Anda di halaman 1dari 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

FASE ANTE MORTEM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP-UR DVI -004 00 Halaman 1 dari 13

TANGGAL TERBIT : JANUARI 2016


DIBUAT OLEH
KAUR DVI BIDDOKKES DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH
POLDA SUMSEL KASUBBID DOKPOL KAPOLDA SUMSEL
POLDA SUMSEL

Drg. M. FAUZAN, MARS


PENATA TK.I NIP 197710252006041008 Drs. ERFANDRI, Apt Drg.SOESILO PRADOTO, M.Kes
AKBP POL NRP 60090820 KOMISARIS BESAR POLISI NRP 59081175

1. Maksud dan Tujuan


a. Maksud dari Fase Ante Mortem merupakan pengumpulan data korban semasa hidup
(wawancara) dari keluarga dekat;
b. Tujuan Fase Ante Mortem ini adalah merupakan bagian dari investigasi dan untuk
Mendapatkan seluruh informasi primer dan sekunder dari korban semasa hidup untuk
kepentingan identifikasi.

2. Pedoman
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
c. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
d. Kesepakatan bersama antara Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan Kapolri Nomor. :
1078/Menkes/SKB/VII/2003 DAN No.Pol.: B/3889/VII/2003 tanggal 29 Juli 2003 tentang
Identifikasi Korban Mati pada bencana Massal;
e. Surat Keputusan Kapusdokkes Polri Nomor. : Kep/06/II/2010 tanggal 1 Pebruari 2010 tentang
Rencana Strategis Kedokteran dan Kesehatan Polri tahun 2010-2014;
f. Pedoman Tentang Pelaksanaan Disaster Vitem Identification (DVI) Bagi Polri (edisi Revisi)
Nomor : PL/002/VI/2010/Pusdokkes tanggal 9 Juni 2010.

3. Kebijakan
Fase Ante Mortem dipegang oleh DVI Commander Prov. Sumsel (KABID DOKKES POLDA
SUMSEL).
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FASE ANTE MORTEM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP-UR DVI -004 00 Halaman 2 dari 13

4. Prosedur Fase Ante Mortem :


a. Menggunakan lembaran yellow form.

b. Menenangkan keluarga korban

c. Tidak terburu-buru dalam wawancara,

d. Harus mempunyai hubungan keluarga dekat

e. Empati

f. Arah pertanyaan menjurus ke identifikasi primer dan sekunder

g. Meminta dokumen-dokumen yang mendukung identifikasi primer seperti : ijazah, ktp (sidik
jari), catatatn gigi geligi data dari dokter giginya, pengambilan sampel DNA, foto terbaru
semasa hidup,catatan medis dan property yang sering digunakan.

h. Mendapatkan informasi properti dalam formulir Ante Mortem.

5. Unit Terkait :
a. TOGA
b. Ahli Psikologi
c. Ahli IT
d. Mahasiswa Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai