Makalah ini disusun dan diajukan untuk memnuhi tugas kelompok pada mata
kuliah Manajemen Perbankan Syariah
Disusun Oleh :
PASURUAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat yang Allah anugerahkan kepada kita sehingga
kesehatan badan, iman, dan pikiran tercurahkan kepada kita melalui rahmat-Nya.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Abdussalam, S.E.I,
M.E selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Perbankan Syariah yang
senantiasa membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini. Serta keluarga yang
selalu memberikan dorongan serta kasih sayangnya.
Makalah yang berjudul “Distribusi Bagi Hasil” ini disusun untuk memenuhi
mata kuliah Manajemen Perbankan Syariah. Makalah ini mengulas tentang
prosedur distribusi bagi hasil yang terdapat pada Bank Syariah.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
BAB III 10
PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
hasil dalam revenue sharing dihitung dengan mengalikan nisbah yang
telah disetujui dengan pendapatan bruto. Contoh berikut untuk
mempermudah penjelasan :
4
2. Dalam Alquran Q.S. Al Maidah: 1, Allah Swt, memerintahkan kepada
orang yang beriman untuk memenuhi akad – akadnya.
ِIدIوIُ قI ُعI ْلIِ اI بIاI وIُ فIوIْ َأIاI وIُ نI َمI آIنIَ I يI ِذIَّلI اI اIَ هIُّI َأ يI اIَي
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.”
3. Hadits Rasulullah Riwayat Ibnu Majah dari Ubadah bin Shamid,
riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas, dan Malik dari Yahya: “Tidak boleh
membahayakan diri sendiri dan tidak pula membahayakan orang
lain.”
4. Hadits Rasulullah, riwayat Tarmizi dan Amr bin Auf: “Perdamaian
dapat dilakukan antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat dengan syarat syarat mereka, kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”
5. Kaidah fikih :
a. Pada dasarnya, segala bentuk muamalat boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang mengharamkannya.
b. Dimana terdapat kemaslahatan, disana terdapat hukum Allah Swt.
5
a. Memperbolehkan mudharib untuk menafkahkan Sebagian dari
harta mudharabah, baik dalam keadaan menetap atau bepergian
dengan izin rabbul maal.
b. Besarnya nafkah yang boleh digunakan adalah nafkah yang telah
dikenal para pedagang dan tidak boleh boros.
6
2.4 Cara Perhitungan Distribusi Bagi Hasil di Bank Syariah
Pengumpulan dana yang dilakukan oleh Bank Syariah yang berasal dari
para Nasabah, para pemilik modal atau dana titipan dari pihak ketiga perlu
dikelola dengan penuh amanah dan istiqomah, dengan harapan dana tersebut
mendatangkan keuntungan yang besar, baik untuk nasabah maupun syariah.
Prinsip utama yang harus dikembangkan bank syariah dalam kaitan dengan
manajemen dana adalah bahwa Bank Syariah harus mampu memberikan bagi
hasil kepada penyimpan dana, minimal sama dengan atau lebih besar dari
suku bunga yang berlakudi bank-bank konvensional dan mampu menarik
bagi hasil dari debitur lebih rendah daripada bunga yang berlaku di bank
konvensional. Oleh karena itu upaya manajemen dana bank syariah perlu
dilakukan secara baik. Semakin baik manajemen dana bank syariah akan
menunjukkan kredibilitas kepercayaan masyarakat untuk menyimpan
dananya, sehingga arah untuk mencapai likuiditas bank syariah akan dapat
tercapai.
Keterangan Tabel :
1. Rata – rata sebulan saldo harian (A)
Sumbernya diperoleh dari total saldo dalam 1 bulan dibagi hari bagi hasil
sebenarnya menurut bulan kalender. Misalnya, saldo akhir tanggal 1 =
A1; tanggal 2 = A2; dan seterusnya.
A1 + A2 + A3 + …
Rumus perhitungan =
Jumlah hari dalam sebulan
7
2. Pendapatan
Porsi pendapatan pengelolaan dana mudharabah yang akan
didistribusikan (sebagai unsur pendapatan pada distribusi bagi hasil atau
pendapatan). Pendapatan tersebut berupa:
a. Margin (prinsip jual beli mudharabah, ishtisna’, dan salam).
b. Bagi hasil (prinsip jual beli murabahah, ishtisna’, dan musyarakah).
Rumus perhitungan: Pendapatan per produk (misalnya, tabungan
mudharabah)
8
antara bank dengan para penyandang dana, yaitu nasabah investasi, para
penabung dan para pemegang saham sesuai dengan nisbah bagi hasil yang
diperjanjikan. Berdasarkan kesepakatan mengenai nisbah bagi hasil antara
bank dengan para nasabah tersebut, bank akan mengalokasikan
penghasilannya dengan tahap-tahap sebagai berikut:
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Distribusi bagi hasil merupakan kegiatan perhitungan pembagian usaha
antara shahibul maal dengan mudharib sesuai dengan nisbah yang disepakati
pada awal akad. Bank syariah dapat menerapkan prinsip distribusi hasil usaha
berdasarkan pada pendapatan (revenue) atau berdasarkan pada keuntungan
(profit).
Landasan syariah prinsip distribusi bagi hasil terdapat pada Alquran Q.S.
Al Baqarah: 282, yang berisi tentang perintah Allah jika kita melakukan
transaksi utang piutang untuk jangka waktu yang ditentukan maka kita
diminta untuk menuliskannya. Terdapat juga pada Q.S. Al Maidah: 1 tentang
perintah Allah kepada orang yang beriman untuk memenuhi akad – akadnya.
Dan masih banyak hadits yang menyinggung tentang distribusi bagi hasil.
Pengumpulan dana yang dilakukan oleh Bank Syariah yang berasal dari
para Nasabah, para pemilik modal atau dana titipan dari pihak ketiga Prinsip
utama yang harus dikembangkan bank syariah dalam kaitan dengan
manajemen dana adalah bahwa Bank Syariah harus mampu memberikan bagi
hasil kepada penyimpan dana, minimal sama dengan atau lebih besar dari
suku bunga yang berlakudi bank-bank konvensional dan mampu menarik
bagi hasil dari debitur lebih rendah daripada bunga yang berlaku di bank
konvensional.
10
DAFTAR PUSTAKA
11