24040116140091 UTS Material Fotonik dan Elektronik
Surface Plasmon Resonance (SPR) pada Alat Pendeteksi Virus Corona untuk Memangkas Waktu Deteksi Virus
Menurut organisasi kesehatan dunia coronavirus yang meyebabkan
penyakit covid19 adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada hewan dan manusia. Covid19 bersifat menular dan dalam tahap infeksi serius akan menyebabkan kematian. Penyakit ini berasal dari Wuhan China yang kemudian menyebar hingga menjadi pandemic global ke seluruh negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Gejala dari penyakit ini yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami mrasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek dan sakit tenggorokan. Gejala yang dialami umumnya muncul berskala ringan hingga akut. Menurut penelitian sejauh ini virus penyebab covid19 menular melalui kontak dengan percikan dari saluran pernapasan bukan melalui udara. Salah satu upaya kuratif dalam penangan kasus covid19 adalah dengan dilakukannya rapid test yang bertujuan untuk mendeteksi sebanyak banyaknya orang yang berisiko dan atau orang yang pernah berkontk langsung dengan pasien positif covid. Mekanisme dari rapid test ini adalah dengan mengambil sample darah subjek yang kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan darah tersebut atau spesifiknya adalah dengan melihat ada atau tidaknya mekanisme antibody yang dibentuk tubuh untuk mengalau virus corona. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) rapid test ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu pada mampu atau tidaknya alat ini dalam menditeksi keberadaan virus corona. Rapid test hanya mengecek respon tubuh terhadap virus melalui respon darah, permasalah terjadi saat tubuh mulai terinfeksi virus maka tubuh tidak serta merta langsung memproduksi IgG (immunoglobulin G ) dan IgM (Immunoglobulin M) jangka waktu untuk tubuh dapat mengeluarkan immunoglobulin adalah 5-7 hari. Waktu yang dibutuhkan untuk mengertahui hsil rapid test adalah 15 menit. Sedangkan untuk menditeksi virusnya sendiri dengan metode tes swab dari pengambilan specimen, ekstraksi specimen hingga keluar hasil tesnya memerlukan waktu antara 32 sampai 72 jam tergantung masing masing negara. Di Indonesia dibutuhkan waktu sampai tiga hari atau 3x24 jam, sungguh waktu yang sangat tidak efisien dalam mendeteksi virus yang bisa saja menginfeksi tubuh yang menyebabkan symptom yang makin akut dari hari ke hari. Salah satu aplikasi dari teknologi Surface Plasmon Resonance adalah penggunaanya pada biosensor. Biosensor merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk mempelajari interaksi biomolekular. Perangkat ini telah banyak diaplikasikan dalam berbagai produk teknologi seperti food safety, diagnosa medis dan monitoring lingkungan. SPR merupakan salah satu jenis biosensor optik yang mana sangat sensitif terhadap perubahan indeks bias pada permukaan sensing (Nguyen, 2015). Secara fisika fenomena SPR adalah sebuah metode untuk mengkaji karakteristik bahan. cahaya terpolarisasi (laser) pada permukaan bahan melalui prisma. Surface plasmon (SP) adalah gelombang osilasi elektron bebas yang merambat pada antar muka dua medium yaitu logam dan dielektrik. Saat cahaya terpolarisasi-p yang merambat melalui prisma dan mencapai antar muka prisma- logam dengan sudut datang melebihi sudut kritis, atau dengan kata lain terjadi Attenuated Total Reflection (ATR), pada antarmuka keduanya muncul gelombang yang meluruh secara eksponensial pada arah tegak lurus antarmuka prisma-logam atau disebut sebagai gelombang evanescent yang. Jika ketebalan logam kurang dari 100 nm (untuk cahaya datang dengan panjang gelombang cahaya tampak dan infra merah) maka gelombang evanescent tersebut dapat berpenetrasi melewati logam dan terkopling dengan gelombang SP pada batas logam-dielektrik. Gelombang SP yang terbangkit pada antarmuka logam- dielektrik merambat sejajar arah rambat gelombang evanescent. Gelombang SP memiliki konstanta perambatan yang besarnya dipengaruhi oleh indeks bias udara/cairan di atasnya sementara besar konstanta perambatan gelombang evanescent dipengaruhi oleh sudut datang cahaya dan panjang gelombangnya. Selain itu, metode SPR ini tidak hanya dapat dilakukan pada permukaan lapisan tipis (thin film), namun juga dapat dikembangkan sebagai pendeteksi material dalam bentuk gas, padatan, maupun cairan. Aplikasi dari biosensor berbasis SPR adalah untuk mendteksi genetic gelatin babi dalam industry makanan halal. Pada proses tersebut dilakukan proses hibridasi DNA. Hampir mirip dengan mekanisme swab tes Melihat potensinya yang begitu besar, ke depannya teknologi sensor berbasis SPR dibutuhkan untuk deteksi dan analisis dari zat-zat kimia dan biokimia pada banyak bidang penting meliputi pengobatan, pemantauan lingkungan, bioteknologi, obat dan makanan. Dengan keuggulannya yang bersifat real time, diharapkan teknologi SPR ini dapat memangkas waktu
Seminar II ROSINA WONA-Metode Real Time PCR Spesifik Schistosoma Haematobium Untuk Diagnosa Schistosomiasis Urogenital Dalam Sampel Serum Pada Traveler Internasional Dan Migran.