Anda di halaman 1dari 11

Modul

Ke:

13
MANAJEMEN KEUANGAN
Pengelolaan Kas
Cash Management, Account
Receivable Management
Sri Anjarwati, SE, M.Ak, CSRS
0857 8005 4000
email: anjarjani1joss@gmail.com
Fakultas : Program Studi:
Bisnis dan Ilmu Sosial Akuntansi
CASH MANAGEMENT
Pengelolaan Uang Kas

 Kas adalah asset perusahaan yang paling likuid.


 Pengelolaan kas didasarkan pada 3 motif, yaitu: motif
transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi.
 Motif transaksi meliputi pendanaan kegiatan operasional.
 Motif berjaga-jaga berkaitan dengan penyediaan minimum
safety cash balance (persediaan kas pengaman).
 Motif spekulasi berkaitan dengan investasi likuid pada
marketable securities (sekuritas likuid atau efek).
Kas
 Kas terdiri dari mata uang (currency), giro, dan rekening
koran di bank (bank deposits) yang jatuh temponya di
bawah satu tahun.
 Perlu diperhatikan, kas bukan merupakan persediaan
barang dagangan, piutang, tanah ataupun bangunan
yang kita miliki. Memang hal-hal tersebut bisa dijadikan
uang namun biasanya akan membutuhkan waktu, yang
kadang kala memakan waktu cukup lama. . Sering kali
karena terdesak oleh kebutuhan uang atau kas yang
cukup besar, sementara di sisi lain uang / kas di tangan
tidak mencukupi untuk berbagai keperluan seperti untuk
membayar gaji karyawan, membayar pemasok barang,
membayar utang bank, dan lain sebagainya
Motif Kas
1. Motif transaksi
Motif transaksi juga untuk menjalankan kegiatan utamanya seperti
pengadaan kebutuhan proses produksi dan kegiatan pemasaran
2. Motif berjaga-jaga, Motif berjaga-jaga (precautionary motive) yaitu
kebutuhan dana untuk guna mengatasi fluktuasi dana dan memenuhi
permintaan kas yang sifatnya tidak terduga. Kebutuhan untuk berjaga-
jaga ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
Tingkat ketepatan dalam meramalkan aliran kas masuk dank as
keluar
Kemampuan perusahaan untuk mempunyai akses kuat ke sumber
dana eksternal.
3. Motif spekulasi Motif transaksi
Motif spekulasi (speculative motive) yaitu kebutuhan
dana untuk memperoleh profit yang lebih besar dari
memiliki atau menginvestasikan kas dalam bentuk
investasi yang sangat likuid. Sebagai contoh Investasi
pada sekuritas (surat berharga), apabila tingkat bunga
diperkirakan turun maka perusahaan akan merubah
kas yang dimiliki menjadi saham dengan harapan
harga saham akan naik apabila memang semua
pemodal berpendapat bahwa suku bunga akan (dan
mungkin telah)turun
CASH MANAGEMENT
Model Pengelolaan Kas
 Model Baumo.l Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa
kebutuhan kas dalam suatu perusahaan mirip dengan
pemakaian persediaan
 Dalam manajemen persediaan ada biaya pesan yang
dibayarkan setiap melakukan pemesanan dan biaya
simpan untuk bahan bahan yang dibeli.
 Dalam manajemen kas biaya pesan berupa biaya komisi
pedagang efek yang dikeluarkan untuk merubah sekuritas
menjadi uang kas, dan biaya simpan berupa hasil bunga
yang hilang karena perusahaan menyimpan uang tunai
yang besar.
 Dalam manajemen kas perlu ditentukan berapa surat
berharga yang harus dijadikan uang tunai pada setiap
saldo kas mendekati nol. Model Baumol mengasumsikan
bahwa pemakaian kas selalu konstan
CASH MANAGEMENT
Model Pengelolaan Kas

 Model Boumol
Model ini menggunakan pendekatan persediaan. Dalam hal ini
persediaan sekuritas yang dapat segera dikonversi menjadi kas.

Rumus: Q = √ 2oDi
◼ o adalah biaya transaksi konversi sekuritas
◼ D adalah kebutuhan kas selama satu tahun
◼ i adalah tingkat return sekuritas
CASH MANAGEMENT
Model Pengelolaan Kas

 Model Miller dan Orr


Model ini didasarkan pada kondisi penerimaan dan pengeluaran kas yang bersifat
i
random. Dalam hal ini perlu ditetapkan batas atas dan batas bawah saldo kas.
◼ Jika saldo kas melebihi batas atas, maka sebagian kas perlu dikonversi
menjadi sekuritas.
◼ Jika saldo kas mencapai atau lebih rendah daripada batas bawah, maka
perusahaan harus segera menjual sekuritas guna meningkatkan saldo kas ke
batas aman.
◼ Rumus: z = [ 3oσ2 ]1/3
4i
o adalah biaya tetap untuk melakukan transaksi
σ2 adalah variance arus kas masuk bersih harian
i adalah tingkat return atau bunga harian investasi pada sekuritas
CASH MANAGEMENT
Contoh Kasus Pengelolaan Kas
PT Sepha memiliki arus pengeluaran kas yang relatif stabil dengan rata-rata per bulan
sebesar Rp 90.000.000,- dengan sumber dana dari pinjaman Bank Patrio dengan bunga 12%
per tahun. Apabila uang tersebut dibelikan sekuritas, akan menghasilkan return 1.5% per bulan
atau 18% per tahun. Perusahaan memiliki minimum safety cash balance (MSCB) sebesar Rp
7.500.000,- (batas bawah). Biaya setiap kali traksaksi (membeli atau menjual) sekuritas adalah
sebesar Rp 60.000,-. Namun demikian pihak Bank mensyaratkan agar PT Sepha memiliki
MSCB Rp 15.000.000,-. Jika syarat ini dilanggar maka pihak bank akan mendenda PT Sepha
dengan tambahan bunga 1% di atas bunga pinjaman semula.
Pertanyaan:
 Berapakah nilai sekuritas yang seharusnya dijual setiap kali transaksi?
 Berapakah saldo kas rata-rata PT Sephia?
 Apa yang sebaiknya dilakukan oleh PT Sephia dalam menanggapi ketentuan bank?
CASH MANAGEMENT
Jawaban Kasus PT Sepha

 Q= √ 2 x 60.000 x 90.000.000 = Rp 26.832.816,- (dibulatkan)


0,015
Nilai sekuritas yang seharusnya dijual setiap kali transaksi adalah Rp 26.832.816,-
 Saldo Kas Rata-rata = Q/2 + MSCB = 26.832.816/2 + 7.500.000 = Rp 20.916.048,-
 Jika perusahaan meningkatkan saldo kas dari Rp 7.500.000,- menjadi Rp 15.000.000,-
berarti perusahaan mengeluarkan biaya ekstra 12% x Rp 7,5 juta = Rp 900.000,-
Jika perusahaan tidak meningkatkan saldo kas, maka akan menanggung denda sebesar
0,01 x Rp 90.000.000,- = Rp 900.000,-
Mengingat sama besarnya antara biaya tambahan saldo dan biaya denda, perusahan bebas
memilih salah satu dari keduanya. Namun demikian, demi menjaga hubungan baik dengan
pihak bank, perusahaan sebaiknya menambah saldo kas menjadi Rp 15.000.000,-
Terima Kasih
Sri Anjarwati, SE, M.Ak, CSRS

Anda mungkin juga menyukai