Anda di halaman 1dari 29

PORTOFOLIO PRAKTIKUM FARMASI SIMULASI II

PELAYANANOBAT HORMON DI INSTALASI FARMASI


RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4 GANJIL

Khoiriah Syifa Adilah (PO.71.39.1.19.049)


Niti Rahayu (PO.71.39.1.19.057)
Prily Dwiekinanti (PO.71.39.1.19.061)

KELAS : REGULER IIIB

DOSEN PEMBIMBING:
1. Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M.Kes
2. Dra. Sarmalina Simamora, Apt, M.Kes
3. Dr. Drs. Sonlimar Mangunsong, Apt, M.Kes
4. Mona Rahmi Rulianti, Apt, M.Farm

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI SIMULASI II


SIMULASI PELAYANAN OBAT HORMON DI INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT

Disusun Oleh:

Khoiriah Syifa Adilah (PO.71.39.1.19.049)


Niti Rahayu (PO.71.39.1.19.057)
Prily Dwiekinanti (PO.71.39.1.19.061)

Telah diperiksa dan disetujui isinya sebagai tugas mata kuliah Farmasi
Simulasi II Tahun Ajaran 2021/2022 di Poltekkes Kemenkes Palembang
Jurusan Farmasi pada tanggal 25Oktober 2021

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Dra. Ratnaningsih DA, Apt, M.Kes


NIP. 196610161992032001

i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAWAS

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI SIMULASI II


SIMULASI PELAYANAN OBAT HORMON DI INSTALASI FARMASI RUMAH
SAKIT

Disusun Oleh:

Khoiriah Syifa Adilah (PO.71.39.1.19.049)


Niti Rahayu (PO.71.39.1.19.057)
Prily Dwiekinanti (PO.71.39.1.19.061)

Telah diperiksa dan disetujui isinya sebagai tugas mata kuliah Farmasi Simulasi II Tahun
Ajaran 2021/2022 di Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Farmasi pada
tanggal25Oktober 2022dan dinyatakan telah mendapat persetujuan dosen pembimbing
sebagai tugas mata kuliah Farmasi Simulasi II.

Mengetahui,
Dosen Pengawas I

Mona Rahmi Rulianti, M.Farm., Apt


NIP. 198803162014022003

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nyalah kami
dapat menyelesaikan portofolio praktikum farmasi simulasi II ini dengan judul “Simulasi
Pelayanan Obat Hormon di Instalasi Farmasi Rumah Sakit” tepat pada waktunya. Laporan
praktikum farmasi simulasi II ini digunakan sebagai penuntun dalam melaksanakan
praktikum farmasi simulasi II di jurusan farmasi Poltekkes kemenkes Palembang.
Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan praktikum farmasi simulasi II
ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak terutama para dosen, maka
dari itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penyusun menyadari akan keterbatasan, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki.
Sehingga masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran demi perbaikan, baik dari
dosen atau pihak lainnya akan sangat kami terima. Akhir kata, sekali lagi penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan portofolio
praktikum farmasi simulasi ini.

Palembang, 25 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................1
B. Tujuan praktikum..........................................................................2
C. Manfaat praktikum........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
A.Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit .........................3
B.Pengertian Hormon..........................................................................4
C.Klasifikasi Hormon.........................................................................5
D.PengertianDiabetes Melitus.............................................................6
E.Pengertian Hipertensi....................................................................... 6
BAB III TELAAH KARTU INSTRUKSI MEDIS FARMAKOLOGIS........8
A.Kartu Instruksi Medis Farmakologis...............................................8
B. Deskripsi Obat................................................................................8
C. Perhitungan Bahan Resep...............................................................12
D.Perhitungan Dosis...........................................................................13
E.Aturan Pakai....................................................................................13
F. Penyimpanan Obat..........................................................................13
G. Alur Pengerjaan Resep...................................................................14
H.Etiket...............................................................................................15
BAB IV SKENARIO......................................................................................19
BAB V PEMBAHASAN................................................................................23
BAB VI PENUTUP........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyaifungsi untuk
memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Denganadanya hormon dalam
tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.Hormon berasal dari kata Hormaein
yang artinya memacu ataumenggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah yangtidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan
akanmengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehinggadapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta prosesmetabolisme tubuh.
Penyakit saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian
yang sering menyerang anak-anak. Salah satu penyakit saluran pernapasan pada anak
adalah pneumonia. Pneumonia ialah suatu proses inflamasi pada alveoli paru-paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme seperti Streptococcus pneumoniae (paling sering),
kemudian Streptococcus aureus, Haemophyllus influenzae, Escherichia coli dan
Pneumocystis jiroveci. (Widagdo, 2012).
Penyakit saluran pernafasan merupakan setelah satu penyebab kematian yang paling
sering utama pada anak, karena saluran nafas pada bayi masih sempit dan daya tahan
tubuhnya masih rendah (Ngastiyah, 1997).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme glukosa yang disebabkan oleh gangguan
dalam tubuh. Tubuh individu dengan diabetes tidak menghasilkan cukup insulin, sehingga
menyebabkan kelebihan glukosa dalam darah (Yuniarti, 2013:26).
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak
pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan
darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam Ardiansyah M., 2012).

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana pelayanan resep
hormondan Saluran Pernapasan di instalasi farmasi rumah sakit.
2. Untuk menjadikan mahasiswa trampil dalam komunikasi, memberikan informasi dan
komunikasi kepada pasien

4
3. Untuk menambah wawasan tentang pelayanan pengobatan hormondan Saluran
Pernapasan di instalasi farmasi rumah sakit.
4. Dapat meminimalkan kesalahan dalam penggunaan pengobatan hormone dan Saluran
Pernapasan

C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana pelayanan resep hormone dan
Saluran Pernapasan di instalasi farmasi rumah sakit.
2. Menjadikan mahasiswa trampil dalam komunikasi, memberikan informasi dan
komunikasi kepada pasien
3. Menambah wawasan tentang pelayanan obat hormon dan Saluran Pernapasan di
instalasi farmasi rumah sakit.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit


Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan
oleh sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien
penyediaan sediaan farmasi alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang bermutu
dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan Farmasi klinik.
Pengelolaan sediaan farmasi alat kesehatan dan bahan habis pakai harus
dilaksanakan secara multidimensi print terkoordinir dan menggunakan proses yang
efektif untuk menjamin kendali mutu dan terkendalinya biaya dalam ketentuan pasal 15
ayat 3 undang-undang nomor 44 tahun 2019 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa
pengelolaan alat kesehatan sediaan farmasi dan bahan habis pakai di rumah sakit harus
dilakukan oleh instalasi Farmasi sistem satu pintu alat kesehatan yang dikelola oleh
instalasi Farmasi sistem satu pintu berupa alat medis habis pakai peralatan non
elektromedik antara lain alat kontrasepsi alat pacu jantung implan dan stent.
Sistem satu pintu adalah satu kebijakan Farmasi termasuk pembuatan formularium
pengadaan dan pendistribusian sediaan farmasi alat kesehatan dan bahan habis pakai
yang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan pasien melalui instalasi Farmasi
dengan demikian semua sediaan farmasi alat kesehatan dan bahan habis pakai yang
berada di rumah sakit merupakan tanggung jawab instalasi Farmasi sehingga tidak ada
pengelolaan sediaan farmasi alat kesehatan dan bahan habis pakai di rumah sakit yang
dilaksanakan selain oleh instalasi farmasi
Dengan kebijakan pengelolaan sistem satu pintu instalasi Farmasi Sebagai satu-
satunya penyelenggara pelayanan kefarmasian sehingga rumah sakit akan mendapatkan
manfaat dalam hal
1. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penggunaan sediaan farmasi alat
kesehatan dan bahan habis pakai
2. Standarisasi sediaan farmasi alat kesehatan dan bahan habis pakai.
3. Penjaminan mutu sediaan farmasi alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
4. Pengendalian harga sediaan farmasi alat kesehatan dan bahan habis pakai
5. Pemantauan terapi obat
6. Penurunan resiko kesalahan terkait penggunaan sediaan farmasi alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai

6
7. Kemudahan akses data sediaan farmasi alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang akurat
8. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan citra rumah sakit dan
9. Peningkatan pendapatan rumah sakit dan peningkatan kesejahteraan pegawai
Rumah Sakit harus Menyusun kebijakan terkait manajemen penggunaan obat yang
efektif kebijakan tersebut harus ditinjau ulang sekurang-kurangnya setahun sekali.
Peninjauan ulang sangat membantu Rumah Sakit memahami kebutuhan dan prioritas dari
perbaikan sistem mutu dan keselamatan penggunaan obat yang berkelanjutan Rumah
Sakit perlu mengembangkan kebijakan pengelolaan obat untuk meningkatkan keamanan
khususnya obat yang perlu diwaspadai high alert medication. High alert medication
adalah obat yang harus di waspadai karena sering menyebabkan terjadinya kesalahan
yang serius dan obat ini beresiko tinggi mengakibatkan reaksi obat yang tidak
diinginkan.
Formularium rumah sakit disusun mengacu pada hukum nasional formularium
rumah sakit merupakan daftar obat yang disepakati staf medis disusun oleh komite atau
tim farmasi dan terapi yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Formularium rumah
sakit harus tersedia untuk semua penulis resep memberi obat dan penyedia obat di rumah
sakit evaluasi terhadap formularium rumah sakit harus secara rutin dan dilakukan revisi
sesuai kebijakan dan kebutuhan rumah sakit.
Penyusunan dan revisi formularium rumah sakit dikembangkan berdasarkan
pertimbangan terapeutik dan ekonomi dari penggunaan obat agar dihasilkan formularium
rumah sakit yang selalu memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional

B. Pengertian Hormon
Hormon merupakan getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan
oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran khusus dan disebut sebagai
kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu. Kata hormon berasal dari kata hormaein yang yang berarti
memacu atau menggiatkan. Hormon diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi
mempunyai pengaruh yang amat besar. Hormon mempunyai ciri-cirinya sebagai berikut.
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlahsangat kecil
2. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
3. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target

7
4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
5. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat
jugamempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Hormon memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengatur kadar air
(homeostatis), berfungsi untuk memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan
tingkahlaku. Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi
beberapa macam,yaitu sebagai berikut.
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang
peranan dalammetabolisme
2. Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misalnya hormon kelamin
3. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misalnya hormon pertumbuhan
danhormon timus

C. Klasifikasi Hormon
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia,
sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam
sel
1. Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
a. Golongan Steroid:Turunan dari kolestrerol yaitu androgen ,estrogen dan
adrenokortikoi
b. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
c. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil: tiroid,
Katekolamin,epinefrin dan tiroksin
d. Golongan Polipeptida atau protein : Insulin, Glukagon, GH, TSH, oksitosin vaso
perin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain –lainnya.
2. Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
a. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak 12
b. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air
3. Berdasarkan lokasi reseptor hormon
a. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
b. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)

8
D. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme glukosa yang disebabkan oleh
gangguan dalam tubuh. Tubuh individu dengan diabetes tidak menghasilkan cukup
insulin, sehingga menyebabkan kelebihan glukosa dalam darah (Yuniarti, 2013:26).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang tidak menular melanda beberapa
jutaan orang di seluruh dunia. Hal ini terkait dengan beberapa komplikasi mikro dan
makrovaskuler. Hal ini juga merupakan penyebab utama kematian. Masalah yang belum
terselesaikan adalah bahwa definisi dari ambang diagnostik untuk diabetes (Kumar,
2016:397). Diabetes adalah kompleks, penyakit kronis yang membutuhkan perawatan
medis terus-menerus dengan strategi pengurangan risiko multifaktorial di luar kendali
glikemik (ADA, 2016:1).
1. Klasifikasi Diabetes Melitus
Klasifikasi etiologis DM menurut American Diabetes Association 2010 (ADA)
dalam (Ndraha 2014:10), dibagi dalam 4 jenis yaitu:
a) Diabetes mlitus tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes
Mellitus/IDDM
DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena sebab
autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali. Sekresi
insulin dapat ditentukan dengan level protein c-peptida yang
jumlahnyasedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Manifestasi klinis
pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis.
b) Diabetes melitus tipe 2 atau Insulin Non-dependent Diabetes
Mellitus/NIDDM
Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak
bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi
insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya resistensi insulin
(reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi
dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal tersebut
dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya glukosa
bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan
mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa. Onset DM tipe ini
terjadi perlahan-lahan karena itu gejalanya asimtomatik. Adanya resistensi

9
insulin yang terjadi perlahan-lahan akan mengakibatkan sensitivitas
reseptor akan glukosa berkurang. DM tipe ini sering terdiagnosis setelah
terjadi komplikasi.
c) Diabetes melitus gestasional komplikasi perinatal.
Penderita DM gestasional memiliki risiko lebih besar untuk menderita DM
yang menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan. DM tipe
ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati
pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua dan
ketiga. DM gestasional berhubungan dengan meningkatnya.
d) Diabetes melitus tipe lain
DM tipe ini terjadi karena etiologi lain, misalnya pada defek genetik fungsi
sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit
metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan
kelainan genetik lain.

Menurut Maulana (2015:44-46), klasifikasi diabetes meliputi empat kelas klinis :


1. Diabetes Mellitus tipe 1
Hasil dari kehancuran sel β pankreas pada pulau-pulau langherhans,
biasanya menyebabkan defisiensi insulin yang absolut.
2. Diabetes Mellitus tipe 2
Hasil dari gangguan sekresi insulin yang progresif ynag menjadi latar
belakang terjadinya resistensi insulin.
3. Diabetes gestasional
Melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran
hormon insulin yang tidak cukup. Jenis diabetes ini terjadi selama
kehamilan dan bisa saja meningkat atau lenyap.
4. Diabetes tipe spesifik lain
Misalnya : gangguan genetik pada fungsi sel β, gangguan genetik pada
kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas (seperti cystic fibrosis), dan yang
dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS
atau setelah transplantasi organ).

E. Pengertian Hipertesi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling

10
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami hipertensi
apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam Ardiansyah
M., 2012).
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik
sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,
tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
Sedangkan menurut Hananta I.P.Y., & Freitag H. (2011), Hipertensi adalah suatu
peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus
lebih dari suatu periode. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang
bersifat endogen seperti usia, jenis kelamin dan genetik/keturunan, maupunyang bersifat
eksogen seperti obesitas, konsumsi garam, rokok dan kopi.
Menurut American Heart Association atau AHA dalam Kemenkes (2018), hipertensi
merupakan silent killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu
dan hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau
rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur,
telinga berdenging atau tinnitus dan mimisan.

11
BAB III
TELAAH KARTU INSTRUKSI MEDIS FARMAKOLOGIS

A. Kartu Instruksi Medis Farmakologis

B. Lampiran Resep

12
C. Deskripsi Obat
1. Lantus Inj

Komposisi Setiap ml mengandung: Insulin Glargine 100 IU

Indikasi Pengobatan Diabetes Melitus pada orang dewasa, remaja dan anak
berusia 2 tahun dan diatasnya.

Kontra indikasi Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien yang mengalami:
- Hipoglikemia
- Alergi atau hipersensitif terhadap komponen obat ini

Perhatian HARUS DENGAN RESEP DOKTER.


 Hiperglikemia atau hipoglikemia dengan perubahan regimen
insulin, perlu dilakukan dibawah pengawasan medis yang
ketat.
 Hati-hati terjadinya hipoglikemia. Tingkatkan frekuensi
pemantauan glukosa dengan perubahan pada: dosis insulin,
obat penurun glukosa yang diberikan bersama, pola makan,
aktivitas fisik; dan pada pasien dengan gangguan ginjal atau
hati dan ketidaksadaran hipoglikemia.
 Dianjurkan pasien untuk memeriksa label insulin sebelum
injeksi, untuk menghindari terjadi campuran yang tidak
disengaja antara produk insulin.
 Hentikan pemakaian jika terjadinya reaksi hipersensitivitas :
alergi parah, termasuk anafilaksis.
 Hipokalemia : Pantau kadar kalium pada pasien yang berisiko
hipokalemia.
 Kasus gagal jantung kongestif telah dilaporkan ketika
thiazolidinediones digunakan dalam kombinasi dengan
insulin. Thiazolidinediones harus dihentikan jika terjadi gejala
penurunan fungsi jantung.

Dosis Penggunaanobat ini harussesuai dengan petunjuk dokter. Dosis


bersifat individual, injeksi subkutan (SC) Diberikan 1 kali sehari pada
waktu yang sama tiap harinya.

Efek Samping Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai
dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang

13
berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.
Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:
Hipoglikemia, reaksi alergi, reaksi pada tempat injeksi, lipodistrofi,
ruam, pruritus, edema, penambahan berat badan.

Penyimpanan Simpan pada suhu di bawah 30 C dan kering, serta terlindung dari
cahaya matahari langsung.

Kemasan Dus, 5 Solostar Pen @ Cartridge 3 ml

2. Metformin

Komposisi Metformin HCl 500mg

Indikasi Terapi awal untuk diabetes dewasa dengan keadaan kelebihan berat
badan serta kadar gula darah yang tidak dapat dikendalikan hanya
dengan diet saja. Terapi kombinasi untuk kegagalan terapi
Sulfonilurea primer atau sekunder. Terapi tambahan pada insulin-
dependent diabetes mellitus (IDDM) atau diabetes tipe 1 untuk
mengurangi dosis insulin.

Kontra indikasi Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan kondisi:
Penyakit ginjal dengan kadar kreatinin serum lebih dari 1.5 mg/dL
(pria) dan lebih dari 1.4 mg/dL (wanita). Infark miokard akut,
septikemia, gagal jantung kongestif. Penyakit hati kronik, alkoholik,
hipoksia. Asidosis metabolik akut atau kronik atau memiliki riwayat
asidosis laktat, termasuk ketoasidosis dibetes dengan atau tanpa
disertai koma. Wanta hamil dan/atau menyusui.

Perhatian HARUS DENGAN RESEP DOKTER.


Obat ini dapat mengganggu absorpsi Vitamin B12. Hati-hati
penggunaan obat ini pada pasien dengan gangguan hati dan ginjal,
konsumsi alkohol yang berlebihan, pasien lanjut usia, pasien dalam
kondisi lemah dan malnutrisi, serta wanita hamil atau menyusui.
Kategori Kehamilan : Kategori B: Mungkin dapat digunakan oleh
wanita hamil. Penelitian pada hewan uji tidak memperlihatkan ada
nya risiko terhadap janin, namun belum ada bukti penelitian langsung
terhadap wanita hamil.

Dosis Dosis awal: Sehari 2 x 500 mg atau 2 x 850 mg. Dosis dapat
ditingkatkan sesuai dengan respon pasien. Dosis maksimal 3000
mg/hari dalam 3 dosis terbagi. Dosis pemeliharaan: Sehari 2 x 850
mg.

14
Aturan Pakai Bersamaan dengan makan atau sesudah makan dalam dosis terbagi

Efek Samping Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai
dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang
berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.
Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:

 Gangguan saluran cerna yang bersifat sementara, namun


dapat dihindari dengan cara konsumsi Metformin HCl
bersamaan dengan makanan.
 Anoreksia, mual, muntah, daire.
 Berkurangnya absorpsi vitamin B12.
 Mialgia, kepala terasa ringan.
 Ruam kulit.
 Keringat berlebihan, dan gangguan daya pengecapan.

Penyimpanan Simpan pada suhu di bawah 30 C dan kering, serta terlindung dari
cahaya matahari langsung.

Kemasan Dus, 10 Blister @ 10 Tablet

3. Noperten Tab

Komposisi Lisinopril 10 mg

Indikasi Hipertensi, Gagal Jantung Kongestif yang tidak dapat diatasi secara
adekuat dengan diuretik dan digitalis.

Kontra indikasi Tidak boleh diberikan pada orang yang sensitif terhadap lisinopril.
Pada penderita yang secara historis pernah menderita angioedema
sebagai akibat pengobatan sebelumnya dengan obat penghambat
Angiotensin Converting Enzyme.

15
Perhatian Hamil dan laktasi. Gejala hipotensi pada deplesi volume dan pasien
gagal jantung kongestif.
Kategori kehamilan : Kategori D: Terbukti berisiko terhadap janin.
Meski demikian, obat masih dapat digunakan jika obat diperlukan
untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, atau penyakit
serius, dimana obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak
efektif.

Dosis Hipertensi-dewasa : diawali 1 x sehari 1 tablet. Pemeliharaan : 1 x


sehari 1-2 tablet, dapat ditingkatkan hingga maximum 4 tablet
perhari. Terapi dimulai setelah 2-3 hari diuretik dihentikan. Bila tetap
menggunakan diuretik, dianjurkan dosis awal 1/2 tablet. Untuk
hipertensi renovaskular : awal 1/4 -1/2 tablet, kemudian disesuaikan
dengan TD-nya. Untuk gagal jantung kongestif : awal 1/4 tablet
perhari. Pemeliharaan : 1/2-2 tablet perhari dosis tunggal.

Aturan Pakai Sebelum atau sesudah makan

Efek Samping Sakit kepala, pusing, diare, mual, batuk, lelah,ruam kulit, edema
angioneurotik, palpitasi, nyeri dada, urtikaria, letargi.

Penyimpanan Simpan pada suhu di bawah 30 C dan kering, serta terlindung dari
cahaya matahari langsung.

Kemasan Dus, 5 Strip @ 6 Tablet

4. Miniaspi Tab

Komposisi Acetylsalicylic acid 80 mg

Indikasi Mencegah proses agregasi trombosit pada pasien infark miokard dan
pasien angina tidak stabil, serta mencegah serangan serebral iskemik
sesaat.

Kontra indikasi Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan kondisi:

16
Hipersensitif terhadap aspirin dan obat antiinflamasi non steroid
(AINS) lainnya. Asma, rhinitis, dan polip hidung. Memiliki riwayat
atau sedang mengalami tukak lambung. Pendarahan subkutan,
homofilia, atau trombositopenia. Menerima terapi antikoagulan, atau
AINS, atau Methotrexate. Gangguan hati atau ginjal yang berat.
Anak-anak di bawah usia16 tahun dan sedang dalam proses
pemulihan dari infeksi virus.

Perhatian Hati-hati penggunaan obat ini pada pasien dengan:


 Gangguan ginjal atau hati moderate.
 Penderita dispepsia atau lesi pada mukosa gastrointestinal
atau tukak lambung aktif.
 Gangguan asma atau alergi, anemia, dehidrasi, menoragia,
hipertensi tidak terkontrol, defisiensi G6PD, tirotoksikosis.
 Pasien yang menjalani prosedur pembedahan.
 Wanita hamil dan/atau menyusui.
 Anak di bawah usia 12 tahun.
 Kategori Kehamilan: Kategori D: Terbukti berisiko terhadap
janin (pada trimester ketiga). Meski demikian, obat masih
dapat digunakan jika obat diperlukan untuk mengatasi
keadaan yang mengancam jiwa, atau penyakit serius, dimana
obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif.

Dosis 80-160 mg, diberikan 1 kali per hari.

Aturan Pakai Diberikan setelah makan. Telan utuh, jangan dikunyak, dipotong,
atau dihancurkan.

Efek Samping Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai
dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang
berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.
Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:

 Iritasi dan pendarahan saluran pencernaan (gastrointestineal),


mual, muntah, tukak lambung, dispnea, reaksi kulit,
trombositopenia.

Penyimpanan Simpan pada suhu di bawah 30 C dan kering, serta terlindung dari
cahaya matahari langsung.

Kemasan Dus, 10 Strip @ 10 Tablet salut enterik

17
C. Perhitungan Bahan Resep
Pada lembar instruksi medis tanggal 25 - 10-2021
Diberikan secara unit dose dispensing
1. Lantus Inj
1 x = 8 IU
1 hr = 8 IU
2. Metformin Tab
1 x = 500 mg
1 hr = 1500 mg
3. NopertenTab
1 x = 10 mg
1 hr = 10 mg
4. MiniaspiTab
1 x = 80 mg
1 hr = 80 mg

D. Perhitungan Dosis
Dosis obat dalam satu kali pemberian
1. Lantus Inj
1 x = 8IU
1 hr = 1 x 8IU = 8IU
2. Metformin Tab
1 x = 500 mg
1 hr = 3 x 500 mg =1500 mg
3. Noperten Tab
1 x = 10 mg
1 hr = 1 x 10 mg = 10 mg
4. Miniaspi Tab
1 x = 80 mg
1 hr = 1 x 80 mg = 80 mg

E. Aturan Pakai
1. Lantus Injeksi

18
Satu kali sehari setiap 24 jam
2. Metformin Tab
Tiga kali sehari setiap 8 jam
3. Noperten Tab
Satu kali sehari setiap 8 jam
4. Miniaspi Tab
Tiga kali sehari setiap 8 jam

F. Penyimpanan Obat
Disimpan di suhu ruangan terhindar dari sinar matahari langsung dan jangkauan anak-
anak.

G. Alur Pengerjaan Resep


1. Perawat datang ke Tempat Penyiapan Obat (TPO) dengan membawa kartu instruksi
medis farmakologis dan lampiran resep narkotika serta memberikannya ke TTK 1
yang berada di TPO.
2. TTK 1 menerima kartu instruksi medis farmakologis dan lampiran resep dan
memberikannya ke Apoteker.
3. Apoteker menelaah kartu instruksi medis farmakologis dan lampiran resep .
4. Setelah terverifikasi, Apoteker meminta kepada TTK 2 untuk menyiapkan obatnya
beserta etiket yang sesuai.
5. Setelah semua obat siap, TTK 2 menyerahkan obat beserta kartu instruksi medis
farmakologis kepada TTK 3 untuk diserahkan kepada pasien.
6. Kemudian TTK 3 membawa obat ke ruang pasien dengan menggunakan box obat.
7. Setelah sampai di ruangan pasien, TTK 3 menemui perawat yang berjaga di ruang
tersebut dan memberi tahu kepada perawat bahwa TTK 3 akan memberikan obat
kepada pasien.
8. Lalu perawat mendampingi TTK 3 yang akan memberikan obat kepada pasien.
9. TTK 3 menjelaskan cara penggunaan obat tersebut kepada keluarga pasien.
10. Setelah selesai memberikan obat kepada pasien, TTK 3 mengisi Kartu instruksi medis
farmakologis dengan benar seperti tanggal dan jam obat di serahkan, memberi tanda
centang pada kolom (tanda) dan menandatangani kolom initial serta meminta paraf

19
perawat yang mendampingi tadi sebagai tanda bukti bahwa obat tersebut telah di
serahkan kepada pasien.
11. Kemudian TTK 3 kembali ke TPO lagi untuk melanjutkan tugas lainnya. Sementara
itu kartu instruksi medis farmakologis di tinggal di perawat yang berjaga di ruang
pasien.

H. Etiket

1. Lantus Inj

RS FARMASI SIMULASI PALEMBANG


INSTALASI FARMASI

Tgl : 25 - 10-2021
No.Resep :
Nama Pasien : Tn. Hisyam L/P
NRM :
Tgl Lahir : 15-02-1966
Nama obat : Lantus Injeksi

Pagi / Siang / Sore / Malam

2. MetforminTab500 mg

RS FARMASI SIMULASI PALEMBANG


INSTALASI FARMASI

20
Tgl : 25- 10-2021
No.Resep :
Nama Pasien : Tn. Hisyam L/P
NRM :
Tgl Lahir : 15-02-1966
Nama obat : Metformin Tab 500 mg

Pagi / Siang / Sore / Malam


Sebelum makan/ Sedang / Sesudah makan

3. NopertenTab 10 mg

RS FARMASI SIMULASI PALEMBANG


INSTALASI FARMASI

Tgl : 25- 10- 2021


No.Resep :
Nama Pasien : Tn. Hisyam L/P
NRM :
Tgl Lahir : 15-02-1966
Nama obat : Noperten Tab 10 mg

Pagi / Siang / Sore / Malam


Sebelum makan/ Sedang / Sesudah makan

RS FARMASI SIMULASI PALEMBANG


INSTALASI FARMASI

21
Tgl : 25- 10- 2021
No.Resep :
Nama Pasien : Tn. Hisyam L/P
NRM :
Tgl Lahir : 15-02-1966
Nama obat : Noperten Tab 10 mg

Pagi / Siang / Sore / Malam


Sebelum makan/ Sedang / Sesudah makan

RS FARMASI SIMULASI PALEMBANG


INSTALASI FARMASI

Tgl : 25- 10- 2021


No.Resep :
Nama Pasien : Tn. Hisyam L/P
NRM :
Tgl Lahir : 15-02-1966
Nama obat : Noperten Tab 10 mg

Pagi / Siang / Sore / Malam


Sebelum makan/ Sedang / Sesudah makan

4. Miniaspi Tab80 mg

RS FARMASI SIMULASI PALEMBANG


INSTALASI FARMASI

22
Tgl : 25- 10- 2021
No.Resep :
Nama Pasien : Tn. Hisyam L/P
NRM :
Tgl Lahir : 15-02-1966
Nama obat : Miniaspi Tab 10 mg

Pagi / Siang / Sore / Malam


Sebelum makan/ Sedang / Sesudah makan

BAB IV
SKENARIO

Apoteker : Prily Dwiekinanti


TTK 1 : Khoiriah Syifa Adilah
TTK 2 : Niti Rahayu
TTK 3 : Prily Dwiekinanti

Pagi hari di salah satu rumah sakit yang ada di Palembang, terlihat TTK dan tenaga
kesehatan lainnya sedang sibuk dengan aktivitas kerjanya masing-masing. TTK 1 pergi ke
bangsal untuk mengambil kartu instruksi medis dari perawat, perawat memberikan kartu
instruksi medis dan lampiran resep atas nama Tn. Hisyam 55 tahun di Instalasi Farmasi.

TTK 1 : Pagi sus, saya Syifa dari farmasi mau mengambil kartu instruksi medis atas
nama Tn.Hisyam 55 tahun di bangsal Komering Cindo. Apakah benar ini bangsalnya?
Perawat : pagi mbak, iya benar ini bangsal Komering Cindo, lalu ini Kartu instruksi
medis untuk pasien Tn.Hisyam tolong disiapkan obatnya ya mbak
TTK 1 : Iya mbak, saya konfirmasi dulu ke apoteker, dan memastikan ketersediaan
obatnya ya mbak
Perawat : Baik mbak, terimakasih

23
TTK 1 menuju ke Apotek untuk mengkonfirmasi ke apoteker dan memastikan ketersediaan
obat.
TTK 1 : Bu Mona ini ada kartu intruksi medis atas nama Tn. Hisyam 55 Tahun di
bangsal Komering Cindo, mohon dicheck terlebih dahulu bu
Apoteker : Ya Syifa (sambil melihat KIM).

Setelah melakukan konfirmasi kepada apoteker, apoteker kemudian memberikan kartu


instruksi medis beserta lampiran resep kepada TTK 2 untuk melihat ketersediaan obatnya.
Apoteker : Niti tolong dicheck terlebih dahulu ketersediaan obat di Kartu intruksi medis
ini ya.
TTK 2 : Baik bu
Tidak lama kemudian,
TTK 2 : Maaf bu, untuk semua obat yang diresepkan sesuai Kartu Intruksi Medis ini
ada semua
Apoteker : Baik Niti, tolong siapkan semua ya, terimakasih
TTK 2 : Baik bu

Selanjutnya apoteker memberitahu kepada TTK 1 mengenai ketersediaan obat yang ada.
Apoteker : Syifa, semua obatnya ada mohon ditunggu obatnya lagi disiapkan
TTK 1 : Iya bu, Terima kasih

TTK 2 melakukan penyiapan obat yang diperlukan. Setelah selesai, selanjutnya TTK
menemui Apoteker untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum menyerahkan
obatnya kepada pasien.
TTK 2 : Permisi bu Mona, ini obatnya sudah siap. Tolong dicheck terlebih dahulu
Apoteker : Baik Niti
Apoteker : Semua obatnya sudah saya check, sudah lengkap semuanya dan saya juga
sudah tanda tangan di formulirnya, langsung diserahkan saja ke TTK yang bertugas
menyerahkan ke bangsal
TTK 2 : Baik bu, Terima Kasih
Apoteker : Oke, sama-sama Niti

Lalu TTK 2 menyerahkan obat yang sudah diverifikasi oleh Apoteker ke TTK 3.

24
TTK 2 : Syifaa ini obatnya sudah selesai disiapkan dan sudah dicheck juga. Tolong
diserahkan kepada TTK yang bertugas untuk mengantarkan obat ini kebangsal ya
TTK 1 : iya terimakasih Niti
TTK 1 : Prily tolong antarkan obat ini atas nama Hisyam 55 tahun di bangsal
Komering Cindo yaa
TTK 3 : Baik Syifa

Lalu TTK 3 datang ke Bangsal Komering Cindo dan memberikan obat sesuai kartu intruksi
medis, dan menyerahkan obat serta memberikan penjelasan kepada perawat yang bertugas.
TTK 3 : Misi sus, saya Prily dari instalasi farmasi mau mengantarkan obat atas nama
Tn.Hisyam umur 55 tahun. Apakah benar beliau ada di bangsal Komering Cindo?
Perawat : Oh iya mbak benar, apa saja obatnya mbak?
TTK 4 : Lantus Injeksi, Metformin tablet, Noperten Tab, dan Miniaspi tablet sus
Perawat : Obatnya sudah benar mbak, mari saya temani ke dalam untuk menyerahkan
obatnya

TTK 3 dan Perawat masuk ke dalam ruangan Komering Cindo


Perawat : Selamat pagi, Bagaimana kabar pasien hari ini?
Keluarga : Selamat pagi mbak. Alhamdulillah sudah cukup membaik mba
Perawat : oh, begitu ya bu, saya datang bersama TTK mau mengantarkan obat untuk
Tn.Hisyam yaa
Keluarga : Iya mbak, dengan saya saja
TTK 3 : Baiklah saya jelaskan terlebih dahulu obatnya. Jadi ini ada 4 macam ya bu,
Yang pertama ada Lantus Injeksi, Metformin tablet, Noperten tablet, dan Miniaspi tablet.
Keluarga : Oh iyaa, baik mbak
TTK 3 : Sebelumnya apakah dokter sudah menjelaskan cara penggunaan obatnya?
Keluarga : Sudah mbak
TTK 3 : Oh gitu ya bu, disini saya akan menjelaskan kembali aturan pakai pada obat-obat ini
ya bu. Yang pertama ada obat Injeksi Lantus untuk obat diabetesnya, cara menggunakannya
yaitu Lepaskan penutup insulin pen, kemudian pasang jarum pada ujung insulin pen, lalu
tekan tombol suntik yang terdapat di ujung insulin pen. Selanjutnya ibu bisa Atur posisi
pemutar sesuai dosis yaitu 8 IU, tekan pemutar perlahan agar cairan insulin masuk ke tubuh.
Sebaiknya selalu mengganti jarumnya ya bu setiap kali mau dipakai. Kemudian bisa
disuntikkan ke bagian perut atau paha bisa juga pada lengan atas ya bu, suntikkan satu kali

25
sehari saja sebelum makan pada malam hari ya. Kedua ada Metformin tablet untuk
diabetesnya diminum 3 kali sehari pada pagi, siang dan sorehari satu tablet setelah makan.
Lalu adaNoperten untuk obat hipertensinya diminum satu kali sehari sesudah makan pagi.
Kemudianada Miniaspi tablet diminum satu kali sehari pada pagi hari setelah makan.

Keluarga : Baik mbak


TTK 3 : Oh iya Bu, jika dirasa pemakaian obat injeksinya tadi sulit, boleh meminta
bantuan perawat ya bu. Kemudian nanti tolong dipastikan pasien disuntikkan obat lantus
injeksinya sebelum makan malam dulu ya bu.
Keluarga : oh baiklah mba, terima kasih
TTK 3 : Baiklah, kalau begitu saya pamit dulu ya bu. Nanti kalau ada yang ingin
ditanyakan boleh langsung menghubungi perawat yang bertugas di bangsal ya bu
Keluarga : Baik mbak terima kasih
TTK 3 : ya Ibu, sama-sama. Semoga Pasien lekas sembuh

TTK 3 dan perawat pun pergi dari ruang pasien dan menuju ke ruang perawat, lalu TTK 3
meminta bukti tanda tangan penyerahan obat kepada perawat yang bertugas.

TTK 3 : Oh iya sus, saya ingin minta tanda tangan sebagai bukti bahwa obatnya sudah
kami serahkan kepada pasien. (sambil menunjukkan tempat tanda tangan)
Perawat : Boleh mbak
TTK 3 : Terima Kasih sus
Perawat : Sama-sama mbak

26
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Informasi Spesialite Obat Volume 52.Jakarta: Isfi Penerbitan.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia .2000 . Informatorium Obat Nasional Indonesia.
Jakarta : CV. Sagung Seto
Sirait, midian. 2015. Informasi spesialite obat indonesia. Jakarta : PT. ISFI penerbitan
Jakarta.Vol.50

27

Anda mungkin juga menyukai