Anda di halaman 1dari 4

1.

Permintaan Agregat dan Komponen- Komponen yang Membentuk Permintaan Agregat

Permintaan agregat dapat diartikan sebagai jumlah total permintaan untuk semua jenis barang dan jasa
yang diproduksi pada masa tertentu. (https://vocasia.id)

Permintaan agregat (aggregate demand) adalah nilai seluruh permintaan pada seluruh jenis produk barang
dan jasa yang dibuat dalam suatu periode tertentu. Nilai permintaan yang terdapat di dalam agregat ini
akan dinyatakan dalam wujud nilai keseluruhan yang yang digunakan untuk produk barang dan jasa
tersebut hingga level harga yang lebih spesifik dan pada periode waktu tertentu. (accurate.id)

Dalam dunia ekonomi, terdapat beberapa komponen yang mampu mempengaruhi aggregate demand,
yaitu:

1. Perubahan Suku Bunga


Naik atau turunnya nilai suku bunga mampu mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh setiap
konsumen dan para pebisnis. Menurunnya suku bunga akan berdampak pada menurunnya biaya
pinjaman untuk barang yang berharga, seperti keperluan rumah tangga, kendaraan, dan juga rumah.
Ketika suku bunga sedang rendah, maka perusahaan bisa mengajukan pinjaman dengan suku bunga
yang lebih rendah. Hal ini cenderung akan terjadi peningkatan pada belanja modal.
Sebaliknya, ketika suku bunga meningkat, maka biaya pinjaman untuk perorangan ataupun
perusahaan akan cenderung meningkat juga. Dalam kondisi seperti ini, pengeluaran yang terjadi akan
cenderung menurun atau melambat. Kenaikan harga akan sangat mempengaruhi jumlah pengeluaran.
2. Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Saat pendapatan nasional memang sedang meningkat, maka pendapatan setiap rumah tangga akan
turut meningkat. Di saat seperti inilah permintaan agregat akan turut meningkat. Sebaliknya,
penurunan pendapatan nantinya akan berimbas pada menurunnya jumlah aggregate demand.
Ketika suatu negara masuk ke dalam jurang resesi, maka kondisi tersebut akan sangat berdampak
pada aggregate demand.
Bila masyarakat merasa kondisi ekonomi dalam negerinya sedang aman, maka mereka akan
cenderung belanja lebih banyak yang nantinya akan berdampak pada menurunnya tabungannya.
Namun saat resesi terjadi, maka masyarakat akan cenderung berupaya meningkatkan jumlah
tabungannya.
3. Perubahan Ekspektasi Inflasi
Bila suatu negara sedang mengalami peningkatan laju inflasi, maka umumnya akan terjadi pula
peningkatan harga barang dan jasa dalam negeri. Bila masyarakat merasa negaranya sedang
mengalami inflasi, maka mereka akan melakukan pembelian sebelum harga komoditas menjadi
meningkat tinggi.
Kondisi tersebut akan menyebabkan aggregate demand menjadi meningkat. Sebaliknya, bila
masyarakat merasa harga komoditas akan segera mengalami penurunan dalam waktu yang dekat,
maka mereka akan cenderung menunggu hingga harganya turun. Hal ini akan membuat aggregate
demand menjadi menurun juga.
4. Perubahan Nilai Tukar Mata Uang
Nilai mata uang pun akan turut memberikan dampak besar pada aggregate demand. Bila nilai mata
uang dalam suatu negara sedang anjlok, maka harga barang tentu akan semakin mahal, khususnya
barang impor. Sebaliknya, bila mata uang sedang meningkat, maka harga barang impor pun akan
cenderung lebih murah. Naik turunnya harga ini pun akan turut mempengaruhi nilai aggregate
demand.

Sumber:
 https://vocasia.id/blog/apa-itu-permintaan-agregat/
 https://accurate.id/ekonomi-keuangan/aggregate-demand/#Pengertian_Aggregate_Demand
2.
Diketahui:
Pendapatan (T) = 1.500
Penawaran uang (M) = 750
Laju peredaran uang (V) = 3

Ditanya:
1. Tingkat harga (P), dan
2. Tingkat harga (P) ketika M mengalami kenaikan sebesar 27%

Jawab:
Rumus persamaan peredaran uang adalah MV = PT, sehingga:
1. Menghitung tingkat harga:
MxV = PxT
750 x 3 = P x 1500
2250 = P x 1500
P = 1,5
Maka tingkat harga yang terjadi adalah sebesar 1,5.

2. Menghitung tingkat harga ketika M mengalami kenaikan 27%:


27% x M = 27% x 750 = 202,5
2250 + 202,5 = 2.452,5

MxV = PxT
2452,5 x 3 = P x 1500
7357,5 = P x 1500
P = 4,9046
Maka tingkat harga ketika M mengalami kenaikan 27 yaitu 4,9046.
3. Diketahui:
Tabungan giral Rp200.000.000
Rasio cadangan 25%

Ditanya:
Berapa jumlah tabungan giral yang tercipta?

Jawaban:
Penciptaan uang giral dilakukan oleh bank atas simpanan uang dari nasabah bank. Tabungan giral terbagi
dalam 2 jenis yaitu:
1. Tabungan giral utama yaitu tabungan giral yang didapat bank dari setoran nasabah ke bank umum
atau melalui cek dari bank lain.
2. Tabungan giral derivatif, di mana terciptanya tabungan giral tanpa adanya setoran dana dari
nasabah.

Jumlah Tabungan Giral yang Tercipta = Tabungan giral - (Tabungan giral x Rasio cadangan)
= Rp200.000.000 - (Rp200.000.000 x 25%)
= Rp200.000.000 – Rp50.000.000
= Rp150.000.000

Jadi jumlah tabungan giral yang tercipta yaitu Rp150.000.000.


4. Stabilisator terpasang digunakan untuk mengurangi fluktuasi pendapatan nasional yang
disebabkan oleh perubahan pengeluaran. Kebijakan yang dapat ditempuh oleh Pemerintah jika
stabilisator terpasang tidak dapat menghilangkan fluktuasi tersebut.

Dikutip dari Kompas.com bahwa berdasarkan Investopedia, stabilisator terpasang (automatic stabilizer)
adalah kebijakan fiskal yang dirancang untuk mengimbangi fluktuasi aktivitas ekonomi suatu negara
melalui operasi normalnya tanpa otorisasi tambahan dan tepat waktu oleh pemerintah atau pembuat
kebijakan. Automatic stabilizer bersifat cepat, juga dinamis, dan seperti namanya terjadi secara otomatis.
Automatic stabilizer berkaitan langsung dengan pajak dan APBN negara. Disadur dari Khan Academy,
ketika perekonomian sedang mengalami penurunan, pajak penghasilan yang diterima negara juga akan
menurun karena penghasilan masyarakat berkurang. Namun, disaat bersamaan belanja negara meningkat.
Sedangkan, ketika ekonomi mengalami ekspansi, pajak akan meningkat dan dibarengi dengan
pengeluaran pemerintah yang berkurang.
Menteri Keuangan juga menambahkan yang dimaksud dengan automatic stabilizer yaitu ketika ekonomi
masyarakat sedang sulit, maka pemerintah akan membantu dengan cara menambah APBN untuk
membantu pemulihan ekonomi masyarakat. Adapun ketika ekonomi dirasa telah pulih atau membaik,
maka APBN akan menurun kembali ke besaran normalnya. Besar APBN yang fleksibel dan relatif
terhadap ekonomi rakyat tersebutlah yang membantu stabilitas juga kesehatan ekonomi negara. Pada saat
ekonomi mengalami kontraksi (menurun), APBN dianggarkan untuk membantu masyarakat, melakukan
pelayanan masyarakat, juga meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk membantu negara bertahan
dari krisis ekonomi yang melanda. Namun ketika ekonomi membaik, APBD akan kembali dipangkas.
Analogi sederhana dari automatic stabilizer adalah ketika seseorang sakit, ia akan izin bekerja dan gajinya
dipotong sehingga pendapatannya juga berkurang. Namun disaat yang bersamaan ia akan lebih banyak
membelanjakan uangnya untuk pengobatan supaya tubuhnya kembali sehat. Lalu ketika orang tersebut
telah sehat atau stabil, ia akan kembali bekerja. Pendapatannya akan kembali meningkat, dan pengeluaran
berlebih akibat sakit akan kembali dipangkas menjadi pengeluaran bulanan normalnya kembali
Berdasarkan soal, dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang dapat ditempuh oleh pemerintah jika
stabilisator terpasang tidak dapat menghilangkan fluktuasi tersebut yaitu melalui Kebijakan Fiskal.
Kebijakan adalah suatu langkah dan rangkaian konsep atas asas yang menjadi pedoman dan dasar suatu
pemerintahan. Pemerintah memiliki suatu kebijakan yang dapat ditempuh dan diambil untuk mengatasi
berbagai hal dan permasalahan yang ada di dalam suatu negara tertentu. Kebijakan tersebut disesuaikan
dengan permasalahan yang ada. Dalam mengambil kebijakan harus memperhatikan berbagai faktor dalam
negara.

Sumber:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/30/220406569/apa-itu-automatic-stabilizer-dalam-
perekonomian

Anda mungkin juga menyukai