Anda di halaman 1dari 17

‫ِبْس ِم الَّلِه الَّرْح َم ِن الَّرِح يم‬

LAPORAN INTERNATIONAL CLASS PROGRAM

I. Kegiatan
Laporan Kegiatan StS (School to School) Conference 2023
Sabtu, 2 September 2023

A. Pembukaan
1. Latar Belakang
Kegiatan StS (School to School) Conference ini dilaksanakan setiap
tahun sekali oleh Ciputra School dengan mengusung tema tentang pendidikan. Pada
tahun 2023 ini StS dilaksanakan kembali dengan tema Integrated Teaching and
Learning “Cultivating student’s ability to live in an interconnected world”.
Dengan adanya International Class Program di SMP Integral Ar-Rohmah yang salah
satu target utamanya adalah memperluas networking dan juga meningkatkan kualitas
guru serta pembelajaran di SMP Integral Ar-Rohmah sesuai dengan standar
Internasional dan perkembangan dunia saat ini, hal ini yang melatarbelakangi
sekolah untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Allah berfirman dalam suatu ayat:
)8( ‫اَل َيْنَه اُك ُم الَّلُه َعِن اَّلِذ يَن ْمَل ُيَق اِتُلوُك ْم يِف الِّديِن َوْمَل ْخُيِرُج وُك ْم ِم ْن ِدَياِرُك ْم َأْن َتَبُّروُه ْم َوُتْق ِس ُطوا ِإَلْيِه ْم ِإَّن الَّلَه ِحُي ُّب اْلُم ْق ِس ِط َني‬

‫ِإَمَّنا َيْنَه اُك ُم الَّلُه َعِن اَّلِذ يَن َقاَتُلوُك ْم يِف الِّديِن َوَأْخ َرُج وُك ْم ِم ْن ِد َياِرُك ْم َو َظاَه ُروا َعَلى ِإْخ َراِج ُك ْم َأْن َتَوَّلْوُه ْم َوَمْن َيَتَوُهَّلْم َفُأوَلِئَك ُه ُم الَّظاِلُم وَن‬

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-
orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan
membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka
sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al
Mumtahanah: 8-9)
‫َم ْن َأَر اَد الُّد ْنَيا َفَع َلْيِه بِالِع ْلِم َو َم ْن َأَر اَد اآلِخَر َة َفَع َلْيِه بِالِع ْلِم َو َم ْن َأَر اَد ُهَم ا َفَع َلْيِه بِالِع ْلِم‬
Artinya: "Barang siapa yang menginginkan urusan dunia, maka wajiblah baginya
berilmu. Dan barang siapa yang ingin urusan akhirat (selamat di akhirat) maka
wajiblah ia memiliki ilmu juga. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya,
maka hendaklah ia memiliki ilmu tentangnya juga,” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Tujuan
a. Memperluas networking.
b. Meningkatkan kualitas guru serta pembelajaran di SMP Integral Ar-Rohmah sesuai
dengan standar Internasional dan perkembangan dunia saat ini.
c. Mengambil hal-hal yang bermanfaat dari Ciputra School untuk diterapkan di SMP
Integral Ar-Rohmah dengan tetap menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai
Islam serta kultur Hidayatullah di SMP Integral Ar-Rohmah.
3. Manfaat
a. Memperoleh relasi baru berupa tokoh tertentu di bidang pendidikan yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sekolah.
b. Memperoleh relasi baru berupa lembaga pendidikan formal yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan guru.
c. Memperoleh informasi dan ilmu bermanfaat tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pembelajaran untuk dapat diterapkan secara efektif,
efisien, dan bijaksana di SMP Integral Ar-Rohmah.
B. Isi
1. Judul Kegiatan : StS (School to School) Conference 2023
2. Hari, tanggal : Sabtu, 2 September 2023
3. Penyelenggara : Ciputra School
4. Peserta :
a. Kepala Sekolah
b. Guru
5. Materi dan Kegiatan
a. Opening and Keynote Speaker (Jam 07.45-09.00)
Pemateri: Christopher Allen, Ed. D (High School Coordinating Principal)
Terjemahan:
Dunia kita adalah tempat yang cepat berubah, tantangan yang kita hadapi pun
rumit dan saling berkaitan. Kita semua melihat hal ini dengan adanya pandemi
Covid yang melkita dunia baru-baru ini dan betapa cepatnya hal ini berdampak pada
kehidupan sehari-hari semua orang di seluruh dunia. Dunia nyata tidak hanya
memerlukan pengetahuan konten individual, yang merupakan cara penyelenggaraan
pendidikan, tetapi yang lebih penting adalah pendekatan yang lebih holistik yang
melampaui mata pelajaran tradisional. Kita berada di dunia di mana ilmu
pengetahuan bertemu dengan isu-isu sosial, teknologi mempengaruhi budaya, dan
masalah lingkungan mempengaruhi perekonomian. Oleh karena itu, kita perlu
memikirkan kembali cara kita mengajar dan menilai siswa kita, sehingga mereka
akan lebih siap berkontribusi di dunia nyata setelah mereka lulus dan meninggalkan
sekolah kita.
Berbagai negara dan kurikulum telah berupaya mengatasi tantangan ini
dengan cara yang berbeda. Dua contoh yang paling kita kenal di Sekolah Ciputra
adalah pendekatan Program Transdisipliner IB untuk jenjang PAUD dan SD
(Primary Years Programme) dan Program Interdisipliner untuk jenjang SMP (Middle
Years Programme). Telah kita ketahui bersama, pemerintah Indonesia telah
menerapkan Kurikulum Merdeka, yang merupakan pengembangan menarik dalam
banyak aspek di antaranya Profil Pelajar Pancasila. Di masing-masing aspek tersebut
telah terjadi pengembangan menuju pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang
lebih terintegrasi dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih terhubung dan
komprehensif bagi siswa. Hal ini mendorong kita untuk melihat dunia secara utuh,
dan menguatkan siswa kita untuk menjadi lebih mudah beradaptasi, inovatif,
memahami masyarakat global, mampu memimpin dan berkontribusi secara efektif
dalam komunitas global.
Semua ini terdengar cukup bagus, tetapi bagaimana kita bisa melakukannya
di lingkungan sekolah? Bagaimana kita memupuk kemampuan siswa untuk
berkembang di dunia yang saling terhubung melalui pengajaran dan pembelajaran
yang terintegrasi? Berikut adalah 8 poin yang direkomendasikan oleh pembicara:
1. Mendorong pemikiran interdisipliner: Pengajaran terpadu membantu para tenaga
pendidik menghubungkan berbagai mata pelajaran dan mendorong siswa untuk
berpikir melampaui disiplin ilmu tertentu. Hal ini menumbuhkan pola pikir yang
menghargai kolaborasi dan menyadari bahwa penyelesaian masalah yang kompleks
sering kali memerlukan kontribusi dari berbagai bidang pengetahuan.
2. Memecahkan masalah dunia nyata: Jika kita mengintegrasikan mata pelajaran dan
menciptakan peluang pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat menerapkan
pengetahuan dan keterampilan mereka pada masalah dunia nyata. Hal ini tidak
hanya meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka, tetapi juga memberi
mereka tujuan dalam perjalanan belajar mereka, menunjukkan kepada mereka bahwa
pendidikan mereka dapat memberikan dampak nyata pada dunia.
3. Menekankan perspektif global: Pengajaran dan pembelajaran terpadu
memungkinkan kita membawa isu-isu global ke dalam kelas. Hal ini membantu
siswa memiliki pengalaman terhadap budaya, perspektif, dan tantangan global yang
berbeda. Hal ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan empati dan
kesadaran budaya pada mereka.
4. Mengembangkan keterampilan komunikasi: Seperti yang disebutkan dalam
konferensi yang beliau hadiri di Beijing beberapa tahun yang lalu, di dunia yang
saling terhubung ini, komunikasi yang efektif sangatlah penting. Pengajaran terpadu
menekankan pengembangan keterampilan komunikasi, memungkinkan siswa untuk
mengekspresikan ide-ide mereka dengan jelas, berkolaborasi dengan orang lain dan
terlibat dalam percakapan bermakna dengan orang- orang dari latar belakang yang
berbeda.
5. Mendorong pembelajaran seumur hidup: Pembelajaran terpadu membantu siswa
menghubungkan informasi baru dengan apa yang sudah mereka ketahui. Hal ini
membantu menciptakan kecintaan untuk terus belajar, memungkinkan mereka
beradaptasi terhadap perubahan dan menjadi individu yang tetap relevan di dunia
yang berubah dengan cepat.
6. Mendukung pembelajaran sosial dan emosional: Pengajaran terpadu tidak hanya
berfokus pada bidang akademis, tetapi juga membantu mengembangkan
keterampilan sosial dan emosional siswa. Membantu mereka menjadi lebih
berempati, sadar diri, dan cerdas secara emosional akan membantu siswa lebih siap
untuk membentuk hubungan yang bermakna dengan orang lain dan mengatasi
tantangan global bersama-sama.
7. Menggunakan teknologi secara bijaksana: Teknologi memainkan peranan besar
dalam dunia yang saling terhubung, dan kita perlu mendorong integrasi teknologi
secara bijaksana ke dalam proses pembelajaran. Hal ini akan memungkinkan siswa
untuk menggunakannya demi kebaikan yang lebih besar, dengan tetap
mempertimbangkan implikasi etisnya. Penggunaan AI (Artificial Intelligence) dalam
dunia pendidikan bukan lagi fiksi ilmiah. Ini adalah kenyataan yang sedang terjadi
dan kita perlu belajar untuk menerimanya dan membantu siswa memahami cara
menggunakannya dan memanfaatkan teknologi lainnya dengan tepat.
8. Mendorong kolaborasi antar guru: Pengajaran dan pembelajaran terpadu
memerlukan kolaborasi antar tenaga pendidik dari berbagai disiplin ilmu.
Menciptakan peluang bagi para guru untuk berbagi keahlian dan pengalaman
mereka, membantu mendorong lingkungan belajar yang lebih kohesif dan
meningkatkan pengalaman pendidikan secara menyeluruh bagi siswa.
Kita bisa memilih untuk memperkenalkan siswa pada jenis pembelajaran ini
dengan menggunakan Unit Interdisipliner tentang “Kota-Kota Berkelanjutan”
(Sustainable Cities) yang memungkinkan mereka berkolaborasi untuk merancang
sebuah kota berkelanjutan yang mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial dan
ekonomi menggunakan konsep dan keterampilan dari Sains, Humaniora, Desain dan
Matematika, atau dengan Proyek di Kurikulum Merdeka yang berfokus pada
semboyan nasional Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika” di mana mereka dapat
mengeksplorasi keragaman budaya, agama, dan suku yang ada di Indonesia dan
signifikansinya dalam membangun bangsa yang bersatu, memajukan pemahaman,
toleransi dan kesatuan nasional melalui Bahasa dan Sastra Indonesia, PPKn, Sejarah
dan Pendidikan Agama.
Pada akhirnya, model kurikuler apa pun yang kita pilih tidaklah menjadi
masalah selama kita menerapkan pengajaran dan pembelajaran terpadu untuk
membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tentunya
diperlukan untuk menavigasi dunia kita yang kompleks. Kita harus bekerja sama
untuk membantu menghilangkan batas-batas buatan manusia antar mata pelajaran,
dan memperkuat hubungan di antara mereka. Beliau berharap kita memiliki pikiran
terbuka dan kemauan untuk belajar bersama hari ini. Yakinlah bahwa pemikiran dan
gagasan kita sama pentingnya dan kita akan membagikannya sehingga kita semua
akan saling belajar dan tumbuh sebagai tenaga pendidik.
b. Sesi 1 (09.15-10.40)
Wahyu Risdhyan Ari Wicaksono
Pemateri : MARTIN BLACKBURN (Executive Principal at Ciputra School)
Tema : Lesson in Educational Leadership
Jumlah peserta 1 kelas: sekitar 15 peserta
Strategies for Student Centeredness:
1. The strategic plan has s separate learning and teaching section.
2. Greeting and farewelling students every day.
3. Visiting classes on a regular basis.
4. Ensuring facilities are student ready.
5. Having student leaders attend senior leadership meetings.
6. Student surveys.
7. Student voice in planning.
What happens when leaders think they are the smartest people in the room?
1. A key role we have as educators in to build capacity. If we think our ideas are the
best, we hold this process back.
2. This can discourage stakeholders from activity participating.
3. It demonstrates a lack of open mindedness.
4. It builds a community that is unnecessarily hierarchical rather than collaborative.
5. You will loss good staffs.
6. You lose access to alternative perspectives.
7. Imposter syndrome.
8. Balances.
There will be good times and there will be bad times. Life is cyclic and there will
be bad times professionally, even sometimes when you have not made an error. We
can share a bad time we once had professionally. (Active sharing and listening)
1. Be professional
2. Accept responsibility for mistakes (where possible protect your staff)
3. Understand that a bad time is one side of an educational coin. (Emotional coins and
wellness)
4. How you face up these times will build your personal capacity and resilience.
Organise the School so that it runs well even if you are not there.
A mark of good organisations is that people are empowered to make decisions, and
are comfortable operating in an environment that has really clear and well-
articulated structures and systems. Critical systems have an ownership structure and
review cycle that ensures they can operate independently of you.
A good leader builds good leadership teams and systems that are not reliant on their
own personality or presence.
It relates back to the idea that you are not the smartest person in the room.
Let other shine-build capacity amongst your staff.
You have to make strategies to help your middle managers shine.
Terjemahan:
Strategi Keberpusatan pada Siswa:
1. Rencana strategis harus memiliki bagian pembelajaran dan pengajaran secara
terpisah.
2. Menyapa dan berpamitan kepada siswa setiap hari.
3. Mengunjungi kelas secara rutin.
4. Memastikan fasilitas siswa siap.
5. Meminta para pemimpin siswa (ketua kelas, ketua GPH) untuk menghadiri
pertemuan kepemimpinan di tingkat senior.
6. Survei kepuasan siswa terhadap kegiatan yang berlangsung di sekolah.
7. Menyertakan suara siswa dalam perencanaan.
Apa yang terjadi jika para pemimpin berpikir bahwa mereka adalah orang-
orang terpintar di ruangan atau di kantornya atau di sekolahnya?
1. Peran penting yang kita miliki sebagai pendidik dalam membangun kapasitas. Jika
selalu berpikir bahwa menurut kita ide kita adalah yang terbaik, maka akan
mengalami kemunduran kualitas.
2. Hal ini dapat membuat pemangku kepentingan enggan berpartisipasi dalam kegiatan.
3. Ini menunjukkan kurangnya keterbukaan pimikiran.
4. Membangun komunitas yang bersifat hierarkis dan bukan kolaboratif.
5. Kita akan kehilangan staf yang baik.
6. Kita kehilangan akses terhadap perspektif alternatif.
7. Sindrom penipu (rasa tidak puas terhadap prestasi atau pencapaian yang diraih,
selalu merasa kurang, dan merasa dirimu sebagai seorang penipu)
8. Keseimbangan, bahwa tidak selalu pemimpin mengikuti apa keinginan yang
dipimpin, ada saatnya dia harus memutuskan untuk hal-hal yang bersifat prinsip dan
untuk kebaikan orang-orang yang dipimpin.
Akan ada saat-saat baik dan akan ada saat-saat buruk. Hidup itu seperti siklus
dan akan ada saat-saat buruk dalam pekerjaan kita, bahkan terkadang ketika kita
tidak melakukan kesalahan. Kita bisa berbagi masa-masa buruk yang pernah kita
alami dalam pekerjaan kita. (Berbagi dan mendengarkan secara aktif)
1. Bersikaplah professional
2. Menerima tanggung jawab atas kesalahan (jika memungkinkan, lindungi staf kita
ketika mereka berbuat kesalahan, dan kitalah yang harus menaggung kesalahan tim
kita)
3. Pahami bahwa masa-masa buruk adalah satu sisi dari mata uang. (Koin emosional
dan kesehatan atau pun kesahatan mental)
4. Cara kita menghadapi masa-masa sulit ini akan membangun kapasitas dan ketahanan
pribadi kita.
Tatalah Sekolah agar tetap berjalan dengan baik meskipun kita tidak berada di
sana.
Ciri organisasi yang baik adalah orang-orangnya diberdayakan untuk mengambil
keputusan, dan merasa nyaman beroperasi di lingkungan yang memiliki struktur dan
sistem yang jelas dan terartikulasi dengan baik. Sistem penting memiliki struktur
kepemilikan dan siklus peninjauan yang memastikan sistem dapat beroperasi secara
independen dari kita sebagai pemimpin.
Seorang pemimpin yang baik membangun tim dan sistem kepemimpinan yang baik
yang tidak bergantung pada kepribadian atau kehadiran mereka sendiri.
Ini berkaitan kembali dengan gagasan bahwa kita bukanlah orang terpintar di
ruangan itu.
Biarkan orang lain membangun kapasitas yang bersinar di antara staf kita.
Kita harus membuat strategi untuk membantu manajer menengah kita bersinar.
c. Sesi 2 (10.50-12.00)
Wahyu Risdhyan Ari Wicaksono
Pemateri : Andi Kurniawan dan Budi Santoso (Math Teacher of Ciputra
School)
Jumlah peserta 1 kelas: 4 peserta
Tema : Integrating technology in Math to develop student’s conceptual
understanding.
Beberapa media yang dapa digunakan untuk pembelajaran berbasis inquiri adalah
Desmos, Ti-nspire, Geogebra.
Praktik membuat alur pembelajaran menggunakan geogebra agar pembelajaran lebih
bermakna serta mendalam dan tidak hanya mengajarkan bagian terluar dari
materinya saja.

Hasil praktik:
d. Sesi 1 (09.15-10.40)
Dennis Ramadhan
Pemateri: Angga Prdesanti Sari
Jumlah peserta 1 kelas: sekitar 15 peserta
Tema : Universal Design of Learning (UDL)
• Dasar UDL
Dikembangkan oleh CAST di Universitas Harvard. Metode ini dikembangkan
berdasarkan ilmu Neurologi dengan tiga aspek:
- Affective: Mengapa -> Mengapa harus mempelajari materi tersebut dan
relevansinya dalam kehidupan
- Recognition: Apa -> Mempresentasikan materi dengan berbagai cara
- Strategic: Bagaimana -> memberi kesempatan dan kebebasan memilih kepada
peserta didik
UDL digunakan untuk mengidentifikasi hambatan dengan solusi: keterlibatab,
fleksibilitas dan dapat diakses secara bermakna
• MTSS (Multi-Tiered System of Support)
Digunakan untuk menggolongkan siswa berdasarkan hambatan yg dialami
- Universal Support: Siswa yang dapat diperlakukan sama dengan yang lain
- Targeted: Siswa yang dianggap perlu bantuan secara berkelompok
- Intensive: Siswa yang perlu bantuan dengan lebih focus secara individual
(ABK)
• UDL dalam pembelajaran
Bersifat fleksibel dan adaptif untuk mengakomodasikan minat seluruh peserta didik
Manfaat UDL: memberi kesempatan sama bagi semua peserta untuk berhasil sesuai
minat masing-masing, lingkungan menantang, metode pengajaran dapat
dikembangkan, membuat siswa mahir
• Tahapan UDL:
- Engagement: melibatkan siswa dalam pemaparan materi/konsep (kolaboratif,
game, nyata)
- Representation: Memberikan informasi lebih, memperdalam materi dengan
berbagai macam akses dan cara
- Action & Expression: Menyediakan assessment dengan berbagai macam
pilihan sesuai dengan minat siswa
• Source for UDL
- Goalbook Toolkit
- EducaPlay
e. Sesi 2 (10.50-12.00)
Dennis Ramadhan
Pemateri: Dyah Ayu Ratnawati
Jumlah peserta 1 kelas: 7 peserta
Tema : Peer Feedback for Language Learning
• What is Peer Feedback?
A structured process of feedback by student to student to evaluate students works
based on learning goals and success criteria. Used for supplement to teacher’s
assessment not to replace.
• Why do we use Peer Feedback?
- Siswa menjadi pribadi yang dapat mengkritik dengan cara yang baik (positive
feedback) dan dapat menerima kritik dengan baik (tidak defensive/baperan)
- Siswa mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing
- Siswa dapat mengkritik berdasarkan professionalism (bukan mengkritik
berdasarkan kepribadian orang
- Siswa terdorong untuk lebih speak up (karena jika feedback antar siswa maka
akan lebih plong/cair daripada guru)
• How do we use Peer Feedback?
- Macam-macam:
 Stars (kelebihan) & Wishes (yang perlu diperbaiki)
 Tell-Ask- Give Feedback (TAG)
 I noticed …., I wondered ….
- Steps
 Pahami kriteria (make criteria)
 Baca cerpen/tugas yang diberikan
 Gunakan TAG (kelebihan, alasan, saran)
 Diskusikan komentar/masukan dengan teman yang lain
3. Hal umum positif yang bisa dicontoh:
- Banyaknya Visual Aid (tempelan dikelas berupa pelajaran/vocabulary) dan
juga karya siswa yang bisa digunakan siswa dikelas dalam mengingat atau mencari
inspirasi
- Dinding di lorong penuh dengan mading dan hampir setiap dinding tidak
kosong. Banyak diisi dengan kalimat positif dan juga karya-karya siswa
- Suasana kelas dan lorong yang terang, bersih dan rapi.
- Adanya ruangan OSIS untuk siswa berorganisasi, serta pembuatan
merchandise sekolah oleh OSIS yang dapat dibeli oleh siswa (persis seperti high
school di luar negeri) yang bisa memupuk rasa bangga siswa pada sekolahnya.
f. Sesi 1 (09.15-10.40)
Muhaimin Nurrahman
Pemateri: Mark Hukom
Jumlah peserta 1 kelas: sekitar 15 peserta
Tema : 360 degree Appraisal
 Tujuan penilaian guru adalah untuk meningkatkan kualitas guru, siswa dan sekolah
 Student Internal Appraisal is benchmarked to the student external appraisal. Kalau
dasar penilaian kinerja guru hanya pada penilaian siswa secara internal yang
dilakukan dalam pembelajaran di sekolah, maka nilainya bisa di upgrade agar
kinerja guru baik secara administrasi. Oleh karena itu, perlu pembanding dari
penilaian siswa yang dilakukan oleh pihak luar sekolah untuk dijadikan cermin
kinerja guru
 Semua stakeholder bisa menilai guru
 Semua stakeholder bisa menilai kepala sekolah
 Penilaian 360 derajat adalah penilaian dari berbagai arah, dari pemimpin ke tim dan
sebaliknya dari tim ke pemimpin.
 Penilaian bisa dilakukan secara anonim (tanpa menyebutkan nama)
 Penilaian harus adil, terbuka, dan menerima masukan dari semua pihak
 Kriteria penilaian harus detail dan jelas rubrik penilaiannya
 Kepala sekolah ciputra SMP dan SMA, Markus Hokum, juga menjabat sebagai
Kepala departemen Sains, dan juga mengajar Kimia. Ketika pembelajaran, beliau
juga di observasi dengan rubrik dan prosedur yang sama.
 Prosedur observasi guru bisa dilakukan oleh 2 observer yakni kepala sekolah dan
kepala departeman ketika pembelajaran berlangsung, baik singkat 10 menit atau
terjadwal penuh hingga selesai sesi pembelajaran.
 Rubrik Penilaian Observasi Guru SMP dan SMA Ciputra, ditampilkan saat stsc
tetapi dilarang untuk di foto dan disalin, karena dokumen sekolah.
g. Sesi 2 (10.50-12.00)
Muhaimin Nurrahman
Pemateri: Adam Bachmeyer (Muslim from America)
Jumlah peserta 1 kelas: sekitar 15 peserta
Tema : Project Based Learning
 Project Based Learning (PBL) memerlukan waktu lebih Ketika di implementasikan,
bisa mulai 2 minggu hingga 2 tahun.
 Fokus dalam PBL bukan fakta atau hukum dari teori yang sedang di ajarkan, tetapi
masalah otentik terkait fakta tersebut, misal pada pelajaran IPA maka jangan hanya
mengajarkan hukum tapi masalah apa yang berkaitan dengan hukum tersebut dalam
dunia nyata.
 Biarkan siswa merancang sendiri pembelajarannya guru hanya menetapkan Batasan
batasannya. Contoh: interactive map pada pelajaran geografi atau menggambar
menggunakan peta buta. Siswa diminta menggambar peta melalui imajinasinya.
Siswa akan berfikir secara mandiri bahwa pulau jawa di baratnya pulau bali, di
timurnya pulau Sumatra, dan di selatannya pulau Kalimantan. Sehingga
pembelajarannya membekas dalam benak siswa.
 Direct Teaching – Memorizing – Testing only lead to surface understanding not deep
understanding.
 Dalam kurikulum nasional guru dituntut untuk menyampaikan judul materi pelajaran
dalam rentang waktu tahun ajaran yang ada. Sedangkan sistem sekolah ciputra,
mereka mem breakdown materi, dari lower secondary 1 sampai lower secondary 4,
supaya tidak boleh ada judul materi yang diulang, misalkan Ketika sudah diajarakan
di SMP, saat SMA, guru tidak mengulang tapi hanya me recall dengan memberi
masalah pemantik.
 Disarankan untuk menggunakan Jamboard untuk mentracking progress PBL setiap
siswa. Guru dan siswa bisa proaktif berdiskusi menggunakan layanan tersebut.
6. Dokumentasi
C. Penutup
1. Kesimpulan
Kegiatan ini sangat memberikan manfaat khususnya untuk system
manajemen sekolah, kepala sekolah, dan guru. Beberapa hal positif yang dapat
diambil dan diterapkan di sekolah antara lain:
a. Delapan rekomendasi yang dapat diterapkan dalam rangka memupuk kemampuan
siswa untuk berkembang di dunia yang saling terhubung melalui pengajaran dan
pembelajaran yang terintegrasi.
b. Structuring a school in a manner that is likely to support it reaching its strategic
objectives and goals (menata sekolah dengan cara yang mungkin mendukungnya
mencapai tujuan dan sasaran strategisnya).
c. Integrating technology in mathematics to develop student's conceptual understanding
(Mengintegrasikan teknologi dalam matematika untuk mengembangkan pemahaman
konseptual siswa) seperti Desmos, Ti-nspire, Geogebra.
d. Penerapan "Universal Design for Learning" untuk pendidikan inklusi dalam
pembelajaran Bahasa.
e. Peer Feedback for Language (and Literature) Learning.
f. Penilaian 360 Derajat (360 Degree Appraisal) untuk guru.
g. Penerapan Project Based Learning dalam pembelajaran semua mata Pelajaran.
2. Saran
Saran kami untuk selanjutnya adalah segera ditindaklanjuti dalam bentuk
kegiatan dan program secara bijak, efiktif, dan efisien, serta pengimbasan kepada
seluruh guru. Dan diharapkan tahun depan dapat mengikuti kembali.

II. Laporan Hasil Belajar


A. Kelas VII

Kesimpulan:
a. Ketuntasan atau rerata di bawah 75% adalah mata Pelajaran Matematika dan IPA.
b. Kedua mata Pelajaran di atas adalah mata Pelajaran dengan kompleksitas tinggi.
c. Data tes diagnostic menunjukkan kemampuan Bahasa Inggris yang sangat baik, di
sisi lain kemampuan matematika dan IPA secara umum untuk santri kelas 7 adalah
cukup dan kurang.
d. Soal matematika diambil dari PISA (Programme for International Student
Assessment)
e. Hasil ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan murid kelas 7 angkatan tahun
sebelumnya dikarenakan level soal yang lebih berat dibanding tahun sebelumnya.
f. Penguasaan kosakata matematika dan IPA dalam Bahasa Inggris yang masih
rendah.
Saran:
a. Mengurangi jumlah soal PISA yang dikeluarkan dalam ujian.
b. Akselerasi penguasaan kosakata matematika dan IPA dalam Bahasa Inggris untuk
kelas ICP.
B. Kelas VIII

Kesimpulan:
a. Ketuntasan dan rerata sangat baik untuk semua mata Pelajaran.
b. Soal matematika diambil dari PISA (Programme for International Student
Assessment)
c. IPA belum menggunakan Bahasa Inggris baik dalam asesmen atau pun
pembelajaran.
Saran:
a. Perlu dipertahankan atau ditingkatkan.
b. Upgrading guru IPA untuk kelas Internasional.

Anda mungkin juga menyukai