Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRATEGI DALAM PROGRAM FILANTROPI ISLAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Filsntropi Islam

Dosen Pengampu : Samsul Ridwan, S. Ag, SH, MH

Disusun oleh :

Binti Malikatul Budur (1801046001)

Karunia Putri Rahmadianti (1801046007)

Nur Aini Sarifah (1801046016)

Anggit Purwonegoro (1801046017)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN WALISONGO SEMARANG


2021

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena tumbuhnya lembaga filantropi Islam di Indonesia cukup menarik
untuk di kaji lebih mendalam dalam aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Hal
ini dikarenakan, masih tersimpannya potensi sosial-ekonomi di Indonesia yang terus
akan menjadi primadona dalam mengekplorasi program-program filantropis.
Kajian filantropi bukanlah suatu hal yang baru, karena filantropi merupakan
ajaran yang sangat fundamental hampir di semua doktrin keagamaan. Sekalipun
dalam praktiknya, menurut Mark R. Cohen , ada filantropi yang tidak bersumber pada
ajaran agama, tetapi hanya semata-mata atas dasar kemanusiaan. sekalipun memiliki
istilah yang berbeda-beda, namun esensinya tetap memiliki makna yang senada, yaitu:
kedermawanan, cinta-kasih dan kesetiakawanan terhadap sesama manusia.
Banyak upaya yang dilakukan masyarakat untuk merumuskan strategi
pengentasan masalah-masalah yang ada salah satunya dengan menggunakan strategi
program filantropi islam , hal itu bertujuan agar program yang kita buat tepat pada
sasarannya.
Dengan adanya strategi program yang dilakukan oleh filantropi islam dapat
memberikan suatu gambaran mengenai langkah apa yang tepat untuk merencanakan
suatu program kegiatan yang tepat sesui dengan kebutuhan merka. Oleh sebab itulah
dalam makalah ini akan lebih dalam dijelaskan mengenai pengertian strategi program
dalam filantropi islam, bagaimana strategi merancang program dalam filantropi islam
dan yang terakhir terkait ruang lingkum strategi program dalam islam.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi program dalam filantropi islam?
2. Bagaimana ruang lingkup strategi program dalam filantropi islam?
3. Bagaimana strategi merancang program dalam filantropi islam?

1
Widyawati, Filantropi Islam dan Kebijakan Negara Pasca-Orde Baru: Studi tentang UndangUndang Zakat dan
Undang-Undang Wakaf, (Jakarta: Arsad Press. 2011), hlm. 1-3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Strategi dalam Filantropi


Startegi berasal dari kata Yunani strategos yang berarti jendral, oleh karne itu
secara harfiah berarti seni dan jenderal. Secara khusus strategi adalah penempatan
sebuah misi serta penetapan sasaran organisasi dengan mengikat kekuatan eksternal
maupun internal, dalam perumusan strategi tentu mencapai sasaran dan memastikan
sebuah implementasi yang tepat, sehingga sebuah tujuan yangakan dilaksanakan dapat
tercapai. Sebuah strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan gagasan, perencanaan sebuah aktivitas dalam kurung waktu tertentu.
Menurut Afred Chandler, strategi adalah sebuah penetapan sasaran dan
tindakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Menurut Kenneth Andrew strategi adalah sebuah pola yang dimana akan
mengarah kesebuah sasaran yang sudah di rencanakan, rencana yang sudah
mempunyai tujuan yang dinyatakan dengan cara yang baik.
. Menurut Rangkuti (2013) strategi adalah perencanaan induk yang
komprehensif yang menjekaskan bagaimana sebuah tujuan yang telah ditetapkan
berdasarkan misi yang telah ditetapkan. Strategi merupakan faktor yang digunakan
bertujuan untuk mencapai tujuan, keberhasilan suatu usaha namun tergantung
kedalam kepemimpinannya yang merumuskan strategi yang digunakan 2
Filantropi secara etimologi berasal dari bahasa yunani dari kata Philein yang
artinya cinta dan anthropos berarti manusia. Filantropi secara terminoligi tindakan
seseorang manusia yang berlandasan perasaan cinta kepada sesama manusia serta
nilai kemanusian dengan maksud menolongnya, baik dalam bentuk material maupun
immaterial. Robert L. Payton mendifinisikan filantropi sebagai aktifitas sukarela
untuk kemaslahatan public (Payton & Moody, 2008). Menurut Prihatna (2005),
sebuah filantropi berasal dari bahasa yunani philos (cinta) dan anthropos (manusia).
Secara harfiah filantropi adalah konseptualisasi dari praktik memberi, pelayanan
servis untuk membantu pihak lain yang membutuhkan. Menurut W. K Kellog
Foundation, filantropi adalah memberikan waktu dan pengetahuan bagaimana cara

2
Hery, Manajemen Strategi, Jakarta, PT.Grasindo, 2018
untuk mengembangkan kebaikan bersama. Menurut Arif Maftuhin menyatakan bahwa
filantropi bersikap universal, meskipun dengan nama yang berbeda-beda. Menurut
Warren (2006) menyatakan bahwa filantropi berkembang di tengah masyarakat yang
dapat dipahami dalam dua konteks filantropi agama dan filantropi sosial. Filantropi
adalah salah satu model sosial yang hampir dimiliki oleh semua kalangan masyarakat
dimanapun ia berapa dan kapanpun waktunya. Filantropi sebuah tradisi yang menyatu
di dalam kultur yang ada sejak lama khususnya di masyarakat pedesaan yang dimana
bertujuan untuk meringankan beban orang miskin selama krisi ekonomi yang
melanda indonesia3.
Hubungan strategi dengan filantropi yang dimana sebuah strategi yang
digunakan untuk mencapai sebuah tujuan keberhasilan suatu usaha namun tergantung
kedalam kepemimpinannya yang merumuskan strategi yang digunakan, yang dimana
sebuah filantropi sebuah hal yang mempunyai tujuan untuk memperdayakan
masyarakat, sehingga dengan adanya strategi ini dapat melancarkan semua apa yang
akan dilakukan oleh semuanya yang mempunyai sebuah pemimpin.

2. Ruang Lingkup Strategi dalam Filantropi Islam


Istilah filantropi yang sering dikaitkan dengan islam menunjukkan adanya
praktik filantropi dalam tradisi islam melalui zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Istilah
ini dapat membantu membawa wacana kedermawanan islam ke dalam sebuah
diskursus yang dapat menjangkau isu-isu keadilan sosial, kesejahteraan umat,
kebijakan publik, dan tata kelola yang baik dan manajemen yang profesional serta
strategi dalam filantropi islam dapat meningkatkan pemberdayaan pembangunan
secara signifikan. 4 Guna meningkatkan peran filantropi islam bagi promosi keadilan
sosial adalah penting meningkatkan kesadaran publik untuk menyerahkan wakaf ke
lembaga-lembaga filantropi islam yang kredibel. Sebab, lembaga-lembaga filantropi
modern telah terbukti berhasil mendayagunakan dana-dana filantropi yang berhasil
dihimpun untuk tujuan pelayanan sosial yang berkelanjutan dan pemberdayaan
komunitas tidak mampu.
Salah satu strategi filantropi islam untuk peningkatan kesadara dalam
menyebarkan keseluruh umat manusia adalah dengan mengkampanyekan konsep
3
Hilman Latief Melayani Umat Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modermis, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 201
4
Abdurrahman Kasdi, “Filantropi Islam Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat”, dalam jurnal
Iqtishadia, Vol. 9, No. 02, Hlm. 229.
filantropi islam untuk keadilan sosial ke masyarakat lewat media seperti buku maupun
video. Melalui media tersebut potret filantropi islam dengan potensinya yang besar
dapat disampaikan kepada publik luas dengan cara yang lebih menarik sehingga
pesan-pesan yang hendak disampaikan akan dapat diterima dengan baik dan
menciptakan pengaruh yang luas. Para penggagas filantropu islam modern menilai
strategi dalam filantropi islam melakukan pemberdayaan masyarakat miskin, bahkan
juga dianggap mengurangi pengemis dan gelandangan yang sudah berkurang. Strategi
dalam filantropi islam memiliki tiga proses yaitu :
1. Perumusan Strategi
Formulasi strategi merupakan pengembangan perencanaan jangka
panjang untuk manajemen yang efektif melalui analisis lingkungan. Termasuk
juga didalamnya terdapat misi, visi, dan tujuan dari suatu organisasi,
mengembangkan strategi, dan pengarahan kebijakan. Analisis lingkungan
dalam filantropi islam merupakan sebuah monitoring terhadap lingkungan
organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang (opportunities)
dan tantangan (threads) yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk
mencapi tujuannya.
Analisis lingkungan digunakan pada perencanaan-perencanaan strategi
untuk memantau lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman. Salah
satu perumusan strategi dalam filantropi islam, zakat merupakan peranan yang
cukup krusial. Ada empat peran yang dilakukan zakat dalam pembangunan
yaitu : moderasi kesenjangan sosial, membangkitkan ekonomi rakyat,
mendorong munculnya model terobosan dalam pengentasan kemiskinan, dan
mengembangkan sumber pendanaan pengembangan kesejahteraan umat.
2. Implementasi Strategi

Impelementasi strategi dalam filantropi islam adalah sebuah proses


dimana strategi dan kebijakan diarahkan kedalam tindakan melalui
pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Salah satu contoh dalam
implementasi strategi dalam filantropi islam yaitu dalam strategi Baznas
dalam membuat program-program kerja di bidang pengumpulan dan bidang
pendistribusian dan pendayagunaan, bidang pendidikan dan dakwah, bidang
keseshatan dan sosial administrasi, bidang perencanaan dan lain-lain.

3. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi dalam filantropi islam dilakukan terhadap
implementasi strategi yang telah dilakukan dalam program-program kerja di
bidang pengumpulan dan bidang pendistribusian dan pendayagunaan, bidang
pendidikan dan dakwah, bidang keseshatan dan sosial administrasi, bidang
perencanaan.5

Adapun macam-macam strategi filantropi islam dalam pengentasana


kemiskinan diantaranya yaitu :

a. Strategi karitas
Strategi karitas yaitu strategi pengentasan kemiskinan melalui
pemberian-pemberian bantuan berupa bahan makanan, material, maupun
uang cash. Strategi karitas ini pada level praktiknya menyentuh level
kehidupan dengan bentuk pelayanan hidup. Sehingga strategi karitas
sesuai dengan tujuan dari para filantropis yaitu untuk meringankan beban
hidup.6
b. Strategi pemberdayaan
Strategi pemberdayaan yaitu dalam strategi pemberdayaan
diarahakan pada pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. Seperti dalam
pemberdayaan usaha kerajinan yang sehingga menciptakan ketrampilan
oleh masyarakat dan disamping itu dapat mengalami proseses dalam
pelatihan sehingga kemampuan dapat terciptakan sedikit demi sedikit.
Dimana pada hal tersebut masyarakat dapat berdaya guna dan dapat
melawan kemiskinan.

3. Strategi Merancang Program Filantropi Islam

Program filantropi yang efektif merupakan suatu program dimana startegi


dalam program tersebut bisa menuju ke arah tujuan yang telah di sepakati. Dalam
merancang program filantropi islam harus meliputi 3 aspek/proses yaitu perumusan
formulasi Strategi, Implementasi Strategi, dan evaluasi Strategi.

5
Siti Mardiah, “Manajemen Strategi Baznas dalam Pengelolaan Dana Filantropi Islam”, dalam jurnal
Manajemen Strategi Baznas, Vol. 4, No. 1, Hlm. 67-77.
6
Prihatna, Filantropi dan Keadilan Sosial di Indonesia, (Jakarta : PBB UIN Jakarta dan Ford
Foundation, 2005), Hlm. 5.
1. Perumusan Strategi
Perumusan strategi ini merupakan suatu pengembangan perencanaan dalam
jangka panjang guna manajemen yang efektif tentunya dengan melalui analisis
lingkungan. Dalam analisis ini terdapat visi, misi, dan tujuan dari
organisasi/perusahaan, megembangkan strategi dan pengarahan kebijakan.
Kemudian analisis lingkungan ini merupakan suatu proses untuk memonitoring
pada lingkungan organisasi yang bertujuan untuk melakukan identifikasi peluang
dan tantangan yang mempengaruhi kemampuan suatu organisasi untuk mencapai
tujuannnya. Dalam hal perumusan di contohkan sebagia berikut :

Baznas sumsel telah melakukan analisis lingkungan baik secara internal dan
eksternal, maka dirumuskanlah bahwasanya visi lembaga ini adalah “Menjadi pusat
pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah untuk pemberdayaan dan
kesejahteraan umat di Indonesia”. Sementara misi yang akan dijalankan untuk
mencapai visi yang disepakati adalah sebagai berikut :
a) Membina kesadaran umat untuk menjadi muzakki, yang gemar berinfaq dan
bershadaqah
b) Mengoptimalkan pengumpulan Zakat Infaq dan Sodaqoh serta pendistribuan
yang tepat guna
c) Melakukan pemberdayaan kepada kaum dhu`afa melalui pemberian
keterampilan dan dukungan modal
d) Melaksanakan kajian untuk pengembangan dan peningkatan kualitas
pengelolaan zakat
e) Menuju budaya sadar zakat di Sumatera Selatan .
Tujuan dari lembaga ini adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan dalam pengelolaan zakat, dan meningkatkan manfaat zakat untuk
mewujudkan kesejehteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

2. Implementasi Strategi

Implementasi strategi merupakaan sebuah proses dimana strategi dan


kebijakan diarahkan kedalam suatu tindakan melalui pengembangan/inovasi
program, anggaran, dan prosedur.
Implementasi strategi Baznas dilakukan dengan membuat programprogram
kerja di bidang pengumpulan dan bidang pendistribusian dan pendayagunaan,
bidang pendidikan dan dakwah, bidang kesehatan dan sosial kemanusiaan, bidang
perencanaan, keuangan dan pelaporan, bidang Administrasi, Sumber Daya
Manusia dan Umum. Adapun program-program kerja itu adalah sebagai berikut :

a. Program Kerja Bidang Pengumpulan Pengumpulan zakat dilakukan terhadap


fitrah dan harta yang terkena zakat sebagaimana dalam Undang-undang nomor 23
tahun 2011. Adapun harta yang terkena zakat ada 9 macam yaitu emas perak dan
logam mulia lainnya, uang dan surat berharga lainnya,perniagaan, pertanian
perkebunan dan kehutan, petenakan dan perikanan, pertambangan, perindustrian,
pendapatan dan jasa, dan terakhir harta Rikaz.
Sistem pengumpulan dilakukan langsung ke pengurus Baznas atau setiap
bulan dikumpulkan melalui UPZ-UPZ yang ada. Selain zakat, infaq dan sodaqoh
yang dikumpulkan, baznas juga menerima dana sosial keagamaan lainnya.
Sasaran yang ingin dicapai pada bidang pengumpulan zakat adalah meningkatnya
kesadaran dan kepercayaan masyarakat untuk menunaikan zakat, infak dan
shadaqah melalui Baznas. Indikator-indikator yang ingin dicapai pada bidang
pengumpulan adalah sebagai berikut :
1) Ada peningkatan jumlah UPZ,
2) Ada peningkatan hasil pengumpulan zakat,
3) Ada peningkatan jumlah muzakki, munfiq, dan mutashoddiq.
4) Ada peningkatan nilai nominal zakat, infak dan shadaqah yang
terkumpul.

Untuk memperlancar tugas Baznas dalam mencapai tujuan sebagai


lembaga filantrofi maka dalam pelaksanaannya terdapat berbagai macam
program, seperti menyusun strategi pengumpulan zakat melalui sebagai berikut:
1. Pelayanan jemput zakat oleh petugas (kolektor) yang ditunjuk
khusus oleh Baznas.
2. Membentuk Tim Fundraising (Penghimpunan dana ZIS).
3. Membentuk UPZ-UPZ baru dan memantau serta membina UPZ
yang telah ada.
4. Meregistrasikan data Muzakki dan menerbitkan Nomor Pokok
Wajib Zakat (NPWZ).
5. Memperluas jaringan kerjasama dengan pihak terkait untuk
meningkatkan pengumpulan dana ZIS.7
b. Program Kerja Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Pendistribusian zakat
dilakukan kepada 8 asnaf zakat sesuai dengan ketentuan syariah berdasarkan
skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan
kewilayahan. Selain zakat yang ada langsung didistribusikan, zakat juga dapat
didayagunakan untuk usaha-usaha produktif.Sasaran yang ingin dicapai pada
bidang pendistribusian dan pendayagunaan adalah pendistribusian dana zakat
infaq dan sadaqoh secara tepat sasaran, cepat pendistribusiaannya, memenuhi rasa
keadilan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai ketentuan syari’ah.
Dalam aspek pendistribusian dan pendayagunaan, penyaluran zakat
perlu untuk melakukan sinergi di antara organisasi pengelola zakat (OPZ) baik
bersifat teknis di tingkat pelaksanaan program maupun pada tataran pertukaran
data dan informasi mengenai mustahik yang berhak menerima zakat. Tujuan
dari sinergitasini adalah agar tidak ada lagi mustahik yang mendapatkan
bantuan zakat berganda, sementara di wilayah lain masih banyak mustahik
yang belum terbantu oleh manfaat zakat. Baznas juga melakukan dan
mengendalikan pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Skala prioritas
dilakukan pada penyaluran zakat, infaq dan sodaqoh sesuai dengan asnab
zakat adalah sebagai berikut
1) Fakir Miskin dialokasikan sebesar 40% dan penyaluran
dikonsentrasikan kepada Program Bidang Ekonomi, Pendidikan
dan Dakwah, serta Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan.
2) Muallaf dialokasikan sebesar 11,5% dan penyaluran
dikonsentrasikan kepada Program Bidang Ekonomi, Pendidikan
dan Dakwah serta Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan.
3) Fisabilillah dialokasikan sebesar 13,5% dan penyaluran
dikonsentrasikan kepada Program Bidang Pendidikan dan Dakwah,
Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan serta Penambahan
operasional kantor.

7
Siti Mardiah, “Manajemen Strategi Baznas dalam Pengelolaan Dana Filantropi Islam”, dalam jurnal
Manajemen Strategi Baznas, Vol. 4, No. 1, Hlm. 67-79
4) Ibnu Sabil dialokasikan sebesar 12,5% dan penyaluran
dikonsentrasikan kepada Bidang Kesehatan dan Sosial
Kemanusiaan.
5) Riqab dialokasikan sebesar 5% dan penyaluran dikonsentrasikan
kepada Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan.
6) Gharim dialokasikan sebesar 5% dan penyaluran dikonsentrasikan
kepada Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan.
7) Amil dialokasikan sebesar 12,5% dan pemanfaatan dan
dikonsentrasikan kepada Belanja Pegawai serta Operasional
Kantor.
Bentuk-bentuk penyaluran dapat dikategorikan ke dalam lima program yaitu
Sumsel Sehat, Sumsel Cerdas, Sumsel Makmur, Sumsel Taqwa dan Sumsel Peduli.
Program Sumsel Sehat dialokasikan kepada fakir, miskin, muallaf dan gharim
sebanyak 10%. Program Sumsel Cerdas diperuntukkan kepada fakir, miskin, muallaf
sebanyak 15%. Program Sumsel Makmur diperuntukkan kepada fakir, miskin,
muallaf, fisabilillah, Riqab, Gharim sebnyak 25%. Program Sumsel Taqwa
diperuntukkan fakir, miskin, muallaf, fisabillah sebanyak 20%. Program Sumsel
Peduli diperuntukkan kepada Ibnu Sabil, Riqab dan Gharim sebanyak 30%.

3. Evaluasi Strategi
Evaluasi Strategi merupakan tahap akhir dimana dalam proses evaluasi ini
meliputi penilaian mengenai program –program yang telah dilaksanakan apakah
sesuai dengan tujuan yang diaharapak atau sebaliknya. Dalam artian evaluasi
startegi dilakukan terhadap implementasi strategi yang telah dilakukan dalam
membuat program-program kerja di bidang pengumpulan dan bidang
pendistribusian dan pendayagunaan, apakah semua program tersebut telah
memenuhi indikator yang digunakan untuk mencapai tujuan atau sebaliknya.
Tujuan diadakan evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian
tujuan program dengan langkah mengetahui mengenai keterlaksanaan kegiatan
program yang dilakuakan.8

8
Ashiong P.Munthe, “PENTIGNYA EVALUASI PROGRAM DI INSTITUSI PENDIDIKAN : Sebuah Pengantar,
Pengertian, Tujuan dan manfaat”, Jurnal Scholaria, Vol. 5, No. 2, Mei 2015: 1-4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Strategi dalam filantropi adalah sebuah strategi yang digunakan untuk


mencapai sebuah tujuan keberhasilan suatu usaha namun tergantung kedalam
kepemimpinannya yang merumuskan strategi yang digunakan, yang dimana sebuah
filantropi sebuah hal yang mempunyai tujuan untuk memperdayakan masyarakat,
sehingga dengan adanya strategi ini dapat melancarkan semua apa yang akan
dilakukan oleh semuanya yang mempunyai sebuah pemimpin.

Strategi dalam filantropi islam itu sendiri memiliki tiga proses yaitu
Perumusan Strategi, implementasi strategi, dan evaluasi startegi yang telah
dilaksanakan. Adapun macam-macam strategi filantropi islam dalam pengentasana
kemiskinan diantaranya adalah Strategi karitas yaitu strategi pengentasan kemiskinan
melalui pemberian-pemberian bantuan berupa bahan makanan, material, maupun uang
cash. Kemudian juga ada strategi pemberdayaan yaitu dalam strategi pemberdayaan
diarahakan pada pemberdayaan ekonomi keluarga miskin.

Dalam hal strategi merancang sebuah program filantropi islam maka di


perlukan tiga proses yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan juga evaluasi
stsrategi. Perumusan startegi program filantropi ini digunakan sebuah alat yaitu
analisis lingkungan guna mengidentifikasi tantangan (problem sosial) dan juga
potensi yang ada dalam suatu wilayah yang nantinya digunakan untuk membuat
sebuah program filantropi islam dengan efektif.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat disampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi


kita kita semua. Apabila ada kesalahan dalam penulisan atau referensi maka penulis
meminta maaf sebersar-besarnya, dalam hal ini penulis juga meminta kritik/saran
yang dapat menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Ashiong P.Munthe, “PENTIGNYA EVALUASI PROGRAM DI INSTITUSI


PENDIDIKAN : Sebuah Pengantar, Pengertian, Tujuan dan manfaat”, Jurnal
Scholaria, Vol. 5, No. 2, Mei 2015

Abdurrahman Kasdi, “Filantropi Islam Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat”,


dalam jurnal Iqtishadia, Vol. 9, No. 02.

Hery, Manajemen Strategi, Jakarta, PT.Grasindo, 2018.

Hilman Latief Melayani Umat Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan


Kaum Modermis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011.

Hilman Latief Melayani Umat Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan


Kaum Modermis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011.

Prihatna, Filantropi dan Keadilan Sosial di Indonesia, (Jakarta : PBB UIN


Jakarta dan Ford Foundation, 2005).

Siti Mardiah, “Manajemen Strategi Baznas dalam Pengelolaan Dana Filantropi


Islam”, dalam jurnal Manajemen Strategi Baznas, Vol. 4, No. 1. Juni 2018

Widyawati, Filantropi Islam dan Kebijakan Negara Pasca-Orde Baru: Studi


tentang UndangUndang Zakat dan Undang-Undang Wakaf, (Jakarta: Arsad Press.
2011).

Anda mungkin juga menyukai