Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL EKONOMI


ACARA II
PROFIL PENDUDUK

Dosen Pengampu :
Drs. Priyono, M.Si.
Dr. Choirul Amin S.Si, M.M
Nirma Lila Anggraini S.Si., M.Sc.

Asisten :
Aninditya Ardin Fadilah
Candra Puspita Sari
Hasna Afif Labiba
Nur Widi Handayani
Ocsya Dwi Arum Firmansyah
Yoga Budi Prasetyo
Zalza Maylinda Fatikasari

Disusun oleh :
Ajeng Regina Larasati
E100210216/F
Kelompok 3, Selasa 11-12

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
ACARA II
PROFIL PENDUDUK

I. TUJUAN
1. Praktikan mampu memahami dan menghitung rasio ketergantungan
atau dependency ratio.
2. Praktikan mampu memahami dan menghitung sex ratio.
3. Praktikan mampu memahami profil penduduk.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Pc/Laptop
2. Microsoft Excel
3. ArcMap
4. Data BPS

III. LANDASAN TEORI


Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia selama 1 tahun atau lebih atau mereka yang
berdomisili kurang dari 1 tahun tetapi bertujuan untuk menetap. Secara
umum, penduduk merupakan semua orang yang mendiami wilayah dan
perwilayahan tertentu pada waktu tertentu dengan keterkaitan hubungan
antara jumlah, usia, status perkawinan, agama, jenis kelamin, kelahiran,
kematian, kualitas, mobilitas, dan juga ketahanan yang berkaitan dengan
ekonomi, sosial, budaya, dan perpolitik yang memiliki hak dan kewajiban.
Struktur penduduk meliputi jumlah persebaran dan komposisi
penduduk. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah karena disebabkan
oleh proses demografi yakni kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas)
dan juga adanya migrasi penduduk. Komposisi penduduk adalah susunan
atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Komposisi
berdasarkan umur digunakan untuk mengelompokkan penduduk suatu
negara atau daerah berdasarkan rentang usia tertentu. Pengelompokan ini
biasanya ditunjukkan untuk menentukan jumlah penduduk dalam usia
produktif dan usia produktif. Komposisi ini mempengaruhi struktur
penduduk di suatu wilayah. Secara umum, struktur penduduk dibedakan
menjadi :
a. Struktur penduduk usia muda (0-14)
Penduduk usia muda besar disebabkan tingkat kelahiran yang tinggi
dibanding tingkat kematian.
b. Struktur penduduk usia dewasa (15-64)
Struktur ini dipengaruhi tingkat kelahiran dan kematian yang sama-
sama rendah.
c. Struktur penduduk usia tua (65+)
Struktur ini dipengaruhi tingkat kelahiran yang rendah, tetapi tingkat
kematian tinggi.
Dengan komposisi tersebut rasio beban ketergantungan dapat
ditentukan. Rasio beban ketergantungan atau dependency ratio
menunjukkan jumlah penduduk yang tidak produktif dan produktif.
Kelompok muda dan tua merupakan penduduk tidak produktif. Sedangkan
kelompok dewasa produktif. Kelompok yang produktif menanggung
beban mereka yang tidak produktif. Semakin tinggi rasio
ketergantungannya, maka semakin tinggi beban yang ditanggung.
Penentuan rasio beban ketergantungan dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin digunakan untuk


menentukan rasio jenis kelamin dan perbandingan jumlah penduduk laki-
laki dengan penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin suatu wilayah
dipengaruhi oleh rasio jenis kelamin bayi lahir, tingkat kematian
berdasarkan jenis kelamin, dan tingkat migrasi berdasarkan jenis kelamin.
Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan
perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang
berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan
secara adil. Perhitungan rasio jenis kelamin dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut :
IV. LANGKAH KERJA
1. Mencari data penduduk kabupaten menurut kecamatan dan luas
wilayah per kecamatn pada laman BPS.go.id sesuai dengan tahun yang
diinginkan.

2. Menyalin data jumlah penduduk menurut kecamatan beserta luas


wilayah kedalam Ms. Word kemudian menghitung kepadatan
penduduk dengan rumus (jumlah penduduk/luas wilayah).
3. Mencari data jumlah penduduk menurut kelompok umur 5 tahun
terakhir pada laman BPS.go.id.

4. Menyalin data kedalam Ms. Word dalam bentuk tabel kemudian


menghitung rasio ketergantungan 5 tahun terakhir dengan rumus (usia
non produktif/usia produktif x 100). Atau juga dapat menghitung
menggunakan Ms. Excel.

5. Mencari data penduduk menurut jenis kelamin kemudian menyalin ke


dalam Ms. Word dalam bentuk tabel. Kemudian menghitung sex ratio
per kelompok umur dengan rumus (jumlah penduduk laki-laki/jumlah
penduduk perempuan x 100). Atau juga dapat menghitung
menggunakan Ms. Excel.

6. Membuat peta kepadatan penduduk menggunakan aplikasi ArcMap


dengan cara memasukin shp kabubapetn dan kecamatan. Kemudian
ubah koordinat sesuai dengan kabupaten masing-masing.

7. Melakukan clip kecamatan pada kabupaten masing-masing.


8. Membuat tabel dengan cara pilih menu Open Attribute Table
kemudian pilih Add Fiel. Beri nama sesuai dengan tabel yang ingin
dibuat seperti jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan
penduduk. Kemudian pilih tipe Double.

9. Memasukan data jumlah penduduk per kecamatan pada tabel jumlah


penduduk.
10. Menghitung luas wilayah per kecamatan menggunakan menu
Calculator Geometry. Kemudian mengatur satuannya menjadi Square
Kilometers (sq km).

11. Menghitung kepadatan wilayah menggunakan menu Field Calculator,


kemudian masukan rumus jumlah penduduk/luas wilayah.
12. Melakukan symbology dengan mengubah field value menjadi
kepadatan penduduk dan classes menjadi 5.

13. Melakukan labeling dengan meng-cheklist label feature in this layers.


Kemudian pada label field pilih kecamtan.
14. Membuat layout pada peta dengan cara klik menu File  Page and
Print Setup  ubah Size menjadi A4  Orientation menjadi
Landscape  Width: Centimeters dan Height: Centimeters  OK.

15. Memberikan garis tepi pada peta dengan cara pilih menu Draw 
gunakan Rectangle  buat kotak  klik kanan  Properties  Fill
Color diubah menjadi No Color, Outline color menjadi black dan
Outline Width menjadi 1,5  OK. Lakukan langkah yang sama saat
membuat informasi tepi peta.
16. Memberikan informasi judul dengan cara klik menu Text  letakan
didalam kotak  berikan judul sesuai kecamatan yang digunakan 
pilih rata tengah  OK.Ubah ukuran font menjadi 11 dan Bold.
Memberi logo kabupaten kemudian beri garis pembatas.
17. Memberikan arah mata angin dengan cara klik Insert  pilih North
Arrow  pilih ESRI North 3  OK. Kemudian edit huruf N menjadi
huruf U.
18. Membuat skala angka dengan cara klik menu Insert  Scale Text 
pilih Absolute Scale  OK. Ubah ukuran font menjadi 11 dan Bold
dan beri bacaan Skala menggunakan menu Text. Kemudian ubah
ukuran skala menjadi angka genap. Pastikan semua objek pada muka
peta terlihat.

19. Menampilak skala batang dengan cara klik menu Insert  Scale Bar
 pilih Alternating Scale Bar 2  klik Properties  Number of
division dirubah menjadi 2, Number of subdivision: 2, When resizing
menjadi Adjust width, Division Units: Kilometers, untuk Label
disingkat menjadi Km, dan untuk Division value isikan sesuai dengan
hasil perhitungan skala pada masing-masing peta (Skala : 2/100.000)
 OK. Kemudian beri garis pembatas.

20. Memberikan Sistem Koordinat dengan cara klik menu Insert 


Dynamic Text  Coordinate System  klik kanan  Convert to
Graphics  klik kanan  Properties  hapus False hingga Latitude,
ubah kata Bahasa Inggris menjadi Bahasa Indonesia  OK.
Kemudian rapikan susunan kata.

21. Membuat legenda peta dengan cara klik Insert  Legend  pilih
Kecamatan_Clip  klik tanda panah ke kiri  klik next  merubah
tittle menjadi KETERANGAN, size font: 12  klik Next hingga
Finish. Kemudian isikan keterangan berupa kepadatan penduduk
(km2).

22. Memberikan Insert dengan cara klik menu Insert  Data Frame 
arahkan dan atur ukurannya  klik kanan  Add data  masukan
Shp Kabupaten. Copy kecamatan pada layers kemudian paste ke dalam
New Data Frame. Mengubah warna symbol kabupaten dan berikan
keterangan.
23. Memberikan informasi sumber peta dengan cara klik menu Text 
beri nama sumber  beri garis pembatas.
24. Memberi logo dan nama dengan cara  klik Insert  pilih Picture 
cari logo yang dimiliki  Open  atur ukuran logo dan beri nama
keterangan  pilih rata tengah  OK.

25. Memberi garis grid pada peta dengan cara klik muka peta  klik
kanan  pilih Properties  pilih Grid  New Grid  pilih
Measured Grid  Next  Finish. Kemudian atur sesuai dengan yang
diinginkan. Lakukan Langkah yang sama pada data frame peta.
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Buleleng (Singaraja), 2020.
Kecamatan Jumlah Luas Wilayah Kepadatan
Penduduk (km2) Penduduk
(Jiwa)
Gerokgak 85.73 402,084245 21,32140243
Seririt 73.60 77,269058 95,25158182
Busungbiu 41.21 124,897962 32,9949339
Banjar 73.45 137,630152 53,36766612
Sukasada 78.88 160,677996 49,09197399
Buleleng 139.57 46,13866 302,5011996
Sawan 61.14 88,110631 69,39003762
Kubutambahan 56.15 119,311582 47,06165073
Tejakula 54.27 102,708827 52,83869126
Total 664.00 1.258,829113 723,81913747
Sumber : BPS Kabupaten Buleleng.

Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Gerokgak =
Luas Wilayah

85.73
=
402,084245

= 21,32140243  21 jiwa/km2

Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Seririt =
Luas Wilayah

73.60
=
77,269058

= 95,25158182  95 jiwa/km2
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Busungbiu =
Luas Wilayah

41.21
=
124,897962

= 32,9949339  33 jiwa/km2

Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Banjar =
Luas Wilayah

73.45
=
137,630152

= 53,36766612  33 jiwa/km2

Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Sukasada =
Luas Wilayah

78.88
=
160,677996

= 49,09197399  49 jiwa/km2

Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Buleleng =
Luas Wilayah

139.57
=
46,13866

= 302,5011996  303 jiwa/km2

Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Sawan =
Luas Wilayah

61.14
=
88,110631

= 69,39003762  69 jiwa/km2

Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Kubutambahan =
Luas Wilayah
56.15
=
119,311582

= 47,06165073  47 jiwa/km2

Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Tejakula =
Luas Wilayah

54.27
=
102,708827

= 52,83869126  53 jiwa/km2
2. Hasil Perhitungan Dependensi Ratio
Rasio Ketergantungan Kabupaten Buleleng Tahun 2016-2020.
Tahun Jumlah Penduduk Rasio
Produktif Non Produktif Ketergantungan
2016 431.1 219 50.80027836
2017 435.3 218.3 50.14932231
2018 439.4 217.8 49.56759217
2019 443.1 217.5 49.0859851
2020 447 217 48.5458613
Total 2195.9 1089.6 248.1490392
Sumber : BPS Proyeksi Penduduk.

RK(2016) = P ( 0−14 ) + P ¿ ¿
169.2+ 49.8
= x 100
431.1
219
= x 100
431.1
= 50.80027836  dibulatkan menjadi 51
Artinya, setiap 100 penduduk produktif harus menanggung 51
penduduk non produktif.
RK(2017) = P ( 0−14 ) + P ¿ ¿
167.6+50.7
= x 100
435.3
218.3
= x 100
435.3
= 50.14932231  50
RK(2018) = P ( 0−14 ) + P ¿ ¿
165.7+52.1
= x 100
439.4
217.8
= x 100
439.4
= 49.56759217  50

RK(2019) = P ( 0−14 ) + P ¿ ¿
163.8+53.7
= x 100
443.1
217.5
= x 100
443.1
= 49.0859851  49

RK(2020) = P ( 0−14 ) + P ¿ ¿
162.1+54.9
= x 100
447
217
= x 100
447
= 48.5458613  49
3. Hasil Perhitungan Sex Ratio
Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Buleleng Tahun 2021.
Kelompok Umur Jenis Kelamin Rasio Jenis
Laki-laki Perempuan Kelamin
0-4 28.644 26.825 106.7809879
5-9 30.878 29.256 105.5441619
10-14 30.347 28.336 107.0969791
15-19 26.255 23.229 113.0268199
20-24 21.357 21.430 99.65935604
25-29 23.081 23.293 99.08985532
30-34 23.847 23.780 100.2817494
35-39 24.351 24.155 100.8114262
40-44 22.247 23.405 95.05233924
45-49 19.824 20.952 94.61626575
50-54 17.209 18.543 92.80591059
55-59 13.399 13.358 100.3069322
60-64 9.545 11.351 84.08950753
65-69 8.334 9.328 89.34391081
70-74 5.803 6.943 83.58058476
75+ 6.273 8.547 73.39417339
Jumlah/Total 311.394 312.731 1545.48096
Sumber : Hasil Sensus Penduduk.
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(0-4) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
28.644
= x 100
26.825
= 106.7809879  dibulatkan menjadi 107
Artinya, setiap 1000 penduduk perempuan terdapat 107 penduduk laki-
laki.
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(5-9) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
30.878
= x 100
29.256
= 105.5441619  106
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(10-14) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
30.347
= x 100
28.336
= 107.0969791  107
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(15-19) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
26.255
= x 100
23.229
= 113.0268199  113
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(20-24) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
21.357
= x 100
21.430
= 99.65935604  100
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(25-29) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
23.081
= x 100
23.293
= 99.08985532  99
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(25-29) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
23.081
= x 100
23.293
= 99.08985532  99
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(30-34) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
23.847
= x 100
23.780
= 100.2817494  100
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(35-39) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
24.351
= x 100
24.155
= 100.8114262  101
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(40-44) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
22.247
= x 100
23.405
= 95.05233924  95
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(45-49) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
19.824
= x 100
20.952
= 94.61626575  95
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(50-54) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
17.209
= x 100
18.543
= 92.80591059  93
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(55-59) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
13.399
= x 100
13.358
= 100.3069322  100
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(60-64) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
9.545
= x 100
11.351
= 84.08950753  84
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(65-69) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
8.334
= x 100
9.328
= 89.34391081  89
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(70-74) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
5.803
= x 100
6.943
= 83.58058476  84
Jumlah Penduduk laki−laki
Sex Ratio(75+) = x 100
Jumlah penduduk perempuan
6.273
= x 100
8.547
= 73.39417339  73
4. Peta Kepadatan Penduduk
VI. PEMBAHASAN
Terdapat empat hasil praktikum yang meliputi tabel kepadatan
penduduk, dependesi ratio, sex ratio dan peta kepadatan penduduk. Dalam
melakukan perhitungnya, data yang dibutuhkan yaitu jumlah penduduk
menurut kelompok umur dan jenis kelamin, jumlah penduduk per
kecamatan, dan data jumlah penduduk total kabupaten. Pada Kabupaten
Buleleng kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Buleleng
dengan jumlah 303 jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk terendah
terdapat pada Kecamatan Gerokgak dengan jumlah 21 jiwa/km2. Hal ini
dikarenakan kepadatan penduduk diukur berdasarkan perbandingan luas
wilayah dengan jumlah penduduknya. Pada Kecamatan Buleleng jumlah
penduduknya tergolong banyak tetapi luas wilayahnya kecil, sehingga
kepadatan penduduknya tinggi. Berbeda dengan Kecamatan Gerokgak
yang memiliki jumlah penduduk sedikit tetapi luas wilayahnya yang besar,
sehingga kepadatan penduduknya tergolong rendah.
Hasil perhitungan dependensi ratio atau rasio ketergantungan pada
Kabupaten Buleleng menunjukan bahwa rasio ketergantungan penduduk
tertinggi terjadi pada tahun 2016 dengan jumlah 59 jiwa penduduk non
produktif yang menjadi beban atau tanggungan setiap 100 penduduk
produktif. Sedangkan hasil perhitungan rasio ketergantungan terendah
terjadi pada tahun 2020 dengan jumlah 49 jiwa. Perhitungan dependensi
ratio dilakukan pada data jumlah penduduk 5 tahun terakhir yaitu tahun
2016-2020. Dalam jangka waktu 5 tahun rasio ketergantungan penduduk
Kabupaten Buleleng cenderung menurun dari tahun per tahun. Dalam hal
ini, dapat ketahui bahwa tingkat kelahiran pada Kabupaten buleleng
tergolong rendah dan tingkat kematian tergolong tinggi. Semakin tinggi
hasil dependensi rasio maka semakin banyak beban yang harus ditanggung
penduduk produktif.
Hasil perhitungan sex ratio penduduk kabupaten Buleleng pada
tahun 2021 menunjukan data tertinggi atau jumlah penduduk laki-laki
terbanyak termasuk kedalam kelompok umur 15-19 tahun dengan jumlah
113 jiwa. Yang berarti setiap 1000 penduduk perempuan terdapat 113
penduduk laki-laki. Sedangkan penduduk laki-laki paling sedikit terdapat
pada kelompok umur 75+ dengan jumlah 73 jiwa. Yang berarti setiap 100
penduduk perempuan terdapat 73 penduduk laki-laki.
Pada peta kepadatan penduduk Kabupaten Buleleng terdapat
kecamatan yang memiliki warna yang berbeda-beda dari yang cerah
hingga yang gelap, hal ini menunjukan tingkat kepadatan penduduk pada
suatu wilayah. Warna gelap menunjukan kepadatan penduduk tinggi,
sedangkan warna cerah menunjukan kepadatan penduduk yang rendah.
Pada peta kepadatan penduduk Kabupaten Buleleng, kecamatan yang
memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu terdapat pada Kecamatan
Buleleng yang mana ditandai dengan warna yang paling gelap dengan
tingkat kepadatan 95,25 – 302,50 km2. Kemudian terdapat Kecamatan
seririt sebagai kecamatan terpadat selanjutnya dengan rentang 69,39 –
95,25 km2. Adapaun Kecamatan Gerokgak dan Kecamatan Busungbiu
yang merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah dengan
rentang 0,01 – 32,99 km2.

VII. KESIMPULAN
1. Raiso ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk usia produktif dengan jumlah penduduk usia non produktif.
Hasil perhitungan rasio ketergantungan menunjukan penduduk
produktif harus menanggung penduduk non produktif.
2. Sex ratio adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan
jumlah penduduk perempuan. Hasil perhitungan sex rasio menunjukan
setiap 1000 penduduk perempuan pada suatu wilayah terdapat
beberapa jumlah penduduk laki-laki.
3. Profil penduduk Kabupaten Buleleng menunjukan kepadatan
penduduk tertinggi terdapat pada kecamatan Buleleng, kemudian rasio
ketergantungan tertinggi terjadi pada tahun 2016, dan sex rasio atau
jumlah laki-laki terbanyak terrdapat pada kelompok umur 15-19 tahun.
4. Kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Buleleng terdapat pada
Kecamatan Buleleng dengan jumlah 302,5 jiwa/km 2 dan yang terendah
terdapat pada Kecamatan Gerokgak dengan jumlah 21,3 jiwa/km2.
5. Rasio ketergantungan tertinggi di Kabupaten Buleleng mencapai angka
51 jiwa, sedangkan rasio jenis kelamin tertinggi terdapat pada
kelompok umur 15-19 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2018). Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 Hasil


SUPAS 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Iskandar, N. (1980). Teori-Teori Kependudukan. Jakarta: Lembaga Demografi,
FE,
Universitas Indonesia.
Mantra, Bagoes Ida. (2003). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai