Anda di halaman 1dari 9

Ambil Kembali

Pada abad pertengahan, ada sebuah kerajaan Zianjang, kerajaan


tersebut terkenal akan kemakmurannya yang dipimpin oleh sebuah raja yang
adil dan bijaksana. Raja adalah orang yang cinta damai dan tidak menyukai
peperangan, ratu telah tiada selir pun tidak ada, satu-satunya yang dia punya
hanyalah sang putri yang cantik jelita dengan mata biru sebiru laut, rambut
coklat pirang, bermata bulat seperti boneka, dan hidup penuh kemewahan
Bernama Yona. Walau ibunya sudah tidak ada disisinya, sepupunyalah satu-
satunya yang menemaninya dan memberinya kasih sayang petunjuk, dan Yona
pun dengan mudah berterus terang, yang membuatnya menyukai sepupunya
tersebut, setiap kedatangannya selalu dinanti oleh Yona. Di suatu hari di
Zianjang diadakan pesta besar, untuk merayakan salah satu hari besar, dan
saat itu sepupu Yona berkunjung ke kediamannya. Di awal kedatangannya dia
memberikan hadiah pada Yona, yang membuat Yona semakin terkesima. Di
malam harinya, dingin mencekam , suara hening tanpa bergeming satu jankrik
pun dan satu rantingpun yang bergeser, Yona seketika ingin menemui ayahnya
di kediaman ayahnya, di sepanjang perjalanan penuh kesunyian ditengah
kesendirian Yona saat itu, jalan yang dilelaui terasa Panjang tidak seperti
biasanya, Ketika tiba di depan pintu, kemudian membuka pintu, Yona tertegun
membeku bagaikan patung es dingin yang pucat, alangkah terkejutnya dia,
melihat didada ayahnya tertancap sebuah pedang Panjang tajam yang pada
bagian ujungnya dupegang oleh sepupunya sendiri, melihat Yona masuk dalam
kediaman tersebut, membuat sepupunya memerintahkan penangkapan Yona,
tanpa mengatakan sepatah katapun, dengan air mata yang bercucuran Yona
langsung lari meninggalkan kediamannya yang kaya akan kenangan.Tapi apalah
daya bagi seorang gadis kecil yang masih naif, yang bisa dilakukannya untuk
saat itu hanyalah lari, lari tanpa arah dan tujuan membawanya pergi kehutan
Dilain sisi, di desa Hao, yang terkenal dengan desa yang sangat terkenal
akan kekayaan dan kemakmurannya. Desa tersebut dipimpin oleh seorang
pemimpin bijaksana lagi baik hati Bernama Holan, Holan memiliki seorang istri
dan seorang anak, itulah yang masyarakat ketahui tentang dirinya. Namun ada
kisah kelam dibalik keterkenalan desa ini, desa itu dapat menjadi sangat
Makmur karena perjanjian dan pengorbanan yang dibuat Holan. Holan
melakukan perjanjian dengan para iblis dengan mengorbankan anaknya
sendiri. Hal ini dilakukan karena kekhawatiran Holan akan keadaan desa yang
memprihatinkan. Alhasil anak pertamanya lahir dengan keadaan cacat, tidak
bertangan, berkaki, hidung, telinga ,mulut dan mata. Kemudian Holan
memerintahkan membuang anak itu kesungai. Tapi karena kehendak tuhan ,
anak itu ditemukan seorang mantan prajurit lagi pengrajin. Melihat keadaan
anak itu yang hanya tulang yang dibungkusi kulit merah yang tipit, dengan
pembuluh darah yang dapat terlihat, namun bayi tersebut masih hidup, alhasil
pengrajin ini merawatnya hingga ia tumbuh cukup dewasa, memberikan kaki
dan tangan buatan, mata telinga dan wajah buatan. Dia juga mengajari cara
menjalani hidup didunia lepas dengan mengajarkan cara mencari dan
mengolah makanan, seni berpedang,dan sebagainya. Hari semakin berlalu, usia
semakin layu, dan untuk kelangsungan hidup anak tersebut yang diberi nama
Qing, pengrajib itu melepaskan Kawo untuk pergi mengembara mencari ilmuan
medis hebat yang bisa membantunya memperbaiki kecacatan sekaligus
mencari orang tuanya yang sebenarnya.
Qing menuju ke hutan dan terus berjalan ke utara tanpa tujuan apapun.
Perlu diingat walau Qing tidak bisa melihat dia memiliki penglihatan bagaikan
mata batin yang bisa melihat warna roh semua hal yang ada di dunia. Ditengah
perjalanannya menyusuri hutan belantara, ia melihat 2 roh berwarna putih
yang berartikan suci dihimpit oleh roh berwarna hijau yang artinya itu adalah
benda yang sangat besar. Tanpa berpikir dua kali, Qing menghancurkan roh
berwarna hijau tersebut itulah yang terlihat di sisi Qing.Di sisi yang berlawanan
yang dimaksudkan yaitu sisi orang yang ditolong, dua orang tersebut merasa
sangat tertolong, salah satu yang terhimpit adalah orang tua yang sudah
keriput Bernama kakek Sam. Dan satu lagi adalah Yona. Yona bertemu dengan
pak Sam , Ketika Yona sedang berjalan di tengah hutan, ia mendengar suara
minta tolong dari arah barat daya, segera Yona pergi kesumber suara dan
melihat seorang kakek-kakek terjebak disebuah lubang yang cukup dalam yang
dijadikan jebakan untuk berburu, dengan segera yona membuat tali dari akar
pepohonan dan membantu kakek-kakek tersebut, sambil berjalan Bersama
berbincang-bincang, tiba-tiba ada pohon yang runtuh yang diakibatkan
perkelahian antara pemburu dengan seekor gajah dan pohon tersebut
menimpa mereka berdua, walau tidak terhimpit secara total, tapi mereka
masih tidak bisa melepaskan diri, hingga datanglah Qing.
Dengan sekali lihat kakek itu tahu bahwasannya semua yang ada
dibadan Qing adalah palsu alias buatan. Melihat keadaan Qing yang
memprihatinkan dan si kakek juga tau penyebab Qing bisa seperti itu, karena
berpuluh Tahun yang lalu dia juga menemukan kasus yang sama persis tetapi
yang mengalami hal yang sama memilih mengakhiri hidupnya karena beban
hidup yang berat, melihat Qing masih bisa berdiri tegap dan sebagai bentuk
balas budi kakek tersebut mengobati pada bagian mata telinga dan mulut . Dan
untuk pemulihan dibutuhkan waktu yang sangat lama yaitu mencapai 3
minggu. Selama 3 minggu Yona selalu merawat dan memperhatikan
perkembangan tubuh Qing dengan sangat baik. Di minggu ketiga tersebut
Ketika Qing membuka mata pertama kali, dia berteriak hingga mengejutkan
kakek dan Yona, mereka bergegas menuju tempat Qing, dan disana trlihat
Qing yang sedat menutup kedua telinganya dan berteriak serta dengan mata
masih terpejam, kakek tidak terkejut melihat hal itu, kakek memberikan
pemahaman pada Yona terhadap apa yang terjadi tersebut. “nak tidak usah
terkejut melihat kejadian seperti ini, ini lumrah baginya karna seumur hidup ia
tidak pernah melihat, mendengar ataupun berbicara” dan Yona bertanya
Kembali “lantas bagaimana dia bisa menyelamatkan kita waktu itu?” kakek
menjawab lagi “dengan mata yang diberikan oleh illahi kepada orang-orang
tertentu sepertinya” Mendengar hal tersebut Yona membantu Qing terbiasa
dengan suara dengan menyanyikan lagu-lagu merdu setiap saatnya,
mendengar suara merdu Yona bagaikan berbagai unsur alam yang menyatu
menjadi melody yang saling berjalan mendampingi yang membuat telinga yang
mendengarkanpun terpesona dan menenangkan batin dan pikiran. Hanya
butuh 2 hari Qing membuka mata dan telinganya dan melihat siapa yang
bernyanyi seindah itu. Untuk pertama kalinya dia berkata “I….i….indah se…se…
kali”Yona terharu mendengar hal tersebut, Yona membalas “ benarkah?aku
piker itu biasa saja” (sambil tersenyum dan tertawa kecil), dengan Qing yang
masih terpesona dengan Yona. Kakek yang meliha kejadian itupun hanya bisa
tertawa
Yona mengajarkan Qing cara membaca , menulis dan tata krama. Yona
juga selalu menyuguhkan makanan-makanan berbagai cita rasa dengan bahan
yang didapatkan dari alam. Untuk beberapa hari mereka seperti keluarga
harmonis Bersama. Tapi tidak mungkin bagi mereka untuk selalu tinggal
dihutan. Kakek yang melihat mereka berdua merasa kasihan karena kakek
tersebut tau bagaimana kisah hidup mereka, untuk kisah hidup Yona, Yona
menceritakannya saat beberapa hari setelah mereka bertemu dihutan, untuk
kisah hidup Qing, Qing memiliki sebuah kertas using yang sudah menguning
dan rapuh di dalam bajunya yang menceritakan bagaimana dia menjadi seperti
itu. Diimalam harinya yang penuh bintang bagaikan hari itu memang waktu
yang tepat untuk berbincang. Kakek itu membahas apa yang akan mereka
lakukan dan tujuan hidup mereka selanjutnya. Mendengar hal tersebut Qing
hanya tertunduk diam, dan Yona langsung menjawab dengan lugas “aku ingin
mengambil Kembali yang menjadi milikku” kakek itupun menjawab “tidakkah
kamu tau kesulitan apa yang akan kamu terjang nanti?” Yona menjawab “ aku
tau setiap hal pasti memiliki rintangan tersendiri dan aku tidak mau hidup
dengan takdir seperti ini, aku ingin mengubah takdir buruk seperti ini dengan
mengukir ulang bintang dan ingin mengambil Kembali yang seharusnya
menjadi milikku”(sambil melihat kelangit). Qing hanya bisa terkesima melihat
Yona berkata sepeti itu, Kakek itupun menanyakan lagi pada Qing dan Qing
pun menjawab “aku ingin bertemu orang tuaku, aku ingin seperti orang normal
pada umumnya, aku juga ingin menyuarakan pada orang agar tidak
melakukann hal yang dilakukan orangtuaku padaku, aku tidak ingin ada anak-
anak lain menderita seperti itu, oleh karena itu untuk memulainya aku akan
mengambil dan menguasai wilayah ku Kembali dan terutama digaris keturunan
aku adalah pewaris utama, maka aku akan mengambil milikku dan
merubahnya menjadi lebih baik” Yona tersenyum mendengar hal itu. Kakek
itupun menjawab “untuk melakukan hal itu, apakah kalian sudah tau langkah
apa yang harus kalian ambil terlebih dahulu?” mereka hanya bisa terdiam.
Kemudian kakek tadi menjawab lagi “aku akan membantu kalian, hal yang
perlu kalian lakukan pertama kali adalah menemui seorang petapa yang tinggal
dibalik gunung itu (sambil menunjuk karah gunung yang berada di arah timut
mereka) dia terkenal akan kemampuan medis, dan kepintarannya akan ilmu
bertarung dan memiliki banyak sekali pengikut, tapi dia adalah orang yang
keras dan sangat susah mendapatkan kepercayaannya, kalian harus
mendapatkan hatinya jika kalian ingin mencapai tujuan hidup, dan Qing …
kamu bisa medapatkan kaki dan tangan dari petapa itu, tapi mulai dari sini kita
akan berpisah, aku tidak bisa membantu kalian lagi “ Dengan lugas Qing
menjawab “Kami siap menghadapi segala hadangan apapun” dan Yona
menjawab “terima kasih atas ilmu dan pertolonganmu selama ini kek”(sembari
mereka menundukkan badan)”.
Keesokan harinya burung berkicau indah, langit biru tampak cerah dan
bahagia, serta angin yang mengenai daun pada pepohonan yang menjadi suara
yang indah dan menggugah semangat pagi. Mereka berpisah dipagi itu juga,
kakek pergi kearah barat dan mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju
gunung yang berada di timur. Qing menyiapkan pedang yang telah dibuatnya
Bersama kakek dan Yona mempersiapkan busur dan anak panahnya yang juga
dibuat bersama kakek. Sebelum mencapai gunung mereka melewati sebuah
desa yang sedang melaksanakan sebuah festival , banyak dari masyarakat desa
yang menyuguhkan makanan gratis, dan Yona dan Qing mencoba segala jenis
dari makanan gratis tersebut. Dan mereka berlarian kesana kemari dengan
wajah berseri dan dipenuhi tawa. Mereka menyaksikan teater, dan acara acara
lainnya. Kemudian serasa puas mereka melanjutkan perjalanannya lagi, Tiba
didepan gerbang masuk untuk mendekati wilayah pegunungan, ada dua orang
yang menahan mereka dan berkata “buat apa kalian dating kemari, jangan
coba masuki wilayah ini, jika kalian tidak ingin mati” Yona menjawab “jika kami
tidak masuk kesana hidup tidaklah berarti lagi bagi kami, jadi jangan halangi
kami, karena apapun yang bapak katakanan tidak akan mengubah pendapat
kami” mendengar perkataan gadis tersebut yang penuh yakin, membuat
mereka menyerah untuk menghentikan mereka (sambil menggelengkan
kepala) aku harap kalian dapat pulang dengan selamat. Yona menjawab
“terima kasih pak ats pengertiannya”. Kemudian mereka memantapkan hati
melangkahkan kaki memasuki gerbang untuk mendekati wilayah
pegununangan. Dan benar saja di wilayah tersebut tidak ada orang sama
sekali, Sebelum memasuki gunung pandangan mereka di tutup dengan kabut
yang sangat tebal, alangkah terkejutnya mereka, ternyata dikaki gunung
tersebut ditutupi salju yang sangat tebal dan udara yang sangat dingin, tapi itu
tidak memundurkan niat mereka untuk melanjutkan perjalanan, ditengah
perjalanan mereka dihadang badai salju yang sangat kuat dan mereka mencari
tempat berlindung dengan segera , dan beruntung bagi mereka dapat
menemukan sebuah gua. Memasuki gua , Qing menginjak sesuatu dan
berbunyi kreeek dan Ketika Yona menocba menyentuh itu dan ternyata itu
adalah tulang tengkorak manusia. Mereka hanya bisa menelan ludah mereka
sendiri. Cukup lama mereka berdiam diri di gua, Merasa cukup aman dan bisa
melanjutkan perjalanan mereka melanjutkan perjalanan lagi, tapi pintu gua
tertutup salju seutuhnya, mereka memutuskan membuka jalan dengan
memanfaatkan apa yang ada yaitu tulang manusia. Mereka membuka jalan
yang mereka telusuri dengan tulang manusia itu. Berjalan dengan membuka
jalan mereka sendiri , itulah yang mereka lakukan selama 20 km jauhnya, tapi
semangat dan tekat membuat mereka tidak membuat mereka lemah Walau
mereka sempat berhenti makan beberapa kali.
Setelah sekian lama mengais salju untuk membuka jalan seperti tanpa
ujung dengan kabut yang tebal dan terus berjalan lurus tanpa tau arahan
akhirnya mereka menemukan secercah cahaya, dan warna kehidupan lain
selain warna putih salju. Dan itu adalah sebuah desa kecil dibalik gerbang
pembatas gunung dan desa mereka yang dipenuhi dengan rumah-rumah dari
Jerami dan papan. Dipenuhi dengan sawah dan perladangan di sekeliling desa
tersebut, dipenuhi suara tawa anak-anak yang sedang bermain.
Mereka pun memantapkan niat untuk melanjutkan Langkah kaki
mereka. Ketika melewati gerbang pembatas mereka langsung dihadang oleh
banyak sekali warga di sekeliling mereka dan ditodongkan berbagai tombak
keleher mereka. Dan dengan sigap Qing mengawasi tomban yang diarahkan
keleher Yona yang membuat orang-orang terebut mendekatkan tombak
keleher Qing hingga mengeluarkan darah, Yona pun langsung bersujud kepada
mereka dan berkata “aku mohon biarkan kami bertemu petapa Dama, kami
datang bukan untuk mencari masalah , kami bukan mata-mata, kami hanyalah
seorang pengembara yang ingin mendapatkan hidup seperti orang pada
umumnya (dan Yona melakukan itu sambil mengeluarkan air mata dan
memperlihatkan mata yang penuh semangat dan wajah yang penuh
keyakinan). Dan masyarakat desa mempercayai mereka karena mereka bisa
tau seseorang yang jujur ataupun tidak, karena mereka meyakini ilmu alam
dan bisikan angin, itulah keyakinan mereka.
Mereka berdua dibawa menemui Petama Dama. Petapa Dama diam dan
melototi mereka berdua, dan mereka berdua membalas dengan tatapan yang
penuh keyakinan tanpa merasa takut. Hal itu terus mereka lakukan selama
beberapa jam. Tanpa makan minum ataupun bergeming. Kemudian petapa
Dama berbicara “apa yang kalian butuhkan”. Qing menjawab “kami
membutuhkan bantuanmu” petapa menjawab “bantan seperti apa yang
membawa kalian kemari dan siapa yang mengarahkan kalian kemari?” .
Mereka mejelaskan pada petapa mulai dari apa yang dikatakan kakek Sam
dimalam itu hingga perjalanan mereka hingga sampai kekediaman petapa itu.
Petapa itu tersentuh dengan kisah mereka dan menjawab “walau aku adalah
orang keras tapi hatiku juga lembut, Qing kemarilah aku akan membuatkan
kaki dan tangan yang pas untukmu dan Yona pergilah membaur dengan anak
istriku dan pelajari semua yang bisa kamu pelajari hingga aku selesai
membantu Qing, setelah itu kita akan membahas yang harus dilakukan
selanjutnya.
Qing dibawa kesebuah gubung yang cukup jauh kedalam hutan, didalam
gubuk tersebut dipenuhi kotak dan terasa sangat dingin , semua ruangan
dipenuhi dengan es, dan petapa Dama mengeluarkan 2 buah kotak dan Ketika
dibuka, Qing tercengang karena isinya adalah bagian tubuh manusia, petapa
berkata “ini adalah bagian tubuh dan organ tubuh yang kami dapatkan dari
orang yang sudah mati, baik karena usia ataupun karena dibunuh karena
memasuki wilayah tanpa alasan yang jelas, apakah kamu masih ingin memiliki
tangan dan kaki setelah melihat ini?” Qing menjawab “selama aku tidak
mengambil hak orang secara paksa dan illegal aku akan mendapatkannya”. Pak
petapa hanya bisa tersenyum.
Setelah 3 minggu, petapa dan Qing pulang ke kediaman petapa tersebut.
Dan sesampainya dirumah petapa memanggil Yona dan membawa mereka ke
kediaman para pasukannya, diruangan tersebut ada Yona, Qing, Petapa ,
seorang pria pemimpin pasukan depan dengan tubuh kekar dan penuh otot,
seorang pemimpin pasukan penembak alias bagian belakang, yang dipimpin
oleh seorang Wanita kekar, seorang ahli jebakan dan bom dia seperti orang
yang kurang tidur berbadan kurus dan seperti tidak punya semangat hidup,
seorang pria sang informan dengan tubuh kekar tinggi tapi tidak berotot,
dengan tatapan datar dan salah seorang ahli strategi mereka , dia adalah
seorang Wanita cantik, dengan tatapan dingin bagaikan seorang pembunuh
dan suara bagaikan suara seorang ratu yang sedang melakukan diplomasi.
Setelah disusun rencana sedemikian rupa mereka memutuskan
membutuhkan bantuan dari para teman-teman petapa, yang tersebar
diberbagai tempat. Tiga hari setelah konferensi itu, mereka memulai
perjalanan menuju tempat-tempat yang telah ditargetkan terlebih dahulu dan
itu adalah tempat-tempat para teman petapa. Sebelum mereka pergi mereka
berpamitan dengar para sanak saudara. Dan Yona bertanya kepada sang
pemimpin bagian belakang “kenapa kalian dapat dengan mudah membantu
kami?” orang itu menjawab “tidak pernah ada orang yang bisa membuat
petapa Dama se semangat ini sebelumnya dan tidak pernah ada orang luar
yang bisa membuat petapa Dama menunjukkan kemampuannya seperti yang
beliau tunjukkan pada kalian, kami semua percaya pada petapa Dama”. Dan
mendengar itu Yona terharu dan tersenyum kemudian mengatakan “terima
kasih, jasa kalian tidak akan kami lupakan”
Berjalan kesana kemari untuk mengumpulkan pasukan yang cukup,
berhenti dan membuat camp di beberapa tempat hingga terkumpul semua
pasukan mereka Menyusun rencana yang lebih kompleks.
Tibalah dihari mereka menyerbu kerajaan Zianjang terlebih dahulu.
Mereka mengerahkan pasukan dari segala sisi dan Yona, Qing dan petinggi
lainnya masuk melalui jalan tikus yang hanya diketahui Yona . Mereka masuk
pada bagian dalam istana , kemudian mereka berpencar sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan, Yona ditugaskan membunuh salah seorang
petinggi istana yaitu sang pertahanan belakang kerajaan, dengan pertempuran
sengit, orang tersebut dengan senjata andalannya samuran Panjang dan yona
dengan pisau pendek disertai panah penembak yang ditambahkan racun pada
panahnya. Dengan tubuh penuh darah dan luka goresan Yona berhasil
membunuh orang yang telah ditargetkan awalnya semuanya berjalan baik-baik
saja tapi ketika Yona memasuki aula umum, Yona terdiam membatu melihat
sebuah tengkorak yang dipajang tegak ditengah aula, dengan pakaian yang
sangat familiar pada Yona, Yona memilih mendekati tengkorak itu dan dia
terduduk diam didepan tengkora itu Ketika dia melihat nama dibawah
tengkorak tersebut adalah nama ayahnya. Sepupunya yang sedang berlari dari
kejaran Qing melihat Yona yang terduduk diam didepan tengkorak ayahnya,
dengan perasaan penuh dendam tanpa piker Panjang ia langsung menusukkan
pedangnya pada Yona. Qing yang melihat kejadian itu , langsung berlari
menusukkan pedang pada sepupu Yona tersebut, sebelum mati ia masih
sempat tertawa besar dengan berbagai ocehan tidak jelas. Qing kangsung
menuju menemui Yona dan hendak menarik pedang yang berada di perutnya
itu, dan Yona menghentikan niatnya tersebut dan dengan suara lemah dan
senyumannya yang tidak pernah hilang walau dalam keadaan seperti itu dia
berkata “jangan kamu ambil pedang itu, itu hanya akan mempercepatku
menuju ayahku…., aku ingin minta maaf karena telah banyak membebani
mu….., aku ingin minta maaf karena tidak bisa memperlihatkan padamu
bagaimana aku sebagai seorang pemimpin dan memenuhi mimpi-mimpiku…..,
aku juga minta maaf karena tidak bisa melihatmu sebagai seorang pemimpin
bijaksana dan meraih impianmu……, aku minta maaf karena tidak bisa
membantumu meraih impian mu……, aku egois yaaah……., untuk meraih
impian dan harapanku aku melibatkan banyak orang dan sekarang aku tidak
bisa membalas budi sedikit pun pada kalian…….. aku percayakan wilayahku
padamu dan jangan lupa berikan orang-orang yang telah menolong kita hadiah
yang pantas……., jangan lupakan jasa orang lain terhadapmu……., dan
dapatkanlah hak mu Kembali dan jadilah seorang pemimpin cerdas, tidak
mudah percaya pada orang lain, dermawan , baik hati dan menempatkan hak
orang ditempatnya, oooo iyah jangan jadikan kepergianku memperlambat
meraih impianmu aku ingin segera melihatmu sebagai pemimpin dialam sana
dan terima kasih untuk semuanya kamu adalah sahabat terbaikku dan orang
satu-satunya yang bisa kupercayai hidup dan matiku selain kepada ayahku”
kemudian Yona menutup matanya dan meninggalkan dunia dengan wajah
tersenyum. Qing tidak bisa menahan air matanya akan kepergian sahabatnya
yang penuh makna dan telah mengahadapi lika-liku hidup bersama dengan
waktu yang cukup lama. Petapa dan yang lainnya segera mencari keberadaan
mereka karena mereka tidak berada di tempat yang telah disepakati jika
mereka berhasil melakukan misi mereka, Ketika mereka menemukan Qing
mereka melihat Qing terduduk diam dengan tatapan kosong dan
mengeluarkan air mata. Mereka semua terdiam melihat mayat Yona yang
terlentang di hadapan Qing.
Beberapa jam meratap, Qing tersadar akan perkataan Yona yang
menyuruhnya menyegerakan perjalanannya selanjutnya. Dengan
memantapkan hati, setelah menguburkan Yona, pada malam itu mereka
segera berangkat ke desa Hao. Tidak butuh waktu lama mereka berhasil
menaklukkan Hao. Beberapa hari berselang Qing melanjutkan impian dan
tujuan hidupnya dengan memperbaiki segala hal yang ada, dia memasukkan
Hao sebagai salah satu wilayah dari Zianjang dia mengangkat orang-orang
berkemampuan dan telah menolongnya sebagai petinggi di wilayah Hao dan
Zianjang, dia juga mengganti pemimpin-pemimpin kota-kota dengan orang-
orangnya, dia juga mempercayakan wilayah Hao kepada petapa Dama ,
awalnya petapa menolak, tapi berkat bujukan Qing dan pasukannya, akhirnya
petapa Damam mau mengurus dan menjadi pemimpin Hao, dan sisanya adalah
orang-orang yang tidak mau meninggalkan tanah kelahirannya dan diberikan
emas dan berbagai bahan makanan sebagai tanda terima kasih.
Beberapa Tahun berselang , wilayah dibawah kekuasaan Qing telah
menyebar secara luas, Qing juga menjadi raja yang baik hati, dermawan dan
memakmurkan wilayahnya. Semua masyarakat menyayangi, menghormati dan
sangat menyukai Qing sebagai pemimpin.

Tamat

Hidup kadang kerap merasa tidak adil, tapi jangan putus asa dan
menyerah terhadap apa yang terjadi, kadang…. mimpi pun terasa terlalu
tinggi, tapi tidak ada yang tidak mungkin dengan usaha, semangat dan
tawakal , ‘kun fayakun’ jadilah maka terjadilah, dan sesuatu yang
didapatkan dengan merebut hak orang lain tidak akan bertahan lama

Anda mungkin juga menyukai