Anda di halaman 1dari 2

PELAYANAN PEMERIKSAAN DNA FORENSIK

RSCM
Nomor Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Rumah Sakit Umum Pusat 215/TU.K/79/VI/2012 01 1/2
Nasional No. Dokumen Unit :
Dr. Cipto Mangunkusumo FM.SPO.003
Disiapkan oleh : Disetujui oleh : Ditetapkan oleh :
Dr. dr. Yuli Budiningsih, Dr. dr. Ratna Dwi Restuti, Direktur Utama
Nama Sp.F Sp.THT, KL(K)
NIP. 196007291988112001 NIP. 196303281989022001
Kepala Departemen Direktur Medik dan
Jabatan
Forensik dan Medikolegal Keperawatan

Tanda
Tangan Dr. dr. C. H. Soejono, Sp.PD-K.Ger.
NIP. 196006121985121001
Tanggal Terbit : Unit Kerja :
STANDAR PROSEDUR
1 Juni 2015 Departemen Forensik dan
OPERASIONAL Medikolegal

Pengertian :
Pelayanan berupa pemeriksaan yang berkaitan dengan DNA (Deoxyribo-Nucleic Acid) untuk kepentingan
peradilan bagi klien/korban/pasien dan/atau keluarganya.

Tujuan :
1. Untuk mendapatkan kejelasan dan kepastian hukum.

Kebijakan :
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
3. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Undang-Undang No. 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
5. Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
6. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata.
7. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
8. Hukum Agama.
9. Hukum Adat.

Prosedur :
1. Pemeriksaan DNA Forensik dilakukan untuk kepentingan:
a. Identifikasi personal.
b. Penentuan keayahan/keibuan (paternitas/maternitas).
c. Penentuan silsilah.
d. Penentuan sumber barang bukti.
e. Kasus-kasus lainnya yang berkaitan dengan kepentingan peradilan.
2. Pemeriksaan DNA Forensik harus dilakukan sesuai dengan standar internasional.
3. Pemeriksaan DNA Forensik harus dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi dan kewenangan
untuk itu.
4. Kompetensi dan kewenangan untuk melakukan segala tindakan yang meliputi pemeriksaan DNA
Forensik harus didapat melalui pendidikan formal dan/atau informal yang sah dan diakui.
PELAYANAN PEMERIKSAAN DNA
RSCM FORENSIK
RumahRakitUmumPusatNasional Nomor Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Dr. Cipto Mangunkusumo 215/TU.K/79/VI/2012 01 2/2
No. Dokumen Unit :
FM.SPO.003

5. Tindakan yang meliputi pemeriksaan DNA Forensik adalah:


a. Klien/korban/pasien dan/atau keluarganya serta pihak lainnya yang terkait berhak mendapatkan
keterangan/konseling pra-pemeriksaan DNA. Konsultasi pra-pemeriksaan DNA harus dilakukan
oleh dokter yang menguasai teori dan teknik pengambilan sampel, preservasi sampel, dan
pemeriksaan DNA forensik, serta aspek medis, hukum pidana, hukum perdata (khususnya hukum
keluarga dan hukum waris), hukum Islam, hukum adat dan hukum administrasi yang terkait.
b. Persiapan berkas-berkas administrasi seperti surat permintaan pemeriksaan DNA, berita acara
pengambilan, pembungkusan dan penyegelan sampel, serta catatan rekam medis kasus dan foto-
foto yang terkait kasus.
c. Pengumpulan sampel DNA dari subyek dan/atau barang bukti lainnya yang berkaitan dengan
pemeriksaan DNA tersebut dimana cara preservasi, pelabelan, penyegelan dan pengirimannya
sesuai dengan aturan (chain of custody).
d. Pelaksanaan pemeriksaan DNA dengan metoda yang sesuai dengan kasusnya dan sesuai
dengan standar internasional.
e. Penarikan kesimpulan hasil pemeriksaan DNA dan interpretasinya.
f. Pengeluaran sertifikat pemeriksaan serta surat hasil dan kesimpulan pemeriksaan DNA tersebut,
beserta penjelasannya dalam bahasa hukum dilakukan oleh dokter yang melakukan pemeriksaan
DNA tersebut.
g. Penarikan kesimpulan dalam rangka pembuatan Visum et Repertum dan/atau surat keterangan
lainnya yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan DNA tersebut, dimana hasil pemeriksaan DNA
tersebut berfungsi sebagai bagian dan/atau lampiran Visum et Repertum dan/atau surat
keterangan tersebut dilakukan oleh dokter penanggung jawab kasus.
h. Hasil pemeriksaan DNA harus mencantumkan hasil perhitungan statistik DNA populasi dengan
menggunakan data yang sesuai untuk memberikan gambaran ketepatan hasil pemeriksaan yang
sesuai dengan standar Internasional.
6. Semua tahapan tindakan pemeriksaan DNA Forensik tersebut diatas, harus dilakukan oleh dokter
yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk masing-masing tahapannya.
7. Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, pihak yang diberikan hasil pemeriksaan DNA berhak
mendapatkan penjelasan dari dokter pembuat dan penanda-tangan surat keterangan pemeriksaan
DNA secara jelas, penafsirannya dan saran-saran tindak lanjutnya sesuai dengan hukum yang
berlaku di Indonesia.
8. Klien/korban/pasien dan/atau keluarganya serta pihak lainnya yang terkait, wajib memberikan
keterangan sejujur-jujurnya kepada pihak pemeriksa untuk mendapatkan hasil yang optimal.
9. Dokter yang membuat dan menanda-tangani hasil pemeriksaan DNA atau keterangan medis yang
mengandung hasil pemeriksaan DNA wajib datang dan memberikan keterangan ahli di muka
pengadilan bila diminta oleh pengacara, jaksa, maupun hakim.

Unit terkait :
1. Unit Pelayanan Laboratorium Forensik Dept. Forensik dan Medikolegal FK-UI/RSCM.
2. Unit Pelayanan Medikolegal dan Etika Dept. Forensik dan Medikolegal FK-UI/RSCM.
3. Unit Pelayanan Forensik Patologi Dept. Forensik dan Medikolegal FK-UI/RSCM.
4. Unit Pelayanan Forensik Klinik Dept. Forensik dan Medikolegal FK-UI/RSCM.

Anda mungkin juga menyukai