Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dewi Puspita

NIM :1605111392

Jurusan :Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Riau

 Pentingnya Organisasi

Organisasi diartikan sebagai “sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu
dikatakan organisasi adalah wadah kegiatan dari pada orang-orang yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan”. Organisasi ini sudah dibentuk susunan dan prosedur kerja yang jelas biasanya
ditandai dengan ditunjuknya seorang pemimpin dalam organisasi tersebut (Handajaningrat,
1983). Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif
lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi,
mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, serta didirikan untuk mencapai tujuan bersama
atau satu set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan utama menjadi seorang
mahasiswa adalah belajar di kelas dan berlomba untuk mendapatkan nilai akademik yang baik.
Pemikiran sempit terkadang masih santer terdengar di kalangan mahasiswa dengan berargumen
bahwa menjadi mahasiswa tujuan utama adalah kuliah dan mencari ilmu di kelas, selalu
mengerjakan tugas dan menghasilkan IPK yang baik. Benar bahwa mencari nilai akademik
merupakan tujuan utama, namun kebanyakan mahasiswa lupa ada hal lain yang juga sama
penting yaitu bagaimana caranya bersosialisasi dengan orang lain. Mau tidak mau menjadi
seorang mahasiswa harus bisa beradaptasi dan membiasakan diri untuk memiliki rasa sosial yang
tinggi terhadap lingkungan karena nantinya di dunia kerja akan sangat dibutuhkan. Menjadi
seorang mahasiswa bukanlah hal mudah karena banyak tugas yang harus di selesaikan dengan
tepat waku.

Sebagai seorang mahasiwa tidak hanya sebatas menjalankan tugas kuliah dan aktifitas
pembelajaran saja. Menjadi mahasiswa jangan hanya sebatas mahasiswa biasa yang hanya
mengerti kuliah-pulang, kuliah-pulang yang biasa disebut kupu-kupu. Kita harus mengikuti arus
pergaulan kampus, tentunya pergaulan yang memberikan dampak positif bagi perkuliahan kita.
Di kampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa sosial yang tinggi. Itu
semua bisa diwujudkan dengan bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus.
Disana kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu memberikan dampak yang baik di lingkungan
kampus. Kita harusnya bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan kita yang lain maupun junior yang
akan bergabung nantinya.Dalam berorganisasi maka seorang mahasiswa akan memperoleh
kemampuan lain yang dibutuhkan dalam pengembangan diri individu seperti softskill, team
work, dan kemampuan berkomunikasi untuk mencapai tujuan organisasi. Mengikuti kegiatan
organisasi dapat membuat mahasiswa lebih percaya diri berbicara di depan umum dan
menyampaikan pendapat. Dengan mengikuti organisasi juga banyak mendapat pengalaman yang
luas tidak hanya di ruang lingkup jurusan saja. Bagi mahasiswa yang belum menemukan jati
dirinya sebagai seorang mahasiswa, maka berusahalah untuk bergabung dengan organisasi yang
ada di kampus. Semua itu akan berguna untuk kelangsungan perkuliahan dan mampu menjalin
persahabatan antara sesama mahasiswa di kampus. Janganlah menjadi mahasiswa seperti batu
yang terselip dalam pondasi, yang hanya bertahan pada satu tempat berdiam. Tergabung dalam
sebuah organisasi mahasiswa tidaklah hanya mendaftarkan biodata saja, namun keikutsertaan
dalam kontribusi dan partisipasi dalam organisasi juga diperlukan. Saat seorang mahasiswa
memiliki tanggung jawab suatu jabatan dalam organisasi misalnya menjadi leader atau ketua
divisi maka mahasiswa dituntut untuk dapat memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang
diberikan. Dengan hal tersebut, maka mahasiswa akan dapat meningkat kemampuan komunikasi,
menambah kenalan, pengalaman, pengetahuan serta pemecahan masalah. Organisasi menjadi
tempat para mahasiswa untuk berkumpul dan bertukar pikiran serta bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Organisasi bisa untuk melatih diri dimulai dari
mengeluarkan pendapat pada lingkup kelompok kecil hingga nantinya berhubungan antar
organisasi dan berakhir kepada masyarakat jika mengadakan suatu kegiatan yang juga
melibatkan masyarakat secara umum. Selain itu hal yang paling penting bisa didapatkan yaitu
bagaimana bersikap untuk peduli terhadap orang lain, ini merupakan satu hal kecil yang
terkadang sulit untuk dilakukan orang lain.

Mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan cenderung memiliki kemampuan


untuk berkomunikasi dan menyampaikan pendapat secara efektif, serta memiliki keberanian
yang lebih untuk mengambil resiko dan bertindak. Menurut Wijaya (2013), komunikasi
merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat berhubungan satu
sama lain dalam kehidupan sehari-hari dimanapun manusia itu berada. Komunikasi dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana sampai cara yang kompleks. Sementara menurut Bungin
(2006), komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pendapat dari
setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Dalam
konteks organisasi, pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi di
dalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh anggota
organisasi, atau bagaimana anggota organisasi mencoba menyampaikan keluhan kepada
pimpinan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tecapai sesuai dengan
hasil yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan aspek yang penting
dalam suatu organisasi.

 Konsep dan Karakteristik Organisasi


Definisi di atas juga menegaskan bahwa secara umum organisasi mempunyai lima
karakteristik utama, yakni (1) unit/entitas sosial, (2) beranggotakan minimal dua orang, (3)
berpola kerja yang terstruktur, (4) mempunyai tujuan yang ingin dicapai, dan (5) mempunyai
identitas diri. Penjelasan masing-masing karakteristik sebagai berikut:
1. Unit/Entitas Sosial
Organisasi adalah rekayasa sosial hasil karya manusia (man-made) yang bersifat
tidak kasat mata (intangible) dan abstrak sehingga organisasi sering disebut sebagai
artificial being.Karena sifatnya tersebut, organisasi dengan demikian lebih merupakan
realitas sosial ketimbang sebagai realitas fisik.Meski bukan sebagai realitas fisik, bukan
berarti bahwa organisasi tidak membutuhkan fasilitas fisik. Fasilitas fisik, seperti gedung,
peralatan kantor, ataupun mesin-mesin, masih tetap dibutuhkan (meski tidak harus
dimiliki) karena dengan fasilitas fisik inilah sebuah organisasi bisa melakukan
kegiatannya.
Di samping itu, dari fasilitas fisik ini pula, orang luar mudah mengenali adanya
entitas sosial. Meski begitu, tidak berarti pula bahwa hanya dengan semata-mata merujuk
pada keberadaan fasilitas fisik kita bisa mendefinisikan adanya sebuah organisasi.
Sebagai contoh, sebelum ditutup pemerintah, Bank BHS bisa disebut sebagai organisasi
karena merupakan realitas sosial. Namun, setelah itu, meski gedung-gedungnya masih
berdiri megah dan logo BHS masih menempel di gedung tersebut, Bank BHS sebagai
realitas sosial sudah berakhir dan yang tinggal hanyalah realitas fisik yang tidak lagi bisa
disebut sebagai organisasi.

2. Beranggotakan Minimal Dua


Orang Sebagai hasil karya cipta manusia, organisasi bisa didirikan oleh seseorang
yang mempunyai kemampuan, pengetahuan, dan sarana lainnya. Kadang-kadang juga
didirikan oleh dua orang atau lebih yang sepakat dan mempunyai ide yang sama untuk
mendirikan organisasi.
Tanpa melihat siapa yang mendirikan atau berapa pun banyaknya pendiri sebuah
organisasi, yang pasti manusia dianggap sebagai unsur utama dari organisasi. Tanpa
keterlibatan manusia, sebuah entitas sosial tidak bisa dikatakan sebagai organisasi.
Bahkan, secara ekstrem bisa dikatakan bahwa tidak ada satu pun organisasi yang tidak
melibatkan manusia dalam kegiatannya. Artinya, keterlibatan manusia dalam organisasi
adalah sebuah keharusan. Istilah populernya adalah organization is by people for people
—organisasi didirikan oleh manusia untuk kepentingan manusia.

3. Berpola Kerja yang Terstruktur


Prasyarat bahwa organisasi harus beranggotakan minimal dua orang menegaskan
bahwa berkumpulnya dua orang atau lebih belum dikatakan sebagai organisasi manakala
berkumpulnya dua orang atau lebih tersebut tidak terkoordinasi dan tidak mempunyai
pola kerja yang terstruktur.Sebagai contoh, ketika terjadi kebakaran di sebuah kampung,
biasanya para tetangga secara sukarela membantu memadamkan kebakaran tersebut.
Ada di antara mereka yang mengambil air, menyelamatkan barang-barang dari
amukan api, menolong orang dari jebakan api, menyiramkan air ke tempat yang terbakar,
atau bahkan ada sebagian orang yang hanya melihat kejadian dan mungkin ada wartawan
yang meliput kejadian tersebut. Berkumpulnya beberapa orang tetangga dalam kaitannya
dengan upaya mereka untuk memadamkan kebakaran belum cukup untuk mengatakan
bahwa kegiatan tersebut adalah organisasi, paling tidak karena mereka sekadar bekerja
bersama-sama, bukan bekerja sama dengan pola kerja yang terstruktur.
4. Mempunyai Tujuan
Organisasi didirikan bukan untuk siapa-siapa dan bukan tanpa tujuan.Manusia
adalah pihak yang paling berkepentingan terhadap didirikannya sebuah
organisasi.Organisasi didirikan karena manusia sebagai mahluk sosial sukar untuk
mencapai tujuan individualnya jika segala sesuatunya harus dikerjakan sendiri.
Kalau dengan bekerja sendiri, tujuan individual tersebut bisa dicapai, tetapi akan
lebih efisien dan efektif jika cara pencapaiannya dilakukan dengan bantuan orang lain
melalui sebuah organisasi. Artinya, didirikannya sebuah organisasi bertujuan agar
sekelompok manusia yang bekerja dalam satu ikatan kerja lebih mudah mencapai
tujuannya ketimbang mereka harus bekerja sendiri-sendiri.

5. Mempunyai Identitas Diri


Ketika sepotong besi dipadukan dengan besi lain, perpaduan besi tersebut bisa
menjadi sebuah mesin yang berbeda dengan mesin lainnya. Jika beberapa suara di-
aransir, jadilah sebuah lagu yang berbeda dengan lagu lainnya.Demikian juga jika
sekelompok manusia diorganisasi untuk melakukan kegiatan, jadilah sekelompok
manusia tersebut sebagai entitas sosial yang berbeda dengan entitas sosial lainnya.

 Bentuk Komunikasi dalam Organisasi


1. Komunikasi internal.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-
anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara
pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini
bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi
bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media
nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke
atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada
pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan
bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb.
kepada pimpinan.
b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari
karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi
ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir
antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan,
pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk
menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun
semangat kerja dan kepuasan kerja.

2. Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak di luar organisasi.Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak
dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri.Yang dilakukan
sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting
saja.Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik.
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan
umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa
memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau
majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.

 Rancangan Organisasi Paguyuban


1. Visi dan Misi
Rancangan organisasi paguyuban yang baik dimulai dari visi misi yang baik pula,
karena visi misi merupakan tujuan utama yang ingin dicapai dalam suatu organisasi. Visi
tersebut berupa “Membentuk Karakter Beswan yang Berkarakter, Kreatif dan
Bersinergi”. Untuk mecapai visi tersebut maka dirumuskan misi untuk medukung
tercapainya visi organisasi tersebut. Misi tersebut yakni membangun kerjasama yang
kokoh antar pengurus paguyuban, menumbuhkan sikap kepedulian dan pengabdian
terhadap keilmuan dan pengajaran, meningkatkan kreatifitas prestasi, dan menjadi wadah
untuk memiliki karakter yang bertanggung jawab, sinergi dalam peran membangun
Indonesia. Sehingga tujuan dari paguyuban karya salemba empat yaitu menjadikan
mahasiswa memiliki karakter dan sikap nasionalis yang dapat berperan dalam
pembangunan kemajuan Indonesia.

2. Tujuan/ Sasaran Paguyuban


Paguyuban sebgai wadah kita dalam menjalin dan mempererat tali persaudaraan antar
penerima beasiswa dengan penerima beasiswa yang lainnya, meskipun tidak dalam satu
perguruan tinggi yang sama.

3. Struktur organisasi
Struktur organisasi yang ingin dirancang yakni dipimpin oleh Ketua dan Wakil
Ketua Paguyuban yang kemudian akan dibantu oleh Struktur inti lainnya seperti
sekretaris umum dan bendahara umum. Selain itu, maka akan dibentuk divisi-divisi yang
dapat membantu menjalankan kegiatan organisasi. Rancangan divisi yang dibentuk
seperti divisi kesekretariatan, divisi penelitian dan pengembangan, divisi ragam, divisi
wirausaha, divisi pengembangan masyarakat, dan divisi komunikasi dan informasi.
Rancangan program kerja yang akan dilaksanakan terbagi atas program kerja wajin dan
program kerja tambahan. Program kerja yang akan dibentuk melalui kesepakatan dan
musyawarah antar anggota serta demisioner. Sehingga hasil musyawarah tersebut akan
dipilih program kerja yang layak dijalankan oleh setiap anggota organisasi paguyuban
karya salemba empat. Program kerja yang dijalankan tidak luput dari nilai-nilai yang
termakub dalam visi yang telah dibentuk.

4. Menurut saya, program kerja yang tepat dan sesuai untuk dilaksanakan ialah program
keja yang sesuai dengan visi dan misi dari yayasan ataupun paguyuban itu sendiri yang
ditinjau dari tingkat kemampuan dan bakat para anggota organisasi tersebut. Tidak perlu
terlalu banyak program kerja apabila dalam pelaksanaannya tidak bisa maksimal dan
tidak sesuai dengan kemampuan dan bakat dari pada anggota paguyuban itu sendiri.
Alangkah lebih baiknya kerja cerdas. Mencapai sesuatu berdasarkan jalan nya sendiri
tanpa harus memaksakan keadaan.
DAFTAR PUSTAKA

Handajaningrat, S. 1983. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Gunung Agung,
Jakarta.

Joesoef. 1978. Tinjauan Teoritis Tentang Organisasi Kemahasiswaan. Salemba, Jakarta.

Wijaya, I, S. 2013. Dinamika komunikasi organisasi di perguruan tinggi. Jurnal Dakwah Tabligh.
14 (2) : 203-215.

http://repository.ut.ac.id/4581/1/EKMA5101-M1.pdf

https://www.kompasiana.com/humaeroh/54f959fea333113c078b4c49/pentingnya-organisasi-
bagi-mahasiswa

http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari-diklat/pemula/organisasi/Petunjuk%20Berorganisasi.pdf

https://2011perikananb.wordpress.com/2014/03/25/kelompok-8-komunikasi-organisasi-dan-
kepemimpinan/

Anda mungkin juga menyukai