Anda di halaman 1dari 2

Pilar Utama : Solidaritas dan Profesionalisme

"Kerja sama tim sangat penting dan hampir tidak mungkin bagi kamu untuk mencapai
kemampuan tertinggi dan mendapatkan tujuan yang kamu inginkan tanpa menjadi sangat
baik dalam sebuah tim." merupakan salah satu ungkapan oleh Brian Tracy yang saya jadikan
cerminan selama berorganisasi dan menjalani kehidupan sehari-hari. Semenjak duduk di
bangku sekolah menengah atas, saya menyadari bahwa roda kehidupan tidak dapat berjalan
tanpa adanya interaksi dan kerjasama, terutama pada saat berorganisasi. Pada saat menjabat
sebagai sekretaris bidang OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), saya mulai belajar
mengenai pentingnya “solidaritas dan profesionalisme”. Kemudian, setelah saya diangkat
sebagai salah satu struktur inti di ekstrakulikuler yang saya ikuti, saya meyakini betapa
penting dan krusial-nya kedua unsur tersebut dalam berorganisasi. 

Berbicara tentang “solidaritas” sudah tidak terdengar asing bagi kita, apalagi bagi mereka
yang tergabung dalam sebuah komunitas atau organisasi. Namun, tidak sedikit individu yang
tidak mengetahui, bahkan menyepelekan arti solidaritas. Mengapa rasa solidaritas begitu
penting dalam suatu organisasi, kelompok atau komunitas? Karena solidaritas sangatlah
berkaitan erat dengan yang namanya kebersamaan dan kata “bersama” sendiri telah
membawa arti keterikatan yang dibentuk oleh pertemanan, bukan hanya pekerjaan biasa atau
hubungan profesional biasa. Untuk memperoleh solidaritas yang tinggi, maka selayaknya
seluruh keputusan yang akan diambil ditentukan secara kekeluargaan, diikuti dengan kegiatan
yang dilakukan demi kepentingan bersama.

Berdasarkan pengalaman yang saya miliki, “profesionalisme” selalu diiringi oleh komunikasi
dan dedikasi, dimana komunikasi yang baik akan terbentuk apabila seluruh bagian dari
organisasi tersebut dapat memahami perannya dengan baik, serta dapat memahami kondisi
dan keadaan satu sama lain dengan baik. Sedangkan dedikasi ditunjukkan dengan manajemen
waktu, tenaga, serta pikiran demi mencapai tujuan bersama. Dalam menjalankan sebuah
pekerjaan atau tugas dalam organisasi seseorang dituntut untuk bersikap professinal dan
mengedepankan kepentingan organisasi dibanding kepentingan pribadi. sehingga proses
pembentukan karakter dari lingkungan organisasi ini sangat mempengaruhi keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh anggota dari suatu organisasi. Salah satu hal yang sangat
penting di dalam sebuah organisasi adalah kebersamaan dari setiap anggota dan pimpinannya
yang akan sangat menentukan kemajuan dan perkembangan organisasi.

Petinggi dari sebuah organisasi terkadang kesulitan untuk bersikap professional terhadap
anggota organisasi lainnya dikarenakan kedekatan personal yang mereka miliki. Hal ini
disebabkan karena ketidakmampuan dari para petinggi organisasi untuk melakukan
pendekatan kritis terhadap para anggotanya dan ini telah menjadi hal yang lumayan lumrah.
Sebelumnya kita harus mengetahui bahwa kunci utama dari manajemen kerjasama dengan
tim adalah hubungan (relationship) itu sendiri. Terutama hubungan antara seorang atasan
dengan orang yang bertanggung jawab secara langsung dibawahnya. Berdasarkan buku yang
berjudul Radical Candor karya kim scott bentuk pendekatan yang ideal bagi seorang
pemimpin adalah keterusterangan yang berprinsip. Orang yang memiliki sifat ini dapat
bersifat kritis terhadap rekannya tanpa melibatkan hubungan personal dalam prosesnya,
kritiknya diutarakan secara professional dan sehat serta murni bertujuan untuk
mengembangkan rekannya.
Profesionalisme ini harus diseimbangkan dengan kekeluargaan dalam suatu organisasi,
keduanya haruslah seimbang dan tidak berat sebelah. Sifat kekeluargaan ini nantinya akan
menimbulkan perasaan senasib dan seperjuangan yang akan memperkuat rasa solidaritas
antar sesama anggota organisasi. Solidaritas dan profesionalisme inilah yang merupakan pilar
utama berdirinya sebuah organisasi. Keduanya harus didirikan bersama dan tidak dapat
berdiri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai