnomo,1999: 52). Observasi merupakan salah

satu metode pengumpulan data dan pendukung untuk mengumpulkan

data yang diharapkan. Observasi bersifat terbuka, peneliti berusaha

melakukan pengamatan langsung dengan penuh penghayatan dalam

mencatat fenomena-fenomena dilapangan.

Obseervasi pada penelitian ini nanti dapat melihat langsung

pada kegiatan siswa siswi disekoah dan juga kegiatan siswa di media

sosialnya. Observasi dibutuhkan dalam penelitian ini untuk

mengambil data beupa perilaku siswa-siswi secara langsung dengan

mengamati kegiatan siswa disekolah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini dapat diperoleh berupa buku

catatan harian guru kelas saat proes pembelajaran yang berterkaitan

dengan karakter bersosial siswa-siswi.

G. Teknik Keabsahan Data

Penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi merupakan

salah satu pendekatan yang dilakukan peneliti untuk menggali dan melakukan

teknik pengolahan data kualitatif. Teknik triangulasi bisa diibaratkan sebagai

teknik pemeriksaan keabsahan data dengan membandingkan hasil wawancara

terhadap objek penelitian. Dalam teknik pengolahan data kualitatif, instrumen

terpenting adalah dari peneliti itu sendiri.

Triangulasi menurut Sugiyono (2011), diartikan sebagai teknik yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber


23

data yang telah ada. Peneliti melakukan triangulasi tentunya ada maksud

tertentu yang ingin dilakukan. Selain peneliti mengumpulkan data yang akan

digunakan dalam penelitian, juga sekaligus menguji kredibilitas suatu data

melalui berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Kegunaan triangulasi adalah untuk mentracking ketidaksamaan antara data

yang diperoleh dari satu informan (sang pemberi informasi) dengan informan

lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu teknik yang dapat menyatukan

perbedaan data agar ditarik kesimpulan yang akurat dan tepat.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi

tertentu dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen,

arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai

lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang

berbeda. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data

yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights)

yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan

itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran

yang lebih valid.

H. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2013) menyatakan bahwa, analisis data merupakan proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,


24

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik menganalisis data, peneliti meggunakan analisis data kualitatif

yaitu penganalisisan data yang bersifat non statistik. Tujuan dari teknik ini

meliputi penggalian makna penggambaran, penjelasan, dan penempatan data

sesuai dengan konteksnya masing-masing, untuk itu data yang diperoleh

harus bersifat sistematis agar mudah dipahami dan diuraikan.

Sugiyono (2013) menyatakan analisis data terdiri dari empat alur

Data collection Data display

Cconclusions: drawing/
Data condensation verifying

Gambar 3. 1Baganaluranalisis data


kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: pengumpulan data,

kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Mengenai keempat alur tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai

berikut:

1. DataCollection
25

Pengumpulan data pada analisis ini yaitu data dari hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi berdasarkan data yang sesuai

dengan fokus penelitian.

2. Kondensasi Data

Kondensasi data mengacupada proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, abstraksi, danataumengubah data yang muncul di

korpus (isi) lengkapcatatanlapangantertulis, wawancaratranskrip,

dokumen, danmateriempirislainnya. Denganmemadatkanpeneliti

membuat data menjadilebihkuat. Sebagai data pengumpulanhasil,

episode selanjutnyadarikondensasi data terjadi: penulisanringkasan,

pengkodean, mengembangkantema, membuatkategori,danmenulis

memo analitik. Data proses kondensasi atau transformasi berlanjut

setelah kerja lapangan selesai, hinggal aporan akhir selesai.

3. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data dikondensasi, langkah selanjutnya adalah

menyajikan  data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan  sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka

akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Penyajian data ini peneliti berpedoman pada data hasil

kondensasi yang telah dilakukan. Data-data yang telah diperoleh

peneliti berupa hasil catatan observasi, wawancara, dokumentasi, dan


26

arsip dari guru sehingga di peroleh data mengenai Penggunaan Gadget

pasca pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhadsp Karakter siswa SDN

Tempuran 1 Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi.

4. PenarikanKesimpulan (Verification)

Langkah keempat dalam menganalisis data yaitu menarik

kesimpulan terhadap data yang telah diperoleh dilapangan, yang

kemudian di display dalam bentuk teks naratif. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, danakan berubah bila tidak

ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. 

Peneliti mengambil kesimpulan dari penyajian data yang berupa

analisis data sehingga peneliti mendapatkan hasil akhir yang lebih

jelas mengenai data penggunaan gadget pasca pembelajaran jarak

jauh (PJJ) terhadsp karakter siswa SDN Tempuran 1 Kecamapatn

Paron Kabupaten Ngawi.

I. Tahapan Penelitian

Penelitian atau riset adalah aktivitas ilmiah yang sistematis, terarah dan

bertujuan. Prosedur atau langkah yang ditempuh dalam penelitian ini, secara

garis besar dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang mengacu pada

pendapat Moleong (2007:126) menjelaskan bahwa “Tahapan penelitian

kualitatif menyajikan 3 tahapan yaitu Tahap pralapangan, Tahap pekerjaan

lapangan, dan tahapan analisis data’’

1. Tahap Pra-lapangan
27

Tahap Pra-lapangan merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti

sebelum pengumpulan data. Tahapan ini diawali dengan penjajakan

lapangan untuk menentukan permasalahan atau fokus penelitian. Tahapan

ini secara rinci meliputi: meyusun rancangan lapangan, memilih lapangan

penelitian, mengurus perizinan, menajajaki dan menilai lapangan, memilih

dan memanfaatkan inforamasi, menyiapkan perlengkapan penelitian

persoalan etika penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan merupakan kegiatan peneliti yang

dilakukan ditempat penelitian. Pada tahapan pelaksanaan ini, peneliti

mengumpulkan data sesuai dengan fokus masalah dan tujuan penelitian.

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi. Terkait dengan pengumpulan data ini, peneliti menyiapkan

hal-hal yang diperlukan yaitu lembar wawancara, kamera foto, dan alat

perekam suara. Peneliti melakukan wawancara langsung kepada informan

dalam penelitian ini, yaitu guru, siswa-siswi, wali siswa.

Setelah data-data yang dibutuhkan telah peneliti kumpulkan, maka

selanjutnya adalah kegiatan pengolahan data hasil penelitian, seperti yang

kita ketahui bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan

selama dan setelah dari lapangan. Kegiatan yang dilakukan adalah

menyusun data-data serta informasi yang terkumpul lalu disesuaikan

dengan kajian penelitian ini yaitu mendeskripsikan penggunaan gadget

pasca pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhadap karakter kepedulian sosial


28

siswa-siswi SDN Tempuran 1.

Selanjutnya data-data yang sudah terkumpul dari lapangan

selanjutnya dikaji secara mendalam menggunakan teori-teori dan - dari

beberapa ahli pendidikan yang dikemukakan pada kajian teori untuk

kemudia disimpulkan dan diberikan rekomendasi pada pihak-pihak yang

terkait agar bisa dipakai sebagai bahan masukan dalam memperkuat

karakte kepedulian sosial disekitar.

3. Tahap Analisa Data

Tahap ini dibahas prinsip pokok dalam analisis data, prinsip tersebut

meliputi dasar, menemukan tema dan merumuskan permasalah. Semua

data-data yang telah diperoleh dari lapangan dan dikumpulkan selama

penelitian berlangsung, sebelum melakukan analisis peneliti akan menguji

kredibilitas datanya terlebih dahulu, adapun kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh peneliti untuk menguji kredibilitas data tersebut meliputi:

a. Member Check

Kegiatan ini merupakan tahap seleksi dan penafsiran sebuah data.

Setiap data yang diperoleh selalu dilakukan cek ulang dan diteliti

kembali kepada sumber aslinya, yaitu informan penelitian. Selanjutnya

data yang sudah dicek, akan diolah dan ditafsirkan. Kegiatan ini

dilakukan selama penelitian berlangsung sampai penelitian ini

dianggap selesai.

b. Triangulasi Data

Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data


29

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data

dan sumber data yang telah ada. Triangulasi digunakan untuk menguji

kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai

teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2010,

hlm. 330).

Sugiyono (2010, hlm 330) menambahkan bahwa triangulasi data

berarti peneliti menggunakan banyak sumber data yang berbeda-beda.

Peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi

untuk sumber data yang berbeda. Peneliti menggunakan berbagai

sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi

atau juga dengan wawancara lebih dari satu subjek yang dianggap

memiliki sudut pandang yang berbada.

c. Kerahasiaan

Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin kerahasiaan semua

informasi yang diberikan oleh informan penelitian, iupayakan hanya

diketahui oleh peneliti. Data atau informasi yang diberikan oleh

seorang informan tidak diperlihatkan kepada responden lainnya.

Kerahasiaan yang dimaksud dalam penelitian ini lebih bersifat pribadi,

artinya hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pribadi responden

yang terungkap dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti

saja.
30

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PENEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

Paparan data penelitian kualitatif adalah proses yang melibatkan

pengumpulan, analisis, dan interpretasi data yang diperoleh melalui metode

penelitian kualitatif. Secara keseluruhan, paparan data penelitian kualitatif

berfungsi untuk menyajikan dan menjelaskan temuan penelitian secara

mendalam dan komprehensif. Melalui paparan ini, pembaca dapat

memperoleh wawasan yang lebih baik tentang fenomena yang diteliti dan

menghargai kompleksitas dan konteks yang melatarbelakangi temuan

tersebut.

Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN Tempuran 1 dengan jumlah

sampel 15 siswa dari seluruh jumlah siswa-siswi kelas VI, kepala sekolah

dan guru sekaligus wali kelas VI dan juga 3 wali siswa yang menjadi

sumber data pada penelitian ini. Data penelitian ini berasal dari observasi

peneliti, wawancara, dan juga dokumentasi yang telah dilaksanakan oleh

peneliti.

Pemaparan data dalam hal ini akan di sajikan oleh peneliti berupa hasil

yang sudah peneliti peroleh dan juga beberapa temuan yang peneliti

temukan pada saat melaksanakan penelitisn di SDN Tempuran 1. Isi dari

paparan data ini akan menyajikan tentang penggunaan Gadget yang sudah

meambah kepada siswa-siswi SD. Tepatnya di SDN Tempuran 1 kecamatan


31

paron kabupaten Ngawi.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti bahwasannya pada saat covid 19

SDN Tempuran 1 juga melakukan pembelajaran daring. Hal ini juga di

ungkapkan oleh bapak Bambang Sumarsono, S.Pd. selaku kepala sekolah

SDN Tempuran 1 pada Selasa, 14 Maret 2023.

“pandemi covid 19 itu mas mengharuskan kita lembaga


pendidikan dipaksa harus daring. Karena sangat berbahaya
sekali jika dipaksakan untuk pembelajaran tatap muka. Dan
juga pemerintah sudah memberikan kebijakan terkait
pembelajaran daring itu. Tapi mas pembelajaran daring ini
memang msih kurang efektif untuk diterapkan untuk siswa SD.
Siswa itu malah lebih suka bermain HP nya daripada
belajarnya, karena anak saya juga sama pada saat pandemi itu
lebih suka maim hp nya daripada belajarnya.”

Jawaban serupa juga di utarakan oleh ibu Ummi Rofiqoh, S.Pd. selaku

wali kelas VI pada Rabu, 15 Maret 2023.

“pandemi covid 19 kemarin mas kita juga melaksanakan


pembelajaran secara daring karena memang itu sudah anjuran
dan peaturan dari pemeintah juga. Dan itu berlaku dari kelas
satu sampai ke;as enam mas”

Berdasarkan pemaparan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa

pada saat pandemi covid 19 SDN Tempuran 1 juga menerapkan

pembelajaran jarak jauh. Data ini sesuai dokumen yang diperoleh dari pihak

guru sekaligus wali kelas berupa grub kelas yang digunakan pada saat

pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) berlangsung selama kurang lebih 2

tahun. Dengan media whatsapp PJJ dilaksanakan dengan seksama setiap

hari jam pelajaran. Grub kelas berfungsi untuk melaksanakan PJJ pada saat

pandemi covid 19.


32

Gambar 4. 1 Whatsapp group kelas VI SDN Tempuran 1 pada saat PJJ

Kepala sekolah SDN Tempuran 1 Bapak Bambang Sumarsono, S.Pd.

mengungkapkan dalam wawancara pada Selasa, 14 Maret 2023.

“karena kegiatan ini sangat baru bagi kami pihak sekolahan


dan guru apalagi bagi siswa-siswi memang kami akui kegiatan
pembelajaran jauh ini sangatlah kurang efektif dibandingkan
dengan pembelajarn tatap muka. Karena ketebatasan dalam
penyampaian materi”

Hal serupa juga di ungkapkan ibu Ummi Rofiqoh, S.Pd. dalam

wawancara pada Rabu, 15 Maret 2023.

“bisa dibilang untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh


khususnya kami sebagai guru mengakui kurang efektif.
Pembelajaran jarak jauh memiliki banyak keterbatasan.
Kurangnya ruang dalam menyampaikan materi yang maksimal
dan pengawasan dalam memahami materi siswa-siswi ini
menjadi kendala yang kami alami”

Pandemi covid 19 yang mengharuskan semua kegiatan tak tekecuali

kegiatan pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan di

Kelas VI SDN Tempuran 1 yang menggunakan media aplikasi Whatsapp

memanglah kurang efektif. Dengan fitur-fitur yang dimiliki aplikasi


33

whatsapp sangatlah menjadi keterbatasan dalam kegiatan pembelajaran

jarak jauh (PJJ). Dengan keterbatasan ini kegiatan PJJ kurang maksimal

dalam pelaksanaannya.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) perlu adanya media untuk

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Gadget merupakan media yang

sangat mungkin diguakan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

Gadeget yang digunakan dapat beupa komputer, tablet, smartphone. Seperti

yang di ungkapkan oleh bapak Bambang Sumarsono, S.Pd. sebagai kepala

sekolah SDN Tempuran 1 pada Selasa, 14 Maret 2023.

“pada saat pandemi kemarin memang hp itu menjadi satu-


satunya alat yang bisa kita gunakan untuk menjalankan
aktivitas pembelajaran. Dan menggunakan grub whatsapp
karena kalau pakai zoom, google classroom sepetinya kurang
bisa diterapkan di anak SD yang masih baru pegang
smartphone”

Senada juga di ungkapkan oleh ibu Ummi Rofiqoh,S.Pd. Rofiqoh,

S.Pd. selaku wali kelas enam SDN Tempuran 1 pada Rabu, 15 Maret 2023.

“di SDN Tempuran 1 untuk pembelajaran jarak jauh


menggunakan media smartphone mas, dan untuk aplikasinya
kita pakai grub whatsapp. Dengan cara share matei mata
pelajaran, dan share soal latihan lalu jawaban di kirim lewat
wa pribadi ke nomer guru masing-masing”

Melihat dari paparan hasil diatas dapat kita tarik kesimpulan

bahwasannya pada saat pembelajaran jarak jauh SDN Tempuran 1

menggunakan smartphone sebagai alat untuk diguakan dalam poses

kegiatan pembelajaran. Guru memberikan tugas dan pekerjaan rumah

kepada siswa melalui platform pembelajaran daring. Siswa dapat

mengumpulkan tugas secara elektronik, dan guru memberikan umpan balik


34

melalui media yang sama. Ini memungkinkan guru untuk memantau

kemajuan siswa dan memberikan bimbingan yang diperlukan.

Siswa SDN Tempuran 1 dapat menggunakan smartphone mereka

untuk mengakses beragam sumber belajar secara online. Mereka dapat

membaca e-book, menonton video pembelajaran, dan menjelajahi situs web

pendidikan untuk mendapatkan informasi tambahan. Dengan smartphone,

akses ke pengetahuan dapat lebih mudah dan cepat. Penggunaan smartphone

oleh siswa-siswi ini menjadi lebih sering dari pada saat sebelum

pembelajaran jarak jauh. Yang awalnya belum punya smartphone karena

terpaksa harus memiliki maka orang pihak orang tua membelikannya. Sepeti

halnya orang tua dari Miftakhul Wulan Sari ibu Dwi Pujiati pada Minggu,

26 Maret 2023.

“pandemi kemarin itu memang sekolahnya dari rumah dan


lewat hp itu mas. Dan dulunya kan wulan belum punya hp.
Jadi ya saya belikan mas biar bisa ikut sekolah dari rumah”

Hal serupa juga di ungkapkan oleh ibu dari Adtya Pratama Bahri ibu

Wahyu pada Minggu, 26 Maret 2023. Ibu Wahyu mengungkapkan

bahwasanya memang sebelum ada pembelajaran jarak jauh adit belum

punya gadget.

“mulai sering main hp itu ya pada saat sekolah daring kemarin,


sebelumnya juga belum pernah karena tidak punya dan
memang tidak dibelikan dulu biar fokus belajar. Tapi karena
ada daring ya terpaksa dibelikan.”

Penggunaan gadget untuk pembelajaran jarak jauh memanglah

menjadi solusi yang paling memungkinkan untuk dipakai. Selain bisa

dilaksanakan jarak jauh juga bisa menjadi pembelajaran bagi siswa-siswi


35

bahwasannya gadget memiliki fungsi yang positif untuk pembelajaran.

Melalui aplikasi pesan instan atau platform pembelajaran jarak jauh, siswa

SD dapat berkomunikasi dengan guru mereka. Mereka dapat mengirim

pertanyaan, meminta klarifikasi, atau berdiskusi tentang tugas atau materi

pembelajaran. Ini memungkinkan interaksi langsung antara siswa dan guru

meskipun dalam situasi pembelajaran jarak jauh.

Akan tetapi gadget memiliki sisi negativ juga bagi siswa-siswi yang

bisa dibilang rata-rata masih dibawah umur. Pembelajaran jarak jauh

memerlukan siswa untuk mengandalkan gadget seperti komputer, tablet,

atau smartphone dalam interaksi dengan materi pembelajaran dan

komunikasi dengan guru dan teman sekelas. Peningkatan penggunaan

gadget ini dapat menyebabkan siswa lebih rentan terhadap kecanduan dan

menghabiskan lebih banyak waktu dengan gadget. Siswa-siswi cenderung

lebih suka bermain gadget daripada bermain dengan teman sebayanya.

Beberapa siswa-siswi setelah pembelajaran jarak jauh sudah selesi banyak

yang menggunakan gadget untuk hal lain seperti bermain game online dan

berselancar di media sosial.

Miftakhul Wulan Sari sebagai siswi SDN Tempuran 1

mengungkapkan menggunakan gadget selain untuk belajar juga untuk hal

lain seperti media sosial. Kamis, 16 Maret 2023.

“dipakai untuk belajar lewat google dan juga biasanya buat


nonton vidio di tik tok, instagram dan whatsapp. Biasanya
pulang sekolah langsung main hp trus behenti saat sholat lanjut
setelah isya’ belajar sebentar lanjut bemain hp samai
36

ketiduran”

Hal serupa juga di utarakan oleh Arsyila Latief siswi kelas VI SDN

Tempuran 1 pada Kamis, 16 Maret 2023.

“pegang hp kalo dirumah biasanya buat main game online


mobile lagend, tik tok, instagram dan whatsapp. Bermain hp
setelah isya’ biasanya sampai malam kuang lebih jam 11.00”

Arsyila juga mengungkapkan beberapa konten yang seing dilihat dan

rata-rata bermain game online setiap harinya.

“biasanya konten yang sering saya lihat itu kata-kata di tiktok


terus konten-konten viral, joget-joget yang viral. Kalau untuk
game kadang mabar sama temen-temen sekitar dua jam an
lebih sering main tik tok”

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwasannya gadget sudah

menjadi candu bagi siswa-siswi SDN Tempuran 1. Penggunaan gadget yang

berlebihan dapat menyebabkan siswa lebih mungkin tergantung pada media

sosial. Media sosial seringkali menjadi sarana utama interaksi sosial dan

hiburan bagi siswa, dan ketergantungan pada platform tersebut dapat

mengganggu produktivitas belajar dan keseimbangan hidup. Dari waktu

luang mereka kurang lebih sepertiga waktu dalam satu hari dihabiskan

untuk bermain gadget selebihnya digunakan untuk sekolah dan istirahat

tidur malam. Bahkan jika pada saat sekolah dipebolehkan membawa gadget

maka pasti banyak yang membawa.

Hal ini dapat diperkuat dari pernyataan Devin Azarta Ramadan siswa

kelas VI pada Kamis, 16 Maret 2023.

“bawa hp di sekolah itu kalau ulangan saja mas untuk


mengerjakan soal kalau tidak ualngan juga tidak boleh. Kalau
37

dipebolehkan ya pasti bawa mas buat main game kalau


istirahat. Game mobail lagend yang saya mainkan”

Pernyataan yang sama diungkapkan oleh Danang Arga Fadila siswa

kelas VI pada Kamis, 16 Maret 2023. Danang mengungkapkan:

“sekarang kan kalau ulangan itu bawa hp kalau selsin ulsngsn


tidak boleh. Kalau diperbolehkan pasti bawa biar bisa main hp
saat istirahat. Untuk main game free fire, mobile lagend.”

Gambar 4. 2 penggunaan smartphone di sekolahan pada saat ujian sekolah.

Hasil observasi yang peneliti temukan sebagaimana yang tertulis

dalam catatan sebagai berikut

jum’at, 17 Maret 2023


pukul 11.40
Peneliti menemukan pada saat jum.at an, beberapa kumpulan
siswa-siswi yang menunggu sholat jum.at berbincang-bincang
tentang game online. Mereka sangat asik sampai tidak
menghiraukan khutbah jum.at. dari pembicaraan itu, beberapa
anak saling betukar cerita tentang level permainan masing-
masing.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan tingkat ketergantungan

terhadap gadget ini sudah sangat luar biasa. Ini menjadikan siswa-siswi
38

memiliki karakter yang cenderung kurang bersosial dengan lingkungan

sekitar dan lebih suka bemain gadget. Fenomena ini menjadikan

menurunnya nilai karakter sosial yaitu menghormati, menghargai,

kebersamaan, gotong-royong serta kepedulian dan kepekaan terhadap

sesama.

Pembelajaran jarak jauh dapat mengurangi kesempatan siswa untuk

bergerak dan beraktivitas fisik. Jika siswa lebih banyak menghabiskan

waktu di depan gadget, hal ini dapat menyebabkan gaya hidup yang kurang

aktif dan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.

Penggunaan gadget yang berlebihan, terutama di malam hari, dapat

mengganggu pola tidur siswa. Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar

gadget dapat menghambat produksi hormon melatonin yang penting untuk

mempersiapkan tidur. Hal ini dapat mengakibatkan kesulitan tidur atau tidur

yang tidak berkualitas.

Ibu Wahyu ibunda dari Adtya Patama Bahri mengungkapkan kegiatan

anaknya saat dirumah pada Minggu, 26 Maret 2023.

“kegiatan adit kalau dirumah itu ya kadang bermain diluar tapi


banyak main hp nya. Keluar pun juga sambil bawa hp.
Biasanya wifi an dirumah tetangga beli voucher wifi satu jam
3000. Disuruh belajarpun juga agak susah mas mentingin
hpnya. Kadang sampai dimarahi sama ayahnya”

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh ibu Tri ibunda dari Rasya

Ridho Wardimas pada Senin, 27 Maret 2023. Ibu tri mengungkapkan:

“Kebanyakan buat main game, suruh belajar saja susahnya


minta ampun. Tiap hari ke tempat wifi, nge game bareng
39

temen-temennya. Pulang menjelang maghib, setelah maghrib


ngaji. Pulang ngaji main hp lagi.”

Hasil wawancara dengan ibu Dwi Pujianti wali murid dari ananda

Miftakhul Wulan Sari pada Minggu, 26 Maret 2023.

“Kurang begitu tahu mas, saya orang tua juga belum bisa sering-
sering mengawasi anak. Karena sibuk juga kerja sama juga
ayahnya sibuk untuk kerja.”

Tidak bisa di pungkiri bahwa gadget khususnya Smartphone

sudah sepeti kebutuhan setiap manusia tak terkecuali bagi siswa-siswi

kelas VI SDN Tempuan 1. Kegiatan siswa-siswi Kelas VI SDN

Tempuran 1 dirumah sudah tidak bisa di alihkan dari yang namanya

gadget. Disetiap kegiatan siswa-siswi dirumah juga tidak lepas dari

yang namanya gadget.

Pernyataan diatas juga disampaikan serupa oleh ibu Ummi Rofiqoh,

S.Pd. sebagai wali kelas enam. Ibu Ummi Rofiqoh,S.Pd. menyampaikan

minat belajar siswa-siswi menurun setelah pasca pembelajaran jarak jauh

pada saat pandemi covid 19. Ketika siswa terlalu bergantung pada gadget

untuk hiburan, mereka mungkin mengalami kesulitan mengembangkan

kreativitas dan imajinasi mereka. Ibu Ummi Rofiqoh, S,Pd.

Mengungkapkan pada Rabu, 15 Maret 2023:

“setelah pasca covid 19 kemaren itu sebenanya tidak banyak


perubahan pada anak-anak mas, khususnya di kelas VI yang
menjadi anak didik saya karena saya sebagai wali kelasnya.
Mungkin perubahan dari anak-anak setelah PJJ itu adalah
anak-anak bekurangnya minat belajarnya mas, mungkin karena
sudah lama pegang hp itu jadi kayak malas belajar lebih suka
bemain hpnya.”
40

Berdasarkan fenomena yang terjadi maka ini menjadi sebuah

permasalahan bagi pendidikan khususnya di SDN Tempuran 1. Guru

sebagai pendidik haruslah memiliki sebuah gagasan baru untuk

menanggulangi hal sepeti ini. Gagasan yang dapat menyelesaikan

permasalahan kurangnya minat belajar dan juga kurangnya berosisal siswa-

siswi terhadap lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, sebagaimana yang

tertulis dalam catatan observasi berikut:

Senin, 20 Maret 2023


Pukul 07.30
Peneliti menemukan siswa-siswi kelas VI SDN Tempuran 1
memiliki indikasi kurangnya minat belajar. Dengan ditemukan
masih ada beberapa siswa yang kurang dalam memahami
pelajaran. Bahkan ada juga yang kurang lancar dalam baca tulis.

Hari ini tugas seorang guru sangatlah berat dikarenakan efek dari

pasca pembelajaran jarak jauh ini. Konsep agar siswa-siswi dapat memiliki

minat belajar kembali dan juga ketergantungan terhadap gadget ini dapat

dimanfaatkan menjadi motivasi belajar siswa-siswi. Jadi gadget ini bukan

hanya menjadi pembawa efek negativ saja tapi juga dapat menjadi hal yang

positif.

Terkait hal apa saja yang diusahakan untuk membangun kembali

minat belajar siswa-siswi Ibu Ummi Rofiqoh, S.Pd. mengungkapkan pada

Rabu, 15 Maret 2023:

“setelah pembelajaran jarak jauh karena siswa-siswi sudah


tebiasa dengan hp maka pihak sekolahan mengambil keputusan
untuk penggunaan hp pada saat ujuan sekolah sepeti ujian
akhir semester, ujian tengah semester. Dan untuk
41

pendampingan pada saat ujian hp dilarang dipakai pada saat


istiahat atau diluar jam pembelajaran”

Gadget seperti ponsel atau tablet seringkali menarik perhatian dengan

berbagai permainan, aplikasi, dan konten multimedia. Penggunaan gadget

yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan siswa untuk berkonsentrasi

dalam kegiatan belajar di kelas atau mengerjakan tugas rumah. Mereka

mungkin menjadi lebih mudah teralihkan dan sulit mempertahankan fokus

pada tugas-tugas yang penting.

Seperti yang di ungkapkan ibu Ummi Rofiqoh,S.Pd. pada Rabu, 15

Maret 2023. selaku wali kelas enam beliau mengungkapkan terkait

menurunnya minat belajar siswa-siswi:

“dari beberapa pengaruh yang terjadi salah satunya kurangnya


minat belajar, trus ada beberapa anak yang cenderung lebih suka
diam, dan juga kurang beinteraksi dengan temannya. Tapi itu
dulu saat petama kali selesai covid awal-awal masuk. Untuk
sekarang sudah bisa kembali.”

Menghabiskan banyak waktu di depan gadget juga dapat mengurangi

tingkat aktivitas fisik siswa. Kurangnya aktivitas fisik dapat berdampak

negatif pada kesehatan mereka, termasuk masalah kelebihan berat badan,

kelemahan otot, dan masalah postur. Aktivitas fisik yang terbatas juga dapat

mempengaruhi konsentrasi dan kebugaran umum siswa.

Meskipun ada kontrol dan pengaturan orang tua atau guru, masih ada

risiko siswa terpapar konten yang tidak sesuai usia melalui gadget. Hal ini

dapat mempengaruhi moral dan nilai-nilai siswa, serta membentuk persepsi

yang tidak sehat tentang dunia. Ketika siswa terlalu bergantung pada gadget

untuk hiburan, mereka mungkin mengalami kesulitan mengembangkan


42

kreativitas dan imajinasi mereka. Aktivitas fisik, bermain di luar, atau

bermain dengan mainan tradisional dapat membantu merangsang imajinasi

anak dan memungkinkan mereka untuk berkreasi dengan lebih bebas.

Pernyataan diatas dapat diperkuat dari hasil wawancara dengan ibu

Ummi Rofiqoh, S.Pd. sebagai wali kelas enam SDN Tempuran 1. Beliau

mengungkapkan:

“sebagai guru dan juga wali kelas, saya dan guru-guru yang
lain sudah berusaha membeikan pendampingan semaksimal
mungkin. Tapi itu semua juga tergantung anak-anak lagi.
Karena guru tidak bisa memantau setiap waktu. Ini kembali
lagi kepada wali siswa itu sendiri. Kemungkinan-kemungkinan
terpapar konten-konten yang tidak sesuai dengan usia.”

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh wali siswa ibu Dwi Pujianti wali

siswa dari Miftakhul Wulan Sari pada Minggu, 26 Maret 2023. Beliau

mengungkapkan:

“saya sebagai ibu pasti juga sering mengawasi anak pada saat
bemain hanphone. Karena bahaya sekali penggunaan hanphone
pada anak-anak jika tidak ada dalam pengawasan orang tua.
Aakn tetapi juga kembali lagi orang tua juga tidak bisa
sepenuhnya terus mengawasi kegiatan anak dalam
menggunakan hanphone. Kemungkinan terjadi kalau terpapar
konten-konten yang tidak sesuai umur.”

Wawancara dengan ibu Tri wali murid dari ananda Rasya Ridho

Wardimas pada Senin, 27 Maret 2023

Lumayan sering mas saat sekolah dari kemarin, tapi kalau


sekarang sudah jarang. Karena saya juga bantu-bantu kerja
suami. Biasanya saya lihat anaknya main game itu loh mas.

Penggunaan gadget memanglah susah untuk membendungnya.

Apalagi penggunaan terhadap anak-anak dibawah umur yang baru mengenal

gadget. Pengawasan penggunaan gadget terhadap anak di bawah usia ini


43

perlu adanya pengawasan yang intens. Dengan fenomena yang terjadi

bahwa orang tua juga kurang mampu mengawasi anak-anak dalam

menggunakan gadget. Hal ini dapat diperkuat dari pernyataan ibu Wahyu

ibunda dari Adtya Patama Bahri pada Minggu, 26 Maret 2023

mengungkapkan:

“kalau untuk penggunaan hp pada anak kurang tau ya mas,


karena saya juga tidak bisa mengawasi setiap waktu. Saya harus
sibuk bekerja untuk membantu cari nafkah. Kalau yang saya tau
biasanya untuk main game itu mas kalau yang sering saya tau”

Pernyataan diatas dapat diperkuat dari observasi peneliti sebagai

beikut :

Senin, 25 Maret 2023


Pukul 21.00
Hasil obsevasi peneliti melalui pengamatan jarak jauh dengan
cara mengikuti akun media sosial dan juga akun game online
siswa-siswi. Peneliti menemukan bahwasannya untuk siswa
laki-laki cenderung kepada game online dan sedangkan siswi
perempuan cenderung pada media sosial khususnya aplikasi tik
tok.

Berdasarkan pengamatan peneliti terkait penggunaan gadget siswa-

siswi diluar jam sekolah banyak digunakan untuk hiburan yang mengarah

pada media sosial dan game online. Ini membuktikan bahwasannya

penggunaan gadget oleh siswa-siswi SDN Tempuran 1 sudah termasuk

kecanduan. Hal ini dapat menurunnya minat belajar dan juga menurunnya

kepedulian terhadap lingkungan sekitar dikarenakan waktunya banyak

digunakan untuk bermain gadget

Pengawasan penggunaan gadget oleh guru maupun orang tua kurang

adanya prioritas yang bisa membuat anak ini menjadi lebih bisa di kontrol
44

dalam penggunaan gadget. Ibu Ummi Rofiqoh, S.Pd. selaku wali kelas VI

SDN Tempuran 1 mengungkapkan bahwa guru hanya bisa mengingatkan

kepada siswa-siswi untuk tidak sering-sering bermain gadget. Untuk

selebihnya harus ada campur tangan orang tua dalam pengawasan anak-anak

dirumah.

Wawancara dengan ibu Ummi Rofiqoh, S.Pd. tentang pengawasan

guru dalam penggunaan gadget siswa-siswi pada Rabu, 15 Maret 2023.

“Untuk pengawasan dan edukasi kita sebagai gueu dan wali


kelas hanya bisa memberikan nasehat. Dan memeberikan
edukasi penggunaan gadget yang baik dan benar. Untuk
keseluruhan tetap orang tua harus ikut andil dalam hal ini.”

Hasil observasi yang peneliti lakukan yang sesuai dengan catatan

observasi sebagai berikut:

Senin, 20 Maret 2023


Pukul 09.34
Pada saat istirahat peneliti menemukan ada yang kehilangan alat
tulistulisnya. Ada beberapa teman dekatnya iku membantu
mencarikan alat tulisnya dan sebagian besar acuh tak acuh lebih
memilih bermain diluar,
45

B. Temuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan data dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi peneliti akan menyajikan dan menganalisa temuan peneliti

tentang penggunaan gadget pasca pembelajaran jarak jauh terhadap karakter

siswa SDN Tempuan 1. Adapun temuan penelitian sebagai berikut:

1. Temuan penelitian tentang Penggunaan Gadget sebelum

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi peneliti

menemukan beberapa fakta mengenai penggunaan gadget sebelum

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Peneliti menemukan bahwasannya sebelum

PJJ ada beberapa siswa-siswi yang belum menggunakan gadget bahhkan

ada yang belum mempunyai gadget sama sekali.

Sebelum PJJ penggunaan gadget oleh siswa-siswi belum

sepenuhnya ketergantungan. Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti

dari 15 siswa kelas VI SDN Tempuran 1 ada 5 siswa-siswi yang belum

mempunyai gadget pada saat sebelum PJJ berlangsung. Sebelum PJJ

penggunaan gadget belum telalu sering. Dan ada 10 siswa yang sudah

mempunyai gadget sebelum PJJ berlangsung.

Nama-nama siswa-siswi yang belum mempunyai gadget sebelum

PJJ berdasarkan temuan peneliti sebagai berikut:

a. Adil tegar pradapa

b. Pratama Bahri

c. Nabila Latif Rasydah


46

d. Rafka Axela Oka Putra

e. Prayitno

Nama-nama siswa-siswi yang sudah mempunyai gadget sebelum

PJJ berdasarkan temuan peneliti sebagai berikut:

a. Alvin septian ardiansyah

b. Arsyilia latief

c. Danang arga fadila

d. Devin azaria ramadhan

e. Izzatilia

f. Miftakul wulan sari

g. Rasya ridha wardinas

h. Riski andri ynto

i. Ziqori aulia putri

j. Zulfa setiana nur rahmadani

2. Temuan peneliti tentang penggunaan Gadget pada saat Pembelajaran

Jarak Jauh ( PJJ)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti menemukan bahwasannya

SDN Tempuran 1 pada saat pandemi covid 19 melaksanakan

pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dikarenakan pada saat covid 19

pemerintah mewajibkan setiap masyarakat melaksanakan sosial distancing

tak terkecuali bagi siswa-siswi SDN Trmpuran 1 beserta seluruh staf dan

guru. Sedangkan untuk alat yang digunakan untuk pembelajaran jarak

jauh yang dilaksanakan di kelas VI SDN Tempuran 1 sebagai berikut:


47

a. Smartphone atau laptop

b. Aplikasi whatsapp

c. Kuota internet

Sedangkan untuk mekanism pelaksanaan pembelajaran jarak jauh

(PJJ) di kelas VI SDN Tempuran 1 sebagai berikut:

a. Guru atau wali kelas membuat group kelas

b. Peserta dari grub kelas terdiri dari wali kelas, siswa-siswi dan wali

siswa.

c. Setiap jam pelajaran guru memberikan materi lewat group whatsapp

beserta soal latihan

d. Setiap siswa belajar dari materi yang sudah di bagikan oleh guru lewat

aplikasi whatsapp dan didampingi oleh wali siswa masing-masing.

e. Berlanjut mengerjakan soal yang sudah dibagikan oleh guru dan

jawaban dikirim via chat pribadi dengan guru.

3. Temuan penelitian tentang Penggunaan gadget pasca pembelajaran

jarak jauh (PJJ)

Bedasarkan hasil wawancara peneliti kepada wali siswa dan siswa-

siswi kelas VI SDN Tempuran 1. Peneliti menemukan bahwasannya

penggunaan gadget pasca pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih berlanjut

meskipun bukan untuk pembelajaran. Peneliti menemukan penggunaan

gadget pasca PJJ sering digunakan untuk hal lain diluar pembelajaran.
48

Berdasarkan wawancara dan observasi peneliti penggunaan gadget

pasca pembelajaran jarak jauh (PJJ) oleh siswa-siswi kelas VI SDN

Tempuran 1 yaitu kebanyakan untuk mencai hiburan. Dari keseluruhan

siswa-siswi kelas VI SDN Tempuran menggunakan gadget untuk bermain

game online dan media sosial.

4. Temuan penelitian tentang tingkat ketergantungan siswa-siswi

terhadap gadget.

Penggunaan gadget yang meningkat pada kalangan anak-anak ini

juga memberikan dampak juga pada siswa-siswi kelas VI SDN Tempuran

1. Penggunaan gadget yang tidak beraturan yang memakan jam istirahat

juga terjadi pada siswa-siswi kelas VI SDN Tempuran 1. Bermain game

dan berselancar di media sosial yang terlalu lama mengakibatkan

menurunnya tingkat keminatan dalam pembelajaran dan juga kurangnya

bersosial dengan lingkungan sekitar.

Tingkat ketergantungan pada gadget yang terjadi pada siswa-sisiwi

kelas VI SDN Tempuran 1 sudah mulai terjadi. Berdasarkan observasi dan

wawancara peneliti menemukan banyak yang masih aktif untuk bermain

gadget pada malam hari dan pengakuan dari siswa-siswi itu sendiri. Tidak

bisa dipungkiri lagi ketergantungan atau kecanduan yang terjadi sudah bisa

dibilang cukup parah.


49

BAB V

PEMBAHASAN

Setelah peneliti memparkan data yang diperoleh dari wawancara,

observasi dan dokumentasi. Peneliti akan membahas terkait data yang sudah

diperoleh dan diolah.

1. Penggunaan gadget sebelum Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Siswa-

siswi kelas VI SDN Tempuran 1

2. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) kelas VI SDN Tempuran 1 pada saat

pandemi covid 19

Pembelajaran jarak jauh telah menjadi metode yang penting selama

pandemi COVID-19, tetapi juga memiliki tantangan dan keterbatasan.

Banyak lembaga pendidikan berusaha untuk terus meningkatkan

pengalaman pembelajaran jarak jauh dengan mengatasi kendala dan

mencari cara baru untuk meningkatkan interaksi dan hasil belajar siswa.

Pembelajaran jarak jauh melibatkan penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi (TIK), seperti komputer, perangkat mobile, akses internet,

dan platform pembelajaran online. Ini memungkinkan siswa dan guru

berinteraksi melalui video konferensi, forum diskusi, chat, dan alat

kolaborasi online.

Pembelajaran jarak jauh memungkinkan siswa untuk mengakses

materi pelajaran dan tugas kapan saja dan di mana saja. Mereka dapat
50

mengatur jadwal belajar mereka sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri,

selama mereka memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan.

Media yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) di kelas

VI SDN Tempuran 1 adalah smartphone dengan aplikasi whatsapp.

WhatsApp mungkin tidak cocok untuk menyampaikan materi pelajaran

yang terstruktur secara efisien. Pesan dalam obrolan grup WhatsApp

cenderung berjajar secara linier, dan mencari materi tertentu bisa menjadi

sulit ketika ada banyak pesan dalam obrolan.

Keterbatasan tersebut memiliki dampak yang bisa dibilang sangat

penting yaitu kurangnya pengawasan yang signifikan. Pengawasan guru

yang kurang maksimal dapat menyebabkan penyelewengan penggunaan

gadget itu sendiri.

3. Tingkat kecanduan siswa-siswi terhadap penggunaan gadget pasca

pembelajarn jarak jauh

Pembelajaran jarak jauh memerlukan siswa untuk mengandalkan

gadget seperti komputer, tablet, atau smartphone dalam interaksi dengan

materi pembelajaran dan komunikasi dengan guru dan teman sekelas.

Peningkatan penggunaan gadget ini dapat menyebabkan siswa lebih rentan

terhadap kecanduan dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan gadget.

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan siswa lebih

mungkin tergantung pada media sosial. Media sosial seringkali menjadi

sarana utama interaksi sosial dan hiburan bagi siswa, dan ketergantungan

pada platform tersebut dapat mengganggu produktivitas belajar dan


51

keseimbangan hidup.

Peningkatan penggunaan gadget juga dapat berdampak pada

kesehatan mental siswa. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan

layar dapat menyebabkan kelelahan mental, stres, dan gangguan tidur.

Siswa mungkin juga merasa tertekan oleh tekanan sosial yang ada di

media sosial, seperti perbandingan diri dengan orang lain.

Pembelajaran jarak jauh dapat mengurangi kesempatan siswa untuk

bergerak dan beraktivitas fisik. Jika siswa lebih banyak menghabiskan

waktu di depan gadget, hal ini dapat menyebabkan gaya hidup yang

kurang aktif dan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.

Penggunaan gadget yang berlebihan, terutama di malam hari, dapat

mengganggu pola tidur siswa. Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar

gadget dapat menghambat produksi hormon melatonin yang penting untuk

mempersiapkan tidur. Hal ini dapat mengakibatkan kesulitan tidur atau

tidur yang tidak berkualitas.

a. Kecenderungan siswa terhadap media sosial

Ketergantungan terhadap gadget memliki banyak pengaruh

salah satunya kecanduan dalam hal bermain media sosial. Beberapa

siswa memang lebih suka terhadap media sosial khususnya media

sosial tik tok, instagram dan whatsapp. Khususnya pada aplikasi tik

tok ini menjadi aplikasi paling digemarai bagi siswa-siswi ketika

bermain gadget.

Pengguna media sosial dikalangan siswa-siswi kelas VI SDN


52

Tempuran 1 kebanyakan dari kalangan perempuan. Dari jumlah

keseluruhan siswa-siswi kelas VI SDN Tempuran 1 yaitu 15 siswa, 6

diantaranya adalah perempuan. Dari 6 siswi ini seluruhnya

mempunyai akun media sosial masing-masing khususnya akun media

sosial tik tok.

b. Kecanduan siswa terhadap game online

Penggunaan gadget yang semakin meningkat dikalangan anak-

anak khususnya bagi siswa-siswi SD yang seharusnya digunakan

untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tapi juga banyak

gadget dikalangan siswa-siswi SD digunakan salah satunya yang

paling sering untuk game online. Game online yang menjangkit

sampai siswa-siswi SDN Tempuran 1 khususnya di kelas VI ini

memiliki kecanduan.

Bermain game online sangatlah mengasikkan bagi kalangan

anak-anak. Ini juga terjadi kepada siswa-siswi SDN Tempuran 1 yang

suka bermain game online. Rata-rata yang suka bermain game online

adalah dari anak-anak laki-laki. Dari jumlah keseluruhan satu kelas

enam yaitu 15 siswa ada 9 jumlah siswa laki-laki. Dan hampir semua

memiliki akun game online.

Bermain game online dengan waktu yang lama sangatlah tidak

bagus buat kesehatan fisik maupun mental anak-anak dan

mengganggu pola tidur dikarenakan seringnya begadang. Peneliti

menemukan akun game online siswa kelas enam SDN Tempuran 1


53

masih terpantau online pada saat menjelang tengah malam sekitar

pukul 23.00.

4. Dampak dari penggunaan gadget secara berlebihan terhadap

karakter sosial siswa SD

Jika siswa terlalu banyak menghabiskan waktu di gadget, mereka

mungkin menjadi tergantung pada teknologi tersebut dan kurang

berinteraksi dengan teman sebaya dan lingkungan sekitar. Hal ini dapat

menyebabkan isolasi sosial dan kurangnya keterampilan dalam

berinteraksi secara langsung.

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengurangi peluang

siswa untuk berlatih berkomunikasi secara verbal dan nonverbal dengan

orang lain. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menyampaikan

pikiran dan perasaan secara efektif dalam situasi sosial.


DAFTAR PUSTAKA

Bayu, D. (2022). https://dataindonesia.id/digital/detail/apjii-pengguna-internet-

indonesia-tembus-210-juta-pada-2022. DataIndonesia.Id.

https://dataindonesia.id/digital/detail/apjii-pengguna-internet-indonesia-

tembus-210-juta-pada-2022

Chusna, P. A., & Al-Muslihun, S. (2017). PENGARUH MEDIA GADGET PADA

PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK.

Fahlezi, F. (2022). Nadiem Makaim: pandemi mengubah cara belajar secara

dratis. Tribunnews.Com.

https://www.tribunnews.com/pendidikan/2022/04/20/nadiem-makarim-

pandemi-mengubah-cara-belajar-secaa-drastis

Fiantika, F. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif. In Metodologi Penelitian

Kualitatif. In Rake Sarasin (Issue March). PT. Remaja Rosdakarya.

https://scholar.google.com/citations?user=O-B3eJYAAAAJ&hl=en

Kuseh, D. (2015). The Impact of Gadgets on People’s Lives. International

Journal of Computer Science and Information Security, 13(9), 1–5.

Marpaung, J. (2018). Pengaruh Penggunaan Gadget Dalam Kehidupan.

KOPASTA: Jurnal Program Studi Bimbingan Konseling, 5(2), 55–64.

https://doi.org/10.33373/kop.v5i2.1521

Murdiyanto, E. (2020). Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasinya). In

Bandung: Rosda Karya. Bumi Aksara.

http://www.academia.edu/download/35360663/METODE_PENELITIAN_K

UALITAIF.docx

43
Ni’mah, F. I. (2016). Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning)

Pada Homeschooling “Sekolah Dolan". Manajemen Pendidikan.

Pebriana, P. H. (2017). Analisis Penggunaan Gadget terhadap Kemampuan

Interaksi Sosial pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1,

2. https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.26

Putri Hana Pebriana. (2017). Analisis Penggunaan Gadget terhadap Kemampuan

Interaksi Sosial pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,

1(1), 2. https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.26

Rothrock, L. (2013). Gadgets: Small Electronic Devices with Big Impact.

Proceedings of the International Conference on Advances in Computing,

Electronics and Electrical Technology, 1–6.

Witarsa, Ramdhan, et al. (2018). Pengaruh penggunaan gadget terhadap

kemampuan interaksi sosial siswa sekolah dasar. Pedagogik: Jurnal

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9-20.

44

Anda mungkin juga menyukai