Disusun oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena tumbuhnya lembaga filantropi Islam di Indonesia cukup menarik
untuk di kaji lebih mendalam dalam aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Hal
ini dikarenakan, masih tersimpannya potensi sosial-ekonomi di Indonesia yang terus
akan menjadi primadona dalam mengekplorasi program-program filantropis.
Kajian filantropi bukanlah suatu hal yang baru, karena filantropi merupakan
ajaran yang sangat fundamental hampir di semua doktrin keagamaan. Sekalipun
dalam praktiknya, menurut Mark R. Cohen , ada filantropi yang tidak bersumber pada
ajaran agama, tetapi hanya semata-mata atas dasar kemanusiaan. sekalipun memiliki
istilah yang berbeda-beda, namun esensinya tetap memiliki makna yang senada, yaitu:
kedermawanan, cinta-kasih dan kesetiakawanan terhadap sesama manusia.
Banyak upaya yang dilakukan masyarakat untuk merumuskan strategi
pengentasan masalah-masalah yang ada salah satunya dengan menggunakan strategi
program filantropi islam , hal itu bertujuan agar program yang kita buat tepat pada
sasarannya.
Dengan adanya strategi program yang dilakukan oleh filantropi islam dapat
memberikan suatu gambaran mengenai langkah apa yang tepat untuk merencanakan
suatu program kegiatan yang tepat sesui dengan kebutuhan merka. Oleh sebab itulah
dalam makalah ini akan lebih dalam dijelaskan mengenai pengertian strategi program
dalam filantropi islam, bagaimana strategi merancang program dalam filantropi islam
dan yang terakhir terkait ruang lingkum strategi program dalam islam.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi program dalam filantropi islam?
2. Bagaimana ruang lingkup strategi program dalam filantropi islam?
3. Bagaimana strategi merancang program dalam filantropi islam?
1
Widyawati, Filantropi Islam dan Kebijakan Negara Pasca-Orde Baru: Studi tentang UndangUndang Zakat dan
Undang-Undang Wakaf, (Jakarta: Arsad Press. 2011), hlm. 1-3
BAB II
PEMBAHASAN
2
Hery, Manajemen Strategi, Jakarta, PT.Grasindo, 2018
untuk mengembangkan kebaikan bersama. Menurut Arif Maftuhin menyatakan bahwa
filantropi bersikap universal, meskipun dengan nama yang berbeda-beda. Menurut
Warren (2006) menyatakan bahwa filantropi berkembang di tengah masyarakat yang
dapat dipahami dalam dua konteks filantropi agama dan filantropi sosial. Filantropi
adalah salah satu model sosial yang hampir dimiliki oleh semua kalangan masyarakat
dimanapun ia berapa dan kapanpun waktunya. Filantropi sebuah tradisi yang menyatu
di dalam kultur yang ada sejak lama khususnya di masyarakat pedesaan yang dimana
bertujuan untuk meringankan beban orang miskin selama krisi ekonomi yang
melanda indonesia3.
Hubungan strategi dengan filantropi yang dimana sebuah strategi yang
digunakan untuk mencapai sebuah tujuan keberhasilan suatu usaha namun tergantung
kedalam kepemimpinannya yang merumuskan strategi yang digunakan, yang dimana
sebuah filantropi sebuah hal yang mempunyai tujuan untuk memperdayakan
masyarakat, sehingga dengan adanya strategi ini dapat melancarkan semua apa yang
akan dilakukan oleh semuanya yang mempunyai sebuah pemimpin.
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi dalam filantropi islam dilakukan terhadap
implementasi strategi yang telah dilakukan dalam program-program kerja di
bidang pengumpulan dan bidang pendistribusian dan pendayagunaan, bidang
pendidikan dan dakwah, bidang keseshatan dan sosial administrasi, bidang
perencanaan.5
a. Strategi karitas
Strategi karitas yaitu strategi pengentasan kemiskinan melalui
pemberian-pemberian bantuan berupa bahan makanan, material, maupun
uang cash. Strategi karitas ini pada level praktiknya menyentuh level
kehidupan dengan bentuk pelayanan hidup. Sehingga strategi karitas
sesuai dengan tujuan dari para filantropis yaitu untuk meringankan beban
hidup.6
b. Strategi pemberdayaan
Strategi pemberdayaan yaitu dalam strategi pemberdayaan
diarahakan pada pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. Seperti dalam
pemberdayaan usaha kerajinan yang sehingga menciptakan ketrampilan
oleh masyarakat dan disamping itu dapat mengalami proseses dalam
pelatihan sehingga kemampuan dapat terciptakan sedikit demi sedikit.
Dimana pada hal tersebut masyarakat dapat berdaya guna dan dapat
melawan kemiskinan.
5
Siti Mardiah, “Manajemen Strategi Baznas dalam Pengelolaan Dana Filantropi Islam”, dalam jurnal
Manajemen Strategi Baznas, Vol. 4, No. 1, Hlm. 67-77.
6
Prihatna, Filantropi dan Keadilan Sosial di Indonesia, (Jakarta : PBB UIN Jakarta dan Ford
Foundation, 2005), Hlm. 5.
1. Perumusan Strategi
Perumusan strategi ini merupakan suatu pengembangan perencanaan dalam
jangka panjang guna manajemen yang efektif tentunya dengan melalui analisis
lingkungan. Dalam analisis ini terdapat visi, misi, dan tujuan dari
organisasi/perusahaan, megembangkan strategi dan pengarahan kebijakan.
Kemudian analisis lingkungan ini merupakan suatu proses untuk memonitoring
pada lingkungan organisasi yang bertujuan untuk melakukan identifikasi peluang
dan tantangan yang mempengaruhi kemampuan suatu organisasi untuk mencapai
tujuannnya. Dalam hal perumusan di contohkan sebagia berikut :
Baznas sumsel telah melakukan analisis lingkungan baik secara internal dan
eksternal, maka dirumuskanlah bahwasanya visi lembaga ini adalah “Menjadi pusat
pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah untuk pemberdayaan dan
kesejahteraan umat di Indonesia”. Sementara misi yang akan dijalankan untuk
mencapai visi yang disepakati adalah sebagai berikut :
a) Membina kesadaran umat untuk menjadi muzakki, yang gemar berinfaq dan
bershadaqah
b) Mengoptimalkan pengumpulan Zakat Infaq dan Sodaqoh serta pendistribuan
yang tepat guna
c) Melakukan pemberdayaan kepada kaum dhu`afa melalui pemberian
keterampilan dan dukungan modal
d) Melaksanakan kajian untuk pengembangan dan peningkatan kualitas
pengelolaan zakat
e) Menuju budaya sadar zakat di Sumatera Selatan .
Tujuan dari lembaga ini adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan dalam pengelolaan zakat, dan meningkatkan manfaat zakat untuk
mewujudkan kesejehteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
2. Implementasi Strategi
7
Siti Mardiah, “Manajemen Strategi Baznas dalam Pengelolaan Dana Filantropi Islam”, dalam jurnal
Manajemen Strategi Baznas, Vol. 4, No. 1, Hlm. 67-79
4) Ibnu Sabil dialokasikan sebesar 12,5% dan penyaluran
dikonsentrasikan kepada Bidang Kesehatan dan Sosial
Kemanusiaan.
5) Riqab dialokasikan sebesar 5% dan penyaluran dikonsentrasikan
kepada Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan.
6) Gharim dialokasikan sebesar 5% dan penyaluran dikonsentrasikan
kepada Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan.
7) Amil dialokasikan sebesar 12,5% dan pemanfaatan dan
dikonsentrasikan kepada Belanja Pegawai serta Operasional
Kantor.
Bentuk-bentuk penyaluran dapat dikategorikan ke dalam lima program yaitu
Sumsel Sehat, Sumsel Cerdas, Sumsel Makmur, Sumsel Taqwa dan Sumsel Peduli.
Program Sumsel Sehat dialokasikan kepada fakir, miskin, muallaf dan gharim
sebanyak 10%. Program Sumsel Cerdas diperuntukkan kepada fakir, miskin, muallaf
sebanyak 15%. Program Sumsel Makmur diperuntukkan kepada fakir, miskin,
muallaf, fisabilillah, Riqab, Gharim sebnyak 25%. Program Sumsel Taqwa
diperuntukkan fakir, miskin, muallaf, fisabillah sebanyak 20%. Program Sumsel
Peduli diperuntukkan kepada Ibnu Sabil, Riqab dan Gharim sebanyak 30%.
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi Strategi merupakan tahap akhir dimana dalam proses evaluasi ini
meliputi penilaian mengenai program –program yang telah dilaksanakan apakah
sesuai dengan tujuan yang diaharapak atau sebaliknya. Dalam artian evaluasi
startegi dilakukan terhadap implementasi strategi yang telah dilakukan dalam
membuat program-program kerja di bidang pengumpulan dan bidang
pendistribusian dan pendayagunaan, apakah semua program tersebut telah
memenuhi indikator yang digunakan untuk mencapai tujuan atau sebaliknya.
Tujuan diadakan evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian
tujuan program dengan langkah mengetahui mengenai keterlaksanaan kegiatan
program yang dilakuakan.8
8
Ashiong P.Munthe, “PENTIGNYA EVALUASI PROGRAM DI INSTITUSI PENDIDIKAN : Sebuah Pengantar,
Pengertian, Tujuan dan manfaat”, Jurnal Scholaria, Vol. 5, No. 2, Mei 2015: 1-4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi dalam filantropi islam itu sendiri memiliki tiga proses yaitu
Perumusan Strategi, implementasi strategi, dan evaluasi startegi yang telah
dilaksanakan. Adapun macam-macam strategi filantropi islam dalam pengentasana
kemiskinan diantaranya adalah Strategi karitas yaitu strategi pengentasan kemiskinan
melalui pemberian-pemberian bantuan berupa bahan makanan, material, maupun uang
cash. Kemudian juga ada strategi pemberdayaan yaitu dalam strategi pemberdayaan
diarahakan pada pemberdayaan ekonomi keluarga miskin.
B. Saran